(14.921) penilaian standar pelayanan rumah sakit melalui kepatuhan prosedur kerja di rumah sakit...

41
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah keadaan sejahtera, baik dari segi badan, mental spiritual (dirinya sendiri) maupun segi sosial budaya (lingkungannya). Sehat merupakan kehendak semua pihak, tidak hanya oleh perorangan, tetapi oleh keluarga, kelompok dan masyarakat. Keadaan sehat membutuhkan banyak hal, salah satu diantaranya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Azwar, 1996). Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat (Leevey dan Loomba, 1973 dalam Azwar,1996). Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan ada dua, yaitu pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama- sama dalam satu organisasi (institution). Tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan serta sasaran utamanya untuk perseorangan dan keluarga. Pelayanan kesehatan masyarakat ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam suatu organisasi, tujuan utamanya adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, sasaran utamanya untuk kelompok dan masyarakat (Hodgetts dan Cascio, 1983 dalam Azwar, 1996). Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang

Upload: rhadhieth-mahkota

Post on 29-Jul-2015

840 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehat adalah keadaan sejahtera, baik dari segi badan, mental spiritual (dirinya

sendiri) maupun segi sosial budaya (lingkungannya). Sehat merupakan kehendak

semua pihak, tidak hanya oleh perorangan, tetapi oleh keluarga, kelompok dan

masyarakat. Keadaan sehat membutuhkan banyak hal, salah satu diantaranya adalah

menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Azwar, 1996).

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau

bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat (Leevey dan Loomba, 1973

dalam Azwar,1996). Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan ada dua, yaitu pelayanan

kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang termasuk

dalam kelompok pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan cara

pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-

sama dalam satu organisasi (institution). Tujuan utamanya untuk menyembuhkan

penyakit dan memulihkan kesehatan serta sasaran utamanya untuk perseorangan dan

keluarga. Pelayanan kesehatan masyarakat ditandai dengan cara pengorganisasian

yang umumnya secara bersama-sama dalam suatu organisasi, tujuan utamanya adalah

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, sasaran

utamanya untuk kelompok dan masyarakat (Hodgetts dan Cascio, 1983 dalam Azwar,

1996).

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam

mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu rumah sakit

dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang

Page 2: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

2

ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat (Keputusan Menteri

Kesehatan No. 228/2002).

Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

(RSGM FKG Universitas Jember) merupakan rumah sakit khusus, karena hanya

memberikan satu jenis pelayanan kesehatan yaitu kesehatan gigi dan mulut. RSGM

FKG Universitas Jember mengharapkan agar tuntutan masyarakat terhadap

peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat terpenuhi, maka rumah sakit merupakan

sarana pelayanan yang paling dibutuhkan, karena memberikan pelayanan secara

optimal dari tingkat dasar hingga paling canggih. Kesehatan gigi dan mulut

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kesehatan lainnya, sangat

membutuhkan sarana pelayanan kesehatan yang komprehensif dan multifungsional

berupa rumah sakit gigi dan mulut sebagai pusat rujukan bagi pelayanan kesehatan

gigi, lahan pendidikan dan penelitian. Peningkatan standar pelayanan kesehatan dari

RSGM FKG Universitas Jember dibutuhkan agar RSGM dapat memberikan

pelayanan kepada masyarakat dengan mutu pelayanan yang memenuhi standar

pelayanan yang berlaku (Depkes RI, 2003).

Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam

membandingkan hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah

ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-

saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program (The

International Clearing House on Adolescent Fertility Control for Population Options

dalam Azwar, 1996).

Penilaian tentang standar pelayanan rumah sakit melalui kepatuhan prosedur

kerja di RSGM FKG Universitas Jember merupakan salah satu upaya evaluasi hasil

karya tenaga kerja dengan membandingkan terhadap standar. Penilaian prestasi harus

melibatkan seluruh jajaran organisasi, penilaian harus mengetahui benar aspek yang

berkaitan dengan tugas, tanggung jawab tenaga kerja dan mengetahui kriteria yang

akan dinilai, terlebih dahulu harus ditetapkan instrumen penilaian prestasi kerja

(Darmanto, 1997).

Page 3: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

3

RSGM FKG Universitas Jember merupakan salah satu rumah sakit

pendidikan dengan rata-rata kunjungan per hari 118 orang dan jumlah total kunjungan

dalam 1 tahun adalah 25.759 orang. Jumlah tersebut sudah melebihi standar minimal

rata-rata kunjungan yang telah ditetapkan. Dewi Irin (2005), menyatakan bahwa

85,7% responden menyatakan puas dengan pelayanan yang diberikan RSGM FKG

Universitas Jember. Iin Rahmawati (2006) menyatakan bahwa pelayanan kesehatan

gigi dan mulut di RSGM belum baik, karena hanya 41,8% responden yang menjawab

baik. Dengan jumlah pasien setiap tahun yang terus meningkat, penulis ingin

mengetahui apakah pelayanan yang diberikan kepada pasien sudah mematuhi standar

pelayanan yang berlaku.

Penelitian tentang penilaian standar pelayanan rumah sakit melalui kepatuhan

prosedur kerja dilakukan di RSGM FKG Universitas Jember untuk mengetahui

standar pelayanan rumah sakit yang diukur dari kepatuhan prosedur kerja yang

dilakukan oleh mahasiswa tingkat profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Jember.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah bagaimana standar pelayanan RSGM yang diukur

melalui kepatuhan prosedur kerja yang diterapkan oleh RSGM FKG Universitas

Jember.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui standar pelayanan rumah sakit yang

dilakukan mahasiswa tingkat profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

yang melaksanakan praktikum klinik melalui kepatuhan prosedur kerja di RSGM

FKG Universitas Jember.

Page 4: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

4

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah:

1. Meningkatkan standar pelayanan RSGM FKG Universitas Jember

2. Memberikan masukan dan evaluasi pada pihak RSGM FKG Universitas Jember

untuk meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik di masa datang.

Page 5: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis profesional yang

terorganisir serta sarana kedokteran yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran,

asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit

yang diderita oleh pasien (American Hospital Association; 1974 dalam Azwar, 1996).

Wolper dan Pena (dalam Azwar, 1996) menyatakan bahwa rumah sakit adalah

tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat

dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga

profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Association of Hospital Care (dalam

Azwar, 1996) menjelaskan bahwa rumah sakit adalah suatu pusat dimana pelayanan

kesehatan masyarakat, pendidikan dan penelitian kedokteran diselenggarakan.

2.1.2 Fungsi Rumah Sakit

Fungsi rumah sakit berdasarkan sistem kesehatan nasional dalam Djojodibroto

(1997) adalah:

1. memberikan pelayanan rujukan medik spesialistik dan subspesialis

2. menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat

penyembuhan dan pemulihan pasien

3. sarana pendidikan dan pelatihan di bidang kedokteran dan kedokteran gigi jenjang

diploma, dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis konsultan,

magister, doktor dan pendidikan berkelanjutan bidang kedokteran.

Page 6: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

6

2.1.3 Karakteristik Rumah Sakit

Djojodibroto (1997) menyatakan bahwa organisasi rumah sakit mempunyai

sejumlah sifat atau karakteristik yang tidak dipunyai organisasi lainnya, antara lain:

1. sebagian besar tenaga kerja rumah sakit adalah tenaga profesional

2. wewenang kepala rumah sakit berbeda dengan wewenang pimpinan perusahaan

3. tugas-tugas kelompok profesional lebih banyak dibandingkan tugas kelompok

manajerial

4. beban kerjanya tidak bisa diatur

5. jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan di unit kerja beragam

6. hampir semua kegiatannya bersifat penting

7. pelayanan rumah sakit sifatnya sangat individualistik. Setiap pasien harus

dipandang sebagai individu yang utuh, aspek fisik, aspek mental, aspek

sosiokultur dan aspek spiritual harus mendapat perhatian penuh

8. pelayanan bersifat pribadi, cepat dan tepat

9. pelayanan berjalan terus menerus selama 24 jam dalam sehari.

2.1.4 Macam Rumah Sakit

Djojodibroto (1997) membagi rumah sakit menjadi beberapa macam, yaitu

menurut:

1. Pemilik

Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit pemerintah

(goverment hospital) dan rumah sakit swasta (privat hospital).

2. Filosofi yang dianut

Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit yang tidak

mencari keuntungan (non-profit hospital) dan rumah sakit yang mencari

keuntungan (profit hospital).

Page 7: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

7

3. Jenis pelayanan yang diselenggarakan.

Rumah sakit dapat dibedakan atas dua macam, yaitu rumah sakit umum (general

hospital) yang menyelenggarakan semua jenis pelayanan kesehatan dan rumah

sakit khusus (specially hospital).

4. Lokasi rumah sakit

Rumah sakit dibedakan atas beberapa macam, tergantung dari pembagian sistem

pemerintah yang dianut, misalnya rumah sakit pusat jika lokasinya di ibukota

negara, rumah sakit propinsi jika lokasinya di ibukota propinsi dan rumah sakit

kabupaten jika lokasinya di ibukota kabupaten.

Azwar(1996) menyatakan bahwa rumah sakit di Indonesia jika ditinjau dari

kemampuan yang dimiliki dibedakan menjadi lima macam, yaitu:

1. Rumah sakit kelas A

Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis dan subspesialis secara luas. Rumah sakit kelas A ditetapkan

sebagai tempat pelayanan rumah sakit rujukan tertinggi (top referral hospital)

atau rumah sakit pusat.

2. Rumah sakit kelas B

Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah sakit kelas B didirikan

di setiap ibukoata propinsi (propincial hospital) yang menampung pelayanan

rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk

kelas A juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit kelas B.

3. Rumah sakit kelas C

Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis terbatas, yaitu pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah,

pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kebidanan dan kandungan. Rumah sakit

kelas C akan didirikan di setiap ibukota kabupaten (regency hospital) yang

menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.

Page 8: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

8

4. Rumah sakit kelas D

Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit ynag bersifat transisi karena pada satu

saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Kemampuan rumah sakit

kelas D hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi.

Rumah sakit kelas D juga menampung pelayanan rujukan yang berasal dari

puskemas.

5. Rumah sakit kelas E

Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit khusus (spesial hospital) yang

menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja, misalnya rumah sakit

kusta, rumah sakit paru, rumah sakit kanker, rumah sakit jantung, rumah sakit ibu

dan anak, rumah sakit gigi dan mulut dan lain sebagainya.

2.2 Rumah Sakit Gigi Dan Mulut

2.2.1 Pengertian Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Rumah sakit gigi dan mulut adalah rumah sakit khusus yang

memyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dan merupakan sarana

pendidikan dan penelitian tenaga kesehatan gigi tingkat (D1, D3 dan S1), pendidikan

(dokter gigi dan dokter spesialis) serta pendidikan magister dan doktoral, S2, spesialis

dan S3 (Departemen Kesehatan RI, 2003).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 1173 tahun 2004

tentang rumah sakit gigi dan mulut menyatakan bahwa Rumah Sakit Gigi dan Mulut

(selanjutnya disingkat RSGM) adalah sarana pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan untuk pelayanan

pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui pelayanan rawat jalan, gawat darurat

dan pelayanan tindakan medis.

RSGM terbagi atas beberapa bagian, yaitu :

1. Laboratorium Periodonsia

2. Laboratorium Oral Medicine (OM)

Page 9: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

9

3. Laboratorium Bedah Mulut

4. Laboratorium Prostodonsia

5. Laboratorium Ortodonsia

6. Laboratorium Konservasi

7. Laboratorium Pedodonsia

8. Laboratorium Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat

2.2.2 Fungsi dan Tujuan RSGM

Fungsi RSGM adalah:

1. Pelayanan atau pengabdian kepada masyarakat meliputi;

a. sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut primer, sekunder, dan tersier,

penunjang, rujukan dan gawat darurat kesehatan gigi dan mulut.

b. wadah pengembangan konsep pelayanan kedokteran gigi.

c. pusat unggulan pelayanan kedokteran gigi.

2. Pendidikan

sarana pendidikan dan pelatihan di bidang kedokteran gigi jenjang diploma,

dokter gigi, dokter gigi spesialis, dokter gigi spesialis konsultan, magister, doktor

dan pendidikan berkelanjutan bidang kedokteran gigi.

3. Penelitian

a. pusat penelitian, pengkajian, dan pengembangan ilmu kedokteran gigi,

b. pusat penerapan obat, bahan dan kedokteran gigi

(Depkes RI, 2003).

RSGM berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan nomer 1173

tahun 2004, menurut fungsinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu RSGM Pendidikan

dan RSGM non Pendidikan. RSGM Pendidikan adalah RSGM yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, yang juga digunakan sebagai

sarana proses pembelajaran, pendidikan dan penelitian bagi profesi tenaga kesehatan

kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya dan terikat melalui kerjasama dengan

fakultas kedokteran gigi.

Page 10: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

10

Tujuan umum RSGM adalah meningkatkan mutu pendidikan, penelitian dan

pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas, profesional, modern dan sesuai

dengan tuntutan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

kedokteran gigi.

Tujuan khusus RSGM, yaitu:

a. tersedianya sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi masayarakat secara

optimal, meliputi :

1) pelayanan medik gigi primer, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan

wewenang dokter gigi umum.

2) pelayanan medik gigi sekunder, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan

wewenang dokter gigi spesialis.

3) pelayanan medik gigi tersier, yaitu tindakan medik gigi yang merupakan

wewenang dokter gigi subspesialis/dokter gigi spesialis konsultan.

b. tersedianya sarana pendidikan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan gigi lainnya.

c. tersedianya pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

khususnya pada kedokteran gigi.

d. tersedianya unit pelayanan sebagai sarana rujukan bagi unit yang lebih rendah.

e. tersedianya unit penunjang program kegiatan medik kedokteran umum (rujukan

secara pelayanan kesehatan lain setingkat/horizontal), kegiatan pelayanan

kesehatan terintegrasi, pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan penelitian.

Kriteria yang harus dipenuhi oleh RSGM Pendidikan berdasarkan Peraturan

Pemerintah Menteri Kesehatan No.1173 tahun 2004 adalah:

1. kebutuhan akan proses pendidikan,

2. fasilitas dan peralatan fisik untuk pendidikan,

3. aspek manajemen umum dan mutu pelayanan rumah sakit,

4. aspek keuangan dan sumber dana,

5. memiliki kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Kolegium Kedokteran

Gigi.

Page 11: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

11

2.2.3 Sasaran RSGM

Sasaran RSGM adalah tercapainya mutu pelayanan kesehatan gigi yang dapat

memberi perlindungan kepada masyarakat melalui pelayanan kesehatan gigi,

pendidikan dan penelitian (Depkes RI, 2003).

2.2.4 Sarana Peralatan RSGM

RSGM harus memenuhi persyaratan bangunan, sarana dan prasarana serta

peralatan sesuai dengan kebutuhan. Persyaratan yang dimaksud adalah :

1. lokasi atau letak bangunan dan prasarana harus sesuai dengan rencana umum tata

ruang

2. bangunan dan prasarana harus memenuhi persyaratan keamanan, keselamatan

kerja dan analisis dampak lingkungan RS dan sarana kesehatan lain

3. peralatan harus memenuhi persyaratan kalibrasi, standar kebutuhan pelayanan,

keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja.

Ketentuan persyaratan minimal peralatan RSGM berdasarkan Peraturan

Pemerintah Menteri Kesehatan nomer 1173 tahun 2004, meliputi:

a. jumlah dental unit 50

b. jumlah dental chair 50 unit

c. jumlah tempat tidur 3 buah

d. peralatan medik, meliputi :

1) 1 unit intra oral camera

2) 1 unit dental X-ray

3) 1 unit panoramic X-ray

4) 1 unit Cephalometri X-ray

5) 1 unit autoclave /7 unit sterilizator

6) 1 camera

7) 1 digital intra oral.

RSGM dapat memiliki peralatan medik khusus lainnya, meliputi :

1. 1 unit laser

Page 12: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

12

2. 1 radiografi (Radio Visio Graphi).

Perbandingan standar peralatan RSGM yang disusun oleh Direktorat

Pelayanan Medis Gigi Departemen Kesehatan RI tahun 2003 dengan yang dimiliki

oleh RSGM FKG UNEJ, yaitu:

Tabel 1.

Perbandingan Standar Peralatan RSGM

NO Peralatan Standar Depkes

Keadaan di RSGM FKG UNEJ

Jumlah

Saat ini Baik

Rusak

Ringan Berat

1.

2

3.

4.

Jumlah dental

unit

Jumlah dental

chair

Jumlah tempat

tidur

Peralatan medik

lainnya

50 unit

50 unit

3 unit

1 unit laser

1 unit intra oral

camera

I unit dental foto

1unit cephalo

metri X- ray

7 unit sterilisator

1 camera

1 digital intra

oral

1 radiografi

(Radio Visio

graph)

108

108

1

-

3

1

1

13

-

-

-

99

99

-

-

2

1

1

12

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

9

9

-

-

1

-

-

1

-

-

-

Sumber: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006

2.2.5 Tenaga Kesehatan

RSGM berdasarkan Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan Nomer 1173

tahun 2004 harus memiliki tenaga yang meliputi :

1. Tenaga medis kedokteran gigi, yang terdiri dari :

a. dokter gigi

b. dokter gigi spesialis, yang meliputi :

Page 13: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

13

1) bedah mulut

2) orthodonsia

3) konservasi

4) prostodonsia

5) pedodonsia

6) periodonsia

7) oral medicine

2. Dokter/spesialis lainnya

a. dokter dengan pelatihan PPGD

b. dokter anestesi

c. dokter penyakit dalam

d. dokter spesialis anak

3. Tenaga Keperawatan

a. perawat gigi

b. perawat

4. Tenaga kefarmasian

a. apoteker

b. analis farmasi

c. asisten apoteker

5. Tenaga Keteknisan Medis

a. radiografer

b. teknisi gigi

c. analis kesehatan

d. perekam medis

6. Tenaga Non Kesehatan

a. administrasi

b. kebersihan

RSGM Pendidikan dalam memenuhi kurikulum pendidikan dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus menyediakan tujuh dokter gigi

Page 14: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

14

spesialis tersebut diatas dan dokter gigi spesialis lainnya, meliputi bidang kesehatan

gigi masyarakat (dental public health), dental material, oral biology dan dental

radiology (Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan Nomer 1173, 2004).

Perbandingan standar tenaga medis RSGM yang disusun oleh Direktorat

Pelayanan Medis Gigi Departemen Kesehatan RI tahun 2003 dengan yang dimiliki

oleh RSGM FKG UNEJ, yaitu:

Tabel 2.

Perbandingan Standar Tenaga Medis RSGM

N

o Tenaga

Standar

Depkes

Keadaan di RSGM FKG UNEJ

Jumlah

saat ini

Purna waktu Paruh waktu

PNS PNS

Depkes PNS

PNS

Depkes

1 Dokter gigi umum 7 orang 57 52+211

- - 3

2 Dokter gigi ahli

a. Bedah mulut

b. Ortodonsia

c. Konservasi

d. Prostodonsia

e. Pedodonsia

f. Periodonsia

g. Oral Medicine

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

2

12+1

1

1

1

12

1

12

1

1

1

1

1

1

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

-

-

-

-

-

3 Dokter/ahli lainnya

a. Anastesi

b. Dokter umum/gawat

darurat

c. Penyakit dalam

d. Anak

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1

1

1

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1

1

1

Jumlah 18 orang 70 61 - - 9

Keterangan:

1 : status kontrak kerja

2 : sedang menempuh pendidikan

Sumber data: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006

Page 15: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

15

Tabel 3.

Perbandingan Standar Tenaga Keperawatan dan Tenaga Lain RSGM

No Tenaga

Standar

Depkes

Keadaan di RSGM FKG UNEJ

Jumlah

saat ini

Purna waktu Paruh waktu

PNS PNS

Depkes PNS

PNS

Depkes

1 Tenaga keperawatan

a. perawat gigi/teknisi

laboratorium gigi

(A.Md)

14 orang 71

4 - - -

b. perawat umum 1 orang 2 2 - - -

2 Tenaga kesehatan

lainnya

a. analis laboratorium

(A.Md) - 6 6 - - -

b. Teknisi radiologi

(A.Md) - 2 1 - - -

Jumlah 15 orang 9+81 13 - - -

4 Tenaga non kesehatan

a. Rekam medik 1 oarang 21 - - - -

b. Teknisi 1 orang 1+11

- - - -

c. Kasir 1 orang 21

- - - -

d. Adm. Keuangan-

sarana dan prasarana 1 orang 2 - - - -

e. Kebersihan 1 orang 31

- - - -

Jumlah 5 orang 11

Keterangan:

1 : status kontrak kerja

2 : sedang menempuh pendidikan

Sumber data: Laporan Penyelenggaraan RSGM FKG UNEJ 2006

2.3 Standar Pelayanan Rumah Sakit

Rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat

peningkatan derajat kesehatan kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk

Page 16: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

16

memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan

dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.

Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna

yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal (Clinical Practice Guideline,

1990 dalam Azwar, 1996).

Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang

mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan (Donabedian, 1980

dalam Azwar, 1996).

Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh

suatu sarana pelayanan agar pemakai jasa dapat memperoleh keuntungan yang

maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan (Rowland dan Rowland, 1983 dalam

Azwar, 1996).

Keputusan Menteri Kesehatan no. 228 tahun 2002 menyatakan bahwa standar

adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam

melakukan kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan propinsi,

kabupaten/kota sesuai dengan evidence base. Standar pelayanan rumah sakit daerah

adalah penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik,

pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan, baik rawat inap maupun rawat

jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit.

Standar pelayanan dokter/dokter gigi yang harus diatur adalah standar

pelayanan yang diberikan secara langsung oleh dokter kepada pasien, terlepas dari

strata unit pelayanan tempat dia bekerja. Masalah keterbatasan sarana dan teknologi

hanya menjadi pertimbangan ketika kelak terjadi penyimpangan (Mohamad, 2005).

Standar pelayanan yang digunakan harus sesuai dengan standar profesi yang

berlaku dan kode etik kedokteran saat ini. Setiap rumah sakit gigi dan mulut dalam

memberikan pelayanan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pelayanan sesuai

dengan standar profesi kedokteran gigi yang ditetapkan.

Standar profesi berdasarkan Undang-Undang No.23 Tahun 1992 adalah

pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi

Page 17: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

17

secara baik. Tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien seperti dokter dan

perawat dalam melaksanakan tugasnya harus menghormati hak pasien. Hak pasien

adalah hak informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia

kedokteran dan hak atas pendapat kedua (second opinion) (Nasution, 2005). Setiap

RSGM dalam memberikan pelayanan mempunyai kewajiban-kewajiban, salah

satunya adalah melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan RSGM dan

standar profesi kedokteran gigi yang ditetapkan.

Pelayanan kesehatan adalah suatu sistem lembaga, orang, tekonologi dan

sumber daya yang dirancang untuk meningkatkan status kesehatan suatu populasi,

misalnya pencegahan, promosi, pengobatan dan sebagainya (Adikoesoemo, 1997).

Standar pelayanan yang harus dimiliki oleh rumah sakit menurut Azwar (1996)

adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan farmasi harus dilakukan dibawah pengawasan tenaga ahli farmasi yang

baik

b. Rumah sakit harus menyediakan pelayanan laboratorium patologi anatomi dan

patologi klinik

c. Rumah sakit harus menyediakan ruang bedah lengkap dengan fasilitasnya

d. Rumah sakit harus dibangun, dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk

menjamin kesehatan dan keselamatan pasiennya.

Crosby dalam Azwar (1997) menyatakan bahwa mutu adalah kepatuhan

terhadap standar yang telah ditetapkan, sedangkan Aditama (2002) menyatakan

bahwa mutu adalah pelayanan yang mengacu pada kemampuan rumah sakit memberi

pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh

pasiennya.

Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila telah dilakukan penilaian-

penilaian, baik terhadap tingkat kesempurnaan, sifat, wujud, ciri-ciri pelayanan

kesehatan dan kepatuhan terhadap standar pelayanan. Setiap orang mempunyai

kriteria untuk kualitas dan mempunyai cara-cara penilaian yang berbeda. Penyedia

layanan kesehatan tidak dapat mengetahui apakah para pasien yang memberikan

Page 18: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

18

pendapat yang positif atau negatif bisa mewakili seluruh populasi yang dilayani

(Kongstvedt, 2000). Perbedaan tersebut dapat diatasi dengan kesepakatan bahwa

mutu suatu pelayanan kesehatan dianggap baik apabila tata cara penyelenggaraannya

sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan (Azwar,

1996).

Kegiatan penilaian secara umum harus meliputi tiga tahap. Tahap pertama

adalah menetapkan standar, kemudian tahap kedua adalah menilai kinerja yang ada

dan membandingkan dengan standar yang sudah disepakati dan tahap ketiga meliputi

upaya memperoleh kinerja yang menyimpang dari standar yang sudah ditetapkan

(Aditama, 2002). Standar ini telah dikembangkan oleh badan usaha, atau badan usaha

dapat menggunakan standar yang dikembangkan oleh organisasi profesional dan

dipublikasikan dalam literatur medis (Kongstvedt, 2000).

Tiga aspek penilaian mutu pelayanan menurut Jonas dan Rosenberg dalam

Aditama (2002), yaitu:

a. Aspek pendekatan

1. Pendekatan secara umum

Pendekatan secara umum dilakukan dengan menilai kemampuan rumah sakit

dan atau petugas dan membandingkannya dengan standar yang ada. Para

petugas dapat dinilai tingkat pendidikannya, pengalaman kerjanya, serta

pengalaman yang dimilikinya. Rumah sakitnya dapat dinilai dalam segi

bangunan fisik, administrasi organisasi dan manajernya, kualifikasi SDM yang

tersedia dan kemampuan memberi pelayanan sesuai standar yang berlaku saat

itu.

2. Pendekatan secara khusus

Pendekatan secara khusus dilakukan dengan menilai hubungan antara pasien

dengan pemberi pelayanan di rumah sakit.

Page 19: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

19

b. Aspek teknik

Dilakukan penilaian atas tiga komponen, yaitu:

1. Komponen struktur

Komponen struktur menilai keadaan fasilitas yang ada, keadaan bangunan

fisik, struktur organisasi, kualifikasi staf rumah sakit dan lain-lain.

2. Komponen proses

Komponen proses menilai apa yang terjadi antara pemberi pelayanan dengan

pasiennya.

3. Komponen hasil

Komponen hasil menilai hasil pengobatan (dengan berbagai kekurangannya).

Penilaian dapat dilakukan dengan menilai dampak pengobatan terhadap status

pengobatan dan kepuasan pasiennya.

c. Aspek kriteria

1. Kriteria eksplisit, yaitu kriteria yang nyata tertulis

2. Kriteria implisit ,yaitu kriteria yang tidak tertulis.

2.4 Kepatuhan Prosedur Kerja

Kepatuhan para tenaga medis atau paramedis dalam memberikan pelayanan

mengacu kepada standar dan prosedur sangat mempengaruhi mutu pelayanan

kesehatan terhadap pasien. Pelayanan kesehatan yang baik dimulai dengan

meningkatnya kepatuhan terhadap standar pelayanan medis. Jika petugas kesehatan

mematuhi dan mengikuti standar pelayanan kesehatan yang terbaik, diharapkan

pasien akan mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk sembuh, artinya

kesakitan dan kematian akan menurun (Wijono, Djoko. 1997).

Donabedian dalam Wijono (1997) menyatakan bahwa hasil pekerjaan

(outcome) secara tidak langsung dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menilai

pelayanan medis. Diawali dengan tersedianya input atau struktur yang bermutu dalam

pelayanan kesehatan, dan adanya proses pelayanan medis sesuai dengan standar atau

Page 20: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

20

kepatuhan terhadap standar pelayanan yang baik, diharapkan hasil pekerjaan

(outcome) pelayanan medis yang bermutu. Hasil pelayanan tidak bermutu apabila

berbeda atau tidak seperti yang diharapkan atau tidak sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan.

Departemen Kesehatan RI (2000) menyatakan bahwa tahapan prosedur

pelayanan kesehatan gigi dan mulut antara lain:

1. persiapan petugas (dokter gigi atau perawat gigi menggunakan lab jas, masker,

dan sarung tangan)

2. anamnesa dilakukan dengan lengkap dan jelas tentang identitas pasien, keluhan

utama, dan riwayat kesehatan pasien (tentang penyakit jantung, hipertensi, alergi,

dan lain-lain)

3. pemeriksaan ekstraoral dan intraoral

4. menentukan diagnosa

5. persiapan tindakan meliputi rencana perawatan atau pengobatan, informed

consent, sterilisasi alat

6. tindakan medik gigi, misalnya konservasi (tambal sementara atau tambal tetap),

pencabutan (gigi susu, gigi tetap), pembersihan karang gigi (supragingiva,

subgingiva), pengobatan abses dan lain-lain

7. kontrol tindakan atau konseling dapat berupa nasehat-nasehat perawatan tindakan

merujuk dan menerima pasien.

2.4.1 Prosedur Kerja di Laboratorium Bedah Mulut

Prosedur ekstraksi gigi di Laboratorium Bedah Mulut, yaitu:

1. antiseptik

2. anastesi lokal

3. pencabutan

4. periksa kelengkapan gigi dan periksa soket

5. kompresi soket gigi

6. tamponade

Page 21: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

21

7. instruksi pasca ekstraksi

8. bila perlu pemberian obat, yaitu antibiotika, analgetika dan ruborantia.

Peralatan yang digunakan dalam perawatan ekstraksi gigi, yaitu:

1. standar alat diagnostik (kaca mulut, sonde lurus, sonde setengah lingkaran,

ekskavator dan pinset)

2. set alat exodontia [tang rahang bawah (untuk gigi insisivus dan molar), tang

rahang atas (bentuk lurus, huruf S dan bayonet), elevator, chisel dan hammer]

(PDGI, 1999).

2.4.2 Prosedur Kerja di Laboratorium Periodonsia

Prosedur pembersihan karang gigi (scalling) di Laboratorium Periodonsia,

yaitu:

1. DHE meliputi pemberian disclosing agent, teknik dan cara membersihkan gigi

(sikat gigi, flossing), pengendalian plak di rumah, pola makan ( jenis, frekuensi,

komposisi, konsistensi makanan), menghilangkan kebiasaan buruk, anjuran

kunjungan berkala

2. pemberian resep bila diperlukan ( kasus akut, proteksi penyakit jantung)

3. pemolesan

4. scalling supra dan sub gingiva

5. root plannig.

6. koreksi restorasi berlebih

7. menumpat karies servikal

8. penyesuaian oklusi sederhana bila perlu

9. melakukan splint sementara bila perlu

10. pemberian obat kumur

11. pemberian topical anastesi pada kasus hipersensitivitas

12. evaluasi hari ke 5-7.

Page 22: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

22

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam perawatan pembersihan gigi

(scalling), yaitu:

1. alat standar, yaitu kaca mulut, sonde, pinset, sonde dan periodontal probe

2. alat penjaga kebersihan mulut, yaitu sikat gigi dan benang gigi

3. alat oral propilaksis, yaitu sikat poles, karet poles dan bahan poles

4. Alat scalling dan root planing konvensional dan elektrik (PDGI, 1999).

2.4.3 Prosedur Kerja di Laboratorium Oral Medicine

Prosedur kerja perawatan ulkus traumatikus di Laboratorium Oral Medicine,

yaitu:

1. eliminasi penyebab,

2. pemakaian obat kumur

3. pemberian benzokaine 4 % dalam borax gliserin

4. obat-obat yang anastetik

5. hindari makanan atau minuman yang merangsang

Peralatan yang digunakan dalam perawatan ulkus traumatikus, yaitu:

1. dental chai,

2. alat-alat dasar pemeriksaan penyakit mulut, yaitu kaca mulut, sonde lurus, sonde

semilunar, ekskavator dan pinset

3. obat- obat topikal untuk penyakit mulut

4. alat dan bahan untuk sterilisasi dan asepsis (PDGI, 1999).

2.4.4 Prosedur Kerja di Laboratorium Konservasi Gigi

Prosedur kerja dalam melakukan perawatan pulpektomi di Laboratorium

Konservasi Gigi, yaitu:

1. anastesi

2. pengukuran panjang kerja

3. preparasi kavitas

4. pembukaan atap pulpa

Page 23: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

23

5. pulpotomi pulpa dengan ekskavator tajam

6. perdarahan ditekan dengan kapas steril

7. preparasi ruang pulpa

8. ekstirpasi pulpa

9. pembentukan saluran akar

10. irigasi NaOCl 2,5 %

11. pengeringan saluran akar dengan paper point

12. pengobatan saluran akar dengan ChKM

13. pada kunjungan berikutnya pengisian saluran akar dengan guttap point dan sealer

(tergantung kondisi)

14. tumpatan tetap dengan onlay post core crown, dengan basis ZnOE atau resin

komposit (tergantung sisa / keadaan jaringan keras gigi)

Peralatan yang digunakan dalam perawatan pulpektomi, yaitu:

1. dental unit lengkap (dengan suction dan saliva ejector)

2. alat pemeriksaaan standar, yaitu kaca mulut, sonde lurus, sonde semilunar,

ekskavator dan pinset.

3. alat preparasi kavitas endodontik, yaitu bur intan bulat dan fissure panjang high

speed

4. alat preparasi saluran akar, yaitu jarum miller, jarum ekstirpasi, file, reamer,

irigasi,lampu spiritus, alat pengukur dan stopper karet

5. alat pengisi saluran akar, yaitu jarum lentulo, spreader dan root canal plugger

(PDGI, 1999).

Page 24: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

24

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan

cross sectional.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Jember pada:

a. Laboratorium Konservasi Gigi

b. Laboratorium Bedah Mulut

c. Laboratorium Periodonsia

d. Laboratorium Oral Medicine (OM.

3.2.2 Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2006.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa tingkat profesi di Rumah Sakit Gigi

dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember (RSGM FKG UNEJ) pada:

e. Laboratorium Konservasi Gigi sebanyak 51 orang

f. Laboratorium Bedah Mulut sebanyak 45 orang

g. Laboratorium Periodonsia sebanyak 24 orang

h. Laboratorium Oral Medicine (OM) sebanyak 13 orang.

Page 25: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

25

3.4 Sampel Penelitian

3.4.1 Kriteria Sampel

a. Mahasiswa tingkat profesi di RSGM periode Mei-Juni 2006

b. Berada di tempat pada saat penelitian

c. Bersedia menjawab kuisioner.

3.4.2 Besar Sampel

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dengan

mengambil secara acak berdasarkan nomer urut genap dari keseluruhan populasi

(Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini sejumlah 133 orang dan

didapatkan besar sampel sebanyak 65 orang, yaitu:

a. Laboratorium Konservasi Gigi sebanyak 25 orang

b. Laboratorium Bedah Mulut sebanyak 22 orang

c. Laboratorium Periodonsia sebanyak 12 orang

d. Laboratorium Oral Medicine (OM) sebanyak 6 orang.

Observasi dilakukan pada 14 orang, yaitu sebanyak 20% dari besar sampel

(Oetojo, 1990), antara lain:

a. Laboratorium Konservasi Gig sebanyak 5 orang

b. Laboratorium Bedah Mulut sebanyak 4 orang

c. Laboratorium Periodonsia sebanyak 3 orang

d. Laboratorium Oral Medicine (OM) sebanyak 2 orang.

3.4.3 Metode Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan secara simple random sampling dari keseluruhan

populasi.

3.5 Alat dan Bahan

a. Alat tulis

b. Lembar observasional

Page 26: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

26

c. Kuesioner.

3.6 Identifikasi Variabel

3.6.1 Variabel bebas : kepatuhan mahasiswa tingkat profesi terhadap standar RSGM

a. Definisi operasional

Adalah sikap atau perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi yang

menempuh praktikum profesi di Laboratorium Periodonsia, Oral Medicine,

Bedah Mulut, dan Konservasi Gigi yang sesuai dengan tata laksana/prosedur

medis dalam melakukan prosedur kerja pada bagian tersebut di RSGM FKG

UNEJ.

b. Alat ukur

Lembar observasional dan kuesioner.

c. Metode pengukuran

Dengan melakukan pengisian lembar observasional dan kuesioner dari seluruh

jumlah sampel sesuai dengan kriteria sampel. Kuesioner disajikan dalam bentuk

pertanyaan, dengan penilaian sebagai berikut:

A = 3 B = 2 C = 1

3.6.2 Variabel terikat : prosedur tetap/kerja pelayanan RSGM

a. Definisi operasional

Adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melayani pasien sebelum

dan selama melakukan tindakan medik menurut RSGM FKG UNEJ.

b. Alat ukur

Lembar observasional dan kuesioner.

c. Metode pengukuran

Dengan melakukan pengisian lembar observasional dan kuesioner dari seluruh

jumlah sampel sesuai dengan kriteria sampel. Kuesioner disajikan dalam bentuk

pertanyaan, dengan penilaian sebagai berikut:

A = 3 B = 2 C = 1

Page 27: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

27

Variabel terkendali :

1. Sarana dan prasarana

2. Pengetahuan

3. Tanggung jawab

Variabel bebas :

Kepatuhan mahasiswa

tingkat profesi

terhadap standar

RSGM

Variabel terikat :

Prosedur tetap/

kerja pelayanan

RSGM

3.7 Alur Penelitian

3.8 Kerangka Konsep Penelitian

Data Mahasiswa Klinik

Periode Mei-Juni 2006

Sampel Mahasiswa Klinik

Pengisian kuesioner dan lembar

observasional

Analisa

Hasil

Page 28: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

28

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penilaian standar pelayanan rumah sakit melalui kepatuhan prosedur kerja di

Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

dilakukan pada bulan Mei 2006 sampai dengan bulan Juni 2006. Penelitian dilakukan

pada Laboratorium Konservasi Gigi, Bedah Mulut, Periodonsia dan Oral Medicine

(OM) dengan besar sampel sebanyak 65 orang. Sampel dipilih dengan metode

simple random sampling.

Penelitian ini menilai standar pelayanan RSGM yang dilakukan mahasiswa

tingkat profesi dalam melakukan perawatan pulpektomi pada Laboratorium

Konservasi Gigi, perawatan ekstraksi gigi pada Laboratorium Bedah Mulut,

perawatan pembersihan karang gigi (scalling) pada Laboratorium Periodonsia dan

perawatan ulkus traumatikus pada Laboratorium Oral Medicine (OM).

Penelitian yang telah dilakukan mengelompokkan sampel penelitian

berdasarkan laboratorium yang sedang ditempuh, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi sampel berdasarkan laboratorium.

No Laboratorium Σ sampel (%)

1 Konservasi gigi 25 orang 38,5

2 Bedah Mulut 22 orang 33,9

3 Periodonsia 12 orang 18,5

4 Oral Medicine (OM) 6 orang 9,4

Jumlah 65 orang 100

Tabel 4 menunjukkan distribusi sampel penelitian berdasarkan laboratorium

yang sedang ditempuh, jumlah yang paling banyak adalah sampel penelitian pada

Laboratorium Konservasi Gigi yaitu sebanyak 25 orang atau 38,5%, sedangkan

jumlah yang paling sedikit adalah sampel penelitian pada Laboratorium Oral

Medicine (OM) yaitu sebanyak enam orang atau 9,4%.

Page 29: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

29

Tabel 5 membahas tentang distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis

kelamin.

Tabel 5. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin

no Jenis kelamin Jumlah (%)

1 Perempuan 48 74

2 Laki-laki 17 26

Jumlah 65 100

Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah sampel sebanyak 48 orang atau 74%

adalah berjenis kelamin perempuan dan 17 orang atau 26% berjenis kelamin laki-laki,

sampel yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan sampel yang

berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 6 membahas tentang distribusi sampel penelitian berdasarkan nilai IPK.

Tabel 6. Distribusi sampel berdasarkan nilai IPK

No IPK Jumlah (%)

1

2

3

4

< 2.00

2,00-2,50

2,50-3,00

> 3,00

0

3

45

18

0

3,1

69,3

27,6

Jumlah 65 100

Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai IPK yang terbanyak adalah 2,51-3,00

sebesar 45 sampel atau 69,3%, sedangkan nilai IPK yang paling sedikit adalah 2,00-

2,50 sebesar dua sampel atau 3,1%.

Page 30: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

30

Tabel 7 membahas tentang distribusi sampel penelitian berdasarkan angkatan.

Tabel 7. Distribusi sampel berdasarkan angkatan

No. Angkatan Jumlah (%)

1. 1999 2 3,0

2. 2000 6 9,3

3. 2001 37 57,0

4. 2002 20 30,7

total 65 100

Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah sampel penelitian yang paling banyak

adalah angkatan 2001 sebanyak 37 orang atau 57%, sedangkan jumlah sampel

penelitian yang paling sedikit adalah angkatan 1999 sebanyak dua orang atau 3%.

Tabel 8 membahas tentang distribusi sampel penelitian berdasarkan usia.

Tabel 8. Distribusi sampel berdasarkan usia

No. Usia (tahun) Jumlah %

1. 22 17 26,2

2. 23 31 47,7

3. 24 10 6,5

4. 25 4 6,2

5. 26 2 3,1

Total 65 100

Tabel 8 menunjukkan bahwa sampel penelitian yang paling banyak adalah

usia 23 tahun sebanyak 31orang atau 47,7%, sedangkan sampel yang paling sedikit

adalah usia 26 tahun sebanyak dua orang atau 3,1%.

Page 31: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

31

Tabel 9 membahas tentang distribusi silang antara laboratorium yang sedang

ditempuh dengan kepatuhan prosedur kerja.

Tabel 9. Distribusi silang antara laboratorium yang sedang ditempuh dengan

kepatuhan prosedur kerja.

no Laboratorium

Total skor

Tidak patuh Patuh

Jumlah (%) Jumlah (%)

1 Konservasi gigi 4 6.2 21 32,3

2 Bedah mulut 1 1.5 21 32,3

3 Periodonsia 0 0 12 18,6

4 Oral Medicine (OM) 0 0 6 9,2

Jumlah 5 7.7 60 92,3

Tabel 9 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur

kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi

prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak pada Laboratorium

Konservasi Gigi dan Laboratorium Bedah Mulut yaitu sebanyak 21 orang atau 32,3%.

Sampel yang tidak mematuhi prosedur kerja terbanyak pada Laboratorium

Konservasi Gigi yaitu sebanyak empat orang atau 6,2%. Sampel pada Laboratorium

Konservasi Gigi dan Laboratorium Bedah Mulut dianggap tidak mematuhi prosedur

kerja yang telah ditetapkan, karena tidak menyediakan alat yang digunakan dalam

melakukan perawatan kepada pasien secara lengkap.

Page 32: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

32

Tabel 10 membahas tentang distribusi silang antara nilai IPK dengan

kepatuhan prosedur kerja.

Tabel 10. Distribusi silang antara nilai IPK dengan kepatuhan prosedur kerja.

no Nilai IPK

Total skor

Tidak patuh Patuh

jumlah (%) jumlah (%)

1 < 2,00 0 0 0 0

2 2,00-2,50 0 0 3 4,7

3 2,51-3,00 4 6.1 40 61,5

4 > 3,00 1 1.6 17 26,1

Jumlah 5 7.7 60 92,3

Tabel 10 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur

kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi

prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak memiliki nilai IPK

antara 2,51-3,00 yaitu sebanyak 40 orang atau 62%, sedangkan yang tidak mematuhi

prosedur kerja sebanyak empat orang atau 6%.

Page 33: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

33

Tabel 11 membahas tentang distribusi silang antara angkatan dengan

kepatuhan prosedur kerja.

Tabel 11. Distribusi silang antara angkatan dengan kepatuhan prosedur kerja.

no angkatan

Total skor

Tidak patuh Patuh

Jumlah (%) Jumlah (%)

1 1999 0 0 2 3,0

2 2000 0 0 6 9,2

3 2001 5 0 32 49,3

4 2002 0 0 20 30,8

Jumlah 5 7.7 60 92,3

Tabel 11 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur

kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi

prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak adalah angkatan

2001 yaitu sebanyak 32 orang atau 49,3%, sedangkan yang tidak mematuhi prosedur

sebanyak lima orang atau 7,7%.

Page 34: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

34

Tabel 12 membahas tentang distribusi silang antara pengetahuan dengan

kepatuhan prosedur kerja.

Tabel 12. Distribusi silang antara pengetahuan dengan kepatuhan prosedur kerja.

no pengetahuan

Total skor

Tidak patuh Patuh

jumlah (%) jumlah (%)

1 Kurang 0 0 0 0

2 Sedang 0 0 1 1,5

3 Baik 5 7,7 59 90,8

Jumlah 5 7,7 60 92,3

Tabel 12 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur

kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi

prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak memiliki

pengetahuan baik yaitu sebanyak 59 orang atau 90,8%, sedangkan yang tidak

mematuhi prosedur kerja sebanyak lima orang atau 7,7%.

Page 35: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

35

Tabel 13 membahas tentang distribusi silang antara sarana dan prasarana

RSGM dengan kepatuhan prosedur kerja.

Tabel 13. Distribusi silang antara sarana dan prasarana dengan kepatuhan prosedur

kerja.

no Sarana dan

prasarana

Total skor

Tidak patuh Patuh

jumlah (%) jumlah (%)

1 Kurang 0 0 0 0

2 Sedang 1 1,5 9 13,8

3 Baik 4 6,2 51 78,5

Jumlah 5 7,7 60 92,3

Tabel 13 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur

kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi

prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak berpendapat bahwa

sarana dan prasarana RSGM baik yaitu sebanyak 51 orang atau tujuh orang,

sedangkan yang tidak mematuhi prosedur kerja sebanyak empat orang atau 6,2%.

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 65 orang dan dilakukan

pengamatan langsung pada 14 orang sampel, yaitu lima orang dari Laboratorium

Konservasi Gigi, empat orang dari Laboratorium Bedah Mulut, tiga orang dari

Laboratorium Periodonsia dan dua orang dari Laboratorium Oral Medicine.

Dilakukan pengamatan apakah sampel yang diteliti melaksanakan praktikum sesuai

dengan yang tercantum pada kuesioner yang sudah diisi. Hasil dari pengamatan

menyatakan bahwa dari keseluruhan sampel yang diamati langsung, 10 orang

melakukan praktikum sesuai dengan yang sudah tercantum pada hasil kuesioner,

sedangkan 4 orang melakukan praktikum tidak sesuai dengan yang sudah tercantum

pada hasil kuesioner, yaitu dua orang dari Laboratorium Konservasi Gigi dan 2 orang

dari Laboratorium Bedah Mulut. Dua orang dari Laboratorium Konservasi Gigi dan

dua orang dari Laboratorium Bedah Mulut tidak membawa peralatan secara lengkap

yang dibutuhkan dalam melakukan perawatan gigi.

Page 36: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

36

Harapan sampel terhadap RSGM FKG Universitas Jember berbeda-beda, hal

ini dapat diketahui dari jawaban pertanyaan nomer 21 pada kuesioner. Sampel pada

Laboratorium Konservasi Gigi (38,5%) mengharapkan adanya penambahan jumlah

dental unit, perbaikan fungsi dari dental unit yang sudah ada karena sudah banyak

yang rusak dan penambahan jumlah tempat duduk di ruang tunggu. Sampel pada

Laboratorium Bedah Mulut (33,8%) mengharapkan adanya peningkatan kebersihan di

laboratorium dan lingkungan sekitarnya, peningkatan kinerja karyawan RSGM FKG

Universitas Jember dalam melakukan pelayanan terhadap pasien, dan jam kerja

pelayanan dari RSGM dapat menjadi 24 jam setiap hari. Sampel pada Laboratorium

Oral Medicine (18,5%) mengharapkan adanya peningkatan sosialisasi tentang

RSGM kepada masyarakat sekitar dan perbaikan sistem administrasi pelayanan

RSGM FKG Universitas Jember. Sampel pada Laboratorium Periodonsia (9,2%)

mengharapkan adanya perbaikan fungsi dental unit yang sudah ada dan peningkatan

kebersihan.

4.2 Pembahasan

RSGM FKG UNEJ menurut Depdiknas (2003) merupakan unit pelayanan

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dalam menyelenggarakan sarana

pendidikan bagi tenaga kesehatan dan penelitian dibidang kesehatan gigi,

memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat dan sebagai

lahan praktek klinik bagi mahasiswa.

Pelayanan kesehatan gigi dalam menghadapi persaingan global dituntut untuk

lebih profesional dengan kualitas yang lebih dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini

didorong oleh perkembangan masyarakat Indonesia di masa depan, yang diperkirakan

akan lebih sadar hak dan hukum (Djoharnas, 1997). Pemenuhan tuntutan masyarakat

yang semakin meningkat terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang sesuai

dengan kebutuhan merupakan hal terpenting dalam pengembangan dan peningkatan

mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut di institusi pelayanan kesehatan (Astoeti,

2000).

Page 37: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

37

Tabel 1 menunjukkan perbandingan standar peralatan RSGM FKG

Universitas Jember dibandingkan dengan standar RSGM yang disusun oleh

Direktorat Pelayanan Medis Gigi Departemen Kesehatan RI tahun 2003. Jumlah

dental chair, dental unit, intra oral camera, dan sterilisator yang dimiliki RSGM

FKG Universitas Jember sudah melebihi standar yang berlaku. Tabel 2 dan tabel 3

menunjukkan perbandingan standar tenaga RSGM FKG Universitas Jember. Jumlah

keseluruhan tenaga yang dimiliki RSGM FKG Universitas Jember sudah melebihi

standar yang berlaku. Hal ini terjadi karena RSGM FKG Universitas Jember sebagai

RSGM Pendidikan berupaya untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa tingkat profesi

yang semakin meningkat.

Tabel 9 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur

kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi

prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak pada Laboratorium

Konservasi Gigi dan Laboratorium Bedah Mulut yaitu sebanyak 21 orang atau 32,3%.

Sampel yang tidak mematuhi prosedur kerja terbanyak pada Laboratorium

Konservasi Gigi yaitu sebanyak empat orang atau 6,2%.

Dua laboratorium yang dianggap tidak mematuhi prosedur kerja yang telah

ditetapkan, yaitu Laboratorium Konservasi Gigi dan Laboratorium Bedah Mulut,

karena tidak menyediakan alat yang digunakan dalam melakukan perawatan kepada

pasien secara lengkap, yaitu sonde setengah lingkaran, meskipun alat yang digunakan

tidak lengkap tetapi para sampel dapat bekerja dengan baik karena fungsi dari alat

tersebut dapat digantikan dengan alat yang lain. Hal ini tidak sesuai dengan

Adikoesoemo (1997) yang menyatakan bahwa pelayanan dapat terjamin bila sarana

dan prasarana yang dimiliki rumah sakit tersebut unggul, semakin baik peralatan

yang tersedia maka pelayanan yang dilakukan akan semakin baik.

Tabel 10 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur

kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi

prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak memiliki nilai IPK

antara 2,51-3,00 yaitu sebanyak 40 orang atau 62%, sedangkan yang tidak mematuhi

Page 38: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

38

prosedur kerja sebanyak empat orang atau 6%. Hal ini menunjukkan bahwa

kepatuhan terhadap prosedur kerja tidak dipengaruhi oleh nilai IPK, sampel yang

mematuhi dan tidak mematuhi memiliki nilai IPK yang sama yaitu antara 2,51-3,00.

Sampel adalah mahasiswa tingkat profesi yang sudah sarjana ataupun mahasiswa

yang sedang menempuh skripsi, sehingga IPK sampel rata-rata diatas 2,50. IPK

merupakan salah satu indikator tingkat prestasi atau keberhasilan mahasiswa.

Semakin tinggi nilai IPK maka pengetahuan seseorang akan semakin tinggi pula.

Dengan pengetahuan dan dedikasi yang tinggi, maka rumah sakit akan mempunyai

pelayanan yang baik karena suatu rumah sakit menjual jasa kesehatan dan tenaga

(Adikoesoemo, 1997).

Tabel 11 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur

kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi

prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak adalah angkatan

2001 yaitu sebanyak 32 orang atau 49,3%, sedangkan yang tidak mematuhi prosedur

kerja sebanyak lima orang atau 7,7%. Perubahan perilaku pada angkatan tua dan

muda itu berbeda, karena angkatan tua sudah mempunyai pengetahuan, sikap dan

keterampilan tertentu yang sudah mereka miliki selama bertahun-tahun (Notoatmojo,

2003). Sampel yang terbanyak mematuhi dan tidak mematuhi adalah angkatan 2001,

hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan prosedur kerja tidak dipengaruhi oleh

angkatan.

Tabel 12 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur

kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi

prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak memiliki

pengetahuan baik yaitu sebanyak 59 orang atau 90,8%, sedangkan yang tidak

mematuhi prosedur kerja sebanyak lima orang atau 7,7%. Tinggi rendahnya

pengetahuan tidak mempengaruhi kepatuhan sampel dalam mematuhi prosedur kerja.

Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Ngatimin (1988) bahwa pengetahuan sangat

penting dalam memberikan wawasan terhadap sikap dan perbuatan seseorang.

Page 39: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

39

Pengetahuan dapat dicapai melalui berbagai keadaan dan pengalaman. Salah

satu cara memperoleh pengetahuan adalah melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Depkes RI (1993) bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan seseorang

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Pengertian dan pola pikir seseorang juga

dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki orang tersebut. Pengetahuan yang

diperoleh didapat dari pendidikan perguruan tinggi. Melalui pendidikan masyarakat

dapat memperluas jangkauan pengetahuan diberbagai bidang (Sindhunata, 2000).

Pengetahuan menjelaskan perilaku suatu individu yang berasal dari

pengalaman (Susanto dan Kotler, 2000), sedangkan pengalaman seseorang dapat

mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku yang diperoleh dari

semua perbuatannya dimasa lalu atau dapat pula pengalaman itu dipelajari, sebab

dengan belajar seseorang dapat memperoleh pengalaman (Irawan dan Swastha,

1983).

Tabel 13 menunjukkan bahwa 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur

kerja yang telah ditetapkan, sedangkan lima sampel (7,7%) dianggap tidak mematuhi

prosedur kerja. Sampel yang mematuhi prosedur kerja terbanyak berpendapat bahwa

sarana dan prasarana RSGM baik yaitu sebanyak 51 orang atau 78,5%, sedangkan

yang tidak mematuhi prosedur kerja sebanyak empat orang atau 6,2%. Sarana dan

prasarana yang baik akan menunjang pelayanan yang diberikan kepada pasien sesuai

dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan dan dapat diterima oleh pasiennya.

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam

mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Mutu dapat terjamin bila

sarana dan prasarana yang dimiliki rumah sakit tersebut unggul (Adikoesoemo,

1997).

Penelitian tentang penilaian standar pelayanan rumah sakit melalui kepatuhan

prosedur kerja di RSGM FKG Universitas Jember dapat diketahui bahwa standar

pelayanan rumah sakit yang dilakukan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Jember yang melaksanakan praktikum klinik melalui kepatuhan prosedur

Page 40: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

40

kerja di RSGM FKG Universitas Jember adalah baik dan sesuai dengan standar

pelayanan yang telah ditetapkan. RSGM FKG Universitas Jember merupakan suatu

rumah sakit pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dokter

gigi. Sampel dalam penelitian ini dalam melakukan praktikum klinik sesuai dengan

standar pelayanan yang berlaku, sehingga sampel mendapatkan nilai yang baik dan

memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan.

Harapan sampel terhadap RSGM FKG Universitas Jember berbeda-beda,

yaitu penambahan jumlah dental unit, perbaikan fungsi dari dental unit yang sudah

ada karena sudah banyak yang rusak, penambahan jumlah tempat duduk di ruang

tunggu, peningkatan kebersihan di laboratorium dan lingkungan sekitarnya,

peningkatan kinerja karyawan RSGM FKG Universitas Jember dalam melakukan

pelayanan terhadap pasien, jam kerja pelayanan dari RSGM dapat menjadi 24 jam

setiap hari, adanya peningkatan sosialisasi tentang RSGM kepada masyarakat sekitar

dan perbaikan sistem administrasi pelayanan RSGM FKG Universitas Jember.

Perbaikan-perbaikan tersebut akan menjadikan RSGM FKG Universitas Jember

sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas,

profesional, modern dan sesuai dengan tuntutan masyarakat serta perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi.

Page 41: (14.921) Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui Kepatuhan Prosedur Kerja Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

41

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian adalah:

1. Standar pelayanan rumah sakit yang dilakukan mahasiswa tingkat profesi FKG

Universitas Jember melalui kepatuhan prosedur kerja di RSGM FKG Universitas

Jember adalah baik dan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan, yang

dapat diketahui dari sebanyak 60 sampel (92,3%) telah mematuhi prosedur kerja,

sedangkan lima sampel (7,7%) tidak mematuhi prosedur kerja.

2. Kepatuhan terhadap prosedur kerja tidak dipengaruhi oleh nilai IPK,

pengetahuan, angkatan, sarana dan prasarana yang dimiliki RSGM.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan beberapa saran,

yaitu:

1. Sistem pelayanan di RSGM FKG Universitas Jember perlu ditingkatkan secara

berkesinambungan.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor lain yang

berhubungan dengan standar pelayanan di RSGM FKG Universitas Jember.