proses berpikir kreatif model wallas dalam ......relasi dan fungsi ditinjau dari perspektif gender...

158
PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM MEMECAHKAN MASALAH RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI PERSPEKTIF GENDER SISWA KELAS VIII SMPN 26 MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: Rudi NIM 105361114416 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 12-Aug-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM

MEMECAHKAN MASALAH RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI

PERSPEKTIF GENDER SISWA KELAS VIII SMPN 26 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Oleh:

Rudi

NIM 105361114416

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ii

Page 3: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

iii

Page 4: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

iv

Page 5: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

v

Page 6: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya setelah kesukaran itu ada kemudahan,

Karena itu, setelah selesai mengerjakan sesuatu, maka berdoalah. Yakinlah

Bahwa Sesudah Kesulitan Selalu Ada Kemudahan”

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku,

Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

Untuk menyelesaikan karya ilmiah ini dengan maksimal.

Page 7: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

vii

ABSTRAK

Rudi. 2020. Proses Berpikir Kreatif Model Wallas dalam Memecahkan Masalah

Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26

Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Muhammad

Darwis M dan Pembimbing II Ma‟rup

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses berpikir kreatif siswa dalam

memecahkan masalah relasi dan fungsi ditinjau dari perspektif gender. Jenis

Penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif, penelitian dilakukan pada

kondisi objek yang alami. Subjek Penelitian ada 6 yaitu siswa laki-laki

berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah, dan siswa perempuan berkemampuan

tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen penelitian menggunakan tes, wawancara

dan dokumentasi. Adapun Prosedur Penelitian yang digunakan yaitu Tahap Pra

Lapangan, Tahap Kegiatan Lapangan, Tahap Analisis Data.

Hasil Penelitian proses berpikir kreatif model wallas ditinjau dari

perspektif gender antata lain, Tahap Persiapan Subjek laki-laki dominan dapat

memahami informasi awal dengan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan,

Subjek LBT dan LBS dapat memahami informasi awal dengan baik, namun

subjek LBR tidak dapat memahaminya. Sedangkan subjek perempuan dominan

tidak dapat memahami informasi awal, hanya subjek PBT yang dapat menuliskan

apa yang diketahui dan ditanyakan. Tahap Inkubasi Subjek laki-laki berhenti atau

diam sejenak untuk memunculkan sebuah ide sambil mengaitkan materi yang

pernah didapatkan. Sedangkan subjek perempuan, subjek PBT berhenti sejenak

sambil membaca berkali-kali soal yang diberikan, subjek PBS langsung

mendapatkan ide, subjek PBR berhenti sejenak untuk memunculkan sebuah ide.

Tahap Iluminasi Subjek LBR mendapatkan beberapa ide dengan jawaban

yang benar, subjek LBS dan LBR hanya satu ide yang didapatkan dengan jawaban

yang benar. Sedangkan subjek perempuan, subjek PBT mendapatkan beberapa ide

dan dapat menyelesaikan jawaban dengan benar, subjek PBS dan PBR hanya

mendapatkan satu ide dengan jawaban yang salah. Tahap Verifikasi Subjek laki-

laki dominan memeriksa kembali jawaban yang telah dikerjakan hanya subjek

LBR yang tidak memeriksa kembali jawabannya. Sedangkan subjek perempuan

dominan tidak memeriksa kembali jawaban, hanya subjek PBT yang memeriksa

kembali jawaban yang telah dikerjakan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Tingkat

kreatif dari perempuan berkemampuan tinggi ini berada pada tingkatan ke 4 yaitu

sangat kreatif. Subjek PBS berada pada tingkat berpikir kreatifnya di tingkat 0

(tidak kreatif). Subjek PBR pada tingkatan kreatif berada pada tingkat 0 (Tidak

Kreatif). Subjek LBT tingkat berpikir kreatifnya berada pada tingkat 4 (sangat

kreatif). Subjek LBS tingkat berpikir kreatifnya berada pada tingkat 2 (cukup

kreatif). Subjek LBR tingkat berpikir kreatifnya berada pada tingkat 2 (cukup

kreatif).

Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Model Wallas, Kemampuan Matematika, Gender,

Relasi dan Fungsi

Page 8: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah

subhanahu wa ta‟ala, yang senantiasa memberi berbagai karunia dan nikmat

yang tiada terhitung kepada seluruh makhluk-Nya. Demikian pula salam dan

shalawat kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad shallallahu „alaihi wa

sallam, beserta keluarga dan sahabat beliau dan kepada kaum muslimin yang

senantiasa memperjuangkan risalah-Nya. Berkat rahmat dan hidayah-Nya serta

nikmat kekuatan, kesehatan dan kesempatan sehingga penulisan skripsi ini dapat

selesai sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

Dengan berbekal keikhlasan dan niat serta dengan tanggung jawab, Allah

SWT telah meridhai peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini..

Keberhasilan ini tentu saja tidak dapat terwujud tanpa bimbingan, dukungan dan

bantuan berbagai pihak, oleh karena itu, dengan rasa hormat yang paling dalam

peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Dr. Erwin Akib, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Mukhlis, S.Pd., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar.

4. Dr. Muhammad Darwis M., M.Pd. Dosen Pembimbing I dalam Penelitian ini.

5. Ma‟rup, S.Pd., M.Pd. Dosen Pembimbing II dalam Penelitian ini.

6. Orang tua dan keluarga tercinta atas segala doa dan dukungan serta

pengorbanannya.

7. Teman-teman mahasiswa atas kerja sama yang dilakukan selama ini, sehingga

penelitian ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.

8. Semua pihak yang telah ikut serta memberikan bantuannya yang tidak sempat

disebutkan namanya.

Page 9: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ix

Semoga bantuan, bimbingan, saran, dan kritikan yang bersifat membangun

yang telah diberikan oleh berbagai pihak dapat menjadi amal kebaikan dan Skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, maupun dunia pendidikan pada

umumnya.

Wassalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, Januari 2021

R u d i

NIM. 105361114416

Page 10: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR...………………………………………………….. ... viii

DAFTAR ISI ………………………………………………...…………… ... ix

DAFTAR TABEL........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7

A. Kajian Teori ......................................................................................... 7

B. Penelitian Relevan ................................................................................ 19

C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 23

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 23

B. Fokus Penelitian ................................................................................... 23

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................................... 23

D. Prosedur Penelitian............................................................................... 24

E. Instrumen Penelitian............................................................................. 25

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 25

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 26

H. Keabsahan Data .................................................................................... 28

Page 11: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 29

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 29

B. Pembahasan ......................................................................................... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 78

A. Kesimpulan ......................................................................................... 78

B. Saran ................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 81

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 77

LAMPIRAN

Lampiran.1 Instrumen Penelitian .................................................................... 83

Lampiran 2 Hasil Tes Proses Berpikir Model Wallas ..................................... 97

Lampiran 3. Hasil Wawancara ...................................................................... 108

Lampiran 4. Surat Pembimbingan ................................................................. 120

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian .................................................................. 131

Lampiran 6. Surat Keterangan Penelitian...................................................... 120

Lampiran 7. Hasil Turnitin ............................................................................ 137

Lampiran 8. Dokumentasi ............................................................................. 159

Lampiran 9. Tahap Wawancara..................................................................... 160

Page 12: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Proses Berpikir ............................................................. 7

Tabel 2.2 Tingkatan Berpikir Kreatif ........................................................... 8

Tabel 2.3 Pedoman Tahap Berpikir Kreatif Model Wallas Siswa dalam

Mengerjakan Tes ....................................................................... 22

Tabel 2.4 Rentang Nilai ............................................................................. 24

Tabel 4.1 Hasil tes relasi subjek ................................................................. 29

Tabel 4.2 Klasifikasi Hasil Tes .................................................................. 30

Tabel 4.3 Pengelompokan Siswa Berdasarkan Gender dan Kemampuan

Memecahkan Masalah Relasi dan Fungsi. ................................ 31

Tabel 4.4 Indikator Tahap Berpikir Kreatif Model Wallas ........................ 32

Tabel 4.5 Proses Berpikir Kreatif Subjek LBT .......................................... 37

Tabel 4.6 Aspek Kreatifitas Subjek LBT ................................................... 37

Tabel 4. 7. Tingkatan Berpikir Kreatif ...................................................... 38

Tabel 4.8 Proses Berpikir Kreatif Subjek LBS .......................................... 43

Tabel 4.9 Aspek Kreatifitas Subjek LBS ................................................... 44

Tabel 4. 10. Tingkatan Berpikir Kreatif .................................................... 45

Tabel 4.11 Proses Berpikir Kreatif Subjek LBR ........................................ 48

Tabel 4.12 Aspek Kreatifitas Subjek LBR ................................................. 49

Tabel 4. 13. Tingkatan Berpikir Kreatif .................................................... 50

Tabel 4.14 Proses Berpikir Kreatif Subjek PBT ........................................ 55

Tabel 4.15 Aspek Kreatifitas Subjek PBT ................................................. 55

Tabel 4. 16. Tingkatan Berpikir Kreatif PBT .......................................... 56

Tabel 4.17 Aspek Kreatifitas Subjek PBS ................................................. 60

Tabel 4. 18. Tingkatan Berpikir Kreatif PBS ............................................. 61

Tabel 4.19 Aspek Kreatifitas Subjek PBR ................................................. 64

Tabel 4.20. Tingkatan Berpikir Kreatif PBR ............................................. 64

Tabel 4.21 Proses Berpikir Kreatif Model Wallas Bedasarkan Gender..... 74

Tabel 4.22 Tingkat Berpikir Kreatif Berdasarkan Gender ......................... 76

Page 13: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jawaban Siswa LBT ................................................................. 33

Gambar 2. Laki-laki Berkemampuan sedang(LBS) ................................... 39

Gambar 3. Jawaban Siswa Laki-laki Berkemampuan Rendah (LBR) ....... 45

Gambar 4. Siswa Perempuan Berkemampuan Tinggi (PBT) ..................... 51

Gambar 5. Jawaban Perempuan berkemampuan Sedang (PBS) ............... 57

Gambar 6. Jawaban Perempuan Berkemampuan Rendah (PBR) .............. 61

Page 14: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap

jenjang sekolah, baik tingkah Sekolah Dasar, Menengah maupun Perguruan Tinggi

yang diperlukan proses berpikir kreatif dalam penyelesaiannya. Permendiknas No

22 Thn 2006 kemampuan yang sangat diperlukan oleh siswa agar dapat

memperoleh dan memanfaatkan informasi untuk beradaptasi dengan lingkungan

dimana mereka bertahan hidup yang kompetitif yaitu berpikir logis, sistematis,

kreatif, dan kritis. Berpikir kreatif sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan agar

dapat mencapai kompetensi yang di targetkan, selain itu agar dapat tercipta

generasi-generasi muda yang kreatif (Isvina, 2015).

Berpikir kreatif sangat penting dalam pemecahan suatu masalah, hal ini

ditunjukkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hwan yaitu kemampuan

elaborasi merupakan salah satu komponen berpikir kreatif yang dapat merespon

siswa untuk mengkreasikan pengetahuannya pemecahan masalah, rendahnya

penalaran dan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah menjadi permasalahan

mendasar dalam dunia pendidikan, kualitas siswa dalam proses berpikir kreatif

masih dikatakan sangat rendah dalam pembelajaran matematika.

Kemampuan yang harus dimiliki dalam pembelajaran matematika yaitu

berpikir kritis dan juga berpikir kreatif, kemampuan tersebut harus dibekali oleh

siswa di setiap kelas ketika proses pembelajaran berlangsung. Kemampuan

1

Page 15: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

2

tersebut bukan hanya muncul secara alami, namun perlu diajarkan dan dirancang

mulai dari tingkat sekolah sampai di perguruan tinggi. Pembelajaran matematika

bukan hanya dijadikan sebagai bekal bagi siswa akan tetapi dijadikan sebagai nilai

edukasi yang dapat membentuk karakternya

Hudoyono (Hasanuddin, 2015) mengemukakan bahwa pemecahan masalah

dapat dijadikan sebagai proses penemuan dari sejumlah aturan yang dapat

diterapkan untuk mengatasi situasi yang diperhadapkan, selain itu pemecahan

masalah dapat dikatakan hal yang sangat esensial dalam pembelajaran matematika

karena dibutuhkan siswa yang terampil dalam menyeleksi informasi yang relevan.

Aktivitas pembelajaran bukan hanya fokus pada upaya mendapatkan pengetahuan

sebanyak-banyaknya, akan tetapi bagaimana pengetahuan itu didapatkan untuk

menghadapi situasi dalam memecahkan berbagai permasalahan terkhusus yang ada

kaitannya dengan mata pelajaran matematika. Operasi prosedural urutan tindakan

yang dilakukan secara bertahap dan sistematis termasuk dalam pemecahan

masalah.

Relasi dan fungsi menjadi bagian dari materi matematika siswa kelas VIII

yang diajarkan pada semester ganjil. Relasi dan fungsi sangat penting diajarkan

untuk siswa karena relasi dan fungsi menjadi materi prasyarat yang menjadi bekal

pemahaman konsep siswa untuk melangkah ke materi selanjutnya yaitu

persamaan garis lurus. Pentingnya materi tersebut untuk dipelajari siswa masih

belum sejalan dengan pemahaman dan hasil belajar siswa sehingga masih banyak

yang merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal relasi dan fungsi yang

melibatkan materi himpunan bersifat abstrak.

Page 16: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

3

Kesalahan siswa dalam pemahaman konsep dan penyelesaian materi relasi

dan fungsi mencapai persentase 45,91% berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Sari (2012). Selain itu, kesalahan dalam mendefinisikan konsep relasi dan

fungsi dalam menjawab soal menurut Sumarsih (Mutmainnah, 2019). Siswa laki-

laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam proses berpikir, perbedaan tersebut

terdapat pada pemecahan masalah matematika dengan soal yang bervariasi.

Perbedaan proses berpikir tersebut mengindikasikan bahwa laki-laki dan

perempuan memiliki perbedaan yang signifikan. Sedangkan, salah satu dari laki-

laki atau perempuan belum dapat disimpulkan secara jelas dalam belajar

matematika, dan juga memiliki perbedaan pada faktor gender menunjukkan hasil

yang beragam menurut Hasanah (2013).

Di sisi lain, Frastica (2013) mengatakan bahwa kemampuan matematika

antara siswa laki-laki dan perempuan itu memiliki persamaan. Lain halnya dengan

Amir (2013) memaparkan bahwa terdapat perbedaan antara siswa laki-laki dan

perempuan ditinjau dari perspektif gender terhadap kemampuan matematika.

Kemampuan komunikasi merupakan keunggulan yang dimiliki oleh siswa

perempuan, berbeda halnya dengan laki-laki keunggulannya terdapat pada

keterampilan spatial. Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik untuk melakukan

penelitian bagaimana proses berpikir kreatif siswa ditinjau dari perspektif gender

di SMPN 26 Makassar.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 09 Februari 2020

di SMPN 26 Makassar, menunjukkan bahwa hasil tes materi relasi dan fungsi yang

telah dilakukan oleh guru mata pelajaran belum sesuai dengan harapan yang

Page 17: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

4

diinginkan sehingga berdampak pada prestasi belajar siswa tersebut. Kesalahan

dalam pemahaman konsep yang dilakukan oleh siswa pada materi tersebut seperti

siswa belum mampu membedakan antara fungsi dan bukan fungsi yang dinyatakan

kedalam bentuk diagram panah dan berbagai bentuk lainnya, begitu pula dengan

materi relasi masih terdapat kesalahan dalam pemahaman konsep yang dilakukan

oleh siswa berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh guru mata pelajaran.

. Pembelajaran matematika saat ini sangat dibutuhkan kemampuan berpikir

kreatif, dengan berpikir kreatif siswa dapat menggunakan beberapa cara dalam

penyelesaian. Berdasarkan hal tersebut dalam mempelajari dan memahami materi

relasi dan fungsi diperlukan proses berpikir kreatif dalam menyelesaikan suatu

permasalahan. Berpikir kreatif dijadikan sebagai suatu proses yang digunakan

untuk memunculkan suatu gagasan yang berbeda dari gagasan yang lain, dengan

kata lain dapat memunculkan suatu ide baru. Proses berpikir kreatif yang

dikembangkan oleh Wallas masih dapat dikembangkan untuk mengetahui berpikir

kreatif siswa. Model wallas terdiri dari empat tahapan yaitu (1) persiapan, (2)

Inkubasi, (3) Iluminasi, (4) verifikasi.

Pada tahap persiapan hal yang dilakukan yaitu mempersiapkan diri untuk

melakukan pemecahan masalah yang dilakukan dengan mengumpulkan sumber-

sumber yang valid atau relevan. Pada tahap inkubasi, melakukan sesuatu yang

dapat menimbulkan ide itu muncul dengan kata lain kita merasa seakan-akan

melepaskan diri sementara dari masalah yang akan dihadapi. Tahap ini sangat

berguna yang dapat dijadikan sebagai awal proses timbulnya ide. Tahap iluminasi,

setelah berpikir kita sudah mendapatkan ide dari suatu permasalahan yang

Page 18: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

5

dihadapi diikuti dengan munculnya inspirasi/gagasan baru. Tahap verifikasi, hal

yang sangat penting dilakukan adalah memeriksa kembali jawaban yang telah kita

kerjakan atau menguji jawaban kembali dengan seksama, pemikiran kritis dang

kreatif sangat dibutuhkan (Sari, 2017).

Bersumber dari permasalahan tersebut peneliti sangat tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Proses Berpikir Kreatif Model Wallas

dalam Memecahkan Masalah Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif

Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar”. Dengan adanya penelitian ini

nantinya dapat dijadikan sebagai referensi bagi guru untuk mengevaluasi proses

pembelajaran yang telah dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah yang

diangkat oleh peneliti yaitu: bagaimana proses berpikir kreatif model wallas dalam

memecahkan masalah relasi dan fungsi ditinjau dari perspektif gender siswa kelas

VIII SMPN 26 Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu: mengetahui proses berpikir kreatif model wallas

dalam memecahkan masalah relasi dan fungsi ditinjau dari perspektif gender siswa

kelas VIII SMPN 26 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai referensi untuk perbaikan kedepannya,

dan digunakan melihat proses berpikir kreatif siswa berdasarkan gender.

Page 19: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

6

2. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai referensi dalam, proses pembelajaran

khususnya materi relasi dan fungsi, dan mengevaluasi kekurangan apa yang

kurang saat proses pembelajaran.

3. Bagi siswa, dapat dijadikan sebagai patokan kekurangan dan kelebihan yang

mereka lakukan pada saat mengerjakan soal sehingga dapat diperbaiki

kedepannya.

4. Bagi Peneliti berikutnya, dijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan

proses berpikir kreatif siswa baik pada mata pelajaran yang sama maupun

berbeda.

Page 20: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif yaitu suatu proses yang digunakan seseorang untuk

mencari atau memunculkan suatu ide baru, hal tersebut dapat dijadikan sebagai

gabungan dari ide sebelumnya yang tidak pernah dimunculkan. Definisi

tersebut lebih difokuskan pada proses individu yang berusaha memunculkan ide

baru itu yang masih terdapat pada pemikiran seseorang. Mempertimbangkan

masalah serupa yang sering dihadapi menjadi salah satu langkah dalam

merumuskan suatu penyelesaian yang kreatif. Pengertian tersebut ditandai

dengan adanya ide yang berbeda dari sebelumnya yang dihasilkan dari proses

berpikir kreatif. Dalam proses berpikir kreatif terdapat yang namanya

pemecahan masalah dan pengajuan masalah yang dapat meningkatkan kreatif

siswa melalui dimensi kreativitas yaitu kefasihan, kebaruan, dan fleksibilitas.

Tabel 2.1 Indikator Proses Berpikir

Pemecahan Masalah Indikator

bermacam-macam solusi dan jawaban

Siswa dalam melakukan menyelesaikan

masalah

Kefasihan

Terdapat cara lain dalam pemecahan

masalah bukan Cuma satu

fleksibilitas

Melakukan pengujian secara seksama atau

memeriksa kembali jawaban yang telah

dikerjakan dengan berbagai metode

penyelesaian

Kebaruan

7

Page 21: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

8

Indikator proses berpikir tersebut terdapat tiga yaitu, kefasihan dapat

didefinisikan sebgai beragamnya cara dalam memecahkan masalah yang

dikerjakan oleh siswa dengan jawaban benar. Dua jawaban atau lebih belum

tentu hasilnya memilki keberagaman, fleksibilitas dapat didefinisikan sebagai

kemampuan pemecahan masalah yang dilakukan dengan berbagai cara yang

berbeda, kebaruan diartikan sebagai kemampuan dalam menjawab permasalahan

dengan beberapa jawaban berbeda yang bernilai benar, selain itu juga bisa satu

jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh siswa yang lain (Nur‟aini, 2013).

Setiap siswa memiliki tingkat berpikir yang berbeda dan juga pola pikir

yang berbeda pula, daya imajinasi setiap individu, dan hasil karya yang

dibuatkan tidak akan memiliki kesamaan. Untuk mengetahui perbedaan tingkat

berpikir tersebut perlu adanya tingkatan proses berpikir kreatif yang dilakukan

oleh siswa seperti tabel berikut ini:

Tabel 2.2 Tingkatan Berpikir Kreatif

Tingkat Karakteristik

Tingkat 4 (Sangat Kreatif) Kriteria dalam pemecahan masalah,

Siswa mampu menunjukkan kefasihan,

fleksibilitas, dan kebaruan

Tingkat 3 (Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut

Siswa mampu menunjukkan kebaruan

atau fleksibilitas atau kefasihan dan

fleksibilitas

Tingkat 2 ( Cukup Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut

Siswa mampu menunjukkan salah satu

dari kebaruan atau fleksibilitas

Tingkat 1 (Kurang Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut

Siswa hanya mampu menunjukkan

Page 22: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

9

kefasihan

Tingkat 0 (Tidak Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut

Siswa tidak mampu menunjukkan

ketiga indikator kreatif.

Berpikir kreatif dapat dijadikan sebagai suatu proses yang digunakan

seorang individu untuk mendapatkan atau memunculkan suatu ide yang berbeda

dengan yang lain/ide baru, selain itu dapat dipandang sebagai suatu tindakan

yang dilakukan seseorang dalam memanfaatkan akalnya untuk menghasilkan

ide baru dari proses pemikiran yang telah dilalui yang berisi ide, konsep,

pengalaman, dan juga pengetahuan. Pada dasarnya berpikir kreatif mengacu

pada proses yang menghasilkan suatu produk kreatif dikatakan sebagai inovasi

yang diperoleh dari suatu kegiatan yang berdasarkan pada tujuan tertentu.

Bukan hanya itu proses berpikir kreatif ini memenuhi kebaruan sehingga

individu dapat dikatakan kreatif dengan menciptakan sesuatu yang sudah

diketahui sebelumnya menurut Weisberg (Siswono, 2016) .

. Beberapa alasan perlunya pembelajaran matematika menekankan pada

berpikir kreatif dalam pelajaran matematika, antara lain: (1) pendidik dapat

melihat peran siswa dalam menciptakan ide-ide yang kreatif, sehingga ide yang

didapatkan dapat ditransformasikan ke peserta didik yang lain untuk belajar, (2)

peserta didik dapat menemukan penyelesaian yang original saat memecahkan

masalah, sehingga memberikan kepuasan tersendiri dari dalam diri individu, (3)

matematika suatu pengetahuan yang kompleks dan luas sehingga tidak cukup

diajarkan dengan hafalan, (4) menemukan sesuatu yang asli/original

Page 23: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

10

memerlukan proses, pemikiran mendalam dan ketekunan, kritis, dan pantang

menyerah, seperti membuat pembuktian dari menemukan teorema-teorema

merupakan suatu kepuasan tersendiri yang didapatkan oleh individu, (5)

potensi peserta didik untuk berpikir kreatif dalam semua hal, termasuk

matematika yang merupakan ilmu tentang aktivitas manusia (Siswono, 2016).

Berdasarkan pemaparan teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk

membangun, menghasilkan ide atau gagasan yang baru. Indikator kemampuan

berpikir kreatif yaitu kefasihan, beragamnya cara dalam memecahkan masalah

yang dikerjakan oleh siswa dengan jawaban benar. Fleksibilitas, kemampuan

pemecahan masalah yang dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda. Dan

kebaruan kemampuan dalam menjawab permasalahan dengan beberapa

jawaban berbeda yang bernilai benar, selain itu juga bisa satu jawaban yang

tidak biasa dilakukan oleh siswa yang lain.

2. Model Wallas

Terdapat beberapa indikator dalam proses berpikir kreatif model wallas

yaitu pada tahap persiapan, disini siswa mempersiapkan dirinya untuk

memecahkan masalah yang diberikan, hal yang biasa dilakukan yaitu,

membuka buku, bertanya kepada guru atau temannya, mengingat materi

sebelumnya yang pernah diajarkan oleh guru. Tahap inkubasi, melakukan

berbagai aktivitas untuk mencari suatu inspirasi, misalkan diam, merenung,

menopang dagu dan sebagainya. Selain itu siswa membaca soal berkali-kali

untuk lebih memahami, mengaitkan materi sebelumnya dengan soal yang

Page 24: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

11

diberikan. Tahap iluminasi, ide yang sudah didapatkan siswa dapat

memaparkannya sebagai suatu penyelesaian. Tahap verifikasi, memeriksa

kembali jawaban yang telah dikerjakan atau menguji kembali secara seksama

untuk mendapatkan jawaban yang benar, mampu menganalisis soal (Paramitha,

2017).

Wallas menyatakan bahwa proses berpikir kreatif meliputi empat tahap

yaitu: (1) tahap persiapan, tahap ketika siswa dalam mengidentifikasi masalah

atau mencermati masalah, , mengumpulkan data yang relevan untuk

penyelesaian masalah, mengaitkan informasi tersebut dengan pengetahuan

terdahulu, dan memikirkan alternatif solusi masalah dengan bekal ilmu yang

dimiliki, (2) tahap inkubasi yaitu tahap ketika siswa berhenti sejenak untuk

memikirkan masalah tersebut secara tidak sadar dan tidak memikirkan masalah

yang dihadapi, namun seolah-olah meninggalkan masalah sendirian, bukan

berarti siswa tidak berpikir, kegiatan yang dilakukan adalah menunda dalam

mengerjakan soal dan memikirkan solusi yang tepat untuk soal tersebut. (3)

tahap iluminasi, siswa mampu memberikan dan mengembangkan jawaban

dengan menggunakan alternatif yang lain, siswa menemukan ide dan solusi

untuk soal yang diberikan. (4) tahap verifikasi, siswa melakukan pengujian

kembali untuk meyakinkan dirinya bahwa jawabannya sudah benar atau

memeriksa kembali solusi yang ada apakah sudah tepat untuk masalah tersebut

atau belum (Hanifah, 2019).

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa Model

wallas terdiri dari 4 tahap antara lain; tahap persiapan, berbagai macam cara

Page 25: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

12

yang dipersiapkan sebelum memecahkan suatu permasalahan. Tahap inkubasi,

melakukan berbagai macam aktivitas atau kegiatan yang dapat mendorong

munculnya suatu ide. Tahap iluminasi, menjalankan solusi/ide yang

sebelumnya didapatkan dari tahap inkubasi. Tahap verifikasi

memeriksa/menguji kembali jawaban yang telah dikerjakan apakah sudah benar

atau salah.

3. Kemampuan Matematika

Kemampuan matematika terdapat tiga macam yaitu kemampuan

matematika tinggi, sedang, dan rendah, kemampuan tersebut dikaitkan dengan

konsep-konsep matematika baik dalam materi matematika itu sendiri ataupun

konsep matematika dari bidang lainnya. Perbedaan kemampuan matematika

sangat berpengaruh terhadap proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan

pemecahan masalah yang dihadapkan. Selain itu, perbedaan tingkat

kemampuan siswa dalam penyelesaian masalah sejalan dengan kemampuan

matematika setiap siswa yang berpengaruh terhadap proses berpikir dalam

penyelesaian masalah. Dengan demikian terdapat perbedaan kemampuan

matematika yang dimiliki setiap siswa karena proses berpikir siswa pun

memiliki perbedaan (Handayani, 2018).

Kemampuan matematika tiap subjek memiliki karakteristik sebagai

berikut, subjek berkemampuan tinggi umumnya membaca soal berkali-kali

dengan perlahan dan jelas agar mereka mudah memahami untuk menentukan

pokok permasalahan dari soal tersebut, dapat mengemukakan apa yang

diketahui didalam soal, yang ditanyakan pun dipaparkan dengan jelas dengan

Page 26: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

13

alasan yang jelas. Setelah selesai pengerjaan subjek menguji

kembali/memeriksa jawaban yang telah dikerjakan, membaca kembali soal dan

jawabannya secara menyeluruh serta dilakukan secara teliti apakah di jawaban

tersebut terdapat kekurangan atau terlewatkan. Subjek berkemampuan sedang

membaca soal yang diberikan, namun subjek melewati beberapa kata/kalimat,

dapat memaparkan apa yang diketahui dan ditanyakan di dalam soal secara

jelas, subjek memikirkan ide/jawaban yang tepat untuk menyelesaikan

permasalahan kemudian memberikan alasan mengapa mengambil ide tersebut,

setelah selesai dalam mengerjakan soal subjek sedang kurang meneliti kembali

jawaban yang telah dikerjakan, subjek hanya meneliti bagian akhir saja. Subjek

berkemampuan rendah pada umumnya tidak teliti pada saat membaca soal dan

banyak kata/kalimat yang tertinggal, subjek kurang mengetahui apa yang

diketahui dan ditanyakan dari soal, setelah itu memikirkan ide penyelesaian

yang harus dilakukan yang paling tepat. Biasanya hasil jawaban dari subjek

kurang tepat karena subjek tidak memeriksa dan mengujinya kembali,

berpikiran apa adanya (Afriansyah, 2017).

Menciptakan/memunculkan permasalahan matematika hal yang sangat

penting dalam menyelesaikan masalah matematika, perlu adanya kemampuan

berimajinasi kreatif yang dapat dikembangkan ketika terdapat pertanyaan yang

baru, memandang pertanyaan, dan membentuk peluang baru dengan sudut

pandang yang baru pula, sehingga pengajuan masalah matematika merupakan

bagian dari kegiatan pembelajaran yang dianggap penting.

Page 27: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

14

Kemampuan matematika menjadi bahan/tujuan utama dalam

pembelajaran matematika, sebagaimana diketahui bahwa peserta didik yang

mampu memahami pengertian dalam matematika, keterampilan yang dimiliki

dalam memecahkan persoalan matematika ataupun persoalan dalam kehidupan

sehari-hari yang dialami oleh individu, kemampuan tersebut menjadi prasyarat

untuk mendapatkan kemampuan yang lain. Pemahaman tersebut sangat penting

dalam memahami konsep matematika. Visi belajar matematika yaitu

memahami konsep pemahaman yang diberikan (Herawati, 2016).

Berdasarkan pemaparan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa

Kemampuan matematis dikatakan sebagai kemampuan mengaitkan konsep-

konsep matematika baik antar topik dalam matematika itu sendiri maupun

mengaitkan konsep matematika dengan konsep dalam bidang lainnya. terdiri

dari 3 yaitu kemampuan matematika yang rendah, kemampuan matematika

sedang, dan kemampuan matematika tinggi.

4. Gender

Gender berasal dari bahasa inggris yaitu Genus yang dapat diartikan

sebagai jenis atau tipe. Konsep gender memiliki perbedaan dengan jenis

kelamin, kata gender dapat dikatakan equivalen dengan seks. Dalam buku

William-de Vries dengan judul: gender bukan tabu yang didalamnya terdapat

catatan perjalanan kelompok perempuan di Jambi. Dalam buku tersebut

dipaparkan bahwa gender memiliki perbedaan dengan jenis kelamin. Gender

merupakan perbedaan fungsi/peran sosial antara perempuan dan laki-laki yang

dibentuk oleh proses sosial dan budaya dengan perjalanan panjang dari

Page 28: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

15

lingkungan tempat mereka tinggal, sehingga peran tersebut berbeda dari satu

lingkungan ke lingkungan yang lain. Sedangkan jenis kelamin dapat ditafsirkan

sebagai pembagian dua jenis kelamin manusia yang tidak dapat dipertukarkan

secara biologis, kodrat, serta ketentuan tuhan (Hilman, 2019).

Gender lebih banyak dibentuk dari persepsi sosial dan budaya mengenai

stereotip antara perempuan dan laki-laki dalam sebuah masyarakat. Gender dan

jenis kelamin memiliki perbedaan yaitu pertama berkaitan erat dengan karakter

biologis dan fisik tertentu. Para feminisme terdapat kesepakatan bahwa jenis

kelamin dan perangkat reproduksi adalah organ biologis yang bersifat alami.

Maskulin dan feminim merupakan identitas kedua yang diambil dari gender,

feminim dapat diartikan sebagai hal yang lebih identik dengan perempuan

seperti, budi pekerti yang halus, lemah gemulai, selalu mengalah, sedangkan

maskulin dapat diartikan sebagai hal yang memiliki kaitan dengan sifat

kejantanan, sifat ini identik dengan laki-laki (Asmaret, 2018).

Gender memiliki pengaruh dalam pembelajaran matematika, dengan

adanya perbedaan biologis dalam otak laki-laki dan perempuan dapat diketahui

melalui observasi dari beberapa peneliti yang mengemukakan bahwa secara

umum perempuan lebih unggul dalam bidang bahasa dan juga penulisan, disisi

lain laki-laki lebih unggul dalam bidang matematika. Dengan menggunakan

beberapa variabel diantaranya kemampuan bawaan, bakat, sikap, motivasi, dan

kinerja yang memiliki kemampuan spesial yang lebih baik. Pada umumnya

perempuan lebih tertuju pada hal-hal yang bersifat praktis, kongkrit, emosional

Page 29: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

16

dan juga personal, lain halnya dengan laki-laki lebih tertuju pada hal bersifat

abstrak, intelektual, dan juga objektif (Dilla, 2018)

Berdasarkan pemaparan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa

seorang individu yang memiliki peran dan fungsi sesuai dengan nilai sosial dan

budaya yang dibentuk dalam waktu yang cukup lama apabila kita kaitkan

dengan kesadaran, kesadaran gender tidak dapat dipahami/dilaksanakan

sekaligus oleh masyarakat. Dalam pembelajaran matematika sikap sabar dan

ketekunan sangat diperlukan dalam mengubah nilai dan faktor kebiasaan gender

karena terdapatnya faktor biologis dalam otak laki-laki dan perempuan yang

diketahui melalui observasi.

5. Relasi dan Fungsi

Relasi (hubungan) dari suatu himpunan ke himpunan lain adalah

pasangan anggota-anggota suatu himpunan dengan anggota-anggota himpunan

lainnya. Suatu relasi dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu dengan diagram

panah, diagram Cartesisus, dan himpunan pasangan berurutan. suatu aturan

yang menghubungkan elemen-elemen pada himpunan A ke elemen - elemen

pada himpunan B. cara menyajikan suatu relasi yaitu penyajian relasi dengan

diagram panah, pasangan berurut, Tabel. Relasi antara himpunan A dan B

merupakan himpunan yang berisi pasangan terurut yang mengikuti aturan

tertentu (Agung, 2018).

Suatu relasi f dari suatu himpunan A ke himpunan B adalah sub

himpunan dai A x B. Himpunan {x: (x,y) єf} disebut daerah asal (domain) dari f

dan himpunan {y: (x,y) є f} disebut himpunan daerah hasil (range), Invers dari f

Page 30: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

17

dinotasikan , adalah relasi dari B ke A didefinisikan sebagai = {(y,x):

(x,y) є f}. jika A=B, sebarang sub himpunan dari A x A disebut relasi dalam

himpunan A. jika f suatu relasi dan (x,y) є f, dikatakan bahwa x direlasikan oleh

f ke y (Mulyani, 2013).

Ada beberapa macam relasi yaitu relasi refleksi, simetri, transitif,

ekuivalen, dan invers.

Definisi 1.1. Misalkan A suatu himpunan tak kosong, R suatu relasi dari A ke A.

R disebut relasi refleksi jika dan hanya jika untuk setiap x є A berlaku (x,x) є R.

Definisi 1.2. Misalkan A suatu himpunan tak kosong, R suatu relasi pada A

(dari A ke A). relasi R disebut relasi simetri jika dan hanya jika untuk setiap

(x,y) є R berlaku (y,x) є R.

Definisi 1.3. misalkan A suatu himpunan tak kosong, R suatu relasi pada A.

relasi R disebut relasi transitif jika dan hanya jika untuk setiap (x,y), (y,z) є R

berlaku (x,z) є R.

Definisi 1.4. Misalkan A suatu himpunan, R suatu relasi pada A. relasi R disebut

relasi ekuivalen jika dan hanya jika R adalah relasi refleksi, simetri, dan

transitif.

Definisi 1.5. Misalkan A, B dua himpunan, dan R relasi dari A ke B. relasi

invers dari R yang ditulis dengan adalah {(x,y)(y,x) є R}.

Sedangkan Definisi fungsi, Misalkan A dan B dua himpunan tak kosong.

Fungsi dari A ke B adalah aturan yang mengaitkan setiap anggota A dengan

tepat satu anggota B. Adapun aturannya yaitu Setiap anggota A harus habis

Page 31: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

18

terpasang dengan anggota B, Tidak boleh membentuk cabang. Selain itu,

misalkan A dan B merupakan suatu fungsi f dari A ke B merupakan sebuah

aturan yang mengaitkan tepat satu unsur di B untuk setiap unsur di A. kita dapat

menuliskan f(a) = b, jika b merupakan unsur di B yang dikaitkan oleh f untuk

suatu a di A. ini berarti bahwa jika f(a) = b dan f(a) = c maka b = c (Ardian,

2018).

Misalkan X dan Y dua himpunan tak kosong, maka fungsi atau pemetaan

dari X dan Y adalah suatu korespondensi yang menghubungkan setiap elemen x

dari X, suatu elemen dinyatakan oleh f(x) dari Y dan ditulis: f: X Y, yang

berarti bahwa f adalah pemetaan dari X ke Y. elemen f(x) dari Y terhubung

dengan elemen x dari X disebut image dari x atau bayangan dari x, sedangkan x

disebut pre-image dari f(x) (Mulyani, 2013).

macam-macam fungsi terdiri dari fungsi kepada, fungsi satu-satu, fungsi

bijektif.

Definisi 1.1. Misalkan f fungsi dari himpunan A ke himpunan B. fungsi ini

disebut fungsi A kepada B (disingkat fungsi kepada) jika dan hanya jika setiap y

є B ada x є A sehingga y= f(x).

Definisi 1.2. Misalkan f fungsi dari himpunan A ke himpunan B, fungsi ini

disebut fungsi satu-satu dari A ke B jika dan hanya jika untuk setiap x, y єA, jika

x y maka f(x) f(y).

Page 32: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

19

Teorema Fungsi, Misalkan f fungsi dari A ke B, pernyataan x, y A, jika x y

maka f(x) f(y) ekuivalen dengan pernyataan x, y A jika f(x) = f(y) maka x =

y.

Bukti: Andaikan berlaku x,y A jika f(x) = f(y) maka x = y. kita andaikan lagi

bahwa x,y A, jika x y maka f(x) f(y) tidak berlaku. Artinya x, y A

dengan x y dan f(x) = f(y). Jika f(x) = f(y) maka x = y. hal ini bertentangan

dengan pernyataan x,y A dengan x y dan f(x) = f(y) . maka itu, pengandaian

bahwa x,y A dengan x y maka f(x) = f(y) bernilai salah. Artinya x,y A

jika x y maka f(x) f(y) bernilai benar (Rasmedi, 2013).

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa relasi

merupakan pasangan anggota-anggota suatu himpunan dengan anggota-anggota

himpunan lainnya. Sedangkan fungsi merupakan relasi yang menghubungkan

antara anggota-anggota himpunan yang satu (domain) dengan yang lainnya

dengan tepat satu anggota (Kodomain).

B. Penelitian Relevan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2017) menunjukkan bahwa

proses berpikir kreatif siswa yang berkemampuan tinggi memiliki karakteristik

secara umum antara lain: tahap persiapan, sebelum mengerjakan suatu

permasalahan terlebih dahulu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan,

tahap inkubasi, sudah berusaha untuk memikirkan ide/solusi dalam penyelesaian

dalam memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi. Tahap iluminasi, setelah

memikirkan ide, disini siswa mengerjakan ide yang telah didapatkan. Tahap

Page 33: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

20

verifikasi, memeriksa/menguji kembali jawaban yang telah dikerjakan sebelum

mengambil suatu kesimpulan. Proses berpikir kreatif siswa dengan kemampuan

sedang memiliki karakteristik secara umum diantaranya: tahap persiapam,

mencoba untuk memahami suatu permasalahan akan tetapi kurang memahami

data/informasi yang diberikan. Tahap inkubasi, siswa melakukan

kegiatan/aktivitas yang dapat menimbulkan/memunculkan suatu solusi untuk

memecahkan suatu permasalahan. Tahap iluminasi, ide/solusi yang didapatkan

kemudian dikerjakan untuk memecahkan permasalahan. Tahap verifikasi, siswa

seringkali memeriksa dan juga sering tidak menguji kembali solusi yang

didapatkan. Kemampuan rendah dalam proses berpikir kreatif terdapat

karakteristik antara lain: tahap persiapan, kurang memahami data/informasi yang

diberikan. Tahap inkubasi, dalam penemuan ide/solusi menggunakan waktu yang

lama. Tahap verifikasi, tidak memeriksa kembali jawaban yang telah dituliskan

Hasil penelitian yang dilakukan Hendriyati (2017) menunjukkan bahwa

proses berpikir kreatif antara laki-laki dan perempuan itu memiliki perbedaan.

Pada umumnya, siswa laki-laki pada tahap persiapan dapat memahami konsep,

diketahui dan ditanyakan dituliskan dengan baik dan benar, akan tetapi disisi lain

laki-laki dalam penyusunan kata-kata lebih cenderung merasa kesulitan ketika

menggunakan bahasa sendiri. Laki-laki cenderung diam atau merenung pada tahap

inkubasi. Tahap iluminasi, penyelesaiannya lancar dan benar akan tetapi hanya

mendapatkan satu ide saja. Lain halnya dengan perempuan pada tahap persiapan,

memahami konsep dengan baik, diketahui dan ditanyakan dituliskan dengan benar,

pada saat menyampaikan apa yang dimaksud dalam soal siswa perempuan lancar

Page 34: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

21

memaparkan dengan menggunakan bahasa sendiri. Pada umumnya, kertas penuh

coretan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Menggunakan waktu yang lama

dalam memikirkan solusi suatu permasalahan.

Hasil penelitian yang dilakukan Setiawani (2017) Menunjukkan bahwa

proses berpikir kreatif siswa dengan objek penelitian di SMKN 5 Jember proses

berpikir kreatif siswa berbeda-beda. Tahap persiapan, terdapat 7 subjek yang

menuliskan informasi diketahui/ditanyakan dengan tepat, cermat, dan lebih

lengkap. Terdapat 1 subjek siswa dalam pemaparan informasi kurang tepat dalam

menuliskan diketahui/ditanyakan dengan alasan kurang memahami maksud dari

permasalahan. Tahap inkubasi, terdapat 7 subjek mengerjakan soal no 1 dan 2,

akan tetapi 1 subjek tidak dapat mengerjakan soal tersebut dikarenakan adanya

waktu yang dibatasi. Tahap iluminasi, mendapatkan beberapa solusi/alternatif

untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan benar. Tahap verifikasi, subjek

melakukan uji coba kembali atau memeriksa secara seksama penyelesaian yang

telah dituliskan.

C. Kerangka Pikir

Mengerjakan soal relasi dan fungsi dengan beragam cara merupakan salah

satu hal yang dapat dilakukan dalam mengembangkan proses berpikir kreatif.

Dengan berpandu pada proses berpikir model wallas yang terdapat 4 tahap yaitu;

persiapan/preparasi, inkubasi, iluminasi, dan juga verifikasi. Selain itu, terdapat

perbedaan hasil tes relasi dan fungsi antara laki-laki dan perempuan dalam proses

berpikir kreatif siswa. Dalam penelitian ini, dilakukan wawancara untuk

mengetahui hasil tes relasi dan fungsi yang kemudian dianalisis guna mengetahui

Page 35: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

22

proses berpikir siswa baik siswa laki-laki maupun perempuan yang memiliki

kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah.

Berdasarkan proses berpikir kreatif model Wallas, peneliti membuat

indikator yang akan digunakan untuk meneliti agar penelitian lebih fokus dan

terarah, sebagai berikut:

Tabel 2.3 Pedoman Tahap Berpikir Kreatif Model Wallas Siswa dalam

Mengerjakan Tes

Indikator Tahap Berpikir

Kreatif Model Wallas

Tahapan Proses Berpikir Kreatif

Tahap Persiapan 1. Siswa mengumpulkan informasi/data

untuk memecahkan masalah dengan

berbagai cara yaitu:

a. Membuka buku

b. Siswa mengingat-ingat pelajaran

yang diajarkan

2. Siswa menjajagi beberapa kemungkinan

cara dalam penyelesaian masalah

Siswa mampu menganalisis soal dengan

menuliskan apa yang diketahui dan

ditanyakan

Tahap Inkubasi Siswa mencari inspirasi dengan melakukan

berbagai aktivitas seperti:

1. Siswa diam sejenak merenung

2. Siswa membaca soal berkali-kali

3. Siswa mengaitkan soal dengan materi

yang sudah didapatkan

Tahap Iluminasi 1. Siswa mendapat ide

2. Siswa akan menyampaikan beberapa ide

yang akan digunakan sebagai

penyelesaian

3. Siswa akan menunjukkan ide-idenya

untuk mendapatkan jawaban yang benar

Tahap Verifikasi 1. Siswa mampu mengerjakan soal dengan

benar, sistematis dengan banyak cara

2. Siswa memeriksa kembali jawabannya

dan mencari cara lain untuk

menyelesaikannya

Page 36: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif

deskriptif, penelitian yang dilakukan pada kondisi objek yang alami (Kamaria,

2016). Penelitian ini berupaya untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan

dengan proses berpikir kreatif siswa yang berpandu pada model wallas materi

relasi dan fungsi dengan menghubungkan perspektif gender di SMPN 26

Makassar.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan untuk menganalisis proses berpikir kreatif

siswa dengan model Wallas dalam mengerjakan tes relasi dan fungsi serta

memberikan solusi alternatif model pembelajaran agar proses berpikir kreatif

siswa dapat ditingkatkan. Proses berpikir kreatif menggunakan tahapan Wallas

yang terdiri dari proses kreatif meliputi 4 tahap antara lain; (1) persiapan, (2)

inkubasi, (3) iluminasi, dan (4) verifikasi.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMPN 26 Makassar, dan subjek

penelitian ini yaitu kelas VIII yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa

perempuan. Subjek ini diambil berdasarkan hasil tes dengan tidak dilakukan secara

bersamaan dikarenakan harus mengikuti protokol kesehatan, untuk memutuskan

rantai penyebaran COVID-19. Subjek perempuan dan laki-laki masing-masing 1

23

Page 37: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

24

siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jumlah keseluruhan siswa

yang akan di wawancara ada 6 siswa. Kategori nilai berdasarkan hasil tes dapat

diri dirinci pada tabel berikut.

Tabel 2.4 Rentang Nilai

Rentang Nilai Klasifikasi

Tinggi

56 Sedang

rendah

Sumber: Depdiknas (Kamariah, 2016)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

terdapat 3 tahapan antara lain; tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan Tahap

akhir.

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan yang dilakukan oleh peneliti yaitu: (1) penyusunan

proposal penelitian, (2) pengurusan surat izin penelitian, (3) meminta

persetujuan dari pihak sekolah untuk dapat melakukan penelitian, (4)

melakukan observasi di kelas VIII, (5) menyusun instrumen penelitian yang

divalidasi oleh dosen pembimbing, (6) seminar proposal penelitian, (7)

merevisi proposal dan instrumen penelitian, (8) memvalidasi proposal dan

instrumen penelitian pada tiga orang validator yaitu dua dosen pendidikan

matematika dan satu orang kepala laboratorium pembelajaran matematika,

2. Tahap pelaksanaan

Page 38: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

25

Tahap pelaksanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu; (1) melakukan

uji coba instrumen penelitian di kelas VIII SMPN 26 Makassar, (2)

menganalisis hasil tes untuk penentuan subjek, (3) menentukan subjek

penelitian dengan mengambil 6 orang siswa, (4) melakukan wawancara pada

subjek yang telah dipilih.

3. Tahap akhir

Tahap akhir yang dilakukan peneliti yaitu: mengolah data hasil

penelitian kemudian melakukan penyusunan laporan penelitian yang berisikan

hasil dan pembahasan penelitian serta kesimpulan dan saran.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan ada dua yaitu: instrumen utama

dengan kata lain peneliti itu sendiri, instrumen pendukung berupa tes materi relasi

dan fungsi, dan pedoman wawancara dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Tes dapat dijadikan sebagai penentuan subjek yang berkemampuan

matematika dengan tiga klasifikasi yaitu tinggi, sedang, dan rendah dengan

memperhatikan perspektif gender.

2. Pedoman wawancara dijadikan sebagai alat untuk memandu saat melakukan

wawancara pada ke 6 subjek tersebut, yang berisikan pertanyaan yang tidak

terstruktur dengan kata lain bergantung pada situasi dan kondisi yang ada di

lapangan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menjadi salah satu langkah yang harus dilakukan

untuk mendapatkan suatu informasi. Pengumpulan data dilakukan dengan kondisi

Page 39: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

26

yang natural, sumber data dilakukan secara primer yaitu informasi didapatkan

secara langsung dari subjek. Teknik ini lebih sering didapatkan pada saat

observasi, dan wawancara. Adapun teknik yang dilakukan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Observasi

peneliti melakukan pengamatan di Sekolah SMPN 26 Makassar

sebelum melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan

yang terdapat di kelas VIII pada materi relasi dan fungsi.

2. Tes Siswa Berkemampuan Tinggi, sedang, dan rendah

Tes kemampuan yang dibuat oleh peneliti terdapat 6 soal yang harus di

kerjakan oleh subjek penelitian untuk mengetahui siswa yang berkemampuan

tinggi, sedang, dan rendah.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui cara berpikir kreatif subjek

penelitian dengan berpandu model wallas pada setiap gender. Peneliti

melakukan wawancara dengan melihat hasil tes dari setiap subjek kemudian

mengikuti tahapan wallas yang dimulai sebelum mengerjakan tes sampai pada

tahap verifikasi jawaban.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah proses pengumpulan data yang diperoleh

dari hasil wawancara dengan mengelompokkan data kedalam tiga klasifikasi,

selain itu menjabarkan tiap klasifikasi dari subjek. Data yang dianggap penting

dianalisis sedangkan data yang dianggap kurang penting dapat dibuang dengan

Page 40: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

27

kata lain memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat

kesimpulan untuk lebih mudah dipahami oleh peneliti.

Miles dan Huberman (Emzir, 2010) berpendapat bahwa terdiri dari 3

macam kegiatan yang dilakukan untuk menganalisis data kualitatif yaitu:

1. Data Reduction

Reduksi data yaitu data yang didapatkan dari hasil penelitian

dilapangan jumlahnya yang begitu banyak, berdasarkan hal tersebut perlu

adanya perincian dengan teliti. Mereduksi data artinya membuat suatu

rangkuman pada hal yang pokok saja dan tidak mengambil data yang tidak

penting. Data yang diambil dari hasil reduksi data akan memberikan

keterangan yang jelas, sehingga peneliti mudah untuk melakukan langkah

berikutnya. Dalam proses berpikir sangat dibutuhkan kecerdasan yang luas

serta wawasan yang tinggi harus dilakukan secara mendalam. Dalam tahap ini

peneliti memiliki yang namanya panduan dengan tujuan yang akan dicapai

2. Penyajian Data

Langkah yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini yaitu:

a. menyajikan hasil tes materi relasi dan fungsi

b. menyajikan hasil yang diperoleh pada tahap wawancara

2. Penarikan Kesimpulan

Langkah yang dilakukan untuk lebih memudahkan peneliti menemukan

hasil penelitian dengan melakukan penarikan kesimpulan. Pada tahap ini

menggunakan dua triangulasi antara lain: (1) triangulasi sumber dilakukan

dengan cara memeriksa beberapa sumber dengan hasil data yang telah

Page 41: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

28

didapatkan oleh peneliti, (2) triangulasi teknik/metode, langkah yang dilakukan

oleh peneliti dengan cara melihat sumber yang sama dengan cara yang berbeda.

H. Keabsahan Data

Keabsahan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini menggunakan

triangulasi untuk pengujian kredibilitas suatu penelitian. Triangulasi teknik/metode

merupakan hal yang digunakan oleh peneliti itu sendiri. Triangulasi

Teknik/Metode diartikan sebagai penggunaan dokumentasi sebagai data

pendukung dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti.

Page 42: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 26 Makassar Kota Makassar, Subjek

dikelompokkan berdasarkan gender dan kemampuan memecahkan masalah relasi

dan fungsi. Pengelompokan kemampuan matematika berdasarkan siswa yang

berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah didasarkan pada hasil tes relasi dan

fungsi. Pengelompokan kemampuan siswa ini berdasarkan pada data nilai hasil tes

dengan materi relasi dan fungsi. Data dari hasil tes tersebut akan dijadikan data

awal untuk mengkategorikan siswa menjadi tiga kategori yaitu kategori siswa

berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Kemampuan matematika siswa akan

disesuaikan acuan kriteria skor yang sudah dibuat yaitu penilaian acuan patokan.

Adapun kriteria kemampuan matematika siswa adalah sebagai berikut,

Tabel 4.1 Hasil Tes Subjek

No

Nama Siswa

Nilai

(Skala

100)

Tingkat Prestasi

Siswa

1. AM 73 Tinggi

2. AF 73 Tinggi

3. NK 74 Tinggi

4. AS 90 Tinggi

5. AR 91 Tinggi

6. HF 57 Sedang

7. NI 57 sedang

8. NT 61 sedang

9. AK 70 sedang

10. NW 65 sedang

11. MM 58 sedang

12. RI 58 sedang

29

Page 43: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

30

13. Na 64 sedang

14. MR 69 sedang

16. SH 39 rendah

18. MF 50 rendah

19. Ri 20 rendah

20. MS 54 rendah

21. MZ 53 rendah

22. AS 20 rendah

1. Kategori siswa berkemampuan tinggi, yaitu siswa yang mempunyai nilai

lebih besar atau sama dengan 71.

2. Kategori siswa berkemampuan sedang, yaitu siswa yang mempunyai nilai

diantara 55 sampai 71.

3. Kategori siswa berkemampuan rendah, yaitu siswa yang mempunyai nilai

kurang dari atau sama dengan 55.

Tabel 4.2 Klasifikasi Hasil Tes Berpikir Kreatif Model Wallas

Kategori Interval Frekuensi

Tinggi x 5

Sedang 56 x 70 9

Rendah x 55 6

Jumlah 20

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya bahwa dari 3 Kategori tersebut,

siswa akan dikelompokkan lagi berdasarkan gender yaitu perempuan dan laki-laki.

Dari pengelompokan berdasarkan gender didapatkan 3 siswa perempuan dan 3

orang siswa laki-laki, secara spesifik 1 orang siswa perempuan berkemampuan

tinggi, 1 orang siswa berkemampuan sedang, dan 1 orang siswa berkemampuan

Page 44: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

31

rendah, dan juga 1 orang siswa laki-laki berkemampuan tinggi, 1 orang siswa

berkemampuan sedang, dan 1 orang berkemampuan rendah dengan jumlah siswa

seperti yang tercantum dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.3 Pengelompokan Siswa Berdasarkan Gender dan Kemampuan

Memecahkan Masalah Relasi dan Fungsi.

Kemampuan

Matematika

Laki-laki Perempuan

Tinggi LBT no. urut 5 PBT no. urut 4

Sedang LBS no. urut 14 PBS no. urut 13

Rendah LBR no. urut 22 PBR no. urut 16

Pada penelitian ini, siswa yang ada pada tabel 4.3 yang akan dilakukan

wawancara untuk mengetahui tahap berpikir kreatif berpandu pada model

wallas. Adapun pemaparan mengenai tabel 4.3 sebagai berikut;

a. LBT, bergender laki-laki. Subjek ini termasuk dalam pengelompokan siswa

berkemampuan tinggi.

b. LBS bergender laki-laki. Subjek ini termasuk dalam pengelompokan siswa

berkemampuan sedang.

c. LBR bergender laki-laki. Subjek ini termasuk dalam pengelompokan siswa

berkemampuan rendah.

d. PBT bergender perempuan. bergender laki-laki. Subjek ini termasuk dalam

pengelompokan siswa berkemampuan tinggi.

e. PBS bergender perempuan. Subjek ini termasuk dalam pengelompokan

siswa berkemampuan sedang.

Page 45: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

32

f. PBR bergender perempuan. Subjek ini termasuk dalam pengelompokan

siswa berkemampuan rendah.

Pada penelitian ini, siswa yang sudah dipilih selanjutnya diwawancarai

guna mengetahui proses berpikir kreatif siswa menurut model Wallas. Subjek

penelitian yang terpilih bukan hanya peneliti yang menentukan tetapi juga

dengan pertimbangan guru mata pelajaran matematika, karena penelitian ini

bertujuan mengetahui proses berpikir kreatif siswa berdasarkan gender dan

kemampuan memecahkan masalah relasi dan fungsi.

1. Pedoman Analisis Proses Berpikir Kreatif Model Wallas Siswa dalam

Memecahkan Masalah Relasi dan fungsi

Tabel 4.4 Indikator Tahap Berpikir Kreatif Model Wallas

Tahap Indikator Tahap Berpikir Kreatif Model Wallas Siswa

dalam Memecahkan Masalah Relasi dan Fungsi

Persiapan Siswa mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah

dengan dengan cara mengumpulkan sumber yang relevan

dan mencari pendekatan untuk menyelesaikannya.

a. Siswa memahami informasi awal pada soal yang

diberikan, meliputi:

1) Siswa menuliskan yang diketahui dan ditanyakan

2) Siswa memahami apa yang ditanyakan dalam soal

3) Siswa mengetahui syarat-syarat yang harus

dipenuhi yang nantinya diperlukan untuk

menyelesaikan soal

b. Siswa dapat mengaitkan informasi yang didapatkan

dengan materi yang telah didapatkan dari guru atau

membuka buku sebelum mengerjakan tes.

Inkubasi Siswa memikirkan langkah pengerjaan soal relasi dan

fungsi dengan berbagai cara seperti berikut:

a. Siswa diam sejenak dan selanjutnya memikirkan ide

pemecahan masalah relasi dan fungsi.

b. Siswa melakukan hal seperti merenung, menggigit

pulpen, menopang dagu, dan lain sebagainya.

c. Siswa mengaitkan informasi pada soal dengan materi

Page 46: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

33

yang sudah pernah diperoleh dari guru maupun belajar

sendiri.

Iluminasi Siswa mendapatkan pemecahan masalah relasi dan

fungsi, setelah memikirkan langkah penyelesaian;

Setelah mendapatkan ide penyelesaian siswa akan

menjalankan ide-ide untuk mendapatkan jawaban yang

benar.

Verifikasi Siswa menguji dan memeriksa kembali pemecahan

masalah terhadap realitas. Pada tahap ini,

a. Siswa memeriksa jawaban yang didapatkan apakah

sudah benar dan sesuai pertanyaan pada soal.

b. Siswa menemukan ide lain untuk menyelesaikan

masalah pada soal.

a) Data Siswa Laki-laki Berkemampuan Tinggi (LBT)

Gambar 1. Jawaban Siswa LBT

1. Tahap Persiapan

P: “ apa yang kamu lakukan sebelum mengerjakan soal?”

LBT: “ yang saya lakukan pertama, membuka buku, ehh mengingat materi

yang pernah diajarkan oleh guru”

P:”apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal?”

Page 47: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

34

LBT: iy kak, saya terlebih dahulu menulis diketahui baru ditanyakan setelah

itu baru saya kerjakan jawabannya kak”

P:”apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal no.4 dek?”

LBT:”yang diketahui itu kak fungsi x sama dengan –x kuadrat kurang

enam x ditambah tujuh, kemudian daerah hasilnya kak himpunan

bilangan bulat yaitu {..,-2,-1,0,1,2,..} kemudian yang ditanyakan nilai

terbesar dari fungsi f (x)”

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa Subjek LBT

menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui yaitu fungsi x sama dengan

–x kuadrat kurang enam x ditambah tujuh, kemudian daerah hasilnya kak

himpunan bilangan bulat yaitu {..,-2,-1,0,1,2,..} kemudian yang ditanyakan

nilai terbesar dari fungsi f (x). Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan

Subjek LBT memahami informasi awal pada soal yang diberikan dengan baik.

Subjek LBT mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya dengan materi

relasi dan fungsi. Berdasarkan hal tersebut Subjek LBT dapat mengaitkan

informasi yang dipahaminya dengan materi yang pernah diperoleh dengan

baik.

2. Tahap Inkubasi

P:”selama kamu pikirkan caranya dan belum dapat ide, apa yang kamu

lakukan?

LBT:”ya, saya berusaha ingat kembali kak materi relasi dan fungsi”

P:” ya sebelum dapat ide mencari jawabannya, apa pas habis baca soal atau

saat yang lain gitu?”

LBT:”emm, sebelum dapat ide kak, saya mikir-mikir sambil menggigit pulpen,

heheh”

Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisa, bahwa pada tahapan

inkubasi ini Subjek LBT berhenti sejenak dan membaca buku dalam

pengerjaannya, sebelum berpikir untuk mencari penyelesaian masalah, Dalam

proses itu Subjek LBT mampu mengaitkan pengetahuan yang pernah dia

Page 48: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

35

dapatkan yaitu tentang relasi dan fungsi. Selain itu, dalam proses berpikir

sejenak yang Subjek LBT lakukan salah satunya adalah mengaitkan materi

yang pernah didapatkannya yaitu materi relasi dan fungsi.

3. Tahap Iluminasi

P:” apakah kamu sudah punya ide untuk menyelesaikan soal yang telah

diberikan?”

LBT:” iye kak, setelah saya pikir-pikir tadi saya sudah punya ide untuk

menyelesaikan soal ”

P:” terus ide yang adek dapat ada berapa itu?”

LBT:” untuk no. 4 dan no.6 saya punya 2 ide tapi cuma satu ide yang saya

tulis seperti pada lembar jawaban saya (sambil menunjuk jawaban)

untuk no. 4 bagian b itu jawabannya dapat ditulis kembali jawaban a

kemudian didapatkan nilai f(x) yang memenuhi lebih dari -1, kemudian

ide yang saya tulis langsung singkat saja seperti jawaban yang saya

tulis di lembar jawaban saya (sambil menunjuk jawaban), untuk no.6 itu

ada dua langkah yang bisa dilakukan yaitu secara eliminasi dan juga

dapat dilakukan secara subtitusi”

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dianalisa, bahwa Subjek

LBT mendapatkan 2 ide untuk menyelesaikan permasalahan pada soal no. 4

dan juga no.6. Subjek LBT dapat menjalankan idenya dengan baik sehingga

proses pengerjaannya menghasilkan jawaban yang benar pada setiap idenya.

4. Tahap verifikasi

P:”setelah selesai mengerjakan dan menjalankan semua ideta , untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut dengan beberapa ide, apa kamu

sudah periksa kembali semua jawabanmta?”

LBT:”sudah kak”

P:”sudah yakin semuanya sudah Benar tidak dek”?

LBT:”emm, iye kak, Saya sudah merasa yakin dengan jawabanku kak”

Hasil wawancara menunjukkan bahwa Subjek LBT memeriksa

kembali jawaban yang sudah didapatkannya. Namun Subjek LBT tidak

Page 49: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

36

menemukan kesalahan. Hal ini dikarenakan Subjek LBT melakukan perbaikan

langsung saat pengerjaan. Pada tahap ini Subjek LBT tidak mencoba mencari

cara lain untuk menyelesaikan permasalahan pada soal.

1) Indikator Berpikir Kreatif

a) Kefasihan

Berdasarkan dari hasil wawancara tertulis dan wawancara

dengan subjek LBT dapat dianalisa bahwa subjek LBT mampu

menyelesaikan pemecahan masalah dengan beberapa alternatif cara

penyelesaiannya.

b) Kebaruan

Subjek LBT belum memenuhi aspek kebaruan ini dapat dilihat

pada proses pengerjaan masih menggunakan proses penyelesaian yang

secara umum, belum menggunakan proses penyelesaian yang berbeda

dengan yang lainnya.

c) Fleksibilitas

Penjelasan mengenai aspek fleksibilitas terdapat pada

penjabaran aspek kefasihan. Pada penjabaran tersebut, subjek LBT

mampu menjabarkan dua idenya dengan baik, maka memenuhi

indikator fleksibilitas.

2) Deskripsi subjek LBT

Proses berpikir kreatif model wallas subjek LBT dalam

menyelesaikan masalah relasi dan fungsi, berikut adalah tabel triangulasi

data proses berpikir kreatif pada soal relasi dan fungsi:

Page 50: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

37

Tabel 4.5 Proses berpikir kreatif subjek LBT

Tahap Data Soal

Persiapan Subjek LBT menyebutkan apa yang diketahui dan

ditanyakan pada soal. Berdasarkan hasil tersebut,

dapat dikatakan bahwa subjek LBT memahami

informasi awal pada soal yang diberikan. Subjek

LBT juga mengatakan bahwa soal ini terdapat

kaitannya dengan materi fungsi kuadrat. Berdasarkan

hal tersebut, subjek LBT dapat mengaitkan

informasi yang telah diberikan sebelumnya dengan

materi relasi dan fungsi. Pada wawancara diatas

subjek LBT dapat memaparkan soal dengan

kalimatnya sendiri.

Inkubasi Subjek LBT tidak langsung mendapatkan ide. Subjek

berhenti sejenak, membaca mengingat materi dan

setelahnya mulai mengaitkan dengan materi lain

yang pernah diajarkan.

Iluminsi Subjek LBT mendapatkan dua ide. dalam proses

mengerjakan subjek LBT mengerjakan yang lain

dengan jawaban yang benar dan sesuai dengan

jawaban yang diberikan oleh peneliti.

verifikasi Subjek LBT meriksa kembali jawaban yang telah ia

kerjakan selama waktu masih ada yang tersisa.

Tabel 4. 6. Aspek Kreativitas Subjek LBT

Indikator Kreatif Soal

1. Kefasihan Memenuhi

2. Kebaruan Memenuhi

Page 51: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

38

3. Fleksibilitas Memenuhi

Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid sebagai berikut:

1. Kefasihan

Subjek LBT dalam menyelesaikan masalah dengan memenuhi indikator

kreativitas kefasihan.

2. Kebaruan

Subjek LBT dalam menyelesaikan masalah aspek kreativitas memenuhi

indikator kebaruan.

3. Fleksibilitas

Subjek LBT dalam menyelesaikan memenuhi aspek kreativitas fleksibilitas.

Berdasarkan indikator kreativitas yang dicapai, tingkat berpikir kreatif

subjek LBT dalam menyelesaikan masalah dapat diketahui berdasarkan tabel

berikut:

Tabel 4. 7. Tingkatan Berpikir Kreatif

Tingkat Karakteristik

Tingkat 4 (Sangat Kreatif) Kriteria dalam pemecahan masalah, Siswa

mampu menunjukkan kefasihan, fleksibilitas,

dan kebaruan

Tingkat 3 (Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa

mampu menunjukkan kebaruan atau

fleksibilitas atau kefasihandan fleksibilitas

Tingkat 2 ( Cukup Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa

mampu menunjukkan salah satu dari kebaruan

Page 52: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

39

atau fleksibilitas

Tingkat 1 (Kurang Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa

hanya mampu menunjukkan kefasihan

Tingkat 0 (Tidak Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa

tidak mampu menunjukkan ketiga indikator

kreatif.

b. Data Siswa Laki-laki Berkemampuan Sedang (LBS)

Gambar 2. Laki-laki Berkemampuan Sedang (LBS)

1) Tahap persiapan

Berikut adalah hasil wawancara untuk mengkonfirmasi hasil tertulis dari

Subjek LBS guna mengungkap tahap persiapan:

P : “sebelum mengerjakan soal apa yang kamu lakukan?

LBS:”yang saya lakukan sebelumnya kak membaca buku baru saya mengingat

kembali materi yang diajarkan sama ibu guru”

P:”Setelah kamu membaca dan mengamati soalnya, apa yang diketahui dan

yang ditanyakan pada soal ini?”

LBS:”yang diketahui di no. 5 kak f (x) sama dengan m(x) dikurangi dua, baru

memetakan empat ke dua kak”

Page 53: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

40

P : “Trus yang ditanyakan apa?”

LBS: yang ditanyakan itu, ee peta dari lima kak”

P: “Coba jelaskan lagi dengan kata-katamu sendiri tentang soal ini?”

LBS: “diketahui fungsi x sama dengan mx kurang dua memetakan empat kedua

artinya fungsi empat dihubungkan kedua kak”

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan Subjek LBS memahami

informasi awal pada soal yang diberikan. Subjek LBS mengatakan bahwa soal ini

terdapat kaitannya dengan pokok bahasan relasi dan fungsi dari apa yang

ditanyakan pada soal yaitu peta dari 5. Berdasarkan hal tersebut Subjek LBS

dapat mengaitkan informasi yang dipahaminya dengan materi yang pernah

diperoleh. Pada wawancara di atas Subjek LBS memaparkan soal dengan

kalimatnya sendiri yaitu bahwa diketahui fungsi x sama dengan mx kurang dua

memetakan empat kedua artinya fungsi empat dihubungkan kedua kak,

ditanyakan peta dari lima maksudnya hubungannya 5, apa. Berdasarkan hasil

tersebut Subjek LBS memaparkan apa yang ada, apa saja yang diketahui, apa

yang ditanyakan serta komentar tambahan mengenai permasalahan pada soal

tanpa membaca soal, sehingga Subjek LBS dikatakan dapat mengutarakan soal

dengan bahasanya sendiri dengan baik.

2) Tahap Inkubasi

P : “Habis baca soalnya kamu langsung dapet ide ga?Pake cara apa?”

LBS : “Ya mikir dulu lah kak, sempet pusing juga tadi kak.”

P: “Apa yang kamu pikirin? “

LBS: “Ya karena ini kayak masuk materi relasi dan fungsi ya mikirnya tak

hubung-hubungin mesti ya pakekan rumus-rumus yang ada dimateri relasi

fungsi kak.”

Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisa, bahwa pada tahapan

Page 54: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

41

inkubasi ini Subjek LBS tidak langsung mendapatkan ide untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada pada soal no. 5. Subjek LBS diam sejenak dan berpikir

sambil mengaitkan permasalahan yang diberikan dengan materi berkaitan yang

sudah Subjek LBS dapatkan sebelumnya.

3) Tahap Iluminasi

P : “Setelah apa yang kamu pikirkan, langsung dapet ide untuk mengerjakan

soal itu gak?”

LBS: “Iya kak.”

P: “ Truz idenya apa? Langsung dapet berapa ide?”

LBS : “Ya dapatnya Cuma satu ide kak, tapi saya coba pikir-pikir lagi siapa

tau masih ada ide yang saya dapat kak .”

P: “Tadi sempat dapet ide dua gitu?”

LBS: “Gak lah kak, tadi tak coret-coret dulu kira-kira bisa ga ya cara ini, bisa

ga ya cara itu. Ya habis dapet satu cara tapi belum langsung tak kerjain

kak, ya saya coret-coret sambil mikir kira-kira pake ini bisa ga ya gitu

lagi kak."

Pada tahap iluminasi ini seperti pada hasil wawancara di atas Subjek

LBS mendapatkan ide melalui tahap sebelumnya. Subjek LBS mampu

menyelesaikan permasalahan pada soal dengan arti kata lain Subjek LBS

mampu menjalankan ide-ide yang didapatkannya pada tahap inkubasi. Subjek

LBS mampu mengeksekusi ide-idenya dengan berhasil mendapatkan cara

penyelesaian dan jawaban akhir yang semuanya bernilai benar.

4) Tahap Verifikasi

P: “Udah yakin jawabanmu itu benar?”

LBS: “Iyah kak, soalnya tadi dah teliti. Ya tadi sempet salah-salah ngitung

jadi jawabanya ada yang beda. Trus setelah tak teliti ya jawaban akhirnya

sudah yakin dengan jawaban saya kak

Berdasarkan hasil wawancara di atas, pada tahap verifikasi ini Subjek

LBS memeriksa kembali hasil pengerjaannya dan mencoba untuk mencari

Page 55: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

42

jawaban yang lain. Dalam proses ini Subjek LBS berhasil memperbaiki

jawabannya yang salah yang dikarenakan ketidaktelitian Subjek LBS dalam

menghitungsampai benar. Pada tahap ini, Subjek LBS mencoba-coba mencari

ide lain yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pada

soal, namun akhirnya ditinggalkan karena waktu sudah hampir habis.

1) Indikator Berpikir Kreatif

a) Kefasihan

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Subjek LBS dapat dianalisa

bahwa Subjek LBS mampu menyelesaikan pemecahan masalah dengan satu

penyelesaian. Jawaban dari subjek LBS yaitu f(x) = mx-2 memetakan 4 ke 2

artinya f(4)=2, f(4) = m(4)-2 =2, 4 m = 2+2, m =1 subtitusi m=1 ke

persamaan f(x) =mx-2, f(x)=x-2, f(5) = 5-2 =3. Oleh karena itu, Subjek LBS

tidak memenuhi indikator kefasihan.

b) Kebaruan

Untuk aspek kebaruan ini dapat dilihat bahwa Subjek LBS untuk

no.4 merupakan langkah yang baru dalam materi relasi dan fungsi yang

mengaitkan antara persamaan kuadrat dengan materi relasi dan fungsi,

sehingga subjek LBS memenuhi indikator kebaruan.

c) Fleksibilitas

Penjelasan mengenai aspek fleksibilitas terdapat pada penjabaran

aspek kefasihan. Pada penjabaran tersebut, didapatkan bahwa subjek LBS

tidak memenuhi fleksibilitas.

2) Deskripsi Proses Berpikir Kreatif Subjek LBS dalam

Page 56: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

43

Menyelesaikan Masalah Berpandu Model Wallas

Berikut adalah tabel triangulasi data proses berpikir kreatif dalam

menyelesaikan masalah pada soal relasi dan fungsi:

Tabel 4. 8. Proses Berpikir Kreatif Subjek LBS

Tahap Data Soal

Persiapan Subjek LBS tidak menuliskan dan menyebutkan

apa yang diketahui, apa yang ditanyakan serta

komentar tambahan mengenai permasalahan,

namun ketika wawancara subjek LBS dapat

menjelaskannya dengan lancar, sehingga Subjek

LBS dikatakan dapat mengutarakan soal dengan

bahasanya sendiri dengan baik.

Inkubasi Subjek LBS berhenti sejenak dalam pengerjaannya

untuk berpikir bagaimana langkah pengerjaan dan

alternatif lainnya. Sementara itu Subjek LBS

memikirkan penyelesaian sambil mengaitkan

informasi- informasi dengan materi yang sudah iya

dapatkan sebelumnya yaitu mengenai materi relasi

dan fungsi sebelum mendapatkan ide. Sebelum

mendapatkan idenya, siswa beralih untuk

mengerjakan atau mencari bagian-bagian yang

dianggap perlu nantinya.

Iluminasi Subjek LBS pada tahap ini mendapatkan ide yang

mana didapatkan melalui proses sebelumnya yaitu

inkubasi. Subjek LBS menjalankan ide- idenya

dengan baik dan mendapatkan hasil yang benar

pada setiap jawaban yang didapatkan. Namun ide

yang didapatkannya hanya satu ide saja.

Page 57: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

44

Verifikasi Subjek LBS kembali memeriksa jawaban yang

telah dapatkan, kemudian memperbaiki jawaban

yang menurutnya kurang tepat Dalam proses

perbaikan Subjek LBS hanya mengalami

kesalahan yaitu hanya pada proses penghitungan

yang tidak teliti. Dalam proses verifikasi ini pula,

Subjek LBS juga belum mendapatkan ide

pemecahan masalah lain, dan juga waktu hampir

habis, maka ditinggalkan begitu saja.

Tabel 4. 9. Aspek Kreativitas Subjek LBS

Aspek Kreativitas Soal

1. Kefasihan Tidak Memenuhi

2. Kebaruan Memenuhi

3. Fleksibilitas Tidak Memenuhi

Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid sebagai

berikut:

a) Kefasihan

Subjek LBS dalam menyelesaikan masalah tidak memenuhi

indikator kreativitas kefasihan.

b) Kebaruan

Subjek LBS dalam menyelesaikan masalah aspek kreativitas

memenuhi indikator kebaruan.

c) Fleksibilitas

Subjek LBS dalam menyelesaikan tidak memenuhi aspek

Page 58: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

45

kreativitas fleksibilitas.

Berdasarkan aspek kreativitas yang dicapai, tingkat berpikir kreatif siswa

dalam menyelesaikan masalah dapat diketahui berdasarkan tabel berikut:

Tabel 4. 10. Tingkatan Berpikir Kreatif

Tingkat Karakteristik

Tingkat 4 (Sangat

Kreatif)

Kriteria dalam pemecahan masalah, Siswa mampu

menunjukkan kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan

Tingkat 3 (Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa mampu

menunjukkan kebaruan atau fleksibilitas atau

kefasihandan fleksibilitas

Tingkat 2 ( Cukup

Kreatif)

Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa mampu

menunjukkan salah satu dari kebaruan atau fleksibilitas

Tingkat 1 (Kurang

Kreatif)

Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa hanya

mampu menunjukkan kefasihan

Tingkat 0 (Tidak

Kreatif)

Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa tidak mampu

menunjukkan ketiga indikator kreatif.

c) Data Siswa Laki-laki Berkemampuan Rendah (LBR)

Gambar 3. Jawaban Siswa Laki-laki Berkemampuan Rendah (LBR)

Page 59: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

46

1) Tahap Persiapan

P : “sebelum mengerjakan soal apa yang kamu lakukan?

LBR:”yang saya lakukan sebelumnya kak langsung baca soal sama

mengingat kembali materi yang diajarkan sama ibu guru”

P: “Setelah kamu membaca soalnya, informasi awal apa yang kamu

dapatkan?”

LBR: “Yang diketahui fungsi x sama dengan min x pangkat dua kurang

enam x ditambah tujuh kak, baru kan a itu berada di variabel x pangkat

dua, jadi a nya sama dengan -1, baru b nya sama dengan -6, dan c nya

sama dengan 7 kak”

P : “Coba jelaskan soal ini lagi dengan kata-katamu sendiri!”

LBR: “kan kak diketahui fungsi yang bentuknya fungsi kuadrat yaitu fungsi x

sama dengan min x pangkat dua kurang enam x ditambah 7, baru daerah

asalnya himpunan semua bilangan bulat, kan saya tidak tau itu kak, jadi

saya langsung menggunakan rumus penyelesaian fungsi persamaan

kuadrat kak yaitu x sama dengan min b per 2a, jadi kudapatmi nilai x nya

kak yaitu -3 baru ku subtitusikanmi ke fungsi x kak, kudapatmi 16”

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa Subjek LBR

menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui. Berdasarkan hasil tersebut,

dapat dikatakan Subjek LBR memahami informasi awal pada soal yang

diberikan . Subjek LBR mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya dengan

materi persamaan kuadrat dan tidak berpikir bahwa soal ini berkaitan dengan

pokok bahasan relasi dan fungsi. Berdasarkan hal tersebut Subjek LBR tidak

mengaitkan informasi yang dipahaminya dengan materi relasi dan fungsi yang

sudah diajarkan. Pada wawancara di atas Subjek LBR memaparkan soal

dengan kalimatnya sendiri. Berdasarkan hasil tersebut Subjek LBR

memaparkan yang diketahui dan apa yang ditanyakan hanya berdasar apa

yang dituliskan pada soal, sehingga Subjek LBR mengutarakan soal dengan

bahasanya sendiri dengan tidak baik.

Page 60: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

47

2) Tahap Inkubasi

P: “Setelah membaca soal, apakah kamu langsung mendapatkan ide? Maksud

saya, tadi langsung dapet ide apa kamu mikir-mikir dulu gitu, diem

bentar , apa ngapain dulu gitu,”

LBR: “Ya tadi sich sempat saya ga langsung kerjakan, pusing kak, tapi habis

itu langsung mikir sich gimana nyeleseinnya.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek LBR tidak langsung

mendapatkan ide. Subjek LBR berhenti sejenak dan setelahnya mulai

mengaitkan dengan materi yang pernah diperoleh.

3) Tahap Iluminasi

P: “Berapa ide yang kamu dapatkan ?”

LBR: “Cuma dapat satu kak.”

P: “Menurutmu apa idemu ini sudah benar?”

LBR: “Enggak tau kak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek LBR hanya mendapatkan

satu ide. Namun dalam proses mengerjakannya Subjek LBR, cara-cara yang

digunakan benar dan tentunya proses dan hasil akhirnya juga benar. Selain itu

jawaban yang didapatkan Subjek LBR sesuai dengan jawaban yang

disediakan oleh peneliti.

4) Tahap Verifikasi

P: “Apa jawabanmu sudah kamu teliti lagi?”

LBR: “Tidak ka, setelah saya dapat jawaban saya sudah tidak periksa lagi

kak”

P: “Trus tadi selesai ngerjain ngapain?”

LBR: “Enggak ngapa-ngapain kak.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, subjek LBR tidak memeriksa

kembali jawabannya, selama waktu masih ada yang tersisa, dan juga tidak

memanfaatkan untuk mencari ide lain.

Page 61: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

48

Berdasarkan hal tersebut Subjek LBR tidak mengaitkan informasi

yang dipahaminya dengan materi relasi dan fungsi yang sudah diajarkan

a) Kefasihan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Subjek LBR, Subjek LBR

hanya mendapatkan satu ide tapi dapat menyelesaikan soal dengan benar

dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu, Subjek LBR tidak memenuhi

indikator kreativitas kefasihan.

b) Kebaruan

Ide yang didapatkan oleh Subjek LBR yang terselesaikan bisa

dikatakan baru dalam materi relasi dan fungsi, sehingga subjek LBR

memenuhi indikator kebaruan

c) Fleksibilitas

Subjek LBR hanya mendapatkan satu ide, jadi Subjek LBR tidak

memenuhi indikator fleksibilitas.

1) Deskripsi data subjek LBR

Proses berpikir kreatif model wallas subjek LBR dalam menyelesaikan

masalah relasi dan fungsi, berikut adalah tabel triangulasi data proses berpikir

kreatif pada soal relasi dan fungsi:

Tabel 4.11. Proses berpikir kreatif subjek LBR

Tahap Data Soal

Persiapan Subjek LBR menyebutkan apa yang diketahui pada soal

yaitu fungsi x sama dengan –x pangkat dua kurang

enam tambah tujuh, dengan a sama dengan -1, b sama

Page 62: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

49

dengan -6, dan c sama dengan 7. Berdasarkan hasil

tersebut, dapat dikatakan bahwa subjek LBR memahami

informasi awal pada soal yang diberikan. Subjek LBR

juga mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya

dengan materi fungsi kuadrat dan tidak berpikir bahwa

soal ini berkaitan dengan materi relasi dan fungsi.

Berdasarkan hal tersebut, subjek LBR tidak dapat

mengaitkan informasi yang telah diberikan sebelumnya

dengan materi relasi dan fungsi. Pada wawancara diatas

subjek LBR dapat memaparkan soal dengan kalimatnya

sendiri.

Inkubasi Subjek LBR tidak langsung mendapatkan ide. Subjek

berhenti sejenak dan setelahnya mulai mengaitkan

dengan materi lain yang pernah diajarkan.

Iluminsi Subjek LBR hanya mendapatkan satu ide. Namun dalam

proses mengerjakan subjek LBR berbeda dengan

pengerjaan subjek yang lain dengan jawaban yang benar

dan sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh peneliti.

verifikasi Subjek LBR tidak meriksa kembali jawaban yang telah

ia kerjakan selama waktu masih ada yang tersisa dan

juga tidak berusaha untuk mencari ide lain.

Tabel 4. 12. Aspek Kreativitas Subjek LBR

Aspek Kreativitas Soal

1. Kefasihan Tidak Memenuhi

2. Kebaruan Memenuhi

3. Fleksibilitas Tidak Memenuhi

Page 63: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

50

Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid sebagai

berikut:

a) Kefasihan

Subjek LBR dalam menyelesaikan masalah tidak memenuhi

indikator kreativitas kefasihan.

b) Kebaruan

Subjek LBS dalam menyelesaikan masalah aspek kreativitas

memenuhi indikator kebaruan.

c) Fleksibilitas

Subjek LBR dalam menyelesaikan tidak memenuhi aspek

kreativitas fleksibilitas.

Berdasarkan indikator kreativitas yang dicapai, tingkat berpikir kreatif

subjek LBR dalam menyelesaikan masalah dapat diketahui berdasarkan tabel

berikut:

Tabel 4. 13. Tingkatan Berpikir Kreatif Subjek LBR

Tingkat Karakteristik

Tingkat 4 (Sangat Kreatif) Kriteria dalam pemecahan masalah, Siswa

mampu menunjukkan kefasihan, fleksibilitas,

dan kebaruan

Tingkat 3 (Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa

mampu menunjukkan kebaruan atau fleksibilitas

atau kefasihandan fleksibilitas

Tingkat 2 ( Cukup Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa

Page 64: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

51

mampu menunjukkan salah satu dari kebaruan

atau fleksibilitas

Tingkat 1 (Kurang

Kreatif)

Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa

hanya mampu menunjukkan kefasihan

Tingkat 0 (Tidak Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa

tidak mampu menunjukkan ketiga indikator

kreatif.

d) Data Siswa Perempuan Berkemampuan Tinggi (PBT)

Gambar 4. Siswa Perempuan Berkemampuan Tinggi (PBT)

1) Tahap Persiapan

P: “ apa yang kamu lakukan sebelum mengerjakan soal?”

PBT: “sebelum saya baca buku saya mempersiapkan diri dulu kak, membaca

doa, kemudian saya membuka buku sejenak dan mengingat materi yang

pernah diajarkan oleh guru. Selain itu saya membaca soalnya berkali-

kali kak”

Page 65: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

52

P: “ iya dek, terus Informasi awal apa yang kamu dapatkan setelah membaca

soal?”

PBT: “ saya menuliskan diketahui, ditanyakan kak, supaya saya bisa mengerti

saat pengerjaan”

P:” kalau boleh tahu apa yang diketahui dan ditanyakan pada no.6?”

PBT:”yang diketahui itu di no. 6, fungsi x sama dengan ax tambah b, dan f(2)

sama dengan 6, serta f(3) sama dengan 7 kak, baru kak yang ditanyakan

itu f(7) nya berapa dan juga a kali b nya berapa”

P:” yang ditanyakan di soal apakah hanya itu dek? Atau masih ada?

PBT:” iye kak, yang kuliat dari soal ada dua yang ditanyakan kak”

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa Subjek PBT

menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui yaitu fungsi x sama dengan

ax tambah b, dan f(2) sama dengan 6, serta f(3) sama dengan 7 kak, baru kak

yang ditanyakan itu f(7) nya berapa dan juga a kali b nya berapa. Berdasarkan

hasil tersebut, dapat dikatakan Subjek PBT memahami informasi awal pada

soal yang diberikan dengan baik. Subjek PBT mengatakan bahwa soal ini

terdapat kaitannya dengan materi relasi dan fungsi dan juga bisa dikaitkan

dengan materi aljabar. Berdasarkan hal tersebut Subjek PBT dapat

mengaitkan informasi yang dipahaminya dengan materi yang pernah

diperoleh dengan baik.

2) Tahap Inkubasi

P:” Jadi tadi sudah tahu cara apa yang akan di gunakan di’?”

PBT:” iya kak, waktunya kubaca soalnya berkali-kali langsung langsung

kutau ini cara penyelesaiannya karena sudahma diajarkan sama ibu”

P:”selama kamu pikirkan caranya dan belum dapat ide, apa yang kamu

lakukan?

PBT:”ya, saya berusaha ingat kembali kak materi relasi dan fungsi dan

membaca soalnya berkali-kali kak”

P:” setelah itu kamu langsung dapat ide begitu?”

PBT:” iye kak, langsung ada jawabannya yang kupikir”

Page 66: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

53

Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisa, bahwa pada tahapan

inkubasi ini Subjek PBT berhenti sejenak dan membaca berkali-kali soal

dalam pengerjaannya, sebelum berpikir untuk mencari penyelesaian masalah,

Dalam proses itu Subjek PBT mampu mengaitkan pengetahuan yang pernah

dia dapatkan yaitu tentang Aljabar. Selain itu, dalam proses berpikir sejenak

yang Subjek 4 lakukan salah satunya adalah mengaitkan materi yang pernah

didapatkannya yaitu materi relasi dan fungsi.

3) Tahap Iluminasi

P:” apakah kamu sudah punya ide untuk menyelesaikan soal yang telah

diberikan?”

PBT:” iye kak, setelah saya membaca soalnya berkali-kali tadi saya sudah

punya ide untuk menyelesaikan soal ”

P:” terus ide yang adek dapat ada berapa itu?”

PBT:” untuk no.6 saya punya 2 ide tapi cuma satu ide yang saya tulis seperti

pada lembar jawaban saya kak (sambil menunjuk jawaban) untuk no. 6

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dianalisa, bahwa Subjek

PBT mendapatkan 2 ide untuk menyelesaikan permasalahan pada soal. Subjek

PBT dapat menjalankan idenya dengan baik sehingga proses pengerjaannya

menghasilkan jawaban yang benar pada setiap idenya.

4) Tahap verifikasi

P:”setelah selesai mengerjakan dan menjalankan semua ideta , untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut dengan beberapa ide, apa kamu

sudah periksa kembali semua jawabanmta?”

PBT:”sudah kak”

P:”sudah yakin semuanya sudah Benar tidak dek”?

PBT:”emm, iye kak, Saya sudah merasa yakin dengan jawabanku kak”

Hasil wawancara menunjukkan bahwa Subjek PBT memeriksa

kembali jawaban yang sudah didapatkannya. Namun Subjek PBT tidak

Page 67: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

54

menemukan kesalahan. Hal ini dikarenakan Subjek PBT melakukan perbaikan

langsung saat pengerjaan. Pada tahap ini Subjek PBT tidak mencoba mencari

cara lain untuk menyelesaikan permasalahan pada soal.

1) Indikator Berpikir Kreatif

a) Kefasihan

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Subjek PBT dapat

dianalisa bahwa Subjek PBT mampu menyelesaikan pemecahan

masalah dengan dua penyelesaian. Dengan demikian subjek PBT

memenuhi Indikator kefasihan.

b) Kebaruan

Untuk aspek kebaruan ini dapat dilihat bahwa Subjek PBT

merupakan langkah yang baru dalam materi relasi dan fungsi yang

mengaitkan antara materi aljabar dengan materi relasi dan fungsi,

sehingga subjek PBT memenuhi indikator kebaruan.

c) Fleksibilitas

Penjelasan mengenai aspek fleksibilitas terdapat pada penjabaran

aspek kefasihan. Pada penjabaran tersebut, didapatkan bahwa subjek

PBT memenuhi fleksibilitas.

2) Deskripsi subjek PBT

Tingkatan proses berpikir kreatif model wallas subjek PBT dalam

menyelesaikan masalah relasi dan fungsi, berikut adalah tabel triangulasi

data proses berpikir kreatif pada soal relasi dan fungsi:

Page 68: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

55

Tabel 4.14 Proses berpikir kreatif subjek PBT

Tahap Data Soal

Persiapan Subjek PBT menyebutkan apa yang diketahui dan

ditanyakan pada soal. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

dikatakan bahwa subjek PBT memahami informasi

awal pada soal yang diberikan. Subjek PBT juga

mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya dengan

materi fungsi kuadrat dan tidak berpikir bahwa soal ini

berkaitan dengan materi relasi dan fungsi. Berdasarkan

hal tersebut, subjek PBT tidak dapat mengaitkan

informasi yang telah diberikan sebelumnya dengan

materi relasi dan fungsi. Pada wawancara diatas subjek

PBT dapat memaparkan soal dengan kalimatnya sendiri.

Inkubasi Subjek PBT tidak langsung mendapatkan ide. Subjek

berhenti sejenak, membaca berkali-kali soal dan

setelahnya mulai mengaitkan dengan materi lain yang

pernah diajarkan.

Iluminsi Subjek PBT mendapatkan dua ide. Namun dalam proses

mengerjakan subjek PBT berbeda dengan pengerjaan

subjek yang lain dengan jawaban yang benar dan sesuai

dengan jawaban yang diberikan oleh peneliti.

verifikasi Subjek PBT meriksa kembali jawaban yang telah ia

kerjakan selama waktu masih ada yang tersisa.

Tabel 4. 15. Aspek Kreativitas Subjek PBT

Aspek Kreativitas Soal

1. Kefasihan Memenuhi

2. Kebaruan Memenuhi

Page 69: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

56

3. Fleksibilitas Memenuhi

Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid sebagai

berikut:

a) Kefasihan

Subjek PBT dalam menyelesaikan masalah dengan memenuhi

indikator kreativitas kefasihan.

b) Kebaruan

Subjek PBT dalam menyelesaikan masalah aspek kreativitas

memenuhi indikator kebaruan.

c) Fleksibilitas

Subjek PBT dalam menyelesaikan memenuhi aspek kreativitas

fleksibilitas.

Berdasarkan indikator kreativitas yang dicapai, tingkat berpikir kreatif

subjek PBT dalam menyelesaikan masalah dapat diketahui berdasarkan tabel

berikut:

Tabel 4. 16. Tingkatan Berpikir Kreatif Subjek PBT

Tingkat Karakteristik

Tingkat 4 (Sangat

Kreatif)

Kriteria dalam pemecahan masalah, Siswa mampu

menunjukkan kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan

Tingkat 3 (Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa mampu

menunjukkan kebaruan atau fleksibilitas atau

kefasihandan fleksibilitas

Page 70: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

57

Tingkat 2 ( Cukup

Kreatif)

Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa mampu

menunjukkan salah satu dari kebaruan atau

fleksibilitas

Tingkat 1 (Kurang

Kreatif)

Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa hanya

mampu menunjukkan kefasihan

Tingkat 0 (Tidak

Kreatif)

Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa tidak

mampu menunjukkan ketiga indikator kreatif.

e) Data Subjek Perempuan Berkemampuan Sedang (PBS)

Gambar 5. Jawaban Perempuan Berkemampuan Sedang (PBS)

1) Tahap persiapan

Berikut adalah hasil wawancara untuk mengkonfirmasi hasil tertulis dari Subjek

PBS

P : “sebelum mengerjakan soal apa yang kamu lakukan?

PBS:”ee membaca soal kak, sama ingat-ingat materi”

P:”Setelah kamu membaca dan mengamati soalnya, apa kamu menuliskan yang

diketahui dan ditanyakan?”

PBS:”saya tidak tuliskan diketahui dan ditanyakan kak, saya langsung kerja saja

yang saya tahu”

Page 71: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

58

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan Subjek PBS tidak memahami

informasi awal pada soal yang diberikan. Subjek PBS dapat mengaitkan

informasi yang dipahaminya dengan materi yang pernah diperoleh. Pada

wawancara di atas Subjek PBS tidak memaparkan yang diketahui dan ditanyakan

dan juga tidak memaparkan soal dengan kalimatnya sendiri. Berdasarkan hasil

tersebut Subjek PBS memaparkan apa yang ada.

2) Tahap Inkubasi

P : “Habis baca soalnya kamu langsung dapet ide ga?Pake cara apa?”

PBS : “saya pikir dulu kak cara penyelesaiannya, sempet pusing juga tadi kak.”

P: “Apa yang kamu pikirin? “

PBS: “ya saya pikirkan kirain soalnya berhubungan dengan turunan kak untuk

soal no. 4, ya jadinya pakai rumus f(x) = naxn-1

Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisa, bahwa pada tahapan

inkubasi ini Subjek PBS tidak memahami informasi awal akan tetapi langsung

mendapatkan ide untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada soal no. 4.

Subjek PBS diam sejenak dan berpikir sambil mengaitkan permasalahan yang

diberikan dengan materi berkaitan yang sudah Subjek PBS dapatkan sebelumnya.

3) Tahap Iluminasi

P : “Setelah apa yang kamu pikirkan, langsung dapet ide untuk mengerjakan

soal itu gak?”

PBS: “lama baru dapat kak.”

P: “ Truz idenya apa? Langsung dapet berapa ide?”

PBS : “Ya dapatnya Cuma satu ide kak, dan masih ragu-ragu dengan ideku

kak, heheh.”

Pada tahap iluminasi ini seperti pada hasil wawancara di atas Subjek

PBS mendapatkan ide melalui tahap sebelumnya. Subjek PBS kurang mampu

menyelesaikan permasalahan pada soal dengan arti kata lain. Subjek PBS

Page 72: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

59

belum mampu mengeksekusi ide-idenya dengan berhasil mendapatkan cara

penyelesaian dan jawaban akhir yang semuanya bernilai benar.

4) Tahap Verifikasi

P: “Udah yakin jawabanmu itu benar?”

PBS: “belum yakin sih kak, tapi sudah tidak bisa lagi berpikir, sudah pusing”

P : “Kira-kira ada cara lain gak untuk mengerjakan soal tadi?”

PBS: “Mungkin ada , tapi saya tidak mencari cara yang lain kak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, pada tahap verifikasi ini Subjek

PBS tidak memeriksa kembali hasil pengerjaannya dan mencoba untuk mencari

jawaban yang lain. Dalam proses ini Subjek PBS belum berhasil memperbaiki

jawabannya yang salah yang dikarenakan ketidaktelitian. Pada tahap ini, Subjek

PBS tidak mencoba-coba mencari ide lain.

1) Indikator Berpikir Kreatif

a) Kefasihan

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Subjek PBS dapat

dianalisa bahwa Subjek PBS hanya mampu menyelesaikan pemecahan

masalah dengan satu penyelesaian dengan jawaban yang kurang tepat.

Dengan demikian subjek PBS tidak memenuhi Indikator kefasihan.

b) Kebaruan

Untuk aspek kebaruan ini dapat dilihat bahwa Subjek PBS

merupakan langkah yang baru dalam materi relasi dan fungsi yang

mengaitkan antara materi aljabar dengan materi relasi dan fungsi,

sehingga subjek PBS tidak memenuhi indikator kebaruan.

c) Fleksibilitas

Page 73: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

60

Penjelasan mengenai aspek fleksibilitas terdapat pada penjabaran

aspek kefasihan. Pada penjabaran tersebut, didapatkan bahwa subjek PBS

tidak memenuhi fleksibilitas.

Tabel 4. 17. Aspek Kreativitas Subjek PBS

Aspek Kreativitas Soal

1. Kefasihan Tidak Memenuhi

2. Kebaruan Tidak Memenuhi

3. Fleksibilitas Tidak Memenuhi

Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid sebagai

berikut:

1) Kefasihan

Subjek PBS dalam menyelesaikan masalah tidak memenuhi

indikator kreativitas kefasihan.

2) Kebaruan

Subjek PBS dalam menyelesaikan masalah aspek kreativitas tidak

memenuhi indikator kebaruan.

3) Fleksibilitas

Subjek PBS dalam menyelesaikan tidak memenuhi aspek kreativitas

fleksibilitas.

Berdasarkan indikator kreativitas yang dicapai, tingkat berpikir kreatif

Page 74: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

61

subjek PBS dalam menyelesaikan masalah dapat diketahui berdasarkan tabel

berikut:

Tabel 4. 18. Tingkatan Berpikir Kreatif Subjek PBS

Tingkat Karakteristik

Tingkat 4 (Sangat

Kreatif)

Kriteria dalam pemecahan masalah, Siswa mampu

menunjukkan kefasihan, fleksibilitas, dan

kebaruan

Tingkat 3 (Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa

mampu menunjukkan kebaruan atau fleksibilitas

atau kefasihandan fleksibilitas

Tingkat 2 ( Cukup

Kreatif)

Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa

mampu menunjukkan salah satu dari kebaruan

atau fleksibilitas

Tingkat 1 (Kurang

Kreatif)

Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa hanya

mampu menunjukkan kefasihan

Tingkat 0 (Tidak

Kreatif)

Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa tidak

mampu menunjukkan ketiga indikator kreatif.

f) Data Subjek Perempuan Berkemampuan Rendah (PBR)

Gambar 6. Jawaban Perempuan Berkemampuan Rendah (PBR)

1) Tahap Persiapan

Page 75: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

62

P:” Apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal ini?”

PBR:”saya kurang tahu kak apa yang diketahui dan yang ditanyakan, soalnya

saya kurang mengerti”

P:”sudah pernah dapat soal seperti ini sebelumnya, tidak?”

PBR:”sudah kak, tapi kemarin saya tidak memperhatikan, tidak suka belajar

matematika kak”

Pada wawancara di atas Subjek PBR tidak dapat memaparkan soal

dengan kalimatnya sendiri yaitu diketahui dan. Berdasarkan hasil tersebut

Subjek PBR apa saja yang diketahui, apa yang ditanyakan dengan hanya

membaca soal, sehingga Subjek PBR tidak dapat mengutarakan soal dengan

bahasanya sendiri dengan kurang baik.

2) Tahap Inkubasi

P: “Tadi setelah membaca soalnya, apa kamu langsung dapat ide atau cara

untuk mengerjakan soal ini? Atau mungkin ngapain dulu gitu sebelum

ngerjain soalnya, kayak kamu diem dulu, baca soalnya atau

bagaimana?”

PBR: “Ya tadi sempet diemin aja kak.”

P: “Mikirnya bagaimana dek? Apa kamu mengaitkan dengan materi yang

berhubungan?”

PBR: “Ya itu dihubungin ma relasi kak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek PBR tidak langsung

mendapatkan ide Subjek PBR berhenti sejenak dan memikirkan ide untuk

memecahkan permasalahan pada soal dengan mengaitkan informasi awal

yang didapatkan pada soal dengan materi yang pernah didapatkannya.

3) Tahap Iluminasi

P: “Berapa ide yang kamu dapatkan?”

PBR: “Cuma satu kak, dah mentok itu saja yang saya dapatkan kak.”

P: “Menurut adek, jawaban adek ini sudah bener

belum?”

PBR: “Hmmm, sudah mungkin kak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek PBR hanya mendapatkan

Page 76: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

63

satu ide untuk memecahkan permasalahan pada soal. Namun ide yang didapat

menghasilkan jawaban yang salah, karena Subjek PBR kurang memahami

pokok bahasan relasi dan fungsi ini, jadi iya mengaitkan dengan materi

tersebut.

4) Tahap Verifikasi

P: “Trus ini tadi dah sempat diteliti lagi belum?”

PBR: “Enggak saya teliti lagi kak.”

P: “Trus tadi kepikiran ide lain gak?”

PBR: “tidak ada kak, yang ini saja sudah mentok.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek PBR tidak

memeriksa jawabnnya lagi karena jawabannya belum selesai. Selain itu,

Subjek PBR juga tidak memikirkan ide lain untuk menyelesaikan

permasalahan pada soal.

1) Indikator Berpikir Kreatif Subjek PBR

a) Kefasihan

Berdasarkan jawaban dari Subjek PBR yang hanya mendapatkan satu

ide namun sehingga mendapatkan hasil yang salah, jadi Subjek PBR tidak

memenuhi aspek kreativitas kefasihan.

b) Kebaruan

Berdasarkan jawaban yang didapatkan Subjek PBR yang belum

sempurna dan masih biasa, maka Subjek PBR tidak memenuhi aspek

kreativitas kebaruan.

c) Fleksibilitas

Karena Subjek PBR hanya mendapatkan satu jawaban dan

Page 77: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

64

jawabannya salah, maka subjek PBR tidak memenuhi aspek fleksibilitas.

Tabel 4. 19. Aspek Kreativitas Subjek PBR

Aspek Kreativitas Soal

1. Kefasihan Tidak Memenuhi

2. Kebaruan Tidak Memenuhi

3. Fleksibilitas Tidak Memenuhi

Berdasarkan hasil triangulasi di atas, didapatkan data valid sebagai

berikut:

a) Kefasihan

Subjek PBR dalam menyelesaikan masalah tidak memenuhi

indikator kreativitas kefasihan.

b) Kebaruan

Subjek PBR dalam menyelesaikan masalah aspek kreativitas tidak

memenuhi indikator kebaruan.

c) Fleksibilitas

Subjek PBR dalam menyelesaikan tidak memenuhi aspek

kreativitas fleksibilitas.

Berdasarkan indikator kreativitas yang dicapai, tingkat berpikir kreatif

subjek PBS dalam menyelesaikan masalah dapat diketahui berdasarkan tabel

berikut:

Tabel 4. 20. Tingkatan Berpikir Kreatif Subjek PBR

Tingkat Karakteristik

Tingkat 4 (Sangat

Kreatif)

Kriteria dalam pemecahan masalah, Siswa mampu

menunjukkan kefasihan, fleksibilitas, dan

Page 78: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

65

kebaruan

Tingkat 3 (Kreatif) Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa

mampu menunjukkan kebaruan atau fleksibilitas

atau kefasihandan fleksibilitas

Tingkat 2 ( Cukup

Kreatif)

Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa

mampu menunjukkan salah satu dari kebaruan

atau fleksibilitas

Tingkat 1 (Kurang

Kreatif)

Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa hanya

mampu menunjukkan kefasihan

Tingkat 0 (Tidak

Kreatif)

Kriteria pemecahan masalah tersebut Siswa tidak

mampu menunjukkan ketiga indikator kreatif.

B. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, proses berpikir kreatif

dalam penyelesaian masalah pada pokok bahasan relasi dan fungsi yang ditinjau

dari perspektif gender yaitu sebagai berikut:

1. Subjek Perempuan Berkemampuan Matematika Tinggi (PBT)

Proses Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada

Pokok Bahasan relasi dan fungsi Berpandu Model Wallas Ditinjau dari

Perspektif Gender

a. Tahap Persiapan

1) Subjek memahami informasi awal pada soal yang telah diberikan secara

baik

2) Subjek dapat mengkaitkan informasi yang dia dapatkan dengan materi

Page 79: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

66

yang pernah diperoleh sebelumnya dengan baik.

3) Subjek mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk

menyelesaikan soal baik yang sudah dipenuhi atau belum.

4) Subjek bisa mengaitkan informasi yang dia dapatkan dengan materi

yang pernah diperoleh dengan baik.

5) Subjek mengutarakan soal dengan bahasa dan pemikirannya sendiri

dengan baik

b. Tahap Inkubasi

Subjek perempuan kreatif tidak langsung mendapatkan ide untuk

menyelesaikan permasalahan. Subjek diam dan merenung sambil

mengkaitkan permasalahan yang diberikan dengan materi berkaitan yang

telah subjek dapatkan sebelumnya.

c. Tahap Iluminasi

Pada tahap ini subjek perempuan kreatif mendapatkan ide-ide untuk

memecahkan masalah didapatkan melalui proses sebelumnya yaitu inkubasi

dan dapat menjalankan ide-idenya, baik dari proses menyelesaikan

masalahnya maupun hasil akhirnya subjek mendapatkan hasil yang benar

pada setiap ide atau cara yang digunakan.

d. Tahap Verifikasi

Pada tahap ini subjek perempuan kreatif menguji kembali jawaban-

jawaban yang ia dapatkan dan memperbaiki jawabannya dengan mengganti

jawabannya yang salah karena ketidaktelitiannya sampai mendapatkan

jawaban yang benar menurutnya. Dalam proses verifikasi ini pula, subjek

Page 80: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

67

juga mendapatkan ide pemecahan masalah lain. Namun karena dianggap

rumit dan waktu sudah habis, maka ditinggalkan begitu saja.

Tingkatan Berpikir Kreatif Subjek dalam penyelesaian Masalah pada

Pokok Bahasan relasi dan fungsi yang Ditinjau dari Perspektif Gender. Subjek

perempuan berkemampuan tinggi memenuhi ketiga aspek kreativitas yaitu aspek

kefasihan, kebaruan dan fleksibilitas. Berdasarkan tingkat berpikir subjek

perempuan berkemampuan tinggi, tingkat berpikir kreatifnya berada pada tingkat

4 (sangat kreatif).

2. Subjek Perempuan Berkemampuan Matematika Sedang (PBS)

Proses Berpikir Kreatif Subjek dalam pemecahan Masalah pada Pokok

Bahasan relasi dan fungsi Berpandu Model Wallas Ditinjau dari Perspektif

Gender

a. Tahap Persiapan

Subjek PBS tidak memahami informasi awal pada soal yang

diberikan. Subjek PBS dapat mengaitkan informasi yang dipahaminya

dengan materi yang pernah diperoleh. Pada wawancara di atas Subjek PBS

tidak memaparkan yang diketahui dan ditanyakan dan juga tidak

memaparkan soal dengan kalimatnya sendiri. Berdasarkan hasil tersebut

Subjek PBS memaparkan apa yang ada.

b. Tahap Inkubasi

pada tahapan inkubasi ini Subjek PBS tidak memahami informasi

awal akan tetapi langsung mendapatkan ide untuk menyelesaikan

Page 81: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

68

permasalahan yang ada pada soal no. 4. Subjek PBS diam dan melakukan

berbagai aktivitas sambil mengkaitkan permasalahan yang telah diberikan

dengan materi berkaitan yang sudah Subjek PBS dapatkan sebelumnya.

c. Tahap Iluminasi

Subjek PBS mendapatkan ide melalui tahap sebelumnya. Subjek PBS

kurang mampu menyelesaikan permasalahan pada soal dengan arti kata lain.

Subjek PBS belum mampu mengeksekusi ide-idenya dengan berhasil

mendapatkan cara penyelesaian dan jawaban akhir yang semuanya bernilai

benar.

d. Tahap Verifikasi

pada tahap verifikasi ini Subjek PBS tidak memeriksa kembali hasil

pengerjaannya dan mencoba untuk mencari jawaban yang lain. Dalam proses

ini Subjek PBS belum berhasil memperbaiki jawabannya yang salah yang

dikarenakan ketidak telitian. Pada tahap ini, Subjek PBS tidak mencoba-

coba mencari ide lain.

Tingkatan Berpikir Kreatif Subjek dalam pemecahan Masalah pada

Pokok Bahasan relasi dan fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender. Subjek

perempuan berkemampuan sedang tidak memenuhi ketiga aspek kreativitas yaitu

aspek kefasihan, kebaruan dan fleksibilitas. Berdasarkan tingkat berpikir subjek

perempuan berkemampuan sedang, tingkat berpikir kreatifnya berada pada

tingkat 0 (tidak kreatif).

Page 82: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

69

3. Subjek Perempuan Berkemampuan Matematika rendah (PBR)

Proses Berpikir Kreatif Subjek dalam pemecahan suatu Masalah pada

Pokok Bahasan relasi dan fungsi Berpandu Model Wallas Ditinjau dari

Perspektif Gender

a. Tahap Persiapan

Subjek PBR tidak dapat memaparkan soal dengan kalimatnya sendiri

yaitu diketahui dan. Berdasarkan hasil tersebut Subjek PBR menuliskan

diketahui, ditanyakan dengan hanya membaca soal, sehingga Subjek PBR

tidak dapat mengutarakan soal dengan bahasanya sendiri dengan kurang baik.

b. Tahap Inkubasi

Subjek PBR tidak langsung mendapatkan ide Subjek PBR berhenti

sejenak dan memikirkan ide untuk memecahkan permasalahan pada soal

dengan mengaitkan informasi awal yang didapatkan pada soal dengan materi

yang pernah didapatkannya.

c. Tahap Iluminasi

Subjek PBR hanya mendapatkan satu ide untuk memecahkan

permasalahan pada soal. Namun ide yang didapat menghasilkan jawaban

yang salah, karena Subjek PBR kurang memahami pokok bahasan relasi dan

fungsi ini, jadi iya mengaitkan dengan materi tersebut.

d. Tahap Verifikasi

Subjek PBR tidak memeriksa jawabannya lagi karena jawabannya

belum selesai. Selain itu, Subjek PBR juga tidak memikirkan ide lain untuk

Page 83: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

70

menyelesaikan permasalahan pada soal.

Tingkatan Berpikir Kreatif Subjek dalam memecahkan Masalah pada

Pokok Bahasan relasi dan fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender. Subjek

perempuan berkemampuan rendah tidak memenuhi ketiga aspek kreativitas

yaitu aspek kefasihan, kebaruan dan fleksibilitas. Berdasarkan tingkat berpikir

subjek perempuan berkemampuan rendah, tingkat berpikir kreatifnya berada

pada tingkat 0 (tidak kreatif).

4. Subjek Laki-laki Berkemampuan Matematika Tinggi (LBT)

Proses Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada

Pokok Bahasan relasi dan fungsi Berpandu Model Wallas Ditinjau dari

Perspektif Gender

a. Tahap Persiapan

Subjek LBT menuliskan dan menyebutkan apa yang diketahui dapat

dikatakan Subjek LBT memahami informasi awal pada soal yang diberikan

dengan baik. Subjek LBT mengatakan bahwa soal ini terdapat kaitannya

dengan materi relasi dan fungsi. Berdasarkan hal tersebut Subjek LBT dapat

mengkaitkan informasi yang dipahaminya dengan pokok bahasan yang

pernah diperoleh dengan baik.

b. Tahap Inkubasi

tahapan inkubasi ini Subjek LBT berhenti sejenak dan membaca

buku dalam pengerjaannya, sebelum berpikir untuk mencari penyelesaian

masalah, Dalam proses itu Subjek LBT mampu mengaitkan pengetahuan

Page 84: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

71

yang pernah dia dapatkan yaitu tentang relasi dan fungsi. Selain itu, dalam

proses berpikir sejenak yang Subjek LBT lakukan salah satunya adalah

mengaitkan materi yang pernah didapatkannya yaitu materi relasi dan fungsi.

c. Tahap Iluminasi

Subjek LBT mendapatkan 2 ide untuk menyelesaikan permasalahan

pada soal no. 4 dan juga no.6. Subjek LBT dapat mengerjakan ide dengan

baik sehingga proses pengerjaannya menghasilkan jawaban yang benar pada

setiap idenya.

d. Tahap Verifikasi

Subjek LBT memeriksa/menguji kembali jawaban yang sudah

didapatkannya. Namun Subjek LBT tidak menemukan kesalahan. Hal ini

dikarenakan Subjek LBT melakukan perbaikan langsung saat pengerjaan.

Pada tahap ini Subjek LBT tidak mencoba mencari cara lain untuk

menyelesaikan permasalahan pada soal.

Tingkatan Berpikir Kreatif Subjek dalam memecahkan Masalah materi

relasi dan fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender. Subjek laki-laki

berkemampuan matematika tinggi memenuhi ketiga aspek kreativitas yaitu aspek

kefasihan, kebaruan dan fleksibilitas. Berdasarkan tingkat berpikir subjek laki-

laki berkemampuan tinggi, tingkat berpikir kreatifnya berada pada tingkat 4

(sangat kreatif).

5. Subjek Laki-laki Berkemampuan Matematika Sedang (LBS)

Proses Berpikir Kreatif Subjek dalam Menyelesaikan Masalah pada

Page 85: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

72

Pokok Bahasan relasi dan fungsi Berpandu Model Wallas Ditinjau dari

Perspektif Gender

a. Tahap Persiapan

Subjek LBS memaparkan apa yang diketahui, ditanyakan serta

komentar tambahan mengenai permasalahan pada soal tanpa membaca soal,

sehingga Subjek LBS dikatakan dapat mengutarakan soal dengan bahasanya

sendiri dengan baik.

b. Tahap Inkubasi

tahapan inkubasi ini Subjek LBS tidak langsung mendapatkan ide

untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada soal no. 5. Subjek LBS

diam dan melakukan kegiatan lain sambil mengaitkan permasalahan yang

diberikan dengan materi berkaitan yang telah Subjek LBS dapatkan

sebelumnya.

c. Tahap Iluminasi

Subjek LBS mendapatkan ide melalui tahap sebelumnya. Subjek

LBS mampu menyelesaikan permasalahan pada soal dengan arti kata lain

Subjek LBS mampu menjalankan ide-ide yang didapatkannya pada tahap

inkubasi. Subjek LBS mampu mengeksekusi ide-idenya dengan berhasil

mendapatkan cara penyelesaian dan jawaban akhir yang semuanya bernilai

benar.

d. Tahap Verifikasi

tahap verifikasi ini Subjek LBS memeriksa kembali hasil

Page 86: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

73

pengerjaannya dan mencoba untuk mencari jawaban yang lain. Dalam proses

ini Subjek LBS berhasil memperbaiki jawabannya yang salah yang

dikarenakan ketidaktelitian Subjek LBS dalam menghitung sampai benar.

Pada tahap ini, Subjek LBS mencoba-coba mencari ide lain yang dapat

digunakan untuk memecahkan masalah pada soal, namun akhirnya

ditinggalkan karena waktu sudah hampir habis.

Tingkatan Berpikir Kreatif Subjek dalam memecahkan Masalah pada

materi relasi dan fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender. Subjek Laki-laki

berkemampuan sedang pada aspek kreativitas mampu menunjukkan kebaruan

atau fleksibilitas dalam memecahkan masalah.. Berdasarkan tingkat berpikir

subjek laki-laki berkemampuan tinggi, tingkat berpikir kreatifnya berada pada

tingkat 2 (cukup kreatif).

6. Subjek Laki-laki Berkemampuan Matematika rendah (LBR)

Proses Berpikir Kreatif Subjek dalam memecahkan Masalah pada materi

relasi dan fungsi Berpandu Model Wallas Ditinjau dari Perspektif Gender

a. Tahap Persiapan

Subjek LBR memaparkan yang diketahui dan ditanyakan hanya

berdasar apa yang dituliskan pada soal, sehingga Subjek LBR mengutarakan

soal dengan bahasanya sendiri dengan tidak baik.

b. Tahap Inkubasi

Subjek LBR tidak langsung mendapatkan ide. Subjek LBR berhenti

sejenak dan setelahnya mulai mengaitkan dengan materi yang telah diperoleh.

Page 87: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

74

c. Tahap Iluminasi

Subjek LBR hanya mendapatkan satu ide. Namun dalam proses

mengerjakannya Subjek LBR, cara-cara yang digunakan benar dan tentunya

proses dan hasil akhirnya juga benar. Selain itu jawaban yang didapatkan

Subjek LBR sesuai dengan jawaban yang disediakan oleh peneliti.

d. Tahap Verifikasi

Subjek LBR tidak memeriksa kembali jawabannya, selama waktu

masih ada yang tersisa, dan juga tidak memanfaatkan untuk mencari ide lain.

Tingkatan Berpikir Kreatif Subjek dalam memecahkan Masalah materi

relasi dan fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender. Subjek Laki-laki

berkemampuan rendah pada aspek kreativitas mampu menunjukkan kebaruan

atau fleksibilitas dalam memecahkan masalah.. Berdasarkan tingkat berpikir

subjek perempuan berkemampuan tinggi, tingkat berpikir kreatifnya berada pada

tingkat 2 (cukup kreatif).

Tabel 4.21. Proses Berpikir Kreatif Model Wallas Berdasarkan Perspektif Gender

LBT LBS LBR PBT PBS PBR

Persiapan Memaham

i informasi

awal

Memahami

informasi

awal

Tidak

Memahami

informasi

Memahami

informasi

awal

Tidak

memahami

informasi

awal

Tidak

memaham

i informasi

awal

Inkubasi Berhenti

sejenak,

mampu

mengaitka

n materi

yang

pernah

didapatkan

Diam

sejenak

sambil

memikirkan

ide

Berhenti

sejenak dan

mengaitkan

materi yang

pernah

didapatkan

Berhenti

sejenak dan

membaca

berkali-kali

soal yang

diberikan

Berhenti

sejenak dan

langsung

mendapatka

n ide

Berhenti

sejenak

untuk

memuncul

kan

sebuah ide

Iluminasi Mendapat Ide yang Hanya Mendapatka Hanya satu Hanya

Page 88: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

75

kan

beberapa

ide dengan

jawaban

yang benar

didapatkan

hanya satu

dengan

jawaban

yang benar

mendapatka

n satu ide

dengan

jawaban

yang benar

n beberapa

ide dengan

jawaban

yang benar

ide dengan

jawaban

yang salah

mendapatk

an satu ide

dengan

jawaban

yang salah

Verifikasi Memeriks

a kembali

jawaban

Memeriksa

kembali dan

mencoba

mencari

jawaban

yang lain

Tidak

memeriksa

kembali

jawaban

Memeriksa

kembali

jawaban

Tidak

memeriksa

jawaban

Tidak

memeriksa

kembali

7. Deskripsi Proses Berpikir Kreatif Model Wallas berdasarkan gender:

a. Tahap Persiapan

Subjek laki-laki dominan dapat memahami informasi awal dengan

menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan, Subjek LBT dan LBS dapat

memahami informasi awal dengan baik, namun subjek LBR tidak dapat

memahaminya. Sedangkan subjek perempuan dominan tidak dapat memahami

informasi awal, hanya subjek PBT yang dapat menuliskan apa yang diketahui

dan ditanyakan.

b. Tahap Inkubasi

Subjek laki-laki berhenti atau diam sejenak untuk memunculkan sebuah

ide sambil mengaitkan materi yang pernah didapatkan. Sedangkan subjek

perempuan, subjek PBT berhenti sejenak sambil membaca berkali-kali soal yang

diberikan, subjek PBS langsung mendapatkan ide, subjek PBR berhenti sejenak

untuk memunculkan sebuah ide.

c. Tahap Iluminasi

Page 89: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

76

Subjek LBR mendapatkan beberapa ide dengan jawaban yang benar,

subjek LBS dan LBR hanya satu ide yang didapatkan dengan jawaban yang

benar. Sedangkan subjek perempuan, subjek PBT mendapatkan beberapa ide dan

dapat menyelesaikan jawaban dengan benar, subjek PBS dan PBR hanya

mendapatkan satu ide dengan jawaban yang salah. Perbedaan pengerjaan antara

Subjek PBT pada no 2 terdapat kesalahan hasil perhitungan dengan tidak

mencantumkan negatif dan LBT pada jawaban no. 2 sudah benar. untuk PBS

proses pengerjaannya tidak terurut sedangkan LBS menggunakan cara berbeda

yaitu menggunakan cara fungsi kuadrat yaitu x = -b/2a kemudian x nya di

subtitusikan ke dalam persamaan, sedangkan subjek PBS menggunakan cara

rumus pangkat tertinggi yaitu f(x) = na . untuk PBR hanya mengerjakan soal

no. 4 saja dan subjek LBS menggunakan cara rumus fungsi kuadrat.

d. Tahap Verifikasi

Subjek laki-laki dominan memeriksa kembali jawaban yang telah

dikerjakan hanya subjek LBR yang tidak memeriksa kembali jawabannya.

Sedangkan subjek perempuan dominan tidak memeriksa kembali jawaban, h

anya subjek PBT yang memeriksa kembali jawaban yang telah dikerjakan.

Tabel 4.22. Tingkat Berpikir Kreatif siswa berdasarkan Gender

LBT LBS LBR PBT PBS PBR

Sangat Kreatif

Kreatif

Cukup Kreatif

Page 90: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

77

Kurang Kreatif

Tidak Kreatif

Tingkat berpikir berdasarkan gender:

Subjek laki-laki lebih tinggi tingkat berpikir kreatifnya dibandingkan dengan

subjek perempuan, dapat dilihat pada tabel bahwa subjek laki-laki hanya menempati

tingkat berpikir sangat kreatif dan cukup kreatif, tidak ada yang menempati tidak

kreatif. Sedangkan subjek perempuan hanya subjek PBT yang menempati tingkatan

sangat kreatif, subjek PBS dan PBR berada di tingkatan tidak kreatif.

Page 91: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Proses berpikir siswa model wallas untuk perempuan berkemampuan tinggi

pada tahap persiapan, Subjek memahami informasi awal pada soal yang diberikan

dengan baik, tahap inkubasi, subjek berhenti sebentar untuk memunculkan sebuah

ide. Tahap Iluminasi, subjek dapat menjalankan ide-idenya, baik dari proses

menyelesaikan masalahnya maupun hasil akhirnya subjek mendapatkan hasil yang

benar pada setiap ide atau cara yang digunakan, tahap verifikasi, subjek melihat

kembali jawaban yang telah dikerjakan. Tingkatan proses berpikir dari subjek

perempuan yang memiliki kemampuan tinggi yaitu tingkat 4 (sangat kreatif).

Perempuan berkemampuan sedang pada tahap persiapan, subjek PBS tidak

mengetahui hal pertama yang harus diketahui. Tahap Inkubasi, subjek PBS

berhenti dan mengingat materi yang telah diajarkan oleh guru. Tahap Iluminasi,

Subjek PBS kurang mampu menyelesaikan permasalahan pada soal dengan arti

kata lain. Tahap verifikasi, Subjek PBS tidak memeriksa kembali hasil

pengerjaannya. Subjek PBS berada pada tingkat berpikir kreatifnya di tingkat 0

(tidak kreatif).

Subjek Perempuan Berkemampuan Rendah (PBR) pada tahap persiapan,

tidak dapat memaparkan soal dengan kalimatnya sendiri, tahap inkubasi, tidak

langsung mendapatkan ide Subjek PBR berhenti sejenak dan memikirkan ide untuk

memecahkan permasalahan pada soal, tahap iluminasi, hanya mendapatkan satu ide

78

Page 92: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

79

untuk memecahkan permasalahan pada soal. Tahap verifikasi, PBR tidak

memeriksa jawabnnya lagi karena jawabannya subjek PBR pada tingkatan kreatif

berada pada tingkat 0 (Tidak Kreatif). Untuk subjek Laki-laki Berkemampuan

Tinggi(LBT) pada tahap persiapan, Subjek LBT memahami informasi awal pada

soal yang diberikan dengan baik. Tahap Inkubasi, Subjek LBT berhenti sejenak

dan membaca buku dalam pengerjaannya, sebelum berpikir untuk mencari

penyelesaian masalah, Tahap Iluminasi, Subjek LBT mendapatkan 2 ide untuk

menyelesaikan permasalahan. Tahap Verifikasi, Subjek LBT memeriksa kembali

jawaban yang sudah didapatkannya. Subjek LBT tingkat berpikir kreatifnya berada

pada tingkat 4 (sangat kreatif).

Subjek Laki-laki Berkemampuan Sedang (LBS) pada tahap persiapan,

Subjek LBS memaparkan apa yang ada, apa saja yang diketahui, apa yang

ditanyakan. Tahap Inkubasi, Subjek LBS tidak langsung mendapatkan ide untuk

menyelesaikan permasalahan. Tahap iluminasi, Subjek LBS mampu

menyelesaikan permasalahan pada soal dengan arti kata lain Subjek LBS mampu

menjalankan ide-ide yang didapatkannyatahap verifikasi, Subjek LBS memeriksa

kembali hasil pengerjaannya dan mencoba untuk mencari jawaban yang lain.

Subjek LBS tingkat berpikir kreatifnya berada pada tingkat 2 (cukup kreatif).

Subjek LBR dapat menyampaikan dengan kata-kata sendiri, Subjek LBR berhenti

sejenak dan setelahnya mulai mengaitkan dengan materi yang pernah diperoleh.

Subjek Laki-laki Berkemampuan Rendah, pada tahap persiapan, dapat

memaparkan yang ia ketahui pada soal, tahap Inkubasi, Subjek LBR. Tahap

Inkubasi, Subjek LBR berhenti sejenak dan setelahnya mulai mengkaitkan materi

Page 93: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

80

yang telah diberikan. Tahap iluminasi, Subjek LBR ide yang didapatkan hanya

satu. Tahap verifikasi, Subjek LBR tidak memeriksa kembali jawabannya, selama

waktu masih ada yang tersisa, dan juga tidak memanfaatkan untuk mencari ide

lain. Subjek LBR tingkat berpikir kreatifnya berada pada tingkat 2 (cukup kreatif).

B. Saran

Berdasar pada penelitian yang telah dilakukan, adapun saran dapat

diberikan antara lain:

1. Guru, hendaknya membuat soal sekreatif mungkin agar alternatif jawaban

lebih beragam yang memungkinkan siswa untuk berlatih berpikir kreatif.

Penelitian ini juga hendaknya menjadikan sebagai bahan intropeksi kesalahan

untuk guru dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran selanjutnya.

Adapun analisis proses berpikir kreatif dalam penelitian ini dapat dijadikan

sebagai patokan secara deskripsi tentang hasil nilai yang diperoleh siswa.

2. Peneliti selanjutnya, dapat dijadikan referensi ketika ingin mengembangkan

penelitian dengan bahan ajar yang berbeda, sudut pandang berbeda pula.

Page 94: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

81

DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah, E. A. (2017). Problem Posing sebagai Kemampuan Matematis.

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(1), 163-180.

Agung, J. 2018. Analisis Higher Order Thinking Skill Mahasiswa Dalam

Menyelesaikan Soal Mata Kuliah Struktur Aljabar Grup Program Studi

Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Amir. 2013. Perspektif Gender dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Marwah

12(1).

Ardian, F. 2018. Analisis Kesulitan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah

Matematis Bermuatan Hots Ditinjau dari Kemampuan Koneksi Matematis.

Journal Of Songke Math 1(2).

Asmaret, D. (2018). Kajian Tentang Gender Perspektif Islam (Studi Analisis Tentang

Posisi Perempuan Dan Laki-Laki Dalam Islam). JURIS (Jurnal Ilmiah

Syariah), 17(2), 259-268.

Dilla, S. C., dkk. (2018). Faktor Gender dan Resiliensi dalam Pencapaian

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMA. Journal of Medives:

Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, 2(1), 129-136.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo

Frastica. 2013. Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Melalui Pendekatan

Open Ended pada Siswa SMP Ditinjau dari Perbedaan Gender. Skripsi. UIN

Sunan Kalijaga.

Handayani, W., & Kurniasari, I. (2018). Identifikasi Proses Berfikir Siswa Smp Kelas

Vii Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

Ditinjau Dari Kemampuan Matematika. Mathedunesa, 7(2), 371-379.

Hanifah, A. (2019). Proses Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah

Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian rational dan Guardian.

MATHEdunesa, 8(2).

Hasanah. 2013. Analisis Proses Berpikir Siswa dalam Memecahkan Masalah

Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian Extrovert-Introvert dan Gender.

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika 1(4).

Hasanuddin, M. 2015. Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Berdasarkan

Tahapan Wallas dalam Memecahkan Masalah Program Linear Ditinjau dari

Adversity Quotient (AQ). Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 3(1).

Hilman, L., & Khusumadewi, A. (2019). Studi Kasus Tentang Kesadaran Gender

Peserta Didik Sma Muhammadiyah 2 Sumberrejo Kab. Bojonegoro. Jurnal Bk

Unesa, 10(2).

81

Page 95: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

82

Hendriyati, N. N., dkk. (2017). Profil Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII B SMP

Negeri 6 Jember dalam Memecahkan Masalah Operasi Pecahan Berdasarkan

Tahapan Wallas Ditinjau dari Perbedaan Gender. KadikmA, 8(2), 189-196.

Herawati, L. (2016). Pembelajaran melalui strategi REACT untuk meningkatkan

kemampuan pemahaman matematis siswa sekolah menengah kejuruan. JP3M

(Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika), 2(1), 35-40.

Isvina, W, Y. 2015. Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan Masalah Sub Pokok

Bahasan Trapesium Berdasarkan Tahapan Wallas ditinjau dari Adversity

Ouotient (AQ) Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 1 Jember. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa1(1).

Kamaria. 2016. Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Relasi Dan Fungsi Pada

Siswa Kelas Viii Smp Negeri Buti Merauke. MAGISTRA 3(1).

Mulyani, 2013. Kajian Struktur Aljabar Grup pada Himpunan Fungsi Komposisi.

Skripsi. Jurusan Matematika Fakultas dan Teknologi Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim.

Mutmainnah, M., dkk. (2019). Penerapan Strategi Probing Prompting Dalam

Pembelajaran Matematika Materi Relasi Dan Fungsi Di Smp. Lentera

Sriwijaya: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 1(1), 27-37.

Nur‟aini, R, A. 2013. Profil Proses Berpikir Kreatif Berpandu Model Wallas dan

Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Pokok Bahasan

Fungsi Kuadrat Ditinjau dari Perspektif Gender dan Kemampuan Matematika.

Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

Surakarta.

Paramitha, N. (2017). Analisis Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan Masalah

Matematika Materi Aritmatika Sosial Siswa SMP Berkemampuan Tinggi. e-

Jurnal Mitra Pendidikan, 1(10), 983-994.

Rasmedi, 2013. Relasi, fungsi, dan Transformasi. Modul 1, Universitas Terbuka.

Sari, A. P., dkk. (2017). Proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah

matematika berdasarkan model Wallas. Beta: Jurnal Tadris Matematika,

10(1), 18-32.

Siswono, T. (2016). Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif sebagai Fokus Pembelajaran

Matematika. In Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika

(1st Senatik). Semarang: Universitas PGRI Semarang.

Setiawani, S., dkk. (2017). Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa Kinestetik Dalam

Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Tahapan Wallas.

KadikmA,8(1),62-71

Page 96: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

83

Lampiran.1 Instrumen Penelitian

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi

lebih mengenai kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematika melaui tes.

I. Permasalahan

Bagaimana Proses Berpikir Kreatif model wallas dalam memecahkan relasi dan

fungsi ditinjau dari perspektif gender siswa kelas VIII SMPN 26 Makassar?

II. Tujuan Wawancara

Menyusuri secara mendalam bagaimana kemampuan dari subjek penelitian

pada setiap indikator Proses berpikir dan pemecahan masalah matematika

berdasarkan tes yang telah diberikan sebelumnya.

III. Metode Wawancara

Wawancara tidak terstruktur

IV. Langkah-langkah Pelaksanaan Wawancara

1. Peneliti berkenalan dengan subjek penelitian, kemudian menentukan waktu

yang telah disepakati bersama untuk mengadakan wawancara pada setiap

subjek yang telah ditetapkan.

2. Menyiapkan pokok-pokok masalah (daftar pertanyaan) yang akan diajukan

kepada informan atau subjek penelitian sebagai tahap lanjutan untuk

memperoleh informasi secara mendalam mengenai kemampuan koneksi dan

pemecahan masalah matematikasiswa.

3. Menulis hasil wawancara atau merekam hasil wawancara.

4. Mengidentifikasi tindak lanjut dari hasil wawancara yang telah diperoleh.

Page 97: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

84

Adapun butir-butir pertanyaan wawancara yang akan diajukan dibuat

berdasarkan informasi-informasi yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan indikator-

indikator proses berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa yang

diteliti.

1. Tahap Persiapan

a. Apa yang kamu lakukan setelah membaca soal?

b. Kamu tadi sempat mencoba atau tidak?

c. Apakah kamu sudah tahu tes-nya materi apa?

d. Apa yang kamu lakukan setelah membaca soal?

e. Sudah dapat pencerahan?

f. Coba di cermati lagi soalnya, kira-kira variabel apa saja yang ada dalam soal

itu?

g. Pernah dapat soal seperti itu?

2. Tahap Inkubasi

a. Tadi saya perhatikan, kamu diam setelah membaca soal, apa yang kamu

pikirkan?

b. Tadi saya perhatikan sesudah membaca soal, kamu memegang kepala, kenapa

kamu melakukan itu?

c. Tadi saya perhatikan kamu kelihatan gelisah habis baca soal, apa yang kamu

lakukan?

3. Tahap Iluminasi

a. Sekarang kamu sudah punya ide?

b. Idenya ada berapa dalam mengerjakan soal, coba sebutkan?

c. Idenya berapa?

d. Apa Saja?

4. Tahap Verifikasi

a. Apa kamu yakin jawaban kamu benar?

b. Sudah diteliti lagi?

c. Kepikiran ide lain, tidak?

Page 98: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

85

KISI-KISI SOAL TES

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Nama Sekolah : SMPN 26 Makassar

Kelas : VIII

Mapel : Matematika

Sub Materi : Relasi dan Fungsi

Bentuk Soal : Uraian

Alokasi Waktu : 45 menit

Standar Kompetensi : Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan

persamaan garis lurus

KI (Kompetensi Inti) :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerja sama, toleran, damai), antun, responsif, dan proaktif sebagai

bagiandari solusi atas berbagai permasalahan dan berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri

sebagai cermin bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusian,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 99: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

86

Kompetensi Dasar Sub

Pokok

Indikator

Kemampuan

Pemecahan

Masalah

Menurut

wallas

Soal No. Soal

1.3 Memahami relasi dan fungsi

himpunan

penyelesaian serta

memeriksa

kebenaran

jawabannya dalam

pemecahan masalah

matematika

1.3.1

Menjelas

kan dengan

kata-kata

mengenai

pengertia n

relasi dan

menyatak

an masalah

sehari-

hari yang

1.3.1.1.Penentu

an relasi

Menentukan

relasi himpunan

A dan Himpunan

B

1

Page 100: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

87

1.3.2.

Menulisk

an

mengenai

cara

menyajik an

suatu relasi

dengan

diagram

panah,

diagram

Cartesius

,

himpuna

1.3.1.2 penentu

an nilai

relasi

dan

fungsi

1.3.2.1 Menentukan

daerah hasil

Diketahui fungsi

f(x)= 3x-4 jika

nilai fungsi f(m)=5

dan f(-2) = n,

Hitunglah nilai

dari m+n

Diketahui daerah

asal fungsi f:x

2x-3 adalah

{

}

Tentukan daerah

hasil dari fungsi f

?

Diketahui fungsi

f(x) = -x2-6x

+7dengan daerah

asal = Himpunan

semua bilangan

bulat

a. Tentukan nilai

terbesar dari

fungsi f(x)

b. Jika daerah

hasil dari

fungsi f(x)

.

Tentukan

semua nilai x

yang

memenuhi.

Suatu fungsi f(x) =

2 3 4

Page 101: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

88

mx-2 memetakan

4 ke 2. Tentukan

Peta dari 5.

Pada pemetaan f:

x ax +b, jika

f(2) = 6, f(3) = 7.

Tentukan nilai dari

f(7) dan a x b.

5 6

Page 102: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

89

PANDUAN PENSKORAN

1.

Relasi apakah yang ditunjukkan oleh R dari

himpunan A ke Himpunan B?

Dik:

A={2, 6, 8, 9, 15, 17}

B={3, 4, 5, 7}

Dit:

R=....?

1

Penyelesaian:

R={ ( ( ( ( ( } R adalah relasi “Kelipatan dari”

8

Jadi, Relasi yang ditunjukkan oleh R dari

himpunan A ke Himpunan B adalah “Kelipatan

Dari”

1

2. Diketahui fungsi f(x)= 3x-4 jika nilai fungsi

f(m)=5 dan f(-2) = n, Hitunglah nilai dari m+n

Dik:

f(x)= 3x-4

f(m)=5

f(-2) = n

Dit:

m+n=...?

1

2

6

8

9

15

17

21

3

4

5

7

R

A

B

Page 103: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

90

Penyelesaian;

f(x)= 3x-4

f(-2) = 3(-2)-4

n = -6-4

n = -10

f(x) = 3x-4

f(m) = 3(m)-4

5 = 3m-4

3m = 5+4

3 m = 9

m = 3

m+n = 3+(-10)

= -7

8

Jadi, Nilai dari m+n adalah -7 1

3. Diketahui daerah asal fungsi f:x 2x-3 adalah { } Tentukan daerah hasil dari fungsi f ?

Dik:

Domain= {1,2,3,4,5}

f:x 2x-3

y= 2x-3

Dit:

Daerah Hasil f(x) = …?

1

x=1, y=2(1)-3=-1

x=2, y=2(2)-3=1

x=3, y=2(3)-3=3

x=4, y=2(4)-3=5

x=5, y=2(5)-3=7

daerah hasilnya = { }

8

Jadi, daerah hasilnya adalah { } 1

4. Diketahui fungsi f(x) = -x2-6x +7dengan daerah

asal = Himpunan semua bilangan bulat

c. Tentukan nilai terbesar dari fungsi f(x)

d. Jika daerah hasil dari fungsi f(x) .

Tentukan semua nilai x yang memenuhi.

Page 104: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

91

Dik:

f(x) = -x2-6x +7

Daerah asal = {..,-2,-1,0,1,2,...}

f(x) Dit:

a. nilai terbesar dari fungsi f(x)=....?

b. daerah hasil=...?

5

Penyelesaian:

a. u/x = -3

f(x)= -x2-6x +7

f(-3)= -(-3)2-6(-3) +7

= -9+18+7

= 16

u/ x= -2

f(x)= -x2-6x +7

f(-2)= -(-2)2-6(-2) +7

= -4+12+7

= 15

u/x=-1

f(x)= -x2-6x +7

f(-1)= -(-1)2-6(-1) +7

= -1+6+7

= 12

u/ x= 0

f(x)= -x2-6x +7

f(0)= -(0)2-6(0) +

= 0+0+7

= 7

u/x=1

f(x)= -x2-6x +7

f(1)= -(1)2-6(1) +7

= -1-6+7

= 0

u/ x= 2

f(x)= -x2-6x +7

f(2)= -(2)2-6(2) +7

= -4-12+7

= -9

15

Page 105: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

92

Nilai terbesar dari f(x) = 16

Jadi, Nilai terbesar dari f(x) = 16

Cara II

X =

(

(

(

= -3

F(-3) = -(-3)2-6(-3)+7

= -9+18+7

= 16

Jadi, nilai tertinggi f(x) adalah 16

15

b. u/x = -3, f(x) = 16

u/ x= -2, f(x) = 15

u/x=-1, f(x) = 12

u/x=0, f(x) = 7

u/ x= 2, f(x) = -9

Nilai x yang memenuhi jika f(x) yaitu

{ 0,7,12, 15,16}

10

Jadi, Nilai x yang memenuhi jika f(x) yaitu { 0,7,12, 15,16}

5. Suatu fungsi f(x) = mx-2 memetakan 4 ke 2.

Tentukan Peta dari 5 adalah..

Dik:

f(x) = mx-2

f(4) = 2

Dit:

F(5) = ...?

1

Penyelesaian:

f(4) = m(4)-2 =2

4 m = 2+2

m =1

8

Page 106: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

93

f(x) =mx-2

f(x)=x-2

f(5) = 5-2 =3

Peta dari 5 adalah 3

Jadi, Peta dari 5 adalah 3 1

6. Pada pemetaan f: x ax +b, jika f(2) = 6, f(3) =

7. Tentukan nilai dari f(7) dan a x b.

Dik:

f: x ax +b

f(2) = 6

f(3) = 7

Dit:

f(7) =...?

a x b =...?

5

Penyelesaian:

y=f(x) = ax+b

f(2) = 2a +b = 6 ..............(1)

f(3) = 3a+b = 7 ...............(2)

eliminasi persamaan (1) dan (2)

2a +b = 6

3a+b = 7 -

-a = -1

a = 1

subtitusi a=1 ke persamaan (1)

2a+b=6

2(1) +b =6

2 +b = 6

b = 6-2

b = 4

untuk f(7),

f(x) = ax+b

f(x) = (1) x+4

f(x) = x+4

f(7) = 7+4

f(7) = 11

untuk a x b = 1 x 4 = 4

20

Page 107: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

94

Jadi, f(7) = 11 dan a x b = 4 5

Cara 2

Dik

Dik:

f: x ax +b

f(2) = 6

f(3) = 7

Dit:

f(7) =...?

a x b =...?

5

Penyelesaian:

Penyelesaian:

y=f(x) = ax+b

f(2) = 2a +b = 6 ..............(1)

f(3) = 3a+b = 7 ...............(2)

Subtitusi Pers 1 ke 2

2a+b=6

b = 6-2a…(1) subtitusi ke pers 2

3a+b = 7

3a + (6-2a) = 7

3a + 6 – 2a = 7

a + 6 = 7

a = 1

Subtitusi a = 1 ke pers b = 6 -2a

b = 6 – 2a

b = 6 – 2 (1)

b = 6 – 2

b = 4

untuk f(7),

f(x) = ax+b

f(x) = (1) x+4

f(x) = x+4

f(7) = 7+4

f(7) = 11

a x b = 1 x 4 = 4

20

Page 108: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

95

SOAL RELASI DAN FUNGSI

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Relasi dan Fungsi

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Petunjuk Pengerjaan Soal :

a. Berdoalah sebelum mengerjakan soal

b. Bacalah soal dengan seksama

c. Waktu pengerjaan soal adalah 45 menit

d. Jawablah soal dengan langkah-langkah yang jelas

e. Periksa kembali jawaban sebelum dikumpulkan

1. B

Relasi apakah yang ditunjukkan oleh R dari himpunan A ke Himpunan B?

2. Diketahui fungsi f(x)= 3x-4 jika nilai fungsi f(m)=5 dan f(-2) = n, Hitunglah nilai

dari m+n

3. Diketahui daerah asal fungsi f:x 2x-3 adalah { }

Tentukan daerah hasil dari fungsi f ?

4. Diketahui fungsi f(x) = -x2-6x +7dengan daerah asal = Himpunan semua bilangan

bulat

e. Tentukan nilai terbesar dari fungsi f(x)

f. Jika daerah hasil dari fungsi f(x) . Tentukan semua nilai x yang

memenuhi.

2

6

8

9

15

17

21

3

4

5

7

R

A

B

Page 109: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

96

5. Suatu fungsi f(x) = mx-2 memetakan 4 ke 2. Tentukan Peta dari 5.

6. Pada pemetaan f: x ax +b, jika f(2) = 6, f(3) = 7. Tentukan nilai dari f(7) dan a x

b.

LEMBAR KERJA SISWA

Nama :

Kelas :

No Hp :

Sekolah :

Page 110: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

97

Lampiran 2 Hasil Tes Proses Berpikir Model Wallas

Page 111: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

98

Page 112: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

99

Page 113: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

100

Page 114: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

101

Page 115: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

102

Page 116: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

103

Page 117: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

104

Page 118: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

105

Page 119: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

106

Page 120: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

107

Page 121: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

108

Lampiran 3. Hasil Wawancara

1. Subjek LBT

P: “ apa yang kamu lakukan sebelum mengerjakan soal?”

LBT: “ yang saya lakukan pertama, membuka buku, ehh mengingat materi

yang pernah diajarkan oleh guru”

P: “setelah melihat soal apakah kamu sudah tahu materi apa di soal tersebut?”

LBT: “ iy, setelah saya baca soal dan melihat variabel dan bentuknya, saya

tahu itu, eh materi relasi dan fungsi”

P:”apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal?”

LBT: iy kak, saya terlebih dahulu menulis diketahui baru ditanyakan setelah

itu baru saya kerjakan jawabannya kak”

P:”apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal no.4 dek?”

LBT:”yang diketahui itu kak fungsi x sama dengan –x kuadrat kurang enam x

ditambah tujuh, kemudian daerah hasilnya kak himpunan bilangan bulat

yaitu {..,-2,-1,0,1,2,..} kemudian yang ditanyakan nilai terbesar dari

fungsi f (x)”

P:” yang ditanyakan di soal apakah hanya itu dek? Atau masih ada?

LBT:” masih ada kak yaitu nilai x yang memenuhi jika f(x) lebih sama

dengan -1”

P:”Apa kamu sudah pernah dapat soal yang sama seperti ini sebelumnya

dek?”

LBT: “ iya kak, pernahkah diajar sama ibu hanapiah, pernah di ajarkan secara

online

P:” Jadi tadi sudah tahu cara apa yang akan di gunakan di‟?”

LBT:” iya kak, langsung kutau ini cara penyelesaiannya karena sudahma

diajarkan sama ibu, tapi saya pikir-pikir lagi kak tadi karena lupa-

lupama”

P:”selama kamu pikirkan caranya dan belum dapat ide, apa yang kamu

lakukan?

LBT:”ya, saya berusaha ingat kembali kak materi relasi dan fungsi”

Page 122: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

109

P:”kapan kamu mendapatkan ide ini tadi?”

LBT:” maksudnya kapan kak?”

P:” ya sebelum dapat ide mencari jawabannya, apa pas habis baca soal atau

saat yang lain gitu?”

LBT:”emm, sebelum dapat ide kak, saya mikir-mikir sambil menggigit

pulpen, heheh”

P:” apakah kamu sudah punya ide untuk menyelesaikan soal yang telah

diberikan?”

LBT:” iye kak, setelah saya pikir-pikir tadi saya sudah punya ide untuk

menyelesaikan soal ”

P:” terus ide yang adek dapat ada berapa itu?”

LBT:” untuk no. 4 dan no.6 saya punya 2 ide tapi cuma satu ide yang saya

tulis seperti pada lembar jawaban saya (sambil menunjuk jawaban)

untuk no. 4 bagian b itu jawabannya dapat ditulis kembali jawaban a

kemudian didapatkan nilai f(x) yang memenuhi lebih dari -1, kemudian

ide yang saya tulis langsung singkat saja seperti jawaban yang saya tulis

di lembar jawaban saya (sambil menunjuk jawaban), untuk no.6 itu ada

dua langkah yang bisa dilakukan yaitu secara eliminasi dan juga dapat

dilakukan secara subtitusi”

P:”menurut kamu, apa langkah-langkah yang kamu gunakan dijawabanmu

sudah benar tidak dek?”

LBT:” iy kak, dari kedua jawaban yang saya pikirkan sebenarnya jalannya

sama namun, ada yang bisa dilakukan secara sistematis ada juga yang

secara langsung, kemudian yang saya pilih itu yang secara singkat kak”

P:”setelah selesai mengerjakan dan menjalankan semua ideta , untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut dengan beberapa ide, apa kamu

sudah periksa kembali semua jawabanmta?”

LBT:”sudah kak”

P:”sudah yakin semuanya sudah Benar tidak dek”?

LBT:”emm, iye kak, Saya sudah merasa yakin dengan jawabanku kak”

Page 123: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

110

2. Subjek LBS

P : “sebelum mengerjakan soal apa yang kamu lakukan?

LBS:”yang saya lakukan sebelumnya kak membaca buku baru saya mengingat

kembali materi yang diajarkan sama ibu guru”

P:”Setelah kamu membaca dan mengamati soalnya, apa yang diketahui dan yang

ditanyakan pada soal ini?” (Saya menunjuk soal no. 5)

LBS:”yang diketahui di no. 5 kak f (x) sama dengan m(x) dikurangi dua, baru

memetakan empat ke dua kak”

P : “Trus yang ditanyakan apa?”

LBS: yang ditanyakan itu, ee peta dari lima kak”

P: “Trus kenapa di lembar jawabanmu tidak ditulis apa yang diketahui dalam

soal ini?”

LBS: “Hehehe ketinggalangi kak”

P: “Menurut kamu, apakah yang diketahui pada soal sudah cukup untuk mencari

penyelesaian dari soal?”

LBS: “sudahmi kak”

P: “Coba jelaskan lagi dengan kata-katamu sendiri tentang soal ini?”

LBS: “diketahui fungsi x sama dengan mx kurang dua memetakan empat kedua

artinya fungsi empat dihubungkan kedua kak”

P: “Tadi setelah selesai membaca soal, kamu berpikir ga soal ini kira-kira

berhubungan dengan materi yang sudah pernah kamu dapat?”

Page 124: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

111

LBS: “iya kak, ini kayaknya kan yang materi relasi dan fungsi itu kak, yang ada

disuruh mencari hubungan gitu kak”

P : “Apa kamu sudah pernah tau soal ini sebelumnya?”

LBS : “Ya seingat saya kayak yang diberikan guru hanapiah dulu itu.”

P: “Berarti kamu udah tau cara penyelesaiannya?”

LBS: “Hehe, kalau cara ngerjainnya sich udah lupa-lupa kak”

P : “Habis baca soalnya kamu langsung dapet ide ga?Pake cara apa?”

LBS : “Ya mikir dulu lah kak, sempet pusing juga tadi kak.”

P: “Apa yang kamu pikirin? “

LBS: “Ya karena ini kayak masuk materi relasi dan fungsi ya mikirnya tak

hubung-hubungin mesti ya pakekan rumus-rumus yang ada dimateri relasi fungsi

kak.”

P : “Setelah apa yang kamu pikirkan, langsung dapet ide untuk mengerjakan

soal itu gak?”

LBS: “Iya kak.”

P: “ Truz idenya apa? Langsung dapet berapa ide?”

LBS : “Ya dapatnya Cuma satu ide kak, tapi saya coba pikir-pikir lagi siapa tau

masih ada ide yang saya dapat kak .”

P: “Tadi sempat dapet ide dua gitu?”

LBS: “Gak lah kak, tadi tak coret-coret dulu kira-kira bisa ga ya cara ini, bisa

ga ya cara itu. Ya habis dapet satu cara tapi belum langsung tak kerjain kak, ya

saya coret-coret sambil mikir kira-kira pake ini bisa ga ya gitu lagi kak."

P : “Trus menurutmu, apa langkah dan proses kamu mengerjakan sudah benar

Page 125: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

112

dan sesuai ide yang kamu dapatkan?

LBS : “Iya kak”

P: “Udah yakin jawabanmu itu benar?”

LBS: “Iyah kak, soalnya tadi dah teliti. Ya tadi sempet salah-salah ngitung jadi

jawabanya ada yang beda. Trus setelah tak teliti ya jawaban akhirnya sudah

yakin dengan jawaban saya kak

P : “Kira-kira ada cara lain gak untuk mengerjakan soal tadi?”

LBS: “Mungkin ada , td saya mau nyoba pake cara lain, tapi saya belum

temukan lagian waktunya juga udah mu habis.”

3. Subjek LBR

P : “sebelum mengerjakan soal apa yang kamu lakukan?

LBR:”yang saya lakukan sebelumnya kak langsung baca soal sama mengingat

kembali materi yang diajarkan sama ibu guru”

P: “Setelah membaca soal, materi apa yang kira-kira kamu pikirkan yang

berkaitan dengan soal ini?”

LBR:”Fungsi kuadrat kak, ehh relasi fungsi kak bukan fungsi kuadrat”

P: “Setelah kamu membaca soalnya, informasi awal apa yang kamu

dapatkan?”

LBR: “Yang diketahui fungsi x sama dengan min x pangkat dua kurang

enam x ditambah tujuh kak, baru kan a itu berada di variabel x pangkat dua,

jadi a nya sama dengan -1, baru b nya sama dengan -6, dan c nya sama dengan

7 kak”

Page 126: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

113

P : “yang saya lihat di lembar jawabanta menggunakan rumus fungsi kuadrat

di‟?”

LBR:”iy kak, karena kuliat bentukanya ada pangkat dua nya jadi saya

pakaikan rumus fungsi kuadrat”

P:”kenapa tidak menggunakan rumus relasi dan fungsi, apakah tidak ditauki

atau bagaimana?”

LBR:”tidak kutauki kak, cara kerjanya kalau menggunakan rumus relasi dan

fungsi”

P : “Coba jelaskan soal ini lagi dengan kata-katamu sendiri!”

LBR: “kan kak diketahui fungsi yang bentuknya fungsi kuadrat yaitu fungsi x

sama dengan min x pangkat dua kurang enam x ditambah 7, baru daerah

asalnya himpunan semua bilangan bulat, kan saya tidak tau itu kak, jadi saya

langsung menggunakan rumus penyelesaian fungsi persamaan kuadrat kak

yaitu x sama dengan min b per 2a, jadi kudapatmi nilai x nya kak yaitu -3

baru ku subtitusikanmi ke fungsi x kak, kudapatmi 16”

P: “Setelah membaca soal, apakah kamu langsung mendapatkan ide? Maksud

saya, tadi langsung dapet ide apa kamu mikir-mikir dulu gitu, diem bentar ,

apa ngapain dulu gitu,”

LBR: “Ya tadi sich sempat saya ga langsung kerjakan, pusing kak, tapi habis

itu langsung mikir sich gimana nyeleseinnya.”

P : “Lama tidak mikirnya?”

LBR : “bisa dikatakan lama kak, heheh.”

P : “Kan tentunya kamu mengaitkan dengan materi yang pernah kamu

Page 127: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

114

dapatkan kan? Tadi kamu kaitkan dengan materi apa soal ini?”

LBR: “Ya mikirnya langsung ke fungsi kuadrat.”

P: “tidak berpikir pada materi relasi dan fungsi dek?”

LBR : “awalnya saya pikirkan relasi dan fungsi kak, tapi pas kuliat ada

pangkatnya ,Ya jadinya fungsi kuadrat deh.”

P: “Berapa ide yang kamu dapatkan ?”

LBR: “Cuma dapat satu kak.”

P: “Menurutmu apa idemu ini dah benar?”

LBR: “Enggak tau kak.”

P: “Trus apa jawabanmu ini dah selesai?”

LBR: “emm, iya kak sudah selesai”

P: “Apa jawabanmu sudah kamu teliti lagi?”

LBR: “Tidak ka, setelah saya dapat jawaban saya sudah tidak periksa lagi

kak”

P: “Trus tadi selesai ngerjain ngapain?”

LBR: “Enggak ngapa-ngapain kak.”

P: “Jadi dibiarin gitu saja?”

LBR: “Iya kak, hehe.”

P: “Tadi sempat kepikiran ide lain untuk menyelesaikan soal ini?”

LBR: “Tidak kak.”

4. Subjek PBT

P: “ apa yang kamu lakukan sebelum mengerjakan soal?”

Page 128: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

115

PBT: “sebelum saya baca buku saya mempersiapkan diri dulu kak, membaca

doa, kemudian saya membuka buku sejenak dan mengingat materi yang

pernah diajarkan oleh guru. Selain itu saya membaca soalnya berkali-kali kak”

P: “setelah melihat soal apakah kamu sudah tahu materi apa di soal tersebut?”

PBT: “ iy kak, setelah saya baca soal berkali kali dan melihat variabel dan

juga gambar pada no.1 itu materi relasi dan fungsi kan kak?”

P: “ iya dek, terus Informasi awal apa yang kamu dapatkan setelah membaca

soal?”

PBT: “ saya menuliskan diketahui, ditanyakan kak, supaya saya bisa mengerti

saat pengerjaan”

P:” kalau boleh tahu apa yang diketahui dan ditanyakan pada no.6?”

PBT:”yang diketahui itu di no. 6, fungsi x sama dengan ax tambah b, dan f(2)

sama dengan 6, serta f(3) sama dengan 7 kak, baru kak yang ditanyakan itu

f(7) nya berapa dan juga a kali b nya berapa”

P:” yang ditanyakan di soal apakah hanya itu dek? Atau masih ada?

PBT:” iye kak, yang kuliat dari soal ada dua yang ditanyakan kak”

P:”Apa kamu sudah pernah dapat soal yang sama seperti ini sebelumnya

dek?”

PBT: “ iya kak, pernahkah diajar sama ibu hanapiah, pernah di ajarkan secara

online, pernah juga offline di sekolah kak”

P:” Jadi tadi sudah tahu cara apa yang akan di gunakan di‟?”

PBT:” iya kak, waktunya kubaca soalnya berkali-kali langsung langsung

kutau ini cara penyelesaiannya karena sudahma diajarkan sama ibu”

Page 129: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

116

P:”selama kamu pikirkan caranya dan belum dapat ide, apa yang kamu

lakukan?

PBT:”ya, saya berusaha ingat kembali kak materi relasi dan fungsi dan

membaca soalnya berkali-kali kak”

P:” setelah itu kamu langsung dapat ide begitu?”

PBT:” iye kak, langsung ada jawabannya yang kupikir”

P:” apakah kamu sudah punya ide untuk menyelesaikan soal yang telah

diberikan?”

PBT:” iye kak, setelah saya membaca soalnya berkali-kali tadi saya sudah

punya ide untuk menyelesaikan soal ”

P:” terus ide yang adek dapat ada berapa itu?”

PBT:” untuk no.6 saya punya 2 ide tapi cuma satu ide yang saya tulis seperti

pada lembar jawaban saya kak (sambil menunjuk jawaban) untuk no. 6

P:”menurut kamu, apa langkah-langkah yang kamu gunakan dijawabanmu

sudah benar tidak dek?”

PBT:” iy kak, dari kedua jawaban yang saya pikirkan sebenarnya jalannya

sama namun, ada yang dilakukan secara eliminasi dan juga ada yang diubah

dulu baru disubtitusikan kak”

P:”setelah selesai mengerjakan dan menjalankan semua ideta , untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut dengan beberapa ide, apa kamu sudah

periksa kembali semua jawabanmta?”

PBT:”sudah kak”

P:”sudah yakin semuanya sudah Benar tidak dek”?

Page 130: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

117

PBT:”emm, iye kak, Saya sudah merasa yakin dengan jawabanku kak”

5. Subjek PBS

P : “sebelum mengerjakan soal apa yang kamu lakukan?

PBS:”ee membaca soal kak, sama ingat-ingat materi”

P:”Setelah kamu membaca dan mengamati soalnya, apa kamu menuliskan yang

diketahui dan ditanyakan?”

PBS:”saya tidak tuliskan diketahui dan ditanyakan kak, saya langsung kerja saja

yang saya tahu”

P: “Tadi setelah selesai membaca soal, kamu berpikir ga soal ini kira-kira

berhubungan dengan materi yang sudah pernah kamu dapat?”

PBS: “iya kak, ini kayaknya kan yang materi relasi dan fungsi itu kak, yang ada

disuruh mencari hubungan gitu kak”

P : “Apa kamu sudah pernah tau soal ini sebelumnya?”

PBS : “Ya seingat saya kayak yang diberikan guru hanapiah dulu itu.”

P: “Berarti kamu udah tau cara penyelesaiannya?”

PBS: “Hehe, lumayan tau sebagian kak”

P : “Habis baca soalnya kamu langsung dapet ide ga?Pake cara apa?”

PBS : “saya pikir dulu kak cara penyelesaiannya, sempet pusing juga tadi kak.”

P: “Apa yang kamu pikirin? “

PBS: “ya saya pikirkan kirain soalnya berhubungan dengan turunan kak untuk

soal no. 4, ya jadinya pakai rumus f(x) = naxn-1

P : “Setelah apa yang kamu pikirkan, langsung dapet ide untuk mengerjakan

soal itu gak?”

Page 131: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

118

PBS: “lama baru dapat kak.”

P: “ Truz idenya apa? Langsung dapet berapa ide?”

PBS : “Ya dapatnya Cuma satu ide kak, dan masih ragu-ragu dengan ideku kak,

heheh.”

P : “Trus menurutmu, apa langkah dan proses kamu mengerjakan sudah benar

dan sesuai ide yang kamu dapatkan?

PBS : “belum yakin kak”

P: “Udah yakin jawabanmu itu benar?”

PBS: “belum yakin sih kak, tapi sudah tidak bisa lagi berpikir, sudah pusing”

P : “Kira-kira ada cara lain gak untuk mengerjakan soal tadi?”

PBS: “Mungkin ada , tapi saya tidak mencari cara yang lain kak.”

6. Subjek PBR

P: “Setelah kamu membaca soal, apa saja informasi yang kamu dapat?”

PBR: “Maksudnya kak?”

P:” Apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal ini?”

PBR:”saya kurang tahu kak apa yang diketahui dan yang ditanyakan, soalnya

saya kurang mengerti”

P:”sudah pernah dapat soal seperti ini sebelumnya, tidak?”

PBR:”sudah kak, tapi kemarin saya tidak memperhatikan, tidak suka belajar

matematika kak”

P:‟ Setelah membaca soal, kira-kira soalnya berkaitan dengan materi apa

dek?”

PBR:” materi relasi dan fungsi bukan kak?”

Page 132: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

119

P:”iy dek

P: “Tadi setelah membaca soalnya, apa kamu langsung dapat ide atau cara

untuk mengerjakan soal ini? Atau mungkin ngapain dulu gitu sebelum

ngerjain soalnya, kayak kamu diem dulu, baca soalnya atau bagaimana?”

PBR: “Ya tadi sempet diemin aja kak.”

P: “Apanya yang didiemin?”

PBR : “ diem dulu baru pikir kak gimana caranya ngerjain ini soal.”

P: “Mikirnya bagaimana dek? Apa kamu mengaitkan dengan materi yang

berhubungan?”

PBR: “Ya itu dihubungin ma relasi kak.”

P: “Berapa ide yang kamu dapatkan?”

PBR: “Cuma satu kak, dah mentok itu saja yang saya dapatkan kak.”

P: “Menurut adek, jawaban adek ini sudah bener

belum?”

PBR: “Hmmm, sudah mungkin kak.”

P: “Hmmm, tapi yakin ga caramu mengerjakan itu benar dek?”

PBR: “tidak tau kak, heheh”

5) Tahap Verifikasi

P: “Trus ini tadi dah sempat diteliti lagi belum?”

PBR: “Enggak saya teliti lagi kak.”

P: “Trus tadi kepikiran ide lain gak?”

PBR: “tidak ada kak, yang ini saja sudah mentok.”

Page 133: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

120

Lampiran 4. Surat Pembimbingan

Page 134: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

121

Page 135: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

122

Page 136: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

123

Page 137: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

124

Page 138: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

125

Page 139: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

126

Page 140: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

127

Page 141: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

128

Page 142: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

129

Page 143: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

130

Page 144: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

131

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian

Page 145: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

132

Page 146: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

133

Page 147: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

134

Page 148: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

135

Page 149: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

136

Page 150: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

137

Lampiran. 6 Hasil Turnitin

Page 151: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

138

Page 152: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

156

Page 153: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

157

Page 154: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

158

Page 155: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

159

Lampiran. 8 Dokumentasi

Page 156: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

160

Lampiran 9 Tahap Wawancara

Page 157: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

161

RIWAYAT HIDUP

Rudi, Lahir di Kajuara, 30 Desember 1998, Alamat Kajuara,

Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng. Nomor

silaturahmi 085256529972, jenjang pendidikan SDN 270

Mattirowalie pada tahun 2004 sampai pada tahun 2010,

SMPN 3 Liliriaja pada tahun 2010 sampai pada tahun 2013,

SMAN 1 Soppeng pada tahun 2014 sampai pada tahun

2016, kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi yaitu Universitas

Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Program Studi Pendidikan Matematika, adapun pengalaman organisasi yaitu

Anggota di Ikatan Mahasiswa Pelajar Soppeng (IMPS) Periode 2017/2018,

Anggota Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia di Himpunan Mahasiswa

Matematika Periode 2018/2019, Ketua Bidang Kewirausahaan dan Jaringan di

Lembaga Kreativitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (LKIM PENA)

Periode 2019/2020. Prestasi yang pernah diraih yaitu Juara 2 Lomba Kreativitas

Mahasiswa Nasional Perguruan Tinggi Muhammadiyah PKM Center Universitas

Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Finalis Essay Competition IMM AKBAR 2019

Tingkat Nasional , Peserta Olimpiade Sains Tingkat Mahasiswa dan Guru Se-

Indonesia, Mahasiswa Berprestasi tingkat mahasiswa se-universitas

muhammadiyah makassar, peraih beasiswa berprestasi dari pemerintah Kabupaten

Soppeng

Page 158: PROSES BERPIKIR KREATIF MODEL WALLAS DALAM ......Relasi dan Fungsi Ditinjau dari Perspektif Gender Siswa Kelas VIII SMPN 26 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

162