prosedur audit umum atas agunan yang diambil alih (ayda

21
1 Prosedur Audit Umum atas Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) pada Laporan Keuangan PT Bank B Verdianto Prakoso, Ludovicus Sensi Wondabio Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-mail: [email protected] ABSTRAK Laporan magang ini membahas prosedur audit atas Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) Bank B. Bank B merupakan perusahaan yang bergerak di industri perbankan. Tim audit KAP OBSE melakukan prosedur audit dimulai dari tahap penerimaan dan kelanjutan hubungan klien, dilanjutkan dengan perencanaan audit, pendesainan audit, pekerjaan lapangan, dan terakhir penyelesaian dan pelaporan. Temuan dari audit atas Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) adalah banyak AYDA yang tidak jelas upaya penyelesaiannya dan dokumentasi upaya penyelesaian hanya mencakup sebagian dari total AYDA. Selain itu banyak AYDA yang dinilai tidak menggunakan KJPP Independen dan laporan penilai intern kurang dapat diandalkan. Kata kunci : agunan yang diambil alih, AYDA, bank, prosedur audit General Audit Procedures of Foreclosed Collateral on PT Bank B Financial Statement ABSTRACT This report is discussing about audit procedure of foreclosed collateral on PT Bank B. Bank B is a company which provides services on financial industry especially banking. KAP OBSE audit team perform audit procedures starting from the stage acceptance and continuance of client relationship, followed by audit planning, audit design, fieldwork, and the last is completion and reporting. Audit team found there is some asset that isn’t clear about its settlement effort. Besides there is only half of foreclosed collateral which documentation is completed. Another founding is some foreclosed collateral are assessed without independent appraisal and internal appraisal found less reliable. Keywords : foreclosed collateral, AYDA, bank, audit procedure PENDAHULUAN Perbankan sebagai lembaga keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang akurat, komprehensif, dan mencerminkan kinerja Bank secara utuh. Salah satu syarat dalam rangka penyajian laporan keuangan yang akurat Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

   

Prosedur Audit Umum atas Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) pada Laporan Keuangan PT Bank B

Verdianto Prakoso, Ludovicus Sensi Wondabio

 Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

 Laporan magang ini membahas prosedur audit atas Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) Bank B. Bank B merupakan perusahaan yang bergerak di industri perbankan. Tim audit KAP OBSE melakukan prosedur audit dimulai dari tahap penerimaan dan kelanjutan hubungan klien, dilanjutkan dengan perencanaan audit, pendesainan audit, pekerjaan lapangan, dan terakhir penyelesaian dan pelaporan. Temuan dari audit atas Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) adalah banyak AYDA yang tidak jelas upaya penyelesaiannya dan dokumentasi upaya penyelesaian hanya mencakup sebagian dari total AYDA. Selain itu banyak AYDA yang dinilai tidak menggunakan KJPP Independen dan laporan penilai intern kurang dapat diandalkan.

Kata kunci : agunan yang diambil alih, AYDA, bank, prosedur audit

General Audit Procedures of Foreclosed Collateral on PT Bank B Financial Statement

ABSTRACT  This report is discussing about audit procedure of foreclosed collateral on PT Bank B. Bank B is a company which provides services on financial industry especially banking. KAP OBSE audit team perform audit procedures starting from the stage acceptance and continuance of client relationship, followed by audit planning, audit design, fieldwork, and the last is completion and reporting. Audit team found there is some asset that isn’t clear about its settlement effort. Besides there is only half of foreclosed collateral which documentation is completed. Another founding is some foreclosed collateral are assessed without independent appraisal and internal appraisal found less reliable. Keywords : foreclosed collateral, AYDA, bank, audit procedure

PENDAHULUAN

Perbankan sebagai lembaga keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi dituntut

untuk menyajikan laporan keuangan yang akurat, komprehensif, dan mencerminkan kinerja

Bank secara utuh. Salah satu syarat dalam rangka penyajian laporan keuangan yang akurat

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

2

   

dan komprehensif, laporan keuangan dimaksud harus disajikan sesuai dengan standar

akuntansi keuangan yang berlaku.

Dalam rangka memelihara kelangsungan usahanya, Bank perlu tetap mengelola

eksposur risiko kredit pada tingkat yang memadai antara lain dengan menjaga kualitas aset

dan tetap melakukan penghitungan penyisihan penghapusan aset. Salah satu komponen yang

harus diperhatikan oleh Bank saat melakukan penghapusan kredit adalah Agunan Yang

Diambil Alih (AYDA).

Audit atas AYDA tidak saja memperhatikan kewajaran siklus akuntansi yang

dilakukan perusahaan terhadap AYDA tersebut, namun juga meliputi kepatuhan perusahaan

terhadap peraturan BI mengenai kualitas penilaian AYDA, upaya penyelesaian, dan

perhitungan pencadangan AYDA.

Penulis mengambil tema laporan “Prosedur Audit Umum atas Agunan Yang Diambil

Alih (AYDA)” tidak saja karena pada saat magang penulis berkesempatan untuk membantu

mengerjakan kertas kerja pemeriksaan AYDA yang meliputi prosedur memastikan nilai

appraisal AYDA dan upaya penyelesaian AYDA. Namun berdasarkan penjabaran di atas

terlihat bahwa topik mengenai AYDA ini sangat menarik untuk diangkat. Ditambah lagi

penulis menemukan fakta bahwa penelitian mengenai AYDA khususnya di UI masih sangat

minim. Oleh karena itu penulis berniat untuk membuat laporan ini sebagai tambahan referensi

mengenai AYDA, khususnya mengenai prosedur audit.

LANDASAN TEORI Agunan Yang Diambil Alih (AYDA)

Bedasarkan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) tahun 2008, AYDA

(Aset Yang Diambil Alih) adalah aset yang diperoleh bank, baik melalui pelelangan maupun

di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau

berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak

memenuhi kewajibannya kepada bank.

Agunan Yang Diambil Alih diatur dengan PBI PBI No. 14/15/PBI/ 2012 tentang

Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, PSAK 1: Paragraf 16, dan PSAK 16: Paragraf 45.

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

3

   

Auditing

Audit merupakan proses akumulasi dan evaluasi terkait informasi untuk menentukan

dan melaporkan korespondensi antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. (Arens et al.

2009)

Secara umum, terdapat 4 (empat) tahap audit laporan keuangan yang dilakukan oleh

auditor. Tahap-tahap tersebut akan dijelaskan melalui gambar 1

Gambar 1. Tahap dalam Audit Laporan Keuangan

Sumber : Arens et al ( 2009)

Pada tahap I, tiga kunci penting yang harus dilaksanakan auditor adalah memahami

bisnis klien dan lingkungannya, memahami pengendalian internal klien dan menilai risiko

pengendalian, dan menentukan risiko salah saji. Dengan memahami bisnis dan pengendalian

internal klien, auditor dapat merancang program audit yang sesuai dengan karakteristik klien.

Setelah auditor memahami bisnis klien dan menentukan program audit yang akan

dijalankan, tahap selanjutnya adalah melakukan test of control. Test of control berfungsi untuk

menguji efektivitas pengendalian internal perusahaan. Apabila Test of Control menunjukkan

pengendalian berjalan efektif, maka auditor dapat mengurangi risiko pengendalian yang telah

dirancang sebelumnya. Pengendalian yang efektif juga membuat substantive test of

transaction menjadi lebih sedikit dilakukan auditor.

Tahap I : Perencanaan dan Merancang Pendekatan Audit

Tahap II : Test of Controls dan Substantive Test of Transactions

Tahap III : Prosedur Analitis dan Test of Details of Balances

Tahap IV : Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

4

   

Pada tahap III, auditor melakukan prosedur analitis dan test of details. Prosedur

analitis dilakukan untuk menilai apakah saldo akun telah disajikan secara wajar. Test of

details adalah prosedur spesifik untuk menguji salah saji moneter dalam laporan keuangan.

Pada tahap terakhir, auditor mengkombinasikan semua informasi yang diperoleh

selama audit untuk menyimpulkan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar.

Tahap ini merupakan proses yang sangat subjektif mengingat tahap ini sangat bergantung

pada pertimbangan profesional auditor.

PROFIL PERUSAHAAN

Profil Kantor Akuntan Publik OBSE

Kantor Akuntan Publik (KAP) Osman Bing Satrio & Eny (OBSE) merupakan anggota

firma Deloitte Touche Tomatsu Limited (DTTL). KAP OBSE berafiliasi dengan Deloitte Tax

Solutions (Firma Konsultan Pajak) dan PT Deloitte Konsultan Indonesia (Financial Advisory

Services Firm) sebagai satu kesatuan yang tergabung dalam anggota DTTL untuk menyajikan

pelayanan berkualitas dan konsisten kepada perusahaan yang listing di bursa, BUMN, institusi

publik, dan perusahaan multinasional. KAP OBSE menggabungkan keahlian teknis dan

pengetahuan industri yang mendalam meliputi lima area profesional, di antaranya: audit,

konsultasi bisnis dan risiko, pajak, dan penasihat keuangan.

Dalam melakukan audit atas klien-kliennya, KAP OBSE memiliki metodologi yang

telah disusun oleh DTTL yang telah dipublikasikan pada 9 Oktober 2009. Metodologi ini

terdapat di DTTL Audit Approach Manual dan diaplikasikan kepada semua anggota firma

DTTL dalam melakukan audit laporan keuangan atau informasi keuangan historis lainnya.

Objektif, persyaratan, dan panduan dalam metodologi ini berdasarkan International Standard

of Auditing (ISA) yang dikeluarkan oleh International Federation of Accountants. Audit

approach diagram dari KAP OBSE dapat dilihat di gambar 2.

Audit approach diagram merupakan tahap-tahap yang dilakukan auditor KAP OBSE

dalam melakukan praktik auditnya. Dimulai dari menerima dan melanjutkan hubungan

dangan klien (Acceptance and continuance of client relationship), dilanjutkan dengan

perencanaan audit (audit planning) yang diikuti dengan pendesainan audit (audit designing),

kemudian tahap audit lapangan (audit field work) dan diakhiri dengan penyelesaian dan

pelaporan (completion and reporting).

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

5

   

Profil Perusahaan Klien PT Bank B

Bank B merupakan salah satu bank komersial utama di Indonesia. Didirikan pada

tahun 1971 di Jakarta. Bank B merupakan hasil merger dari tiga bank. Pada tahun 1972 Bank

B mendapat izin sebagai bank devisa. Pada tahun 1982 Bank B mencatatkan sahamnya di

Bursa Efek Jakarta (Sekarang Bursa Efek Indonesia) dan merupakan bank pertama yang go

public di Indonesia.

Bank B memiliki struktur permodalan yang kuat dan rasio kecukupan modal yang

tinggi, sehingga Bank B termasuk dalam bank berkategori A yang tidak harus direkapitalisasi

pemerintah pasca krisis 1998.

Bank B sejak tahun 2012 hanya memiliki 3 entitas anak yaitu PT E Finance, PT F

Syariah, dan PT G Multi Finance. Sebenarnya pada tahun 2011 Bank B memiliki 4 entitas

anak, namun karena keluarnya Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 14/14/PBI/2012, tentang

Transparansi dan Publikasi Laporan Bank yang berlaku efektif pada tanggal 18 Oktober 2012,

entitas anak Bank B, yaitu PT Asuransi H, tidak dikonsolidasikan lagi sejak 1 Oktober 2012.

Selanjutnya penyertaan dalam PT Asuransi H dicatat sebagai penyertaan dalam bentuk saham

dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.

PEMBAHASAN

Gambaran Umum

AYDA terbentuk dimulai dari bisnis bank yang utama yaitu kredit (lending). Dalam

Deloitte Global Learning mengenai Loan Operation, Lending dibagi menjadi dua jenis, yaitu

Retail (Consummer) Lending dan Commercial Lending. Retail (Consummer) Lending

melakukan transaksi langsung kepada konsumen/ nasabah, bukan dengan perusahaan atau

bank lain. Sedangkan Commercial Lending melakukan transaksi dengan perusahaan atau

bisnis, bukan dengan individual.

Deloitte Global Learning menjelaskan proses pemberian kredit yang umum dilakukan

oleh bank. Mulai dari origination, decisioning, process and close, booking/ funding, servicing,

dan default management. Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) merupakan bagian dalam

proses pemberian kredit, pengelolaan kredit macet (default management).

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

6

   

 

 Acceptance and

Continuance of Client

Relationship

   Audit Planning

    Audit Designing + Audit

Fieldwork

   

Completion and

Reporting

 

Gambar 2. Audit Approach Diagram KAP OBSE

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

7

   

Pada bagian pembahasan laporan magang ini, penulis akan membahas AYDA mulai

dari kebijakan akuntansi di Bank B, Pengendalian internal AYDA di Bank B, prosedur audit

atas AYDA oleh KAP OBSE dan ditutup dengan analisis mengenai kebijakan akuntansi,

pengendalian internal, prosedur audit, dan temuan auditor.

Kebijakan Akuntansi Bank B

Bank B menyusun laporan keuangan konsolidasinya berdasarkan Standar Akuntansi

Keuangan di Indonesia. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk

laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Mata uang penyajian untuk penyusunan

laporan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan konsolidasian

tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun

berdasarkan pengukuran lain. Tabel 1 menjelaskan ringkasan kebijakan akuntansi atas AYDA

Bank B.

Tabel 1. Ringkasan Kebijakan Akuntansi untuk Agunan Yang Diambil Alih (AYDA)

Isu Akuntansi AYDA Penjelasan

Pengakuan (Recognition)

AYDA

AYDA diakui setelah Bank B benar-

benar menguasai Agunan secara

keseluruhan baik melalui cara

pelelangan, di luar pelelangan,

penyerahan secara sukarela oleh

pemilik agunan, maupun kuasa untuk

menjual di luar lelang dari pemilik

agunan (debitur)

Pengukuran

(Measurement) AYDA

AYDA diakui sebesar nilai realisasi

bersih.

Penyajian (Presentation)

AYDA

AYDA disajikan di laporan keuangan

dalam kelompok Aset Lain-lain

Pengungkapan

(Disclosure) AYDA

Laporan Keuangan Bank B

mengungkapkan kebijakan akuntansi

atas AYDA, mutasi Cadangan

Kerugian Penurunan Nilai (CKPN),

dan pernyataan manajemen

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

8

   

(sambungan)

bahwa bank telah melakukan upaya

penyelesaian atas AYDA Sumber: Laporan Keuangan Bank B telah diolah kembali

Pengendalian Internal Bank B atas AYDA

Bank B memiliki beberapa buku pedoman yang mengatur operasi bank secara

keseluruhan, tidak terkecuali mengenai perkreditan. Bank B telah memiliki dan menyusun

buku pedoman tersebut untuk memberikan panduan kepada karyawannya untuk menjalankan

prosedur standar sesuai yang diharapkan manajemen dan sebagai penerapan dari pengendalian

internal bank.

Sayangnya buku pedoman ini masih bersifat umum dan tidak terpisahkan antara

operasional dan perlakuan akuntansi. Akibatnya untuk melihat perlakuan akuntansi terhadap

akun spesifik seperti Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) perlu usaha lebih, dalam

menafsirkan prosedur-prosedur dari buku pedoman perkreditan yang di dalamnya memuat

prosedur AYDA beserta perlakuan akuntansinya. Ditambah lagi, buku ini dibuat sejak tahun

2006 dan belum ada buku pedoman terbaru. Untuk tetap mematuhi peraturan terbaru dari BI

dan PSAK, Direksi Bank B biasanya menerbitkan Surat Edaran (SE) untuk merevisi atau

menambahkan beberapa prosedur supaya tetap mematuhi aturan yang berlaku. SOP untuk

menangani AYDA pada Bank B terdiri dari:

• Pengertian AYDA

• Penanganan Agunan Yang Diambil Alih (AYDA)

• Penentuan Nilai Agunan Sebagai AYDA

• Kualitas AYDA

• Pembentukan Cadangan Khusus AYDA

• Penjualan AYDA

Audit terhadap AYDA

Pendekatan audit yang dilakukan KAP OBSE menggunakan pendekatan berbasis

risiko (Risk Based Approach) berdasarkan ISAs. Pendekatan ini mengikuti ketetapan dari

DTTL yang diaplikasikan ke seluruh firma anggotanya termasuk KAP OBSE. Mereka

mengklaim pendekatan berbasis risiko ini lebih efektif dan efisien untuk memfokuskan

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

9

   

pekerjaan mereka pada area yang lebih berisiko dan oleh karena itu memiliki potensi lebih

besar untuk terjadi salah saji material.

Pendekatan ini mengharuskan KAP OBSE untuk mengidentifikasi dan merespon

risiko salah saji material pada laporan keuangan. KAP OBSE mengidentifikasi risiko salah

saji material melalui proses mendapatkan pemahaman yang menyeluruh dari entitas dan

lingkungannya. Untuk merespon risiko yang dinilai tersebut, KAP OBSE mendesain dan

melakukan prosedur audit selanjutnya. Untuk area yang tidak teridentifikasi salah saji

material, tidak dilakukan prosedur audit lebih lanjut. Dengan catatan risiko tidak sama dengan

risiko signifikan.

Untuk aktivitas utama yang dilakukan KAP OBSE untuk menerapkan pendekatan

berbasis risikonya, KAP OBSE mengikuti Audit Approach Diagram dengan melalui 5 (lima)

tahapan. Tahapan tersebut dimulai dengan Acceptance and continuance of client relationship,

kemudian dilanjutkan dengan perencanaan audit, diikuti oleh Audit designing, kemudian

dilakukan Audit fieldwork, dan terakhir ditutup dengan Completion and reporting. Berikut

akan dijabarkan lebih spesifik tahapan audit yang dilakukan atas AYDA.

1. Acceptance and continuance of client relationship

Tahap pertama dari prosedur audit KAP OBSE adalah penerimaan dan

kelanjutan hubungan klien. Pada tahap ini, KAP OBSE melakukan penilaian risiko

atas perikatan yang akan dibuat dengan Bank B dan menyusun ketentuan dari

perikatan audit. Tahap ini terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:

a. Menilai Risiko Perikatan

b. Penerimaan dan Kelanjutan Hubungan Klien dan Perikatan Audit

c. Menyepakati Ketentuan dari Perikatan Audit

d. Penugasan Tim Perikatan

2. Audit Planning

Tahapan ini terdiri dari beberapa prosedur yang dilakukan oleh KAP OBSE.

Dimulai dengan memahami Entitas dan lingkungan bisnis klien, kemudian

dilanjutkan dengan mengukur risiko salah saji material dari klien, diikuti dengan

prosedur analitikal dasar, dan terakhir penentuan tingkat materialitas

3. Audit Designing

Tahapan audit ini menuntut auditor untuk mendesain dan mengembangkan

prosedur yang akan dijalankan dalam tahapan audit berikutnya. Dalam mendesain

prosedur audit ini KAP OBSE menggunakan istilah Model Audit Program (MAP).

MAP dapat digunakan untuk mengarahkan performance of control dan substantive

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

10

   

tests untuk account balances, kelompok transaksi atau pengungkapan. Pada tahap

ini auditor menuliskan kembali risiko yang telah diidentifikasi pada tahap audit

planning kemudian ditetapkan asersi yang relevan dari risiko tersebut dan

dianalisis prosedur yang harus dilakukan untuk memeriksa risiko tersebut.

Dari MAP yang disusun oleh KAP OBSE untuk aset lain-lain, penulis

merangkum model audit program untuk spesifik AYDA pada tabel 2.

Tabel 2. Tabel MAP AYDA

Completeness Dapatkan rincian AYDA, yang menunjukkan saldo

awal dan akhir dan penambahan pada periode tersebut.

Rincian juga harus menunjukan deskripsi setiap hal,

tanggal pengambilalihan, debitur, dan penjualan yang

berlangsung serta laba rugi penyelesaian.

Existence Periksa fisik AYDA, lakukan survey ke alamat yang

diinformasikan pada rincian AYDA berdasarkan

sample yang dipilih

Right and Obligation Lakukan pemilihan sample dari AYDA untuk dites

dan diperiksa sertifikat kepemilikan dan dokumentasi

pendukung lainnya.

Valuation and Allocation Dapatkan rincian AYDA, yang menunjukkan saldo

awal dan akhir dan penambahan pada periode tersebut.

Rincian juga harus menunjukan deskripsi setiap hal,

tanggal pengambilalihan, debitur, dan penjualan yang

berlangsung serta laba rugi penyelesaian.

1. Tes isi rincian

2. Temukan total asset akhir tahun pada saldo neraca

yang benar di buku besar

3. Pastikan terdapat dokumen pendukung yang

memadai

4. Verifikasi jumlah yang tercatat di buku besar telah

tepat dan sesuai standar akuntansi

Dapatkan laporan appraisal AYDA untuk menentukan

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

11

   

(sambungan)

besarnya impairment.

Presentation and Disclosure Periksa kebijakan akuntansi dan laporan keuangan

perusahaan, apakah telah sesuai dengan PSAK dan

PAPI

4. Field Work

Tahap ini dilakukan sebagai pelaksanaan dari prosedur yang telah

direncanakan atau didesain pada tahap audit design. Prosedur yang penting

dilakukan pada tahap ini adalah test of control, substantive testing, dan test of

detail balance.

a. Perform Test of Control

Untuk melakukan uji pengendalian atas AYDA, tim audit Bank B KAP OBSE

melakukan pemahaman pengendalian internal atas siklus kredit Bank B.

Pemahaman dilakukan dengan mengajukan pertanyaan (inquiry) kepada salah satu

kepala bagian kredit Bank B di kantor pusat.

Setelah dilakukan pemahaman tersebut, langkah yang dilakukan adalah

melakukan Design and Implementation (DI) atas siklus kredit tersebut.

Dari hasil tabel DI KAP OBSE untuk siklus kredit Bank B didapatkan hasil

bahwa prosedur pengujian pengendalian yang harus dilakukan atas risiko ini

(berkaitan dengan AYDA) adalah “Melakukan review Laporan CKPN yang

dikirimkan oleh cabang-cabang kepada Kantor Pusat untuk memverifikasi

supervisi dan otorisasi yang ada.” Selain itu dokumen yang diperiksa untuk

pengujian pengendalian ini adalah “Laporan CKPN cabang Senayan”. Berdasarkan

tahap pengujian tersebut KAP OBSE menyimpulkan untuk pengendalian terhadap

risiko yang berkaitan dengan AYDA ini tergolong efektif. Namun hasil tes

pengendalian yang efektif tersebut tidak serta merta mengurangi prosedur audit

selanjutnya.

b. Substantive Testing dan Test Of Detail Balance

Pengujian substantif dan pengujian detail merupakan prosedur yang paling

banyak memakan waktu dan sumber daya dalam proses audit KAP OBSE. Pada

tahap ini auditor KAP OBSE melakukan pengujian terhadap akun-akun yang

diidentifikasi memiliki risiko untuk salah saji, tidak terkecuali untuk AYDA.

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

12

   

Auditor pada tahap ini menguji dan mengumpulkan bukti audit yang diperlukan

sebagai dasar perumusan opini audit di akhir perikatan.

Berikut akan dijelaskan lebih detail mengenai prosedur pengujian substantif

dan pengujian detail atas AYDA yang dikelompokkan dalam akun aset lain-lain.

§ Penyusunan Leadsheet Aset Lain-lain

Prosedur pertama kali dilakukan saat pengujian substantif suatu akun adalah

membuat leadsheet atas akun tersebut. Leadsheet dibuat agar auditor memiliki

acuan dalam memeriksa suatu akun tertentu, dalam hal ini aset lain-lain.

Leadsheet dibuat berdasarkan Trial Balance (TB) klien yang didapat dari staf

akunting perusahaan. Pada Bank B trial balance didapat dari Biro Keuangan.

Setelah didapat dari klien, TB tersebut kemudian dipecah pecah sesuai akun, atau

lebih dikenal dengan proses “mutilasi”. TB yang telah dimutilasi kemudian

dikelompokkan sesuai kelompok akunnya. Barulah setelah itu auditor menyusun

leadsheet atas aset lain-lain. Untuk AYDA fokus pembuatan leadsheet untuk akun

ini adalah nilai perolehan AYDA/ nilai AYDA yang tercatat di laporan Bank B dan

cadangan yang dibentuk (CKPN) atas AYDA.

§ Pembuatan Working Paper AYDA

Setelah leadsheet dibuat, langkah selanjutnya dalam prosedur pengujian

substantif atas AYDA adalah penyusunan working paper (wp). Untuk pengujian

substantif atas AYDA ada dua wp yang harus dibuat, yaitu AYDA konsolidasi

Bank B dan AYDA khusus kantor pusat Bank B. Wp AYDA Konsolidasi berisi

semua AYDA yang dimiliki Bank B termasuk AYDA yang terdapat di cabang-

cabang di seluruh Indonesia, sedangan wp AYDA kantor pusat hanya berfokus

pada AYDA yang dimiliki kantor pusat dari debitur yang terdapat khusus di kantor

pusat.

5. Completion and Reporting

Tahap Penyelesaian dan Pelaporan merupakan tahap akhir dari proses audit

KAP OBSE. Pada tahap ini ada beberapa hal yang dilakukan auditor untuk

menyelesaikan prosedur auditnya. Pertama adalah melakukan penilaian atas bukti-

bukti audit yang telah dikumpulkan pada prosedur audit sebelumnya. Setelah bukti

tersebut dirasa cukup dan memadai untuk pembentukan opini audit, auditor akan

mengunci angka pada laporan keuangan untuk diproses dalam laporan yang berisi

opini audit. Angka yang telah dikunci tersebut akan dijadikan dasar untuk

membuat concluding analytical procedure. Selama periode pemeriksaan sejak

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

13

   

tutup buku laporan keuangan perusahaan hingga laporan audit diterbitkan, tim

audit KAP OBSE juga melakukan pengumpulan bukti mengenai peristiwa-

peristiwa yang mempengaruhi angka pada laporan keuangan, disebut dengan

subsequent event review.

Apabila tidak ada masalah dalam concluding analytical procedure dan

subsequent review tersebut maka auditor akan menyusun laporan yang berisi opini

audit.

Laporan tersebut akan direview oleh partner dan Quality Assurance dari KAP

OBSE untuk memastikan tidak terdapat salah saji material dan opini yang

diberikan sesuai dengan laporan yang dibuat. Hasil dari laporan yang telah

direview tersebut dikomunikasikan kepada manajemen dan direksi klien (Bank B)

dan auditor meminta Management Representation Letter dari Bank B yang

merupakan bukti bahwa keseluruhan isi laporan keuangan merupakan tanggung

jawab manajemen. Setelah itu, laporan keuangan dapat diterbitkan dan

dipublikasikan kepada publik.

Analisis Kebijakan Akuntansi Bank B

Kebijakan akuntansi merupakan hasil keputusan dari manajemen suatu perusahaan.

Kebijakan tersebut yang menjadi acuan dalam melakukan pencatatan dan siklus akuntansi

dalam perusahaan. Walaupun ditetapkan oleh manajemen, namun kebijakan tersebut tidak

boleh melanggar atau berlawanan dengan Standar Akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

Dalam laporan keuangan Bank B, tidak ditemukan penjelasan bahwa Bank B

menyusun laporan keuangan berdasarkan PAPI. Hanya dinyatakan bahwa Bank B membuat

kebijakan akuntansi berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Namun sebagai bank sudah

seharusnya Bank B juga mengikuti pedoman yang telah disusun oleh BI ini.

Analisis Kebijakan Akuntansi atas AYDA Bank B dilakukan dengan merinci

kebijakan akuntansi yang disebutkan Bank B di Laporan Keuangannya kemudian

dibandingkan dengan PSAK tertentu, PBI atau PAPI

a. “Tanah dan aset lainnya (jaminan kredit yang telah diambil alih oleh bank) disajikan

dalam akun Agunan yang Diambil Alih dalam kelompok Aset Lain-lain.”

Analisis: Berdasarkan bagian penyajian PAPI tertulis “AYDA disajikan secara terpisah

dari aset lainnya dalam neraca dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.”

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

14

   

Hal ini berbeda dengan apa yang ditetapkan oleh Bank B dimana AYDA disajikan dalam

kelompok Aset Lain-lain

b. “Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih.”

Analisis: Pada bagian pengakuan dan pengukuran PAPI no. 1 disebutkan “Pada saat

pengakuan awal, AYDA dibukukan pada nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk

menjualnya, yaitu maksimum sebesar kewajiban debitur di neraca.” Penulis menafsirkan

nilai realisasi bersih dapat disamakan dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.

Sehingga untuk poin ini kebijakan akuntansi Bank B sejalan dengan PAPI.

c. “…selisih lebih nilai realisasi bersih di atas saldo kredit atau piutang pembiayaan,

agunan yang diambil alih diakui maksimum sebesar saldo kredit atau piutang

pembiayaan dan selisihnya dicatat dalam administratif Bank.”

Analisis: Masih pada bagian pengakuan dan pengukuran PAPI no. 1 tertulis “Bank tidak

dapat mengakui keuntungan pada saat pengambilalihan aset.” Selisih lebih nilai realisasi

bersih di atas saldo kredit dapat ditafsirkan sebagai keuntungan, namun Bank B hanya

mengakui AYDA sebesar saldo kredit. Hal ini menunjukkan kebijakan akuntansi Bank B

sejalan dengan PAPI dimana tidak diakui keuntungan pada kondisi tersebut.

d. “Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui

sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan.”

Analisis: Pada bagian pengakuan dan pengukuran PAPI no. 6 tertulis “Pada saat

penjualan, selisih antara nilai AYDA yang dibukukan dan hasil penjualannya diakui

sebagai keuntungan atau kerugian non operasional.” Dapat dilihat pada bagian ini antara

kebijakan akuntansi Bank B dan PAPI dapat dikategorikan sejalan.

e. “Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi

untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laba rugi.”

Analisis: PAPI bagian pengakuan dan pengukuran no. 3 menyebutkan “Jika AYDA

mengalami penurunan nilai (impairment), maka bank mengakui rugi penurunan nilai

tersebut” Di sini terlihat Kebijakan akuntansi Bank B telah sesuai dengan PAPI.

Berdasarkan beberapa analisis di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Kebijakan

akuntansi Bank B atas AYDA sebagian besar telah sesuai dengan PAPI kecuali dalam hal

pengelompokkan AYDA dalam Aset lain-lain. Namun 4 dari 5 indikator telah membuktikan

Kebijakan akuntansi AYDA Bank B telah tunduk pada PAPI. Dan walaupun tidak tertulis

secara tersurat oleh Bank B di Kebijakan Akuntansi-nya, Bank B berarti juga memperhatikan

PAPI dalam menyusun kebijakan akuntansinya.

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

15

   

Perlu dicatat bahwa pengelompokkan Agunan Yang Diambil Alih sebagai Aset Lain-

lain dalam laporan keuangan bertentangan dengan PAPI dan seharusnya tidak boleh terjadi.

Namun dalam praktiknya, setelah dikomparasi dengan laporan keuangan Bank Umum lain di

Indonesia baik swasta maupun milik pemerintah yang diaudit oleh KAP big 4 lainnya,

komponen Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) selalu disajikan bersama dengan Aset Lain-

lain dalam laporan keuangan.

Analisis Pengendalian Internal AYDA Bank B

Berdasarkan penjabaran pengendalian internal Bank B atas AYDA yang dimilikinya,

penulis mengidentifikasi beberapa kelebihan dan kekurangan dari pengendalian internal

tersebut.

• Buku SOP yang mengatur AYDA telah lama sekali pembuatannya; Berdasarkan

penjabaran di atas disebutkan bahwa buku SOP tersebut dibuat sejak tahun 2006 dan

belum pernah diperbarui, sedangkan peraturan-peraturan baru baik dari BI maupun

Kementrian Keuangan terus bermunculan. Dikhawatirkan terdapat SOP yang sudah tidak

relevan lagi dengan peraturan yang berlaku saat ini.

• SOP tentang AYDA masih sangat umum; Seperti telah dijelaskan di atas, SOP AYDA

merupakan bagian dari SOP kredit Bank B. Pendekatan yang dijabarkan juga lebih

menekankan operasional penanganan fisik AYDA dan belum jelas pembagian tugas untuk

divisi-divisi terkait yang menangani AYDA. Berdasarkan keterangan salah satu karyawan

Bank B, pemisahan tugas dilakukan berdasarkan praktik saja tanpa tertulis dalam SOP.

Hal ini menjadi sedikit menyusahkan bagi pihak yang ingin melakukan pemahaman

internal atas prosedur penanganan AYDA ini. Selain itu untuk perlakuan akuntansi atas

AYDA belum ada SOP yang jelas mengenai prosedur perlakuan akuntansi bagi divisi

terkait yang sebenarnya wajib atau memiliki tugas untuk melakukan pencatatan tersebut.

• Isi dari SOP AYDA cukup mengakomodir PBI; Dari SOP yang telah dijabarkan di atas

dapat dilihat bahwa beberapa ketentuan dalam SOP tersebut telah sejalan dengan PBI

yang diwajibkan BI untuk diterapkan, seperti kewajiban melakukan upaya penyelesaian,

pembentukan CKPN, penilaian AYDA baik oleh appraisal internal maupun KJPP yang

disertai dengan kriteria sesuai PBI, dan pengelompokkan kualitas AYDA.

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

16

   

Analisis Prosedur Audit atas AYDA Bank B Prosedur audit KAP OBSE seperti dijelaskan di atas menggunakan pendekatan

berbasis risiko yang mengharuskan KAP OBSE untuk mengidentifikasi risiko salah saji

material pada laporan keuangan kemudian merespon risiko tersebut dengan melakukan

prosedur audit. Dengan penggunaan pendekatan ini, audit yang dilakukan KAP OBSE sangat

ditekankan untuk melakukan penilaian risiko di awal, sebagai dasar dalam melakukan

serangkain tes selanjutnya, khususnya substantive test dan test of detail balance.

Berbeda dengan teori yang ditulis oleh Arens et al (2009) dalam bukunya, dimana

prosedur audit dilakukan sesuai siklus mulai dari perencanaan kemudian pengujian kontrol,

pengujian substantif dan terakhir pembentukan opini serta melakukan komunikasi dengan

klien. Praktik audit yang dilakukan oleh KAP OBSE berbasiskan risiko dimana risiko atas

akun-akun tertentu diidentifikasikan, ditetapkan materialitas atas klien dan langsung dapat

dilakukan tes substantif dan detail transaksi. Tes substantif yang membutuhkan sample

ditentukan berdasarkan risiko yang ditetapkan di awal. Sedangkan tes pengendalian dilakukan

bersamaan dengan dilakukannya tes substantif dan tes detail. Hasil dari pengujian

pengendalian klien tidak serta merta mempengaruhi pengujian substantif dan pengujian detail

tersebut.

Pada audit atas AYDA, pengujian pengendalian disimpulkan efektif namun hal ini

tidak mempengaruhi prosedur pengujian substantif maupun pengujian detail atas AYDA. Pada

saat pemilihan sample atas AYDA yang harus dilihat keberadaan sertifikatnya, auditor KAP

OBSE menggunakan teknik pemilihan sample berdasarkan tabel yang ditentukan oleh DTT

dan wp khusus bernama Monetary Unit Sampling.

Tahap-tahap audit yang dilaksanakan oleh KAP OBSE sedikit berbeda dengan teori

yang dikemukakan Arens et al (2009). KAP OBSE mengacu kepada DTT Audit Approach

dalam melakukan auditnya yang dapat dikelompokkan menjadi 5 tahap utama yaitu dimulai

dengan Acceptance and continuance of client relationship, kemudian dilanjutkan dengan

perencanaan audit, diikuti oleh Audit designing, kemudian dilakukan Audit fieldwork, dan

terakhir ditutup dengan Completion and reporting. Sedangkan teori yang dikemukakan oleh

Arens et al (2009) membagi tahap audit menjadi 4, yaitu Perencanaan dan Merancang

pendekatan audit dilanjutkan dengan Test of Control dan Substantive Test of Transaction;

kemudian melakukan prosedur analitis dan test of detail balances; dan terakhir menyelesaikan

audit dan menerbitkan laporan audit. Apabila dilihat lagi, kedua tahapan tersebut memiliki

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

17

   

kemiripan hanya pengelompokkan pengerjaannya saja sedikit berbeda, namun secara prinsip

kedua tahapan tersebut sama.

Analisis Temuan Audit atas AYDA Bank B

Pada tes substantif KAP OBSE yang dilakukan penulis, terdapat dua temuan utama

mengenai prosedur pembuatan wp AYDA dimana laporan appraisal Bank B terlihat tidak

dapat diandalkan. Selain itu banyak AYDA yang tidak jelas upaya penyelesaiannya dan

dokumentasi upaya penyelesaian hanya mencakup sebagian dari total AYDA. Hal ini menurut

penulis terjadi disebabkan kurang efektifnya pengendalian terhadap penyampaian laporan

appraisal dan upaya penyelesaian atas AYDA. Analisis temuan tersebut dapat dirangkumkan

dalam tabel 3.

Tabel 3. Tabel Temuan atas AYDA

AYDA dan Beban CKPN

No. Existing Regulasi Risk Identified Risk Responses

1 Banyak AYDA

yang dinilai

tidak

menggunakan

KJPP

Independen dan

laporan penilai

intern kurang

dapat

diandalkan

Pasal 35 PBI No.

14/15/PBI/ 2012:

Penetapan net

realizable value

sebagaimana

dimaksud pada ayat

(1) wajib dilakukan

oleh penilai

independen, untuk

AYDA dengan nilai

Rp 5,000,000,000

(lima milyar rupiah)

atau lebih.

AYDA tidak

diukur secara

benar sesuai net

realizable value

• Tingkatkan

pengendalian

internal atas

penilai

independen

AYDA di

seluruh cabang

• Untuk seluruh

AYDA

bernilai > Rp 5

Milyar

pastikan

menggunakan

KJPP

independen

2 Banyak AYDA

yang tidak jelas

upaya

Pasal 34 PBI No.

14/15/PBI/ 2012:

(1) Bank wajib

AYDA dicatat

overstated

karena Bank

Seluruh AYDA baik

milik kantor pusat

dan cabang harus

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

18

   

(sambungan)

penyelesaiannya

dan

dokumentasi

upaya

penyelesaian

hanya

mencakup

sebagian dari

total AYDA

melakukan upaya

penyelesaian

terhadap AYDA

yang dimiliki.

(2) Bank wajib

mendokumentasikan

upaya penyelesaian

AYDA.

tidak lagi

memiliki kontrol

dan hak atas aset

yang tercatat

hingga periode

berakhir

dilakukan upaya

penyelesaian sesuai

SOP dan

didokumentasikan

secara baik serta

selalu diperbarui

informasinya

selama periode

berjalan

KESIMPULAN

Setelah melakukan analisis atas kebijakan akuntansi, pengendalian internal, dan

prosedur audit atas AYDA Bank B, beberapa kesimpulan yang dapat ditarik antara lain:

a. Kebijakan akuntansi Bank B atas AYDA sebagian besar telah sesuai dengan PAPI

kecuali dalam hal pengelompokkan AYDA dalam Aset lain-lain. Sehingga, walaupun

tidak tertulis secara tersurat oleh Bank B di Kebijakan Akuntansi-nya, Bank B berarti

juga memperhatikan PAPI dalam menyusun kebijakan akuntansinya.

b. Perlu dicatat bahwa pengelompokkan Agunan Yang Diambil Alih sebagai aset Lain-

lain dalam laporan keuangan bertentangan dengan PAPI, namun dalam praktiknya

Bank Umum lain dengan auditor big four lain juga menyajikan AYDA dalam

komponen Aset Lain-lain.

c. Kekurangan dalam pengendalian internal atas AYDA pada Bank B adalah buku SOP

yang belum diperbarui termasuk buku pedoman kredit yang berkaitan dengan AYDA.

Hal ini berpotensi dilakukannya prosedur yang sudah tidak relevan lagi dengan

peraturan saat ini dan juga menimbulkan kebingungan dari karyawan dalam

melakukan prosedur dalam SOP, khususnya AYDA.

d. Kekurangan lain dari pengendalian internal adalah SOP mengenai AYDA masih

sangat umum. Khususnya untuk perlakuan akuntansi, belum ada prosedur khusus yang

menjelaskan bagaimana AYDA diakui, diukur, disajikan dan diungkapkan.

e. Kelebihan dari pengendalian internal AYDA adalah isi yang cukup mengakomodir

hal-hal yang diatur dalam PBI. Sebagian besar prosedur sejalan dengan PBI, namun

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

19

   

PBI yang digunakan masih PBI lama sebelum perubahan. Hal ini berkaitan dengan

poin c dimana SOP harus diperbarui termasuk dalam hal dasar acuan.

f. Prosedur audit KAP OBSE menggunakan pendekatan berbasis risiko yang sedikit

berbeda dengan teori audit Arens et al (2009) dimana prosedur audit dilakukan seperti

sebuah siklus.

g. Tahapan prosedur audit atas AYDA yang dilakukan KAP OBSE sejalan dengan teori.

h. Terdapat dua temuan mengenai AYDA yang ditemukan penulis saat magang, yaitu

laporan appraisal atas AYDA Bank B kurang dapat diandalkan dan terdapat banyak

AYDA yang belum jelas upaya penyelesaiannya.

Saran untuk KAP OBSE

Berdasarkan hasil pengalaman penulis selama mengikuti program magang di KAP

OBSE, saran yang dapat penulis berikan antara lain:

a. Hendaknya KAP OBSE memperhatikan pembagian tugas saat prosedur audit

berlangsung. Tugas dan workload sebaiknya diperhatikan untuk disesuaikan

berdasarkan level karyawan agar didapatkan hasil pekerjaan sesuai yang diharapkan

b. Agar setiap karyawan baru termasuk peserta magang yang masuk di tengah-tengah

periode audit diberitahu lebih jelas mengenai tujuan audit dan lain-lain supaya

mengerti apa yang sebenarnya dikerjakan dan dapat menghasilkan pekerjaan yang

lebih maksimal.

c. Hendaknya KAP OBSE menambah jumlah staff untuk perikatan dengan Bank B

karena jumlah pekerjaan yang banyak dengan sumber daya sedikit seringkali

menghambat proses audit, sehingga didapat hasil yang kurang maksimal

d. Hendaknya untuk audit atas AYDA Bank B lebih diperhatikan lagi keandalan dari

laporan appraisal Bank B, termasuk untuk AYDA di atas Rp 5,000,000,000 agar

benar-benar didasarkan oleh laporan appraisal independen.

e. Hendaknya KAP OBSE lebih memperhatikan upaya penyelesaian atas seluruh AYDA

yang dimiliki oleh Bank B dan pastikan seluruh AYDA telah memiliki upaya

penyelesaian yang jelas.

Saran untuk Bank B

Saran yang dapat diberikan Penulis untuk Bank B terkait dengan AYDA antara lain:

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

20

   

a. SOP yang dimiliki Bank B sebaiknya segera diperbarui agar isi dari SOP tersebut

relevan dengan peraturan yang berlaku saat ini dan tidak menyebabkan kebingungan di

tengah-tengah karyawan yang menjalankannya.

b. Sebaiknya selain diatur dalam SOP Kredit, pengaturan pengendalian internal atas

AYDA dibuatkan juga dalam bentuk SOP akuntansi agar pengakuan, pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan atas AYDA lebih mudah diidentifikasi dan

mempermudah bagian akuntansi dalam mencatatnya.

c. Divisi entitas agar mempersiapkan semua laporan appraisal dan dokumentasi upaya

penyelesaian AYDA lebih baik lagi supaya siap saat auditor akan melakukan

pemeriksaan.

d. Agar ditingkatkan lagi pengendalian internal atas penyusunan laporan appraisal dan

upaya penyelesaian AYDA untuk seluruh cabang supaya ke depan tidak lagi

melanggar peraturan BI mengenai kepatuhan ini.

DAFTAR REFERENSI

Annual Report Bank B 2011 www.bank-b.co.id (situs disamarkan untuk kepentingan klien)

Arens, Alvin, Beasley, Elder, Amir Abadi Jusuf. (2009). Auditing and Assurance Services an

Integrated Approach-An Indonesian Adaptation. Singapore: Prentice Hall.

Deloitte Company Profile 2011

http://www.deloitte.com/assets/Dcom-

Indonesia/Local%20Assets/Documents/OBS%20Company%20profile%202011.pdf (diakses

2 Mei 2013)

Deloitte Touche Tohmatsu Limited Audit Approach Manual published: October 2009;

Modified: July 2010, September 2010, September 2012

Peraturan Bank Indonesia No. 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum

http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Perbankan/pbi_141512.htm (diakses 2 Mei 2013)

Siamat, Dahlan. (2005) Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan

ed 5. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI

Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2008) Pedoman Akuntansi

Perbankan Indonesia cetakan Desember 2008, Jakarta: Bank Indonesia

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013

21

   

Prosedur audit..., Verdianto Prakoso, FEB UI, 2013