prosedur penugasan pejabat ke luar...
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian merupakan salah satu unit
pelaksana teknis eselon III dibawah Sekretarian Badan Kitbang Pertanian,
Kementerian Pertanian. Berdasarkan Permentan No.
49/Permentan/OT.140/6/2007, tanggal 18 Juni 2007, tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian dalam Pasal 2
dinyatakan bahwa Balai PATP mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
kekayaan intelektual dan alih teknologi hasil kegiatan penelitian dan
pengembangan pertanian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, Balai PATP menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut : 1) Penyiapan penyusunan rencana, program dan anggaran
pengelolaan kekayaan intelektual dan alih teknologi hasil kegiatan penelitian
dan pengembangan pertanian; 2) Penyiapan perlindungan HKI teknologi
hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian; 3) Pelaksanaan
promosi teknologi hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian
yang bernilai kekayaan intelektual; 4) Pelaksanaan kerja sama alih teknologi
hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang bernilai KI; 5)
Penyiapan lisensi teknologi hasil kegiatan kegiatan penelitian dan
pengembangan pertanian yang bernilai HKI; 6) Pemantauan dan evaluasi
pengelolaan KI dan alih teknologi hasil kegiatan penelitian dan
pengembangan pertanian; 7) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
tangga Balai PATP.
Struktur organisasi dari Balai PATP terdiri dari Kepala Sub Bagian
Tata Usaha dan Kepala Seksi Pelayanan Alih Teknologi seperti terlihat dalam
Gambar 1 berikut:
2
Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian
Pada tahun 2010-2014, Kementerian Pertanian telah menetapkan
sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal
untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor dan
kesejahteraan petani sebagai visi pembangunan pertanian. Sistem pertanian
industrial merupakan suatu sistem yang menerapkan integrasi usaha tani
disertai dengan koordinasi vertikal dalam satu alur produk, sehingga
karakteristik produk akhir yang dipasarkan dapat dijamin dan disesuaikan
dengan preferensi konsumen akhir.
Dalam rangka pencapaian visi tersebut, invensi Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian harus dapat diwujudkan menjadi inovasi yang
berdaya saing, adaptif dan mudah diadopsi melalui proses alih teknologi.
Dalam proses alih teknologi ini, Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian
KEPALA BALAI
SEKSI PELAYANAN ALIHTEKNOLOGI
SUBBAGIAN TATAUSAHA
TATA USAHA
KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL
(BALAI PATP) sebagai institusi yang memasarkan teknologi hasil Badan
Litbang Pertanian mempunyai peran yang strategis. Peran strategis tersebut
mencakup upaya untuk perlindungan invensi teknologi Badan Litbang
Pertanian melalui pengelolaan HKI dan komersialisasinya melalui lisensi dan
public private partnership serta pengelolaan royaltinya. Peran tersebut akan
memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam pencapaian tujuan Badan
Litbang Pertanian untuk mendapatkan impact recognition dari hasil-hasil
penelitiannya.
1.1 Visi
Pada tahun 2014 menjadi institusi yang bertaraf internasional
sebagai pusat pengelola HKI dan alih teknologi dalam kerangka
kerjasama lisensi dan Public Private Partnership hasil kegiatan Litbang
Pertanian untuk mendukung pembangunan pertanian
1.2 Misi
1) Mendorong peningkatan jumlah HKI hasil penelitian untuk
pengembangan teknologi bagi pembangunan pertanian;
2) Membangun dan meningkatkan kerjasama komersial dengan
dunia usaha melalui diseminasi dan promosi inovasi teknologi
berbasis HKI;
3) Menggarap umpan balik peluang dan potensi pengembangan
inovasi teknologi berbasis HKI sesuai dengan kebutuhan
pengguna;
4) Mengembangkan harmonisasi dan pemantauan efektivitas serta
keberlanjutan pengembangan inovasi teknologi pertanian.
1.3 Tujuan
Seiring dengan perkembangan proses pencapaian visi dan misi
tersebut, maka tujuan pengelolaan alih teknologi adalah:
4
a. Meningkatkan jumlah perlindungan HKI hasil penelitian untuk
pengembangan teknologi bagi pembangunan pertanian;
b. Meningkatkan intensitas dan kualitas promosi dan bimbingan
pemanfaatan hasil litbang pertanian yang bernilai HKI dalam
rangka kerjasama alih teknologi ;
c. Meningkatkan jumlah kerjasama alih teknologi dengan dunia
usaha dalam bentuk lisensi hasil litbang yang bernilai komersial
dan dilindungi HKI;
d. Meningkatkan kerjasama dalam bentuk public private partnership
(PPP) antara Badan Litbang Pertanian dan dunia usaha;
e. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi pengelolaan HKI,
kerjasama lisensi dan PPP.
1.4 Sasaran
Dengan mengacu pada visi dan misi Balai PATP yang telah
ditetapkan, maka sasaran pengelolaanalih teknologi adalah:
a. Meningkatnya jumlah invensi litbang pertanian yang dilindungi
HKI;
b. Terwujudnyajaminan keberhasilan pemanfaatan invensi litbang
pertanian melalui kegiatan pralisensi;
c. Meningkatnya jumlah kerjasama alih teknologi baik lisensi
(komersial dan non komersial) maupun PPP hasil litbang
pertanian;
d. Terdefinisikannya dengan jelas tata aturan penggunaan royalti
hasil alih teknologi guna menigkatkan motivasi peneliti/
perekayasa untuk menghasilkan karya penelitian yang berguna
bagi pembangunan pertanian;
e. Menigkatnya publikasi alih teknologi yang bernilai HKI.
1.5 Strategi
Strategi berlandaskan kerangka pemikiran sebagai berikut:
a. Inovasi-inovasi yang dihasilkan merupakan bagian integral dari
sistem inovasi nasional untuk menjawab tantangan
pembangunan pertanian;
b. Kegiatan penelitian diarahkan untuk memfasilitasi
pengembangan sistem usaha agribisnis, peningkatan ketahanan
pangan dan selanjutnya mendorong peningkatan kesejahteraan
masyarakat;
c. Pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang pertanian antara
lain diarahkan kepada pembentukan daya inovasi dan akselerasi
adopsi teknologi untuk menghasilkan produk-produk pertanian
yang memiliki daya saing tinggi.;
d. Diperlukan keterpaduan kegiatan dan harmonisasi pendekatan
baik antar lembaga maupun antar disiplin, sejak penciptaan
sampai adopsi inovasi teknologi, untuk dapat menghasilkan
produk yang komersial secara efisien dan berkelanjutan.
1.6 Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Kegiatan alih teknologi Balai PATP tahun anggaran 2012
merupakan rangkaian proses pelaksanaan program alih teknologi hasil
penelitian yang tertuang dalam RENSTRA 2010-2014. Dengan
mempertimbangkan isu-isu aktual yang sedang terjadi maka yang
menjadi kebijakan Badan Litbang Pertanian dan Kementerian
Pertanian, pada tahun anggaran 2012 ditetapkan 7 kegiatan utama
dan 8 kegiatan pendukung seperti diilustrasikan pada Gambar 2
berikut ini:
6
Gambar 2. Kerangka proses invensi menjadi inovasi
Tujuh kegiatan utama alih teknologi hasil penelitian Badan Litbang
Pertanian yang dikelola Balai Pengelola Alih Teknologi adalah sebagai
berikut:
1. Pendaftaran dan pengelolaan perlindungan HKI
Ruang lingkup Lingkup kegiatan ini meliputi proses pendaftaran HKI
(paten, cipta, merk dan permohonan hak PVT) serta pendaftaran KI
(pendaftaran varietas tanaman), pemeliharaan HKI, pemanduan
penyusunan draft dokumen HKI dan mediasi percepatan proses
perlindungan HKI dan penyusunan basis data yang menyajikan
informasi inovasi teknologi hasil penelitian serta evaluasi pelaksanaan
kegiatan HKI.
Tujuan
1. Melaksanakan proses pendaftaran perlindungan HKI (paten, hak
cipta, merek, dan PVT) serta KI (pendaftaran varietas tanaman);
2. Melaksanakan sosialisasi, lokakarya, pemanduan dan mediasi HKI
untuk meningkatkan jumlah pendaftaran invensi yang dilindungi
HKI dan KI.
Sasaran
1. Terprosesnya pendaftaran perlindungan HKI (paten, hak cipta,
merek dan PVT) serta pendaftaran perlindungan KI (pendaftaran
varietas tanaman).
2. Terlaksananya sosialisasi, lokakarya, pemanduan dan mediasi HKI
untuk meningkatkan jumlah pendaftaran invensi serta percepatan
proses pendaftaram invensi yang dilindungi HKI dan KI.
2. Promosi teknologi Litbang Pertanian dalam rangka alih
teknologi kepada industri.
Ruang ingkup kegiatan ini adalah (1) melaksanakan promosi kekayaan
intelektual (KI) hasil Badan Litbang Pertanian untuk menyebarkan
informasi teknologi KI kepada target potensial, memperluas jaringan
pengguna teknologi, mengunggulkan teknologi yang dimiliki
dibandingkan pesaing/kompetitor, dan membentuk citra teknologi di
mata pengguna teknologi.
Tujuan
1. Melakukan konsolidasi/koordinasi dalam rangka promosi dan alih
teknologi;
2. Melakukan kegiatan promosi teknologi KI Badan Litbang Pertanian
sebagai upaya proses alih teknologi KI kepada pengguna seperti
8
industri, pemerintah dan masyarakat agar terjadi proses alih
teknologi;
3. Meningkatnya teknologi KI yang di adopsi oleh industri yang
dituangkan dalam naskah perjanjian kerja sama lisensi untuk
mengembangkan dan memasalkan produk.
Sasaran
1. Terselenggaranya kegiatan promosi teknologi KI Badan Litabang
Pertanian;
2. Teradopsinya teknologi Badan Litbang Pertanian oleh industry;
3. Terlaksananya kegiatan konsolidasi/koordinasi dalam rangka
promosi dan alih teknologi.
3. Pengembangan alih teknologi untuk penderasan inovasi
teknologi Badan Litbang Pertanian dalam mendukung
pengembangan industri
Ruang lingkup dari kegiatan ini meliputi:
1. Melaksanakan koordinasi/konsolidasi dalam rangka pendeasan
inovasi teknologi;
2. Melaksanakan sosialisasi pengembangan alih teknologi di UK/UPT
Badan Litbang Pertanian;
3. Melakukan penyusunan dan pencetakan buku teknologi inovasi
Badan Litbang Pertanian sebagai acuan dunia usaha dalam
melisensi invasi teknologi Badan Litbang Pertanian.
Tujuan
1. Melakukan koordinasi/konsolidasi dalam rangka penderasan
inovasi teknologi melalui identifikasi invesi Badan Litbang
Pertanian yang layak untuk dialihkerjasamakan dan koordinasi alih
teknologi dengan calon lisensor dan UK/UPT penghasil teknologi
dalam rangka finalisasi naskah kerjasama;
2. Melakukan sosialisasi pengembangan alih teknologi;
3. Dummy dan cetak buku teknologi onovasi Badan Litbang
Pertanian.
Sasaran
1. Telaksananya koordinasi/konsolidasi dalam rangka penderasan
inovasi teknologi melalui identifikasi invensi Badan Litbang
Pertanian yang layak untuk dialihkerjasamakan dan komunikasi
dengan dunia usaha dalan rangka percepatan finalisasi naskah
perjanjian kerjasama alih teknologi;
2. Terlaksananya sosialisasi pengembangan alih teknologi di UK/UPT
Badan Litbang Pertanian;
3. Tersusunnya dan tercetaknya buku teknologi Badan Litbang
Pertanian sebagai bahan acuan dunia usaha dalam melisensi
inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian.
4. Pemantauan pelaksanaan alih teknologi Litbang Pertanian
Ruang lingkup terdiri meliputi (1) penilaian terhadap rencana kegiatan
per tahun yang mengacu kepada naskah perjanjian kerjasama lisensi,
(2) pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan lisensi semenjak awal
tahun dan (3) evaluasi terhadap laporan perkembangan lisensi setiap
tahunnya dan (4) koordinasi dengan kepala bidang KSPHP dalam
rangka pemantauan pelaksanaaan alih teknologi.
Tujuan
1. Melaksanakan koordinasi/konsolidasi dalam rangka pemantauan
pelaksanaan alih teknologi melalui pemantauan perkembangan
lisensi dan menentukan besaran royalti hasil alih teknologi,
10
memantau dan mengevaluasi permasalahan dan potensi suatu
kerjasama lisensi hasil litbang pertanian sebagai bahan masukan
dan rekomendasi kegiatan alih teknologi, meengevaluasi keragaan
suatau lisensi dan melakukan koordinasi kegiatan lisensi milik
UK/UPT dengan Kabid KSPHP;
2. Melaksanakan lokakarya, seminar, sosialisasi untuk pemantauan
alih teknologi.
Sasaran
1. Teraksananya koordinasi/konsolidasi dalam rangka pemantauan
pelaksanaan alih tekologi melalui melalui pemantauan
perkembangan lisensi dan menentukan besaran royalti hasil alih
teknologi, memantau dan mengevaluasi permasalahan dan potensi
suatu kerjasama lisensi hasil litbang pertanian sebagai bahan
masukan dan rekomendasi kegiatan alih teknologi, meengevaluasi
keragaan suatau lisensi dan melakukan koordinasi kegiatan lisensi
milik UK/UPT dengan Kabid KSPHP;
2. Terlaksananya lokakarya, seminar, sosialisasi untuk pemantauan
alih teknologi.
5. Koordinasi pelaksanaan Uji BUSS varietas tanaman
Ruang lingkup kegiatan adalah koordinasi pelaksanaan uji BUSS dari
varietas-varietas yang dihasilkan oleh pemulia tanaman lingkup Badan
Litbang Pertanian
Tujuan
1. Memberikan kepastian terhadap varietas tanaman yang akan
diberikan perlindungan hak PVT adalah memang varietas tanaman
tersebut mengandung unsur baru, unik, seragam dan stabil;
2. Mempercepat proses perlindungan HKI terhadap varietas tanaman
yang akan dilindungi tersebut.
Sasaran
1. Terjaminnya kepastian unsur BUSS (baru, unik, seragam dan
stabil) terhadap varietas yang akan dilindungi tersebut;
2. Tercapainya proses perlindungan HKI terhadap varietas tanaman
tersebut secara efektif dan efesien.
6. Analisis Dampak Inovasi Inovasi Yang Sudah Dilisensi
Ruang lingkup dari kegiatan ini meliputi informasi preferensi pengguna
terhadap jenis inovasi yang telah dilisensi Badan Litbang Pertanian,
dampak teknologi inovasi yang telah dilisensi, faktor-faktor yang
mempengaruhi penyebaran teknologi inovasi yang dilisensi pada
industri pengganda dan pengguna akhir dan umpan balik atas
pengembangan teknologi inovasi yang dilisensi pada industri
pengganda teknologi dan pengguna akhir.
Tujuan
1. Melakukan analisis preferensi pengguna pada industri pengganda
teknologi dan pengguna akhir;
2. Analisis dampak teknologi inovasi yang telah dilisensi pada industri
pengganda teknologi dan pengguna akhir;
3. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi teknologi inovasi yang
dilisensi pada industri pengganda teknologi dan pengguna akhir;
4. Memeperoleh informasi umpan balik atas pengembangan teknologi
inovasi yang dilisensi pada industri pengganda teknologi dan
pengguna akhir.
12
Sasaran
1. Diperolehnya hasil analisis preferensi pengguna pada industri
pengganda teknologi dan pengguna akhir;
2. Diperolehnya hasil analisis dampak teknologi inovasi yang telah
dilisensi pada industri pengganda teknologi dan pengguna akhir.
7. Analisis kelayakan invensi Badan Litbang Pertanian
Teknologi KI hasil badan Litbang Pertanian yang potensial dapat
dilindungi HKI dan diinovasikan perlu dianalisis kelayakannya untuk
mengetahui kinerja invensi tersebut agar dunia usaha mengetahui
secara langsung keunggulan dari teknologi tersebut.
Delapan kegiatan penunjang yang dikelola Balai Pengelola Alih Teknologi
adalah sebagai berikut:
1. Analisis Kebijakan Dalam Rangka Penderasan Alih Teknologi
Kepada Industri
Ruang Lingkup dari kegiatan ini meliputi review Renstra Balai PATP
2010 – 2014, review perizinan pertanian, penyusunan draft Permentan
dan KMK tentang Pemanfaatan Royalti,review Panduan Valuasi,dan
penyusunan Naskah Akademis Balai PATP sebagai Pengelola HKI dan
Kuasa Pendaftaran HKI Badan Litbang Pertanian.
2. Penyusunan Program
Ruang lingkup kegiatan Sinkronisasi PenyusunanProgram Balai
Pengelola Alih Teknologiadalah (1) melakukan review dan penajaman
program/kegiatan tahun anggaran berjalan sebagai landasan
penyusunan keluaran tahun berikutnya(2) merencanakan dan
menyusun kegiatan dan anggaran tahun berikutnya dan
(3)memutakhirkan data SIMPROG TA berjalan. (4) Mengkoordinir
laporan tengah dan akhir tahun.
3. Monitoring dan Evaluasi
Ruang lingkup kegiatan Monitoring dan evaluasi yang dilakukan
bersifat pembinaan dengan tujuan dan sasarannya dalam rangka
perbaikan dan penyempurnaan kegiatan yang sudah, sedang dan
akan berjalan. Pelaksanaan kegiatan monev idealnya dilakukan selama
tiga kali dalam setahun, yang meliputi monev perencanaan (ex-ante),
monev pelaksanaan (on going), dan monev akhir kegiatan (ex-post).
4. Sistem Pengendalian Internal
Ruang lingkup dari kegiatan ini meliputi : Terlaksanannya tugas pokok
Satlak SPI dalam membantu tugas pimpinan untuk melaksanakan
pengendalian intern khususnya untuk memastikan tersedianya
dokumen sebagai dasar pelaksanaan kegiatan teknis maupun
anggaran; Terlaksananya pengendalian intern atas pelaksanaan
komponen kegiatan untuk menghasilkan output strategis yang
tertuang dalam Indek Kinerja Utama (IKU) Balai PATP;Terlaksanannya
pengendalian intern atas pelaksanaan komponen kegiatan keuangan,
Sumber Daya Manusia dan Assets dan laporan dan rekomendasi
kepada Kepala Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian.
5. Penerapan ISO 9001 -2008
Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan ISO 9001 adalah melaksanakan
koordinasi/ konsolidasi dalam rangka pemeliharaan ISO 9001 : 2008
14
6. Pengelolaan Keuangan dan Perlengkapan, serta administrasi
Kepegawaian
Ruang lingkup kegiatan meliputi perencanaan kebutuhan biaya
pelaksanaan kegiatan, pencairan, pengelolaan dan pelaporan
Keuangan Balai PATP, secara berjenjang dan Perencanaan kebutuhan,
pengelolaan dan pelaporan aset tetap maupun tidak tetap.
7. Pengembangan Perpustakaan digital dan web-site
Ruang lingkup dari kegiatan pengembangan perpustakaan digital
adalah: peningkatan kemampuan dan kualitas SDM, penambahan
jumlah koleksi bahan pustaka, pengelolaan buku dan koleksi pustaka
baru dan pelayanan pengunjung perpustakaan. Sedangkan ruang
lingkup kegiatan web-site adalah: up-date informasi terbaru,
pemeliharaan jaringan dan isi.
8. Penyusunan dan Pencetakan Buku Teknologi Inovatif
Pertanian
Ruang lingkup kegiatan adalah mencetak buku 300 Teknologi Inovatif
Pertanian versi Badan Litbang Pertanian bahasa Indonesia –Inggris
dan versi Kementerian Pertanian bahasa Indonesia – Inggris dan
dalam klaster.
II. HASIL KEGIATAN YANG DICAPAI
2.1 Pendaftaran dan pengelolaan perlindungan HKI
Percepatan proses perlindungan HKI dipandang sangat perlu, agar
proses sertifikasi HKI dapat dilakukan secara optimal dan dapat
diterima tepat waktu serta merangsang minat inventor untuk
mendaftarkan invensinya. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
adopsi teknologi oleh industri tersebut melalui sosialisasi, lokakarya,
pemanduan penyusunan darft dokumen HKI, workshop pemanduan
pendalaman penyusunan dokumen HKI, mediasi percepatan proses
pemeriksaan substantif paten dan peltihan drafting paten, dan salah
satu target yang ingin dicapai Badan Litbang Pertanian adalah
terlindunginya semua invensi Badan Litbang Pertanian.
Tabel 1. Data permohonan paten, cipta, merek, PVT dan varietas Badan LitbangPertanian tahun 2006 – 2012
TahunPendaftaran/Permohonan Sertifikat
Paten Cipta Merek PVT Var1) JML Paten Cipta Merek PVT Var JML
<2006 59 6 22 - - 87 9 2 3 - - 14
2006 16 7 1 3 14 41 - 7 - - 11 18
2007 2 - - 2 18 22 7 - - 1 18 26
2008 15 5 7 6 64 97 5 - - 2 57 64
2009 13 10 4 4 104 135 2 1 - 2 100 105
2010 28 5 2 5 80 120 5 9 8 - 80 102
2011 16 6 4 7 86 119 6 1 2 - 86 95
2012 23 7 - 11 26 67 10 4 3 3 - 20
Jml 172 46 40 38 392 688 44 24 16 8 352 444
1) Pendaftaran varietas tanaman 2) Sampai dengan 31Desember 2012
16
Gambar 3. Perkembangan jumlah pendaftaran dan sertifikat HKI Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian 2007 - 2012
Gambar 4. Perkembangan jumlah pendaftaran dan sertifikat HKI Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian per jenis perlindungan 2007- 2012
Berdasarkan data base Balai PATP sampai dengan 31 Desember 2012
diketahui jumlah pendaftaran HKI sebanyak 688 invensi yang terdiri
dari 172 paten, 46 hak cipta, 40 merek 38 permohonan hak PVT, dan
392 varietas tanaman (Tabel 1). Sedangkan jumlah yang bersertifikat
adalah 44 paten, 24 hak Cipta, 16 Merek, 8 PVT dan 352
pendaftaran varietas tanaman.
2.2 Promosi teknologi Litbang Pertanian dalam rangka alih
teknologi kepada industri
Promosi merupakan sarana untuk menyebarkan informasi
teknologi kekayaan inteletual kepada target potensial, memperluas
jaringan pengguna teknologi, mengunggulkan teknologi yang dimiliki
dibandingkan pesaing/kompetitor, dan membentuk citra teknologi di
mata pengguna teknologi. Mempromosikan teknologi jauh lebih sulit
dibandingkan mempromosikan produk, karena targetnya adalah
pelaku usaha yang akan mengembangkan atau memasalkan
teknologi.
Promosi teknologi kekayaan intelektual hasil Badan litbang
pertanian dalam rangka alih teknologi kepada industri dikemas dalam
Round table meeting (RTM). Agar teknologi yang dipromosikan dan
yang diundang lebih fokus, maka promosi dilakukan untuk teknologi
yang prospektif diadopsi industi, mempunyai keunggulan komperatif,
dan dapat dikembangkan dalam skala industri. Jumlah invensi yang
dipromosikan tahun 2012 disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Daftar Invensi Badan Litbang Pertanian Yang Dipromosikan tahun 2002Kegiatan Nama Invensi UK/UPT
RTM I tanggal 9Februari
1.Kentang varietas tenggo Balitsa2.Padi hibrida varietas BB Padi3.Jeruk soe seedless Balitjestro
RTM II tanggal 30maret 2012
4.Biosure5.Latricid Balitjestro6.Metabron Balit Palma7.Organeem Balittas8.Biolec Balitkabi9.Trichocompost BPTP Jatim
RTM III tanggal 1 juni 10.Bungkil inti sawit Balitnak
18
2012 11.Probiotik Balitnak12.Stik test kit dan starter kering BB Pascapanen
RTM IV tanggal 3 Juli2012
13.Produk Hayati : Tricocid,Gliocid, Citromic
14.Bark Pesticide Aplicator (BPA)
Balitjestro
15. Kentang : GM05, GM08,Ping06, Andina, Kastanum,Vernei, Tenggo
16.Cabai Merah : Ciko17.Bawang Merah : Pikatan,
Trisula, Pancasona, Mentes
Balitsa
18.Anggrek Phalaenopsis,Dendrobium, Spathoglottis,
19.Anyelir20.Krisan21.Lily22.Tapeinochilos ananassae23.Bio PF24.Bio GL
Balithi
25.Pepaya26.Insektisida Nabati Repel 127.Fungisida Gliostar28.Formula M-RIF
Balitbu
29.Minuman kulit buah manggis30.Sop Sayur Instan
BB Pascapanen
RTM V tanggal 4Desember 2012
31.Mesin Fertigasi untukHortikultura : untuk skalausaha tani menengah keatas, untuk meningkatkanproduksi
32.Paket Mesin Produksi Benih(Penangkar Benih)
33.Alat Tanam Benih Kedelai :pencapaian swasembadakedelai
34. Alat Pemerah SusuCompatible Dengan CoolingUnit Kapasitas 50 Liter .
BBP Mektan
Promosi dan Eksposetanggal12 Desember 2012
35.Teknologi PengolahanSampah Organik untuk PakanTernak Ruminansia
36.Teknologi Pembuatan SusuKambing Bubuk
37.Pengembangan KRPLPerkotaan
38.Pengembangan AgribisnisGula Aren dan Olahan TalasBeneng
BBP2TP
39.Teknologi PembuatanManisan Buah-buahan
40.Penerapan Kit untuk deteksipenyakit ternak danAflatoksin MendukungKeamanan Pangan (Elisa danFelisa)
BB VETERINER
2.3 Pengembangan alih teknologi untuk penderasan inovasi
teknologi Badan Litbang Pertanian mendukung
pengembangan industri
Industri yang berminat mengembangkan teknologi diarahkan
untuk membuat kesepakatan (MOU) berupa perjanjian pra
lisensiatau perjanjian lisensi. Nota kesepakatan merupakan bentuk
keterikatan industri untuk mengembangkan teknologi. Perjanjian pra
lisensi dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi industri untuk
menyempurnakan proses produksi, uji kualitas dan stabilitas produk,
uji lapang, dan uji pasar; sehingga industri mempunyai kesiapan
yang lebih matang dalam melisensi teknologi yang diminati.
Pra lisensi perlu dilakukan agar calon pengganda teknologi
memahami invensi tersebut. Perjanjian alih teknologi melalui lisensi
adalah pemberian ijin kepada lisensor untuk mengembangkan,
memproduksi, dan memasarkan produk hasil teknologi, dimana
pemberi lisensi mendapatkan royalti kekayaan intelektual (royalti KI)
sebagai imbalan atas pemberian lisensi tersebut. Dalam periode
sejak tahun 2007 sampai 2012 invensi yang dilisensi oleh dunia
usaha disajikan pada tabel 3.
20
Tabel 3. Teknologi yang dilisensi oleh dunia usaha sejak tahun 2007sampai 31 Desember 2012
No. JenisPerlindungan
Tahun
Jumlah2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Paten - 3 1 4 11 10 29
2 Hak PVT 2 - 4 7 12 10 35
3 Rahasia dagang - - - - 2 14 16
Jumlah 2 3 5 11 25 34 80
Tabel 4. Perjanjian lisensi Badan Litbang Pertanian tahun 2012
No Teknologi UK/UPT Lisensor JenisPerjanjian
MasaPerjanjian
1 Pugam A Balittanah
PT. PolowijoGosari
Lisensi (E) 20/01/ 2012 s/d20/01/2017
2 Gliocompos Balithias PT. Berdikari(Persesro)
Lisensi (E) 09/02/1012 s/d09/02/2017
3 Insetisida CairBiotris
Balitri PT. Berdikari(Persero)
Lisensi (E) 09/02/1012 s/d09/02/2017
4 Ayam KampungUnggul "KUB"
Balitnak PT. AyamKampungIndonesia
Lisensi (NE) 9/2/2012 s/d9/2/2017
5 Proses ProduksiKopi LuwakProbiotik
BPTP BALI PT. ZeoprimaIndsutri Lisensi (NE) 2/3/2012 s/d
2/3/2017
6 Proses ProduksiKopi LuwakProbiotik
BPTP BALI KoperasiSatmakura Lisensi (NE) 2/3/2012 s/d
2/3/2017
7 Perangkat UjiTanah Kering
Balittanah KoperasiPuspita
RahasiaDagang
25/05/2012 s/d2/3/2017
8 Perangkat UjiPupuk
Balittanah KoperasiPuspita
RahasiaDagang
25/05/2012 s/d2/3/2017
9 Perangkat UjiTanah Sawah
Balittanah KoperasiPuspita
RahasiaDagang
25/05/2012 s/d25/05/2017
10 Kangkung VarietasSutera
Balitsa PT. AgrindoHartha Mekar Lisensi (NE) 25/05/2012 s/d
25/05/201711 Cabai Keriting
Varietas KencanaBalitsa PT. Agrindo
Hartha Mekar Lisensi (NE) 25/05/2012 s/d25/05/2017
12 Bayam VarietasGiti Hijau
Balitsa PT. AgrindoHartha Mekar Lisensi (NE) 25/05/2012 s/d
25/05/201713 Mentimun Mars Balitsa Fajar Seed Lisensi (NE) 25/05/2012 s/d
25/05/201714 Cabai Keriting
Varietas KencanaBalitsa Fajar Seed Lisensi (NE) 25/05/2012 s/d
25/05/201715 Static Light Trap
So-CellBB Padi PT. Sainindo
Kurniasejati Lisensi (E) 15/06/2012 s/d15/06/2017
16 Moving Light TrapSo-Cell
BB Padi PT. SainindoKurniasejati Lisensi (E) 15/06/2012 s/d
15/06/201717 Green 200 EC Pulitbangb
unPT. SainindoKurniasejati
RahasiaDagang
15/06/2012 s/d15/06/2017
18 Padi Hibrida HipaJatim 1
BB Padi DinasPertanianProvinsi JawaTimur
KerjasamaProduksi danPemasaran
26/06/2012 s/d26/06/2017
19 Padi Hibrida HipaJatim 2
BB Padi DinasPertanianProvinsi JawaTimur
KerjasamaProduksi danPemasaran
26/06/2012 s/d26/06/2017
20 Padi Hibrida HipaJatim 3
BB Padi DinasPertanianProvinsi JawaTimur
KerjasamaProduksi danPemasaran
26/06/2012 s/d26/06/2017
21 DecomposerOrligno
Pulitbangbun
PT. SainindoKurniasejati
RahasiaDagang
27/06/2012 s/d27/06/2017
22 Atraktan Balitro PT. SainindoKurniasejati
RahasiaDagang
28/08/2012 s/d28/08/2017
23 Lem PerangkapLalat Buah
Balitro PT. SainindoKurniasejati
RahasiaDagang
28/08/2012 s/d28/08/2017
24 M-Dec Balittanah PT. NusaPalapaGemilang
RahasiaDagang
28/08/2012 s/d28/08/2017
25 BioNutrient Balittanah PT. NusaPallapaGemilang
RahasiaDagang
28/08/2012 s/d28/08/2017
26 Nodulin Balittanah PT. NusaPallapaGemilang
RahasiaDagang
28/08/2012 s/d28/08/2017
27 Feromon Ostri BB Biogen PT.TektonindoHenida Jaya
RahasiaDagang
30/10/2012 s/d30/10/2017
28 Feromon Litura BB Biogen PT.TektonindoHenida Jaya
RahasiaDagang
30/10/2012 s/d30/10/2017
29 Feromon Cyl BB Biogen PT.TektonindoHenida Jaya
RahasiaDagang
30/10/2012 s/d30/10/2012
30 Feromon PBPK BB Biogen PT.TektonindoHenida Jaya
RahasiaDagang
30/10/2012 s/d30/10/2017
31 Pupuk HayatiBiotara
Balitra PT. PupukKaltim Lisensi (E) 21/11/2012 s/d
21/11/2017
32 Pupuk UreaBerlapis ArangAktif
Balingtan PT. NutrimasAgroIndonesia Lisensi (E) 26/11/2012 s/d
26/11/2017
33 Jagung HibridaVarietas Bima 2Bantimurung
Balitsereal PT SaprotanBenih Utama Lisensi (E) 18/12/2012 s/d
18/12/2017
34 Jagung HibridaBima 3
Balitsereal PT. GoldenIndonesiaSeed
Lisensi (E) 18/12/2012 s/d18/12/2017
22
Tabel 5. Jumlah Penerimaan dan Penyetoran Royalti Hasil Kerjasama AlihTeknologi Pertanian Tahun 2012
No Tanggal Terima Dari Jumlah Tanggal Setorke Kas Negara
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
31/01/12
09/02/12
14/02/12
24/02/12
28/03/12
02/04/12
25/04/12
02/04/12
21/06/12
PT. Multi PrimaSejahteraBio Industri Nusantara
PT Hobson InterbuanaIndonesiaPT. Zena NirmalaSentosa (Zetrialdi
PT. Nusa PalapaGemilang
PT Hobson InterbuanaIndonesia
PT Dupont Indonesia
PT Hobson InterbuanaIndonesia
PT Saprotan BenihUtama
Diterima dari rekeningBPATP
Disetor lgs ke Balitro
Jumlah royalti
1,074,650
58,002,000
15,000,000
65,000,000
227,480,905
15,000,000
4,087,786
15,000,000
10,303,738
410,949,079
37,192,005
448,141,084
24/02/12
29/02/12
28/03/12
74,076,650
65,000,000
227,480,905
366,557,555
2.4 Pemantauan pelaksanaan alih teknologi Litbang Pertanian
Kemajuan dan keberhasilan serta jaminan akuntabilitas (tanggung
gugat) pelaksanaan kinerja suatu perjanjian lisensi perlu diukur
melalui kegiatan pemantauan. Pemantauan merupakan alat
manajemen yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan suatu kegiatan perjanjian lisensi yang sedang berjalan
dan merupakan suatu kegiatan yang teratur dan berkesinambungan
yang dilakukan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Data
hasil pemantauan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan
menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan dalam pelaksanaan dan
atau perencanaan berikutnya, serta validasi potensi yang akan di
peroleh Badan Litbang Pertanian.
Tabel 6. perkembangan hasil verifikasi lisensi tahun 2012
Kelompok Benih
NamaInvensi
NamaLisens
Validasi Pengembangan2011
Rencana Pengembangan2012 Obser
vasi LapangValidasi RoyaltiPeme
sananTetua(ton)
Produksi(ton)
Distribusi(ton)
PemesananTetua(ton)
Produksi(ton)
DisTribusi(ton)
JagungBima 2
PT.SaprotanBenihUtama
0,4 0 0 1 9,6 0 1. KemurnianTetuadibawahstandar
2. Rendahnyaproduktifitasbenih yangdihasilkan
10.303.738/Sudah setor.
JagungBima 9,10, 11
PT.TossaAgro
0.06 1.65 1.38 0.03 2.5 0 1. TerbatasnyaSDM pemuliayang dimilikimitra
2. Memprioritaskan produksikonsumsidibandingkanmemproduksijagung F1
1.140.001,5/ProsesPenagihan
PadiHipa 12SBU danPadiHipa 14SBU
PT.SaprotanBenihUtama
0 0 0 0.032 2.25 0 1. Keragaannyatidak sesuaidengandeskripsi(rasa nasidimasak tidakpulen)
2. Ditemukanbanyakcampuranpada benihRestorer danCMS. Masihada varisaipadatanamantetuanya.
434.679,3/ProsesPenagihan
BuncisTegak 1dan 2
FajarSeed
0 0 0 0.02 0.1 0 1. Kondisi danperkembangan tanamanbelummaksimal,karena belummendapatkan
0
24
2.5 Koordinasi Pelaksanaan Uji Kebaruan, Keunikan,
Keseragaman dan Kestabilan Varietas Tanaman
Tahun 2012 telah dilakukan koordinasi uji substantif BUSS
terhadap 4 varietas padi yaitu Hipa 8, 9, 10 dan 11 dengan lokasi
pengujian di Balai Besar Padi, 3 varietas jagung yaitu Bima 9, 10 dan
11 dengan lokasi pengujian di Balaitsereal, 2 varietas tembakau yaitu
Prancak N-1 dan Prancak N-2 dengan lokasi pengujian di Balai
cara budidayayang tepat
2. Dalam prosespermohonansertifikasibenih, dandalam tahapmenunggukode varietasdari dirjenhortikulturamelaluiBBSBP Jatim– Kediri
KrisanPuspitaNusantara danKrisanSwarnaKencana
PT. AlamIndahBungaNusantara
0 0 0 1130bibit
0 0 1. Suplai motherstock baruakandilaksanakanpada :
a. 05 Januari2012 : 2000bibit
b. 17 Januari2012 : 6030bibit
c. 27 Januari2012 : 3000bibit
2. Balithi sendiribelum siapmensuplaimother stockkarena adareschedulingproduksimother stocksehinggamother stockbaru di suplaipada 17Januari 2012
0
Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Alam serta mengevaluasi
pelaksanaan uji BUSS tahun 2012.
Varietas Hipa 8 merupakan varietas tanaman yang telah
memenuhi kriteria BUSS yaitu : Baru karena varietas Hipa 8 belum
pernah dipasarkan ; Unik karena varietas Hipa 8 berbeda dengan
varietas referensi kesatu Hipa 5 Ceva dan varietas referensi kedua
Maro dalam empat karakter; Seragam karena varietas Hipa 8
berdasarkan penampilan fenotipik tanaman di lapang, Jumlah tipe
simpang yang ditemukan lebih rendah dari yang disyaratkan; Stabil
karena varietas Hipa 8 secara visual seragam untuk karakter kualitatif
yang diamati dan berasal dari generasi lanjut, maka secara genetik
telah stabil.
Varietas Hipa 9merupakan varietas tanaman yang memenuhi
kriteria Baru karena varietas Hipa 9 belum pernah dipasarkan dan
Unik karena varietas Hipa 9 berbeda dengan varietas referensi dalam
10 karakter kualitatif maupun kuantitatif; Belum seragam
karenapenampilan fenotipik tanaman di lapang, jumlah tipe simpang
yang ditemukan lebih banyak dari yang disyaratkan belum dapat
dikatakan seragam; Belum stabil karena belum seragam maka
kestabilan pemunculan karakternya masih harus dievaluasi.
26
Gambar 5. Padi Hipa 8 (kiri atas), Hipa 9 (kanan atas), Hipa 10 (kiri bawah) dan Hipa 11(kanan bawah)
Gambar 3 Padi Hipa 8 (kiri atas), Hipa 9 (kanan atas), Hipa 10 (kiri bawah) danHipa 11 (kanan bawah)
Varietas Hipa 10 merupakan varietas tanaman yang telah
memenuhi kriteria BUSS yaitu Baru karena varietas Hipa 10 belum
pernah dipasarkan dan Unik karena varietas Hipa 10 berbeda dengan
varietas referensi kesatu dalam tujuh karakterdan varietas referensi
kedua dalam satu karakter. Seragam berdasarkan penampilan
fenotipik tanaman di lapang jumlah tipe simpang yang ditemukan
lebih rendah dari yang disyaratkan. Stabil karena secara visual
seragam untuk karakter kualitatif yang diamati dan berasal dari
generasi lanjut, maka secara genetik telah stabil.
Varietas Hipa 11merupakan varietas tanaman yang
memenuhi kriteria Baru karena varietas Hipa 11 belum pernah
dipasarkan dan Unik karena varietas Hipa 11 berbeda dengan
varietas referensi dalam 13 karakter kualitatif maupun kuantitatif;
Belum seragam karena penampilan fenotipik tanaman di lapang,
jumlah tipe simpang yang ditemukan lebih banyak dari yang
disyaratkan belum dapat dikatakan seragam; Belum stabil karena
belum seragam maka kestabilan pemunculan karakternya masih harus
dievaluasi.
Varietas Bima 9 merupakan varietas tanaman yang telah
memenuhi kriteria BUSS yaitu :Baru karena varietas Bima 9 belum
pernah dipasarkan; Unik karena varietas Bima 9 berbeda dengan
varietas referensi kesatu Bima 3 dan varietas referensi kedua Bima 4
dalam tiga karakter; Seragamkarena varietas kandidat Bima 9
berdasarkan penampilan fenotipik tanaman di lapang tidak ada
varietas campuran lain dan Stabil karena varietas Bima 9 secara
visual seragam untuk karakter kualitatif yang diamati dan berasal dari
generasi lanjut, maka secara genetik telah stabil.
Gambar 6. Jagung Bima 9(kiri), Bima 10(tengah) dan Bima 11(kanan)
28
Varietas hibrida Varietas Bima 10 merupakan varietas
tanaman yang telah memenuhi kriteria BUSS yaitu :Baru karena
varietas Bima 10 belum pernah dipasarkan;Unikkarena varietas Bima
10 berbeda dengan varietas referensu kesatu Bima 4 dan varietas
referensi kedua Bima 6 dalam sepuluh karakter;Seragamkarena
varietas kandidat Bima 10 berdasarkan penampilan fenotipik tanaman
di lapang tidak ada varietas campuran lain dan Stabil, karena varietas
Bima 10 secara visual seragam untuk karakter kualitatif yang diamati
dan berasal dari generasi lanjut, maka secara genetik telah stabil.
Varietas hibrida Varietas Bima 11 merupakan varietas tanaman
yang telah memenuhi kriteria BUSS yaitu :Baru karena varietas Bima
11 belum pernah dipasarkan;Unikkarena varietas Bima 11 berbeda
dengan varietas referensi kesatu Bima 2 dan varietas referensi kedua
Bima 3 dalam tiga karakter;Seragamkarena varietas kandidat Bima 11
berdasarkan penampilan fenotipik tanaman di lapang tidak ada
varietas campuran lain dan Stabil, karena varietas Bima 11 secara
visual seragam untuk karakter kualitatif yang diamati dan berasal dari
generasi lanjut, maka secara genetik telah stabil.
Varietas tembakau Prancak N-1 merupakan varietas tanaman
yang telah memenuhi kriteria BUSS (Baru, Unik, Seragam dan Stabil)
yaitu : Berdasarkan notasi maka Prancak N-1berbeda dengan varietas
pembandingnya yang paling mirip (Prancak-95) berdasarkan
perbedaan beberapa karakter kuantitatif maupun kualitatif, juga
memiliki perbedaan beberapa karakter kuantitatif dan kualitatif
dengan varietas pembanding Cangkring-95 dan Jepon kasturi.
Terdapat 8 karakter Prancak N-1 yang menjadi pembeda dengan
varietas pembandingnya.
Gambar 7. Dr. Ir. Retno Hulupi, MS, pemeriksa PVTmelakukan pemeriksaantahap kedua
Varietas tembakau Prancak N-2 merupakan varietas tanaman
yang telah memenuhi kriteria BUSS (Baru, Unik, Seragam dan Stabil)
yaitu : Berdasarkan notasi maka Prancak N-2 berbeda dengan varietas
pembandingnya yang paling mirip (Prancak-95) berdasarkan
perbedaan beberapa karakter kuantitatif maupun kualitatif, juga
memiliki perbedaan beberapa karakter kuantitatif dan kualitatif
dengan varietas pembanding Cangkring-95 dan Jepon kasturi.
Terdapat 6 karakter Prancak N-2 yang menjadi pembeda dengan
varietas pembandingnya.
30
2.6 Analisis Dampak dan Kelayakan Inovasi Bdan Litbang
Pertanian
Analisis dampak inovasi yang sudah dilisensi dilakukan
terhadap padi hibrida di empat kabupaten Ciamis, Tasikmalaya,
Cilacap dan Banjarnegara, padi Hipa 8 dan Feromon Exi pada bawang
merah.
Analisis titik impas produksi di Ciamis dapat dikemukakan
bahwa titik impas tambahan produksi adalah 1,12 ton/ha/musim.
Sedangkan analisis titik impas harga padi di Ciamis adalah Rp.
2400/kg. Artinya, dengan tambahan produksi sebesar 1,49 ton/ha,
maka penerapan padi hibrida dapat dilakukan, jika penurunan harga
tidak sampai dibawah Rp. 2400,-/kg. Dengan harga gabah kering
panen yang berlaku saat ini di tingkat petani sebesar Rp. 3200/kg,
maka penerapan padi hibrida menjadi sangat layak untuk
dikembangkan.
Analisis titik impas produksi di Kabupaten Tasikmalaya dapat
dikemukakan bahwa titik impas tambahan produksi sebesar 1,11
ton/ha/musim. Sedangkan titip impas harga di Tasikmalaya sebesar
Rp. 2380/kg. Dengan tambahan produksi sebesar 1,47 ton/ha, maka
penerapan padi hibrida dapat dilakukan, jika penurunan harga tidak
sampai dibawah Rp. 2380,-/kg.Dengan harga gabah kering panen
yang berlaku saat ini di tingkat petani sebesar Rp. 3200/kg, maka
penerapan padi hibrida menjadi sangat layak untuk dikembangkan.
Analisis titik impas produksi dapat dikemukakan bahwa titik
impas tambahan produksi di Kabupaten Cilacap sebesar 0,805
ton/ha/musim Selanjutnya, titik impas harga di Kabupaten Cilacap
sebesar Rp. 2380/kg. Dengan tambahan produksi sebesar 1,06
ton/ha/musim, maka penerapan padi hibrida dapat dilakukan, jika
penurunan harga tidak sampai dibawah Rp 2380,-/kg. Dengan harga
gabah kering panen yang berlaku saat ini di kabupaten Cilacap
sebesar Rp. 3400,-/kg, maka penerapan padi hibrida menjadi sangat
layak untuk dikembangkan.
Analisistitik impas produksi dapat dikemukakan bahwa titik
impas tambahan produksi di Kabupaten Banjarnegara sebesar 0,76
ton/ha/musim. Selanjutnya, titik impas harga di Banjarnegara
sebesar Rp. 2400/kg. Dengan tambahan produksi sebesar 1,391
ton/ha/musim, maka penerapan padi hibrida dapat dilakukan, jika
penurunan harga tidak sampai dibawah Rp 2400,-/kg. Artinya,
dengan harga gabah kering panen yang berlaku saat ini di kabupaten
Banjarnegara sebesar Rp. 3400,-/kg, maka penerapan padi hibrida
menjadi sangat layak untuk dikembangkan.
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa preferensi petani untuk
menanam padi Hipa 8 dipengaruhi oleh jaminan ketersediaan benih,
rasa nasinya enak, pulen, aroma nasi wangi, nasi tidak cepat basi
(24 jam masih layak di konsumsi) dan kandungan amilosa yaitu
23%. Produktivitas Hipa 8 lebih tinggi dibandingkan nonhibrida di
Cilacap maupun Banjarnegara dengan rataan berurutan ialah 7,237
ton/ha gabah kering panen dan 7,177 ton/ha gkp sedangkan untuk
padi non hibrida di Kabupaten Cilacap dan Banjarnegara masing –
masing ialah 6,882 ton/ha gkp dan 5,491 ton/ha gabah kering panen.
Padi hibrida Hipa 8 mampu beradaptasi dengan baik dan dapat
dikembangkan di daerah dengan ekosistem yang luas. Komponen
tenaga kerja merupakan komponen biaya tertinggi untuk usaha tani
padi di Kabupaten Cilacap maupun Banjarnegara untuk Hipa 8
maupun non hibrida. Nilai R/C usahatani padi Hipa 8 di Kabupaten
Cilacap dan Banjarnegara berturut – turut adalah 2,63 dan
Banjarnegara 2,38. Sedangkan R/C dari usahatani padi nonhibrida di
32
Kabupaten Cilacap dan Banjarnegara masing – masing adalah 2,83
dan 2,05.
Analisis Kajian Feromon Exi dalam Pengendalian Ulat
Bawang.Hasil pengkajian bawang merah di 5 lokasi (Bali, Nganjuk,
Brebes, Samosir dan Cirebon) bervariasi tergantung pada lokasi dan
cara budi dayanya. Produksi tertinggi dicapai oleh lokasi Brebes dan
Cirebon, hal ini terjadi karena kedua lokasi tersebut merupakan sentra
produksi sehingga teknik budi daya yang diterapkan tergolong
intensif. Pada kelima lokasi pengujian tersebut nampak bahwa
produksi bawang merah yang diberi perlakuan seks feromon lebih
tinggi dari pada yang tanpa seks feromon (cara petani). Hal ini terjadi
karena banyak serangga jantan yang tertangkap dalam perangkap
seks feromon sehingga intensitas serangan ulat bawang menurun.
Berdasar uji coba aplikasi pada pertanaman bawang merah milik
petani di Brebes, diperoleh data tangkapan tertinggi dari 22
perangkap mencapai 3.750 ekor ngengat, dan selama 50 hari
pengamatan jumlah ngengat yang tertangkap mencapai 110.000 ekor
(Samudra, 2006). Akibatnya banyak serangga betina gagal kawin,
sehingga terjadi penurunan jumlah ulat pada generasi
berikutnya.Kajian di Kecamatan Astanajapura dilakukan untuk
mengetahui hasil tangkapan serangga jantan pada perangkap
berferomon dengan jumlah perangkap sebanyak 87 buah, diperoleh
jumlah tangkapan serangga jantan pada perangkap berferomon dalam
satu musim tanam adalah 61.682 2kor dengan rata-rata 708,99 ekor
per perangkap. Data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
perangkap berferomon menurunkan intensitas serangan ulat bawang
sebesar 8,47%. Penggunaan perangkap berferomon sangat direspon
petani, karena efektif dalam menangkap serangga jantan,
menurunkan intensitas serangan dan ramah lingkungan.
Delapan kegiatan penunjang yang dikelola Balai Pengelola Alih Teknologi
adalah sebagai berikut:
1. Analisis Kebijakan Dalam Rangka Penderasan Alih Teknologi
Kepada Industri
Dalam tahun 2011 empat kegiatan analisis kebijakan dan lima
kegiatan tahun 2012 dalam rangka penderasan alih teknologi kepada
industri secra ringkas hasilnya disajikan pada tabel 7, berikut :
Tabel 7. Analisis Kebijakan Dalam Rangka Penderasan Alih TeknologiKepada Industri tahun 2011 dan 2012
No Kegiatan analisis Tahun 2011 Tahun 20121. Penyusunan
Kriteria PenentukanIntangible AssetSuatu Invensi YangBenilai HKI DanDapat DiinovasikanMelalui Industri.
Suatu invensi dapatmemperoleh perlindunganHKI apabila memenuhisyarat antara lain (1)untuk paten : baru(novelty), mengandunglangkah inventif, dandapat diterapkan diindustri (industrialapplicable), (2) untuk HakCipta : asli, (3) untukMerek: baru dan asli, (4)Varietas : baru, unik, stabildan seragam.
2. PenyusunanPanduan UmumValuasi InvensiBadan LitbangPertanian
Sebagai acuan proses alihteknologi aset tidakberwujud (intangibleasstes) hasil BadanLitbang Pertanian agardiketahui nilai asset takberwujud tersebutsebelum dinegosiasikankepada industri sebelumproses alih teknologi.
3. PenyusunanPanduan UmumVerifikasi Lisensi
Sudah terbit
4. Tata CaraPenggunaan Royalti
Royalti hasil alih teknologisebagaimana diatur dalam
34
PP 20/2005 belum diaturdalam Peraturan
Pemerintah tentang JenisTarif yang berlaku di
Kementerian Pertanian5. Review Renstra
Balai PATP 2010 –2014
Berdasar tinjauankesesuaian antaraRenstra BalaiPATP denganRenstra BadanLitbang Pertanianmaka terdapatsedikit perbedaandalam formatnyasehingga perludisesuaikan
6 Review PerizinanPertanian
Pendaftaranpupuk danpestisidamengacu padaketentuan yangberlaku yaituPermentan24/2011,Permentan40/2011 danPermentan70/2011 sesuaidengan prosedur,syarat dan tatacarapendaftarannya,namun terdapatmasalah-masalahdalamimplikasinyasehinggadirencanakanuntuk direvisi,dan diharapkanKepala Balai PATPdapat ditunjuksebagai anggotatim revisitersebut.
7 Penyusunan DraftPMK danPermentan tentang
Proposal usulanpenggunaansebagian
PemanfaatanRoyalti,
pendapatannegara bukanpajak dari royaltihasil alihteknologipertanian sudahdiselesaikan, dantelah disiapkandraft Permentandan KeputusanMenteriKeuangannyaserta telahdilakukanpembahasan.Akhirnya terbitPermentan No. 67tahun 2012tentangPerubahanPermentan No. 06tahun 2012 yangmenetapkanbesaran royaltipada lisensikomersial adalahmaksimum 10 %
8. Review danPerbaikan PanduanUmum ValuasiTeknologi
Draft final yangsiap dicetaksebagai edisirevisi tahun 2012.
9. PenyusunanNaskah AkademisBalai PATP sebagaiLembaga PengelolaHKI Badan LitbangPertanian
Undang-UndangNomor 18 Tahun2002 tentangSistem NasionalPenelitian,Pengembangan,Penerapan IlmuPengetahuan danTeknologi,mengaturkewajibanperguruan tinggidan lembagalitbang untukmengusahakanterbentuknyasebuah sentra HKI.
36
Penyusunan Kriteria Penentukan Intangible Asset Suatu Invensi Yang
Benilai HKI Dan Dapat Diinovasikan Melalui IndustriKriteria seleksi
disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap invensi-invensi yang
sedang diproses, yang telah mendapatkan sertifikat, dan yang telah
dilisensikan. Evaluasi berdasarkan nilai keberhasilan/kegagalan
pengembangan lisensi dan alasannya (5W+H), serta solusi yang dapat
diberikan.
Penyusunan Panduan Umum Valuasi Invensi Badan Litbang Pertanian
Penyusunan panduan umum akan dipandu oleh Kelompok Kerja
Fungsional Alih Teknologi Badan Litbang Pertanian. Dalam penyusunan
panduan tersebut ditempuh 2 langkah sebagai berikut: (1) sebelum
dilisensi, maka invensi yang diminati oleh industri harus dikalkulasikan
nilainya, dan (2) invensi yang dibiayai oleh negara, HKI-nya menjadi
milik negara dalam bentuk aset tidak berwujud. Invensi tidak dimiliki
oleh individu atau kelompok inventor tetapi milik UK/UPT Badan Litbang
Pertanian.
Penyusunan Panduan Umum Verifikasi Lisensi dan Panduan
Pengelolaan Royalti : Panduan umum lisensi dipakai sebagai pedoman
operasional dalam penyelenggaraan verifikasi lisensi untuk memantau
dan memonitor perkembangan invensi yang dilisensikan.
Tata Cara Penggunaan Royalti: Royalti hasil alih teknologi sebagaimana
diatur dalam PP 20/2005 belum diatur dalam Peraturan Pemerintah
tentang Jenis Tarif yang berlaku di Kementerian Pertanian, maka
substansi mengenai royalti tersebut diusulkan dimasukkan dalam draft
PP Tarif dimaksud yang sedang dalam persiapan di Kementerian
Pertanian. Guna memasukkan royalti ke dalam batang tubuh draft PP
tentang Jenis Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
berlaku di Kementerian Pertanian, perlu dibuat justifikasi yang menjadi
alasan utama mengapa royalti tersebut perlu diatur penggunaannya.
Review Renstra Balai PATP 2010 – 2014 :Renstra Balai PATP 2010 –
2014 telah direview dan disempurnakan sesuai format Renstra Badan
Litbang Pertanian, kebijakan pemerintah, isu strategis, dan revisi
perkembangan pencapaian Indikator Kinerja Utama khususnya untuk
tahun anggaran 2012-2014. Materi perbaikan Renstra 2010 – 2014
didasarkan atas: (1) tinjauan kesesuaian antara Renstra Balai PATP
dengan Renstra Badan Litbang Pertanian, (2) Capaian kinerja Balai
PATP sampai tahun 2011, dan (3) hasil pertemuan Pokja Fungsional 6
Juni 2012.Berdasar tinjauan kesesuaian antara Renstra Balai PATP
dengan Renstra Badan Litbang Pertanian maka terdapat sedikit
perbedaan dalam formatnya sehingga perlu disesuaikan meskipun tidak
seluruhnya sama karena karakteristiknya yang berbeda. Pada Bab I
Pendahuluan berisi 1.1 Latar Belakang dan 1.2 Tugas Pokok dan Fungsi
dilakukan perubahan dimana Tugas Pokok dan Fungsi dipindahkan ke
Bab II Profil Balai PATP dan Kinerjanya Hingga 2009, dan diganti
dengan Tujuan Penyusunan Renstra.
Review Perizinan Pertanian: Berdasar Permentan No. 24/2011 terdapat
23 Laboratorium Pelaksana Pengujian Mutu Pestisida, 3 di antaranya
Laboratorium di UK/UPT Badan Litbang Pertanian yaitu BB Pasca Panen,
BB SDL, dan Balittro. Untuk pengujian toksisitas akut pestisida terdapat
8 lembaga yang titunjuk tetapi semuanya bukan UK/UPT Badan Litbang
Pertanian. Sementara untuk pengujian efikasi pestisida dikelompokkan
berdasar bidang atau jenis tumbuhan dan komoditas yang diuji meliputi
kelompok : A. Tanaman Pangan dan Hortikultura, B. Tanaman Industri
dan Perkebunan, C. Bidang Penyimpanan Hasil Pertanian, D. Bidang
Pengawetan Hasil Hutan, E. Bidang Rumah Tangga dan Pengendalian
Vektor Penyakit pada Manusia, F. Bidang Perikanan, G. Bidang
Karantina dan Prapengapalan, dan H. Bidang Peternakan.
38
Penyusunan Draft KMK dan Permentan tentang Pemanfaatan Royalti :
Proposal usulan penggunaan sebagian pendapatan negara bukan pajak
dari royalti hasil alih teknologi pertanian sudah diselesaikan, dan telah
disiapkan draft Permentan dan Keputusan Menteri Keuangannya serta
telah dilakukan pembahasan. Akhirnya terbitlah Permentan No. 67
tahun 2012 tentang Perubahan Permentan No. 06 tahun 2012 yang
menetapkan besaran royalti pada lisensi komersial adalah maksimum
10 % namun pada angka yang tetap (fixed) yaitu royalti untuk benih
sebesar 5%, sedangkan royalti selain benih adalah 10% dari harga
pokok penjualan. Dengan besaran royalti yang fixed tersebut akan
menghadapi kendala dalam penerapannya karena besaran tersebut
mengikat sehingga tidak bisa dinegosiasi lagi. Permentan 67/2012
tersebut perlu dikaji tentang implikasi penerapan, kendala dan respon
para mitra dan calon mitra kerja sama lisensi.
Review dan Perbaikan Panduan Umum Valuasi Teknologi: Review
Panduan Umum Valuasi Invensi Badan Litbang Pertanian 2011
menghasilkan draft final yang siap dicetak sebagai edisi revisi tahun
2012.
Penyusunan Naskah Akademis Balai PATP sebagai Lembaga Pengelola
HKI Badan Litbang Pertanian : Balai PATP sebagai unit pengelola HKI
dan alih teknologi saat ini masih mengalami kesulitan melakukan
pendaftaran HKI dan pengurusannya atas HKI dari UK/UKT Badan
Litbang Pertanian, sehingga Balai PATP perlu ditetapkan sebagai kuasa
pendaftaran HKI Badan Litbang Pertanian dengan penerbitan Surat
Kuasa Pendaftaran HKI dari Badan Litbang Pertanian.Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
mengatur kewajiban perguruan tinggi dan lembaga litbang untuk
mengusahakan terbentuknya sebuah sentra HKI. Tujuannya agar dapat
mengelola dan mengemas hasil-hasil penelitian dalam konteks
pendayagunaan KI, hingga memberikan manfaat secara ekonomi
termasuk membiayai kembali kegiatan Pengembangan lebih lanjut.
Dalam kerangka pendayagunaan KI tersebut, PP 20/2005 mewajibkan
perguruan tinggi dan lembaga litbang untuk mengusahakan alih
teknologi dengan tujuan untuk menyebarluaskan iptek dan
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan dan
menguasai iptek guna kepentingan masyarakat dan Negara. PP No.
20/2005 mengamanatkan agar perguruan tinggi dan lembaga litbang
membentuk unit kerja yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pengelolaan dan alih teknologi hasil kegiatan litbang di lingkungannya.
40
Gambar 8. Publikasi Petunjuk Teknis, Panduan Umum dan PerkembanganPengelolaan HKI dan Alih Teknologi
2. Penyusunan Program
Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program Balai
dengan ruang lingkup melakukan penajaman dan review
program/kegiatan tahun anggaran 2012, penyusunan rencana
anggaran tahun 2013 Balai PATP dalam rangka koordinasi
pelaksanaan kegiatan Hak Kekayaan Intelektual dan Alih Teknologi
dari UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian. Penajaman proposal
untuk mencermati tema dan substansi kegiatan Hak Kekayaan
Intelektual dan Alih Teknologi pada tahun 2013 yang diarahkan
untuk menjawab sasaran program utama Hak Kekayaan Intelektual
dan Alih Teknologi yang tertuang di dalam RENSTRA Balai PATP
2010-2014.
Gambar 9. Mekanisme Perencanaan Programdan Anggaran PenelitiandanPengembangan Pertanian
Penyusunan rencana anggaran kegiatan tahun 2013 disusun
berdasarkan matrik kegiatan yang akan diajukan tahun 2013
mengacu pada peraturan menteri pertanian nomor:
44/permentan/ot.140/8/2011 Tentang Pedoman umum perencanaan
42
penelitian dan pengembanganpertanian yang diilustrasikan pada
Gambar 13.
Tahun anggaran 2012 Balai Pengelola Alih Teknologi
memperoleh anggaran sebesar Rp 6 429 810 000 (Enam milyard
empat ratus dua puluh sembilan juta delapan ratus sepuluh ribu
rupiah).Namun dana tersebut harus dilakukan penghematan sebesar
10 % sehingga dana Balai PATP tahun 2012 menjadi Rp 6 137 810
000 (Enam milyar seratus tiga puluh tujuh juta delapan ratus sepuluh
ribu rupiah). Sedangkan anggaran Balai Pengelola Alih Teknologi
Pertanian tahun 2013 sebesar 7 965 000 000 (Tujuh milyard sembilan
ratus enam pupuh lima juta rupiah ).
Koordinasi pelaksanaan kegiatan Balai PATP dengan UK/UPT
lingkup Badan Litbang Pertanian untuk tahun 2011, 2012 dan 2013
diklasifikasi menjadi kegiatan utama dan kegiatan pendukung yang
disajikan pada tabel 8. berikut.
Tabel 8. Daftar kegiatan dan penanggung jawab tahun 2012 dan 2013No Kegiatan Penanggungjawab
Tahun 2012 Tahun 2013Kegiatan Utama
1. Analisis Kelayakan Invensi Dr. Agung Hendriadi,M.Eng
Prof (Riset) DR. ErizalJamal, M.Si
2. Pendaftaran danpengelolaan perlindunganHKI
Ir. Sri Purmiyant, MSi Ir. Sri Purmiyanti, MSi
3. Koordinasi Uji BUSS Ir. Sri Wuryaningsih Ir. Sri Wuryaningsih4. Promosi teknologi litbang
pertanian dalam rangkaalih teknologi kepadaindustri.
Ir. Sri Purmiyant, MSi Ir. Sri Purmiyanti, MSi
5. Pengembangan alihteknologi pertanian untukpenderasan inovasiteknologi Badan LitbangPertanian mendukungpengembangan industri
Ir. Sri Purmiyant, MSi Ir. Sri Purmiyanti, MSi
6. Pemantauan pelaksanaanalih teknologi LitbangPertanian
Nurjaman S.TP Kania Tresnawati
7. Analisis Dampak InovasiInovasi Yang SudahDilisensi.
Dr. Agung Hendriadi,M.Eng
Prof (Riset) DR. ErizalJamal, M.Si
Kegiatan Pendukung1. Analisis Kebijakan Dr. Agung Hendriadi,
M.EngProf (Riset) DR. ErizalJamal, M.Si
2. Sinkronisasi PenyusunanProgram Balai
Ir. Sri Wuryaningsih Ir. Sri Wuryaningsih
3. Monitoring dan Evaluasi Ir. Sri Wuryaningsih Ir. Sri Wuryaningsih4. Sistem Pengendalian
InternalDrs. Sularno Drs. Sularno
5. Penerapan ISO 9001 -2008 Drs. Sularno Drs. Sularno6. Pengelolaan Keuangan dan
Perlengkapan, sertaadministrasi Kepegawaian
Drs. Siswanto Drs. Siswanto
7. PengembanganPerpustakaan digital danweb-site
Mumuh MuhamadBuhary, S. Hum
Mumuh MuhamadBuhary, S. Hum
8. Penyusunan Buku 300/400inovasi
Dr. Agung Hendriadi,M.Eng
Prof (Riset) DR. ErizalJamal, M.Si
2.3 Monitoring dan Evaluasi
Pada tahap monev ex-ante dilakukan evaluasi terhadap
perencanaan kegiatan dari masing-masing penanggung jawab. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana setiap penanggung jawab
telah merencanakan kegiatan masing-masing selama tahun anggaran
berjalan. Selain itu dengan pemaparan tersebut dapat dilihat
kesesuaian dari setiap kegiatan dengan anggaran biaya yang tersedia
dalam DIPA sehingga dapat mencegah atau mengurangi hal-hal yang
tidak diinginkan pada saat kegiatan berjalan.Monev perencanaan
diarahkan pada kelengkapan dokumen kegiatan/program, kejelasan
target dan sasaran kegiatan/program, prosedur pelaksanaan, waktu
pelaksanaan, dan penggunaan sumberdaya.
Untuk tahap Monitoring dan evaluasi akhir kegiatan (ex-post)
penanggung jawab, realisasi keuangan dan keluaran per kegiatan
dapat dilihat pada Tabel 9.
44
Tabel 9. Judul, penanggung-jawab dan alokasi dana kegiatan Balai PATPTahun 2012
No Kegiatan Penanggung Jawab
Tahun 2012Kegiatan Utama
1. Analisis Kelayakan Invensi Dr. Agung Hendriadi, M.Eng(Bergabung no 7)
2. Pendaftaran dan pengelolaanperlindungan HKI
Ir. Sri Purmiyant, Msi(409.971.000)
3. Koordinasi pelaksanaan Uji BUSSvarietas tanaman
Ir. Sri Wuryaningsih(312.300.000)
4. Promosi teknologi Litbang Pertaniandalam rangka alih teknologi kepadaindustri.
Ir. Sri Purmiyant, Msi(503.976.000)
5. Pengembangan alih teknologi pertanianuntuk penderasan inovasi teknologiBadan Litbang Pertanian mendukungpengembangan industri
Ir. Sri Purmiyant, Msi(406.750.000)
6. Pemantauan alih teknologi hasil litbangkepada industry
Nurjaman S.TP(238.600.000)
7. Analisis Dampak Inovasi Inovasi YangSudah Dilisensi.
Dr. Agung Hendriadi, M.Eng(411.710.000)
Kegiatan Pendukung1. Analisis Kebijakan Dr. Agung Hendriadi, M.Eng
(273.220.000)2. Sinkronisasi Penyusunan Program Balai Ir. Sri Wuryaningsih
(134.690.000)3. Monitoring dan Evaluasi Ir. Sri Wuryaningsih
(120.120.000)4. Sistem Pengendalian Internal Drs. Sularno
(40.500.000)5. Penerapan ISO 9001 -2008 Drs. Sularno
(48.508.000)6. Pengelolaan Keuangan dan
PerlengkapanDrs. Siswanto(235.880.000)
Administrasi Kepegawaian Drs. Sularno(179.750.000)
7. Pengembangan Perpustakaan digitaldan web-site
Mumuh Muhamad Buhary, S. Hum(84.850.000)
8. Penyusunan Buku 300 inovasi Dr. Agung Hendriadi, M.Eng
Monev akhir kegiatan (ex-post)
Untuk tahap Monitoring dan evaluasi akhir kegiatan (ex-post)
penanggung jawab, realisasi keuangan dan keluaran per kegiatan dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Kegiatan, Penanggung Jawab dan Anggaran Tahun 2012
No Kegiatan Penanggungjawab
Kegiatan Utama
1. Analisis Kelayakan Invensi Dr. Agung Hendriadi, M.Eng(Bergabung no 7)
2. Pendaftaran dan pengelolaanperlindungan HKI
Ir. Sri Purmiyant, Msi(99,62 %, Laporan akhir)
3. Koordinasi pelaksanaan Uji BUSSvarietas tanaman
Ir. Sri Wuryaningsih(99,96 %, Laporan akhir)
4.Promosi teknologi Litbang Pertaniandalam rangka alih teknologi kepadaindustri.
Ir. Sri Purmiyant, Msi(99,09 %, Laporan akhir)
5.
Pengembangan alih teknologi pertanianuntuk penderasan inovasi teknologiBadan Litbang Pertanian mendukungpengembangan industri
Ir. Sri Purmiyant, Msi(99,83 %, Laporan akhir)
6. Pemantauan alih teknologi hasil litbangkepada industry
Nurjaman S.TP(99,65 %, Laporan akhir)
7. Analisis Dampak Inovasi Inovasi YangSudah Dilisensi.
Dr. Agung Hendriadi, M.Eng(99,96 %, Laporan akhir)
Kegiatan Pendukung
1. Analisis KebijakanDr. Agung Hendriadi, M.Eng(96,94 %, Laporan akhir)
2. Sinkronisasi Penyusunan Program BalaiIr. Sri Wuryaningsih(99,92 %, Laporan akhir)
3. Monitoring dan EvaluasiIr. Sri Wuryaningsih(99,81 %, Laporan akhir
4. Sistem Pengendalian InternalDrs. Sularno(99,26 %, Laporan akhir)
5. Penerapan ISO 9001 -2008Drs. Sularno(99,53 %, Laporan akhir
6.
Pengelolaan Keuangan danPerlengkapan
Drs. Siswanto(99,98 %, Laporan akhir)
Administrasi KepegawaianDrs. Sularno(99,87 %, Laporan akhir)
7. Pengembangan Perpustakaan digitaldan web-site
Mumuh Muhamad Buhary, S. Hum(97,52 %, Laporan akhir)
8. Penyusunan Buku 300 inovasi Dr. Agung Hendriadi, M.Eng(Laporan akhir)
46
3. Sistem Pengendalian Intern (SPI)
Pengendalian internal dilaksanakan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan kegiatan Balai PATP telah dilakukan dengan perencanaan
yang baik dan dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang lengkap,
sehingga kegiatan berjalan dengan landasan yang benar. Pengendalian
dilakukan sesuai dengan unsur-unsur pengendalian, yakni : (1)
Lingkungan pengendalian, (2) Penilaian resiko, (3) kegiatan
pengendalian, (4) Informasi dan komunikasi, dan (5) Pemantauan
pengendalian intern.
Tabel 11. Penilaian Aspek Lingkungan Pengendalian
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK
A. ORGANISASI 20 20.00
1. Pimpinan telah menetapkan baganorganisasi di unit kerja/satkeryang bersangkutan.
v
2. Kesesuaian organisasi dengantugas pokok dan fungsi unitkerja/satker.
v
3. Organisasi dilengkapimekanisme dan alurpekerjaan.
v
4. Bagan organisasi dilengkapidengan rentang kendali bagipimpinan dalam organisasi.
v
5. Organisasi diisi denganpersonil berkompeten dalammenduduki jabatan.
v
6. Pimpinan melakukanpemantauan terhadapoperasionalisasi organisasipada unit kerja/satker dalampelaksanaan kegiatan
v
7. Organisasi dilengkapi denganstruktur organisasi dan uraiantugas (Job Discription)
v
8. Organisasi didukung dandilengkapi dengan sistemhubungan kerja yangterintegrasi antar Subbagiansecara vertikal maupun
v
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK
horisontal.
9. Organisasi dilengkapi dengandefisini wewenang danpendelegasiannya.
v
10.Struktur organisasi dan uraiantugasnya disosialisasikankepada seluruh personil/karyawan yang didalamnya.
v
11.Pelaksanaan evaluasi secaraberkala terhadap organisasiyang telah ada gunapenyempurnaan.
v
12.Rekomendasi hasil evaluasitersebut digunakan untukperbaikan organisasi.
v
B. PROSEDUR: 35 35.001. Pimpinan menetapkan
prosedur tertulis (SOP) di unitkerja/satker yangbersangkutan.
v
2. SOP dibuat lengkap seluruhkegiatan sesuai denganTupoksi.
v
3. Kesesuaian prosedur dengankebutuhan organisasi dalammendukung pelaksanaankegiatan dan tupoksi dari unitkerja.
v
4. Efektifitas prosedur sebagaiacuan kegiatan
v
5. Prosedur telah disusun secarasederhana, tidak bertele-tele,dan jelas serta fleksibel.
v
6. Prosedur telah ditunjangdengan kebijakan secaratertulis.
v
7. Prosedurdisosialisasikan/dikomunikasikan kepada seluruhkaryawan/pegawai pada unitkerja/satker dan pengguna.
v
8. Prosedur telah memuatpencatatan, pelaporan untukpelaksanaan kegiatan,
v
48
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK
pengelolaan keuangan/asset.
9. Prosedur tindak lanjut hasilpemeriksaan APIP pada unitkerja/satker telah dibuat.
v
10.Pimpinan melakukan evaluasisecara berkala dan berjenjangterhadap prosedur yang ada.
v
11. Format/outline laporanmeliputi kondisi, kendala danrekomendasi.
v
12.Hasil evaluasi prosedurdituangkan digunakanpimpinan unit kerja/satkersebagai bahanpenyempurnaan prosedur.
v
13.Hasil evaluasi prosedurdituangkan dalam laporan.
C. SUMBERDAYA MANUSIA: 30 30.001. Pimpinan menyediakan
sarana guna menegakkanintegritas/nilai etika di unitkerja/satker.
v
2. Pimpinan menerapankompetensi SDM dalamorganisasi di unit kerja/satker.
v
3. Pimpinan menggunakanpertimbangan risiko dalampengambilan keputusandalam menerapkanmanajemen berbasis kinerja.
v
4. Pimpinan menerapkan sistempendelegasianwewenang/tanggung jawabdalam melaksanakan rodaorganisasi.
v
5. Pimpinan mensosialisasikanuraian tugas kepada masing-masing personil pada unitkerja/satker.
v
6. Pimpinan melakukanpembinaan karir/pola karirpegawai pada unitkerja/satker.
v
7. Pimpinan menetapan sistem v
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK
DIKLAT bagi pegawai gunameningkatkankemampuan/profesionalisme.
8. Pimpinan menerapkanrumpun jabatan/perangkatjabatan bagi pegawai.
v
9. Pimpinan menetapkankompetensi pegawai, mulaidari mekanisme penerimaanPNS sampai denganpengkajian kinerja pegawai.
v
10.Pimpinan melakukanpemantauan/evaluasiterhadappenguasaan/implementasiuraian tugas (jobsdescription) masing-masingpersonil.
v
11.Pimpinan dalam menetapkanpersonil yang mengelolakeuangan/asset Negaraberdasarkan kompetensinya.
v
4. KEBIJAKAN: 15 15.001. Pimpinan menetapkan
kebijakan tertulis gunamendukung pelaksanaantugas pokok dan fungsi padaunit kerja/satker ybs.
v
2. Kebijakan telah sesuai dengantujuan/sasaran yang telahditetapkan.
v
3. Kebijakan telahdisosialisasikan/dikomunikasikan kepada personil di unitkerja/satker.
v
4. Pimpinan telah menetapkanKAK/TOR sebagai acuandalam pemantauan kebijakan.
v
5. Pimpinan telah menyusunandan menetapkan Timberdasarkan kompetensiuntuk melakukan pemantauanpenerapan kebijakan.
v
6. Kebijakan disusun secarasederhana/efektif digunakan
v
50
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK
sebagai acuan pelaksanaankegiatan/program..
7. Kebijakan telah dapatmemberikan motivasi bagiPNS dalam pencapaian tujuanunit kerja/satker.
v
8. Kebijakan dapatmeningkatkan disiplinpegawai.
v
9. Ketepatan penggunaanperangkat kerja pendukungdalam pelaksanaan kebijakan.
v
10.Kebijakan dapat diterimasecara rasional di semualapisan level organisasi.
v
11.Kebijakan telahmendiskripsikan tingkatketepatan/keberhasilanpencapaian sasarankebijakan.
v
12.Kebijakan telah disahkansebagai pedoman/acuanpelaksanaankegiatan/program.
v
13.Kebijakan telah digunakansebagai pedoman/acuanpelaksanaankegiatan/program.
v
14.Pengelolaan sumber kebijakanseperti kepegawaian,pelaksanaan program.
v
15.Kebijakan telah dijabarkankedalam Juklak/Jukniskegiatan.
v
Nilai Akhir LingkunganPengendalian 100.00
Tabel 12. Penilaian Aspek Penilaian Risiko
NO. URAIANBOBOT
YA TIDAK(%)
A. PENILAIAN RISIKO : 30 30.00
1. Apakah setiap kegiatan telahdibuatkan TOR
v
NO. URAIANBOBOT
YA TIDAK(%)
2. Apakah setiap TOR yangdibuat telah memuat tujuandan kegiatan yang selarasdengan Renstra.
v
3. Apakah TOR yang dibuattelah menguraian tahapankegiatan yang akandilaksanakan dan dilengkapidengan Alokasi sumberdaya(SDM, Keuangan dan Fisik)
v
4. Apakah TOR yang dibuattelah dilengkapi denganjadwal pelaksanaan masing-masing kegiatan.
v
5. Apakah masing-masingtahapan kegiatan telahdilengkapi dengan indikatorkeberhasilan.
v
6. Apakah TOR telahmenetapkan titik-titik kritisdari tahapan kegiatan yangakan dilaksanakan danmerupakan aktivitas yangpaling dominan dalampencapaian tujuan.
v
7. Apakah telah ditetapkan risikoterhadap titik kritis tahapankegiatan.
v
8. Apakah dalam penetapanrisiko telah memenuhi unsurKejadian, kemungkinan danmenimbulkan kerugian.
v
9. Apakah risiko yangditetapkan telah dilengkapidengan penyebab terjadinyarisiko serta dampak yangakan terjadi.
v
10. Apakah penilaian risiko telahdituangkan dalam daftarrisiko dan telah disahkan olehpenyusun maupun pemeriksaSPIP.
v
B. PENANGANAN RISIKO: 40 40.001. Apakah Daftar penanganan
risiko telah dibuat untukv
52
NO. URAIANBOBOT
YA TIDAK(%)
masing masing risiko yangtelah ditetapkan.
2. Apakah Penanganan risikotelah yang dibuat telahmenghilangkan/memperkecilpenyebab terjadinya risiko
v
3. Apakah Telah dibuat prosedurterhadap penanganan risikodari masing-masing titik kritiskegiatan.
v
4. Apakah Penanganan risikotelah dituangkan dalamDaftar penanganan risikodan telah disahkan olehpenyusun kegiatan maupunpemeriksa SPIP.
v
C. PEMANTAUAN DAN EVALUASIRISIKO :
30 30.00
1. Apakah mekanisme atauprosedur mengenaipemantauan dan evaluasirisiko telah dibuat
v
2. Apakah Satker/unit kerjatelah membuat rekapitulasirisiko dan upaya penangananrisiko
v
3. Apakah Satker/unit kerjatelah menetapkan jadwalpemantauan dan evaluasirisiko.
v
4. Apakah SPIP unit kerja/satkertelah melakukan pemantauanevaluasi risiko yang telahdituangkan dalam rekapitulasirisiko dan upaya penangananrisiko.
v
5. Apakah Laporan Pemantauandan Evaluasi Risiko telahdibuat dilengkapi dengansaran/rekomendasi.
v
6. Apakah Saran/rekomendasitelah ditindaklanjuti
v
Nilai Akhir Penilaian Risiko 100.00
Tabel 13. Penilaian Aspek Kegiatan PengendalianNO. URAIAN BOBOT
(%)YA TIDAK
A. KEGIATAN PENGENDALIAN: 60 60,00
1. Pimpinan telah menetapkanvisi, misi organisasi secaratertulis di unit kerja/satkeryang bersangkutan.
V
2. Visi, misi dan tujuan mengacupada tugas pokok dan fungsidari unit kerja/satker.
V
3. Kegiatan pengendalian dapatdigunakan secara efektifsebagai acuan kegiatan diunit kerja/satker.
V
4. Penanggungjawab kegiatantelah menyusun KAK/TORsebagai acuan dalam masing-masing kegiatan sebagaisarana untuk penilaian risiko
V
5. Pimpinan menetapkan prosedurdan kebijakan pada unitkerja/satker guna mendukungpelaksanaan kegiatan, dantupoksi.
V
6. Pelaksanaanpemantauan/evaluasiterhadap pelaksanaankegiatan pengendalian telahberjalan baik dan efektif.
V
7. Pelaksanaan reviu atas kinerjadari unit kerja/satker secaraberkala/berkelanjutan.
V
8. Pelaksanaan pembinaansumberdaya manusia padaunit kerja/satker.
V
9. Pengendalian atas pengelolaansistem informasi, sepertipengamanan sisteminformasi, pengendalian atasakses dan pengembanganserta perubahan perangkatlunak di unit kerja/satker.
V
10. Pengendalian ataspengelolaan sistem informasi,seperti pembatasan aksesberdasarkan tanggung jawab.
V
54
NO. URAIAN BOBOT(%)
YA TIDAK
11. Pimpinan telah melakukanpemisahan tugas sesuaidengan pemisahan fungsiyang ditetapkan.
v
12. Pimpinan telah melakukanpengendalian terhadapkelengkapan pemrosesandata.
V
13. Pimpinan telah melakukanpengendalian terhadapakurasi pemrosesan data.
V
14. Pimpinan telah melakukanpengendalian aplikasi sepertipengendalian otorisasi,pengesahan dokumensumber, serta pengendalianfisik dan keuangan di unitkerja.
V
15. Pimpinan telah melakukanpengendalian atas indikatordan ukuran kinerja.
V
16. Pimpinanmenunjuk/menetapkanpersonil untuk melakukanpemantauan indikator/ukuran kinerja.
V
17. Pimpinan melakukanpemisahan fungsi darimasing-masingbagian/kegiatan
V
18. Pimpinanmenunjuk/mentapkanotorisasi atastransaksi/kejadian pentingpada unit kerja/satker.
V
19. Pencatatan yang akurat/tepatatas transaksi/kejadian di unitkerja/satker.
V
20. Prosedur tetap pembatasanakses atas sumberdaya danpencatatan telah dibuat.
V
21. Akuntabilitas terhadapsumberdaya danpencatatannya.
V
NO. URAIAN BOBOT(%)
YA TIDAK
22. Dokumentasi yang baik atasSPI terhadaptransaksi/kejadian penting diunit kerja/ satker.
V
B. PENGUATAN KEGIATANPENGENDALIAN
40 40,00
1. Pimpinan menetapkanmekanisme/prosedurpenerimaan terhadap APIPdalam melakukan pemeriksaandi instansi ybs
V
2. Pimpinan menetapkanmekanisme atau prosedurpenyediaan data yangdiperlukan oleh APIP dalammelakukan pemeriksaan diinstansi ybs
V
3. Pimpinan menetapkanmekanisme atau prosedurkonsultasi kepada APIP di unitkerja/satker.
V
4. Pimpinan menetapkanmekanisme atau prosedurklarifikasi dengan APIP dalampelaksanaan.
V
5. Pimpinan menetapkanmekanisme atau prosedurpelaksanaan tindak lanjut hasilpemeriksaan.
V
6. Pelaksanaan tindak lanjut hasilpemeriksaan tepat waktu.
V
7. Pimpinan telahmenunjuk/menetapkanpersonil untuk penanganantindak lanjut hasilpemeriksaan.
V
8. Ketepatan penggunaanperangkat kerja pendukungdalam melakukan tindak lanjuthasil pemeriksaan APIP.
V
9. Pendokumentasian hasilpelaksanaan tindak lanjut hasilpemeriksaan APIP gunamemudahkan pencarian apabiladiperlukan.
V
56
NO. URAIAN BOBOT(%)
YA TIDAK
10. Pemanfaatan/tindak lanjutrekomendasi dari hasilpemeriksaan oleh pimpinanguna perbaikan manajemen diunit kerja/satker.
V
Nilai Akhir Penilaian KegiatanPengendalian 100,00
Tabel 14. Penilaian Aspek Informasi dan Komunikasi
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDA
KA. INFORMASI: 30 30,00
1. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah memilikimekanisme/prosedur tertulismengenai informasi pada unitkerja/ satker yangbersangkutan.
V
2. Mekanisme atau proseduryang dibuat telah cukupoperasional sebagai acuandalam penyampaian informasilingkup unit kerja/satker,seperti memuat rencanaevaluasi berkala, kriteria/persyaratan yang digunakandalam penysunan danpenyampaian informasi,metodologi, dsbnya.
v
3. Mekanisme/Prosedur telahdigunakan dalampenyusunan/penyampaianinformasi pada unitkerja/satker yangbersangkutan.
v
4. Penyusunan informasimenggunakan KAK/TOR yangdibuat khusus untuk masing-masing pemantauan yangdilakukan.
v
5. Penyampaian informasimenggunakan KAK/TOR yangdibuat khusus untuk masing-masing pemantauan yang
v
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDA
Kdilakukan.
6. Pengelola informasi dilakukanoleh para personil yangkompeten
v
7. Pengelola informasidilaksanakan secara periodiksesuai tahapan kegiatan ataujadwal waktu yang ditetapkan
v
8. Pengelola informasi telahmeng-gunakan kriteria ataupersyaratan yang tepatsebagai dasar pelaksanaanpemantauan
v
9. Ruang lingkup/frekuensiinformasi telah mencakuppengendalian intern,keuangan, asset negara,pelaksanaan kegiatan danpemantauan atas pencapaiantujuan dan sasaran organisasi,dengan memperhatikan/mempertimbangkan tahapkegiatan yang dipantau.
v
10. Pengelolaan informasimenggunakan perangkatdaftar periksa (check list),daftar kuesioner, atauperangkat lainnya yang tepatdan dapatdipertanggungjawabkan.
v
11. Pengelolaan informasi telahmeng-hasilkan output berupalaporan
v
12. Materi dalam laporan minimalmenyajikan kondisi lapangan,kendala dan rekomendasiuntuk mengatasipermasalahan yang dihadapi
v
13. Pengelolaan informasidilakukan denganmenganalisis hasildibandingkan dengan kriteriayang sudah ditetapkan.
v
14. Hasil pengelolaan informasi v
58
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDA
Kdilaporkan tepat waktu kepadapimpinan Instansi Pemerintahatau pemberi tugas
15. Hasil pengelolaan informasididokumentasikansebagaimana mestinya/dapatdengan mudah didapat ketikadiperlukan
v
16. Kelemahan yang ditemukanselama pengelolaan informasisegera ditindaklanjuti olehpimpinan InstansiPemerintah/pihak-pihak terkaitlainnya
v
17. Kelemahan yang ditemukansegera dikomunikasikankepada pihak yangbertanggung jawab atasfungsi tersebut/atasanlangsungnya.
v
B. KOMUNIKASI : 30 27,14
1. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah memiliki mekanismeatau prosedur tertulismengenai pelaksanaankomunikasi di lingkup unitkerja/satker yangbersangkutan
v
2. Mekanisme yang dibuatminimal telah memuattahapan/waktu pelaksanaan,susunan personil pelaksana,metodologi, dsbnya.
v
3. Mekanisme/Prosedur telahdigunakan sebagai acuandalam kegiatan komunikasilingkup unit kerja/satkertersebut.
v
4. Pengelolaan komunikasi telahsesuai SOP untuk masing-masing kegiatan.
v
5. Informasi/komuniasi telahdilakukan oleh personil yangkompeten, serta dipimpin olehpejabat yang
v
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDA
Kberwewenang/pengalamanmemadai.
6. Pengelolainformasi/komunikasi evaluasimemahami secara memadaimengenai visi, misi, dantujuan unit kerja/satker sertakegiatannya.
v
7. Pengelola informasi/komunikasimemahami bagaimanapengendalian intern InstansiPemerintah seharusnyabekerja/bagaimanaimplementasinya.
v
8. Evaluasi terhadap informasidan komunikasi dilaksanakansecara periodik sesuai rencanadan luasnya program/kegiatan yang dilaksanakan
v
9. Evaluasi terhadap informasi/komunikasi dilakukan padasaat adanya kejadian misalnyaperubahan besar dalamrencana atau strategimanajemen, pemekaran ataupenciutan InstansiPemerintah, atau perubahanoperasional atau pemrosesaninformasi keuangan dananggaran.
v
10. Ruang lingkupinformasi/komunikasididasarkan atas hasil penilaianrisiko dan pemantauanberkelanjutan.
V
11. Frekuensiinformasi/komunikasididasarkan atas hasil penilaianrisiko dan pemantauanberkelanjutan.
V
12. Evaluasi informasi/komunikasimeng-gunakan perangkatdaftar periksa (check list),daftar kuesioner, atauperangkat lainnya yang
v
60
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDA
Ktepat/dapatdipertanggungjawabkan.
13. Evaluasi informasi/komunikasitelah menggunakan kriteriaatau persyaratan yang tepatsebagai dasar penilaianpelaksanaan evaluasi.
v
14.Kegiatan informasi/komunikasitelah menghasilkan outputberupa laporan hasil kegiatan.
v
15. Evaluasi informasi/komunikasitelah menilai keberhasilanatau kegagalan dalammencapai tujuan dan sasaranprogram/kegiatan.
v
16. Evaluasi kegiatan informasi/komunikasi telah menyajikananalisis terhadap 3E + 1T
v
17. Dalam laporan evaluasiinformasi /komunikasidisajikan kendala danrekomendasi untuk mengatasipermasalahan yang dihadapi
v
18. Hasil evaluasiinformasi/komunikasididokumentasikan denganbaik sehingga dengan mudahdidapat ketika diperlukan
v
19. Kelemahan yang ditemukanselama evaluasi kegiataninformasi/komunikasi segeradiselesaikan oleh pimpinanInstansi Pemerintah danpihak-pihak terkait lainnya
v
20.Kelemahan yang ditemukansegera dikomunikasikankepada pihak yangbertanggung jawab atasfungsi tersebut dan atasanlangsungnya.
v
21. Hasil pelaksanaan evaluasiinformasi/ komunikasi segeradilaporkan kepada pimpinanInstansi Pemerintah ataupihak-pihak terkait lainnya.
v
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDA
KC. BENTUK DAN SARANA
KOMUNIKASI :40 40,00
1. Unit kerja/satker telahmemiliki mekanisme secaratertulis sebagai proseduruntuk pengembangan sisteminfomasi dan komunikasi.
v
2. Mekanisme atau prosedurtersebut materinya telahcukup operasional untukpengembangan sisteminformasi/komunikasi.
v
3. Mekanisme atau prosedurtersebut telah digunakansecara optimal dalammengembangkan sisteminformasi/komunikasi padaunit kerja/satker yangbersangkutan.
v
4. Pimpinan unit kerja/satkertelah menujuk Tim ataupetugas khusus untukmemantau danmengembangkan sisteminformasi/komunikasi.
v
5. Pimpinan unit kerja/satkertelah menindaklanjutirekomendasi hasil Monev yangdilakukan olehpetugas/pengelola sisteminformasi/komunikasi gunapengembangannya.
v
6. Tindakan korektif di bidangsistem informasi/komunikasidilaksanakan oleh Pimpinanunit kerja/satker dalam jangkawaktu yang ditetapkan.
v
7. Pimpinan unit kerja/satkertelah menggunakanrekomendasi hasil monevsistem informasi/komunikasiatau reviu lainnya untukmemperkuat terciptanyapengendalian intern
v
8. Pimpinan unit kerja/satker v
62
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDA
Ktelah mencegah terjadinyakesalahan yang berulang dibidang informasi/komunikasi.
9. Pimpinan unit kerja/satkertelah memantau tindak lanjutatas rekomendasi timpengelola sisteminformasi/komunikasi
v
10. Pimpinan unit kerja/satkersecara berkala melaporkanstatus pengembangan sisteminformasi/komunikasi.
v
Nilai Akhir Penilaian Kegiatan Informasi danKomunikasi 97,14
Tabel 15. Penilaian Aspek Pemantauan Berkelanjutan
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK
A.PEMANTAUANBERKELANJUTAN :
40 40.00
1. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah memilikimekanisme/prosedur tertulismengenai pelaksanaanpemantauan berkelanjutanpada instansi pemerintah yangbersangkutan
V
2. Mekanisme atau proseduryang dibuat telah cukupoperasional sebagai acuandalam pelaksanaan evaluasilingkup instansi pemerintahtersebut, seperti memuatrencana evaluasi berkala,kriteria/persyaratan yangdigunakan dalam pemantauan,metodologi, dsbnya.
V
3. Mekanisme/Prosedur telahdigunakan sebagai acuandalam pelaksanaanpemantauan lingkup instansipemerintah yangbersangkutan
V
4. Pemantauan menggunakanKAK/TOR yang dibuat khusus
v
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK
untuk masing-masingpemantauan yang dilakukan.
5. Pemantauan dilakukan olehpara personil yang kompeten
v
6. Pemantauan dilaksanakansecara periodik sesuai tahapankegiatan atau jadwal waktuyang ditetapkan
v
7. Pemantauan telahmenggunakan kriteria ataupersyaratan yang tepatsebagai dasar pelaksanaanpemantauan
v
8. Ruang lingkup dan frekuensipemantauan telah mencakuppengendalian intern,keuangan, asset negara,pelaksanaan kegiatan danpemantauan atas pencapaiantujuan dan sasaran organisasi,dengan memperhatikan/mempertimbangkan tahapkegiatan yang dipantau.
v
9. Pemantauan menggunakanperangkat daftar periksa(check list), daftar kuesioner,atau perangkat lainnya yangtepat dan dapatdipertanggungjawabkan.
v
10. Kegiatan pemantauan telahmenghasilkan output berupalaporan hasil pemantauan
v
11. Materi dalam laporan minimalmenyajikan kondisi lapangan,kendala dan rekomendasiuntuk mengatasipermasalahan yang dihadapi
v
12. Pemantauan dilakukandengan menganalisis hasilpemantauan dibandingkandengan kriteria yang sudahditetapkan.
v
13. Hasil pelaksanaanpemantauan segera dilaporkantepat waktu kepada pimpinan
v
64
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK
Instansi Pemerintah ataupemberi tugas
14. Hasil pemantauandidokumentasikansebagaimana mestinya dandapat dengan mudah didapatketika diperlukan
v
15. Kelemahan yang ditemukanselama pemantauan segeraditindaklanjuti oleh pimpinanInstansi Pemerintah danpihak-pihak terkait lainnya
v
16. Kelemahan yang ditemukansegera dikomunikasikankepada pihak yangbertanggung jawab atasfungsi tersebut dan atasanlangsungnya.
v
B. EVALUASI TERPISAH : 40 38.00
1. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah memiliki mekanisme atauprosedur tertulis mengenaipelaksanaan evaluasi lingkupinstansi pemerintah yangbersangkutan
v
2. Mekanisme yang dibuatminimal telah memuattahapan dan waktupelaksanaan evaluasi, susunanpersonil pelaksana,metodologi, dsbnya
v
3. Mekanisme/Prosedur telahdigunakan sebagai acuandalam kegiatan evaluasilingkup instansi pemerintahtersebut
v
4. Evaluasi menggunakanKAK/TOR yang dibuat khususuntuk masing-masing kegiatanevaluasi yang dilakukan.
v
5. Tim evaluasi dilakukan olehpersonil yang kompeten, sertadipimpin oleh pejabat yangberkewenangan danpengalaman memadai
v
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK
6. Tim evaluasi memahamisecara memadai mengenaivisi, misi, dan tujuan InstansiPemerintah serta kegiatannya.
v
7. Tim evaluasi memahamibagaimana pengendalianintern Instansi Pemerintahseharusnya bekerja danbagaimana implementasinya.
v
8. Evaluasi dilaksanakan secaraperiodik sesuai rencana danluasnya program/ kegiatanyang dilaksanakan
v
9. Evaluasi dilakukan pada saatadanya kejadian misalnyaperubahan besar dalamrencana atau strategimanajemen, pemekaran ataupenciutan InstansiPemerintah, atau perubahanoperasional atau pemrosesaninformasi keuangan dananggaran.
v
10. Ruang lingkup dan frekuensievaluasi didasarkan atas hasilpenilaian risiko danpemantauan berkelanjutan
v
11. Evaluasi menggunakanperangkat daftar periksa(check list), daftar kuesioner,atau perangkat lainnya yangtepat dan dapatdipertanggungjawabkan.
V
12. Evaluasi telah menggunakankriteria atau persyaratan yangtepat sebagai dasar penilaianpelaksanaan evaluasi
v
13. Kegiatan evaluasi telahmenghasilkan output berupalaporan hasil pemantauan
v
14. Evaluasi menilai keberhasilanatau kegagalan dalammencapai tujuan dan sasaranprogram/kegiatan.
v
15. Evaluasi menyajikan analisis v
66
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK
terhadap 3E + 1T
16. Dalam laporan evaluasidisajikan kendala danrekomendasi untuk mengatasipermasalahan yang dihadapi
v
17. Hasil evaluasididokumentasikan denganbaik sehingga dengan mudahdidapat ketika diperlukan
v
18. Kelemahan yang ditemukanselama evaluasi segeradiselesaikan oleh pimpinanInstansi Pemerintah danpihak-pihak terkait lainnya
v
19.Kelemahan yang ditemukansegera dikomunikasikankepada pihak yangbertanggung jawab atasfungsi tersebut dan atasanlangsungnya.
v
20. Hasil pelaksanaan evaluasisegera dilaporkan kepadapimpinan Instansi Pemerintahatau pihak-pihak terkaitlainnya
v
C. PENYELESAIAN AUDIT : 20 20.00
1. Instansi Pemerintah telahmemiliki mekanisme secaratertulis sebagai proseduruntuk menindaklanjuti temuanhasil audit atau reviu lainnya
v
2. Mekanisme atau prosedurtersebut materinya telahcukup operasional untukmenindak- lanjuti temuan hasilaudit atau reviu lainnya
v
3. Mekanisme atau prosedurtersebut telah digunakansecara optimal dalammenindaklanjuti temuan hasilaudit atau reviu lainnya
v
4. Pimpinan instansi telahmenujuk Tim atau petugaskhusus untuk memantaupenyelesaian tindak lajut hasil
v
NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK
audit dan hasil reviu lainnya
5. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah menindaklanjuti seluruhtemuan dan rekomendasi hasilaudit dan reviu lainnya
v
6. Tindakan korektif dilaksanakanoleh Pimpinan InstansiPemerintah dalam jangkawaktu yang ditetapkan
v
7. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah menggunakanrekomendasi hasil audit ataureviu lainnya gunamemperkuat pengendalianintern
v
8. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah mencegah terjadinyatemuan yang sama berulangterjadi pada tahun berikutnya
v
9. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah memantau tindak lanjutatas temuan hasil audit danreviu serta rekomendasinya
v
10. Pimpinan Instansi Pemerintahsecara berkala melaporkanstatus penyelesaian audit danreviu kepada pimpinansehingga dapat meyakinkankualitas dan ketepatan waktupenyelesaian setiaprekomendasi
v
Nilai Akhir Penilaian KegiatanPemantauan 98.00
Penilaian/pembinaan pelaksanaan SPI Balai Pengelola Alih
Teknologi juga dilakukan oleh tim SPI dari Inspektorat Jenderal,
Kementerian Pertanian pada 15 Agustus 2012 dengan keanggotaan
terdiri atas:
1. Rukman, SH, M.Si. : Ketua
2. Dewi Mustika, S.Kom.MM : Anggota Tim
68
3. Ir. Rosinta Cendika S, MM : Anggota Tim
4. Makmun Herdianto : Anggota Tim
5. Indra Adianto : Anggota Tim
Penilaian atas kegiatan SPI dilakukan dengan memeriksa
kelengkapan dokumen kegiatan disesuaikan dengan daftar ceklist
yang telah disiapkan oleh tim dari Inspektorat Jenderal. Penilaian juga
dilakukan oleh tim SPI tingkat eselon I yang ditunjuk Kepala Badan
Litbang Pertanian pada 23 Oktober 2012 yang terdiri dari:
1. Kepala Balitpa (Dr. I Made Jaya Mejaya) : Ketua
2. Kabid. Program BBSDLP : Anggota
3. Staf Subbag. Monev. Sekbadan : Anggota
4. Sda : Anggota
Hasil penilaian terhadap kelengkapan dokumen yang harus
tersedia sebanyak 73 dokumen sedangkan berdasarkan pemeriksaan
dokumen telah dibuat dan dilaksanakan oleh Balai PATP sebanyak 62
dokumen sehingga masih terdapat 11 dokumen yang harus dibuat
dan dilengkapi untuk masa yang akan datang.
Dengan demikian berdasarkan kriteria penilaian Balai PATP
mendapat predikat SANGAT HANDAL atau jika dinilai dengan
kuantitatif sebanyak 87,4.
4. Pemeliharaan Sertifikat ISO 9001 : 2008
Tim Manajemen Mutu Balai Pengelola alih Teknologi Pertanian selama
semester pertama hingga semester kedua/akhir tahun, dari Januari
sampai dengan Desember 2012 telah melakukan kegiatan-kegiatan
sesuai yang telah dijadwalkan, yaitu:
1. Dalam rangka mempertajam tugas Kepala Balai PATP telah
melakukan revisi kebijakan mutu dan sasaran mutu, sehingga
pelaksana dapat dengan mudah memahami tentang target dan
peran masing-masing;
2. Kebijakan mutu, sasaran mutu, SOP dan instruksi kerja telah
disosialisasikan kepada semua pegawai sehingga memahami
tentang visi, misi, sasaran mutu dan tupoksi masing-masing;
3. Semua penanggungjawab kegiatan telah memegang dan
melaksanakan SOP, Intruksi Kerja dari kegiatan masing-masing;
4. Audit internal dan audit eksternal telah dilaksanakan dan hasil
temuannya telah ditindaklanjuti dan disetujui oleh pihak auditor
baik internal maupun eksternal;
5. Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, Balai PATP
telah menyediakan pelatihan ISO 9001 : 2008 untuk mencapai
kompetensi yang diperlukan.
5. Pengelolaan Keuangan, Perlengkapan DanAdministrasiKepegawaian
Pada tahun 2012, Balai PATP memiliki anggaran sebesar Rp.
6.429.810.000,- adanya edaran penghematan 10% sehingga tinggal
Rp. 6.137.810.000,- jika dibandingkan dengan anggaran tahun
sebelumnya yaitu Rp. 4.173.000.000,-. maka terdapat peningkatan
anggaran Balai PATP sebesar Rp. 1.964.810.000,-. Perkembangan
anggaran yang diperoleh Balai PATP mulai tahun 2008 sampai dengan
tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Perkembangan anggaran tahun 2007-2012 di Balai PATP
No TahunJenis Belanja (Rp. 000) Total Anggaran
(Rp.000)Pegawai Modal Operasional
1 2008 130.625 1.935.140 1.475.000 3.540.765
2 2009 774.749 901.140 2.140.313 3.816.202
3 2010 894.095 894.095 2.014.200 3.773.295
70
4 2011 1.615.000 631.550 1.926.450 4.173.000
5 2012 2.052.090 694.895 3.682.825 6.429.810
Revisi 2.052.090 704.895 3.380.325 6.137.810
Tabel 17. Realisasi DIPA Balai PATP Tahun Anggaran 2012
No Jenis Belanja Pagu DIPA Realisasi Sisa Realisasi%
1 PembayaranGaji
1.221.763.000 1.207.435.379 14.327.621 98,82
2 BelanjaBarangMengikat(OperasionalPerkantoran)
830.327.000 819.661.281 10.665.719 98.71
3 BelanjaBarang tidakMengikat
3.380.825.000 3.361.179.500 19.645.500 99.42
4 BelanjaModal
704.895.000 701.524.000 3.371.000 99,52
Jumlah 6.137.810.000 6.089.800.160 48.009.840 99,21
Perlengkapan
Perlengkapan Balai PATP terdiri atas aset tidak bergerak dan aset
bergerak. Aset tidak bergerak/tetap berupa tanah dan bangunan
kantor dengan luas masing – masing 2 017 m2 dan 1003 m2
sedangkan aset bergerak /aset tidak tetap terdiri atas kendaraan
dinas dan peralatan kantor.
Administrasi Kepegawaian
Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Balai PATP didukung
oleh sumber daya manusia (SDM) sebanyak 43 tenaga yang terdiri
dari 23 orang tenaga PNS dan 20 orang non PNS (kontrak).
Berdasarkan strata pendidikan terdiri atas 1 orang S3,3 orang S2 , 16
orang S1, 7 orang D3,3 orang setingkat SLTA , 2 orang setingkat SLTP
dan 1 orang setingkat SD yang rinciannya dapat dilihat pada tabel
18. Dari 23 orang PNS tersebut 3 orang menduduki jabatan struktural
yaitu Kepala Balai PATP, Kepala Seksi Pengelola Alih Teknologi dan
Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Sisanya 20 orang menduduki jabatan
fungsional (Tabel 19).Rencana Pengembangan SDM tahun 2010 –
2014 disajikan pada tabel 20.
Tabel 18. Pegawai Balai PATP berdasarkan pendidikan periode 2011 – 2012
Pendidikan2011 2012
PNS Kontrak PNS Kontrak
S3 1 1 1 1
S2 4 1 3 0
S1 11 3 12 4
SM/D3 2 4 3 4
SLA 3 6 2 6
<SLA 3 4 2 5
Total 24 19 23 20
Tabel 19. Pegawai Balai PATP berdasarkan jenis jabatan tahun 2012
No. Jenis JabatanJumlah Tenaga Jumlah Tenaga
PNSNon PNS(Kontrak)
PNSNon PNS(Kontrak)
1 Struktural 3 3
2Fungsionaltertentu 2 2
3 Fungsional Umum 18 15Jumlah 23 20
Tabel 20. Rencana pengembangan SDM tahun 2010 – 2014Pensiun 2010 2011 2012 2013 2014
S3 - 1 2 3 4
S2 3 4 8 7 10
72
S1 8 10 8 11 15
SM/D3 3 2 3 7 5
SLA 2 3 3 7 5
<SLA 3 3 3 5 5
Total 19 22 32 40 43
Tabel 21. Keragaan golongan PNS Balai PATP, 2012No Golongan 2009 2010 2011 2012
1 Golongan I 1 1 1 1
2 Golongan II 5 5 4 4
3 Golongan III 10 10 13 13
4 Golongan IV 3 3 5 5
Jumlah 19 19 23 23
Tabel 22. Daftar pegawai negeri sipil Balai PATP yang naik pangkat tahun2011 – 2012
NO. NAMAGOLONGAN
NOMOR KEPUTUSANLAMA T.M.T BARU T.M.T
Tahun 2011
1. Suyanti, SH (III/c) 01-04-2007
(III/d) 01-04-2011
281/Kpts/KP.320/A2/II/2011
2. Riko BintariPertamasari,S.Sos.,M.Hum
(III/c) 01-04-2007
(III/d) 01-04-2011
206/Kpts/KP.320/A2/II/2011
3. Tb. GugumGumelar, Amd
(II/d) 01-04-2007
(III/a) 01-04-2011
222/Kpts/KP.320/I.1/2/2011
4. Tjipto Rahayu,Amd
(II/c) 01-04-2007 (II/d) 01-04-2011
103/Kpts/KP.320/A2.4/II/2011
5. Titin Parlina (II/a) 01-10-2008
(II/b) 01-10-2011
023/Kpts/Kp.320/I.1/9/2011
Tahun 2012
1. Yadi Rusyadi
S.Si
III/C III/D 325/Kpts/Kp.320/A2/11/2012.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan program utama, Balai
PATP berupaya untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme
SDM yang dimilikinya baik kuantitas maupun kualitasnya diantaranya
melalui: a) pelatihan jangka pendek dan jangka panjang sesuai bidang
keahlian, b) merekrut tenaga sesuai dengan kebutuhan sampai tahun
2014.Data pegawai yang mengikuti pelatihan jangka pendek maupun
jangka panjang disajikan dalam Tabel 23.
Tabel 23. Pengembangan SDM Balai PATP Melalui Pelatihan Jangka PendekDan Jangka Panjang Tahun 2012
NO NAMAPESERTA
JENISPELATIHAN
Tanggalpelaksanaan
Penyelenggara
1 Dr. Ir. AgungHendriadi,M.Eng
Global forum forFood andAgriculture
19-21 Januari2012
Berlin, Jerman
Pertemuannternational EventOn Low Level
18 - 26 Maret2012
Vancouver –Canada
WG On IntellectualProperty Right (IE-CEPA)
26 - 27 Maret2012
inna GarudaHotelYogyakarta
InternationalExhibition andCongress ACHEMA2012
16 - 23 Juni2012
Frankfurt –Jerman
InternationalMeeting On LowLevel Presence ofgeneticallymodivied organis(GMoS)
15-22September2012
Rosario –Argentina
Lowland For FoodSufficiency in theGlobal ClimateChange
27-30September2012
Hotel Ratan Inn– Banjarmasin
Public PrivatePartnership (PPP)for ASEAN LusThree FoodSecurity
13 - 17November2012
Fujian – China
2 Ir. SriPurmiyanti,M.Si.
Internationaltraining andstrategy workshopon incubateselection andmonitoring oftechnologybussiness incubatormanajement.
9-10 Juli 2012 Pusat InovasiLIPI
4 ToniSudiantoro,
Mengikuti pelatihanbahasa inggris
LIA Bogor
74
SP dalam rangkapersiapanpendidikan programS2
5 KaniaTrisnawati,SP
Internationaltraining andstrategy workshopon incubateselection andmonitoring oftechnologybussiness incubatormanajement.
9-10 Juli 2012 Pusat InovasiLIPI
Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal
22-23 Oktober2012
Ruang rapatBPATP
6 Mumuh M.Buhary,S.Hum
Peningkatan aksesinformasi melaluipemanfaatanrepository publikasiBadan LitbangPertanian
3-5 April 2012 The Rizen Hotel,Cisarua.
WorkshopPustakawanLingkup BadanPenelitian danPengembanganPertanian
26 s/d 28 Juni2012
Bogor
ApresiasiPeningkatanManajemen,Organisasi, danAdministrasiJabatan FungsionalPustakawanLingkupKementerianPertanian
16 s/d 18 Juli2012
Cisarua
Internationaltraining andstrategy workshopon incubateselection andmonitoring oftechnologybussiness incubator
9-10 Juli 2012 Pusat InovasiLIPI
manajement.Temu TeknisPengelolaanPerpustakaanDigital KementerianPertanian
20 s/d 23 Mei2012
di PusatInformasi HajiBatam - Center
Seminar NasionalPemeringkatanWeb InstitusiPengukuran KinerjaWeb danKeunggulanInstitusi
27 Februari2012
di IPBInternationalConventionalCenter (IICC)Bogor
Pembinaan TekadAnti KorupsiKomitmen AntiKorupsi
4 s/d 6Desember2012
di IPBInternationalConventionalCenter (IICC)Bogor
Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal
22-23 Oktober2012
BPATP
7 Poppy Basli,S.Kom
Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal
22-23 Oktober2012
BPATP
8 Nurjaman,S.TP
Pelatihan sistimdinamik analisiskebijakan sektorpertanian
6 hari Maret2012
ITB
9 MiyikeTriana, SP
Mengikutisosialisasi dansertifikasi Perpres54 tentangpengadaan barangdan jasa
12-14Nopember2012
BB Biogen
Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal
22-23 Oktober2012
BPATP
10 Suyanti, SH Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen audit
22-23 Oktober2012
BPATP
76
internal13 Irwan
Arfiansyah,ST
Peningkatan aksesinformasi melaluipemanfaatanrepository publikasiBadan LitbangPertanian
3-5 April 2012 The Rizen Hotel,Cisarua.
14 Drs. Sularno,MM
Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal
22-23 Oktober2012
BPATP
Pembinaan TekadAnti KorupsiKomitmen AntiKorupsi
4 s/d 6Desember2012
IPBInternationalConventionalCenter (IICC)Bogor
16 TjiptoRahayu,A.Md.
Pelatihan sistimpengadaanbarang/jasa secaraelektronik SPSE)
14 Mei 2012 Pusdatin
Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal
22-23 Oktober2012
BPATP
Pembinaan TekadAnti KorupsiKomitmen AntiKorupsi
4 s/d 6Desember2012
di IPBInternationalConventionalCenter (IICC)Bogor
17 Tb. GugumGumelar,A.Md
Pelatihan sistimpengadaanbarang/jasa secaraelektronik SPSE)
14 Mei 2012 Pusdatin
18 Rachmad Mengikutisosialisasi dansertifikasi Perpres54 tentangpengadaan barangdan jasa
8-10 Pebruari2012
STPP Bogor
19 Ade RachmatSantoso,S.sos.
Mengikutisosialisasi dansertifikasi Perpres54 tentangpengadaan barangdan jasa
8-10 Pebruari2012
STPP Bogor
Pelatihan sistimpengadaanbarang/jasa secaraelektronik SPSE)
14 Mei 2012 Pusdatin
Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal
22-23 Oktober2012
BPATP
Pelatihan jabatanfungsional analiskepegawaiantingkat ahli
8-20 Oktober2012
PPSDM Ciawi
20 Titin Parlina Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal
22-23 Oktober2012
BPATP
Pembinaan TekadAnti KorupsiKomitmen AntiKorupsi
4 s/d 6Desember2012
IPBInternationalConventionalCenter (IICC)Bogor
Yeni Setiarsih Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal
22-23 Oktober2012
BPATP
1 Yadi Rusyadi,S.Si
Mengikutipendidikan programS2 dalam bidangAgribisnis
2 tahun mulaiSeptember2010
IPB
2 Riko BintariPertamasari.,S.Sos.,M.Hum
Mengikutipendidikan programS3 dalam bidangKomunikasiPedesaan
3 tahun mulaiSeptember2010.
IPB
3 Okti AryaniHapsari, SP
Mengikutipendidikan programS2 dalam bidangilmu manajemenagribisnis
2 tahun mulai3 September2012
IPB
4 Nurjaman,S.TP
Mengikutipendidikan programS2 dalam bidangManajemen danBisnis
2 tahun mulaibulan Oktober2012
IPB
78
Disamping sumber daya manusia yang ada Balai PATP maka
dengan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Nomor 41/Kpts/OT.160/I/1/2013 tanggal 21 Januari 2013
tentang Pembentukan Kelompok Kerja Alih Teknologi Hasil Penelitian
dan Pengembangan Pertanian yang berbasis Hak Kekayaan Intelektual
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Keputusan Kepala
Badan Litbang Pertanian No. 230/Kpts/OT. 160/I/9/2011. tanggal 15
September 2011 tentang penetapan tim verifikator lisensi Badan
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian untuk memperkuat dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya.
6. Pengembangan Perpustakaan Digital Dan Website Balai PATP
Pembuatan Buku Panduan Standar Operasional Prosedur
Perpustakaan berisi serangkaian standar instruksi yang
menggambarkan pendokumentasian dari kegiatan pengadaan,
pengelolaan, dan pelayanan bahan pustaka yang dilakukan pada
sebuah perpustakaan sehingga dapat menunjang pengembangan
perpustakaan digital.
Sebagai sarana informasi, web site Balai PATP
(http://bpatp.litbang.deptan.go.id/) dilengkapi dengan menu profil
Balai PATP, teknologi inovatif dan perpustakaan digital. Menu utama
yang tersedia adalah home, berita, publikasi, dan link-link dengan
UK/UPT Badan Litbang Pertanian dan link penelusuran HKI. Sebagai
sarana informasi, menu berita akan menyajikan berita-berita kegiatan
Balai PATP dan kegiatan atau informasi dari luar yang terkait dengan
HKI dan alih teknologi. Hingga desember 2011 telah sebanyak 15
berita yang dimuat terkait kegiatan Balai PATP dan 1 berita HKI dan
alih teknologi.
Gambar 10. Website Balai PATP
Pengunjung website Balai PATP hingga Desember 2012 adalah
sebanyak 20.285 pengunjung dan tahun 2012 sebanyak 42.578
pengunjung dan Website Balai PATP sebagian besar diakses oleh
pengunjung dari Amerika Serikat, Indonesia, dan Australia.
7. Buku Teknologi Inovatif Pertanian
Penyusunan dan pencetakan buku 300 Teknologi Inovatif Pertanian
terdiri dari dua versi yaitu buku 300 Teknologi Inovatif Pertanian versi
Badan Litbang Pertanian dan buku 300 Teknologi Inovatif Pertanian
versi Kementerian Pertanian. Sedangkan buku teknologi inovatif versi
klaster dikelompokkan menjadi klaster komoditas dan klaster bidang
pendukung masalah. Klaster komoditas terdiri atas : Teknologi
Hortikultura; Teknologi Perkebunan; Teknologi Peternakan; dan
Teknologi Tanaman Pangan, sedangkan klaster pendukung bidang
80
masalah terdiri atas: Teknologi Mekanisasi, Bioenergi dan Pengolahan
Hasil Pertanian; serta Teknologi Pupuk dan Pestisida Hayati, Informasi
Dasar dan Lingkungan.
Gambar 11. Buku 300 Teknologi Inovatif Badan Litbang Pertanian dan klaster
III. DAFTAR PUSTAKA
Agrotek. 2008. One research one industry. Menabur riset menuaiteknologi. Agrotek Edisi Mei 2008:10-15
Avonina Sthefanny. Pembajakan Karya Intelektual Indonesia oleh PihakAsing : Benarkah Semata-mata Kesalahan dari Pihak Asing.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2011a. Tata carapenggunaan royalti hasil alih teknologi pertanian. Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian, 21 hal.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2011b. Valuasi invensiBadan Litbang Pertanian. Badan Litbang Pertanian 2011. 30 hal.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2011c. Panduan UmumVerifikasi Lisensi. Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian.23 hal.
Balai Pengelola Teknologi Pertanian. 2009. Petunjuk PenyusunanKelengkapan Dokumen Paten. Balai Pengelola Alih TeknologiPertanian, 60 hal.
Balai Pengelola Teknologi Pertanian. 2011. Petunjuk Kerja Sama AlihTeknologi Pertanian. 2011. Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian
Beronio, R.A. 2005. Philrice intellectual property policy. Paper presentedat Intellectual Property Rights ang Technology Transfer In-Liscensing, Out-Liscensing and Commercialization Workshop.Mussoorie, India,17 – 25 April, 2005. 8p.
DIPA Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian No. 0436/018-09.2.01/12/2011 Tanggal 20 Desember 2011.
Handri Triyono. 2010. Meneropong Komoditas Agribisnis. Kompas, 18Januari 2010. Hal 21
http://ppvt.setjen.deptan.go.id/, 23 maret 2011 jam 11.Jumlah VarietasHasil Pemuliaan yang terdaftar di Pusat PVT.
Husodo, S. Y. 2006. Pangan, kualitas SDM, dan kemajuan suatu negarabangsa. Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban:32-55
INSME. 2003. Internationel Network on SMEs. IP Secretariat@insme-it
Investor Daily Indonesia. 2012. investor daily-presiden-inovasi.htm. 5Januari 2012
82
Kementerian Pertanian. 2007. Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/6/2007 tanggal 18 Juni 2007.
Kementerian Pertanian. 2011. Peraturan menteri pertanian nomor:44/permentan/ot.140/8/2011 Tentang Pedoman umumperencanaan penelitian dan pengembanganpertanian.
Keputusan Menteri Pertanian No. 1226/Kpts/OT.140/3/2010 tentangPenetapan Standar Operasional Prosedur AdministrasiPemerintahan Kementerian Pertanian
Khan, M.U. 2000. Problems of technology transfer from laboratory toindustry and policy issue in India. Int. J. Serv. Tech & Managemant.I(4):375-394.
Kompas. 2010. Tajuk rencana: Iptek, Inovasi, dan kemajuan. Kompas, 22Januari 2010. Hal. 6