penilaian standar pelayanan rumah sakit melalui kepatuhan prosedur kerja di rumah sakit gigi dan...

39
PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER RINGKASAN Peningkatan standar pelayanan kesehatan dari RSGM FKG Universitas Jember dibutuhkan agar RSGM memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku. Penelitian tentang penilaian standar pelayanan rumah sakit melalui kepatuhan prosedur kerja dilakukan di RSGM FKG Universitas Jember untuk mengetahui standar pelayanan rumah sakit yang diukur dari kepatuhan prosedur kerja yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat profesi FKG Universitas Jember dalam melakukan perawatan pulpektomi pada Laboratorium Konservasi Gigi, perawatan ekstraksi gigi pada Laboratorium Bedah Mulut, perawatan pembersihan karang gigi (scalling) pada Laboratorium Periodonsia dan perawatan ulkus traumatikus pada Laboratorium Oral Medicine (OM). Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan dilakukan pada bulan Mei-Juni 2006. Sampel penelitian sebanyak 65 orang dan diinstruksikan untuk mengisi kuesioner, kemudian dilakukan observasi pada 14 orang dari keseluruhan sampel penelitian. Sampel sebanyak 60 orang (92,3 %) mematuhi standar pelayanan yang berlaku, sedangkan lima sampel (7,7 %) tidak mematuhi standar pelayanan yang berlaku. Standar pelayanan yang dilakukan

Upload: devi-triya

Post on 09-Aug-2015

257 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS

KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER

RINGKASAN

Peningkatan standar pelayanan kesehatan dari RSGM FKG Universitas Jember

dibutuhkan agar RSGM memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standar

pelayanan yang berlaku. Penelitian tentang penilaian standar pelayanan rumah sakit melalui

kepatuhan prosedur kerja dilakukan di RSGM FKG Universitas Jember untuk mengetahui

standar pelayanan rumah sakit yang diukur dari kepatuhan prosedur kerja yang dilakukan oleh

mahasiswa tingkat profesi FKG Universitas Jember dalam melakukan perawatan pulpektomi

pada Laboratorium Konservasi Gigi, perawatan ekstraksi gigi pada Laboratorium Bedah Mulut,

perawatan pembersihan karang gigi (scalling) pada Laboratorium Periodonsia dan perawatan

ulkus traumatikus pada Laboratorium Oral Medicine (OM).

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross

sectional dan dilakukan pada bulan Mei-Juni 2006. Sampel penelitian sebanyak 65 orang dan

diinstruksikan untuk mengisi kuesioner, kemudian dilakukan observasi pada 14 orang dari

keseluruhan sampel penelitian.

Sampel sebanyak 60 orang (92,3 %) mematuhi standar pelayanan yang berlaku,

sedangkan lima sampel (7,7 %) tidak mematuhi standar pelayanan yang berlaku. Standar

pelayanan yang dilakukan mahasiswa tingkat profesi FKG UNEJ melalui kepatuhan prosedur

kerja di RSGM FKG Universitas Jember adalah baik dan sesuai dengan standar pelayanan yang

berlaku, yang dapat diketahui dari sebanyak 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur kerja,

sedangkan lima sampel (7,7%) tidak mematuhi prosedur kerja. Kepatuhan terhadap prosedur

kerja tidak dipengaruhi oleh nilai IPK, pengetahuan, angkatan, sarana dan prasarana yang

dimiliki RSGM.

PRAKATA

Page 2: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik,

dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Penilaian Standar

Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja di Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember taufik, dan hidayah-Nya, dapat terselesaikan

dengan baik. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Jember (FKG UNEJ).

Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. drg. Hj. Herniyati, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.

2. drg. Arief Setiyoargo, M.Kes, MMR dan drg. Kiswaluyo, M.Kes selaku dosen

pembimbing utama dan dosen pembimbing anggota yang telah banyak meluangkan

waktu dan pikiran dalam memberi bimbingan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

3. drg. Ekiyantini Widyawati selaku sekretaris penguji yang telah membantu dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. drg. Abdul Rochim, M.Kes.MMR, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

memberi semangat.

5. Ayahanda dan Ibunda beserta seluruh keluarga besar yang telah memberi doa dan

dukungan hingga terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Kakak-kakakku, Zaenal Abidin dan Diah Ary Puspitarini, S.Si yang selalu memberikan

dukungan, semangat dan nasehat saat sedih maupun senang.

7. Adikku, Dinar Ary Kartikasari yang selalu mendukungku setiap saat.

8. Keponakanku tersayang, Robert Qolby Satria Ramadhani yang selalu menghadirkan

keceriaan dalam hidupku.

9. Andrias Risza Tristya, kita tidak akan pernah bisa hidup sendiri tanpa orang lain, kita

akan selalu membutuhkan orang lain, yang berada di samping kita saat senang, sedih,

marah, takut dan menangis, kita akan selalu berjuang bersama.

10. Teman seperjuanganku, Adita Fajarningrum (simba) yang telah berjuang bersamaku dan

selalu saling memberi semangat.

Page 3: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

11. Sahabat-sahabatku: Paw2, Lia, Endi, Mami, Simba, Henny, Fara, Numie, Indah, Ismy,

Mas Rendra dan teman-teman angkatan 2002 yang selalu menemaniku dan memberi

dukungan untuk terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

12. Teman-teman kos Belitung I/11A: Endi, Indah, Rina, Ricca, Mbak Sasi dan Rini yang

selalu menghadirkan keceriaan dan memberikan dorongan untuk terselesainya Karya

Tulis Ilmiah ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diselesaikan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Oleh karena itu, Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan yang perlu terus

disempurnakan. Seperti kata pepatah Tiada Gading Yang Tak Retak. Saran dan kritik yang

bersifat membangun selalu terbuka demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata, semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jember, Januari 2008 Penulis

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Sehat adalah keadaan sejahtera, baik dari segi badan, mental spiritual (dirinya sendiri)

maupun segi sosial budaya (lingkungannya). Sehat merupakan kehendak semua pihak, tidak

hanya oleh perorangan, tetapi oleh keluarga, kelompok dan masyarakat. Keadaan sehat

membutuhkan banyak hal, salah satu diantaranya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan

(Azwar, 1996).

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-

sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan perseorangan,

keluarga, kelompok ataupun masyarakat (Leevey dan Loomba, 1973 dalam Azwar,1996).

Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan ada dua, yaitu pelayanan kedokteran dan pelayanan

Page 4: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan

kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri

(solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi (institution). Tujuan utamanya

untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan serta sasaran utamanya untuk

perseorangan dan keluarga. Pelayanan kesehatan masyarakat ditandai dengan cara

pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam suatu organisasi, tujuan utamanya

adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, sasaran utamanya

untuk kelompok dan masyarakat (Hodgetts dan Cascio, 1983 dalam Azwar, 1996).

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan

yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan

masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan No. 228/2002).

Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember (RSGM FKG

Universitas Jember) merupakan rumah sakit khusus, karena hanya memberikan satu jenis

pelayanan kesehatan yaitu kesehatan gigi dan mulut. RSGM FKG Universitas Jember

mengharapkan agar tuntutan masyarakat terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat

terpenuhi, maka rumah sakit merupakan sarana pelayanan yang paling dibutuhkan, karena

memberikan pelayanan secara optimal dari tingkat dasar hingga paling canggih. Kesehatan gigi

dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kesehatan lainnya, sangat

membutuhkan sarana pelayanan kesehatan yang komprehensif dan multifungsional berupa

rumah sakit gigi dan mulut sebagai pusat rujukan bagi pelayanan kesehatan gigi, lahan

pendidikan dan penelitian. Peningkatan standar pelayanan kesehatan dari RSGM FKG

Universitas Jember dibutuhkan agar RSGM dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat

dengan mutu pelayanan yang memenuhi standar pelayanan yang berlaku (Depkes RI, 2003).

Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil

yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan

pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap

dari pelaksanaan program (The International Clearing House on Adolescent Fertility Control for

Population Options dalam Azwar, 1996).

Page 5: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

Penilaian tentang standar pelayanan rumah sakit melalui kepatuhan prosedur kerja di

RSGM FKG Universitas Jember merupakan salah satu upaya evaluasi hasil karya tenaga kerja

dengan membandingkan terhadap standar. Penilaian prestasi harus melibatkan seluruh jajaran

organisasi, penilaian harus mengetahui benar aspek yang berkaitan dengan tugas, tanggung

jawab tenaga kerja dan mengetahui kriteria yang akan dinilai, terlebih dahulu harus ditetapkan

instrumen penilaian prestasi kerja (Darmanto, 1997).

RSGM FKG Universitas Jember merupakan salah satu rumah sakit pendidikan dengan

rata-rata kunjungan per hari 118 orang dan jumlah total kunjungan dalam 1 tahun adalah 25.759

orang. Jumlah tersebut sudah melebihi standar minimal rata-rata kunjungan yang telah

ditetapkan. Dewi Irin (2005), menyatakan bahwa 85,7% responden menyatakan puas dengan

pelayanan yang diberikan RSGM FKG Universitas Jember. Iin Rahmawati (2006) menyatakan

bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut di RSGM belum baik, karena hanya 41,8%

responden yang menjawab baik. Dengan jumlah pasien setiap tahun yang terus meningkat,

penulis ingin mengetahui apakah pelayanan yang diberikan kepada pasien sudah mematuhi

standar pelayanan yang berlaku.

Penelitian tentang penilaian standar pelayanan rumah sakit melalui kepatuhan prosedur

kerja dilakukan di RSGM FKG Universitas Jember untuk mengetahui standar pelayanan rumah

sakit yang diukur dari kepatuhan prosedur kerja yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat profesi

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.

1.2  Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah bagaimana standar pelayanan RSGM yang diukur melalui

kepatuhan prosedur kerja yang diterapkan oleh RSGM FKG Universitas Jember.

1.3  Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui standar pelayanan rumah sakit yang dilakukan

mahasiswa tingkat profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember yang melaksanakan

praktikum klinik melalui kepatuhan prosedur kerja di RSGM FKG Universitas Jember.

Page 6: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

1.4  Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah:

1.      Meningkatkan standar pelayanan RSGM FKG Universitas Jember

2.      Memberikan masukan dan evaluasi pada pihak RSGM FKG Universitas Jember untuk

meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik di masa datang.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis profesional yang terorganisir serta

sarana kedokteran yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang

berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (American

Hospital Association; 1974 dalam Azwar, 1996).

Wolper dan Pena (dalam Azwar, 1996) menyatakan bahwa rumah sakit adalah tempat

dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana

pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan

lainnya diselenggarakan. Association of Hospital Care (dalam Azwar, 1996) menjelaskan bahwa

rumah sakit adalah suatu pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan dan

penelitian kedokteran diselenggarakan.

2.1.2 Fungsi Rumah Sakit

Fungsi rumah sakit berdasarkan sistem kesehatan nasional dalam Djojodibroto (1997)

adalah:

1.      memberikan pelayanan rujukan medik spesialistik dan subspesialis

2.      menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan

pemulihan pasien

Page 7: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

3.      sarana pendidikan dan pelatihan di bidang kedokteran dan kedokteran gigi jenjang diploma,

dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis konsultan, magister, doktor dan

pendidikan berkelanjutan bidang kedokteran.

2.1.3 Karakteristik Rumah Sakit

Djojodibroto (1997) menyatakan bahwa organisasi rumah sakit mempunyai sejumlah sifat atau karakteristik yang tidak dipunyai organisasi lainnya, antara lain:

1.      sebagian besar tenaga kerja rumah sakit adalah tenaga profesional

2.      wewenang kepala rumah sakit berbeda dengan wewenang pimpinan perusahaan

3.      tugas-tugas kelompok profesional lebih banyak dibandingkan tugas kelompok manajerial

4.      beban kerjanya tidak bisa diatur

5.      jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan di unit kerja beragam

6.      hampir semua kegiatannya bersifat penting

7.      pelayanan rumah sakit sifatnya sangat individualistik. Setiap pasien harus dipandang sebagai

individu yang utuh, aspek fisik, aspek mental, aspek sosiokultur dan aspek spiritual harus

mendapat perhatian penuh

8.      pelayanan bersifat pribadi, cepat dan tepat

9.      pelayanan berjalan terus menerus selama 24 jam dalam sehari.

2.1.4 Macam Rumah Sakit

Djojodibroto (1997) membagi rumah sakit menjadi beberapa macam, yaitu menurut:

1.      Pemilik

Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit pemerintah (goverment

hospital) dan rumah sakit swasta (privat hospital).

2.      Filosofi yang dianut

Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit yang tidak mencari keuntungan

(non-profit hospital) dan rumah sakit yang mencari keuntungan (profit hospital).

3.      Jenis pelayanan yang diselenggarakan.

Page 8: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit umum (general hospital) yang

menyelenggarakan semua jenis pelayanan kesehatan dan rumah sakit khusus (specially hospital).

4.      Lokasi rumah sakit

Rumah sakit dibedakan atas beberapa macam, tergantung dari pembagian sistem pemerintah

yang dianut, misalnya rumah sakit pusat jika lokasinya di ibukota negara, rumah sakit propinsi

jika lokasinya di ibukota propinsi dan rumah sakit kabupaten jika lokasinya di ibukota

kabupaten.

Azwar(1996) menyatakan bahwa rumah sakit di Indonesia jika ditinjau dari kemampuan

yang dimiliki dibedakan menjadi lima macam, yaitu:

1.      Rumah sakit kelas A

Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran

spesialis dan subspesialis secara luas. Rumah sakit kelas A ditetapkan sebagai tempat pelayanan

rumah sakit rujukan tertinggi (top referral hospital) atau rumah sakit pusat.

2.      Rumah sakit kelas B

Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran

spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah sakit kelas B didirikan di setiap ibukoata propinsi

(propincial hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah

sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit kelas B.

3.      Rumah sakit kelas C

Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran

spesialis terbatas, yaitu pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak

dan pelayanan kebidanan dan kandungan. Rumah sakit kelas C akan didirikan di setiap ibukota

kabupaten (regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.

4.      Rumah sakit kelas D

Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit ynag bersifat transisi karena pada satu saat akan

ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Kemampuan rumah sakit kelas D hanya memberikan

pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi. Rumah sakit kelas D juga menampung

pelayanan rujukan yang berasal dari puskemas.

5.      Rumah sakit kelas E

Page 9: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit khusus (spesial hospital) yang menyelenggarakan satu

macam pelayanan kedokteran saja, misalnya rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit

kanker, rumah sakit jantung, rumah sakit ibu dan anak, rumah sakit gigi dan mulut dan lain

sebagainya.

2.2 Rumah Sakit Gigi Dan Mulut

2.2.1 Pengertian Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Rumah sakit gigi dan mulut adalah rumah sakit khusus yang memyelenggarakan

pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dan merupakan sarana pendidikan dan penelitian tenaga

kesehatan gigi tingkat (D1, D3 dan S1), pendidikan (dokter gigi dan dokter spesialis) serta

pendidikan magister dan doktoral, S2, spesialis dan S3 (Departemen Kesehatan RI, 2003).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 1173 tahun 2004 tentang rumah

sakit gigi dan mulut menyatakan bahwa Rumah Sakit Gigi dan Mulut (selanjutnya disingkat

RSGM) adalah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi

dan mulut perorangan untuk pelayanan pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui pelayanan rawat

jalan, gawat darurat dan pelayanan tindakan medis.

RSGM terbagi atas beberapa bagian, yaitu :

1.      Laboratorium Periodonsia

2.      Laboratorium Oral Medicine (OM)

3.      Laboratorium Bedah Mulut

4.      Laboratorium Prostodonsia

5.      Laboratorium Ortodonsia

6.      Laboratorium Konservasi

7.      Laboratorium Pedodonsia

8.      Laboratorium Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat

2.2.2 Fungsi dan Tujuan RSGM

Fungsi RSGM adalah:

1.      Pelayanan atau pengabdian kepada masyarakat meliputi;

Page 10: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

a.       sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut primer, sekunder, dan tersier, penunjang, rujukan dan

gawat darurat kesehatan gigi dan mulut.

b.      wadah pengembangan konsep pelayanan kedokteran gigi.

c.       pusat unggulan pelayanan kedokteran gigi.

2.      Pendidikan

sarana pendidikan dan pelatihan di bidang kedokteran gigi jenjang diploma, dokter gigi, dokter

gigi spesialis, dokter gigi spesialis konsultan, magister, doktor dan pendidikan berkelanjutan

bidang kedokteran gigi.

3.      Penelitian

a.       pusat penelitian, pengkajian, dan pengembangan ilmu kedokteran gigi,

b.      pusat penerapan obat, bahan dan kedokteran gigi

(Depkes RI, 2003).

RSGM berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan nomer 1173 tahun 2004,

menurut fungsinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu RSGM Pendidikan dan RSGM non

Pendidikan. RSGM Pendidikan adalah RSGM yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi

dan mulut, yang juga digunakan sebagai sarana proses pembelajaran, pendidikan dan penelitian

bagi profesi tenaga kesehatan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya dan terikat melalui

kerjasama dengan fakultas kedokteran gigi.

Tujuan umum RSGM adalah meningkatkan mutu pendidikan, penelitian dan pelayanan

kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas, profesional, modern dan sesuai dengan tuntutan

masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi.

Tujuan khusus RSGM, yaitu:

a.       tersedianya sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi masayarakat secara optimal,

meliputi :

1)      pelayanan medik gigi primer, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan wewenang dokter gigi

umum.

2)      pelayanan medik gigi sekunder, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan wewenang dokter

gigi spesialis.

3)      pelayanan medik gigi tersier, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan wewenang dokter gigi

subspesialis/dokter gigi spesialis konsultan.

b.      tersedianya sarana pendidikan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan gigi lainnya.

Page 11: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

c.       tersedianya pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya

pada kedokteran gigi.

d.      tersedianya unit pelayanan sebagai sarana rujukan bagi unit yang lebih rendah.

e.       tersedianya unit penunjang program kegiatan medik kedokteran umum (rujukan secara

pelayanan kesehatan lain setingkat/horizontal), kegiatan pelayanan kesehatan terintegrasi,

pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan penelitian.

Kriteria yang harus dipenuhi oleh RSGM Pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah

Menteri Kesehatan No.1173 tahun 2004 adalah:

1.      kebutuhan akan proses pendidikan,

2.      fasilitas dan peralatan fisik untuk pendidikan,

3.      aspek manajemen umum dan mutu pelayanan rumah sakit,

4.      aspek keuangan dan sumber dana,

5.      memiliki kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Kolegium Kedokteran

Gigi.

2.2.3 Sasaran RSGM

Sasaran RSGM adalah tercapainya mutu pelayanan kesehatan gigi yang dapat memberi

perlindungan kepada masyarakat melalui pelayanan kesehatan gigi, pendidikan dan penelitian

(Depkes RI, 2003).

2.2.4 Sarana Peralatan RSGM

RSGM harus memenuhi persyaratan bangunan, sarana dan prasarana serta peralatan

sesuai dengan kebutuhan. Persyaratan yang dimaksud adalah :

1.      lokasi atau letak bangunan dan prasarana harus sesuai dengan rencana umum tata ruang

2.      bangunan dan prasarana harus memenuhi persyaratan keamanan, keselamatan kerja dan analisis

dampak lingkungan RS dan sarana kesehatan lain

3.      peralatan harus memenuhi persyaratan kalibrasi, standar kebutuhan pelayanan, keamanan,

keselamatan dan kesehatan kerja.

Ketentuan persyaratan minimal peralatan RSGM berdasarkan Peraturan Pemerintah

Menteri Kesehatan nomer 1173 tahun 2004, meliputi:

a.       jumlah dental unit 50

Page 12: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

b.      jumlah dental chair 50 unit

c.       jumlah tempat tidur 3 buah

d.      peralatan medik, meliputi :

1)      1 unit intra oral camera

2)      1 unit dental X-ray

3)      1 unit panoramic X-ray

4)      1 unit Cephalometri X-ray

5)      1 unit autoclave /7 unit sterilizator

6)      1 camera

7)      1 digital intra oral.

RSGM dapat memiliki peralatan medik khusus lainnya, meliputi :

1.      1 unit laser

2.      1 radiografi (Radio Visio Graphi).

Perbandingan standar peralatan RSGM yang disusun oleh Direktorat Pelayanan Medis

Gigi Departemen Kesehatan RI tahun 2003 dengan yang dimiliki oleh RSGM FKG UNEJ, yaitu:

Tabel 1.

Perbandingan Standar Peralatan RSGM

NO

Peralatan Standar DepkesKeadaan di RSGM FKG UNEJJumlah Saat ini

BaikRusakRingan Berat

1.

2

3.

4.

Jumlah dental unitJumlah dental chairJumlah tempat tidurPeralatan medik lainnya

50 unit

50 unit

3 unit

1 unit laser1 unit intra oral cameraI unit dental foto1unit cephalometri X- ray7 unit sterilisator1 camera1 digital intra oral1 radiografi (Radio Visiograph)

108

108

1

-3

11

13--

-

99

99

-

-2

11

12--

-

-

-

-

--

--

---

-

9

9

-

-1

--

1--

-

Page 13: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

Sumber: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006

2.2.5 Tenaga Kesehatan

RSGM berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan Nomer 1173 tahun 2004

harus memiliki tenaga yang meliputi :

1.      Tenaga medis kedokteran gigi, yang terdiri dari :

a.       dokter gigi

b.      dokter gigi spesialis, yang meliputi :

1)      bedah mulut

2)      orthodonsia

3)      konservasi

4)      prostodonsia

5)      pedodonsia

6)      periodonsia

7)      oral medicine

2.      Dokter/spesialis lainnya

a.       dokter dengan pelatihan PPGD

b.      dokter anestesi

c.       dokter penyakit dalam

d.      dokter spesialis anak

3.      Tenaga Keperawatan

a.       perawat gigi

b.      perawat

4.      Tenaga kefarmasian

a.       apoteker

b.      analis farmasi

c.       asisten apoteker

5.      Tenaga Keteknisan Medis

a.       radiografer

b.      teknisi gigi

c.       analis kesehatan

Page 14: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

d.      perekam medis

6.      Tenaga Non Kesehatan

a.       administrasi

b.      kebersihan

RSGM Pendidikan dalam memenuhi kurikulum pendidikan dan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi harus menyediakan tujuh dokter gigi spesialis tersebut diatas dan

dokter gigi spesialis lainnya, meliputi bidang kesehatan gigi masyarakat (dental public health),

dental material, oral biology dan dental radiology (Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan

Nomer 1173, 2004).

Perbandingan standar tenaga medis RSGM yang disusun oleh Direktorat Pelayanan

Medis Gigi Departemen Kesehatan RI tahun 2003 dengan yang dimiliki oleh RSGM FKG

UNEJ, yaitu:

Tabel 2.

Perbandingan Standar Tenaga Medis RSGM

No TenagaStandar Depkes

Keadaan di RSGM FKG UNEJ

Jumlah saat ini

Purna waktu Paruh waktu

PNSPNS Depkes

PNSPNS Depkes

1 Dokter gigi umum 7 orang 57 52+211 - - 32 Dokter gigi ahli

a.    Bedah mulutb.    Ortodonsiac.    Konservasid.   Prostodonsiae.    Pedodonsiaf.     Periodonsiag.    Oral Medicine

1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang 1 orang

212+11

1112

112

1111111

-------

-------

11-----

3 Dokter/ahli lainnyaa.    Anastesib.    Dokter umum/gawat

daruratc.    Penyakit dalamd.   Anak

1 orang1 orang

1 orang1 orang

11

11

--

--

--

--

--

--

11

11

Jumlah 18 orang 70 61 - - 9

Keterangan:1 : status kontrak kerja

Page 15: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

2 : sedang menempuh pendidikan

Sumber data: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006

Tabel 3.

Perbandingan Standar Tenaga Keperawatan dan Tenaga Lain RSGM

No TenagaStandar Depkes

Keadaan di RSGM FKG UNEJ

Jumlah saat ini

Purna waktu Paruh waktu

PNSPNS Depkes

PNSPNS Depkes

1 Tenaga keperawatana. perawat gigi/teknisi

laboratorium gigi (A.Md)

14 orang 71 4 - - -

b. perawat umum 1 orang 2 2 - - -2 Tenaga kesehatan

lainnyaa. analis laboratorium

(A.Md)- 6 6 - - -

b. Teknisi radiologi (A.Md)

- 2 1 - - -

Jumlah 15 orang 9+81 13 - - -4 Tenaga non kesehatan

a. Rekam medik 1 oarang 21 - - - -b. Teknisi 1 orang 1+11 - - - -c. Kasir 1 orang 21 - - - -

d. Adm. Keuangan-sarana dan prasarana

1 orang 2 - - - -

e. Kebersihan 1 orang 31 - - - -Jumlah 5 orang 11

Keterangan:1 : status kontrak kerja2 : sedang menempuh pendidikan

Sumber data: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006

2.3 Standar Pelayanan Rumah Sakit

Rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat

Page 16: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

kesehatan kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang

bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.

Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang

dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal (Clinical Practice Guideline, 1990 dalam

Azwar, 1996).

Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai,

berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan (Donabedian, 1980 dalam Azwar, 1996).

Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana

pelayanan agar pemakai jasa dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan yang

diselenggarakan (Rowland dan Rowland, 1983 dalam Azwar, 1996).

Keputusan Menteri Kesehatan no. 228 tahun 2002 menyatakan bahwa standar adalah

spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan kegiatan.

Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan propinsi, kabupaten/kota sesuai dengan

evidence base. Standar pelayanan rumah sakit daerah adalah penyelenggaraan pelayanan

manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan,

baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit.

Standar pelayanan dokter/dokter gigi yang harus diatur adalah standar pelayanan yang

diberikan secara langsung oleh dokter kepada pasien, terlepas dari strata unit pelayanan tempat

dia bekerja. Masalah keterbatasan sarana dan teknologi hanya menjadi pertimbangan ketika

kelak terjadi penyimpangan (Mohamad, 2005).

Standar pelayanan yang digunakan harus sesuai dengan standar profesi yang berlaku dan

kode etik kedokteran saat ini. Setiap rumah sakit gigi dan mulut dalam memberikan pelayanan

mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar profesi kedokteran

gigi yang ditetapkan.

Standar profesi berdasarkan Undang-Undang No.23 Tahun 1992 adalah pedoman yang

harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Tenaga kesehatan

yang berhadapan dengan pasien seperti dokter dan perawat dalam melaksanakan tugasnya harus

menghormati hak pasien. Hak pasien adalah hak informasi, hak untuk memberikan persetujuan,

hak atas rahasia kedokteran dan hak atas pendapat kedua (second opinion) (Nasution, 2005).

Setiap RSGM dalam memberikan pelayanan mempunyai kewajiban-kewajiban, salah satunya

Page 17: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

adalah melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan RSGM dan standar profesi

kedokteran gigi yang ditetapkan.

Pelayanan kesehatan adalah suatu sistem lembaga, orang, tekonologi dan sumber daya

yang dirancang untuk meningkatkan status kesehatan suatu populasi, misalnya pencegahan,

promosi, pengobatan dan sebagainya (Adikoesoemo, 1997).

Standar pelayanan yang harus dimiliki oleh rumah sakit menurut Azwar (1996) adalah sebagai

berikut:

a.    Pelayanan farmasi harus dilakukan dibawah pengawasan tenaga ahli farmasi yang baik

b.    Rumah sakit harus menyediakan pelayanan laboratorium patologi anatomi dan patologi klinik

c.    Rumah sakit harus menyediakan ruang bedah lengkap dengan fasilitasnya

d.   Rumah sakit harus dibangun, dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan

dan keselamatan pasiennya.

Crosby dalam Azwar (1997) menyatakan bahwa mutu adalah kepatuhan terhadap standar

yang telah ditetapkan, sedangkan Aditama (2002) menyatakan bahwa mutu adalah pelayanan

yang mengacu pada kemampuan rumah sakit memberi pelayanan yang sesuai dengan standar

profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.

Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila telah dilakukan penilaian-penilaian, baik

terhadap tingkat kesempurnaan, sifat, wujud, ciri-ciri pelayanan kesehatan dan kepatuhan

terhadap standar pelayanan. Setiap orang mempunyai kriteria untuk kualitas dan mempunyai

cara-cara penilaian yang berbeda. Penyedia layanan kesehatan tidak dapat mengetahui apakah

para pasien yang memberikan pendapat yang positif atau negatif bisa mewakili seluruh populasi

yang dilayani (Kongstvedt, 2000). Perbedaan tersebut dapat diatasi dengan kesepakatan bahwa

mutu suatu pelayanan kesehatan dianggap baik apabila tata cara penyelenggaraannya sesuai

dengan kode etik serta standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1996).

Kegiatan penilaian secara umum harus meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah

menetapkan standar, kemudian tahap kedua adalah menilai kinerja yang ada dan

membandingkan dengan standar yang sudah disepakati dan tahap ketiga meliputi upaya

memperoleh kinerja yang menyimpang dari standar yang sudah ditetapkan (Aditama, 2002).

Standar ini telah dikembangkan oleh badan usaha, atau badan usaha dapat menggunakan standar

yang dikembangkan oleh organisasi profesional dan dipublikasikan dalam literatur medis

(Kongstvedt, 2000).

Page 18: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

Tiga aspek penilaian mutu pelayanan menurut Jonas dan Rosenberg dalam Aditama

(2002), yaitu:

a.      Aspek pendekatan

1.    Pendekatan secara umum

Pendekatan secara umum dilakukan dengan menilai kemampuan rumah sakit dan atau petugas

dan membandingkannya dengan standar yang ada. Para petugas dapat dinilai tingkat

pendidikannya, pengalaman kerjanya, serta pengalaman yang dimilikinya. Rumah sakitnya dapat

dinilai dalam segi bangunan fisik, administrasi organisasi dan manajernya, kualifikasi SDM yang

tersedia dan kemampuan memberi pelayanan sesuai standar yang berlaku saat itu.

2.    Pendekatan secara khusus

Pendekatan secara khusus dilakukan dengan menilai hubungan antara pasien dengan pemberi

pelayanan di rumah sakit.

b.      Aspek teknik

Dilakukan penilaian atas tiga komponen, yaitu:

1.    Komponen struktur

Komponen struktur menilai keadaan fasilitas yang ada, keadaan bangunan fisik, struktur

organisasi, kualifikasi staf rumah sakit dan lain-lain.

2.    Komponen proses

Komponen proses menilai apa yang terjadi antara pemberi pelayanan dengan pasiennya.

3.    Komponen hasil

Komponen hasil menilai hasil pengobatan (dengan berbagai kekurangannya). Penilaian dapat

dilakukan dengan menilai dampak pengobatan terhadap status pengobatan dan kepuasan

pasiennya.

c.       Aspek kriteria

1.    Kriteria eksplisit, yaitu kriteria yang nyata tertulis

2.    Kriteria implisit ,yaitu kriteria yang tidak tertulis.

2.4 Kepatuhan Prosedur Kerja

Page 19: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

Kepatuhan para tenaga medis atau paramedis dalam memberikan pelayanan mengacu

kepada standar dan prosedur sangat mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan terhadap pasien.

Pelayanan kesehatan yang baik dimulai dengan meningkatnya kepatuhan terhadap standar

pelayanan medis. Jika petugas kesehatan mematuhi dan mengikuti standar pelayanan kesehatan

yang terbaik, diharapkan pasien akan mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk sembuh,

artinya kesakitan dan kematian akan menurun (Wijono, Djoko. 1997).

Donabedian dalam Wijono (1997) menyatakan bahwa hasil pekerjaan (outcome) secara

tidak langsung dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menilai pelayanan medis. Diawali

dengan tersedianya input atau struktur yang bermutu dalam pelayanan kesehatan, dan adanya

proses pelayanan medis sesuai dengan standar atau kepatuhan terhadap standar pelayanan yang

baik, diharapkan hasil pekerjaan (outcome) pelayanan medis yang bermutu. Hasil pelayanan

tidak bermutu apabila berbeda atau tidak seperti yang diharapkan atau tidak sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan.

Departemen Kesehatan RI (2000) menyatakan bahwa tahapan prosedur pelayanan

kesehatan gigi dan mulut antara lain:

1.      persiapan petugas (dokter gigi atau perawat gigi menggunakan lab jas, masker, dan sarung

tangan)

2.      anamnesa dilakukan dengan lengkap dan jelas tentang identitas pasien, keluhan utama, dan

riwayat kesehatan pasien (tentang penyakit jantung, hipertensi, alergi, dan lain-lain)

3.      pemeriksaan ekstraoral dan intraoral

4.      menentukan diagnosa

5.      persiapan tindakan meliputi rencana perawatan atau pengobatan, informed consent, sterilisasi

alat

6.      tindakan medik gigi, misalnya konservasi (tambal sementara atau tambal tetap), pencabutan (gigi

susu, gigi tetap), pembersihan karang gigi (supragingiva, subgingiva), pengobatan abses dan

lain-lain

7.      kontrol tindakan atau konseling dapat berupa nasehat-nasehat perawatan tindakan merujuk dan

menerima pasien.

2.4.1 Prosedur Kerja di Laboratorium Bedah Mulut

Prosedur ekstraksi gigi di Laboratorium Bedah Mulut, yaitu:

Page 20: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

1.       antiseptik

2.       anastesi lokal

3.       pencabutan

4.       periksa kelengkapan gigi dan periksa soket

5.       kompresi soket gigi

6.       tamponade

7.       instruksi pasca ekstraksi

8.       bila perlu pemberian obat, yaitu antibiotika, analgetika dan ruborantia.

Peralatan yang digunakan dalam perawatan ekstraksi gigi, yaitu:

1.       standar alat diagnostik (kaca mulut, sonde lurus, sonde setengah lingkaran, ekskavator dan

pinset)

2.       set alat exodontia [tang rahang bawah (untuk gigi insisivus dan molar), tang rahang atas (bentuk

lurus, huruf S dan bayonet), elevator, chisel dan hammer] (PDGI, 1999).

2.4.2 Prosedur Kerja di Laboratorium Periodonsia

Prosedur pembersihan karang gigi (scalling) di Laboratorium Periodonsia, yaitu:

1.       DHE meliputi pemberian disclosing agent, teknik dan cara membersihkan gigi (sikat gigi,

flossing), pengendalian plak di rumah, pola makan ( jenis, frekuensi, komposisi, konsistensi

makanan), menghilangkan kebiasaan buruk, anjuran kunjungan berkala

2.       pemberian resep bila diperlukan ( kasus akut, proteksi penyakit jantung)

3.       pemolesan

4.       scalling supra dan sub gingiva

5.       root plannig.

6.       koreksi restorasi berlebih

7.       menumpat karies servikal

8.       penyesuaian oklusi sederhana bila perlu

9.       melakukan splint sementara bila perlu

10.   pemberian obat kumur

11.   pemberian topical anastesi pada kasus hipersensitivitas

12.   evaluasi hari ke 5-7.

Page 21: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam perawatan pembersihan gigi (scalling), yaitu:

1.         alat standar, yaitu kaca mulut, sonde, pinset, sonde dan periodontal probe

2.         alat penjaga kebersihan mulut, yaitu sikat gigi dan benang gigi

3.         alat oral propilaksis, yaitu sikat poles, karet poles dan bahan poles

4.         Alat scalling dan root planing konvensional dan elektrik (PDGI, 1999).

2.4.3 Prosedur Kerja di Laboratorium Oral Medicine

Prosedur kerja perawatan ulkus traumatikus di Laboratorium Oral Medicine, yaitu:

1.         eliminasi penyebab,

2.         pemakaian obat kumur

3.         pemberian benzokaine 4 % dalam borax gliserin

4.         obat-obat yang anastetik

5.         hindari makanan atau minuman yang merangsang

Peralatan yang digunakan dalam perawatan ulkus traumatikus, yaitu:

1.       dental chai,

2.       alat-alat dasar pemeriksaan penyakit mulut, yaitu kaca mulut, sonde lurus, sonde semilunar,

ekskavator dan pinset

3.       obat- obat topikal untuk penyakit mulut

4.       alat dan bahan untuk sterilisasi dan asepsis (PDGI, 1999).

2.4.4 Prosedur Kerja di Laboratorium Konservasi Gigi

Prosedur kerja dalam melakukan perawatan pulpektomi di Laboratorium Konservasi

Gigi, yaitu:

1.    anastesi

2.    pengukuran panjang kerja

3.    preparasi kavitas

4.    pembukaan atap pulpa

5.    pulpotomi pulpa dengan ekskavator tajam

6.    perdarahan ditekan dengan kapas steril

7.    preparasi ruang pulpa

8.    ekstirpasi pulpa

Page 22: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

9.    pembentukan saluran akar

10.    irigasi NaOCl 2,5 %

11.    pengeringan saluran akar dengan paper point

12.    pengobatan saluran akar dengan ChKM

13.    pada kunjungan berikutnya pengisian saluran akar dengan guttap point dan sealer (tergantung

kondisi)

14.    tumpatan tetap dengan onlay post core crown, dengan basis ZnOE atau resin komposit

(tergantung sisa / keadaan jaringan keras gigi)

Peralatan yang digunakan dalam perawatan pulpektomi, yaitu:

1.        dental unit lengkap (dengan suction dan saliva ejector)

2.        alat pemeriksaaan standar, yaitu kaca mulut, sonde lurus, sonde semilunar, ekskavator dan

pinset.

3.        alat preparasi kavitas endodontik, yaitu bur intan bulat dan fissure panjang high speed

4.        alat preparasi saluran akar, yaitu jarum miller, jarum ekstirpasi, file, reamer, irigasi,lampu

spiritus, alat pengukur dan stopper karet

5.        alat pengisi saluran akar, yaitu jarum lentulo, spreader dan root canal plugger (PDGI, 1999).

Lampiran D. Prosedur Kerja di RSGM FKG Universitas Jember

I. Prosedur Kerja di Laboratorium Bedah Mulut

A. Prosedur tetap penanganan merawat pasien di Laboratorium Bedah Mulut,yaitu:

1.      Sebelum dan sesudah melaksanakan perawatan pasien, mahasiswa harus melapor kepada dosen

pembimbing. Tidak ganti dosen pembimbing kecuali sepengetahuan pembimbing sebelumnya

atau pembimbing terakhir menerima limpahan tugas dari pembimbing sebelumnya.

2.      Siapkan dental unit yang akan digunakan, pastikan berfungsi baik dan bersih.

3.      Pada waktu memeriksa pasien, mahasiswa harus memakai masker dan sarung tangan , dan

mengenakan tutup kepala ( khusus untuk tindakan di kamar operasi)

4.      Alat dan obat-obatan yang akan digunakan untuk merawat penderitaharus ditunjukkan terlebih

dahulu kepada dosen pembimbing. Alat-alat yang ditunjukkan harus sudah disterilkan dan dalam

Page 23: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

konsisi dingin, apabila sudah selesai digunakan harus dicuci kemudian diserahkan kepada

petugas klinik dalam keadaan bersih dan lengkap.

5.      Setelah selesai perawatan, mahasiswa wajib membersihkan dental unit yang baru digunakan.

B.     Prosedur ekstraksi gigi di Laboratorium Bedah Mulut, yaitu:

1.    Periksa kelengkapan pra ekstraksi, yaitu operator menggunakan masker dan hand scoon, pasien

menggunakan lap dada.

2.    Persiapan alat, yaitu kaca mulut, sonde lurus, sond setengah lingkaran, pinset dengan ujung

berkerat, ekskavator, tempat tampon, tempat kotoran, petridish berseker, neirbeaken, tempat

alkohol ( deppen glass), syringe untuk anastesi lokal dan alat pencabut gigi ( tang dan elevator).

3.    Persiapan bahan, yaitu tampon steril, antiseptik desinfektan, anastesi lokal dan

analgetik/antibiotik.

4.    Ada persetujuan lisan dari penderita dan atau keluarganya.

5.    Asepsis daerah yang akan dilakukan tusukan jarum anastesi lokal.

6.    Anastesi lokal (sesuai dengan keadaan umum penderita).

7.    Ekstraksi gigi.

8.    Periksa kelengkapan gigi (mahkota dan jumlah akar), soket (dari jaringan granuloma).

9.    Kompresi soket gigi.

10.  Druk tampon dengan kasa steril.

11.  Instruksi paska ekstraksi.

10. Bila diperlukan resep antibiotik dan analgetik.

II. Prosedur kerja di Laboratorium Periodonsia

A.    Prosedur pembersihan karang gigi (scalling) di Laboratorium Periodonsia, yaitu:

1.      Pembersihan karang gigi supragingiva.

2.      Pembersihan karang gigi sub gingiva dn root planning.

3.      Memoles seluruh permukaan gigi.

4.      Gingiva diolesi antiseptik.

B.     Peralatan dan bahan yang digunakan dalam perawatan pembersihan gigi (scalling), yaitu:

1.      Dental chair unit.

Page 24: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

2.      Alat-alat dasar pemeriksaan periodonsia, yaitu kaca mulut, sonde lurus, sonde setengah

lingkaran, pinset dengan ujung berkerat, ekskavator, tempat tampon, tempat kotoran, petridish

bersekat, neirbeaken, tempat alkohol, contra angle low speed, alat pulas, sickle, hoe, file, kuret

dan probe periodontal.

3.      Alat scalling dan root planing konvensional dan elektrik

4.      Bahan untuk scalling, yaitu cotton roll, cotton pellet, tampon, pasta pembersih (cryth) dan bubuk

abrasif.

III. Prosedur Kerja di Laboratorium Oral Medicine

A.    Prosedur kerja perawatan ulkus traumatikus di Laboratorium Oral Medicine yaitu:

1.      Pasien mengikuti prosedur penerimaan di klinik prenyakit mulut.

2.      Dilakukan pemeriksaan meliputi :

a.       Subyektif: rasa sakit disebabkan trauma

b.      Obyektif:

         ekstra oral : kelenjar lymphe

         intra oral : terdapat ulser, bentuk tidak teratur, tengah putih, tepi kemerahan, sakit..

c.       Melakukan perawatan dengan pemberian obat topikal: anastesi / anti inflamasi, pemberian

multivitamin jika diperlukan

d.      Pemberian resep

e.       Konsul ke bagian lain (Ortodonsia, Konservasi, Bedah Mulut)

f.       Kontrol 1 minggu kemudian.

B.        Peralatan dan bahan yang digunakan dalam perawatan ulkus trumatikus, yaitu:

5.       Dental chair.

6.       Alat-alat dasar pemeriksaan penyakit mulut, yaitu sonde lurus, sonde setengah lingkaran, pinset

dengan ujung berkerat, ekskavator, tempat tampon, tempat kotoran, petridish bersekat,

neirbeaken dan tempat alkohol.

7.       Obat- obat topikal untuk penyakit mulut.

IV. Prosedur Kerja di Laboratorium Konservasi Gigi

Page 25: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

A.    Prosedur kerja dalam melakukan perawatan pulpektomi di Laboratorium Konservasi Gigi, yaitu:

1.         diagnosa

2.         informed consent

3.         asepsis daerah kerja

4.         melakukan anastesi lokal sesuai dengan teknik infiltrasi atau blok sesuai dengan regio gigi yang

dirawat

5.         pembuatan cavity entrance sesuai karies dan gigi

6.         ekstirpasi pulpa

7.         DWF (foto pengukuran panjang kerja)

8.         preparasi saluran akar sesuai dengan kondisi saluran akar (teknik konvensional dan step back)

menggunakan reamer dan file

9.         melakukan irigasi dengan H2O2 3% dan aquadest steril secara bergantian setiap pergantian alat

preparasi

10.     trial guttap

11.     foto trial guttap untuk melihat hasil preparasi

12.     sterilisasi saluran akar dengan obat-obatan sterilisasi secara bergantian

13.     melakukan perbenihan

14.     melakukan pengisian saluran akar dengan teknik sesuai dengan teknik preparasinya (teknik

kondensasi lateral dan single cone). Bahan pengisi berupa guttap point, sealernya ZnOChKM.

15.     melakukan foto pengisian untuk melihat hasil pengisian saluran akar

16.     penderita diminta kontrol 1 minggu kemudian dirujuk untuk dilakukan tumpatan tetap.

B.        Peralatan dan bahan yang digunakan dalam perawatan pulpektomi, yaitu:

a.           Dental chair.

b.          Alat-alat dasar pemeriksaan , yaitu sonde lurus, sonde setengah lingkaran, pinset dengan ujung

berkerat, ekskavator, tempat tampon, tempat kotoran, petridish bersekat, neirbeaken, tempat

alkohol, semen spatula, contra angle high speed, macam- macam mata bur diamond high speed,

jarum miller, jarum ekstirpasi, file dan reamer, alat irigasi, alat pengukur (penggaris), stopper

karet, jarum lentulo, spreader, root canal plugger dan lampu spiritus.

c.           Bahan-bahan yang digunakan, yaitu cotton roll, cotton pellet, tampon, H2O2 3%, aquadest steril,

guttap point, obat sterilisasi saluran akar, ZnOChKM, dan tumpatan sementara.

Page 26: PENILAIAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI KEPATUHAN PROSEDUR KERJA DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI.docx

A

DAFTAR BACAAN

Adikoesoemo, Suparto. 1994. Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Aditama, Tjandra Yoga. 2002. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : Universitas Indonesia

Astoeti, T.E. 2000. Kepuasan Pelanggan sebagai Tantangan Dokter Gigi diIndonesia dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Memasuki MilleniumKetiga. Dalam majalah Ilmiah Kedokteran Gigi Edisi Khusus FORIL (Juni)Usakti. Jakarta : FKG Usakti.

Astoeti, T.E. 2000. Strategi Pengembangan Institusi Pelayanan Kesehatan Gigi dengan Pendekatan Riset Operasional. Dalam Jurnal Kedokteran UI. Vol. 7. Edisi Khusus. Jakarta : FK UI.

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara

Baum, Lloyd. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Alih bahasa: Prof. dr. drg. Rasinta Tarigan. Jakarta: EGC