prosedur manajemen keuangan rumah sakit

20
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah Organisasi rumah sakit merupakan organisasi yang unik dan komplek, unik karena di rumah sakit terdapat manajemen jasa perhotelan, manajemen restoran dan manajemen rumah sakit. Manajemen perhotelan untuk mengatur tata kelola kamar, manajemen restoran untuk mengatur tata boga, dan manajemen rumah sakit untuk mengatur pelayanan kesehatan yang terdiri dari pelayanan medis, penunjang medis dan administrasi. Dikatakan komplek karena terdapat permasalahan yang sangat rumit, rumah sakit sebagai organisasi padat karya dengan berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda diperlukan di rumah sakit. Rumah sakit memiliki berbagai macam fasilitas pengobatan, berbagai macam peralatan medis dan yang pasiennya adalah orang yang ber-emosi labil karena dalam kondisi sakit termasuk keluarganya. Rumah sakit di Indonesia pada awalnya dibangun oleh Pemerintah dengan tujuan untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum terutama masyarakat yang tidak mampu. Namun dalam perjalannya pembangunan rumah sakit tersebut tidak hanya oleh Pemerintah, bahkan Undang Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 21 menyatakan, rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

Upload: ishaq-jayabrata

Post on 05-Aug-2015

2.352 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

Organisasi rumah sakit merupakan organisasi yang unik dan komplek,

unik karena di rumah sakit terdapat manajemen jasa perhotelan, manajemen

restoran dan manajemen rumah sakit. Manajemen perhotelan untuk mengatur tata

kelola kamar, manajemen restoran untuk mengatur tata boga, dan manajemen

rumah sakit untuk mengatur pelayanan kesehatan yang terdiri dari pelayanan

medis, penunjang medis dan administrasi. Dikatakan komplek karena terdapat

permasalahan yang sangat rumit, rumah sakit sebagai organisasi padat karya

dengan berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda diperlukan di rumah

sakit. Rumah sakit memiliki berbagai macam fasilitas pengobatan, berbagai

macam peralatan medis dan yang pasiennya adalah orang yang ber-emosi labil

karena dalam kondisi sakit termasuk keluarganya.

Rumah sakit di Indonesia pada awalnya dibangun oleh Pemerintah dengan

tujuan untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum

terutama masyarakat yang tidak mampu. Namun dalam perjalannya pembangunan

rumah sakit tersebut tidak hanya oleh Pemerintah, bahkan Undang Undang

Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 21

menyatakan, rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit

yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

Page 2: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

2

��

RSB Pura Raharja berlokasi di jalan Pucang Adi no. 12-14 Surabaya,

telepon (031) 501 9898 (hunting), faksimili (031) 502 4591. Sejak 35 tahun yang

lalu yaitu tepatnya pada tahun 1974 pertama kali menjalankan aktivitas sebagai

Rumah Bersalin (RB), kemudian sejak tahun 1989 mulai berkembang dan

mengalami peningkatan pelayananan hingga menjadi Rumah Sakit Bersalin

(RSB). Telah memiliki perijinan dan memenuhi segala persyaratan yang berlaku

dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya: nomor 503.445/4613/0021/IP.RS /436.5.5

/V/2008 tanggal 8 April 2008.

Pertama kali pemilik dari RSB Pura Raharja adalah Dana Kesejahteraan

Pegawai Negeri (DASPERI) pusat di Jakarta, kemudian pada 24 April 1982

diserahterimakan kepada KORPRI Pusat. Pada akhirnya sejak 31 Agustus 1982

diserahterimakan kepada KORPRI Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan Surat

Keputusan Dewan Pengurus Provinsi KORPRI Jawa Timur Nomor 045 / DPPK /

JT-VI/2005 tanggal 27 Juni 2005, kepada Yayasan Bhinneka Karya KORPRI

Provinsi Jawa Timur ditunjuk sebagai pemegang mandat untuk mengelola, dan

sekaligus sebagai penanggunggungjawab atas RSB Pura Raharja. Yayasan

Bhinneka Karya KORPRI Provinsi Jawa Timur berdasarkan Surat Keputusannya

nomor 027/Y-BK/IV/2007 tanggal 30 April 2007 telah menetapkan Ketua Badan

Pengelola RSB Pura Raharja Surabaya hingga saat ini.

Dewan Pengurus Provinsi KORPRI Jawa Timur memiliki susunan

kepengurusan yang terakhir berdasarkan Keputusan Dewan Pengurus Nasional

KORPRI nomor: Kep.09/KU/DPN/II/2008 tanggal 28 Pebruari 2008.

Page 3: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

3

��

Yayasan Bhinneka Karya KORPRI Provinsi Jawa Timur terbentuk

berdasarkan akte no. 4 tanggal 13 Juli 2005 oleh Soeprayitno,SH notaris di

Surabaya. Dan memiliki susunan kepengurusan sesuai perubahan terakhir

berdasarkan Keputusan Dewan Pengurus Daerah KORPRI Provinsi Jawa Timur

nomor: Kep. 023/DPPK/JT-VII/2007 tanggal 2 Juli 2007.

Perkembangan teknologi kedokteran dan meningkatnya kompetisi di

bidang perumahsakitan menuntut agar pelayanan kesehatan dapat selalu

mengembangkan usahanya. Upaya peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit

dengan mendayagunakan sumber daya secara lebih efisien. Rumah sakit harus

mempunyai manajemen keuangan yang dapat menyajikan laporan keuangan yang

akurat, tersaji secara tepat waktu, untuk memenuhi kepentingan para pihak yang

memerlukan. Laporan keuangan tidak dapat menyediakan semua informasi yang

mungkin dibutuhkan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan rumah sakit.

Laporan keuangan hanya dapat menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian

masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

Laporan keuangan rumah sakit dibuat dengan tujuan untuk menyediakan

informasi yang menyangkut tentang kinerja keuangan, yang pada akhirnya dapat

dipergunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan.

Bentuk laporan keuangan RSB Pura Raharja yang bisa dilakukan

pencatatan sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 hanya merupakan

pencatatan pendapatan sebagai uang masuk dan pencatatan biaya sebagai uang

keluar adalah sebagai berikut.

Page 4: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

4

��

Tabel 1.1 Bentuk Laporan Keuangan RSB Pura Raharja tahun 2009 - 2010

Uraian

Tahun 2009

(Rp.)

Tahun 2010

(Rp.)

Pendapatan Rawat Inap 3.236.977.985 3.529.725.879

Pendapatan Rawat jalan 376.591.372 403.936.366

Pendapatan Farmasi 196.265.472 302.143.311

Pendapatan lainnya 152.505.243 220.230.063

TOTAL PENDAPATAN 4.030.064.892 4.388.310.799

Biaya Rawat Inap 1.715.110.495 1.548.798.835

Biaya Rawat Jalan --- 174.930.000

Beban Pokok Farmasi 519.352.105 725.736.326

Biaya Umum & Admin 1.689.390.746 2.016.966.311

Biaya Lainnya 56.642.491 92.338.669

TOTAL BIAYA 3.980.495.837 4.558.770.150

SURPLUS (DEFISIT) 49.569.056 (170.459.351)

Sumbangan/Hibah --- 2.000.000.000

Sumber: Laporan Keuangan RSB Pura Raharja

Pada Tabel 1.1 di atas hanya nampak penerimaan uang yang dicatat

sebagai pendapatan, dan pengeluaran uang yang dicatat sebagai biaya. Selisih

antara pendapatan dengan biaya dicatat sebagai surplus apabila terdapat kelebihan

dan dicatat sebagai defisit apabila terdapat kekurangan.

Data tersebut di atas sangat memberikan keterbatasan kepada pihak

manajemen ketika akan melakukan analisa kinerja keuangan organisasinya,

termasuk pihak manajemen akan kesulitan ketika akan mengambil keputusannya.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak Dewan Pengurus KORPRI Provinsi

Page 5: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

5

��

Jawa Timur diminta kepada Manajemen RSB Pura Raharja untuk

mempergunakan bentuk laporan keuangan non profit atau yang lebih dikenal

dengan sebutan laporan keuangan nirlaba. Oleh karena itu untuk perbaikan

organisasi RSB Pura Raharja dimasa yang akan datang, maka pihak Manajemen

akan mempergunakan acuan dokumen Keputusan Menteri Kesehatan

(Kepmenkes 156, 2003) tentang Pedoman Akuntansi Rumah Sakit sebagai

landasan pembuatan laporan keuangan di RSB Pura Raharja.

Menurut Kepmenkes nomor 156 (2003) tentang unsur laporan

keuangannya secara terperinci dapat disampaikan sebagai berikut.

1. Posisi keuangan atau Neraca, terdiri dari;

a. Kas dan setara kas;

b. piutang;

c. persediaan;

d. aset tetap;

e. akumulasi penyusutan;

f. aset lainnya;

g. uang muka;

h. utang usaha;

i. beban yang masih harus dibayar;

j. utang lainnya;

k. aset bersih.

2. laporan aktivitas, terdiri dari;

a. pendapatan rawat inap;

Page 6: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

6

��

b. pendapatan rawat jalan;

c. pendapatan penunjang;

d. pendapatan jasa lainnya;

e. pendapatan non operasional;

f. beban rawat inap;

g. beban rawat jalan;

h. beban penunjang;

i. beban operasional lainnya;

j. beban pokok penjualan;

k. beban umum dan administrasi;

l. beban non operasional;

m. aset bersih awal tahun;

n. koreksi awal tahun.

3. Laporan arus kas, terdiri dari:

a. Penyusutan aset tetap;

b. kenaikan kas bersih dari aktivitas operasional;

c. arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasional;

d. pengurangan atau penambahan aset bersih;

e. pengurangan atau penambahan aset lainnya;

f. arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi;

g. naik atau turun kas dan setara kas;

h. saldo kas setara kas awal periode;

i. saldo kas setara kas akhir periode.

Page 7: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

7

��

4. Rasio Keuangan, terdiri dari:

a� Imbalan investasi (return on invesment);

b. rasio kas (cash ratio);

c. rasio lancar (current ratio);

d. collection period (cp);

e. perputaran persediaan (pp);

f. perputaran total asset (tato);

g. rasio aktiva bersih terhadap total aktiva.

Dampak dari pencatatan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan

pedoman akuntansi, maka secara administrasi akan mengalami masalah sebagai

berkut.

a. Tidak bisa mengetahui posisi aktiva lancar seperti jumlah kas dan setara

kas, jumlah piutang, jumlah persediaan;

b. Tidak bisa mengetahui posisi aktiva tetap seperti aset dan inventaris;

c. Tidak bisa mengetahui posisi kewajiban seperti hutang pihak ketiga, uang

muka diterima dimuka;

d. Tidak bisa mengetahui posisi modal dan donasi lainnya;

e. Termasuk RSB Pura Raharja tidak bisa diukur kinerja keuangannya setiap

periode akuntansi;

Dengan memperhatikan latar belakang seperti disampaikan tersebut di

atas, maka masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah ketidaksesuaian

bentuk laporan keuangan di RSB Pura Raharja dibandingkan dengan (Kepmenkes

nomor 156, 2003) tentang standar pedoman akuntansi rumah sakit.

Page 8: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

8

��

1.2 Kajian Masalah

Berdasarkan masalah yang ada tersebut, maka dapat dilakukan kajian

masalah tentang penyebab dari ketidaksesuaian bentuk laporan keuangan di RSB

Pura Raharja.

Bahwa penyebab dari ketidaksesuaian bentuk laporan keuangan yang ada

di RSB Pura Raharja disebabkan oleh beberapa faktor antara lain seperti faktor

sistem akuntansi, sistem pengendalian dan pengawasan, keberadaan sumber daya

manusia, kebijakan internal organisasi dan sarana penunjang. Selanjutnya dapat

disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut.

Gambar 1.1 Kajian masalah yang diduga sebagai penyebab ketidaksesuaian

penyusunan bentuk laporan keuangan di RSB Pura Raharja

Sumber Daya Manusia

a. Jumlah Tenaga

b Pengetahuan

c. Pelatihan

d. Pengalaman Kerja

e. Motivasi

f. Komitmen

Ketidaksesuaian bentuk

laporan keuangan di RSB

Pura Raharja dibandingkan

dengan Kepmenkes nomor

156 tahun 2003 tentang

standar pedoman akuntansi

rumah sakit. Sistem Pengendalian

a. Struktur organisasi

b. Uraian Tugas

c. Supervisi

d. Evaluasi

e. Internal kontrol

f. Eksternal kontrol

Sistem Akuntansi

a. Transaksi

b. Jurnal

c. Buku Besar

d. Buku Pembantu

Sarana Penunjang

a. Rekening pasien

b. Daftar Tarif

c. Daftar Jenis

Pelayanan

d. Daftar nama

dokter

e. Komputer

f. Buku Kas

g. Buku Bank

Kebijakan Organisasi

a. SPO Keuangan

b. SPO Akuntansi

c. Uraian Tugas

Keuangan

d. Uraian Tugas

Akuntansi

Kebijakan Akuntansi

a. Pengakuan

b. Pengukuran

c. Penyajian

Jenis Pelayanan di:

a. Rawat Jalan

b. Rawat Inap

c. Farmasi

Page 9: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

9

��

Berbagai faktor penyebab ketidaksesuaian penyusunan bentuk laporan

keuangan berdasarkan standar pedoman akuntansi rumah sakit di RSB Pura

Raharja sebagai berikut.

1. Sumber Daya Manusia

a. Jumlah Tenaga Kerja

Kondisi tenaga kerja atau karyawan bagian keuangan di RSB Pura Raharja

belum tersedia yang memiliki kemampuan untuk menyusun laporan keuangan,

walaupun petugasnya sudah berjumlah 8 orang. Dari jumlah tersebut masih belum

dilakukan pembagian tugas yang jelas, tanggungjawab pekerjaan seperti apa,

wewenang untuk menyelesaikan tugas seperti apa bahkan tidak jarang sering

terjadi tumpang tindih dalam melakukan pekerjaan. Keberadaan uraian tugas dari

setiap bagian menjadi sangat penting, sehingga hal ini sebagai penyebab

ketidaksesuaian menyusun laporan keuangan di RSB Pura Raharja.

b. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar kebenaran atau fakta yang harus diketahui

dan diterapkan oleh seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya bahkan

pengetahuan yang dimiliki oleh seorang karyawan akan menjadi alat untuk

menyelesaikan pekerjaannya. Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan

dapat memecahkan masalah pekerjaan dengan lebih mudah.

Pengetahuan karyawan bagian keuangan RSB Pura Raharja untuk

membuat dokumen bentuk laporan keuangan masih terbatas. Diperlukan untuk

mengikuti seminar khususnya tentang manajemen keuangan agar pengetahuannya

Page 10: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

10

��

dapat bertambah, dan hal ini sebagai penyebab ketidaksesuaian menyusun

laporan keuangan di RSB Pura Raharja.

c. Pelatihan

Pelatihan tidak dapat dilaksanakan begitu saja tanpa melakukan analisis

terlebih dahulu tentang kebutuhan dan tujuan apa yang ingin dicapai, namun

dengan penentuan program pelatihan yang tepat bagi karyawan akan memberi

nilai bagi organisasi. Bahwa dengan tujuan dari pelatihan yaitu untuk

mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih

cepat dan lebih efektif.

Manajemen RSB Pura Raharja belum pernah mengadakan pelatihan

kepada karyawan khususnya bagian keuangan dan diantara karyawan sendiripun

banyak yang belum pernah mengikuti pelatihan tentang membuat laporan

keuangan. Sehingga hal ini sebagai penyebab ketidaksesuaian menyusun laporan

keuangan di RSB Pura Raharja.

d. Pengalaman Kerja

Seseorang dapat dikatakan telah berpengalaman apabila telah melakukan

suatu kegiatan dengan hasil yang sesuai standar. Begitu juga dengan suatu

pekerjaan di bagian keuangan rumah sakit untuk menghasilkan bentuk laporan

keuangan sangat dibutuhkan karyawan yang memiliki pengalaman kerja dalam

membuat dokumen laporan keuangan. Karena dengan pengalaman kerja membuat

bentuk laporan keuangan yang standar akan menghasilkan perhitungan yang

akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Page 11: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

11

��

Karyawan bagian keuangan RSB Pura Raharja sudah memiliki

pengalaman kerja sebelumnya, akan tetapi belum cukup mempunyai pengalaman

dalam membuat bentuk laporan keuangan. Sehingga hal ini sebagai penyebab

ketidaksesuaian menyusun laporan keuangan di RSB Pura Raharja.

e. Motivasi

Motivasi kerja merupakan dorongan yang tumbuh dari diri seseorang, baik

yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan

semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan yang

dimilikinya. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang berpengaruh terhadap

besar kecilnya prestasi yang diraih.

Keberadaan karyawan bagian keuangan di RSB Pura Raharja di dalam

menjalankan tugasnya membuat laporan keuangan belum memiliki semangat

kerja dari dalam dirinya. Sehingga hal ini yang mungkin diduga sebagai penyebab

ketidaksesuaian menyusun laporan keuangan di RSB Pura Raharja.

f. Komitmen

Komitmen merupakan sikap karyawan untuk tetap bekerja di dalam

organisasi dan terlibat dalam upaya mencapai visi, misi, nilai dan tujuan

organisasi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa komitmen merupakan suatu bentuk

loyalitas yang lebih konkret yang dapat dilihat dari sejauh mana karyawan

mencurahkan perhatian, gagasan, dan tanggung jawab dalam upaya mencapai

tujuan organisasi (Meyer & Allen, 1997).

Karyawan apabila memiliki komitmen akan memberikan yang terbaik

untuk pekerjaannya. Komitmen karyawan meliputi sikap, dan kesediaan untuk

Page 12: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

12

��

mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi. Karyawan

yang menunjukkan komitmen kuat juga memiliki keinginan untuk memberikan

tenaga dan tanggungjawab yang lebih dalam menyelesaikan tugas dan

pekerjaannya.

Komitmen karyawan di RSB Pura Raharja khususnya dibagian keuangan

belum menunjukkan komitmennya, dalam menjalankan manajemen keuangan

dimana terbukti bahwa RSB Pura Raharja belum memiliki dokumen laporan

keuangan. Sehingga hal ini sebagai penyebab ketidaksesuaian menyusun laporan

keuangan di RSB Pura Raharja.

2. Kebijakan Organisasi

a. Standar Prosedur Operasional (SPO) Keuangan

SPO keuangan yang merupakan panduan atau instruksi yang mengatur

tentang tata kelola tentang aliran uang sejak dari penerimaan, pengelolaan sampai

pencatatannya di laporan keuangan sangat penting untuk menjaga likuiditas

keuangan perusahaan.

Di bagian keuangan RSB Pura Raharja belum mempunyai SPO keuangan,

hanya karyawan bagian keuangan tersebut menjalankan tugasnya berdasarkan

jobdescription yang ada, dan setiap harinya transaksi keuangan di bagian

keuangan berjalan tanpa panduan yang pasti. Sehingga hal ini sebagai penyebab

ketidaksesuaian menyusun laporan keuangan di RSB Pura Raharja.

b. Standar Prosedur Operasional (SPO) akuntansi

SPO akuntansi merupakan panduan dalam melakukan pencatatan semua

transaksi keuangan yang dikumpulkan dari bagian keuangan dan kemudian akan

Page 13: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

13

��

dicatat pada laporan keuangan. Di bagian keuangan RSB Pura Raharja belum

mempunyai SPO akuntansi yang merupakan ketentuan pelaksanaan pencatatan

transaksi akuntansi, dan karyawan di bagian akuntansi atau pembukuan hanya

menjalankan tugasnya berdasarkan jobdescription yang ada. Sehingga hal ini

sebagai penyebab ketidaksesuaian menyusun laporan keuangan di RSB Pura

Raharja.

c. Uraian Tugas Keuangan

Merupakan serangkaian kegiatan yang harus dijalankan petugas keuangan,

yang terdiri dari tugas pokok, wewenang, tanggungjawab serta tugas rutinnya

yang kesemuanya harus dipertanggungjawabkan kepada atasannya.

Untuk karyawan bagian keuangan di RSB Pura Raharja mengenai uraian

tugasnya sudah ada, namun perlu dilakukan evaluasi untuk menyesuaikan dengan

kebutuhan yang ada saat ini. Sehingga hal ini sebagai penyebab ketidaksesuaian

menyusun laporan keuangan di RSB Pura Raharja.

d. Uraian Tugas Akuntansi

Merupakan serangkaian kegiatan yang harus dijalankan bagian akuntansi,

yang terdiri dari tugas pokok, wewenang, tanggungjawab serta tugas rutinnya

yang kesemuanya harus dipertanggungjawabkan kepada atasannya.

Untuk karyawan bagian akuntansi di RSB Pura Raharja mengenai uraian

tugasnya sudah ada, namun perlu dilakukan evaluasi untuk menyesuaikan dengan

kebutuhan yang ada saat ini. Sehingga hal ini sebagai penyebab ketidaksesuaian

menyusun laporan keuangan di RSB Pura Raharja.

Page 14: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

14

��

3. Sistem Akuntansi

Menurut Yusup (2009) berpendapat bahwa sistem akuntansi terdiri atas

beberapa dokumen bukti transaksi, beberapa alat pencatatan, beberapa laporan,

dan beberapa prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencatat semua

tarnsaksi serta melaporkan semua hasilnya. Sedangkan operasional sistem

akuntansi terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) Harus mengenal semua dokumen

bukti transaksi yang digunakan di perusahaan baik mengenai banyaknya maupun

jumlah rupiahnya. (2) Harus mengelompokkan dan mencatat data yang tercantum

dalam dokumen bukti transaksi ke dalam catatan akuntansi. (3) Harus meringkas

informasi yang tercantum di dalam catatan akuntansi menjadi laporan untuk

manajemen dan pihak lain yang berkepentingan.

Menurut Mulyadi (2010), unsur sistem akuntansi adalah formulir, catatan

jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan.

4. Dokumen Penunjang

a. Rekening Pasien

Setiap pasien atau keluarganya apakah pasien baru atau lama yang akan

melakukan pemeriksaan selalu diawali dengan pengisian data pasien yang disebut

Rekening pasien, dimana rekening pasien tersebut diberikan oleh petugas

customer service dan harus diisi sendiri oleh pasien atau keluarganya. Akan tetapi

sering rekening pasien tersebut tidak terdistribusi ke bagian keuangan. Sehingga

hal ini sebagai penyebab ketidaksesuaian menyusun laporan keuangan di RSB

Pura Raharja.

Page 15: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

15

��

b. Daftar Tarif

Daftar semua tarif jasa pelayanan di rumah sakit yang dikemas berbentuk

seperti buku sangat berpengaruh terhadap pendapatan operasional rumah sakit,

buku daftar tarif tersebut idealnya diletakkan di semua tempat para petugas yang

berhubungan dengan pelayanan. Sehingga akan memudahkan bagi petugas

tersebut untuk mencatatkan ke rekening pasien atas semua biaya pasiennya.

Namun kenyataannya buku daftar tarif pelayanan tersebut belum merata

berada di tempat para petugas, sehingga hal ini sebagai penyebab ketidaksesuaian

menyusun laporan keuangan di RSB Pura Raharja.

c. Daftar Jenis Pelayanan

Keberadaan dari daftar jenis pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit

merupakan sarana pendukung yang sangat penting, salah satunya adalah dapat

mempercepat proses administrasi keuangan. Buku daftar jenis pelayanan tersebut

idealnya diletakkan di semua tempat para petugas yang berhubungan dengan

setiap jenis pelayanan. Sehingga akan memudahkan bagi petugas tersebut untuk

mencatatkan ke rekening pasien atas jenis pelayanan yang sudah diberikan.

Namun kenyataannya buku daftar jenis pelayanan tersebut belum merata

berada di tempat para petugas termasuk di bagian keuangan sendiri belum

mempunyai buku jenis pelayanan yang lengkap. Sehingga hal ini sebagai

penyebab ketidaksesuaian menyusun laporan keuangan di RSB Pura Raharja.

d. Daftar Dokter

Dokter yang menjalankan profesinya di RSB Pura Raharja harus namanya

dicatat atau di register serta memenuhi ketentuan yaitu memiliki surat ijin praktek,

Page 16: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

16

��

sehingga dengan demikian boleh memberikan pelayanan medis dan akan dicatat

dalam daftar dokter praktek atau dokter jaga.

Akan tetapi keberadaan daftar dokter praktek maupun dokter jaga hanya

diketahui oleh petugas customer service, sedangkan bagian keuangan dan petugas

lainnya di lingkungan RSB Pura Raharja belum banyak yang mengetahui siapa

nama dokter yang memberikan pelayanan kepada pasiennya. Sehingga hal ini

sebagai penyebab ketidaksesuaian menyusun laporan keuangan di RSB Pura

Raharja.

e. Komputerisasi

Komputerisasi adalah suatu kegiatan aktivitas kerja yang pencatatannya

dilakukan dengan mempergunakan peralatan komputer yang saling berhubungan

antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, dengan demikian manfaat

yang dapat diperoleh apabila suatu pekerjaan dilakukan dengan menggunakan

komputer adalah kecepatan kerja dan akurasi hasil kerja.

Manajemen RSB Pura Raharja masih belum mempergunakan sarana

penunjang komputer di setiap bagian yang terutama berhubungan dengan

keuangan. Mengingat pentingnya sarana komputer, maka hal ini sebagai penyebab

ketidaksesuaian menyusun laporan keuangan di RSB Pura Raharja.

f. Buku Kas

Buku kas merupakan pencatatan atas semua transaksi keuangan yang

bersaldo di kas perusahaan baik penerimaan yang disebut dengan buku kas masuk

maupun pengeluaran yang disebut dengan buku kas keluar.

Page 17: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

17

��

Bagian keuangan di RSB Pura Raharja sudah mempunyai buku kas

tersebut namun perlu dilakukan penyempurnaan bentuk lembarannya dan tata cara

pencatatannya. Sehingga hal ini sebagai penyebab ketidaksesuaian menyusun

laporan keuangan di RSB Pura Raharja.

g. Buku Bank

Buku bank merupakan pencatatan atas semua transaksi keuangan yang

bersaldo di bank baik berupa setoran yang disebut dengan buku bank masuk

maupun penarikan yang disebut dengan buku bank keluar .

Bagian keuangan di RSB Pura Raharja sudah mempunyai catatan buku

bank ini namun belum melakukan rekonsiliasi secara rutin setiap hari untuk

mengetahui mutasi transaksi dan saldo banknya. Sehingga hal ini sebagai

penyebab ketidaksesuaian menyusun laporan keuangan di RSB Pura Raharja.

5. Sistem Pengendalian

Pengendalian merupakan suatu proses memantau kegiatan untuk menjamin

bahwa kegiatan tersebut dapat dilaksanakan seperti rencana dan dilakukan koreksi

apabila terjadi penyimpangan. Begitu pula dengan pengawasan atau supervisi di

suatu organisasi sangat diperlukan dalam rangka untuk pembinaan organisasi

tersebut. Sedangkan evaluasi di dalam manajemen dapat diartikan sebagai

penilaian atau pengendalian atau controlling atas suatu keberhasilan dalam

mencapai tujuan organisasi.

Pengendalian manajemen keuangan dapat dilakukan oleh atasan langsung

di bagian keuangan, di organisasi tersebut dan jika diperlukan dapat

mempergunakan pihak eksternal yaitu jasa profesional akuntan publik.

Page 18: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

18

��

Di RSB Pura Raharja masalah pengendalian dan pengawasan di bidang

keuangan belum berjalan dengan baik terutama karena belum ada atasan

langsungnya, evaluasi dari atasannya juga belum dilakukan. Sehingga hal ini

sebagai penyebab ketidaksesuaian menyusun laporan keuangan di RSB Pura

Raharja.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan tinjauan masalah tentang ketidaksesuaian bentuk laporan

keuangan di RSB Pura Raharja, penelitian ini difokuskan pada (1) transaksi

pendapatan dan jenisnya (2) transaksi penerimaan kas (3) pengendalian internal

(4) sistem akuntansi keuangan dan termasuk kebijakan akuntansi pendapatan.

Dengan melakukan analisis faktor yang mempengaruhinya diharapkan

dapat memberikan rekomendasi bentuk sistem dan prosedur akuntansi pendapatan

di RSB Pura Raharja.

1.4 Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut di atas maka ditentukan rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana unsur laporan keuangan di RSB Pura Raharja?

2. Bagaimana kode rekening perkiraan di RSB Pura Raharja?

3. Bagaimana sistem pengendalian internal yang meliputi struktur organisasi

dan uraian tugas di bagian keuangan RSB Pura Raharja?

4. Bagaimana transaksi pendapatan di RSB Pura Raharja?

5. Bagaimana transaksi penerimaan kas di RSB Pura Raharja?

6. Bagaimana kebijakan akuntansi pendapatan di RSB Pura Raharja?

Page 19: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

19

��

7. Bagaimana rekomendasi rancangan sistem dan prosedur pendapatan di RSB

Pura Raharja?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yang

dapat disampaikan sebagai berikut.

1.5.1 Tujuan umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah:

Memberikan rekomendasi rancangan sistem dan prosedur akuntansi

pendapatan sesuai pedoman akuntansi rumah sakit dari Kepmenkes nomor 156

(2003) di RSB Pura Raharja Surabaya.

1.5.2 Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Identifikasi unsur laporan keuangan di RSB Pura Raharja;

2. Menyusun dan menganalisis akun atau kode rekening perkiraan di RSB Pura

Raharja;

3. Menyusun dan menganalisis sistem pengendalian internal di RSB Pura

Raharja;

4. Identifikasi dan menyusun transaksi pendapatan di RSB Pura Raharja;

5. Menyusun dan menganalisis transaksi penerimaan kas di RSB Pura Raharja;

6. Menyusun dan menganalisis kebijakan akuntansi pendapatan di RSB Pura

Raharja;

7. Menyusun rekomendasi rancangan sistem dan prosedur pendapatan di RSB

Pura Raharja.

Page 20: prosedur manajemen keuangan rumah sakit

20

��

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Bagi peneliti

1. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun alur dokumen

transaksi keuangan mulai dari bagian front office sampai ke bagian keuangan;

2. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan proses

identifikasi, penyusunan, dan analisis yang berkaitan dengan transaksi

pendapatan yang meliputi rawat jalan, rawat inap dan farmasi;

3. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan rekomendasi

rancangan sistim dan prosedur keuangan pada unit rawat jalan, rawat inap,

dan farmasi dengan bentuk pembayaran tunai maupun kredit;

1.6.2 Bagi rumah sakit

RSB Pura Raharja mempunyai dokumen sistem dan prosedur keuangan

yang dapat dijadikan sebagai standar prosedur operasional (SPO) yang selanjutnya

dokumen tersebut dapat dijadikan sebagai acuan didalam menyusun bentuk

laporan keuangan mengacu pada pedoman akuntansi rumah sakit dari Kepmenkes

nomor 156 (2003).

1.6.3 Bagi institusi pendidikan

Institusi pendidikan maupun para pembaca hasil penelitian ini dapat

dijadikan masukan bagaimana proses yang harus dilakukan dalam menyusun

sistem dan prosedur keuangan rumah sakit mengacu pada pedoman akuntansi

rumah sakit dari Kepmenkes nomor 156 (2003).