prosedur penugasan pejabat ke luar...

82
I. PENDAHULUAN Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian merupakan salah satu unit pelaksana teknis eselon III dibawah Sekretarian Badan Kitbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Berdasarkan Permentan No. 49/Permentan/OT.140/6/2007, tanggal 18 Juni 2007, tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian dalam Pasal 2 dinyatakan bahwa Balai PATP mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kekayaan intelektual dan alih teknologi hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Balai PATP menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1) Penyiapan penyusunan rencana, program dan anggaran pengelolaan kekayaan intelektual dan alih teknologi hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian; 2) Penyiapan perlindungan HKI teknologi hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian; 3) Pelaksanaan promosi teknologi hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang bernilai kekayaan intelektual; 4) Pelaksanaan kerja sama alih teknologi hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang bernilai KI; 5) Penyiapan lisensi teknologi hasil kegiatan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang bernilai HKI; 6) Pemantauan dan evaluasi pengelolaan KI dan alih teknologi hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian; 7) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai PATP. Struktur organisasi dari Balai PATP terdiri dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Pelayanan Alih Teknologi seperti terlihat dalam Gambar 1 berikut:

Upload: truongngoc

Post on 02-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian merupakan salah satu unit

pelaksana teknis eselon III dibawah Sekretarian Badan Kitbang Pertanian,

Kementerian Pertanian. Berdasarkan Permentan No.

49/Permentan/OT.140/6/2007, tanggal 18 Juni 2007, tentang Organisasi

dan Tata Kerja Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian dalam Pasal 2

dinyatakan bahwa Balai PATP mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

kekayaan intelektual dan alih teknologi hasil kegiatan penelitian dan

pengembangan pertanian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2, Balai PATP menyelenggarakan fungsi sebagai

berikut : 1) Penyiapan penyusunan rencana, program dan anggaran

pengelolaan kekayaan intelektual dan alih teknologi hasil kegiatan penelitian

dan pengembangan pertanian; 2) Penyiapan perlindungan HKI teknologi

hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian; 3) Pelaksanaan

promosi teknologi hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian

yang bernilai kekayaan intelektual; 4) Pelaksanaan kerja sama alih teknologi

hasil kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang bernilai KI; 5)

Penyiapan lisensi teknologi hasil kegiatan kegiatan penelitian dan

pengembangan pertanian yang bernilai HKI; 6) Pemantauan dan evaluasi

pengelolaan KI dan alih teknologi hasil kegiatan penelitian dan

pengembangan pertanian; 7) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah

tangga Balai PATP.

Struktur organisasi dari Balai PATP terdiri dari Kepala Sub Bagian

Tata Usaha dan Kepala Seksi Pelayanan Alih Teknologi seperti terlihat dalam

Gambar 1 berikut:

2

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian

Pada tahun 2010-2014, Kementerian Pertanian telah menetapkan

sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal

untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor dan

kesejahteraan petani sebagai visi pembangunan pertanian. Sistem pertanian

industrial merupakan suatu sistem yang menerapkan integrasi usaha tani

disertai dengan koordinasi vertikal dalam satu alur produk, sehingga

karakteristik produk akhir yang dipasarkan dapat dijamin dan disesuaikan

dengan preferensi konsumen akhir.

Dalam rangka pencapaian visi tersebut, invensi Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian harus dapat diwujudkan menjadi inovasi yang

berdaya saing, adaptif dan mudah diadopsi melalui proses alih teknologi.

Dalam proses alih teknologi ini, Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian

KEPALA BALAI

SEKSI PELAYANAN ALIHTEKNOLOGI

SUBBAGIAN TATAUSAHA

TATA USAHA

KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL

(BALAI PATP) sebagai institusi yang memasarkan teknologi hasil Badan

Litbang Pertanian mempunyai peran yang strategis. Peran strategis tersebut

mencakup upaya untuk perlindungan invensi teknologi Badan Litbang

Pertanian melalui pengelolaan HKI dan komersialisasinya melalui lisensi dan

public private partnership serta pengelolaan royaltinya. Peran tersebut akan

memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam pencapaian tujuan Badan

Litbang Pertanian untuk mendapatkan impact recognition dari hasil-hasil

penelitiannya.

1.1 Visi

Pada tahun 2014 menjadi institusi yang bertaraf internasional

sebagai pusat pengelola HKI dan alih teknologi dalam kerangka

kerjasama lisensi dan Public Private Partnership hasil kegiatan Litbang

Pertanian untuk mendukung pembangunan pertanian

1.2 Misi

1) Mendorong peningkatan jumlah HKI hasil penelitian untuk

pengembangan teknologi bagi pembangunan pertanian;

2) Membangun dan meningkatkan kerjasama komersial dengan

dunia usaha melalui diseminasi dan promosi inovasi teknologi

berbasis HKI;

3) Menggarap umpan balik peluang dan potensi pengembangan

inovasi teknologi berbasis HKI sesuai dengan kebutuhan

pengguna;

4) Mengembangkan harmonisasi dan pemantauan efektivitas serta

keberlanjutan pengembangan inovasi teknologi pertanian.

1.3 Tujuan

Seiring dengan perkembangan proses pencapaian visi dan misi

tersebut, maka tujuan pengelolaan alih teknologi adalah:

4

a. Meningkatkan jumlah perlindungan HKI hasil penelitian untuk

pengembangan teknologi bagi pembangunan pertanian;

b. Meningkatkan intensitas dan kualitas promosi dan bimbingan

pemanfaatan hasil litbang pertanian yang bernilai HKI dalam

rangka kerjasama alih teknologi ;

c. Meningkatkan jumlah kerjasama alih teknologi dengan dunia

usaha dalam bentuk lisensi hasil litbang yang bernilai komersial

dan dilindungi HKI;

d. Meningkatkan kerjasama dalam bentuk public private partnership

(PPP) antara Badan Litbang Pertanian dan dunia usaha;

e. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi pengelolaan HKI,

kerjasama lisensi dan PPP.

1.4 Sasaran

Dengan mengacu pada visi dan misi Balai PATP yang telah

ditetapkan, maka sasaran pengelolaanalih teknologi adalah:

a. Meningkatnya jumlah invensi litbang pertanian yang dilindungi

HKI;

b. Terwujudnyajaminan keberhasilan pemanfaatan invensi litbang

pertanian melalui kegiatan pralisensi;

c. Meningkatnya jumlah kerjasama alih teknologi baik lisensi

(komersial dan non komersial) maupun PPP hasil litbang

pertanian;

d. Terdefinisikannya dengan jelas tata aturan penggunaan royalti

hasil alih teknologi guna menigkatkan motivasi peneliti/

perekayasa untuk menghasilkan karya penelitian yang berguna

bagi pembangunan pertanian;

e. Menigkatnya publikasi alih teknologi yang bernilai HKI.

1.5 Strategi

Strategi berlandaskan kerangka pemikiran sebagai berikut:

a. Inovasi-inovasi yang dihasilkan merupakan bagian integral dari

sistem inovasi nasional untuk menjawab tantangan

pembangunan pertanian;

b. Kegiatan penelitian diarahkan untuk memfasilitasi

pengembangan sistem usaha agribisnis, peningkatan ketahanan

pangan dan selanjutnya mendorong peningkatan kesejahteraan

masyarakat;

c. Pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang pertanian antara

lain diarahkan kepada pembentukan daya inovasi dan akselerasi

adopsi teknologi untuk menghasilkan produk-produk pertanian

yang memiliki daya saing tinggi.;

d. Diperlukan keterpaduan kegiatan dan harmonisasi pendekatan

baik antar lembaga maupun antar disiplin, sejak penciptaan

sampai adopsi inovasi teknologi, untuk dapat menghasilkan

produk yang komersial secara efisien dan berkelanjutan.

1.6 Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Kegiatan alih teknologi Balai PATP tahun anggaran 2012

merupakan rangkaian proses pelaksanaan program alih teknologi hasil

penelitian yang tertuang dalam RENSTRA 2010-2014. Dengan

mempertimbangkan isu-isu aktual yang sedang terjadi maka yang

menjadi kebijakan Badan Litbang Pertanian dan Kementerian

Pertanian, pada tahun anggaran 2012 ditetapkan 7 kegiatan utama

dan 8 kegiatan pendukung seperti diilustrasikan pada Gambar 2

berikut ini:

6

Gambar 2. Kerangka proses invensi menjadi inovasi

Tujuh kegiatan utama alih teknologi hasil penelitian Badan Litbang

Pertanian yang dikelola Balai Pengelola Alih Teknologi adalah sebagai

berikut:

1. Pendaftaran dan pengelolaan perlindungan HKI

Ruang lingkup Lingkup kegiatan ini meliputi proses pendaftaran HKI

(paten, cipta, merk dan permohonan hak PVT) serta pendaftaran KI

(pendaftaran varietas tanaman), pemeliharaan HKI, pemanduan

penyusunan draft dokumen HKI dan mediasi percepatan proses

perlindungan HKI dan penyusunan basis data yang menyajikan

informasi inovasi teknologi hasil penelitian serta evaluasi pelaksanaan

kegiatan HKI.

Tujuan

1. Melaksanakan proses pendaftaran perlindungan HKI (paten, hak

cipta, merek, dan PVT) serta KI (pendaftaran varietas tanaman);

2. Melaksanakan sosialisasi, lokakarya, pemanduan dan mediasi HKI

untuk meningkatkan jumlah pendaftaran invensi yang dilindungi

HKI dan KI.

Sasaran

1. Terprosesnya pendaftaran perlindungan HKI (paten, hak cipta,

merek dan PVT) serta pendaftaran perlindungan KI (pendaftaran

varietas tanaman).

2. Terlaksananya sosialisasi, lokakarya, pemanduan dan mediasi HKI

untuk meningkatkan jumlah pendaftaran invensi serta percepatan

proses pendaftaram invensi yang dilindungi HKI dan KI.

2. Promosi teknologi Litbang Pertanian dalam rangka alih

teknologi kepada industri.

Ruang ingkup kegiatan ini adalah (1) melaksanakan promosi kekayaan

intelektual (KI) hasil Badan Litbang Pertanian untuk menyebarkan

informasi teknologi KI kepada target potensial, memperluas jaringan

pengguna teknologi, mengunggulkan teknologi yang dimiliki

dibandingkan pesaing/kompetitor, dan membentuk citra teknologi di

mata pengguna teknologi.

Tujuan

1. Melakukan konsolidasi/koordinasi dalam rangka promosi dan alih

teknologi;

2. Melakukan kegiatan promosi teknologi KI Badan Litbang Pertanian

sebagai upaya proses alih teknologi KI kepada pengguna seperti

8

industri, pemerintah dan masyarakat agar terjadi proses alih

teknologi;

3. Meningkatnya teknologi KI yang di adopsi oleh industri yang

dituangkan dalam naskah perjanjian kerja sama lisensi untuk

mengembangkan dan memasalkan produk.

Sasaran

1. Terselenggaranya kegiatan promosi teknologi KI Badan Litabang

Pertanian;

2. Teradopsinya teknologi Badan Litbang Pertanian oleh industry;

3. Terlaksananya kegiatan konsolidasi/koordinasi dalam rangka

promosi dan alih teknologi.

3. Pengembangan alih teknologi untuk penderasan inovasi

teknologi Badan Litbang Pertanian dalam mendukung

pengembangan industri

Ruang lingkup dari kegiatan ini meliputi:

1. Melaksanakan koordinasi/konsolidasi dalam rangka pendeasan

inovasi teknologi;

2. Melaksanakan sosialisasi pengembangan alih teknologi di UK/UPT

Badan Litbang Pertanian;

3. Melakukan penyusunan dan pencetakan buku teknologi inovasi

Badan Litbang Pertanian sebagai acuan dunia usaha dalam

melisensi invasi teknologi Badan Litbang Pertanian.

Tujuan

1. Melakukan koordinasi/konsolidasi dalam rangka penderasan

inovasi teknologi melalui identifikasi invesi Badan Litbang

Pertanian yang layak untuk dialihkerjasamakan dan koordinasi alih

teknologi dengan calon lisensor dan UK/UPT penghasil teknologi

dalam rangka finalisasi naskah kerjasama;

2. Melakukan sosialisasi pengembangan alih teknologi;

3. Dummy dan cetak buku teknologi onovasi Badan Litbang

Pertanian.

Sasaran

1. Telaksananya koordinasi/konsolidasi dalam rangka penderasan

inovasi teknologi melalui identifikasi invensi Badan Litbang

Pertanian yang layak untuk dialihkerjasamakan dan komunikasi

dengan dunia usaha dalan rangka percepatan finalisasi naskah

perjanjian kerjasama alih teknologi;

2. Terlaksananya sosialisasi pengembangan alih teknologi di UK/UPT

Badan Litbang Pertanian;

3. Tersusunnya dan tercetaknya buku teknologi Badan Litbang

Pertanian sebagai bahan acuan dunia usaha dalam melisensi

inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian.

4. Pemantauan pelaksanaan alih teknologi Litbang Pertanian

Ruang lingkup terdiri meliputi (1) penilaian terhadap rencana kegiatan

per tahun yang mengacu kepada naskah perjanjian kerjasama lisensi,

(2) pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan lisensi semenjak awal

tahun dan (3) evaluasi terhadap laporan perkembangan lisensi setiap

tahunnya dan (4) koordinasi dengan kepala bidang KSPHP dalam

rangka pemantauan pelaksanaaan alih teknologi.

Tujuan

1. Melaksanakan koordinasi/konsolidasi dalam rangka pemantauan

pelaksanaan alih teknologi melalui pemantauan perkembangan

lisensi dan menentukan besaran royalti hasil alih teknologi,

10

memantau dan mengevaluasi permasalahan dan potensi suatu

kerjasama lisensi hasil litbang pertanian sebagai bahan masukan

dan rekomendasi kegiatan alih teknologi, meengevaluasi keragaan

suatau lisensi dan melakukan koordinasi kegiatan lisensi milik

UK/UPT dengan Kabid KSPHP;

2. Melaksanakan lokakarya, seminar, sosialisasi untuk pemantauan

alih teknologi.

Sasaran

1. Teraksananya koordinasi/konsolidasi dalam rangka pemantauan

pelaksanaan alih tekologi melalui melalui pemantauan

perkembangan lisensi dan menentukan besaran royalti hasil alih

teknologi, memantau dan mengevaluasi permasalahan dan potensi

suatu kerjasama lisensi hasil litbang pertanian sebagai bahan

masukan dan rekomendasi kegiatan alih teknologi, meengevaluasi

keragaan suatau lisensi dan melakukan koordinasi kegiatan lisensi

milik UK/UPT dengan Kabid KSPHP;

2. Terlaksananya lokakarya, seminar, sosialisasi untuk pemantauan

alih teknologi.

5. Koordinasi pelaksanaan Uji BUSS varietas tanaman

Ruang lingkup kegiatan adalah koordinasi pelaksanaan uji BUSS dari

varietas-varietas yang dihasilkan oleh pemulia tanaman lingkup Badan

Litbang Pertanian

Tujuan

1. Memberikan kepastian terhadap varietas tanaman yang akan

diberikan perlindungan hak PVT adalah memang varietas tanaman

tersebut mengandung unsur baru, unik, seragam dan stabil;

2. Mempercepat proses perlindungan HKI terhadap varietas tanaman

yang akan dilindungi tersebut.

Sasaran

1. Terjaminnya kepastian unsur BUSS (baru, unik, seragam dan

stabil) terhadap varietas yang akan dilindungi tersebut;

2. Tercapainya proses perlindungan HKI terhadap varietas tanaman

tersebut secara efektif dan efesien.

6. Analisis Dampak Inovasi Inovasi Yang Sudah Dilisensi

Ruang lingkup dari kegiatan ini meliputi informasi preferensi pengguna

terhadap jenis inovasi yang telah dilisensi Badan Litbang Pertanian,

dampak teknologi inovasi yang telah dilisensi, faktor-faktor yang

mempengaruhi penyebaran teknologi inovasi yang dilisensi pada

industri pengganda dan pengguna akhir dan umpan balik atas

pengembangan teknologi inovasi yang dilisensi pada industri

pengganda teknologi dan pengguna akhir.

Tujuan

1. Melakukan analisis preferensi pengguna pada industri pengganda

teknologi dan pengguna akhir;

2. Analisis dampak teknologi inovasi yang telah dilisensi pada industri

pengganda teknologi dan pengguna akhir;

3. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi teknologi inovasi yang

dilisensi pada industri pengganda teknologi dan pengguna akhir;

4. Memeperoleh informasi umpan balik atas pengembangan teknologi

inovasi yang dilisensi pada industri pengganda teknologi dan

pengguna akhir.

12

Sasaran

1. Diperolehnya hasil analisis preferensi pengguna pada industri

pengganda teknologi dan pengguna akhir;

2. Diperolehnya hasil analisis dampak teknologi inovasi yang telah

dilisensi pada industri pengganda teknologi dan pengguna akhir.

7. Analisis kelayakan invensi Badan Litbang Pertanian

Teknologi KI hasil badan Litbang Pertanian yang potensial dapat

dilindungi HKI dan diinovasikan perlu dianalisis kelayakannya untuk

mengetahui kinerja invensi tersebut agar dunia usaha mengetahui

secara langsung keunggulan dari teknologi tersebut.

Delapan kegiatan penunjang yang dikelola Balai Pengelola Alih Teknologi

adalah sebagai berikut:

1. Analisis Kebijakan Dalam Rangka Penderasan Alih Teknologi

Kepada Industri

Ruang Lingkup dari kegiatan ini meliputi review Renstra Balai PATP

2010 – 2014, review perizinan pertanian, penyusunan draft Permentan

dan KMK tentang Pemanfaatan Royalti,review Panduan Valuasi,dan

penyusunan Naskah Akademis Balai PATP sebagai Pengelola HKI dan

Kuasa Pendaftaran HKI Badan Litbang Pertanian.

2. Penyusunan Program

Ruang lingkup kegiatan Sinkronisasi PenyusunanProgram Balai

Pengelola Alih Teknologiadalah (1) melakukan review dan penajaman

program/kegiatan tahun anggaran berjalan sebagai landasan

penyusunan keluaran tahun berikutnya(2) merencanakan dan

menyusun kegiatan dan anggaran tahun berikutnya dan

(3)memutakhirkan data SIMPROG TA berjalan. (4) Mengkoordinir

laporan tengah dan akhir tahun.

3. Monitoring dan Evaluasi

Ruang lingkup kegiatan Monitoring dan evaluasi yang dilakukan

bersifat pembinaan dengan tujuan dan sasarannya dalam rangka

perbaikan dan penyempurnaan kegiatan yang sudah, sedang dan

akan berjalan. Pelaksanaan kegiatan monev idealnya dilakukan selama

tiga kali dalam setahun, yang meliputi monev perencanaan (ex-ante),

monev pelaksanaan (on going), dan monev akhir kegiatan (ex-post).

4. Sistem Pengendalian Internal

Ruang lingkup dari kegiatan ini meliputi : Terlaksanannya tugas pokok

Satlak SPI dalam membantu tugas pimpinan untuk melaksanakan

pengendalian intern khususnya untuk memastikan tersedianya

dokumen sebagai dasar pelaksanaan kegiatan teknis maupun

anggaran; Terlaksananya pengendalian intern atas pelaksanaan

komponen kegiatan untuk menghasilkan output strategis yang

tertuang dalam Indek Kinerja Utama (IKU) Balai PATP;Terlaksanannya

pengendalian intern atas pelaksanaan komponen kegiatan keuangan,

Sumber Daya Manusia dan Assets dan laporan dan rekomendasi

kepada Kepala Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian.

5. Penerapan ISO 9001 -2008

Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan ISO 9001 adalah melaksanakan

koordinasi/ konsolidasi dalam rangka pemeliharaan ISO 9001 : 2008

14

6. Pengelolaan Keuangan dan Perlengkapan, serta administrasi

Kepegawaian

Ruang lingkup kegiatan meliputi perencanaan kebutuhan biaya

pelaksanaan kegiatan, pencairan, pengelolaan dan pelaporan

Keuangan Balai PATP, secara berjenjang dan Perencanaan kebutuhan,

pengelolaan dan pelaporan aset tetap maupun tidak tetap.

7. Pengembangan Perpustakaan digital dan web-site

Ruang lingkup dari kegiatan pengembangan perpustakaan digital

adalah: peningkatan kemampuan dan kualitas SDM, penambahan

jumlah koleksi bahan pustaka, pengelolaan buku dan koleksi pustaka

baru dan pelayanan pengunjung perpustakaan. Sedangkan ruang

lingkup kegiatan web-site adalah: up-date informasi terbaru,

pemeliharaan jaringan dan isi.

8. Penyusunan dan Pencetakan Buku Teknologi Inovatif

Pertanian

Ruang lingkup kegiatan adalah mencetak buku 300 Teknologi Inovatif

Pertanian versi Badan Litbang Pertanian bahasa Indonesia –Inggris

dan versi Kementerian Pertanian bahasa Indonesia – Inggris dan

dalam klaster.

II. HASIL KEGIATAN YANG DICAPAI

2.1 Pendaftaran dan pengelolaan perlindungan HKI

Percepatan proses perlindungan HKI dipandang sangat perlu, agar

proses sertifikasi HKI dapat dilakukan secara optimal dan dapat

diterima tepat waktu serta merangsang minat inventor untuk

mendaftarkan invensinya. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

adopsi teknologi oleh industri tersebut melalui sosialisasi, lokakarya,

pemanduan penyusunan darft dokumen HKI, workshop pemanduan

pendalaman penyusunan dokumen HKI, mediasi percepatan proses

pemeriksaan substantif paten dan peltihan drafting paten, dan salah

satu target yang ingin dicapai Badan Litbang Pertanian adalah

terlindunginya semua invensi Badan Litbang Pertanian.

Tabel 1. Data permohonan paten, cipta, merek, PVT dan varietas Badan LitbangPertanian tahun 2006 – 2012

TahunPendaftaran/Permohonan Sertifikat

Paten Cipta Merek PVT Var1) JML Paten Cipta Merek PVT Var JML

<2006 59 6 22 - - 87 9 2 3 - - 14

2006 16 7 1 3 14 41 - 7 - - 11 18

2007 2 - - 2 18 22 7 - - 1 18 26

2008 15 5 7 6 64 97 5 - - 2 57 64

2009 13 10 4 4 104 135 2 1 - 2 100 105

2010 28 5 2 5 80 120 5 9 8 - 80 102

2011 16 6 4 7 86 119 6 1 2 - 86 95

2012 23 7 - 11 26 67 10 4 3 3 - 20

Jml 172 46 40 38 392 688 44 24 16 8 352 444

1) Pendaftaran varietas tanaman 2) Sampai dengan 31Desember 2012

16

Gambar 3. Perkembangan jumlah pendaftaran dan sertifikat HKI Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian 2007 - 2012

Gambar 4. Perkembangan jumlah pendaftaran dan sertifikat HKI Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian per jenis perlindungan 2007- 2012

Berdasarkan data base Balai PATP sampai dengan 31 Desember 2012

diketahui jumlah pendaftaran HKI sebanyak 688 invensi yang terdiri

dari 172 paten, 46 hak cipta, 40 merek 38 permohonan hak PVT, dan

392 varietas tanaman (Tabel 1). Sedangkan jumlah yang bersertifikat

adalah 44 paten, 24 hak Cipta, 16 Merek, 8 PVT dan 352

pendaftaran varietas tanaman.

2.2 Promosi teknologi Litbang Pertanian dalam rangka alih

teknologi kepada industri

Promosi merupakan sarana untuk menyebarkan informasi

teknologi kekayaan inteletual kepada target potensial, memperluas

jaringan pengguna teknologi, mengunggulkan teknologi yang dimiliki

dibandingkan pesaing/kompetitor, dan membentuk citra teknologi di

mata pengguna teknologi. Mempromosikan teknologi jauh lebih sulit

dibandingkan mempromosikan produk, karena targetnya adalah

pelaku usaha yang akan mengembangkan atau memasalkan

teknologi.

Promosi teknologi kekayaan intelektual hasil Badan litbang

pertanian dalam rangka alih teknologi kepada industri dikemas dalam

Round table meeting (RTM). Agar teknologi yang dipromosikan dan

yang diundang lebih fokus, maka promosi dilakukan untuk teknologi

yang prospektif diadopsi industi, mempunyai keunggulan komperatif,

dan dapat dikembangkan dalam skala industri. Jumlah invensi yang

dipromosikan tahun 2012 disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Daftar Invensi Badan Litbang Pertanian Yang Dipromosikan tahun 2002Kegiatan Nama Invensi UK/UPT

RTM I tanggal 9Februari

1.Kentang varietas tenggo Balitsa2.Padi hibrida varietas BB Padi3.Jeruk soe seedless Balitjestro

RTM II tanggal 30maret 2012

4.Biosure5.Latricid Balitjestro6.Metabron Balit Palma7.Organeem Balittas8.Biolec Balitkabi9.Trichocompost BPTP Jatim

RTM III tanggal 1 juni 10.Bungkil inti sawit Balitnak

18

2012 11.Probiotik Balitnak12.Stik test kit dan starter kering BB Pascapanen

RTM IV tanggal 3 Juli2012

13.Produk Hayati : Tricocid,Gliocid, Citromic

14.Bark Pesticide Aplicator (BPA)

Balitjestro

15. Kentang : GM05, GM08,Ping06, Andina, Kastanum,Vernei, Tenggo

16.Cabai Merah : Ciko17.Bawang Merah : Pikatan,

Trisula, Pancasona, Mentes

Balitsa

18.Anggrek Phalaenopsis,Dendrobium, Spathoglottis,

19.Anyelir20.Krisan21.Lily22.Tapeinochilos ananassae23.Bio PF24.Bio GL

Balithi

25.Pepaya26.Insektisida Nabati Repel 127.Fungisida Gliostar28.Formula M-RIF

Balitbu

29.Minuman kulit buah manggis30.Sop Sayur Instan

BB Pascapanen

RTM V tanggal 4Desember 2012

31.Mesin Fertigasi untukHortikultura : untuk skalausaha tani menengah keatas, untuk meningkatkanproduksi

32.Paket Mesin Produksi Benih(Penangkar Benih)

33.Alat Tanam Benih Kedelai :pencapaian swasembadakedelai

34. Alat Pemerah SusuCompatible Dengan CoolingUnit Kapasitas 50 Liter .

BBP Mektan

Promosi dan Eksposetanggal12 Desember 2012

35.Teknologi PengolahanSampah Organik untuk PakanTernak Ruminansia

36.Teknologi Pembuatan SusuKambing Bubuk

37.Pengembangan KRPLPerkotaan

38.Pengembangan AgribisnisGula Aren dan Olahan TalasBeneng

BBP2TP

39.Teknologi PembuatanManisan Buah-buahan

40.Penerapan Kit untuk deteksipenyakit ternak danAflatoksin MendukungKeamanan Pangan (Elisa danFelisa)

BB VETERINER

2.3 Pengembangan alih teknologi untuk penderasan inovasi

teknologi Badan Litbang Pertanian mendukung

pengembangan industri

Industri yang berminat mengembangkan teknologi diarahkan

untuk membuat kesepakatan (MOU) berupa perjanjian pra

lisensiatau perjanjian lisensi. Nota kesepakatan merupakan bentuk

keterikatan industri untuk mengembangkan teknologi. Perjanjian pra

lisensi dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi industri untuk

menyempurnakan proses produksi, uji kualitas dan stabilitas produk,

uji lapang, dan uji pasar; sehingga industri mempunyai kesiapan

yang lebih matang dalam melisensi teknologi yang diminati.

Pra lisensi perlu dilakukan agar calon pengganda teknologi

memahami invensi tersebut. Perjanjian alih teknologi melalui lisensi

adalah pemberian ijin kepada lisensor untuk mengembangkan,

memproduksi, dan memasarkan produk hasil teknologi, dimana

pemberi lisensi mendapatkan royalti kekayaan intelektual (royalti KI)

sebagai imbalan atas pemberian lisensi tersebut. Dalam periode

sejak tahun 2007 sampai 2012 invensi yang dilisensi oleh dunia

usaha disajikan pada tabel 3.

20

Tabel 3. Teknologi yang dilisensi oleh dunia usaha sejak tahun 2007sampai 31 Desember 2012

No. JenisPerlindungan

Tahun

Jumlah2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Paten - 3 1 4 11 10 29

2 Hak PVT 2 - 4 7 12 10 35

3 Rahasia dagang - - - - 2 14 16

Jumlah 2 3 5 11 25 34 80

Tabel 4. Perjanjian lisensi Badan Litbang Pertanian tahun 2012

No Teknologi UK/UPT Lisensor JenisPerjanjian

MasaPerjanjian

1 Pugam A Balittanah

PT. PolowijoGosari

Lisensi (E) 20/01/ 2012 s/d20/01/2017

2 Gliocompos Balithias PT. Berdikari(Persesro)

Lisensi (E) 09/02/1012 s/d09/02/2017

3 Insetisida CairBiotris

Balitri PT. Berdikari(Persero)

Lisensi (E) 09/02/1012 s/d09/02/2017

4 Ayam KampungUnggul "KUB"

Balitnak PT. AyamKampungIndonesia

Lisensi (NE) 9/2/2012 s/d9/2/2017

5 Proses ProduksiKopi LuwakProbiotik

BPTP BALI PT. ZeoprimaIndsutri Lisensi (NE) 2/3/2012 s/d

2/3/2017

6 Proses ProduksiKopi LuwakProbiotik

BPTP BALI KoperasiSatmakura Lisensi (NE) 2/3/2012 s/d

2/3/2017

7 Perangkat UjiTanah Kering

Balittanah KoperasiPuspita

RahasiaDagang

25/05/2012 s/d2/3/2017

8 Perangkat UjiPupuk

Balittanah KoperasiPuspita

RahasiaDagang

25/05/2012 s/d2/3/2017

9 Perangkat UjiTanah Sawah

Balittanah KoperasiPuspita

RahasiaDagang

25/05/2012 s/d25/05/2017

10 Kangkung VarietasSutera

Balitsa PT. AgrindoHartha Mekar Lisensi (NE) 25/05/2012 s/d

25/05/201711 Cabai Keriting

Varietas KencanaBalitsa PT. Agrindo

Hartha Mekar Lisensi (NE) 25/05/2012 s/d25/05/2017

12 Bayam VarietasGiti Hijau

Balitsa PT. AgrindoHartha Mekar Lisensi (NE) 25/05/2012 s/d

25/05/201713 Mentimun Mars Balitsa Fajar Seed Lisensi (NE) 25/05/2012 s/d

25/05/201714 Cabai Keriting

Varietas KencanaBalitsa Fajar Seed Lisensi (NE) 25/05/2012 s/d

25/05/201715 Static Light Trap

So-CellBB Padi PT. Sainindo

Kurniasejati Lisensi (E) 15/06/2012 s/d15/06/2017

16 Moving Light TrapSo-Cell

BB Padi PT. SainindoKurniasejati Lisensi (E) 15/06/2012 s/d

15/06/201717 Green 200 EC Pulitbangb

unPT. SainindoKurniasejati

RahasiaDagang

15/06/2012 s/d15/06/2017

18 Padi Hibrida HipaJatim 1

BB Padi DinasPertanianProvinsi JawaTimur

KerjasamaProduksi danPemasaran

26/06/2012 s/d26/06/2017

19 Padi Hibrida HipaJatim 2

BB Padi DinasPertanianProvinsi JawaTimur

KerjasamaProduksi danPemasaran

26/06/2012 s/d26/06/2017

20 Padi Hibrida HipaJatim 3

BB Padi DinasPertanianProvinsi JawaTimur

KerjasamaProduksi danPemasaran

26/06/2012 s/d26/06/2017

21 DecomposerOrligno

Pulitbangbun

PT. SainindoKurniasejati

RahasiaDagang

27/06/2012 s/d27/06/2017

22 Atraktan Balitro PT. SainindoKurniasejati

RahasiaDagang

28/08/2012 s/d28/08/2017

23 Lem PerangkapLalat Buah

Balitro PT. SainindoKurniasejati

RahasiaDagang

28/08/2012 s/d28/08/2017

24 M-Dec Balittanah PT. NusaPalapaGemilang

RahasiaDagang

28/08/2012 s/d28/08/2017

25 BioNutrient Balittanah PT. NusaPallapaGemilang

RahasiaDagang

28/08/2012 s/d28/08/2017

26 Nodulin Balittanah PT. NusaPallapaGemilang

RahasiaDagang

28/08/2012 s/d28/08/2017

27 Feromon Ostri BB Biogen PT.TektonindoHenida Jaya

RahasiaDagang

30/10/2012 s/d30/10/2017

28 Feromon Litura BB Biogen PT.TektonindoHenida Jaya

RahasiaDagang

30/10/2012 s/d30/10/2017

29 Feromon Cyl BB Biogen PT.TektonindoHenida Jaya

RahasiaDagang

30/10/2012 s/d30/10/2012

30 Feromon PBPK BB Biogen PT.TektonindoHenida Jaya

RahasiaDagang

30/10/2012 s/d30/10/2017

31 Pupuk HayatiBiotara

Balitra PT. PupukKaltim Lisensi (E) 21/11/2012 s/d

21/11/2017

32 Pupuk UreaBerlapis ArangAktif

Balingtan PT. NutrimasAgroIndonesia Lisensi (E) 26/11/2012 s/d

26/11/2017

33 Jagung HibridaVarietas Bima 2Bantimurung

Balitsereal PT SaprotanBenih Utama Lisensi (E) 18/12/2012 s/d

18/12/2017

34 Jagung HibridaBima 3

Balitsereal PT. GoldenIndonesiaSeed

Lisensi (E) 18/12/2012 s/d18/12/2017

22

Tabel 5. Jumlah Penerimaan dan Penyetoran Royalti Hasil Kerjasama AlihTeknologi Pertanian Tahun 2012

No Tanggal Terima Dari Jumlah Tanggal Setorke Kas Negara

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

31/01/12

09/02/12

14/02/12

24/02/12

28/03/12

02/04/12

25/04/12

02/04/12

21/06/12

PT. Multi PrimaSejahteraBio Industri Nusantara

PT Hobson InterbuanaIndonesiaPT. Zena NirmalaSentosa (Zetrialdi

PT. Nusa PalapaGemilang

PT Hobson InterbuanaIndonesia

PT Dupont Indonesia

PT Hobson InterbuanaIndonesia

PT Saprotan BenihUtama

Diterima dari rekeningBPATP

Disetor lgs ke Balitro

Jumlah royalti

1,074,650

58,002,000

15,000,000

65,000,000

227,480,905

15,000,000

4,087,786

15,000,000

10,303,738

410,949,079

37,192,005

448,141,084

24/02/12

29/02/12

28/03/12

74,076,650

65,000,000

227,480,905

366,557,555

2.4 Pemantauan pelaksanaan alih teknologi Litbang Pertanian

Kemajuan dan keberhasilan serta jaminan akuntabilitas (tanggung

gugat) pelaksanaan kinerja suatu perjanjian lisensi perlu diukur

melalui kegiatan pemantauan. Pemantauan merupakan alat

manajemen yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan suatu kegiatan perjanjian lisensi yang sedang berjalan

dan merupakan suatu kegiatan yang teratur dan berkesinambungan

yang dilakukan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Data

hasil pemantauan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan

menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan dalam pelaksanaan dan

atau perencanaan berikutnya, serta validasi potensi yang akan di

peroleh Badan Litbang Pertanian.

Tabel 6. perkembangan hasil verifikasi lisensi tahun 2012

Kelompok Benih

NamaInvensi

NamaLisens

Validasi Pengembangan2011

Rencana Pengembangan2012 Obser

vasi LapangValidasi RoyaltiPeme

sananTetua(ton)

Produksi(ton)

Distribusi(ton)

PemesananTetua(ton)

Produksi(ton)

DisTribusi(ton)

JagungBima 2

PT.SaprotanBenihUtama

0,4 0 0 1 9,6 0 1. KemurnianTetuadibawahstandar

2. Rendahnyaproduktifitasbenih yangdihasilkan

10.303.738/Sudah setor.

JagungBima 9,10, 11

PT.TossaAgro

0.06 1.65 1.38 0.03 2.5 0 1. TerbatasnyaSDM pemuliayang dimilikimitra

2. Memprioritaskan produksikonsumsidibandingkanmemproduksijagung F1

1.140.001,5/ProsesPenagihan

PadiHipa 12SBU danPadiHipa 14SBU

PT.SaprotanBenihUtama

0 0 0 0.032 2.25 0 1. Keragaannyatidak sesuaidengandeskripsi(rasa nasidimasak tidakpulen)

2. Ditemukanbanyakcampuranpada benihRestorer danCMS. Masihada varisaipadatanamantetuanya.

434.679,3/ProsesPenagihan

BuncisTegak 1dan 2

FajarSeed

0 0 0 0.02 0.1 0 1. Kondisi danperkembangan tanamanbelummaksimal,karena belummendapatkan

0

24

2.5 Koordinasi Pelaksanaan Uji Kebaruan, Keunikan,

Keseragaman dan Kestabilan Varietas Tanaman

Tahun 2012 telah dilakukan koordinasi uji substantif BUSS

terhadap 4 varietas padi yaitu Hipa 8, 9, 10 dan 11 dengan lokasi

pengujian di Balai Besar Padi, 3 varietas jagung yaitu Bima 9, 10 dan

11 dengan lokasi pengujian di Balaitsereal, 2 varietas tembakau yaitu

Prancak N-1 dan Prancak N-2 dengan lokasi pengujian di Balai

cara budidayayang tepat

2. Dalam prosespermohonansertifikasibenih, dandalam tahapmenunggukode varietasdari dirjenhortikulturamelaluiBBSBP Jatim– Kediri

KrisanPuspitaNusantara danKrisanSwarnaKencana

PT. AlamIndahBungaNusantara

0 0 0 1130bibit

0 0 1. Suplai motherstock baruakandilaksanakanpada :

a. 05 Januari2012 : 2000bibit

b. 17 Januari2012 : 6030bibit

c. 27 Januari2012 : 3000bibit

2. Balithi sendiribelum siapmensuplaimother stockkarena adareschedulingproduksimother stocksehinggamother stockbaru di suplaipada 17Januari 2012

0

Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Alam serta mengevaluasi

pelaksanaan uji BUSS tahun 2012.

Varietas Hipa 8 merupakan varietas tanaman yang telah

memenuhi kriteria BUSS yaitu : Baru karena varietas Hipa 8 belum

pernah dipasarkan ; Unik karena varietas Hipa 8 berbeda dengan

varietas referensi kesatu Hipa 5 Ceva dan varietas referensi kedua

Maro dalam empat karakter; Seragam karena varietas Hipa 8

berdasarkan penampilan fenotipik tanaman di lapang, Jumlah tipe

simpang yang ditemukan lebih rendah dari yang disyaratkan; Stabil

karena varietas Hipa 8 secara visual seragam untuk karakter kualitatif

yang diamati dan berasal dari generasi lanjut, maka secara genetik

telah stabil.

Varietas Hipa 9merupakan varietas tanaman yang memenuhi

kriteria Baru karena varietas Hipa 9 belum pernah dipasarkan dan

Unik karena varietas Hipa 9 berbeda dengan varietas referensi dalam

10 karakter kualitatif maupun kuantitatif; Belum seragam

karenapenampilan fenotipik tanaman di lapang, jumlah tipe simpang

yang ditemukan lebih banyak dari yang disyaratkan belum dapat

dikatakan seragam; Belum stabil karena belum seragam maka

kestabilan pemunculan karakternya masih harus dievaluasi.

26

Gambar 5. Padi Hipa 8 (kiri atas), Hipa 9 (kanan atas), Hipa 10 (kiri bawah) dan Hipa 11(kanan bawah)

Gambar 3 Padi Hipa 8 (kiri atas), Hipa 9 (kanan atas), Hipa 10 (kiri bawah) danHipa 11 (kanan bawah)

Varietas Hipa 10 merupakan varietas tanaman yang telah

memenuhi kriteria BUSS yaitu Baru karena varietas Hipa 10 belum

pernah dipasarkan dan Unik karena varietas Hipa 10 berbeda dengan

varietas referensi kesatu dalam tujuh karakterdan varietas referensi

kedua dalam satu karakter. Seragam berdasarkan penampilan

fenotipik tanaman di lapang jumlah tipe simpang yang ditemukan

lebih rendah dari yang disyaratkan. Stabil karena secara visual

seragam untuk karakter kualitatif yang diamati dan berasal dari

generasi lanjut, maka secara genetik telah stabil.

Varietas Hipa 11merupakan varietas tanaman yang

memenuhi kriteria Baru karena varietas Hipa 11 belum pernah

dipasarkan dan Unik karena varietas Hipa 11 berbeda dengan

varietas referensi dalam 13 karakter kualitatif maupun kuantitatif;

Belum seragam karena penampilan fenotipik tanaman di lapang,

jumlah tipe simpang yang ditemukan lebih banyak dari yang

disyaratkan belum dapat dikatakan seragam; Belum stabil karena

belum seragam maka kestabilan pemunculan karakternya masih harus

dievaluasi.

Varietas Bima 9 merupakan varietas tanaman yang telah

memenuhi kriteria BUSS yaitu :Baru karena varietas Bima 9 belum

pernah dipasarkan; Unik karena varietas Bima 9 berbeda dengan

varietas referensi kesatu Bima 3 dan varietas referensi kedua Bima 4

dalam tiga karakter; Seragamkarena varietas kandidat Bima 9

berdasarkan penampilan fenotipik tanaman di lapang tidak ada

varietas campuran lain dan Stabil karena varietas Bima 9 secara

visual seragam untuk karakter kualitatif yang diamati dan berasal dari

generasi lanjut, maka secara genetik telah stabil.

Gambar 6. Jagung Bima 9(kiri), Bima 10(tengah) dan Bima 11(kanan)

28

Varietas hibrida Varietas Bima 10 merupakan varietas

tanaman yang telah memenuhi kriteria BUSS yaitu :Baru karena

varietas Bima 10 belum pernah dipasarkan;Unikkarena varietas Bima

10 berbeda dengan varietas referensu kesatu Bima 4 dan varietas

referensi kedua Bima 6 dalam sepuluh karakter;Seragamkarena

varietas kandidat Bima 10 berdasarkan penampilan fenotipik tanaman

di lapang tidak ada varietas campuran lain dan Stabil, karena varietas

Bima 10 secara visual seragam untuk karakter kualitatif yang diamati

dan berasal dari generasi lanjut, maka secara genetik telah stabil.

Varietas hibrida Varietas Bima 11 merupakan varietas tanaman

yang telah memenuhi kriteria BUSS yaitu :Baru karena varietas Bima

11 belum pernah dipasarkan;Unikkarena varietas Bima 11 berbeda

dengan varietas referensi kesatu Bima 2 dan varietas referensi kedua

Bima 3 dalam tiga karakter;Seragamkarena varietas kandidat Bima 11

berdasarkan penampilan fenotipik tanaman di lapang tidak ada

varietas campuran lain dan Stabil, karena varietas Bima 11 secara

visual seragam untuk karakter kualitatif yang diamati dan berasal dari

generasi lanjut, maka secara genetik telah stabil.

Varietas tembakau Prancak N-1 merupakan varietas tanaman

yang telah memenuhi kriteria BUSS (Baru, Unik, Seragam dan Stabil)

yaitu : Berdasarkan notasi maka Prancak N-1berbeda dengan varietas

pembandingnya yang paling mirip (Prancak-95) berdasarkan

perbedaan beberapa karakter kuantitatif maupun kualitatif, juga

memiliki perbedaan beberapa karakter kuantitatif dan kualitatif

dengan varietas pembanding Cangkring-95 dan Jepon kasturi.

Terdapat 8 karakter Prancak N-1 yang menjadi pembeda dengan

varietas pembandingnya.

Gambar 7. Dr. Ir. Retno Hulupi, MS, pemeriksa PVTmelakukan pemeriksaantahap kedua

Varietas tembakau Prancak N-2 merupakan varietas tanaman

yang telah memenuhi kriteria BUSS (Baru, Unik, Seragam dan Stabil)

yaitu : Berdasarkan notasi maka Prancak N-2 berbeda dengan varietas

pembandingnya yang paling mirip (Prancak-95) berdasarkan

perbedaan beberapa karakter kuantitatif maupun kualitatif, juga

memiliki perbedaan beberapa karakter kuantitatif dan kualitatif

dengan varietas pembanding Cangkring-95 dan Jepon kasturi.

Terdapat 6 karakter Prancak N-2 yang menjadi pembeda dengan

varietas pembandingnya.

30

2.6 Analisis Dampak dan Kelayakan Inovasi Bdan Litbang

Pertanian

Analisis dampak inovasi yang sudah dilisensi dilakukan

terhadap padi hibrida di empat kabupaten Ciamis, Tasikmalaya,

Cilacap dan Banjarnegara, padi Hipa 8 dan Feromon Exi pada bawang

merah.

Analisis titik impas produksi di Ciamis dapat dikemukakan

bahwa titik impas tambahan produksi adalah 1,12 ton/ha/musim.

Sedangkan analisis titik impas harga padi di Ciamis adalah Rp.

2400/kg. Artinya, dengan tambahan produksi sebesar 1,49 ton/ha,

maka penerapan padi hibrida dapat dilakukan, jika penurunan harga

tidak sampai dibawah Rp. 2400,-/kg. Dengan harga gabah kering

panen yang berlaku saat ini di tingkat petani sebesar Rp. 3200/kg,

maka penerapan padi hibrida menjadi sangat layak untuk

dikembangkan.

Analisis titik impas produksi di Kabupaten Tasikmalaya dapat

dikemukakan bahwa titik impas tambahan produksi sebesar 1,11

ton/ha/musim. Sedangkan titip impas harga di Tasikmalaya sebesar

Rp. 2380/kg. Dengan tambahan produksi sebesar 1,47 ton/ha, maka

penerapan padi hibrida dapat dilakukan, jika penurunan harga tidak

sampai dibawah Rp. 2380,-/kg.Dengan harga gabah kering panen

yang berlaku saat ini di tingkat petani sebesar Rp. 3200/kg, maka

penerapan padi hibrida menjadi sangat layak untuk dikembangkan.

Analisis titik impas produksi dapat dikemukakan bahwa titik

impas tambahan produksi di Kabupaten Cilacap sebesar 0,805

ton/ha/musim Selanjutnya, titik impas harga di Kabupaten Cilacap

sebesar Rp. 2380/kg. Dengan tambahan produksi sebesar 1,06

ton/ha/musim, maka penerapan padi hibrida dapat dilakukan, jika

penurunan harga tidak sampai dibawah Rp 2380,-/kg. Dengan harga

gabah kering panen yang berlaku saat ini di kabupaten Cilacap

sebesar Rp. 3400,-/kg, maka penerapan padi hibrida menjadi sangat

layak untuk dikembangkan.

Analisistitik impas produksi dapat dikemukakan bahwa titik

impas tambahan produksi di Kabupaten Banjarnegara sebesar 0,76

ton/ha/musim. Selanjutnya, titik impas harga di Banjarnegara

sebesar Rp. 2400/kg. Dengan tambahan produksi sebesar 1,391

ton/ha/musim, maka penerapan padi hibrida dapat dilakukan, jika

penurunan harga tidak sampai dibawah Rp 2400,-/kg. Artinya,

dengan harga gabah kering panen yang berlaku saat ini di kabupaten

Banjarnegara sebesar Rp. 3400,-/kg, maka penerapan padi hibrida

menjadi sangat layak untuk dikembangkan.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa preferensi petani untuk

menanam padi Hipa 8 dipengaruhi oleh jaminan ketersediaan benih,

rasa nasinya enak, pulen, aroma nasi wangi, nasi tidak cepat basi

(24 jam masih layak di konsumsi) dan kandungan amilosa yaitu

23%. Produktivitas Hipa 8 lebih tinggi dibandingkan nonhibrida di

Cilacap maupun Banjarnegara dengan rataan berurutan ialah 7,237

ton/ha gabah kering panen dan 7,177 ton/ha gkp sedangkan untuk

padi non hibrida di Kabupaten Cilacap dan Banjarnegara masing –

masing ialah 6,882 ton/ha gkp dan 5,491 ton/ha gabah kering panen.

Padi hibrida Hipa 8 mampu beradaptasi dengan baik dan dapat

dikembangkan di daerah dengan ekosistem yang luas. Komponen

tenaga kerja merupakan komponen biaya tertinggi untuk usaha tani

padi di Kabupaten Cilacap maupun Banjarnegara untuk Hipa 8

maupun non hibrida. Nilai R/C usahatani padi Hipa 8 di Kabupaten

Cilacap dan Banjarnegara berturut – turut adalah 2,63 dan

Banjarnegara 2,38. Sedangkan R/C dari usahatani padi nonhibrida di

32

Kabupaten Cilacap dan Banjarnegara masing – masing adalah 2,83

dan 2,05.

Analisis Kajian Feromon Exi dalam Pengendalian Ulat

Bawang.Hasil pengkajian bawang merah di 5 lokasi (Bali, Nganjuk,

Brebes, Samosir dan Cirebon) bervariasi tergantung pada lokasi dan

cara budi dayanya. Produksi tertinggi dicapai oleh lokasi Brebes dan

Cirebon, hal ini terjadi karena kedua lokasi tersebut merupakan sentra

produksi sehingga teknik budi daya yang diterapkan tergolong

intensif. Pada kelima lokasi pengujian tersebut nampak bahwa

produksi bawang merah yang diberi perlakuan seks feromon lebih

tinggi dari pada yang tanpa seks feromon (cara petani). Hal ini terjadi

karena banyak serangga jantan yang tertangkap dalam perangkap

seks feromon sehingga intensitas serangan ulat bawang menurun.

Berdasar uji coba aplikasi pada pertanaman bawang merah milik

petani di Brebes, diperoleh data tangkapan tertinggi dari 22

perangkap mencapai 3.750 ekor ngengat, dan selama 50 hari

pengamatan jumlah ngengat yang tertangkap mencapai 110.000 ekor

(Samudra, 2006). Akibatnya banyak serangga betina gagal kawin,

sehingga terjadi penurunan jumlah ulat pada generasi

berikutnya.Kajian di Kecamatan Astanajapura dilakukan untuk

mengetahui hasil tangkapan serangga jantan pada perangkap

berferomon dengan jumlah perangkap sebanyak 87 buah, diperoleh

jumlah tangkapan serangga jantan pada perangkap berferomon dalam

satu musim tanam adalah 61.682 2kor dengan rata-rata 708,99 ekor

per perangkap. Data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan

perangkap berferomon menurunkan intensitas serangan ulat bawang

sebesar 8,47%. Penggunaan perangkap berferomon sangat direspon

petani, karena efektif dalam menangkap serangga jantan,

menurunkan intensitas serangan dan ramah lingkungan.

Delapan kegiatan penunjang yang dikelola Balai Pengelola Alih Teknologi

adalah sebagai berikut:

1. Analisis Kebijakan Dalam Rangka Penderasan Alih Teknologi

Kepada Industri

Dalam tahun 2011 empat kegiatan analisis kebijakan dan lima

kegiatan tahun 2012 dalam rangka penderasan alih teknologi kepada

industri secra ringkas hasilnya disajikan pada tabel 7, berikut :

Tabel 7. Analisis Kebijakan Dalam Rangka Penderasan Alih TeknologiKepada Industri tahun 2011 dan 2012

No Kegiatan analisis Tahun 2011 Tahun 20121. Penyusunan

Kriteria PenentukanIntangible AssetSuatu Invensi YangBenilai HKI DanDapat DiinovasikanMelalui Industri.

Suatu invensi dapatmemperoleh perlindunganHKI apabila memenuhisyarat antara lain (1)untuk paten : baru(novelty), mengandunglangkah inventif, dandapat diterapkan diindustri (industrialapplicable), (2) untuk HakCipta : asli, (3) untukMerek: baru dan asli, (4)Varietas : baru, unik, stabildan seragam.

2. PenyusunanPanduan UmumValuasi InvensiBadan LitbangPertanian

Sebagai acuan proses alihteknologi aset tidakberwujud (intangibleasstes) hasil BadanLitbang Pertanian agardiketahui nilai asset takberwujud tersebutsebelum dinegosiasikankepada industri sebelumproses alih teknologi.

3. PenyusunanPanduan UmumVerifikasi Lisensi

Sudah terbit

4. Tata CaraPenggunaan Royalti

Royalti hasil alih teknologisebagaimana diatur dalam

34

PP 20/2005 belum diaturdalam Peraturan

Pemerintah tentang JenisTarif yang berlaku di

Kementerian Pertanian5. Review Renstra

Balai PATP 2010 –2014

Berdasar tinjauankesesuaian antaraRenstra BalaiPATP denganRenstra BadanLitbang Pertanianmaka terdapatsedikit perbedaandalam formatnyasehingga perludisesuaikan

6 Review PerizinanPertanian

Pendaftaranpupuk danpestisidamengacu padaketentuan yangberlaku yaituPermentan24/2011,Permentan40/2011 danPermentan70/2011 sesuaidengan prosedur,syarat dan tatacarapendaftarannya,namun terdapatmasalah-masalahdalamimplikasinyasehinggadirencanakanuntuk direvisi,dan diharapkanKepala Balai PATPdapat ditunjuksebagai anggotatim revisitersebut.

7 Penyusunan DraftPMK danPermentan tentang

Proposal usulanpenggunaansebagian

PemanfaatanRoyalti,

pendapatannegara bukanpajak dari royaltihasil alihteknologipertanian sudahdiselesaikan, dantelah disiapkandraft Permentandan KeputusanMenteriKeuangannyaserta telahdilakukanpembahasan.Akhirnya terbitPermentan No. 67tahun 2012tentangPerubahanPermentan No. 06tahun 2012 yangmenetapkanbesaran royaltipada lisensikomersial adalahmaksimum 10 %

8. Review danPerbaikan PanduanUmum ValuasiTeknologi

Draft final yangsiap dicetaksebagai edisirevisi tahun 2012.

9. PenyusunanNaskah AkademisBalai PATP sebagaiLembaga PengelolaHKI Badan LitbangPertanian

Undang-UndangNomor 18 Tahun2002 tentangSistem NasionalPenelitian,Pengembangan,Penerapan IlmuPengetahuan danTeknologi,mengaturkewajibanperguruan tinggidan lembagalitbang untukmengusahakanterbentuknyasebuah sentra HKI.

36

Penyusunan Kriteria Penentukan Intangible Asset Suatu Invensi Yang

Benilai HKI Dan Dapat Diinovasikan Melalui IndustriKriteria seleksi

disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap invensi-invensi yang

sedang diproses, yang telah mendapatkan sertifikat, dan yang telah

dilisensikan. Evaluasi berdasarkan nilai keberhasilan/kegagalan

pengembangan lisensi dan alasannya (5W+H), serta solusi yang dapat

diberikan.

Penyusunan Panduan Umum Valuasi Invensi Badan Litbang Pertanian

Penyusunan panduan umum akan dipandu oleh Kelompok Kerja

Fungsional Alih Teknologi Badan Litbang Pertanian. Dalam penyusunan

panduan tersebut ditempuh 2 langkah sebagai berikut: (1) sebelum

dilisensi, maka invensi yang diminati oleh industri harus dikalkulasikan

nilainya, dan (2) invensi yang dibiayai oleh negara, HKI-nya menjadi

milik negara dalam bentuk aset tidak berwujud. Invensi tidak dimiliki

oleh individu atau kelompok inventor tetapi milik UK/UPT Badan Litbang

Pertanian.

Penyusunan Panduan Umum Verifikasi Lisensi dan Panduan

Pengelolaan Royalti : Panduan umum lisensi dipakai sebagai pedoman

operasional dalam penyelenggaraan verifikasi lisensi untuk memantau

dan memonitor perkembangan invensi yang dilisensikan.

Tata Cara Penggunaan Royalti: Royalti hasil alih teknologi sebagaimana

diatur dalam PP 20/2005 belum diatur dalam Peraturan Pemerintah

tentang Jenis Tarif yang berlaku di Kementerian Pertanian, maka

substansi mengenai royalti tersebut diusulkan dimasukkan dalam draft

PP Tarif dimaksud yang sedang dalam persiapan di Kementerian

Pertanian. Guna memasukkan royalti ke dalam batang tubuh draft PP

tentang Jenis Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang

berlaku di Kementerian Pertanian, perlu dibuat justifikasi yang menjadi

alasan utama mengapa royalti tersebut perlu diatur penggunaannya.

Review Renstra Balai PATP 2010 – 2014 :Renstra Balai PATP 2010 –

2014 telah direview dan disempurnakan sesuai format Renstra Badan

Litbang Pertanian, kebijakan pemerintah, isu strategis, dan revisi

perkembangan pencapaian Indikator Kinerja Utama khususnya untuk

tahun anggaran 2012-2014. Materi perbaikan Renstra 2010 – 2014

didasarkan atas: (1) tinjauan kesesuaian antara Renstra Balai PATP

dengan Renstra Badan Litbang Pertanian, (2) Capaian kinerja Balai

PATP sampai tahun 2011, dan (3) hasil pertemuan Pokja Fungsional 6

Juni 2012.Berdasar tinjauan kesesuaian antara Renstra Balai PATP

dengan Renstra Badan Litbang Pertanian maka terdapat sedikit

perbedaan dalam formatnya sehingga perlu disesuaikan meskipun tidak

seluruhnya sama karena karakteristiknya yang berbeda. Pada Bab I

Pendahuluan berisi 1.1 Latar Belakang dan 1.2 Tugas Pokok dan Fungsi

dilakukan perubahan dimana Tugas Pokok dan Fungsi dipindahkan ke

Bab II Profil Balai PATP dan Kinerjanya Hingga 2009, dan diganti

dengan Tujuan Penyusunan Renstra.

Review Perizinan Pertanian: Berdasar Permentan No. 24/2011 terdapat

23 Laboratorium Pelaksana Pengujian Mutu Pestisida, 3 di antaranya

Laboratorium di UK/UPT Badan Litbang Pertanian yaitu BB Pasca Panen,

BB SDL, dan Balittro. Untuk pengujian toksisitas akut pestisida terdapat

8 lembaga yang titunjuk tetapi semuanya bukan UK/UPT Badan Litbang

Pertanian. Sementara untuk pengujian efikasi pestisida dikelompokkan

berdasar bidang atau jenis tumbuhan dan komoditas yang diuji meliputi

kelompok : A. Tanaman Pangan dan Hortikultura, B. Tanaman Industri

dan Perkebunan, C. Bidang Penyimpanan Hasil Pertanian, D. Bidang

Pengawetan Hasil Hutan, E. Bidang Rumah Tangga dan Pengendalian

Vektor Penyakit pada Manusia, F. Bidang Perikanan, G. Bidang

Karantina dan Prapengapalan, dan H. Bidang Peternakan.

38

Penyusunan Draft KMK dan Permentan tentang Pemanfaatan Royalti :

Proposal usulan penggunaan sebagian pendapatan negara bukan pajak

dari royalti hasil alih teknologi pertanian sudah diselesaikan, dan telah

disiapkan draft Permentan dan Keputusan Menteri Keuangannya serta

telah dilakukan pembahasan. Akhirnya terbitlah Permentan No. 67

tahun 2012 tentang Perubahan Permentan No. 06 tahun 2012 yang

menetapkan besaran royalti pada lisensi komersial adalah maksimum

10 % namun pada angka yang tetap (fixed) yaitu royalti untuk benih

sebesar 5%, sedangkan royalti selain benih adalah 10% dari harga

pokok penjualan. Dengan besaran royalti yang fixed tersebut akan

menghadapi kendala dalam penerapannya karena besaran tersebut

mengikat sehingga tidak bisa dinegosiasi lagi. Permentan 67/2012

tersebut perlu dikaji tentang implikasi penerapan, kendala dan respon

para mitra dan calon mitra kerja sama lisensi.

Review dan Perbaikan Panduan Umum Valuasi Teknologi: Review

Panduan Umum Valuasi Invensi Badan Litbang Pertanian 2011

menghasilkan draft final yang siap dicetak sebagai edisi revisi tahun

2012.

Penyusunan Naskah Akademis Balai PATP sebagai Lembaga Pengelola

HKI Badan Litbang Pertanian : Balai PATP sebagai unit pengelola HKI

dan alih teknologi saat ini masih mengalami kesulitan melakukan

pendaftaran HKI dan pengurusannya atas HKI dari UK/UKT Badan

Litbang Pertanian, sehingga Balai PATP perlu ditetapkan sebagai kuasa

pendaftaran HKI Badan Litbang Pertanian dengan penerbitan Surat

Kuasa Pendaftaran HKI dari Badan Litbang Pertanian.Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,

Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,

mengatur kewajiban perguruan tinggi dan lembaga litbang untuk

mengusahakan terbentuknya sebuah sentra HKI. Tujuannya agar dapat

mengelola dan mengemas hasil-hasil penelitian dalam konteks

pendayagunaan KI, hingga memberikan manfaat secara ekonomi

termasuk membiayai kembali kegiatan Pengembangan lebih lanjut.

Dalam kerangka pendayagunaan KI tersebut, PP 20/2005 mewajibkan

perguruan tinggi dan lembaga litbang untuk mengusahakan alih

teknologi dengan tujuan untuk menyebarluaskan iptek dan

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan dan

menguasai iptek guna kepentingan masyarakat dan Negara. PP No.

20/2005 mengamanatkan agar perguruan tinggi dan lembaga litbang

membentuk unit kerja yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

pengelolaan dan alih teknologi hasil kegiatan litbang di lingkungannya.

40

Gambar 8. Publikasi Petunjuk Teknis, Panduan Umum dan PerkembanganPengelolaan HKI dan Alih Teknologi

2. Penyusunan Program

Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program Balai

dengan ruang lingkup melakukan penajaman dan review

program/kegiatan tahun anggaran 2012, penyusunan rencana

anggaran tahun 2013 Balai PATP dalam rangka koordinasi

pelaksanaan kegiatan Hak Kekayaan Intelektual dan Alih Teknologi

dari UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian. Penajaman proposal

untuk mencermati tema dan substansi kegiatan Hak Kekayaan

Intelektual dan Alih Teknologi pada tahun 2013 yang diarahkan

untuk menjawab sasaran program utama Hak Kekayaan Intelektual

dan Alih Teknologi yang tertuang di dalam RENSTRA Balai PATP

2010-2014.

Gambar 9. Mekanisme Perencanaan Programdan Anggaran PenelitiandanPengembangan Pertanian

Penyusunan rencana anggaran kegiatan tahun 2013 disusun

berdasarkan matrik kegiatan yang akan diajukan tahun 2013

mengacu pada peraturan menteri pertanian nomor:

44/permentan/ot.140/8/2011 Tentang Pedoman umum perencanaan

42

penelitian dan pengembanganpertanian yang diilustrasikan pada

Gambar 13.

Tahun anggaran 2012 Balai Pengelola Alih Teknologi

memperoleh anggaran sebesar Rp 6 429 810 000 (Enam milyard

empat ratus dua puluh sembilan juta delapan ratus sepuluh ribu

rupiah).Namun dana tersebut harus dilakukan penghematan sebesar

10 % sehingga dana Balai PATP tahun 2012 menjadi Rp 6 137 810

000 (Enam milyar seratus tiga puluh tujuh juta delapan ratus sepuluh

ribu rupiah). Sedangkan anggaran Balai Pengelola Alih Teknologi

Pertanian tahun 2013 sebesar 7 965 000 000 (Tujuh milyard sembilan

ratus enam pupuh lima juta rupiah ).

Koordinasi pelaksanaan kegiatan Balai PATP dengan UK/UPT

lingkup Badan Litbang Pertanian untuk tahun 2011, 2012 dan 2013

diklasifikasi menjadi kegiatan utama dan kegiatan pendukung yang

disajikan pada tabel 8. berikut.

Tabel 8. Daftar kegiatan dan penanggung jawab tahun 2012 dan 2013No Kegiatan Penanggungjawab

Tahun 2012 Tahun 2013Kegiatan Utama

1. Analisis Kelayakan Invensi Dr. Agung Hendriadi,M.Eng

Prof (Riset) DR. ErizalJamal, M.Si

2. Pendaftaran danpengelolaan perlindunganHKI

Ir. Sri Purmiyant, MSi Ir. Sri Purmiyanti, MSi

3. Koordinasi Uji BUSS Ir. Sri Wuryaningsih Ir. Sri Wuryaningsih4. Promosi teknologi litbang

pertanian dalam rangkaalih teknologi kepadaindustri.

Ir. Sri Purmiyant, MSi Ir. Sri Purmiyanti, MSi

5. Pengembangan alihteknologi pertanian untukpenderasan inovasiteknologi Badan LitbangPertanian mendukungpengembangan industri

Ir. Sri Purmiyant, MSi Ir. Sri Purmiyanti, MSi

6. Pemantauan pelaksanaanalih teknologi LitbangPertanian

Nurjaman S.TP Kania Tresnawati

7. Analisis Dampak InovasiInovasi Yang SudahDilisensi.

Dr. Agung Hendriadi,M.Eng

Prof (Riset) DR. ErizalJamal, M.Si

Kegiatan Pendukung1. Analisis Kebijakan Dr. Agung Hendriadi,

M.EngProf (Riset) DR. ErizalJamal, M.Si

2. Sinkronisasi PenyusunanProgram Balai

Ir. Sri Wuryaningsih Ir. Sri Wuryaningsih

3. Monitoring dan Evaluasi Ir. Sri Wuryaningsih Ir. Sri Wuryaningsih4. Sistem Pengendalian

InternalDrs. Sularno Drs. Sularno

5. Penerapan ISO 9001 -2008 Drs. Sularno Drs. Sularno6. Pengelolaan Keuangan dan

Perlengkapan, sertaadministrasi Kepegawaian

Drs. Siswanto Drs. Siswanto

7. PengembanganPerpustakaan digital danweb-site

Mumuh MuhamadBuhary, S. Hum

Mumuh MuhamadBuhary, S. Hum

8. Penyusunan Buku 300/400inovasi

Dr. Agung Hendriadi,M.Eng

Prof (Riset) DR. ErizalJamal, M.Si

2.3 Monitoring dan Evaluasi

Pada tahap monev ex-ante dilakukan evaluasi terhadap

perencanaan kegiatan dari masing-masing penanggung jawab. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana setiap penanggung jawab

telah merencanakan kegiatan masing-masing selama tahun anggaran

berjalan. Selain itu dengan pemaparan tersebut dapat dilihat

kesesuaian dari setiap kegiatan dengan anggaran biaya yang tersedia

dalam DIPA sehingga dapat mencegah atau mengurangi hal-hal yang

tidak diinginkan pada saat kegiatan berjalan.Monev perencanaan

diarahkan pada kelengkapan dokumen kegiatan/program, kejelasan

target dan sasaran kegiatan/program, prosedur pelaksanaan, waktu

pelaksanaan, dan penggunaan sumberdaya.

Untuk tahap Monitoring dan evaluasi akhir kegiatan (ex-post)

penanggung jawab, realisasi keuangan dan keluaran per kegiatan

dapat dilihat pada Tabel 9.

44

Tabel 9. Judul, penanggung-jawab dan alokasi dana kegiatan Balai PATPTahun 2012

No Kegiatan Penanggung Jawab

Tahun 2012Kegiatan Utama

1. Analisis Kelayakan Invensi Dr. Agung Hendriadi, M.Eng(Bergabung no 7)

2. Pendaftaran dan pengelolaanperlindungan HKI

Ir. Sri Purmiyant, Msi(409.971.000)

3. Koordinasi pelaksanaan Uji BUSSvarietas tanaman

Ir. Sri Wuryaningsih(312.300.000)

4. Promosi teknologi Litbang Pertaniandalam rangka alih teknologi kepadaindustri.

Ir. Sri Purmiyant, Msi(503.976.000)

5. Pengembangan alih teknologi pertanianuntuk penderasan inovasi teknologiBadan Litbang Pertanian mendukungpengembangan industri

Ir. Sri Purmiyant, Msi(406.750.000)

6. Pemantauan alih teknologi hasil litbangkepada industry

Nurjaman S.TP(238.600.000)

7. Analisis Dampak Inovasi Inovasi YangSudah Dilisensi.

Dr. Agung Hendriadi, M.Eng(411.710.000)

Kegiatan Pendukung1. Analisis Kebijakan Dr. Agung Hendriadi, M.Eng

(273.220.000)2. Sinkronisasi Penyusunan Program Balai Ir. Sri Wuryaningsih

(134.690.000)3. Monitoring dan Evaluasi Ir. Sri Wuryaningsih

(120.120.000)4. Sistem Pengendalian Internal Drs. Sularno

(40.500.000)5. Penerapan ISO 9001 -2008 Drs. Sularno

(48.508.000)6. Pengelolaan Keuangan dan

PerlengkapanDrs. Siswanto(235.880.000)

Administrasi Kepegawaian Drs. Sularno(179.750.000)

7. Pengembangan Perpustakaan digitaldan web-site

Mumuh Muhamad Buhary, S. Hum(84.850.000)

8. Penyusunan Buku 300 inovasi Dr. Agung Hendriadi, M.Eng

Monev akhir kegiatan (ex-post)

Untuk tahap Monitoring dan evaluasi akhir kegiatan (ex-post)

penanggung jawab, realisasi keuangan dan keluaran per kegiatan dapat

dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Kegiatan, Penanggung Jawab dan Anggaran Tahun 2012

No Kegiatan Penanggungjawab

Kegiatan Utama

1. Analisis Kelayakan Invensi Dr. Agung Hendriadi, M.Eng(Bergabung no 7)

2. Pendaftaran dan pengelolaanperlindungan HKI

Ir. Sri Purmiyant, Msi(99,62 %, Laporan akhir)

3. Koordinasi pelaksanaan Uji BUSSvarietas tanaman

Ir. Sri Wuryaningsih(99,96 %, Laporan akhir)

4.Promosi teknologi Litbang Pertaniandalam rangka alih teknologi kepadaindustri.

Ir. Sri Purmiyant, Msi(99,09 %, Laporan akhir)

5.

Pengembangan alih teknologi pertanianuntuk penderasan inovasi teknologiBadan Litbang Pertanian mendukungpengembangan industri

Ir. Sri Purmiyant, Msi(99,83 %, Laporan akhir)

6. Pemantauan alih teknologi hasil litbangkepada industry

Nurjaman S.TP(99,65 %, Laporan akhir)

7. Analisis Dampak Inovasi Inovasi YangSudah Dilisensi.

Dr. Agung Hendriadi, M.Eng(99,96 %, Laporan akhir)

Kegiatan Pendukung

1. Analisis KebijakanDr. Agung Hendriadi, M.Eng(96,94 %, Laporan akhir)

2. Sinkronisasi Penyusunan Program BalaiIr. Sri Wuryaningsih(99,92 %, Laporan akhir)

3. Monitoring dan EvaluasiIr. Sri Wuryaningsih(99,81 %, Laporan akhir

4. Sistem Pengendalian InternalDrs. Sularno(99,26 %, Laporan akhir)

5. Penerapan ISO 9001 -2008Drs. Sularno(99,53 %, Laporan akhir

6.

Pengelolaan Keuangan danPerlengkapan

Drs. Siswanto(99,98 %, Laporan akhir)

Administrasi KepegawaianDrs. Sularno(99,87 %, Laporan akhir)

7. Pengembangan Perpustakaan digitaldan web-site

Mumuh Muhamad Buhary, S. Hum(97,52 %, Laporan akhir)

8. Penyusunan Buku 300 inovasi Dr. Agung Hendriadi, M.Eng(Laporan akhir)

46

3. Sistem Pengendalian Intern (SPI)

Pengendalian internal dilaksanakan untuk memastikan bahwa

pelaksanaan kegiatan Balai PATP telah dilakukan dengan perencanaan

yang baik dan dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang lengkap,

sehingga kegiatan berjalan dengan landasan yang benar. Pengendalian

dilakukan sesuai dengan unsur-unsur pengendalian, yakni : (1)

Lingkungan pengendalian, (2) Penilaian resiko, (3) kegiatan

pengendalian, (4) Informasi dan komunikasi, dan (5) Pemantauan

pengendalian intern.

Tabel 11. Penilaian Aspek Lingkungan Pengendalian

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK

A. ORGANISASI 20 20.00

1. Pimpinan telah menetapkan baganorganisasi di unit kerja/satkeryang bersangkutan.

v

2. Kesesuaian organisasi dengantugas pokok dan fungsi unitkerja/satker.

v

3. Organisasi dilengkapimekanisme dan alurpekerjaan.

v

4. Bagan organisasi dilengkapidengan rentang kendali bagipimpinan dalam organisasi.

v

5. Organisasi diisi denganpersonil berkompeten dalammenduduki jabatan.

v

6. Pimpinan melakukanpemantauan terhadapoperasionalisasi organisasipada unit kerja/satker dalampelaksanaan kegiatan

v

7. Organisasi dilengkapi denganstruktur organisasi dan uraiantugas (Job Discription)

v

8. Organisasi didukung dandilengkapi dengan sistemhubungan kerja yangterintegrasi antar Subbagiansecara vertikal maupun

v

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK

horisontal.

9. Organisasi dilengkapi dengandefisini wewenang danpendelegasiannya.

v

10.Struktur organisasi dan uraiantugasnya disosialisasikankepada seluruh personil/karyawan yang didalamnya.

v

11.Pelaksanaan evaluasi secaraberkala terhadap organisasiyang telah ada gunapenyempurnaan.

v

12.Rekomendasi hasil evaluasitersebut digunakan untukperbaikan organisasi.

v

B. PROSEDUR: 35 35.001. Pimpinan menetapkan

prosedur tertulis (SOP) di unitkerja/satker yangbersangkutan.

v

2. SOP dibuat lengkap seluruhkegiatan sesuai denganTupoksi.

v

3. Kesesuaian prosedur dengankebutuhan organisasi dalammendukung pelaksanaankegiatan dan tupoksi dari unitkerja.

v

4. Efektifitas prosedur sebagaiacuan kegiatan

v

5. Prosedur telah disusun secarasederhana, tidak bertele-tele,dan jelas serta fleksibel.

v

6. Prosedur telah ditunjangdengan kebijakan secaratertulis.

v

7. Prosedurdisosialisasikan/dikomunikasikan kepada seluruhkaryawan/pegawai pada unitkerja/satker dan pengguna.

v

8. Prosedur telah memuatpencatatan, pelaporan untukpelaksanaan kegiatan,

v

48

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK

pengelolaan keuangan/asset.

9. Prosedur tindak lanjut hasilpemeriksaan APIP pada unitkerja/satker telah dibuat.

v

10.Pimpinan melakukan evaluasisecara berkala dan berjenjangterhadap prosedur yang ada.

v

11. Format/outline laporanmeliputi kondisi, kendala danrekomendasi.

v

12.Hasil evaluasi prosedurdituangkan digunakanpimpinan unit kerja/satkersebagai bahanpenyempurnaan prosedur.

v

13.Hasil evaluasi prosedurdituangkan dalam laporan.

C. SUMBERDAYA MANUSIA: 30 30.001. Pimpinan menyediakan

sarana guna menegakkanintegritas/nilai etika di unitkerja/satker.

v

2. Pimpinan menerapankompetensi SDM dalamorganisasi di unit kerja/satker.

v

3. Pimpinan menggunakanpertimbangan risiko dalampengambilan keputusandalam menerapkanmanajemen berbasis kinerja.

v

4. Pimpinan menerapkan sistempendelegasianwewenang/tanggung jawabdalam melaksanakan rodaorganisasi.

v

5. Pimpinan mensosialisasikanuraian tugas kepada masing-masing personil pada unitkerja/satker.

v

6. Pimpinan melakukanpembinaan karir/pola karirpegawai pada unitkerja/satker.

v

7. Pimpinan menetapan sistem v

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK

DIKLAT bagi pegawai gunameningkatkankemampuan/profesionalisme.

8. Pimpinan menerapkanrumpun jabatan/perangkatjabatan bagi pegawai.

v

9. Pimpinan menetapkankompetensi pegawai, mulaidari mekanisme penerimaanPNS sampai denganpengkajian kinerja pegawai.

v

10.Pimpinan melakukanpemantauan/evaluasiterhadappenguasaan/implementasiuraian tugas (jobsdescription) masing-masingpersonil.

v

11.Pimpinan dalam menetapkanpersonil yang mengelolakeuangan/asset Negaraberdasarkan kompetensinya.

v

4. KEBIJAKAN: 15 15.001. Pimpinan menetapkan

kebijakan tertulis gunamendukung pelaksanaantugas pokok dan fungsi padaunit kerja/satker ybs.

v

2. Kebijakan telah sesuai dengantujuan/sasaran yang telahditetapkan.

v

3. Kebijakan telahdisosialisasikan/dikomunikasikan kepada personil di unitkerja/satker.

v

4. Pimpinan telah menetapkanKAK/TOR sebagai acuandalam pemantauan kebijakan.

v

5. Pimpinan telah menyusunandan menetapkan Timberdasarkan kompetensiuntuk melakukan pemantauanpenerapan kebijakan.

v

6. Kebijakan disusun secarasederhana/efektif digunakan

v

50

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK

sebagai acuan pelaksanaankegiatan/program..

7. Kebijakan telah dapatmemberikan motivasi bagiPNS dalam pencapaian tujuanunit kerja/satker.

v

8. Kebijakan dapatmeningkatkan disiplinpegawai.

v

9. Ketepatan penggunaanperangkat kerja pendukungdalam pelaksanaan kebijakan.

v

10.Kebijakan dapat diterimasecara rasional di semualapisan level organisasi.

v

11.Kebijakan telahmendiskripsikan tingkatketepatan/keberhasilanpencapaian sasarankebijakan.

v

12.Kebijakan telah disahkansebagai pedoman/acuanpelaksanaankegiatan/program.

v

13.Kebijakan telah digunakansebagai pedoman/acuanpelaksanaankegiatan/program.

v

14.Pengelolaan sumber kebijakanseperti kepegawaian,pelaksanaan program.

v

15.Kebijakan telah dijabarkankedalam Juklak/Jukniskegiatan.

v

Nilai Akhir LingkunganPengendalian 100.00

Tabel 12. Penilaian Aspek Penilaian Risiko

NO. URAIANBOBOT

YA TIDAK(%)

A. PENILAIAN RISIKO : 30 30.00

1. Apakah setiap kegiatan telahdibuatkan TOR

v

NO. URAIANBOBOT

YA TIDAK(%)

2. Apakah setiap TOR yangdibuat telah memuat tujuandan kegiatan yang selarasdengan Renstra.

v

3. Apakah TOR yang dibuattelah menguraian tahapankegiatan yang akandilaksanakan dan dilengkapidengan Alokasi sumberdaya(SDM, Keuangan dan Fisik)

v

4. Apakah TOR yang dibuattelah dilengkapi denganjadwal pelaksanaan masing-masing kegiatan.

v

5. Apakah masing-masingtahapan kegiatan telahdilengkapi dengan indikatorkeberhasilan.

v

6. Apakah TOR telahmenetapkan titik-titik kritisdari tahapan kegiatan yangakan dilaksanakan danmerupakan aktivitas yangpaling dominan dalampencapaian tujuan.

v

7. Apakah telah ditetapkan risikoterhadap titik kritis tahapankegiatan.

v

8. Apakah dalam penetapanrisiko telah memenuhi unsurKejadian, kemungkinan danmenimbulkan kerugian.

v

9. Apakah risiko yangditetapkan telah dilengkapidengan penyebab terjadinyarisiko serta dampak yangakan terjadi.

v

10. Apakah penilaian risiko telahdituangkan dalam daftarrisiko dan telah disahkan olehpenyusun maupun pemeriksaSPIP.

v

B. PENANGANAN RISIKO: 40 40.001. Apakah Daftar penanganan

risiko telah dibuat untukv

52

NO. URAIANBOBOT

YA TIDAK(%)

masing masing risiko yangtelah ditetapkan.

2. Apakah Penanganan risikotelah yang dibuat telahmenghilangkan/memperkecilpenyebab terjadinya risiko

v

3. Apakah Telah dibuat prosedurterhadap penanganan risikodari masing-masing titik kritiskegiatan.

v

4. Apakah Penanganan risikotelah dituangkan dalamDaftar penanganan risikodan telah disahkan olehpenyusun kegiatan maupunpemeriksa SPIP.

v

C. PEMANTAUAN DAN EVALUASIRISIKO :

30 30.00

1. Apakah mekanisme atauprosedur mengenaipemantauan dan evaluasirisiko telah dibuat

v

2. Apakah Satker/unit kerjatelah membuat rekapitulasirisiko dan upaya penangananrisiko

v

3. Apakah Satker/unit kerjatelah menetapkan jadwalpemantauan dan evaluasirisiko.

v

4. Apakah SPIP unit kerja/satkertelah melakukan pemantauanevaluasi risiko yang telahdituangkan dalam rekapitulasirisiko dan upaya penangananrisiko.

v

5. Apakah Laporan Pemantauandan Evaluasi Risiko telahdibuat dilengkapi dengansaran/rekomendasi.

v

6. Apakah Saran/rekomendasitelah ditindaklanjuti

v

Nilai Akhir Penilaian Risiko 100.00

Tabel 13. Penilaian Aspek Kegiatan PengendalianNO. URAIAN BOBOT

(%)YA TIDAK

A. KEGIATAN PENGENDALIAN: 60 60,00

1. Pimpinan telah menetapkanvisi, misi organisasi secaratertulis di unit kerja/satkeryang bersangkutan.

V

2. Visi, misi dan tujuan mengacupada tugas pokok dan fungsidari unit kerja/satker.

V

3. Kegiatan pengendalian dapatdigunakan secara efektifsebagai acuan kegiatan diunit kerja/satker.

V

4. Penanggungjawab kegiatantelah menyusun KAK/TORsebagai acuan dalam masing-masing kegiatan sebagaisarana untuk penilaian risiko

V

5. Pimpinan menetapkan prosedurdan kebijakan pada unitkerja/satker guna mendukungpelaksanaan kegiatan, dantupoksi.

V

6. Pelaksanaanpemantauan/evaluasiterhadap pelaksanaankegiatan pengendalian telahberjalan baik dan efektif.

V

7. Pelaksanaan reviu atas kinerjadari unit kerja/satker secaraberkala/berkelanjutan.

V

8. Pelaksanaan pembinaansumberdaya manusia padaunit kerja/satker.

V

9. Pengendalian atas pengelolaansistem informasi, sepertipengamanan sisteminformasi, pengendalian atasakses dan pengembanganserta perubahan perangkatlunak di unit kerja/satker.

V

10. Pengendalian ataspengelolaan sistem informasi,seperti pembatasan aksesberdasarkan tanggung jawab.

V

54

NO. URAIAN BOBOT(%)

YA TIDAK

11. Pimpinan telah melakukanpemisahan tugas sesuaidengan pemisahan fungsiyang ditetapkan.

v

12. Pimpinan telah melakukanpengendalian terhadapkelengkapan pemrosesandata.

V

13. Pimpinan telah melakukanpengendalian terhadapakurasi pemrosesan data.

V

14. Pimpinan telah melakukanpengendalian aplikasi sepertipengendalian otorisasi,pengesahan dokumensumber, serta pengendalianfisik dan keuangan di unitkerja.

V

15. Pimpinan telah melakukanpengendalian atas indikatordan ukuran kinerja.

V

16. Pimpinanmenunjuk/menetapkanpersonil untuk melakukanpemantauan indikator/ukuran kinerja.

V

17. Pimpinan melakukanpemisahan fungsi darimasing-masingbagian/kegiatan

V

18. Pimpinanmenunjuk/mentapkanotorisasi atastransaksi/kejadian pentingpada unit kerja/satker.

V

19. Pencatatan yang akurat/tepatatas transaksi/kejadian di unitkerja/satker.

V

20. Prosedur tetap pembatasanakses atas sumberdaya danpencatatan telah dibuat.

V

21. Akuntabilitas terhadapsumberdaya danpencatatannya.

V

NO. URAIAN BOBOT(%)

YA TIDAK

22. Dokumentasi yang baik atasSPI terhadaptransaksi/kejadian penting diunit kerja/ satker.

V

B. PENGUATAN KEGIATANPENGENDALIAN

40 40,00

1. Pimpinan menetapkanmekanisme/prosedurpenerimaan terhadap APIPdalam melakukan pemeriksaandi instansi ybs

V

2. Pimpinan menetapkanmekanisme atau prosedurpenyediaan data yangdiperlukan oleh APIP dalammelakukan pemeriksaan diinstansi ybs

V

3. Pimpinan menetapkanmekanisme atau prosedurkonsultasi kepada APIP di unitkerja/satker.

V

4. Pimpinan menetapkanmekanisme atau prosedurklarifikasi dengan APIP dalampelaksanaan.

V

5. Pimpinan menetapkanmekanisme atau prosedurpelaksanaan tindak lanjut hasilpemeriksaan.

V

6. Pelaksanaan tindak lanjut hasilpemeriksaan tepat waktu.

V

7. Pimpinan telahmenunjuk/menetapkanpersonil untuk penanganantindak lanjut hasilpemeriksaan.

V

8. Ketepatan penggunaanperangkat kerja pendukungdalam melakukan tindak lanjuthasil pemeriksaan APIP.

V

9. Pendokumentasian hasilpelaksanaan tindak lanjut hasilpemeriksaan APIP gunamemudahkan pencarian apabiladiperlukan.

V

56

NO. URAIAN BOBOT(%)

YA TIDAK

10. Pemanfaatan/tindak lanjutrekomendasi dari hasilpemeriksaan oleh pimpinanguna perbaikan manajemen diunit kerja/satker.

V

Nilai Akhir Penilaian KegiatanPengendalian 100,00

Tabel 14. Penilaian Aspek Informasi dan Komunikasi

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDA

KA. INFORMASI: 30 30,00

1. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah memilikimekanisme/prosedur tertulismengenai informasi pada unitkerja/ satker yangbersangkutan.

V

2. Mekanisme atau proseduryang dibuat telah cukupoperasional sebagai acuandalam penyampaian informasilingkup unit kerja/satker,seperti memuat rencanaevaluasi berkala, kriteria/persyaratan yang digunakandalam penysunan danpenyampaian informasi,metodologi, dsbnya.

v

3. Mekanisme/Prosedur telahdigunakan dalampenyusunan/penyampaianinformasi pada unitkerja/satker yangbersangkutan.

v

4. Penyusunan informasimenggunakan KAK/TOR yangdibuat khusus untuk masing-masing pemantauan yangdilakukan.

v

5. Penyampaian informasimenggunakan KAK/TOR yangdibuat khusus untuk masing-masing pemantauan yang

v

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDA

Kdilakukan.

6. Pengelola informasi dilakukanoleh para personil yangkompeten

v

7. Pengelola informasidilaksanakan secara periodiksesuai tahapan kegiatan ataujadwal waktu yang ditetapkan

v

8. Pengelola informasi telahmeng-gunakan kriteria ataupersyaratan yang tepatsebagai dasar pelaksanaanpemantauan

v

9. Ruang lingkup/frekuensiinformasi telah mencakuppengendalian intern,keuangan, asset negara,pelaksanaan kegiatan danpemantauan atas pencapaiantujuan dan sasaran organisasi,dengan memperhatikan/mempertimbangkan tahapkegiatan yang dipantau.

v

10. Pengelolaan informasimenggunakan perangkatdaftar periksa (check list),daftar kuesioner, atauperangkat lainnya yang tepatdan dapatdipertanggungjawabkan.

v

11. Pengelolaan informasi telahmeng-hasilkan output berupalaporan

v

12. Materi dalam laporan minimalmenyajikan kondisi lapangan,kendala dan rekomendasiuntuk mengatasipermasalahan yang dihadapi

v

13. Pengelolaan informasidilakukan denganmenganalisis hasildibandingkan dengan kriteriayang sudah ditetapkan.

v

14. Hasil pengelolaan informasi v

58

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDA

Kdilaporkan tepat waktu kepadapimpinan Instansi Pemerintahatau pemberi tugas

15. Hasil pengelolaan informasididokumentasikansebagaimana mestinya/dapatdengan mudah didapat ketikadiperlukan

v

16. Kelemahan yang ditemukanselama pengelolaan informasisegera ditindaklanjuti olehpimpinan InstansiPemerintah/pihak-pihak terkaitlainnya

v

17. Kelemahan yang ditemukansegera dikomunikasikankepada pihak yangbertanggung jawab atasfungsi tersebut/atasanlangsungnya.

v

B. KOMUNIKASI : 30 27,14

1. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah memiliki mekanismeatau prosedur tertulismengenai pelaksanaankomunikasi di lingkup unitkerja/satker yangbersangkutan

v

2. Mekanisme yang dibuatminimal telah memuattahapan/waktu pelaksanaan,susunan personil pelaksana,metodologi, dsbnya.

v

3. Mekanisme/Prosedur telahdigunakan sebagai acuandalam kegiatan komunikasilingkup unit kerja/satkertersebut.

v

4. Pengelolaan komunikasi telahsesuai SOP untuk masing-masing kegiatan.

v

5. Informasi/komuniasi telahdilakukan oleh personil yangkompeten, serta dipimpin olehpejabat yang

v

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDA

Kberwewenang/pengalamanmemadai.

6. Pengelolainformasi/komunikasi evaluasimemahami secara memadaimengenai visi, misi, dantujuan unit kerja/satker sertakegiatannya.

v

7. Pengelola informasi/komunikasimemahami bagaimanapengendalian intern InstansiPemerintah seharusnyabekerja/bagaimanaimplementasinya.

v

8. Evaluasi terhadap informasidan komunikasi dilaksanakansecara periodik sesuai rencanadan luasnya program/kegiatan yang dilaksanakan

v

9. Evaluasi terhadap informasi/komunikasi dilakukan padasaat adanya kejadian misalnyaperubahan besar dalamrencana atau strategimanajemen, pemekaran ataupenciutan InstansiPemerintah, atau perubahanoperasional atau pemrosesaninformasi keuangan dananggaran.

v

10. Ruang lingkupinformasi/komunikasididasarkan atas hasil penilaianrisiko dan pemantauanberkelanjutan.

V

11. Frekuensiinformasi/komunikasididasarkan atas hasil penilaianrisiko dan pemantauanberkelanjutan.

V

12. Evaluasi informasi/komunikasimeng-gunakan perangkatdaftar periksa (check list),daftar kuesioner, atauperangkat lainnya yang

v

60

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDA

Ktepat/dapatdipertanggungjawabkan.

13. Evaluasi informasi/komunikasitelah menggunakan kriteriaatau persyaratan yang tepatsebagai dasar penilaianpelaksanaan evaluasi.

v

14.Kegiatan informasi/komunikasitelah menghasilkan outputberupa laporan hasil kegiatan.

v

15. Evaluasi informasi/komunikasitelah menilai keberhasilanatau kegagalan dalammencapai tujuan dan sasaranprogram/kegiatan.

v

16. Evaluasi kegiatan informasi/komunikasi telah menyajikananalisis terhadap 3E + 1T

v

17. Dalam laporan evaluasiinformasi /komunikasidisajikan kendala danrekomendasi untuk mengatasipermasalahan yang dihadapi

v

18. Hasil evaluasiinformasi/komunikasididokumentasikan denganbaik sehingga dengan mudahdidapat ketika diperlukan

v

19. Kelemahan yang ditemukanselama evaluasi kegiataninformasi/komunikasi segeradiselesaikan oleh pimpinanInstansi Pemerintah danpihak-pihak terkait lainnya

v

20.Kelemahan yang ditemukansegera dikomunikasikankepada pihak yangbertanggung jawab atasfungsi tersebut dan atasanlangsungnya.

v

21. Hasil pelaksanaan evaluasiinformasi/ komunikasi segeradilaporkan kepada pimpinanInstansi Pemerintah ataupihak-pihak terkait lainnya.

v

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDA

KC. BENTUK DAN SARANA

KOMUNIKASI :40 40,00

1. Unit kerja/satker telahmemiliki mekanisme secaratertulis sebagai proseduruntuk pengembangan sisteminfomasi dan komunikasi.

v

2. Mekanisme atau prosedurtersebut materinya telahcukup operasional untukpengembangan sisteminformasi/komunikasi.

v

3. Mekanisme atau prosedurtersebut telah digunakansecara optimal dalammengembangkan sisteminformasi/komunikasi padaunit kerja/satker yangbersangkutan.

v

4. Pimpinan unit kerja/satkertelah menujuk Tim ataupetugas khusus untukmemantau danmengembangkan sisteminformasi/komunikasi.

v

5. Pimpinan unit kerja/satkertelah menindaklanjutirekomendasi hasil Monev yangdilakukan olehpetugas/pengelola sisteminformasi/komunikasi gunapengembangannya.

v

6. Tindakan korektif di bidangsistem informasi/komunikasidilaksanakan oleh Pimpinanunit kerja/satker dalam jangkawaktu yang ditetapkan.

v

7. Pimpinan unit kerja/satkertelah menggunakanrekomendasi hasil monevsistem informasi/komunikasiatau reviu lainnya untukmemperkuat terciptanyapengendalian intern

v

8. Pimpinan unit kerja/satker v

62

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDA

Ktelah mencegah terjadinyakesalahan yang berulang dibidang informasi/komunikasi.

9. Pimpinan unit kerja/satkertelah memantau tindak lanjutatas rekomendasi timpengelola sisteminformasi/komunikasi

v

10. Pimpinan unit kerja/satkersecara berkala melaporkanstatus pengembangan sisteminformasi/komunikasi.

v

Nilai Akhir Penilaian Kegiatan Informasi danKomunikasi 97,14

Tabel 15. Penilaian Aspek Pemantauan Berkelanjutan

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK

A.PEMANTAUANBERKELANJUTAN :

40 40.00

1. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah memilikimekanisme/prosedur tertulismengenai pelaksanaanpemantauan berkelanjutanpada instansi pemerintah yangbersangkutan

V

2. Mekanisme atau proseduryang dibuat telah cukupoperasional sebagai acuandalam pelaksanaan evaluasilingkup instansi pemerintahtersebut, seperti memuatrencana evaluasi berkala,kriteria/persyaratan yangdigunakan dalam pemantauan,metodologi, dsbnya.

V

3. Mekanisme/Prosedur telahdigunakan sebagai acuandalam pelaksanaanpemantauan lingkup instansipemerintah yangbersangkutan

V

4. Pemantauan menggunakanKAK/TOR yang dibuat khusus

v

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK

untuk masing-masingpemantauan yang dilakukan.

5. Pemantauan dilakukan olehpara personil yang kompeten

v

6. Pemantauan dilaksanakansecara periodik sesuai tahapankegiatan atau jadwal waktuyang ditetapkan

v

7. Pemantauan telahmenggunakan kriteria ataupersyaratan yang tepatsebagai dasar pelaksanaanpemantauan

v

8. Ruang lingkup dan frekuensipemantauan telah mencakuppengendalian intern,keuangan, asset negara,pelaksanaan kegiatan danpemantauan atas pencapaiantujuan dan sasaran organisasi,dengan memperhatikan/mempertimbangkan tahapkegiatan yang dipantau.

v

9. Pemantauan menggunakanperangkat daftar periksa(check list), daftar kuesioner,atau perangkat lainnya yangtepat dan dapatdipertanggungjawabkan.

v

10. Kegiatan pemantauan telahmenghasilkan output berupalaporan hasil pemantauan

v

11. Materi dalam laporan minimalmenyajikan kondisi lapangan,kendala dan rekomendasiuntuk mengatasipermasalahan yang dihadapi

v

12. Pemantauan dilakukandengan menganalisis hasilpemantauan dibandingkandengan kriteria yang sudahditetapkan.

v

13. Hasil pelaksanaanpemantauan segera dilaporkantepat waktu kepada pimpinan

v

64

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK

Instansi Pemerintah ataupemberi tugas

14. Hasil pemantauandidokumentasikansebagaimana mestinya dandapat dengan mudah didapatketika diperlukan

v

15. Kelemahan yang ditemukanselama pemantauan segeraditindaklanjuti oleh pimpinanInstansi Pemerintah danpihak-pihak terkait lainnya

v

16. Kelemahan yang ditemukansegera dikomunikasikankepada pihak yangbertanggung jawab atasfungsi tersebut dan atasanlangsungnya.

v

B. EVALUASI TERPISAH : 40 38.00

1. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah memiliki mekanisme atauprosedur tertulis mengenaipelaksanaan evaluasi lingkupinstansi pemerintah yangbersangkutan

v

2. Mekanisme yang dibuatminimal telah memuattahapan dan waktupelaksanaan evaluasi, susunanpersonil pelaksana,metodologi, dsbnya

v

3. Mekanisme/Prosedur telahdigunakan sebagai acuandalam kegiatan evaluasilingkup instansi pemerintahtersebut

v

4. Evaluasi menggunakanKAK/TOR yang dibuat khususuntuk masing-masing kegiatanevaluasi yang dilakukan.

v

5. Tim evaluasi dilakukan olehpersonil yang kompeten, sertadipimpin oleh pejabat yangberkewenangan danpengalaman memadai

v

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK

6. Tim evaluasi memahamisecara memadai mengenaivisi, misi, dan tujuan InstansiPemerintah serta kegiatannya.

v

7. Tim evaluasi memahamibagaimana pengendalianintern Instansi Pemerintahseharusnya bekerja danbagaimana implementasinya.

v

8. Evaluasi dilaksanakan secaraperiodik sesuai rencana danluasnya program/ kegiatanyang dilaksanakan

v

9. Evaluasi dilakukan pada saatadanya kejadian misalnyaperubahan besar dalamrencana atau strategimanajemen, pemekaran ataupenciutan InstansiPemerintah, atau perubahanoperasional atau pemrosesaninformasi keuangan dananggaran.

v

10. Ruang lingkup dan frekuensievaluasi didasarkan atas hasilpenilaian risiko danpemantauan berkelanjutan

v

11. Evaluasi menggunakanperangkat daftar periksa(check list), daftar kuesioner,atau perangkat lainnya yangtepat dan dapatdipertanggungjawabkan.

V

12. Evaluasi telah menggunakankriteria atau persyaratan yangtepat sebagai dasar penilaianpelaksanaan evaluasi

v

13. Kegiatan evaluasi telahmenghasilkan output berupalaporan hasil pemantauan

v

14. Evaluasi menilai keberhasilanatau kegagalan dalammencapai tujuan dan sasaranprogram/kegiatan.

v

15. Evaluasi menyajikan analisis v

66

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK

terhadap 3E + 1T

16. Dalam laporan evaluasidisajikan kendala danrekomendasi untuk mengatasipermasalahan yang dihadapi

v

17. Hasil evaluasididokumentasikan denganbaik sehingga dengan mudahdidapat ketika diperlukan

v

18. Kelemahan yang ditemukanselama evaluasi segeradiselesaikan oleh pimpinanInstansi Pemerintah danpihak-pihak terkait lainnya

v

19.Kelemahan yang ditemukansegera dikomunikasikankepada pihak yangbertanggung jawab atasfungsi tersebut dan atasanlangsungnya.

v

20. Hasil pelaksanaan evaluasisegera dilaporkan kepadapimpinan Instansi Pemerintahatau pihak-pihak terkaitlainnya

v

C. PENYELESAIAN AUDIT : 20 20.00

1. Instansi Pemerintah telahmemiliki mekanisme secaratertulis sebagai proseduruntuk menindaklanjuti temuanhasil audit atau reviu lainnya

v

2. Mekanisme atau prosedurtersebut materinya telahcukup operasional untukmenindak- lanjuti temuan hasilaudit atau reviu lainnya

v

3. Mekanisme atau prosedurtersebut telah digunakansecara optimal dalammenindaklanjuti temuan hasilaudit atau reviu lainnya

v

4. Pimpinan instansi telahmenujuk Tim atau petugaskhusus untuk memantaupenyelesaian tindak lajut hasil

v

NO. URAIAN BOBOT(%) YA TIDAK

audit dan hasil reviu lainnya

5. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah menindaklanjuti seluruhtemuan dan rekomendasi hasilaudit dan reviu lainnya

v

6. Tindakan korektif dilaksanakanoleh Pimpinan InstansiPemerintah dalam jangkawaktu yang ditetapkan

v

7. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah menggunakanrekomendasi hasil audit ataureviu lainnya gunamemperkuat pengendalianintern

v

8. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah mencegah terjadinyatemuan yang sama berulangterjadi pada tahun berikutnya

v

9. Pimpinan Instansi Pemerintahtelah memantau tindak lanjutatas temuan hasil audit danreviu serta rekomendasinya

v

10. Pimpinan Instansi Pemerintahsecara berkala melaporkanstatus penyelesaian audit danreviu kepada pimpinansehingga dapat meyakinkankualitas dan ketepatan waktupenyelesaian setiaprekomendasi

v

Nilai Akhir Penilaian KegiatanPemantauan 98.00

Penilaian/pembinaan pelaksanaan SPI Balai Pengelola Alih

Teknologi juga dilakukan oleh tim SPI dari Inspektorat Jenderal,

Kementerian Pertanian pada 15 Agustus 2012 dengan keanggotaan

terdiri atas:

1. Rukman, SH, M.Si. : Ketua

2. Dewi Mustika, S.Kom.MM : Anggota Tim

68

3. Ir. Rosinta Cendika S, MM : Anggota Tim

4. Makmun Herdianto : Anggota Tim

5. Indra Adianto : Anggota Tim

Penilaian atas kegiatan SPI dilakukan dengan memeriksa

kelengkapan dokumen kegiatan disesuaikan dengan daftar ceklist

yang telah disiapkan oleh tim dari Inspektorat Jenderal. Penilaian juga

dilakukan oleh tim SPI tingkat eselon I yang ditunjuk Kepala Badan

Litbang Pertanian pada 23 Oktober 2012 yang terdiri dari:

1. Kepala Balitpa (Dr. I Made Jaya Mejaya) : Ketua

2. Kabid. Program BBSDLP : Anggota

3. Staf Subbag. Monev. Sekbadan : Anggota

4. Sda : Anggota

Hasil penilaian terhadap kelengkapan dokumen yang harus

tersedia sebanyak 73 dokumen sedangkan berdasarkan pemeriksaan

dokumen telah dibuat dan dilaksanakan oleh Balai PATP sebanyak 62

dokumen sehingga masih terdapat 11 dokumen yang harus dibuat

dan dilengkapi untuk masa yang akan datang.

Dengan demikian berdasarkan kriteria penilaian Balai PATP

mendapat predikat SANGAT HANDAL atau jika dinilai dengan

kuantitatif sebanyak 87,4.

4. Pemeliharaan Sertifikat ISO 9001 : 2008

Tim Manajemen Mutu Balai Pengelola alih Teknologi Pertanian selama

semester pertama hingga semester kedua/akhir tahun, dari Januari

sampai dengan Desember 2012 telah melakukan kegiatan-kegiatan

sesuai yang telah dijadwalkan, yaitu:

1. Dalam rangka mempertajam tugas Kepala Balai PATP telah

melakukan revisi kebijakan mutu dan sasaran mutu, sehingga

pelaksana dapat dengan mudah memahami tentang target dan

peran masing-masing;

2. Kebijakan mutu, sasaran mutu, SOP dan instruksi kerja telah

disosialisasikan kepada semua pegawai sehingga memahami

tentang visi, misi, sasaran mutu dan tupoksi masing-masing;

3. Semua penanggungjawab kegiatan telah memegang dan

melaksanakan SOP, Intruksi Kerja dari kegiatan masing-masing;

4. Audit internal dan audit eksternal telah dilaksanakan dan hasil

temuannya telah ditindaklanjuti dan disetujui oleh pihak auditor

baik internal maupun eksternal;

5. Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, Balai PATP

telah menyediakan pelatihan ISO 9001 : 2008 untuk mencapai

kompetensi yang diperlukan.

5. Pengelolaan Keuangan, Perlengkapan DanAdministrasiKepegawaian

Pada tahun 2012, Balai PATP memiliki anggaran sebesar Rp.

6.429.810.000,- adanya edaran penghematan 10% sehingga tinggal

Rp. 6.137.810.000,- jika dibandingkan dengan anggaran tahun

sebelumnya yaitu Rp. 4.173.000.000,-. maka terdapat peningkatan

anggaran Balai PATP sebesar Rp. 1.964.810.000,-. Perkembangan

anggaran yang diperoleh Balai PATP mulai tahun 2008 sampai dengan

tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Perkembangan anggaran tahun 2007-2012 di Balai PATP

No TahunJenis Belanja (Rp. 000) Total Anggaran

(Rp.000)Pegawai Modal Operasional

1 2008 130.625 1.935.140 1.475.000 3.540.765

2 2009 774.749 901.140 2.140.313 3.816.202

3 2010 894.095 894.095 2.014.200 3.773.295

70

4 2011 1.615.000 631.550 1.926.450 4.173.000

5 2012 2.052.090 694.895 3.682.825 6.429.810

Revisi 2.052.090 704.895 3.380.325 6.137.810

Tabel 17. Realisasi DIPA Balai PATP Tahun Anggaran 2012

No Jenis Belanja Pagu DIPA Realisasi Sisa Realisasi%

1 PembayaranGaji

1.221.763.000 1.207.435.379 14.327.621 98,82

2 BelanjaBarangMengikat(OperasionalPerkantoran)

830.327.000 819.661.281 10.665.719 98.71

3 BelanjaBarang tidakMengikat

3.380.825.000 3.361.179.500 19.645.500 99.42

4 BelanjaModal

704.895.000 701.524.000 3.371.000 99,52

Jumlah 6.137.810.000 6.089.800.160 48.009.840 99,21

Perlengkapan

Perlengkapan Balai PATP terdiri atas aset tidak bergerak dan aset

bergerak. Aset tidak bergerak/tetap berupa tanah dan bangunan

kantor dengan luas masing – masing 2 017 m2 dan 1003 m2

sedangkan aset bergerak /aset tidak tetap terdiri atas kendaraan

dinas dan peralatan kantor.

Administrasi Kepegawaian

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Balai PATP didukung

oleh sumber daya manusia (SDM) sebanyak 43 tenaga yang terdiri

dari 23 orang tenaga PNS dan 20 orang non PNS (kontrak).

Berdasarkan strata pendidikan terdiri atas 1 orang S3,3 orang S2 , 16

orang S1, 7 orang D3,3 orang setingkat SLTA , 2 orang setingkat SLTP

dan 1 orang setingkat SD yang rinciannya dapat dilihat pada tabel

18. Dari 23 orang PNS tersebut 3 orang menduduki jabatan struktural

yaitu Kepala Balai PATP, Kepala Seksi Pengelola Alih Teknologi dan

Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Sisanya 20 orang menduduki jabatan

fungsional (Tabel 19).Rencana Pengembangan SDM tahun 2010 –

2014 disajikan pada tabel 20.

Tabel 18. Pegawai Balai PATP berdasarkan pendidikan periode 2011 – 2012

Pendidikan2011 2012

PNS Kontrak PNS Kontrak

S3 1 1 1 1

S2 4 1 3 0

S1 11 3 12 4

SM/D3 2 4 3 4

SLA 3 6 2 6

<SLA 3 4 2 5

Total 24 19 23 20

Tabel 19. Pegawai Balai PATP berdasarkan jenis jabatan tahun 2012

No. Jenis JabatanJumlah Tenaga Jumlah Tenaga

PNSNon PNS(Kontrak)

PNSNon PNS(Kontrak)

1 Struktural 3 3

2Fungsionaltertentu 2 2

3 Fungsional Umum 18 15Jumlah 23 20

Tabel 20. Rencana pengembangan SDM tahun 2010 – 2014Pensiun 2010 2011 2012 2013 2014

S3 - 1 2 3 4

S2 3 4 8 7 10

72

S1 8 10 8 11 15

SM/D3 3 2 3 7 5

SLA 2 3 3 7 5

<SLA 3 3 3 5 5

Total 19 22 32 40 43

Tabel 21. Keragaan golongan PNS Balai PATP, 2012No Golongan 2009 2010 2011 2012

1 Golongan I 1 1 1 1

2 Golongan II 5 5 4 4

3 Golongan III 10 10 13 13

4 Golongan IV 3 3 5 5

Jumlah 19 19 23 23

Tabel 22. Daftar pegawai negeri sipil Balai PATP yang naik pangkat tahun2011 – 2012

NO. NAMAGOLONGAN

NOMOR KEPUTUSANLAMA T.M.T BARU T.M.T

Tahun 2011

1. Suyanti, SH (III/c) 01-04-2007

(III/d) 01-04-2011

281/Kpts/KP.320/A2/II/2011

2. Riko BintariPertamasari,S.Sos.,M.Hum

(III/c) 01-04-2007

(III/d) 01-04-2011

206/Kpts/KP.320/A2/II/2011

3. Tb. GugumGumelar, Amd

(II/d) 01-04-2007

(III/a) 01-04-2011

222/Kpts/KP.320/I.1/2/2011

4. Tjipto Rahayu,Amd

(II/c) 01-04-2007 (II/d) 01-04-2011

103/Kpts/KP.320/A2.4/II/2011

5. Titin Parlina (II/a) 01-10-2008

(II/b) 01-10-2011

023/Kpts/Kp.320/I.1/9/2011

Tahun 2012

1. Yadi Rusyadi

S.Si

III/C III/D 325/Kpts/Kp.320/A2/11/2012.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan program utama, Balai

PATP berupaya untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme

SDM yang dimilikinya baik kuantitas maupun kualitasnya diantaranya

melalui: a) pelatihan jangka pendek dan jangka panjang sesuai bidang

keahlian, b) merekrut tenaga sesuai dengan kebutuhan sampai tahun

2014.Data pegawai yang mengikuti pelatihan jangka pendek maupun

jangka panjang disajikan dalam Tabel 23.

Tabel 23. Pengembangan SDM Balai PATP Melalui Pelatihan Jangka PendekDan Jangka Panjang Tahun 2012

NO NAMAPESERTA

JENISPELATIHAN

Tanggalpelaksanaan

Penyelenggara

1 Dr. Ir. AgungHendriadi,M.Eng

Global forum forFood andAgriculture

19-21 Januari2012

Berlin, Jerman

Pertemuannternational EventOn Low Level

18 - 26 Maret2012

Vancouver –Canada

WG On IntellectualProperty Right (IE-CEPA)

26 - 27 Maret2012

inna GarudaHotelYogyakarta

InternationalExhibition andCongress ACHEMA2012

16 - 23 Juni2012

Frankfurt –Jerman

InternationalMeeting On LowLevel Presence ofgeneticallymodivied organis(GMoS)

15-22September2012

Rosario –Argentina

Lowland For FoodSufficiency in theGlobal ClimateChange

27-30September2012

Hotel Ratan Inn– Banjarmasin

Public PrivatePartnership (PPP)for ASEAN LusThree FoodSecurity

13 - 17November2012

Fujian – China

2 Ir. SriPurmiyanti,M.Si.

Internationaltraining andstrategy workshopon incubateselection andmonitoring oftechnologybussiness incubatormanajement.

9-10 Juli 2012 Pusat InovasiLIPI

4 ToniSudiantoro,

Mengikuti pelatihanbahasa inggris

LIA Bogor

74

SP dalam rangkapersiapanpendidikan programS2

5 KaniaTrisnawati,SP

Internationaltraining andstrategy workshopon incubateselection andmonitoring oftechnologybussiness incubatormanajement.

9-10 Juli 2012 Pusat InovasiLIPI

Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal

22-23 Oktober2012

Ruang rapatBPATP

6 Mumuh M.Buhary,S.Hum

Peningkatan aksesinformasi melaluipemanfaatanrepository publikasiBadan LitbangPertanian

3-5 April 2012 The Rizen Hotel,Cisarua.

WorkshopPustakawanLingkup BadanPenelitian danPengembanganPertanian

26 s/d 28 Juni2012

Bogor

ApresiasiPeningkatanManajemen,Organisasi, danAdministrasiJabatan FungsionalPustakawanLingkupKementerianPertanian

16 s/d 18 Juli2012

Cisarua

Internationaltraining andstrategy workshopon incubateselection andmonitoring oftechnologybussiness incubator

9-10 Juli 2012 Pusat InovasiLIPI

manajement.Temu TeknisPengelolaanPerpustakaanDigital KementerianPertanian

20 s/d 23 Mei2012

di PusatInformasi HajiBatam - Center

Seminar NasionalPemeringkatanWeb InstitusiPengukuran KinerjaWeb danKeunggulanInstitusi

27 Februari2012

di IPBInternationalConventionalCenter (IICC)Bogor

Pembinaan TekadAnti KorupsiKomitmen AntiKorupsi

4 s/d 6Desember2012

di IPBInternationalConventionalCenter (IICC)Bogor

Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal

22-23 Oktober2012

BPATP

7 Poppy Basli,S.Kom

Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal

22-23 Oktober2012

BPATP

8 Nurjaman,S.TP

Pelatihan sistimdinamik analisiskebijakan sektorpertanian

6 hari Maret2012

ITB

9 MiyikeTriana, SP

Mengikutisosialisasi dansertifikasi Perpres54 tentangpengadaan barangdan jasa

12-14Nopember2012

BB Biogen

Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal

22-23 Oktober2012

BPATP

10 Suyanti, SH Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen audit

22-23 Oktober2012

BPATP

76

internal13 Irwan

Arfiansyah,ST

Peningkatan aksesinformasi melaluipemanfaatanrepository publikasiBadan LitbangPertanian

3-5 April 2012 The Rizen Hotel,Cisarua.

14 Drs. Sularno,MM

Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal

22-23 Oktober2012

BPATP

Pembinaan TekadAnti KorupsiKomitmen AntiKorupsi

4 s/d 6Desember2012

IPBInternationalConventionalCenter (IICC)Bogor

16 TjiptoRahayu,A.Md.

Pelatihan sistimpengadaanbarang/jasa secaraelektronik SPSE)

14 Mei 2012 Pusdatin

Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal

22-23 Oktober2012

BPATP

Pembinaan TekadAnti KorupsiKomitmen AntiKorupsi

4 s/d 6Desember2012

di IPBInternationalConventionalCenter (IICC)Bogor

17 Tb. GugumGumelar,A.Md

Pelatihan sistimpengadaanbarang/jasa secaraelektronik SPSE)

14 Mei 2012 Pusdatin

18 Rachmad Mengikutisosialisasi dansertifikasi Perpres54 tentangpengadaan barangdan jasa

8-10 Pebruari2012

STPP Bogor

19 Ade RachmatSantoso,S.sos.

Mengikutisosialisasi dansertifikasi Perpres54 tentangpengadaan barangdan jasa

8-10 Pebruari2012

STPP Bogor

Pelatihan sistimpengadaanbarang/jasa secaraelektronik SPSE)

14 Mei 2012 Pusdatin

Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal

22-23 Oktober2012

BPATP

Pelatihan jabatanfungsional analiskepegawaiantingkat ahli

8-20 Oktober2012

PPSDM Ciawi

20 Titin Parlina Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal

22-23 Oktober2012

BPATP

Pembinaan TekadAnti KorupsiKomitmen AntiKorupsi

4 s/d 6Desember2012

IPBInternationalConventionalCenter (IICC)Bogor

Yeni Setiarsih Refressing ISO9001:2008 danpelatihan systemmanajemen auditinternal

22-23 Oktober2012

BPATP

1 Yadi Rusyadi,S.Si

Mengikutipendidikan programS2 dalam bidangAgribisnis

2 tahun mulaiSeptember2010

IPB

2 Riko BintariPertamasari.,S.Sos.,M.Hum

Mengikutipendidikan programS3 dalam bidangKomunikasiPedesaan

3 tahun mulaiSeptember2010.

IPB

3 Okti AryaniHapsari, SP

Mengikutipendidikan programS2 dalam bidangilmu manajemenagribisnis

2 tahun mulai3 September2012

IPB

4 Nurjaman,S.TP

Mengikutipendidikan programS2 dalam bidangManajemen danBisnis

2 tahun mulaibulan Oktober2012

IPB

78

Disamping sumber daya manusia yang ada Balai PATP maka

dengan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian Nomor 41/Kpts/OT.160/I/1/2013 tanggal 21 Januari 2013

tentang Pembentukan Kelompok Kerja Alih Teknologi Hasil Penelitian

dan Pengembangan Pertanian yang berbasis Hak Kekayaan Intelektual

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Keputusan Kepala

Badan Litbang Pertanian No. 230/Kpts/OT. 160/I/9/2011. tanggal 15

September 2011 tentang penetapan tim verifikator lisensi Badan

Penelitian Dan Pengembangan Pertanian untuk memperkuat dalam

pelaksanaan tugas dan fungsinya.

6. Pengembangan Perpustakaan Digital Dan Website Balai PATP

Pembuatan Buku Panduan Standar Operasional Prosedur

Perpustakaan berisi serangkaian standar instruksi yang

menggambarkan pendokumentasian dari kegiatan pengadaan,

pengelolaan, dan pelayanan bahan pustaka yang dilakukan pada

sebuah perpustakaan sehingga dapat menunjang pengembangan

perpustakaan digital.

Sebagai sarana informasi, web site Balai PATP

(http://bpatp.litbang.deptan.go.id/) dilengkapi dengan menu profil

Balai PATP, teknologi inovatif dan perpustakaan digital. Menu utama

yang tersedia adalah home, berita, publikasi, dan link-link dengan

UK/UPT Badan Litbang Pertanian dan link penelusuran HKI. Sebagai

sarana informasi, menu berita akan menyajikan berita-berita kegiatan

Balai PATP dan kegiatan atau informasi dari luar yang terkait dengan

HKI dan alih teknologi. Hingga desember 2011 telah sebanyak 15

berita yang dimuat terkait kegiatan Balai PATP dan 1 berita HKI dan

alih teknologi.

Gambar 10. Website Balai PATP

Pengunjung website Balai PATP hingga Desember 2012 adalah

sebanyak 20.285 pengunjung dan tahun 2012 sebanyak 42.578

pengunjung dan Website Balai PATP sebagian besar diakses oleh

pengunjung dari Amerika Serikat, Indonesia, dan Australia.

7. Buku Teknologi Inovatif Pertanian

Penyusunan dan pencetakan buku 300 Teknologi Inovatif Pertanian

terdiri dari dua versi yaitu buku 300 Teknologi Inovatif Pertanian versi

Badan Litbang Pertanian dan buku 300 Teknologi Inovatif Pertanian

versi Kementerian Pertanian. Sedangkan buku teknologi inovatif versi

klaster dikelompokkan menjadi klaster komoditas dan klaster bidang

pendukung masalah. Klaster komoditas terdiri atas : Teknologi

Hortikultura; Teknologi Perkebunan; Teknologi Peternakan; dan

Teknologi Tanaman Pangan, sedangkan klaster pendukung bidang

80

masalah terdiri atas: Teknologi Mekanisasi, Bioenergi dan Pengolahan

Hasil Pertanian; serta Teknologi Pupuk dan Pestisida Hayati, Informasi

Dasar dan Lingkungan.

Gambar 11. Buku 300 Teknologi Inovatif Badan Litbang Pertanian dan klaster

III. DAFTAR PUSTAKA

Agrotek. 2008. One research one industry. Menabur riset menuaiteknologi. Agrotek Edisi Mei 2008:10-15

Avonina Sthefanny. Pembajakan Karya Intelektual Indonesia oleh PihakAsing : Benarkah Semata-mata Kesalahan dari Pihak Asing.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2011a. Tata carapenggunaan royalti hasil alih teknologi pertanian. Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian, 21 hal.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2011b. Valuasi invensiBadan Litbang Pertanian. Badan Litbang Pertanian 2011. 30 hal.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2011c. Panduan UmumVerifikasi Lisensi. Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian.23 hal.

Balai Pengelola Teknologi Pertanian. 2009. Petunjuk PenyusunanKelengkapan Dokumen Paten. Balai Pengelola Alih TeknologiPertanian, 60 hal.

Balai Pengelola Teknologi Pertanian. 2011. Petunjuk Kerja Sama AlihTeknologi Pertanian. 2011. Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian

Beronio, R.A. 2005. Philrice intellectual property policy. Paper presentedat Intellectual Property Rights ang Technology Transfer In-Liscensing, Out-Liscensing and Commercialization Workshop.Mussoorie, India,17 – 25 April, 2005. 8p.

DIPA Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian No. 0436/018-09.2.01/12/2011 Tanggal 20 Desember 2011.

Handri Triyono. 2010. Meneropong Komoditas Agribisnis. Kompas, 18Januari 2010. Hal 21

http://ppvt.setjen.deptan.go.id/, 23 maret 2011 jam 11.Jumlah VarietasHasil Pemuliaan yang terdaftar di Pusat PVT.

Husodo, S. Y. 2006. Pangan, kualitas SDM, dan kemajuan suatu negarabangsa. Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban:32-55

INSME. 2003. Internationel Network on SMEs. IP Secretariat@insme-it

Investor Daily Indonesia. 2012. investor daily-presiden-inovasi.htm. 5Januari 2012

82

Kementerian Pertanian. 2007. Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/6/2007 tanggal 18 Juni 2007.

Kementerian Pertanian. 2011. Peraturan menteri pertanian nomor:44/permentan/ot.140/8/2011 Tentang Pedoman umumperencanaan penelitian dan pengembanganpertanian.

Keputusan Menteri Pertanian No. 1226/Kpts/OT.140/3/2010 tentangPenetapan Standar Operasional Prosedur AdministrasiPemerintahan Kementerian Pertanian

Khan, M.U. 2000. Problems of technology transfer from laboratory toindustry and policy issue in India. Int. J. Serv. Tech & Managemant.I(4):375-394.

Kompas. 2010. Tajuk rencana: Iptek, Inovasi, dan kemajuan. Kompas, 22Januari 2010. Hal. 6