materi rumah sakit

27
MBLiE RUMAH SAKIT… BY : MBLIE 09-141 A. RUMAH SAKIT 1. Definisi ? Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU RI No.44 thn 2009) Bagian integral dari suatu organisasi kesehatan dan sosial dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) kepada masyarakat dan pelayanan rawat jalan yang diberikan menjangkau keluarga di rumah, juga merupakan pusat latihan tenaga kesehatan dan pusat penelitian biomedis (WHO) 2. Klasifikasi ? Berdasarkan pelayanan Rumah Sakit I. Rumah sakit umum Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, yang dimaksud dengan klasifikasi rumah sakit umum adalah pengelompokan rumah sakit umum berdasarkan perbedaan tingkatan menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang disediakan, ketenagaan, fisik, dan peralatan, maka rumah sakit diklasifikasikan dalam empat kelas, yaitu : a. Rumah Sakit Umum Kelas A Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas)

Upload: ddhanggreyany

Post on 08-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

MATERI RUMAH SAKIT

TRANSCRIPT

Page 1: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

RUMAH SAKIT…

BY : MBLIE 09-141

A. RUMAH SAKIT1. Definisi ?Institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU RI No.44 thn 2009)

Bagian integral dari suatu organisasi kesehatan dan sosial dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) kepada masyarakat dan pelayanan rawat jalan yang diberikan menjangkau keluarga di rumah, juga merupakan pusat latihan tenaga kesehatan dan pusat penelitian biomedis (WHO)

2. Klasifikasi ?Berdasarkan pelayanan Rumah Sakit

I. Rumah sakit umum Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, yang dimaksud dengan klasifikasi rumah sakit umum adalah pengelompokan rumah sakit umum berdasarkan perbedaan tingkatan menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang disediakan, ketenagaan, fisik, dan peralatan, maka rumah sakit diklasifikasikan dalam empat kelas, yaitu :a. Rumah Sakit Umum Kelas A

Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lain dan 13 (tiga belas) subspesialis.

b. Rumah sakit umum kelas BRumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2 (dua) subspesialis dasar.Ada 2 jenis :1) Rumah sakit umum kelas B

pendidikanRumah sakit umum kelas B pendidikan mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan tenaga medis oleh Fakultas Kedokteran. Susunan organisasi RSU kelas B pendidikan terdiri dari :a) Direktur, dibantu 3 wadirb) Wadir pelayanan medis dan

keperawatanc) Wadir penunjang medis dan

pendidikand) Wadir umum dan keuangane) Komite Medik dan staf

medis fungsionalf) Dewan penyantung) Satuan pengawas Intern

2) Rumah sakit umum kelas B non PendidikanRumah sakit umum kelas B non Pendidikan tidak mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan tenaga medis oleh Fakultas Kedokteran. Susunan organisasi RSU kelas B non pendidikan terdiri dari :

Page 2: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

a) Direktur, dibantu 2 wadirb) Wadir pelayananc) Wadir umum dan keuangand) Komite Medik dan staf

medis fungsionale) Dewan penyantunf) Satuan pengawas intern

c. Rumah Sakit Umum Kelas CRumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang medik.

d. Rumah Sakit Umum Kelas DRumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik peling sedikit 2 (dua) spesialis dasar.

II. Rumah sakit KhususRumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. Klasifikasi rumah sakit khusus terdiri atas:

a) Rumah sakit khusus kelas Ab) Rumah sakit khusus kelas Bc) Rumah sakit khusus kelas C

Berdasarkan pengelolaanRumah sakit diklasifikasikan menjadi :1) Rumah sakit publik

Rumah sakit publik dapat dikelola oleh:a) Pemerintah b) Pemerintah daerah c) Badan hukum yang bersifat nirlaba

Rumah sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Rumah Sakit PrivatRumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

Berdasarkn alifiasi pendidikanRumah sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan. Rumah sakit pendidikan ditetapkan oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan Menteri yang membidangi urusan pendidikan.1) Rumah Sakit Pendidikan

Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya.

2) Rumah Sakit Non PendidikanRumah Sakit Non Pendidikan adalah Rumah Sakit yang tidak memiliki pelatihan residensi dan tidak ada afiliasi Rumah Sakit dengan universitas.

Berdasarkn lama perawatanKlasifikasi berdasarkan lama tinggal pasien di rumah sakit dibedakan menjadi:1) Rumah sakit perawatan jangka pendek

Rumah sakit yang merawat penderita selama rata-rata kurang dari 30 hari, umumnya penderita kesakitan akut.

2) Rumah sakit perawatan jangka panjangRumah sakit yang merawat penderita dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih, umumnya penderita kesakitan kronik.

Berdasarkn kapasitas tempat tidurKlasifikasinya berdasarkan pola:

1) Kurang dari 50 tempat tidur2) 50 – 99 tempat tidur3) 100 – 199 tempat tidur

Page 3: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

4) 200 – 299 tempat tidur5) 300 – 399 tempat tidur6) 400 – 499 tempat tidur7) 500 tempat tidur dan lebih

Berdasarkn status akreditasRumah sakit untuk memperoleh jaminan mutu pelayanan dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). KARS menerapkan sistem akreditasi terbuka, artinya persyaratan mutu rumah sakit dapat diketahui oleh semua orang dan dapat diterapkan pada semua rumah sakit.Standar akreditasi rumah sakit ada 16 bidang pelayanan, dibagi dalam tiga tingkatan sebagai berikut:1. Akreditasi tingkat dasar

Akreditasi untuk 5 bidang pelayanan yang meliputi administrasi dan manajemen, medik, gawat darurat, keperawatan dan rekam medik.

2. Akreditasi tingkat lanjutAkreditasi untuk 12 bidang pelayanan yang meliputi 5 bidang untuk akreditasi tingkat dasar ditambah dengan keselamatan dan kesehatan kerja, penanggulangan infeksi nosokromial, kamar operasi, farmasi radiologi, laboratorium dan perinatal resiko tinggi.

3. Akreditasi tingkat lengkapAkreditasi untuk 16 bidang pelayanan yang meliputi 12 bidang untuk akreditasi tingkat lengkap ditambah dengan rehabilitasi medik, anestesi, darah dan intensif

3. Indikator Mutu PelayananIndikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator tersebut bersumber dari sensus harian pelayanan rawat inap di rumah sakit. Berikut ini indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui mutu pelayanan suatu rumah sakit (8).a. Bed Occupancy Ratio (BOR)

BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%. Rumus:BOR = (jumlah hari perawatan rumah sakit / (jumlah tempat tidur X jumlah hari dalam satu periode)) X 100%

b. Average Length of Stay (AVLOS)AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari.Rumus:AVLOS = jumlah lama rawat / jumlah pasien keluar (hidup + mati)

c. Turn Over Interval (TOI)TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.Rumus:TOI = ((jumlah tempat tidur X periode) – hari perawatan) / jumlah pasien keluar (hidup + mati)

d. Bed Turn Over (BTO)BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.Rumus:BTO = jumlah pasien keluar (hidup + mati) / jumlah tempat tidur

e. Net Death Rate (NDR)NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000

Page 4: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.Rumus:NDR = (jumlah pasien mati > 48 jam / jumlah pasien keluar (hidup + mati) X 1000 ‰

f. Gross Death Rate (GDR)GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.Rumus:GDR = (jumlah pasien mati seluruhnya / jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000 ‰

4. Organisasi ?Struktur organisasi rumah sakit kelas A

dan Ba. Direkturb. Wakil direktur

a) Umum dan keuangan

b) Pelayanan medis

c) Penunjang medis dan instalasi

c. Komite Medik dan Staf Medik Fungsional (SMF)

d. Satuan pengawas interne. Kelompok fungsional yang bertugas

melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya rumah sakit.

Ketenagaan Rumah Sakita. Tenaga medis : dokter dan

dokter gigi.b. Tenaga keperawatan : perawat dan

bidanc. Tenaga kefarmasian :

a) Apotekerb) Tenaga Teknis Kefarmasian

(Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi atau Asisten Apoteker

c) Tenaga kesehatan masyarakat

d) Tenaga gizie) Tenaga keterapian fisikf) Tenaga keterampilan medis

5. Klasifikasi dan Organisasi di RS.Persahabatan ?Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan dikategorikan sebagai rumah sakit Pendidikan (tipe B) yaitu rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis dan digunakan sebagai tempat pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan baik bagi calon profesional kesehatan untuk pendidikan dokter spesialis, pelatihan mahasiswa kedokteran, mahasiswa program apoteker dan sarjana muda keperawatan

Organisasi

B.IFRS

R.Jalan FarmasiKlinik

TUDistribusi

R.Inap

Wa.Ka.Pelayanan

Perbekalan

Wa.Ka.Umum

Kep.IFRS

Dir.Medik & KeperawatanDir.KeuanganDir.Umum

Dir.Utama

Page 5: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

1. Fungsi dan kegiatan ?Tugas pokok IFRS: Melangsungkan pelayanan farmasi

yang optimal. Menyelenggarakan pelayanan

farmasi profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi.

Melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).

Memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi.

Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.

Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.

Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.

Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit.

Fungsi IFRS:a. Pengelolaan perbekalan farmasi

1). Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.

2). Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.

3). Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.

4). Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

5). Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.

6). Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.

7). Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.

b. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan1). Mengkaji instruksi

pengobatan/resep pasien.2). Mengidentifikasi masalah yang

berkaitan dengan penggunaan obat dan alat kesehatan (alkes).

3). Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alkes.

4). Memantau efektivitas dan keamanan penggunaan obat dan alkes.

5). Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga.

6). Memberi konseling kepada pasien/keluarga.

7). Melakukan pencampuran obat suntik.

8). Melakukan penyiapan nutrisi parenteral.

9). Melakukan penanganan obat kanker.

10). Melakukan penentuan kadar obat dalam darah.

11). Melakukan pencatatan setiap kegiatan.

12). Melaporkan setiap kegiatan.

2. Peran apoteker ?

3. IFRS di RS Persahabatan ?(Lengkapnya Lihat Laporan & Catatanqu)

Page 6: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

C. PFT1. Fungsi ?

a. Mengembangkan formularium di rumah sakit dan merevisinya. Pemilihan obat yang dimasukkan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi secara subyektif terhadap efek terapi, keamanan, harga obat dan meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk yang sama.

b. Harus mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf medis.

c. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang termasuk kategori khusus.

d. Membantu IFRS dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan dan peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun internasional.

e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan mengkaji untuk peningkatan penggunaan obat secara rasional.

f. Mengumpulkan dan meninjau laporan efek samping obat.

g. Menyebarkan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan perawat.

2. Ruang lingkup Apoteker?Tugas apoteker dalam PFT adalah:

a. Menjadi salah seorang anggota panitia (Wakil ketua/Sekretaris).

b. Menetapkan jadwal pertemuan.a. Mengajukan acara yang akan dibahas

dalam pertemuan.

b. Menyiapkan dan memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk pembahasan dalam pertemuan.

c. Mencatat semua hasil keputusan yang sudah disetujui oleh pimpinan kepada semua pihak yang terkait.

d. Melaksanakan keputusan-keputusan yang sudah disepakati dalam pertemuan.

e. Menunjang pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, pedoman penggunaan antibiotik dan pedoman penggunaan obat dalam kelas terapi lain.

f. Membuat formularium rumah sakit berdasarkan hasil kesepakatan Panitia Farmasi dan Terapi.

g. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan.

h. Melaksanakan pengkajian dan penggunaan obat.

i. Melaksanakan umpan balik hasil pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat pada pihak terkait.

3. Anggota ?a. PFT sekurang-kurangnya terdiri dari

tiga dokter, apoteker dan perawat. Rumah sakit besar dapat lebih dari tiga orang dan semua SMF yang ada harus terwakili.

b. Ketua PFT dipilih dari dokter yang ada di dalam PFT, jika ada dokter ahli farmakologi klinik. Sekretaris PFT adalah apoteker dari IFRS atau apoteker yang ditunjuk.

c. PFT harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya dua bulan sekali, untuk rumah sakit besar sebulan sekali. Dalam rapat PFT dapat mengundang pakar dari dalam atau luar rumah sakit.

d. Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat PFT diatur oleh sekretaris termasuk persiapan dan hasil rapat.

Page 7: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

e. Membina hubungan kerja dengan panitia lain di rumah sakit yang sasarannya dengan penggunaan obat.

4. PFT di RS Persahabatan ?(Lengkapnya Lihat Laporan & Catatanqu)

D. FORMULARIUM RS1. Definisi

Himpunan obat yang diterima atau disetujui oleh PFT untuk digunakan di rumah sakit dan dapat direvisi pada setiap batas waktu yang ditentukan

2. Komposisi1). Halaman judul.2). Daftar nama anggota PFT.3). Daftar isi.4). Informasi mengenai kebijakan dan

prosedur di bidang obat.5). Produk obat yang diterima untuk

digunakan.6). Lampiran.

3. Tujuan1). Menyediakan informasi tentang

produk obat yang telah disetujui oleh PFT.

2). Menyediakan informasi terapi dasar tiap produk obat yang disetujui.

3). Menyediakan informasi tentang kebijakan dan prosedur rumah sakit yang menguasai penggunaan obat.

4). Menyediakan informasi khusus tentang obat seperti pedoman menetapkan dosis dan nomogram, singkatan yang disetujui untuk penulisan resep/order dan kandungan natrium dari berbagai obat formularium.

4. Kegunaan1) Membantu meyakinkan mutu dan

ketepatan penggunaan obat dalam rumah sakit.

2) Sebagai bahan edukasi bagi staf tentang terapi obat yang tepat.

3) Memberi rasio manfaat-biaya yang tertinggi, bukan hanya sekedar pengurangan harga.

E. Pharmaceutical Care dan Pelayanan Farmasi Klinik1. Pelayanan Farmasi Klinik

1. DefinisiPelayanan farmasi klinik adalah pelayanan farmasi yang berinteraksi langsung dalam penggunaan obat yang bertujuan menjamin keamanan, keefektifan, ketepatan dan kerasionalan obat dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan fungsi perawatan penderita. Ruang lingkupnya meliputi pengkajian order obat, pengambilan sejarah pengobatan penderita, pembuatan profil pengobatan penderita (P3), pemantauan terapi obat (PTO), pendidikan dan konseling bagi penderita, pelayanan informasi obat (PIO) bagi profesi kesehatan, peranan dalam program jaminan mutu, evaluasi penggunaan obat (EPO), monitoring efek samping obat (MESO), pelayanan parenteral nutrition (TPN).

2. Ruang Lingkup Pelayanan Farmasi KlinikUntuk melaksanakan tugas dan pelayanan farmasi yang luas tersebut, IFRS mempunyai berbagai fungsi yang dapat digolongkan sebagai berikut:a. Pelayanan Informasi Obat (PIO) :

Memberikan informasi, melakukan evaluasi dan membandingkan obat-obatan yang tergolong dalam satu kelompok farmakologi, membantu para dokter dalam pemilihan obat yang aman dan efektif.

Bertukar informasi dengan dokter atau apoteker di rumah sakit lain

Page 8: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang cara memberikan informasi mengenai obat.

Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon, surat atau tatap muka.

Membuat buletin, leaflet dan label obat.

b. Pelayanan konseling penderitaMerupakan suatu proses sistematik untuk mengidentifikasi dan menyeleseikan masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat, diutamakan untuk pasien rawat jalan, karena pasien bertanggung jawab atas obatnya sendiri.

c. Monitoring efek samping (MESO)Laporan efeksamping obat (ESO) umumnya berasal dari ruang perawatan, laporan tersebut dikirim kepada tim MESO PFT untuk diverifikasi, dianalisis dan dievaluasi. Hasil kegiatan MESO dilaporkan oleh panitia MESO nasional untuk dilakukan tindak lanjutnya (berupa regulasi, umpan balik kepada pelapor)

d. Kunjungan (visite)Kegiatan visite merupakan kegiatan kunjungan ke rawat inap yang dilakukan bersama-sama oleh farmasis dengan tim kesehatan lainnya seperti dokter dan ahli gizi. Tujuan dilakukan kegiatan ini adalah untuk mencapai keamanan atau perkembangan dan kesembuhan pasien dari suatu penyakit.

e. Pengkajian penggunaan obatObat-obatan yang perlu dikaji penggunaannya antara lain obat-obat golongan antibiotik dan golongan narkotik.

f. Evaluasi penggunaan obat (EPO)Kegiatan EPO diantaranya meliputi evaluasi terhadap obat-obat yang sering digunakan, obat-obat untuk penyakit tertentu, obat-obat dengan harga mahal,

pengawasan obat-obatan atas permintaan dan lain-lain.

g. Pengkajian resepKegiatan pelayanan kefarmasian dimulai dari seleksi persyaratan administrasi, persyaratan farmasi dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.

h. Dispensing Kegiatan pelayanan dimulai dari tahap validasi, interpretasi, menyiapkan atau meracik obat, memberikan label atau etiket, penyerahan obat dengan pemberian informasi obat dan sistem dokumentasi.

i. Pemantauan kadar obat dalam darahKegiatan yang dilakukan adalah melakukan pemeriksaan kadar obat tertentu atas permintaan dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit dan membuat rekomendasi kepada dokter yang berdasarkan hasil pemeriksaan.

2. Pharmaceutical Care

F. Pengelolaan Perbekalan Farmasi1. Pemilihan Pemilihan merupakan proses kegiatan

sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai menjaga dan memperbaharui standar obat. Penentuan seleksi obat merupakan peran aktif apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi.

2. Perencanaan Merupakan proses kegiatan dalam

pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran untuk menghindari kekosongan obat dengan

Page 9: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

3. Pengadaan Pengadaan merupakan kegiatan untuk

merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui, melalui:

a) Pembelianb) Produksi c) Sumbangan

4. Produksi Produksi merupakan kegiatan membuat,

merubah bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

5. Penerimaan Penerimaan merupakan kegiatan untuk

menerima perbekalan farmasi. Pedoman dalam penerimaan perbekalan farmasi adalah:

a) Pabrik harus mempunyai Sertifikat Analisa.

b) Barang harus bersumber dari distributor utama.

c) Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS).

d) Khusus untuk alat kesehatan harus mempunyai Certificate of Origin.

6. Penyimpanan Penyimpanan perbekalan farmasi yang

baik sangat dibutuhkan untuk menjamin mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan di rumah sakit.

a) Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya.

b) Dibedakan menurut suhunya, kestabilannya.

c) Tahan atau tidaknya terhadap cahaya. Ruang penyimpanan harus

memperhatikan kondisi, sanitasi, temperatur, cahaya, kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas.

7. Sistem Distribusi Obat Sistem distribusi dirancang atas dasar

kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan :

a) Efisiensi dan efektivitas sumberdaya yang ada.

b) Metode sentralisasi atau desentralisasi sistem floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau kombinasi.

Pendistribusian perbekalan farmasi di rumah sakit terbagi atas :

Pendistribusian Perbekalan Farmasi untuk Pasien Rawat Inap

Diselenggarakan secara sentralisasi dan atau desentralisasi dengan sistem persediaan lengkap diruangan, sistem resep perorangan, sistem unit dose dan sistem kombinasi oleh depo farmasi.

Pendistribusian Perbekalan Farmasi untuk Pasien Rawat Jalan

Diselenggarakan secara sentralisasi dan atau desentralisasi dengan sistem resep perorangan oleh depo farmasi rumah sakit.

Pendistribusian Perbekalan Farmasi diluar Jam Kerja

Diselenggarakan oleh :(1). Apotik rumah sakit/depo farmasi yang

dibuka 24 jam.(2). Ruang rawat yang menyediakan

perbekalan farmasi emergensi.

Page 10: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

Sistem pelayanan distribusi di rumah sakit meliputi :

a) Sistem persediaan lengkap di ruangan Pendistribusian perbekalan farmasi

untuk persediaan diruang rawat merupakan tanggung jawab perawat ruangan. Setiap ruang rawat harus mempunyai penanggung jawab obat. Perbekalan yang disimpan tidak dalam jumlah besar dan dapat dikontrol secara berkala oleh petugas farmasi.

b) Sistem resep perorangan Pendistribusian perbekalan farmasi resep

perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui instalasi farmasi.

c) Sistem unit dose Pendistribusian obat-obatan melalui

resep perorangan yang disiapkan, diberikan/digunakan dan dibayar dalam unit dosis tunggal atau ganda, yang berisi dalam jumlah yang cukup untuk penggunaan satu kali dosis biasa.

Kegiatan pelayanan distribusi diselenggarakan pada :

a) Apotik rumah sakit dengan sistem resep perorangan.

b) Depo farmasi dengan sistem unit dose.c) Ruangan perawat dengan sistem

persediaan di ruangan.

8. Pengendalian Pengendalian perbekalan farmasi

merupakan suatu proses untuk menjaga persediaan perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dengan biaya yang seefisien mungkin.

9. Pemusnahan Pemusnahan dilakukan terhadap

perbekalan farmasi yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak atau mutu tidak memenuhi standar. Berita acara pemusnahan dibuat rangkap dua dan dikirimkan kepada Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten atau Kota dan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi yang memuat data nama obat, jumlah dan alasan pemusnahan.

10. Administrasi dan pelaporan Kegiatan yang berkaitan dengan

pencatatan manajemen perbekalan farmasi secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan

G. Sistem DistribusiPenggolongan sistem distribusi, meliputi:1. Sentralisasi

Adalah suatu sistem distribusi obat bagi penderita rawat tinggal berdasarkan metode tertentu yang seluruh kegiatannya dimulai dari pengadaan, penyimpanan obat bagi penderita dipusatkan pada IFRS.

2. DesentralisasiAdalah suatu sistem distribusi obat bagi penderita rawat tinggal berdasarkan metode tertentu, obat disiapkan dan disampaikan keruang penderita oleh cabang IFRS yang berada di ruang atau berdekatan dengan ruangan penderita.

Macam-macam metode pelaksanaan sistem distribusi PRT (Penderita Rawat Tinggal) yaitu :1. Unit Dose ?

Sistem penyampaian obat kepada penderita berdasarkan resep atau order dokter, obat disiapkan, dikemas, dikonsumsikan dan diberi harga berdasarkan sejumlah obat yang terdiri atas satu atau beberapa jenis obat yang masing-masing dalam kemasan unit tunggal yang ditetapkan untuk penggunaan satu dosis.a. Keuntungan dari sistem distribusi ini

adalah :(1) Pasien hanya membayar obat yang

telah dipakainya(2) Tidak ada kelebihan obat atau obat

yang tidak terpakai diruang perawatan.

Page 11: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

(3) Semua obat disiapkan oleh Farmasis, sehingga perawat mempunyai waktu lebih untuk merawat pasien.

(4) Menciptakan sistem pengawasan ganda yaitu oleh Farmasis ketika membaca resep dokter sebelum dan sesudah menyiapkan obat serta oleh perawat ketika membaca formulir instruksi pengobatan sebelum memberikan obat kepada pasien. Hal ini akan mengurangi kesalahan pengobatan.

(5) Mengurangi ruang untuk persediaan obat di ruang perawatan.

(6) Memperbesar kesempatan komunikasi antara farmasis, perawat dan dokter.

(7) Memungkinkan Farmasi mempunyai Profil Farmasi Penderita yang dibutuhkan untuk Drug Use Review (Pengkajian Pengunaan Obat).

(8) Apoteker dapat keluar dari bagian Farmasi dan masuk ke ruang perawatan dimana dia dapat berfungsi sebagai konsultan obat serta membantu dokter dan perawat demi perawatan pasien yang lebih baik.

(9) Kerusakan obat hampir tidak ada.b. Kelemahan dari sistem distribusi ini

adalah:(1) Obat harus sudah ada di ruangan

beberapa saat sebelum diberikan.(2) Membutuhkan banyak tenaga dan

prasarana.c. Unit dose dapat dijalankan dengan 3

metode.(1) Sentralisasi : Semua obat dari farmasi

pusat(2) Desentralisasi : Adanya satelit/depo

farmasi di setiap satu/lebih ruang perawatan

(3) Kombinasi 1 dan 2Meskipun sistem distribusi unit dose merupakan tanggung jawab farmasis, namun keberhasilan sistem ini juga ditentukan oleh adanya kerjasama antara

dokter, apoteker maupun petugas administrasi.

2. Total Floor Stock ?Proses penyampaian obat sesuai order atau resep dokter yang diambil dan disiapkan oleh perawat berdasarkan persediaan obat diruang.a) Keuntungan dari sistem distribusi ini

adalah :(1) Obat yang dibutuhkan cepat tersedia(2) Meniadakan obat retur(3) Pasien tidak harus bayar obat yang

berlebih(4) Mengurangi jumlah personil farmasi

b) Kelemahan dari sistem distribusi ini adalah: (1) Sering terjadi kesalahan obat, baik

salah order dokter, salah peracikan oleh perawat maupun salah etiket obat.

(2) Persediaan obat di ruangan banyak.(3) Kemungkinan kehilangan obat dan

kerusakan obat lebih besar.(4) Membutuhkan fasilitas penyimpanan

obat yang luas di ruang perawatan.(5) Menambahkan beban pekerjaan bagi

perawat.

3. Resep individu ?Suatu sistem penyampaian obat pada penderita sesuai dengan yang ditulis dokter pada resep atas nama penderita yang disampaikan oleh IFRS pada penderita melalui perawat di ruang perawatan penderita.a) Keuntungan dari sistem distribusi ini

adalah :(1) Resep dapat dikaji dulu oleh apoteker,

yang juga dapat memberikan keterangan atau informasi kepada perawat bekaitan dengan obat penderita

(2) Memberi kesempatan interaksi profesional antara apoteker, dokter, perawat dan penderita

(3) Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat atas perbekalan.

Page 12: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

(4) Mempermudah penagihan biaya obat penderita

b) Kelemahan dari sistem distribusi ini adalah:(1) Bila obat berlebih, pasien harus bayar(2) Obat dapat terlambat sampai ke pasien(3) Jumlah kebutuhan personel di IFRS

meningkat(4) Memerlukan jumlah perawat dan waktu

yang lebih banyak untuk penyiapan obat di ruang pada waktu konsumsi obat.

4. Kombinasi ?Proses penyampaian obat pada penderita sesuai dengan resep individual atau order dokter sebagian sarana dengan obat utama disiapkan oleh IFRS dan obat-obatan yang diruangan hanya berupa obat-obat emergensi dengan jumlah terbatas.a) Keuntungan dari sistem distribusi ini

adalah :(1)Semua resep/order individual dikaji

langsung oleh apoteker.(2)Adanya kesempatan berinteraksi

profesional antara apoteker, dokter, perawat.

(3)Obat yang diperlukan dapat segera tersedia bagi penderita (obat persediaan di ruangan).

(4)Beban IFRS dapat berkurang.b) Kelemahan dari sistem distribusi ini :

(1) Obat dapat terlambat sampai ke pasien (obat resep individual).

(2) Kesalahan obat dapat terjadi (obat dari persediaan di ruang).

6. Sistem Distribusi di RS.Persahabatan ? (Lengkapnya Lihat Laporan & Catatanqu)

H. DRP

I. MESO

J. Rekam MedikMenurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269/MENKES/PER/III/2008. Rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien selama dirawat di rumah sakit, baik rawat jalan maupun rawat tinggal.Rekam medik dapat digunakan sebagai : Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan

pasien. Alat bukti dalam proses penegakan hukum,

disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi.

Keperluan pendidikan dan penelitian. Dasar pembayaran biaya pelayanan

kesehatan. Data untuk menyiapkan statistik kesehatan.

Isi rekam medik pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya memuat :a. Identitas pasien.b. Tanggal dan waktu.c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-

kurangnya keluhan dan riwayat penyakit.d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik.e. Diagnosis.f. Rencana penatalaksanaan.g. Pengobatan dan/atau tindakan.h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada

pasien.i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan

ondotogram klinik.j. Persetujuan tindakan bila diperlukan.

Isi rekam medik untuk pasien rawat inap dan keperawatan satu hari sekurang-kurangnya memuat :a. Identitas pasien.b. Tanggal dan waktu.c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-

kurangnya keluhan dan riwayat penyakit.d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik.e. Diagnosis.

Page 13: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

f. Rencana penatalaksanaan.g. Pengobatan dan/atau tindakan.h. Persetujuan tindakan bila diperlukan.i. Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan.j. Ringkasan pulang (discharge summary).k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi,

atau tenega kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.

l. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu.

m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.

Fungsi Utama dari rekam medis :a. Mengidentifikasi pasienb. Untuk berkomunikasi antara dokter dan

sejawatnyac. Administrasid. Pendidikane. Aspek dokumentasi

Kegunaan dari rekam medis antara lain:a. Dasar untuk menentukan perawatan

penderita.b. Sarana komunikasi antara dokter dan

penderita maupun dokter lain atau tenaga lain (farmasi dan perawat).

c. Data untuk melengkapi dokumen atau sejarah penyakit penderita atau tindakan pengobatan pasien selama di rumah sakit.

d. Membantu dasar pemeriksaan ulang dan evaluasi perawatan yang telah diberikan.

e. Untuk melindungi dari segi hukum baik pasien, dokter atau tenaga lain.

K. CSSD

L. LIMBAH RS1. Klasifikasi limbah RS

1) Limbah padatLimbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari:a. Limbah padat medis

Limbah padat medis adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksik, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

b. Limbah padat non-medisLimbah padat non-medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman, dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi yang tersedia.

2) Limbah cairLimbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang memungkinkan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.

3) Limbah gasLimbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anestesi, dan pembuatan obat sitotoksik.

2. Pengolahan limbah RS1) Limbah padat

a) Limbah padat non medis dipisahkan antara limbah basah dan kering. Limbah yang masih dapat dimanfaatkan dilakukan proses daur ulang, sisanya dibakar dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.

b) Limbah infeksius dan benda tajam harus diolah dengan insinerator bila memungkinkan tetapi sebelum itu perlu dilakukan sterilisasi terlebih dahulu untuk limbah yang bersifat sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen infeksius dari laboratorium, sedangkan untuk limbah infeksius lainnya cukup dengan cara disinfeksi. Sementara untuk

Page 14: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

benda tajam yang terkontaminasi cocok dilakukan kapsulisasi.

c) Limbah farmasi dalam jumlah besar harus dikembalikan kepada distributor, sedangkan bila dalam jumlah sedikit dan tidak memungkinkan dikembalikan, dimusnahkan melalui insinerator pada suhu diatas 1000°C.

d) Limbah sitotoksik sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang dengan penimbunan atau ke saluran limbah umum. Pembuangan yang dianjurkan adalah dikembalikan ke perusahaan penghasil atau distributor, insinerasi pada suhu tinggi, dan degradasi kimia.

e) Limbah kimia dapat dimusnahkan dengan cara insinerasi pada suhu tinggi, namun yang perlu diperhatikan adalah insinerator yang digunakan harus dilengkapi dengan alat penyaring gas.

f) Limbah kontainer bertekanan tinggi seperti kaleng aerosol harus dikumpulkan dan dibuang bersama dengan limbah biasa dalam kantong plastik hitam dan tidak untuk dibakar atau insinerasi. Kaleng aerosol dalam jumlah besar sebaiknya dikembalikan kepada penjualnya atau ke instalasi daur ulang bila ada.

g) Limbah radioaktif dibuang sesuai dengan persyaratan teknis dan peraturan undang-undang yang berlaku (PP Nomor 27 tahun 2002) dan kemudian diserahkan kepada BATAN untuk penanganan lebih lanjut.

2) Limbah cairTahapan pengolahan limbah cair RS pada umumnya meliputi :a) Bak penyaringan kasar

Semua limbah cair terlebih dahulu ditampung pada saringan kasar (baar screen) agar kotoran padat yang dapat mengganggu saluran pipa dapat dipisahkan.

b) Saringan pasirLimbah cair selanjutnya masuk ke saringan pasir yang bertujuan untuk

menahan atau mengurangi pasir yang terbawa aliran.

c) Bak pengendapan awalBak ini berfungsi untuk mengendapkan zat padat organis tanpa penambahan zat kimia.

d) Bak aerasiBerfungsi memberikan konsumsi oksigen yang cukup kepada mikroorganisme aerobik. Dengan bantuan kompresor kandungan oksigen terlarut dalam bak aerasi dipertahankan pada kondisi optimum, agar bakteri aerobik tumbuh dengan subur dan mampu menguraikan zat organik sehingga dapat menurunkan kandungan Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) secara optimum.

e) Bak pengendapan akhir Bak ini berfungsi untuk mengendapkan lumpur sehingga dapat dipisahkan antara air limbah dan lumpur. Secara berkala lumpur tersebut dipompa kedalam bak lumpur yang tersedia yang kemudian akan dibuang ke tempat pembuangan akhir diluar rumah sakit.

f) DesinfeksiProses ini dilakukan sebelum masuk kedalam bak stabilitas yakni dengan cara meneteskan bahan kimia seperti kaporit agar air limbah yang diproses sudah siap untuk dibuang ke sungai.

g) Bak stabilitasBak stabilitas merupakan tahap akhir dari proses pengolahan dan penanganan limbah cair. Limbah cair yang akan disalurkan ke sungai dari bak stabilitas sudah memenuhi persyaratan baku mutu air.

3) Limbah gasa) Monitoring limbah gas berupa NO2, SO2,

logam berat, dan dioksin dilakukan minimal satu kali setahun.

b) Suhu pembakaran minimum 1000°C untuk pemusnahan bakteri patogen, virus, dioksin, dan mengurangi jelaga.

Page 15: MATERI RUMAH SAKIT

MBLiE

c) Insinerator dilengkapi dengan alat untuk mengurangi emisi gas dan debu.

d) Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak memproduksi gas oksigen dan dapat menyerap debu.

(LIMBAH RSUP Persahabatan Lengkapnya Lihat di Catatanqu..)

M.