prosedur operasional...

15
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PROGRAM PENCEGAHAN HIV PADA PASANGAN RISTI DAN ODHA OLEH PETUGAS LAPANGAN (PENJANGKAU, PENDUKUNG SEBAYA DAN PENDIDIK SEBAYA)

Upload: truongkhanh

Post on 07-Jun-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

P R O S E D U R O P E R A S I O N A LS T A N D A R

P R O G R A M P E N C E G A H A N H I V P A D A P A S A N G A N R I S T I D A N O D H A O L E H P E T U G A S L A P A N G A N ( P E N J A N G K A U , P E N D U K U N G S E B A Y A D A N P E N D I D I K S E B A Y A )

Page 2: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

DAFTAR ISI

• Kontekstual

• Tujuan

• Sasaran

• Definisi

• Pelaksana

• Skema

• Pencatatan dan pelaporan

Page 3: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

KONTEKSTUAL PENJANGKAUAN

• Penjangkauan atau outreach adalah pendekatan sistematis untukmemberikan layanan pencegahan HIV kepada populasi kunci dan kepadapasangan intim mereka di lingkungan mereka sendiri.

• Penjangkauan kepada populasi kunci dan kepada pasangan intim merekasecara efektif telah dilakukan melalui pendekatan kesebayaan atau peer to peer.

• Keterlibatan sebaya dalam program penjangkauan terhadap populasikunci merupakan sebuah proses yang melibatkan peran berkelanjutan daripopulasi kunci dalam implementasi program, dan telah menjadi fokusdalam upaya penanggulangan HIV nasional.

Page 4: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

KONTEKSTUAL PENDUKUNGSEBAYA

• Kelompok dukungan sebaya (KDS) berperan penting dalam konteks penanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi HIV (ODHA) maupun keluarganya.

• Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) melalui pendukung-pendukung sebaya benar-benar menjadi tonggak kehidupan bagi ODHA untuk saling memberi kekuatan dan semangat hidup.

• Ada ruang 'keluarga' yang dibangun dan menjadi tumpuan semangat bagi kawan-kawan untuk sedikit melupakan masalah pribadi dan saling memberikan kekuatan dengan mereka yang mempunyai permasalahan yang sama dengan mereka.

• Pendukung sebaya diharapkan bisa mentransformasikan sikap-sikap ini menjadi sebuah sikap penerimaan diri sehingga ODHA tersebut bisa tetap sehat, tetap produktif dan yang paling penting adalah dia tidak merasa sendiri.

Page 5: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

TUJUAN

• Untuk memberikan kejelasan kontekstual pada pengembangan strategi dan kegiatan pencegahan HIV pada:

• Pasangan risti oleh petugas penjangkau , dan pencegahan HIV pada

• pasangan ODHA oleh pendukung sebaya.

• Untuk memberikan informasi tentang persyaratan penting dan proses rinci untuk pengembangan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan, dengan mengingat tingkat risiko pasangan risti dan ODHA.

• SOP ini melengkapi SOP penjangkauan dan pendukung sebaya yang tersedia di komunitas.

Page 6: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

SASARAN

• Menjadi panduan bagi petugas penjangkau, pendukung sebaya dan pelaksana program lainnya yang terkait, agar seluruh mendapatkan manfaat terbaik dari pelaksanaan kegiatan pencegahan HIV bagi pasangan risti dan ODHA

• Pasangan risti adalah pasangan seksual dari populasi kunci yang secara langsung memiliki risiko penularan HIV dan membutuhkaninformasi layanan tes dan pengobatan HIV, dengan melakukankontak dengan petugas penjangkau.

• Pasangan seksual dari populasi kunci yang dimaksud di dalam SOP iniadalah:

• Pasangan perempuan dari LSL, yang berhubungan seks minimal 6 bulanterakhir dan dapat dikontak

• Pasangan tetap laki-laki dari PSP, yang berhubungan seks minimal 6 bulanterakhir dan dapat dikontak

Page 7: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

SASARAN (LANJUTAN)

• Pasangan ODHA adalah pasangan seksual ODHA yang belum mengetahuistatus HIV-nya atau HIV negative, yang secara langsung memiliki risikopenularan HIV dan membutuhkan informasi layanan tes dan pengobatanHIV, dengan melakukan kontak dengan pendukung sebaya

• Pasangan perempuan dan atau laki-laki dari ODHA, yang berhubungan seksminimal 6 bulan terakhir dan dapat dikontak

Page 8: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

DEFINISI

• Pencegahan HIV pada pasangan risti dan ODHA adalah proses tindaklanjut bagi klien yang telah dijangkau oleh petugas penjangkau terlatih atau telah didampingi oleh pendukung sebaya, untuk menindaklanjutikemungkinan paparan pasangan seksual klien.

• Proses dan pendekatan program sukarela yang dapat mendukung:• Identifikasi keberadaan pasangan, dan mendapatkan izin untuk info ke

layanan kesehatan;• Pemberitahuan keberadaan pasangan ke layanan kesehatan dengan

pengungkapan atau tanpa mengungkapkan nama (secara anonim), • Tawaran layanan di satu waktu yang telah disepakati, seperti

pendampingan pada saat tes HIV dan juga pada saat pendaftaran pengobatan ART.

Page 9: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

DEFINISI (LANJUTAN)

• Dengan persetujuan klien, pengungkapan status klien kepada pasangandapat ditawarkan melalui

• Pemberitahuan pasif (klien memberi tahu pasangan mereka sendiri) atau

• Melalui pendekatan bantuan oleh PO/PS,

• Dengan bantuan seorang pekerja kesehatan atau penyedia terlatih lainnya.

Page 10: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

PELAKSANA

• Koordinator Lapangan

• Petugas penjangkau

• Pendukung Sebaya

• Pendidik Sebaya

• Petugas Monev

Page 11: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

SKEMA PENCEGAHAN HIV PADA PASANGAN RISTI OLEH PETUGAS

PENJANGKAU

• VO/FTF

• PaketPencegahan

• Info dasar HIV

• Info layanan HIV• Konfidensialitas

• Motivasi tes

Cari & Temukan

• Menemani saat Tesdan menerimahasil

• Dukungan moril

• Rujuk tes kembalijika non-reaktif

Rujuk Tes HIV

• Info Benefit tesuntuk pasangan

• Hubungkandukunganpsikososial& kepatuhan jikasudah siap (online, pertemuan)

ManajemenKasus

Gali informasi keberadaan

pasangan dan

penilaian risiko

Info keberadaan pasangan ke

layanan atas seijin

klien (vice versa)

Dorong klien membuka status

HIV; Rujuk

pasangan tes HIV

Page 12: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

Prosedur pendukung sebaya

•Dukungan emosional penerimaan status HIV

•Dampingi bertemu sebaya (KDS)

•Dampingi saat sakit dan membutuhkanrujukan lain (TB,dll)

•Dampingi saat register dan mulai ART

• Link Akses BPJS/asuransi lainnya

Awal

•Edukasi HIV

•Edukasi Manfaat ART

•Konseling kepatuhan

•Pengingat minum obat

•Dampingi saat disclosure kepadapasangan, keluarga

Inisiasi ART •Pertemuan dengan KDS

•Dampingi kebutuhan layanan SRHR, PPIA, pencegahan lainnya

•Pesan rutin pengingat minum obat

•Pelacakan pasien risiko mangkir

Retensi

Rujuk & dampingi pasangan

untuk tes HIV, pantau apakah tes

pasangan sdh dilakukan

Gali informasi keberadaan

pasangan dan status HIV

pasangan

Info keberadaan pasangan

Odha ke pihak layanan dorong

buka status ke pasangan

SKEMA PENCEGAHAN HIV PADA PASANGAN ODHA OLEH PETUGAS

PENJANGKAU

Page 13: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

EG: FORMAT LAPORAN

Page 14: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

PEMANTAUAN

Input (Sumber Daya)

•Pedoman pencegahan hIV pada pasangan intim

•Petugas kesehatan

•PL/PE

•Pendukung Sebaya (PS)

•Materi KIE

•Sistem Pencatatan dan pelaporan

•Dukungan insentif berbasis kinerja

Process (Kegiatan)

•Penjangkauan klien dan pasangan risti

•Manajemen kasus/dukungan sebaya ODHA dan pasangannya

•Rujukan ke layanan kesehatan (KTH dan PDP)

•Pelatihan petugas penjangkau dan pendukung sebaya untuk pencegahan HIV pada pasangan intim: (motivational interviewing, konseling dasar)

Output (Hasil langsung)

•#pasangan teridentifikasi

•#pasangan yang diinfo ke yankes

•#pasangan yang dirujuk KTH

•#pasangan yang HIV+

•#pasangan yang inisiasi ART

•#pasangan yang masih ART

•#pasangan dengan VL tersupresi

Outcome (Hasil antara)

•Meningkatnya jumlah pasangan risti dan ODHA yang mengetahui status HIVnya

•Meningkatnya retensi dan kepatuhan pasangan risti dan ODHA dalam pengobatan ARV

Impact (Dampak)

•Mutu hidup Odha dan pasangannya meningkat

•Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian pada ODHA dan pasangannya

Page 15: Prosedur operasional standararc-atmajaya.org/wp-content/uploads/2019/04/Presentasi-SOP-IPT_UNFPA.pdfpenanggulangan HIV/AIDS untuk memberikan dukungan bagi orang yang terinfeksi

• Kegiatan pemantauan dapat dilakukan melalui:

• Kunjungan berkala yang dilakukan setiap tiga bulan;

• Pertemuan koordinasi dengan petugas lapangan (PL/PE atau PS) Bersama dengan layanan kesehatan;

• Pemeriksaan laporan berkala, baik laporan kegiatan narasi berikut dengandata terpilah maupun laporan keuangan;

• Pertemuan evaluasi tahunan;

• Audit keuangan tahunan.