proposal+tesis++kepemimpinan+gembala+yang+berintegritas++ +yakub+25+mei+09+draft+rev.+00

106
PROPOSAL TESIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN GEMBALA YANG BERINTEGRITAS DENGAN PERTUMBUHAN ROHANI PENGERJA DAN AKTIVIS DI GBI KAMBOJA DEPOK OLEH : NAMA : IR. YAKUB HENDRAWAN PERANGIN-ANGIN, MM NIP : ANGKATAN : 1 PROGRAM : MA

Upload: rendy-pasaribu

Post on 05-Dec-2014

556 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

PROPOSAL

TESIS

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN GEMBALA YANG BERINTEGRITAS DENGAN

PERTUMBUHAN ROHANI PENGERJA DAN AKTIVIS

DI GBI KAMBOJA DEPOK

OLEH :

NAMA : IR. YAKUB HENDRAWAN PERANGIN-ANGIN, MM

NIP :

ANGKATAN : 1

PROGRAM : MA

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL THE WAY

PROGRAM PASCA SARJANA

2009

Page 2: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN LOGO

HALAMAN JUDUL

HALAM PERNYATAAN

HALAMAN DEDIKASI

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN ABSTRAK

HALAMAN KATA PENGANTAR

HALAMAN DAFTAR ISI

HALAMAN DAFTAR TABEL

HALAMAN DAFTAR GAMBAR

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Perumusan Masalah

E. Alasan Pemilihan dan Penetapan Judul

F. Tujuan Penelitian

G. Kegunaan Penelitian

H. Sistematika Penulisan

Page 3: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Kajian Teori

B. Kerangka Berpikir

C. Penelitian Yang Relevan

D. Hipotesis Penelitian

BAB III METODE, RANCANGAN DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

B. Metode Penelitian

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

D. Variabel Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

F. Instrumen Penelitian

G. Teknik Analisis Data

H. Hipotesis Statistika

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

B. Pengujian Persyaratan Analisis

C. Pengujian Hipotesis

D. Pembahasan Hasil Penelitian

E. Keterbatasan Penelitian

Page 4: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Implikasi

C. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian yang mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika

penulisan. Berikut ini akan dibahas hal-hal tersebut secara berurutan.

A. Latar Belakang Masalah

Ada beberapa latar belakang masalah yang melatar belakangi penulis untuk

menulis Tesis tentang : HUBUNGAN KEPEMIMPINAN GEMBALA YANG

BERINTEGRITAS DENGAN PERTUMBUHAN ROHANI PENGERJA DAN

AKTIVIS DI GBI KAMBOJA DEPOK.

Menjelang Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 63 pada tanggal

17 Agustus 2008 ini sesungguhnya banyak hal yang kita rasakan belum benar-benar

merdeka, di saat ini negeri kita sedang marak dengan kasus korupsi yang diungkap

yang melibatkan baik pengusaha, pegawai negeri sipil bahkan para pemimpin bangsa,

anggota DPR, menteri, jaksa, gubernur, walikota, bupati banyak yang dijebloskan ke

dalam penjara. Semua peristiwa ini ada kaitannya dengan integritas, bangsa ini terus

mendambakan para pemimpin yang integritasnya tidak diragukan untuk mengantar

bangsa ini menuju kehidupan yang lebih adil dan sejahtera serta benar-benar merdeka

sebagaimana cita-cita bapak bangsa.

Jonathan Parapak seorang cendekiawan Kristen dan pendiri Perkantas dalam

kata pengantarnya pada buku Integritas : Memimpin di bawah pengamatan Tuhan

yang ditulis oleh Jonathan Lamb mengatakan bahwa lebih memprihatinkan lagi

berkembangnya masalah perpecahan dan bentrokan dalam berbagai institusi kristiani

bahkan di gereja yang disebabkan masalah korupsi dan integritas para pejabatnya.

Mungkin kita cenderung melihat integritas hanya dari sudut pandang korupsi uang,

namun kita lupa bahwa integritas sangat terkait dengan seluruh aspek kehidupan.1

1 Jonathan Lamb, Integritas (Jakarta : Perkantas – Divisi Literatur), 2008, hlm.17.

Page 6: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Integritas adalah modal utama seorang pemimpin, namun sekaligus modal

yang paling jarang dimiliki oleh pemimpin. Inilah tragedi terbesar dalam

kepemimpinan. Peneliti kepemimpinan James Kouzes dan Barry Posner dalam buku

mereka berjudul Credibility : How Leaders Gain and Lose It, Why People Demand It

melaporkan hasil riset mereka selama ampir 20 tahun dari survey terhadap ribuan

kaum profesional dari empat benua bahwa karakteristik nomor satu yang paling kritis

bagi seorang pemimpin adalah integritas. 2

Di millenium ketiga ini, kebutuhan akan pemimpin sejati semakin kentara.

Sebagai masyarakat dunia, bangsa, juga komunitas yang lebih terbatas, kita sampai

pada tahap pendakian yang penuh risiko. Pemimpin yang tidak visioner, berintegritas

tinggi, serta cerdas dapat mencelakakan mereka yang dipimpinnya, bahkan juga

kalangan lain.3

John Stott berpendapat bahwa integritas, konsistensi, ketulusan, transparansi,

keautentikan dan keandalan : betapa mengagumkanya rangkaian kebaikan dari sifat-

sifat moral kristiani ini. Sayangnya tidak selalu sifat-sifat ini mencirikan kehidupan

umat Allah. Lebih jauh beliau mengatakan integritas adalah ciri orang-orang yang

terintegrasi secara selaras, yang di dalam dirinya tidak ada dikotomi antara kehidupan

pribadi dan kehidupan di muka umum, antara yang disaksikan dan yang diterapkan,

antara yang diucapkan dan yang dilakukan. Integritas merupkan ciri esensial dari

seorang pemimpin dan yang terpenting dari para penginjil.4

Arti integritas telah mengalami erosi. Bagi sebagian besar orang dari berbagai

bangsa di dunia ini, kata integritas menimbulkan gagasan sok suci dan pikiran picik

apalagi di dunia ekonomi, bisnis dan politik. Dewasa ini di era modern norma-norma

dasar dari integritas bisa dihancurkan dalam sekejap mata.norma-norma yang

mempunyai arti penting yang abadi. Billy Graham berkata, “Integritas adalah lem

yang merekatkan cara hidup kita menjadi satu. Kita harus terus-menerus berjuang

untuk menjaga agar integritas kita tetap utuh”. Ketika kekayaan hilang, tidak ada apa

2 Sendjaya, Kepemimpinan Kristen (Kairos), 2004, hlm.62.3 Robby Chandra, Landasan Pacu Kepemimpinan (Gloria Graffa), 2004, hlm.20.4 Jonathan Lamb, Integritas (Jakarta : Perkantas – Divisi Literatur), 2008, hlm.14.

Page 7: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

pun yang hilang; ketika kesehatan hilang, sesuatu hilang; ketika watak hilang, segala-

galanya hilang.5

Tidak mengherankan bila banyak media memberitakan tidak hanya mengenai

para politikus yang berjatuhan, tetapi juga para pendeta yang menggelapkan dana

gereja atau yang berselingkuh dengan perempuan-perempuan yang bekerja di gereja.

Kisah-kisah seperti ini sangat laris terjual karena merupakan contoh kemunafikan

yang terang-terangan. Memang ada sedikit sensasi disana, tetapi kita bisa memahami

reaksi orang awam yang menyadari kemunafikan para pemimpin mereka, khususnya

yang berasal dari kalangan gereja atau politikus yang merasa berhak menuntut orang

lain bagaimana seharusnya berperilaku. Kita sudah menjadi terlalu biasa melihat

korban yang berjatuhan dari kalangan petinggi gereja. Kita pun menjadi khawatir

cara hidup kita akan menyiratkan pertentangan dengan apa yang kita khotbahkan.

Betapa banyak kehancuran yang disebabkan oleh kesenjangan antara ajaran dan

perilaku para pendeta maupun para pemimpin yang berseru kepada orang lain supaya

hidup menurut standar Allah, namun mereka sendi munafik. Sungguh mereka telah

mencemarkan reputasi gereja.6

Integritas adalah antitesis bagi semangat zaman kita sekarang. Falsafah hidup

yang jauh jangkauannya yang membimbing budaya kita berputar disekeliling

mentalitas yang materialistis dan konsumerisme. Kebutuhan yang mendesak untuk

saat sekarang mengalahkan pertimbangan.

Dewasa ini kita banyak menyaksikan kesenjangan kredibilitas yang terjadi

dalam kehidupan bergereja, dunia politik, dan dunia usaha. Pentingnya keidupan

yang berintegritas muncul dari kenyataan bahwa kita dipanggil oleh Allah yang setia.

Watak Allah dicirikan oleh kasih yang tidak berkesudahan dan selalu setia, penuh

rahmat dan kebenaran, kasih dan terang. Jika kita belajar untuk mengenal-Nya, maka

kita terpanggil untuk mewujudkan sifat-sifat tersebut, menjalani hidup yang

berpadanan dengan panggilan ini, serta hidup sesuai dengan watak Allah.

5 John C. Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam Diri Anda. (Jakarta : Binarupa Aksara),1995.hlm.48.6 Jonathan Lamb, Integritas (Jakarta : Perkantas – Divisi Literatur), 2008, hlm.21.

Page 8: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Apakah di zaman ini masih diperlukan konsistensi antara keidupan pribadi

dan kehidupan publik seseorang ? Mungkinkah kita menutup mata terhadap hal-hal

yang terjadi dalam hidup pribadi pemimpin asalkan ia tetap menunjukkan kinerja

publik yang maksimal? Di balik pertanyaan-pertanyaan tersebut, terbersit sebuah

kefrustasian. Dunia tampak semakin putus asa mencari role model yang riil untuk

diteladani publik. Dan sejarah membuktikan bahwa umat Allah yang seharusnya

menjadi teladan hidup sebagai garam dan terang dunia telah berkali-kali gagal.7

Dunia terus mencari orang yang mampu berkata seperti Rasul Paulus,

“Ikutlah aku, sama seperti aku mengikut Kristus” (1 Korintus 11:1).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan maka penulis

berusaha mengidentifikasi masalah yang ditemukan dalam pembahasan Tesis ini

sebagai berikut :

a. Adanya indikasi bahwa Pemimpin Gembala Gereja kurang memahami tentang

makna pertumbuhan rohani pengerja/ aktivis dipengaruhi oleh kepemimpinan

Gembala yang berintegritas

b. Ada persepsi bahwa Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas tidak

berhubungan dengan Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis.

c. Ada persepsi bahwa Kepemimpinan Integritas seorang Gembala bukanlah hal

yang penting dalam pelayanan kepemimpinan seorang Gembala.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan penulis lebih terfokus sesuai dengan judul dan tidak meluas

kedalam permasalahan yang lain, maka penulis memberikan batasan terhadap

masalah penelitian. Pembahasan terhadap permasalahan juga didasarkan pada

keterbatasan tenaga, dana dan waktu serta tempat dilakukannya penelitian yaitu pada

GBI Kamboja Depok sehingga penelitian hanya membahas masalah yaitu “Adanya

7 Sendjaya, Kepemimpinan Kristen (Kairos), 2004, hlm.63.

Page 9: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

hubungan antara Kepemimpinan Yang Berintegritas dengan Pertumbuhan Rohani

Pengerja dan Aktivis di GBI Kamboja Depok”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah terdapat hubungan

yang positif dan signifikan antara Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas

dengan Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis di GBI Kamboja Depok ?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Tujuan Teoritis : Memberikan sumbangsi pengetahuan kepada Gembala GBI

Kamboja Depok tentang Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas yang

dijalankan selama ini.

b. Tujuan Praktis : Penulis ingin menyajikan data empiris yang berkaitan dengan

Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas dihubungkan dengan Pertumbuhan

Rohani Pengerja dan Aktivis di GBI Kamboja Depok agar menjadi masukan yang

berarti bagi seluruh hamba Tuhan maupun institusi (gereja) dalam membangun

dan mengembangkan Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas di lingkungan

GBI Kamboja Depok.

c. Tujuan Akademis : untuk memenuhi syarat akademis guna mencapai gelar Master

of Arts.

F. Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian ini penulis berharap ada beberapa manfaat yang dihasilkan

baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis, yaitu :

a. Penelitian ini dapat menunjukkan sejauh mana hubungan korelasi Kepemimpinan

Gembala yang Berintegritas dengan Pertumbuhan Rohani Pekerja dan Aktivis di

GBI Kamboja Depok.

Page 10: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

b. Penelitian ini bermanfaat bagi Gembala GBI Kamboja Depok yang diteliti untuk

mengetahui sejauh mana Kepemimpinan yang dijalankan selama ini dan

pengaruhnya terhadap pertumbuhan rohani pengerja dan aktivis di GBI Kamboja

Depok yang digembalakannya.

c. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi setiap hamba Tuhan di lingkungan GBI

Kamboja Depok untuk mempersiapkan pola dan model kepemimpinan yang

berintegritas dalam menggembalakan pengerja dan aktivis dilingkungan yang

menjadi tanggung jawab penggembalaannya.

d. Hasil penelitian ini juga bermanfaat menjadi bahan pustaka untuk studi

kepemimpinan penggembalaan kususnya yang berintegritas.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Tesis ini, penulis membagi pembahasan dalam 5 (lima)

BAB, terdiri dari :

BAB I, merupakan Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah,

Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Kegunaan Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II, merupakan Kajian Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian

yang menjelaskan keseluruhan Kajian Teori dari pembahasan topik yang ada serta

gambaran dari Kerangka Berfikir dan Hipotesis Penelitian yang penulis gunakan.

BAB III, merupakan Metode Penelitian, yang didalamnya akan dibahas

tentang Tempat dan Waktu Penelitian, Metode Penelitian, Populasi dan Teknik

Pengambilan Sampel, Variabel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen

Penelitian, Teknik Analisis Data dan Hipotesis Statistika.

BAB IV, merupakan Analisis dan Pembahasan, dalam bab ini kita bisa

melihat hasil-hasil penelitian yang ada yang terdiri dari Deskripsi Data, Pengujian

Persyaratan Analisis, Pengujian Hipotesis, Pembahasan Hasil Penelitian dan

Keterbatasan Penelitian dalam pembuatan dan penyelesaian Tesis ini.

BAB V, merupakan bab Penutup yang terdiri dari Kesimpulan, Implikasi

serta Saran.

Page 11: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

A.1. Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis

Pertumbuhan jemaat juga pengerja dan aktivis adalah hal yang pokok dalam strategi

pelayanan misi Paulus, seperti dijelaskannya kepada gereja-gereja lainnya. Ia memfokuskan

pendalaman maupun perluasan yang dicapai melalui konsolidasi dan pengembangan. Ia ingin

melihat gereja-gereja menjadi dewasa yang di dalamnya terdiri dari murid-murid yang saleh,

bukan hanya statistik dari jumlah orang yang menjadi Kristen di setiap kota. Ini tetap

merupakan bagian dari integritas misi kristiani masa kini, dan ini merupakan elemen penting

dari pelayanan kita. Penginjilan, mendirikan gereja dan membina pertumbuhan jemaat serta

pelayan menuju kedewasaan merupakan kesatuan yang utuh dan misi Paulus memasukkan

seluruh spektrum yang diawali dari pemberitaan Injil sampai kepada pemuridan yang menuju

kedewasaan kristiani.

A.2. Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas

A.2.1. Konsep Dasar Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses memengarui dan mengarahkan

para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka.

Sebagaimana didefinisikan oleh Stoner, Freeman dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah

the process of directing and influencing the task-related activities of group members.

Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan memengaruhi para anggota dalam hal

berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh lagi, Griffin (2000) membagi pengertian

kepemimpinan menjadi 2 konsep, yaitu sebagai proses, dan sebagai atribut. Sebagai proses,

kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para pemimpin, yaitu proses

dimana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi

bagi para pegawai, bawahan atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai

Page 12: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

tujuan tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi.

Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki

oleh seorang pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai seseorang

yang memiliki kemampuan untuk memengarui perilaku orang lain tanpa menggunakan

kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang

layak memimpin mereka.3

Kepemimpinan berarti cara memimpin, yang berasal dari kata dasar kata benda

Pimpin yang berarti tuntunan, bimbingan, hasil memimpin dan kata kerja Memimpin yang

berati mengepalai, mengetuai; memandu; memegang tangan seseorang untuk dibimbing dan

ditunjukkan jalan; melatih, mendidik, mengajar agar dapat mengerjakan sendiri.8

Organisasi kepemimpinan ada karena diciptakan dan bukan karena dilahirkan. Ini

mungkin terdengar klise karena ungkapan “diciptakan, bukan dilahirkan” (made, not born)

dewasa ini sedang populer pada saat kita membicarakan tentang kepemimpinan itu sendiri.

Orang-orang termasyhur yang memimpin organisasi raksasa dan besar seringkali dicap

sebagai pendobrak, radikal, mencapai tujuan mereka dengan cara-cara yang tak lazim, untuk

bertahan mereka memiliki tiga kekuatan kunci, yaitu : 2

a. Mereka mengormati integritas dari cita-cita mereka dan naluri yang

mengiringinya.

b. Mereka mempunyai bakat untuk menarik para penanggung risiko lainnya

kepihak mereka.

c. Mereka semua menjadi siswa dan juga sebagai mentor, belajar dari

pengikutnya, dari kesalahan-kesalahan mereka dan dari saingan mereka.

A.2.2. Kepemimpinan Umum

Faktor kepemimpinan tidak diragukan lagi tingkat kepentingannya dalam

fungsi pengarahan dan keseluruhan fungsi-fungsi manajemen organisasi. Ada begitu

8 Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Jakarta : Prenada Media), 2005, hlm.255.4 Em Zul Fajri & Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Difa Publisher), hlm.654.

Page 13: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

banyak pendekatan klasik maupun kontemporer baik yang diperbincangkan secara

praktik maupun secara ilmiah diantaranya adalah :

a. Kepemimpinan Karismatik atau charismatic leadership adalah kepemimpinan

yang mengasumsikan bahwa karisma merupakan karakteristik individu yang

dimiliki oleh seorang pemimpin yang dapat membedakannya dengan pemimpin

yang lain, terutama dalam hal implikasi terhadap inspirasi, penerimaan dan

dukungan para bawahan. Menurut Robert House (1977) seorang pemimpin

karismatik haruslah memiliki kriteria sebagai seorang yang tinggi tingkat

kepercayaan dirinya, kuat keyakinan dan idealismenya, serta mampu

mempengaruhi orang lain juga mampu berkomunikasi secara persuasif dan

memotivasi para bawahannya. Griffin (2000) menjelaskan bahwa paling tidak

terdapat 3 elemen yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin karismatik, yaitu :

(1) Mampu menyusun visi bagi masa depan, mampu menetapkan harapan yang

tinggi, serta mampu memberikan perilaku yang mendukung pencapaian

harapan yang tinggi tersebut.

(2) Mampu untuk memberikan kekuatan kepada orang lain untuk menunjukkan

kinerja yang baik dan terdorong untuk nerprestasi, percaya diri dan terdorong

untuk meraih kesuksesan.

(3)Mampu untuk membangun relasi dengan orang lain melalui dukungan,

empati, dan keyakinan akan kemampuan yang dimiliki orang lain.9

b. Kepemimpinan Transformatif adalah gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh

manajer atau pemimpin dimana kemampuannya bersifat tidak umum dan

diterjemahkan melalui kemampuan untuk merealisasikan misi, mendorong para

anggota untuk melakukan pembelajaran, serta mampu memberikan inspirasi

kepada bawahan mengenai berbagai hal baru yang perlu diketahui dan dikerjakan.

Transformatif pada dasarnya kemampuan untuk beradaftasi dengan perubahan,

sehingga esensi dari kepemimpinan transformatif adalah kemampuan seseorang

9 Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Prenada Media), 2005, hlm.255.

Page 14: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

pemimpin untuk membawai orang-orang dan organisasi untuk mampu beradaptasi

dengan lingkungan untuk kesuksesan di masa yang akan datang.510

c. Kepemimpinan Inspiratif

d. Kepemimpinan Simbolis

A.2.3. Kepemimpinan Kristen

Frank Damazio menuliskan kualifikasi karakter kepemimpinan yang didaftar dari 1

Timotius 3:1-13 dan Titus 1:5-9 dimana ada sejumlah standar kedewasaan karakter yaitu :

- Tidak dapat dituduh (1 Timotius 3:2; Titus 1:7)

- Suami dari satu istri (1 Ti(1 Timotius 3:2; Titus 1:7)

- Dapat menahan diri (1 Timotius 3:2; Titus 1:8)

- Bijaksana (1 Timotius 3:2)

- Sopan (1 Timotius 3:2)

Setiap generasi membutuhkan seseorang yang berpandangan jauh ke depan dan

memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi pemimpin. “ Bila tidak ada Wahyu, menjadi

liarlah rakyat” (Amsal 29:18). Orang yang gagal mencari kehendak Allah akan gagal juga

dalam memimpin umatNya pada arah yang benar.

Kepemimpinan adalah fenomena social yang selalu hadir dalam interaksi social, karena itu

Kepemimpinan selalu kita alami dalam konteks hidup bersama. Melalui pengalaman itu, kita

mengenal dan mengetahui kepemimpinan sebagai fungsi mempengaruhi orang untuk

melakukan suatu hal. Efektivitas seorang pemimpin, ditentukan dan dipengaruhi oleh

pemahaman si pemimpin tentang arti kepemimpinan, pilihan jenis dan gaya kepemimpinan.

Uraian pentingnya pemimpin dan kepemimpinan, dilukiskan oleh Napoleon dalam

kalimat ungkapan/sindirannya : “Saya lebih baik mempunyai pasukan yang terdiri dari

kelinci yang dipimpin oleh seekor singa, daripada memiliki pasukan singa yang dipimpin

oleh seekor kelinci”. Dengan ungkapan ini, Napoleon hendak menegaskan betapa pentingnya

seoeang pemimpin dan kepemimpinan dalam suatu organisasi.

10 Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Prenada Media), 2005, hlm.255-256.

Page 15: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

A.2.4. Ciri Pemimpin Yang Tidak Baik

Ciri-ciri pemimpin yang baik diantaranya adalah :

Semua keputusan yang diambil adalah demi untuk kepentingan dirinya sendiri. Pemimpinlah

yang memutuskan segala-galanya tentang apa, mengapa, untuk apa, bagaimana, siapa, kapan

dan dimana suatu pekerjaan dilakukan (contoh klasik dalam Alkitab adalah Raja

Nebukadnezar, Daniel 2:1-13).

Celakalah gembala-gembala Israel yang menggembalakan dirinya sendiri. Bukankah

domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu ? Kamu menikmati

susunya, dari bulunya kamu buat pakaian yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba

itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu

obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak

kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman (Yehezkiel

34:2b-4).

Contoh-contoh bagaimana menjadi pemimpin yang bertanggung jawab ada dalam

Mazmur 23 dan beberapa bagian dalam Alkitab yang menunjukkan padanan pengertian

kepemimpinan yaitu :

- Tuhan berjalan di depan mereka …. Dalam tiang awan untuk menuntun (memimpin)

mereka di jalan (Keluaran 13:21)

- Pergilah sekarang tuntunlah (pimpinlah) bangsa itu (Keluaran 32:34)

- Biarlah Tuhan ... mengangkat ... seorang yang mengepalai (memimpin) mereka dan

seterusnya (Bilangan 27:17)

- Tuhan, tuntunlah aku dalam keadilanMu... (Mazmur 5:9)

- .... Engkau akan menuntun dan membimbing aku (Mazmur 31:4)

- .... Kiranya RohMu yang baik itu menuntun aku ... (Mazmur 143:10)

- Demikianlah Engkau memimpin umatMu, untuk membuat Nama yang Agung bagiMu

(Yesaya 63:4)

- Daud berunding dengan pemimpin-pemimpin pasukan seribu dan pasukan seratus ....

(I Tawarikh 13:1).

- Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada mereka dan

menjawab mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka menjadi hamba-

hambamu sepanjang waktu (1 Raja-Raja 12:7).

Page 16: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

- Pemimpin disebut sebagai penjaga yang harus waspada kalau-kalau ada yang

mengancam kehidupan yang dijaga dan mengingatkan mereka terhadap bahaya yang

mengancam. (Yehezkiel 33:7).

- Pemimpin yang bertanggung jawab tidak hanya bertanggung jawab atas apa yang

dilakukannya tetapi juga bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh orang-

orang yang dipinpinnya (Keluaran 16:27-28).

- Memotivasi/mendorong orang yang dipimpinnya atau yang menjadi bawahannya

dengan jujur dan bukan dengan tipu daya, serta memberi semangat agar anggota-

anggotanya melakukan pekerjaan dengan baik (Amsal 20:17; 21:6)

- Bersedia dan rela dikritik oleh orang lain seperti kata Amsal ”Siapa mengindahkan

teguran adalah bijak (Amsal 15:5) tetapi siapa benci kepada teguran akan mati

(Amsal 15:10) dan Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan supaya engkau

menjadi bijak dimasa depan (Amsal 19:20).

- Mudah menyesuaikan diri dan tidak kaku (fleksibel) dan terampil dalam

berkomunikasi (Amsal 16:24).

- Berlaku adil dalam memberi tugas/ perintah kepada orang yang dipimpin (Keluaran

18:13-27) dan Seorang pemimpin selalu dituntut untuk bertindak adil terhadap orang-

orang yang dipimpinnya (Amsal 11:1).

Alkitab senantiasa menempatkan posisi seorang pemimpin dalam kedudukan antara,

yakni antara Allah (Pemimpin yang sesungguhnya) dan umat (manusia). Pemimpin dalam

Alkitab bukanlah ”ujung kerucut” dari suatu sistem sebagaimana halnya sistem

kepemimpinan dunia. Dalam Alkitab, pengertian pemimpin adalah seorang yang diangkat

Allah sebagai ”wakilNya” untuk mempin umatNya, tetapi Allah adalah pemimpin umat yang

sesungguhnya. Segala kebijakan dan keputusan berada ditangan Allah. Otoritas ini mutlak

milikNya. Perhatikan kepemimpinan Nabi Musa dalam Perjanjian Lama. Musa tidak pernah

melakukan tindakan berdasarkan pertimbangannya, tetapi selalu berdasarkan amanat,

perintah dan petunjuk dari Allah (Keluaran 12:43-51; 13:1-16; 14:15-31; 15:25-26; 16:4-

16; 17:4-7).

Dalam sejarah kehidupan Israel, suatu ketika Israel menghendaki adanya seorang

Raja/ Pemimpin (I Samuel 8) sebagaimana layaknya bangsa-bangsa yang ada di sekeliling

mereka. Permintaan ini mendukacitakan Samuel yang mempunyai kedudukan sebagai

Hakim pada waktu itu. Tetapi Allah berfirman kepada Samuel untuk menerima permintaan

Israel itu, sebab bukannya Samuel yang mereka tolak melainkan Allah (I Samuel 8-6-7).

Permintaan untuk memiliki seorang Raja, adalah perbuatan dosa di mata Tuhan (I Samuel

Page 17: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

12:19). Itulah sebabnya, meskipun di antara Israel memerintah seorang Raja (Pemimpin),

tetapi Raja/ Pemimpin Israel yang sesungguhnya adalah Tuhan Allah. Raja manusiawi tidak

lain hanya melaksankan kehendak Allah, maka sejauh itu apa yang Allah kehendaki, maka

pada saatnya pula Allah menurunkan dia dari takhtanya. Contoh Raja Saul (I Samuel 15:11).

Namun apablila Raja itu memerintah sesuai dengan kehendak Allah, maka Allah akan

memuji-mujinya (contoh Raja Daud).

Seorang pemimpin kristen bukanlah yang harus ditinggikan di atas yang lain,

melainkan yang senantiasa berada ditengah-tengah orang yang dipimpinnya untuk memberi

teladan, membimbing, menuntun dan mengarahkan mereka kejalan yang benar sesuai

dengan kehendak Allah, agar mereka memperoleh hidup dan memperolehnya dalam

kelimpahan. Ini berarti pula bahwa tujuan utama kepemimpinan kristen adalah

mengusahakan kebaikan dan kesejahteraan hidup bagi orang-orang yang dipimpin (Mazmur

23).

Dengan kata lain, kepemimpinan kristen bertujuan untuk membawa orang-orang

yang dipimpin kepada keselamatan dan memelihara keselamatan itu sehingga memperoleh

penggenapan di dalam kemulianNya. Karena itu menjadi seorang pemimpin kristen adalah

untuk memikul tanggung jawab dan bukannya untuk mencari kedudukan/ kekuasaan. Dalam

kepemimpinan kristen, fungsi dan tanggung jawab harus mendahului posisi atau kedudukan.

Pemimpin dalam sistem sekuler (dunia) cenderung menggunakan kekuasaan itu untuk

menindas orang-orang yang dipimpinnya.

Yehezkiel mengingatkan bagaimana seharusnya seorang pemimpin kristen

berperilaku dalam kepemimpinannya agar berkenan kepada Allah dan membawa kebaikan

bagi orang-orang yang dipimpinnya, yakni :

- Pemimpin tidak boleh menindas atau memeras orang-orang yang dipimpinnya.

Celakalah pemimpin yang berbuat demikian, karena sebetulnya mereka telah

melawan Allah.

- Pemimpin harus menggembalakan orang-orang yang dipimpinnya, dan bukannya

sibuk menggembalakan dirinya sendiri.

- Pemimpin dengan tekun dan setia mengusahakan jalan agar orang-orang yang

dipimpinnya dapat menemukan makna kehidupannya.

- Pemimpin harus bekerja dengan penuh kesungguhan hati dan bukan karena terpaksa.

A.2.5. Kepemimpinan Musa

Page 18: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Kehidupan Musa dapat dibagi dalam tiga periode selama tiap-tiiap 40 tahun. Sebagai

seorang pangeran Mesir, seorang gembala di pengasingan dan seorang pemimpin bangsa

Israel. Persiapan-persiapannya untuk menjadi pemimpin bangsa Israel adalah pendidikan

yang baik di istana Mesir, pengalaman tinggal di padang gurun dan persekutuannya yang

erat dengan Allah. Iman dan kesabaran Musa sangat diuji oleh bangsanya, sekumpulan

budak yang mudah ketakutan, plin-plan, bersungut-sungut dan pemberontak. Memikul beban

tanggung jawab kesejahteraan fisik dan rohani bangsa Israel, Musa tampil sebagai orang

yang lembut hati dan rendah hati, bijaksana dan beriman teguh pada Allah, seorang yang

lebih mementingkan kemuliaan Allah daripada kemegahan diri sendiri.

Musa menjadi dewasa dengan memperoleh pengalaman di tempat yang mewah

(istana Mesir) maupun di tempat yang sederhana (Midian). Kemudian dia dipanggil Tuhan

untuk menjadi pemimpin bangsa Israel, sebagaimana dilaporkan dalam Keluaran 3 dan

diringkaskan dalam ayat 30-34. Dialah yang menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa

Israel dan menyampaikan jawaban bangsa Israel kepada Tuhan. Sebagai penyambung lidah

Tuhan tentu saja dia tidak mengurangi atau menambahi sedikitpun kehendak kedua belah

pihak.

Ada 3 peristiwa dalam kepemimpinan Musa sewaktu memimpin umat Allah ke

luar dari perhambaan dimana Musa membutuhkan bantuan sebagai pendamping/ pemimpin

yaitu :

1. Ketika Musa diberikan Harun untuk membantunya mendatangi Firaun, karena Musa

terlampau menekankan keterbatasannya dalam hal kemampuan natural (Keluaran

4:16).

2. Peristiwa tatkala beban menanggulangi perselisihan selaku seorang hakim menjadi

terlampau berat, Musa akhirnya menuruti nasihat ayah mertuanya, Yitro dan

menetapkan orang-orang lain untuk membantu (Keluaran 18:14-21).

3. Bebab rohaniah dalam berdoa syafaat untuk umat Israel sambil berupaya

mengembangkan karakter mereka telah menjadikan Musa kewalahan dan jawaban

Allah menunjukkan tujuh puluh tua-tua Israel guna mendampingi Musa (Bilangan

11:14-17).

Dalam Keluaran 15-17 Musa mengalami keputusasaan dalam memimpin bangsa

yang gemar bersungut-sungut. Sikap mereka yang buruk menambah beban

kepemimpinannya dan penderitaan mereka sendiri. Melalui pengalaman tersebut Musa

mempelajari keterbatasan kepemimpinan manusia dan menyadari kebergantungannya pada

Page 19: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Allah. Dia juga mempelajari nilai dukungan rekan-rekan sepelayanannya melalui

pertolongan Harun dan Hur.

Dalam Keluaran 32-34 Musa menolak kesempatan untuk meninggalkan bangsa yang

pemberontak dan bebal tersebut dan pergi sendiri dengan Allah. Musa juga menolak godaan

untuk berpikir bahwa ia dapat bertahan dengan bangsa tersebut tanpa hadirat Allah. Musa

tidak dapat hidup sendiri tanpa Allah dan tidak dapat bebas dari tanggung jawab kepada

orang lain, juga ia tidak dapat hidup dalam kekuasaan politik tanpa kekuatan yang datang

dari persekutuan pribadinya dengan Allah. Cara hidup Musa seperti dalam Keluaran 33:15

”Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini”,

Musa tidak akan mau pergi kemanapun, sekalipun ke Kanaan yang dijanjikan Allah, tanpa

jaminan kehadiran Allah di tengah-tengah mereka.

Dalam Bilangan 11-14 Musa diuji kepemimpinannya, kebesaran Musa nampak

berkali-kali ketika beban kepemimpinannya menjadi semakin berat, Allah menaruh RohNya

di atas 70 tua-tua Israel untuk menolong Musa memerintah bangsa itu. Tidak seperti banyak

orang yang tidak cukup kemampuan untuk melepaskan kekuasaan kepada orang-orang lain,

Musa sangat bahagia menerima pemimpin-pemimpin tersebut dan memuliakan Roh Allah

yang ada pada mereka. Ketika Miryam dan Harun mengata-ngatai dia, Musa tidak membalas

dendam dan ia memohon pengampunan untuk Miryam yang kena kusta akibat hukuman

Allah. Penolakan Musa untuk mencari kedudukan dan kemuliaan bagi diri sendiri membuat

Allah bebas membela Musa dan ini lebih efektif daripada yang mungkin dilakukan Musa.

Walupun bangsa Israel menolak untuk memasuki tanah perjanjian kemana Allah telah

memimpin mereka keluar dari perbudakan di Mesir, Musa tidak menolak mereka ketika

Allah menawarkan kesempatan padanya. Doa Musa mencegah kehancuran mereka dan ia

rela menerima hukuman perjalanan 40 tahun di gurun bersama-sama mereka.

Musa memilih menderita sengsara bersama umat Allah daripada untuk menikmati

kesenangan dosa. Sikap ini menunjukkan kejujuran Musa terhadap umat Allah yang

dipercayakan kepadanya untuk dibimbing dan dipimpin. Kehidupan Musa membuktikan

segi-segi yang dibutuhkan dalam kepemimpinan yang efektif. Saat Allah memanggil Musa

Ia memampukan Musa untuk tugas yang diberikan.

A.2.6. Kepemimpinan Nehemia

Nehemia mengungkapkan seluruh keberadaan dirinya di dalam catatan hariannya,

yang tergabung dalam sebuah kitab Nehemia. Sama seperti jutaan orang Yahudi sepanjang

sejarah, Nehemia menyadari akan masalah orang-orang yang tergolong minoritas. Dan sama

Page 20: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

seperti kebanyakan orang Yahudi, ia juga tahu apa artinya mencapai keberhasilan. Ia telah

mencapai suatu kedudukan yang terkemuka yaitu sebagai juru minuman bagi seorang raja

Persia yaitu raja Artahsasta I, penguasa yang paling kuta pada zaman itu. Sebagai seorang

juru minuman, Nehemia bertugas untuk mencicipi air anggur dari cawan raja (587 sM)

bangsa Babel telah menjarah Yerusalem dan Kerajaan Yehuda yang di selatan itu, lalu

membawa penduduknya ke pengasingan. Tetapi setelah Babel jatuh ke tangan orang Persia,

Raja Koresy mengubah total garis kebijaksanaan Babel dan pada tahun 538 sM mengizinkan

beberapa rombongan orang Yahudi untuk pulang ke Yerusalem. Tindakan mereka yang

pertama-tama ialah mendirikan sebuah mezbah dan membangun kembali bait Allah.

Perhatian mereka selanjutnya ditujukan pada kota itu agar mempunyai daya pertahanan lagi.

Dan pada tahun 445 sM Nehemia datang ke Yerusalem untuk menyelesaikan tugas

membangun tembok-tembok kotanya.

Dalam Nehemia Pasal 1, pada waktu kisah ini dimulai Nehemia adalah seorang

pemimpin yang masih dalam masa pendidikan. Ketika dia mendengar berita tentang tembok

Yerusalem yang telah rusak terbongkar, pintu-pintu gerbang yang terbakar dan penduduknya

yang sedang menderita tekanan batin serta perasaan malu, berita itu dirasakan Nehemia

sebagai pukulan jasmani sehingga selama beberapa hari ia menangis, berkabung, berpuasa

dan berdoa (1:4). Allah membuka hati Nehemia terhadap tragedi bangsanya, tragedi yang

makin mencemarkan nama Allah. Allah memberikan kemampuan kepadanya untuk dapat

merasakan apa yang memprihatinkan Allah dan tertarik masuk ke dalam jalur yang

mengarah ke tujuan Allah. Nehemia berdoa dan mengakui dosa bangsa-bangsanya, ia

memiliki rasa turut bertanggung jawab bahkan tidak mempedulikan nasib dirinya sendiri

sementara ia memohon bagi bangsanya. Allah memakai kehidupan doa Nehemia yang aktif

untuk membentuk dia menjadi seorang pemimpin yang saleh dan takut akan Tuhan.

Dalam pasal 2, Nehemia adalah orang yang cepat bertindak, segera setelah ia

mendapat persetujuan raja mengenai rencananya, dia merundingkan segala perlengkapan

yang diperlukan, mengatur keselamatan perjalanan itu, menyusun rencana masa yang akan

datang, mengerahkan tenaga kerja yang besar dan membagi proyek pekerjaan masal yang

sangat besar itu ke dalam unit-unit yang mudah ditangani. Ada 3 unsur yang menjadikan

segalanya tertib yaitu :

(1) Pikirannya mengarah ke masa depan dalam doanya (2:1-10)

(2) Melakukan dulu penyelidikan yang cermat mengenai situasi (2:11-16)

(3) Tugasnya memberi motivasi kepada orang-orang sebelum menyerahkan pekerjaan itu

(2:17-18)

Page 21: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Nehemia adalah pemimpin yang baik, pemimpin yang baik melakukan penelitian

sendiri. Tiga hari setelah tiba di Yerusalem, ia pergi pada malam hari untuk melakukan

penyelidikan secara rinci mengenai tembok itu. Amanatnya kepada penduduk Israel dalam

2:17-18 menunjukkan bahwa ia sungguh ahli dalam segala kesederhanaan serta

ketegasannya. Hal itu terdiri dari 4 unsur yaitu : (1) kepekaan batin untuk mempersamakan

diri yang menjalar kepada orang lain, (2) pengakuan mengenai keadaan Yerusalem yang

sudah sangat gawat (3) permintaan untuk mengambil langkah khusus (4) kesaksian pribadi.

Nehemia seorang pemimpin yang memimpin bukan seseorang yang hanya mendorong dari

belakang, ia bukan hanya mempersamakan dirinya dengan bangsanya melainkan juga

memimpin dengan menjadi teladan. Dan ia memanggil mereka untuk ikut dengan dia. Dalam

pasal 3 dan 4, Nehemia sasarannya ialah membuat Yerusalem mempunyai daya pertahanan

lagi, untuk itu Nehemia membagikan tugas-tugas pekerjaan kepada orang-orang lain dan ia

sendiri pun ikut serta mengerjakannya. Nehemia mendelegasikan, menyerahkan wewenang

serta tanggung jawab dan membagi-bagikan pekerjaan. Paling sedikit ada tiga puluh

sembilan kelompok pekerja yang terlibat dalam pekerjaan itu.

Sebagian dari pekerjaan Nehemia berupa administrasi. Ia seorang pengatur yang

sangat cermat dan seorang pencatat yang saksama (7:5). Sebagian dari pekerjaannya juga

berupa doa dan puasa (1:5-11). Sebagian lagi dari pekerjaannya ialah mengawasi atau

memandori. Dialah yang mengambil tanggung jawab untuk memastikan bahwa pekerjaan itu

maju di semua bagian tembok Yerusalem, bahwa kesulitan-kesulitan di satu bagian jangan

sampai menghambat bagian yang lainnya. Jadi doa, administrasi, pengawasan di tempat dan

kerja fisik semuanya merupakan bagian dari satu keutuhan. Dalam pasal 5, perintah Nehemia

untuk membangun tembok kota Yerusalem diiringi dengan pengangkatannya sebagai bupati

(atau kepala daerah) Tanah Yehuda. Lama masa jabatannya yang pertama ialah 12 tahun

(5:14). Kedudukan itu memberi hak kepadanya untuk memungut pajak-pajak tertentu bagi

menutup biaya pemerintahan, misalnya bila ada pengeluaran untuk pesta menjamu serta

menghibur orang dan keramahan sebagai tuan rumah. Tetapi Nehemia menolak berbuat

seperti itu. ”Aku dan saudara-saudaraku tidak pernah mengambil pembagian yang menjadi

hak bupati. Tetapi para bupati yang sebelumnya, yang mendahului aku, sangat memberatkan

beban rakyat. Bupati-bupati itu mengambil dari mereka 40 syikal perak sehari untuk bahan

makanan dan anggur” (5:14-15). Pikiran Nehemia hanya tertuju pada setia mengabdi sebagai

saksi Allah dan menolong mereka yang sedang dalam keadaan putus asa. Karena pikirannya

yang demikian itu, maka musuh-musuhnya tidak dapat menarik dia menyimpang dari

tujuannya, juga kekayaan dan kehormatan tidak dapat menjeratnya. Ia berada di Yerusalem

Page 22: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

bukan untuk mengambil, melainkan untuk memberi. Ia bukan saja abdi Allah, melainkan

juga abdi masyarakat. Jarang sekali ada pejabat pemerintah seperti dia, yang memiliki jiwa

seorang gembala. Pada masa tuanya Nehemia dipuji atas keberaniannya, ketegasannya,

kesediaannya untuk menghadapi masalah-masalah dan mengambil tindakan terhadap hal-hal

itu. Bahkan caranya bertindakpun dapat dibenarkan. Sampai akhir hidupnya Nehemia tetap

menjadi pemimpin yang mampu mengambil jalan yang tidak disenangi orang lain dan

memang sering ia melakukannya bila ia memandang hal itu perlu.

Prioritas Nehemia adalah prioritas Allah. Pada waktu orang dengan mudah dapat

menjadi patah semangat, tidak mau bertindak dan membiarkan masalah-masalah itu lewat

saja, Nehemia mengambil tindakan yang tepat serta efektif untuk membereskan apa yang

masih kurang. Sejak mula pertama kepemimpinannya mengungkapkan kebijaksanaan untuk

melakukan terlebih dulu apa yang perlu diutamakan. Ia menerima prioritas-prioritas Allah,

apakah itu menyenangkan orang banyak atau tidak, apakah itu menguntungkan dia secara

pribadi atau tidak. Nehemia seorang pemimpin dengan semangat dan konsisten dengan

visinya dan kuat dengan doa-doanya.

A.2.7. Kepeminpinan Daniel

Daniel memberi teladan praktis dan bersifat pribadi bagi pergumulan kita. Ia adalah

contoh dari orang yang karirnya mencapai posisi dengan kekuasaan dan prestise besar dalam

sistem dunia, namun yang tidak pernah mengkompromikan prinsip-prinsip dasar Alkitab. Ia

menunjukkan kepada kita cara menjalani hidup rohani yang utuh di bawah tekanan dunia

sekuler. Mereka yang mengalami godaan untuk menyerah terhadap tekanan semacam itu

akan banyak belajar dari Daniel.

Pelayanan Daniel di Babel berlanjut dari 70 tahun penjajahan Babel sampai masa

pemerintahan Persia. Daniel hidup sehat sampai usia 80 atau 90 tahun. Fokus utama nubuat

Daniel adalah pada orang-orang kafir. Dalam setiap keadaan dan dalam setiap krisis, Daniel

mengarahkan kita pada Allah yang secara berkuasa bekerja dalam sejarah manusia. Daniel

sanggup menolak sikap berkompromi karena hubungannya dengan Allah yang maha kuasa.

Ketaatan Daniel secara sederhana merupakan pernyataan keberadaan Allah yang maha

kuasa. Dia memandang Tuhan sebagai Raja di atas segala raja dunia dari Babel. Dalam pasal

1, Daniel dan kawan-kawannya dipisahkan dari tempat asal mereka dan dibawa ke Babel

pada waktu mereka muda. Kemungkinan mereka baru berusia antara 12-14 tahun. Di Babel

mereka harus menjalani program pelatihan selama 3 tahun untuk mempersiapkan mereka

Page 23: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

menangani persoalan bangsa Yahudi dalam kekaisaran Babel. Dan pada saat menghadapi

makanan yang pertama kali disajikan, suara hati mereka berontak.

Dalam pasal 5, Daniel sudah tua lebih dari 80 tahun usianya, Raja yang menggantikan

Nebukadnezar memandang sebelah mata padanya. Daniel dipindahkan ke bagian yang tidak

berarti dalam struktur birokrasi Babel, namun ketika raja menemui masalah, ia memanggil

Daniel. Daniel menunjukkan pada kita bagaimana hidup berpegang teguh pada Allah selama

masa pembuangan yang panjang.

Nabi Daniel adalah contoh manusia yang memiliki pribadi yang utuh/ berintegritas

karena Daniel :

1. Adalah seorang yang beriman dan taat kepada Allah sehingga mampu menjaga dan

memelihara integritas dan kredibilitasnya sepanjang waktu. (Daniel 5:11-12).

2. Tidak terdapat cacat cela (tidak bercacad) karena ia setia kepada Allah dan memiliki

Roh Kebenaran (Daniel 6:4-5).

3. Rajin dan tekun berdoa, karena menyadari bahwa doa merupakan sumber kekuatan

dalam menghadapi pelbagai ancaman dalam hidupnya (Daniel 6:10-12).

4. Siap dan rela berkorban untuk sesuatu yang dianggapnya baik dan benar dihadapan

Allah (Daniel 6:14-17).

5. Mampu menyatukan (mengintegrasikan) pelayanannya kepada Allah dan

pelayanannya kepada manusia (Daniel 6:23)..

Pemimpin yang memiliki integritas, yakni kepribadian yang utuh (kepribadian yang

tidak terpecah), adalah pemimpin yang berani mengatakan YA di atas YA dan TIDAK di

atas TIDAK. Pemimpin seperti ini akan berhasil dalam kepemimpinannya.

Integritas penting dan perlu dimiliki oleh seorang pemimpin karena :

1. Allah menghendaki pemimpin memiliki integritas yakni : Ketulusan, kebenaran,

kesetiaan, kemurnian hati, kesalehan, kejujuran dan tidak mencari muka. Dalam 1

Raja-Raja 9:4-5 dikatakan ”Mengenai engkau, jika engkau hidup dihadapanKu sama

seperti Daud, ayahmu dengan tulus hati dan dengan benar, dan berbuat sesuai dengan

segala yang Kuperintahkan kepadamu dan jika engkau tetap mengikuti segala

ketetapan dan peraturanKu, maka Aku akan meneguhkan kerajaanmu atas Israel

untuk selama-lamanya seperti yang telah Kujanjikan kepada Daud, ayahmu, dengan

berkata : Keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel”.

2. Karena pemimpin yang memiliki integritas akan memimpin dengan penuh percaya

diri. Amsal 10:9 ”Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya...” dan Amsal 28:1 ”Orang

Page 24: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

fasik lari walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman...”.

Jadi integritas memberi kuasa dalam perkataan dan memberi kekuatan dalam

perencanaan kerja dan pelayanan.

Pemimpin yang memiliki integritas tidak memisahkan kehidupan pribadi dari

kehidupan bersama dimana pemimpin yang memiliki integritas akan menampilkan dirinya

sebagaimana adanya dan tidak dibuat-buat pada setiap situasi yang dihadapinya. Contoh

pemimpin yang memisahkan kehidupan pribadinya dari kehidupan bersama adalah Raja

Saul. Ia lebih memperhatikan ”public image’nya daripada kondisi nyata dirinya. Pemimpin

seperti Saul akan bertindak/berperilaku lain manakala ia berada di antara orang-orang yang

memperhatikannya. ”Aku telah berdosa, tetapi tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku

sekarang di depan para tua-tua bangsaku ....” (I Samuel 15:30).

Pengorbanan Untuk Menjadi Seorang Pemimpin Yang Berhasil :

1. Berani Seorang Diri, sebagai seorang pemimpin adakalanya seorang diri berjuang

untuk suatu tujuan, bahkan ketika tidak seorangpun bersedia melangkah maju, sang

pemimpinlah yang selalu melakukannya, inilah salah satu biaya besar kepemimpinan

dan inilah pula tanda pengenal dari seorang pemimpin. Daud bersedia melawan Goliat

ketika tak seorangpun mau melakukannya (1 Samuel 17:32) ”Janganlah seseorang

menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu”.

2. Menentang Pendapat Umum, tidaklah mudah untuk bertahan terhadap derasnya arus

pendapat umum bila itu menentang Anda tetapi adakalanya perlu bersikap demikian.

Yosua bukanlah seorang pemimpin hanya karena ia menjadi kepala dari sebuah

bangsa, ia seorang pemimpin karena ia bersedia membayar harganya. Ia bersedia

menentang pendapat umum demi mempertahankan dan memajukan hal yang

dipercayainya. Yosua 24:15 ” Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah

kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah : allah yang

kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang Efrat, atau allah orang Amori

yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah

kepada Tuhan”.

3. Menanggung Risiko Kegagalan, semua manusia dapat gagal sekalipun mereka

adalah pemimpin-pemimpin besar, Abraham pernah gagal (Kejadian 12:10-13; 16:1-

6), Musa pernah gagal (Keluaran 2:11-12; Bilangan 11:10-23), Daud juga pernah

gagal (2 Samuel 11:21). Tanda seorang pemimpin yang baik bukanlah bahwa ia bebas

dari kegagalan. Bukti nyata dari kepemimpinan ialah cara pemimpin itu menangani

Page 25: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

kegagalan. Mereka belajar dari kegagalan mereka dan Allah terus memakai mereka

sebagai pemimpin yang berhasil guna.

4. Menguasai Emosi, apapun yang dirasakan, para pemimpin yang baik berusaha keras

untuk dituntun oleh fakta dan prinsip. Jika kita membiarkan emosi menguasai diri kita

maka kita akan makin mudah untuk melakukan kekeliruan dalam penilaian bahkan

terlibat dalam kegagalan yang parah. Amsal 14:29 ”Seorang yang bijaksana

menguasai kemarahannya”. Ia mengetahui bahwa kemarahan menyebabkan

kesalahan. Amsal 4:23 ”Di atas segala yang lain, jagalah perasaanmu, karena

perasaan mempengaruhi semua hal yang lain dalam hidupmu”.

5. Tetap Tidak Bercela, pemimpin giat berusaha agar tetap dalam keadaan tidak bercela.

A.2.8. Gembala

Istilah Gembala dalam bahasa Inggris Shepherd berarti domba sedangkan Ibrani

kuno ra’ah artinya memberi makan sehingga Gembala dikenal sebagai orang yang

memberi makan dan dapat ditujukan kepada individu yang membantu atau memelihara

orang lain dimana seseorang yang memperlihatkan kepedulian yang penuh kasih sayang.

Deskripsi tugas dari kepemimpinan pastoral ada di 1 Petrus 5:1-8 yaitu memelihara dan

mengawasi. Kata memelihara menunjukkan fungsi seorang gembala yaitu menyediakan

makanan bagi domba-dombanya.

Tugas dan Tanggung jawab Gembala Jemaat :

- Memimpin kawanan domba Tuhan ke padang rumput dimana mereka dapat diberi

makan secara rohani.

- Melindungi kawanan domba, menurut gambaran Alkitab, jika gembala menelantarkan

kawanan dombanya mereka tidak akan mati kelaparan, bahaya yang lebih cepat

dihadapi kawanan domba itu lebih disebabkan oleh kurangnya perlindungan.

- Memerintah atas mereka yang dipercayakan Tuhan

- Menjadi teladan dalam mengikuti ketuhanan Kristus.

Page 26: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

- Memberikan waktu kepada anggota jemaatnya untuk mempersatukan Firman dengan

lebih penuh ke dalam kehidupan mereka masing-masing.

- Harus Injili dimana karyanya harus meliputi mencari yang terhilang yang berarti

kepedulian gembala terhadap mereka yang tersesat seharusnya tidak terpuaskan

sampai orang berdosa itu diselamatkan.

- Harus terlibat di dalam pelayanan rekonsiliasi (pendamaian), panggilan seorang

gembala ialah agar ia pergi keluar dan membawa pulang individu yang tersesat.

- Meliputi pelayanan penyembuhan dan penguatan.

- Membedakan kebutuhan setiap anggotanya dan dengan cermat menciptakan

lingkungan yang mendukung perkembangan mereka masing-masing.

- Menjaga kandang dombanya.

Dalam Mazmur 23, kita belajar bukan hanya tentang sifat Allah. Melainkan juga

tentang kepemimpinan-Nya. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menggunakan

istilah “gembala” untuk menggambarkan kepemimpinan. Kata itu mengkomunikasikan

kasih, pemeliharaan dan penjagaan rohani yang diberikan seorang pemimpin ilahi. Itu

melibatkan baik gada (perbaikan) maupun tongkat (pengarahan). Mazmur 23

menggambarkan Gembala Utama melaksanakan beberapa fungsi, dimana Sang Gembala :

- Memberikan kebutuhan

- Memimpin dengan penuh keyakinan

- Menuntun dan memberikan pengarahan

- Memberi makan dan mengurapi

- Mengasihi tanpa syarat

- Memberikan kelegaan

- Memperbarui dan memperbaiki

- Melindungi dari bahaya

Page 27: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

- Mengoreksi dan menghibur

- Memberikan naungan permanen

Pesan dari Yehezkiel 34 merupakan pernyataan utama mengenai penggembalaan,

mereka yang memimpim bangsa Yehuda termasuk para penguasa maupun pemimpin agama

mempunyai fungsi penggembalaan yang bertanggung jawab untuk memelihara rohani

bangsa umat Allah. Celakalah gembala yang memberi makan dirinya sendiri (Yeh 34:1-3)

dimana :

(1) mereka mengambil bagi diri sendiri sumber-sumber yang terbaik

(2) para gembala mengambil bulu wol yang melindungi si domba dan mereka

menggunakannya untuk melindungi diri sendiri

(3) para gembala mengambil nyawa domba-dombanya

Gembala yang menelantarkan kawanan dombanya (Yeh 34:4-10)

(1) yang lemah tidak kamu kuatkan

(2) yang sakit tidak kamu obati

(3) yang luka tidak kamu balut

(4) yang tersesat tidak kamu bawa pulang

(5) yang hilang tidak kamu cari

(6) kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman

(7) Allah menjadi lawan yang tidak lagi menopang dan membimbing gembala

(8) Gembala bertanggungjawab atas konsekwensi kesalahannya

(9) Allah menghentikan fungsi para gembala

(10) Allah menyingkirkan kemampuan para gembala dalam hal menggembalakan dirinya

sendiri.

Akibat pengabaian para gembala domba-domba berserak dan mati terbunuh. Berserak

bukan hanya menandakan bahwa domba-domba itu berkelana tetapi juga menandakan

Page 28: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

bahwa domba-domba itu berlari ke berbagai arah. Mereka lari dalam ketakutan dan

keputusasaan karena tidak ada kepemimpinan dan pemeliharaan. Mereka ditelantarkan

tanpa perlindungan. Bahaya yang mengancam bukan hanya bahaya kelaparan tetapi

bahaya pembunuhan.

Allah membuat deklarasi yang penuh kuasa bahwa kawanan domba adalah milik-Nya

(Yeh 34:10b), Allah digambarkan sebagai gembala umat-Nya yang melindungi, memberi

makan dan menyelamatkan mereka dari bahaya (Yeh 34:12b-15), pesan utama Yehezkiel

34 bahwa Allah adalah gembala umat-Nya sekalipun gembala manusiawi gagal, Allahlah

gembala terakhir bagi umat-Nya.

Kristus adalah Gembala Agung dari gereja, namun demikian Ia juga menggunakan

gembala-gembala manusiawi. Ide bahwa Allah menyediakan para gembala untuk gereja-

gereja adalah hal mendasar untuk memahami pentingnya kelembagaan dan fungsi gembala

di dalam Perjanjian Baru.

Di masyarakat pada zaman Perjanjian Baru, pekerjaan gembala dipandang rendah.

Pekerjaan gembala dianggap merendahkan martabat dan pada umumnya dianggap hina.

Namun demikian, gereja Perjanjian Baru mempunyai pandangan yang mulia dan kudus

terhadap pekerjaan penggembalaan dengan menggunakan perspektif Perjanjian Lama yang

dua fungsi utama gembala adalah melindungi dan memberi makan.

Istilah kawanan domba, “poimnion, mempunyai akar kata yang sama dengan kata

gembala “poimaino. Kawanan domba berada dalam pemeliharaan gembala. Hal ini

menciptakan hubungan vital antara domba dan gembalanya suatu hubungan yang bahkan

lebih kuat dibanding kebutuhan akan rumput atau makanan. Kawanan domba Tuhan

ditakdirkan untuk dikerja-kejar dan dianiyaya (Mat. 26:31). Mereka dipelihara oleh Gembala

yang Baik (Yoh. 10:16). Kawanan domba itu dipelihara oleh gembala yang sebagai

balasannya mendapat upah yang sepadan (1 Kor. 9:7). Kawanan domba itu dapat dengan

Page 29: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

aman mempercayai Allah untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan kekal mereka (Luk

12:32). Kawanan domba itu dibeli dengan darah Kristus dan gembala dari kawanan domba

itu telah diangkat oleh Roh Kudus untuk memelihara mereka (Kis 2:28; 1 Pet 5:2). Mereka

terancam bahaya serangan dari serigala (Kis 20:29). Akhirnya kawanan domba itu harus

dipimpin melalui teladan gembalanya (1 Pet. 5:3)

Kristus sebagai dasar penggembalaan Perjanjian Baru, prinsip-prinsip

penggembalaan sebagaimana terdapat dalam Yohanes 10:1-29 adalah :

- Yesus menekankan perihal gembala yang sejati sebagai lawan gembala yang

mempunyai motif yang egois dan tersembunyi.

- Karakter gembala sejati menjadikannya seorang gembala penjaga.

- Gembala sejati mempunyai komitmen untuk memberikan nyawanya bagi domba-

dombanya.

- Tujuan gembala yang baik ialah untuk memberi hidup yang berkelimpahan kepada

kawanan domba itu.

- Gembala yang penuh kasih berusaha untuk memberi keamanan kepada dombanya dan

berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

- Gembala yang menelantarkan dombanya secara langsung dan tak langsung telah

menempatkan kawanan dombanya dalam ancaman bahaya.

- Gembala jemaat tidak boleh kehilangan cinta kasihnya kepada orang-orang yang ada

di luar jemaat.

- Tindakan Pastoral harus didasarkan pada kasih yang memelihara hubungan dengan

Allah dan ketaatan kepada perintah-perintah Allah.

- Mengenali kehadiran Allah yang aktif ditengah-tengah jemaat adalah tujuan utama

dari tindakan penggembalaan.

Page 30: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Panggilan seorang gembala jemaat berakar di dalam wewenang Allah. Dasar

panggilan Yesaya ialah suara Allah (Yes. 6:1-4) ; Pelayanan Amos juga diawali dengan

penugasan dari Allah (Amos 7:14-16); Allah menugaskan Yehezkiel untuk berkhotbah

sekalipun umat-Nya tidak mau mendengarkan (Yeh. 2:2-3); di dalam Perjanjian Baru

asul-usul panggilan untuk pelayanan pemberitaan Firman berakar di dalam penugasan

Allah langsung (Roma 10:14). Wewenang gembala dapat disalahgunakan dan

diselewengkan dan sebagian orang berusaha memanipulasinya untuk keuntungan yang

egois. Namun demikian, penugasan seorang gembala jemaat tidak bersumber dari pikiran

manusia tetapi dari belas kasihan Allah dan perintah-Nya.

Paulus menentang orang-orang yang menyalahgunakan pemberitaan Injil (Fil.

1:15-20 dan 2 Tim 3:1-10), Paulus mengklaim bahwa panggilannya berasal langsung dari

Allah (1 Tim 1:1; 2 Tim 1:1). Gembala jemaat dan para pelayan gereja masa kini harus

mengajukan klaim yang sama walaupun orang lain menyalahgunakan pemberitaan Injil.

Allah yang kekal, kegiatan penggembalaannya harus dipenuhi dengan Roh Kudus.

A.2.9. Integritas

Integritas berarti kejujuran; mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan

yang utuh sehingga memiliki kemampuan yang memancarkan kewibawaan.11

Pdt. Prof. Dr. Ir. Bambang Yudho, M.Sc., M.A., Ph.D mengatakan bahwa Integritas

berasal dari bahasa Latin “integrare” yang artinya “menjadi utuh” dan diadopsi ke dalam

bahasa Inggris sebagai “integrity”. Jadi integritas adalah tentang suatu kesatuan yang utuh (a

whole). Pemimpin dengan integritas adalah seorang yang mempunyai kepribadian utuh

dalam kata dan perbuatan. Sebagaimana perilakunya di depan umum, begitulah kenyataan

kehidupannya. Sebagai seorang pemimpin, ia selalu melakukan apa yang dikatakannya dan

mengatakan apa yang dilakukannya. Integritas merupakan tulang punggung dari seorang

11 Em Zul Fajri & Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Difa Publisher), hlm.382.

Page 31: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

pemimpin Kristen. Dengan lain kata bahwa integritas juga merupakan tiang utama (main

post) berbagai macam jenis pelayanan kerohanian, bakan juga di bidang sekuler.12

Kalau saya punya integritas, kata-kata dan perbuatan saya sesuai, saya adalah diri

saya, tidak peduli di mana diri saya atau bersama siapa. Seseorang yang punya integritas

tidak membagi loyalitas (itu sikap mendua), ataupun dia hanya pura-pura (itu kemunafikan).

Orang yang memiliki integritas adalah orang yang utuh; mereka bisa diidentifikasi dengan

kesatuan pikirannya. Orang yang memiliki integritas tidak punya apa pun untuk

disembunyikan dan tidak punya apa pun untuk ditakuti. Kehidupan mereka seperti buku

terbuka. V. Gilbert Beers mengatakan, “Seseorang yang punya integritas adalah orang yang

menetapkan sistem norma untuk menilai semua kehidupan.”13

A.2.10. Dimensi Kepemimpinan Yang Berintegritas

Integritas adalah reputasi kredibilitas, moralitas tinggi, kejujuran dan karakter yang

menurut karakter Kristus. Integritas sangat penting untuk menjadi pemimpin yang sukses.

Orang yang dipimpin harus tahu bahwa yang memimpin mereka dapat diandalkan, dapat

dipercayai. Kalau seorang pemimpin kehilangan integritas maka pemimpin tersebut

kehilangan kapasitas untuk berfungsi dengan baik. Untuk mempertahankan integritas,

seorang pemimpin harus mengikuti nasihat Yohanes dalam 1 Yohanes 1:7 “Tetapi jika kita

hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan

seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala

dosa”.14

Kepemimpinan rohani memiliki dua dimensi, yaitu “Perintah Allah” sebagai dimensi

Illahi dan “Tanggapan manusia atas pilihan dan perintah Allah” sebagai dimensi manusia.

Sebagai pemimpin Kristen yang baik, haruslah memerhatikan segi “dimensi manusia”

dengan menjaga “integritas” kehidupan, karena Allah selalu memilih manusia dengan

“integritas” yang baik.15

12 Bambang Yudho, How to Become A Christian Leader, (Yayasan Andi),2006,hlm.20.13 John C. Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam Diri Anda, (Jakarta : Binarupa Aksara),1995.hlm.38.14 Jeff Hammond, Kepemimpinan Yang Sukses, (Metanoia),2003,hlm.51-52.15 Bambang Yudho, How to Become A Christian Leader, (Yayasan Andi),2006,hlm.19.

Page 32: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Integritas bukanlah apa yang kita lakukan melainkan lebih banyak siapa diri kita. Dan

siapa diri kita, pada gilirannya menetapkan apa yang kita lakukan. Sistem norma kita

merupakan sebagian besar dari diri kita yang tidak bisa dipisahkan dengan diri kita. Ini

menetapkan prioritas dalam kehidupan kita dan menilai apa yang akan kita terima atau kita

tolak.

John C. Maxwell mengatakan delapan puluh persen dari apa yang dipelajari orang

datang melalui stimulasi visual, 10 persen melalui stimulasi pendengaran, dan 1 persen

melalui indera lainnya. Maka merupakan hal yang masuk akal bahwa semakin banyak

pengikut meliat dan mendengar pemimpinnya konsisten dalam tindakan dan perkataan, akan

semakin besar pula konsistensi dan loyalitas mereka. Apa yang mereka dengar, mereka

pahami. Apa yang mereka liat, mereka percayai. Terlalu sering kita berusaha memotivasi

pengikut kita dengan sarana yang cepat mati dan dangkal. Yang diperlukan orang bukanlah

motto untuk dikatakan, melainkan teladan untuk dilihat.16

Semakin bisa dipercaya diri anda semakin besar pula kepercayaan orang lain yang

ditempatkan pada diri anda, dengan demikian memungkinkan diri anda memiliki hak

istimewa mempengaruhi kehidupan mereka. Semakin kurang di percaya diri anda, semakin

kurang pula kepercayaan yang ditempatkan orang lain pada diri anda dan makin cepat anda

kehilangan kedudukan untuk mempengaruhi.

Beberapa alasan mengapa integritas begitu penting :17

a. Integritas Membina Kepercayaan

b. Integritas Punya Nilai Pengaruh Tinggi

c. Integritas Memudahkan Standar Tinggi

d. Integritas Menghasilkan Reputasi Yang Kuat, Bukan Hanya Citra

e. Integritas Berarti Menghayatinya Sendiri Sebelum Memimpin Orang Lain

f. Integritas Membantu Seorang Pemimpin Dipercaya, Bukan Hanya Pintar

g. Integritas Adalah Prestasi Yang Dicapai Dengan Susah Payah

16 John C. Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam Diri Anda, (Jakarta : Binarupa Aksara),1995.hlm.40.17 John C. Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Di Dalam Diri Anda, (Jakarta : Binarupa Aksara),1995.hlm.41-48.

Page 33: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Mengapa integritas sangat penting, menurut Pdt. Prof. Dr. Ir. Bambang Yudho,

M.Sc., M.A., Ph.D ada 3 hal, yaitu :18

a. Tuhan selalu memperhatikan integritas manusia yang dipilih-Nya menjadi seorang

pemimpin. Dalam Kitab 1 Raja-raja 9:4-5 dikatakan : “Mengenai engkau, jika engkau

hidup dihadapan-Ku sama seperti Daud, ayahmu, dengan tulus hati dan dengan benar,

dan berbuat sesuai dengan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan jika engkau

tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, maka Aku akan meneguhkan

takhta kerajaanmu atas Israel untuk selama-lamanya.....” Tuhan Yesus juga

merupakan teladan yang sempurna, seperti terdapat di dalam Matius 22:16b, yang

berkata : “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur

mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun”. Rasul Paulus di

dalam 2 Korintus 1:12, juga mengatakan : “Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa

suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini,

khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh kekudusan dan

kemurnian dari Allah”.

b. Seorang dengan integritas akan memimpin orang lain dengan penuh kepercayaan. Ia

akan melangkah tanpa rasa khawatir. Amsal 10:9 mengatakan : “Siapa bersih

kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui” dan

Amsal 28:1 juga dikatakan : “Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya,

tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda”.

Alkitab terus-menerus mengingatkan kita untuk menjalankan kehidupan yang

sepadan dengan panggilan kita, “Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia

wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup” (1 Yoh 2:6). Ini adalah mengenai iman yang

dijalankan, kebenaran yang diterapkan dalam tindakan, kesalehan dalam menjalani

kehidupan di tempat kerja. Jemaat Kristen mula-mula tentu saja harus menjalani hidup

mereka secara konsisten. Ada hubungan yang erat antara kekudusan dan misi. Gereja mula-

mula sangat diperhatikan gerak-geriknya. Kehidupan mereka, pekerjaan mereka, keluarga

mereka, respon mereka ketika berada dalam tekanan; semua ini harus mendukung pesan

radikal yang mereka sampaikan pada abad pertama.

18 Bambang Yudho, How To Become A Christian Leader, (Yayasan Andi),2006,hlm.20-22.

Page 34: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Paulus juga sangat menyadari bahaya yang diadapi pemimpin umat Kristen. Ketika

berbicara kepada para penatua di Efesus, ia menekankan, “Jagalah dirimu dan jagalah

seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Ro Kudus menjadi penilik untuk

menggembalakan jemaat Allah” (Kis. 20:28). Ia mengatakan hal yang sama kepada Timotius

: “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi

orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam

kesetiaanmu dan dalam kesucianmu... Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu” (1

Tim. 4:12,16). Perintahnya sangat penting dalam kedua nasihat tersebut : awasilah

kehidupanmu, kesalehanmu, keberlangsungan kehidupan rohanimu terlebih dahulu.

Di semua lapisan masyarakat ada seruan yang kuat agar para pemimpin, baik di

bidang usaha, politik atau agama, hidup berintegritas. Integritas dipandang sebagai kualitas

yang sangat mendasar dan penting dalam kepemimpinan. Kita tidak perlu terkejut bila

integritas dinilai tinggi dalam sektor usaha.

Dalam bukunya yang berjudul Transforming Leadership, Richard Higginson

mendaftarkan beberapa pernyataan misi dari perusahaan-perusahaan terkemuka :

c. “Integritas tidak bisa dikompromikan. Usaha-usaha yang dijalankan oleh perusahaan

kami di seluruh dunia harus dilaksanakan dengan sikap yang bertanggungjawab secara

sosial dan menjunjung tinggi integritas serta berkontribusi positif pada masyarakat.”

(Ford Motors)

d. “Perusahaan Shell mengutamakan kejujuran dan integritas dalam semua aspek

usahanya.”

e. “Kami menjalankan usaha dengan penuh integritas. Di setiap tingkat jabatan para

pekerja diarapkan setia pada etika-etika standar bisnis yang tertinggi dan harus

memahami bahwa segala sesuatu yang di bawah standar sama sekali tidak bisa

diterima.” (Hewlett Packard)

Integritas juga merupakan hal yang sangat diperhatikan dikalangan para pegawai.

Penelitian menunjukkan bahwa, ketika para pegawai ditanyai mengenai apa yang paling

mereka kagumi dari seorang pemimpin, maka integritas merupakan salah satu dari tiga

kualitas yang paling sering disebutkan. Bagi kebanyakan pegawai tersebut integritas berarti

bertindak jujur, mereka menginginkan atasan mereka bersikap jujur dengan pegawainya, dan

Page 35: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

juga bersikap konsisten. Pemimpin-pemimpin dalam bidang usaha atau politikus atau para

hamba Tuhan sebaiknya tidak mengatakan hal yang sama sekali berbeda dengan apa yang

mereka katakan keesokan harinya.

Integritas bisa berarti keadaan yang utuh dan lengkap. Satu definisi dari kata ‘integral’

adalah sangat mendasar atau sangat penting untuk keadaan yang lengkap; utuh; sempurna;

tidak ada yang kurang; menyeluruh. Dalam pengertian ini, integritas menyatakan kehidupan

yang menyatu dengan baik. Ada keterkaitan antara bagian-bagian yang berbeda dari

kehidupan seseorang. Sistem nilai yang kita anut akan membentuk setiap segi kehidupan

kita, baik di depan umum maupun dalam kehidupan pribadi. Ada kekompakan antara

kepribadian kita dan cara hidup kita.

Integritas juga bisa memiliki arti lebih umum dalam percakapan sehari-hari. Kita

menggunakannya untuk menggambarkan kualitas yang berhubungan dengan kebenaran dan

moralitas. Integritas mengandung arti bahwa kita adalah orang yang ‘lurus’, jujur dan tulus.

Kita bisa dipercayai karena adanya konsistensi kata, sifat dan tindakan. Inilah wujud luar

dari integritas yang tertanam dalam batin.

Ketika pemimpin pada setiap tingkatan gagal menjalani kehidupan yang berintegritas,

maka akibatnya sungguh sangat fatal. Kegagalan ini meracuni komunitas, menghancurkan

kepercayaan, menggagalkan misi yang saling terkait dan menyatu, dan yang paling

berbahaya kegagalan ini bisa mengkhianati usaha-usaha dalam pengabaran Injil dan

merendahkan Allah yang kita sembah. Namun ketika para pemimpin Kristen menjalani

kehidupan yang sesuai dengan kata-kata yang mereka ucapkan, menepati janji-janji mereka,

melayni komunitas mereka; pendeknya memperliatkan kepada kita Yesus Kristus itu sendiri;

maka komunitas kristiani itu akan terbina dan misi kristiani pun akan meningkat. Integritas

bila benar-benar dipahami dan dilakukan dengan setia, bisa mengubah karya para pemimpin,

memperkuat pelayanan gerejawi dan organisasi dan mendukung kesaksian kehidupan

kekristenan kita.

Kepemimpinan pada dasarnya adalah suatu ubungan atas dasar kepercayaan, oleh karena

itu kredibilitas sangat penting. Ubungan Paulus dengan jemaat Korintus memperlihatkan

bagaimana Paulus adalah seorang pemimpin gembala yang berintegritas. Kalau kita melihat

2 Korintus, Jemaat Korintus memiliki kecurigaan yang cukup besar akan kualitas

Page 36: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

kepemimpinan Paulus hal ini terlihat dengan faktanya bahwa Paulus dikritik dalam banyak

hal, diantaranya Paulus dituduh sebagai orang yang sangat tidak bisa diandalkan karena

berjanji untuk mengunjungi orang-orang Korintus, namun ternyata tidak ditepati. Paulus juga

dituduh telah bertindak secara berbelit-belit dan tidak tulus, tidak mau berterus terang.

Latar belakang hubungan Paulus dengan Jemaat Korintus adalah Paulus sudah bersama-

sama jemaat Korintus sebagai gembala kurang lebih delapan belas bulan seingga kalau

diukur dari sudut waktu ini hubungannya dengan jemaat sudah sangat dekat, Paulus bangga

dengan mereka seperti seorang ayah bangga terhadap anak-anaknya. Ada beberapa hal yang

terjadi dalam jemaat yang tidak sepadan dengan kehidupan komunitas orang kristen,

sehingga Paulus harus memberi teguran keras kepada mereka, Paulus arus menulis kepada

mereka dengan kata-kata yang tampaknya tajam sekali. Setiap orang yang terlibat dengan

tugas mendisiplin warga gereja akan memaami bahwa untuk melaksanakannya dibutukan

usaha dan pengorbanan emosi yang sangat majal. Jemaat Korintus tentu saja sangat merasa

sakit atas teguran itu. Bagi Paulus tugas mendisiplin itu juga penuh pengorbanan,tentu saja,

ia berharap bahwa pada akirnya kehangatan dan keintiman persekutuan mereka bisa

dipulihkan kembali.

Larry Keefauver mengatakan integritas adalah apa yang dilakukan di balik pintu

dalam pelayanan ketika kamera dan mikrofon dimatikan. Tanpa integritas suatu pelayanan

pasti akan hancur. Dengan integritas, pemimpin mempraktekkan apa yang pemimpin

ucapkan, dibalik pintu yang tertutup bersama orang lain, di tempat-tempat yang jauh dan

dengan mereka yang paling karib dengan pemimpin. Lukas 12:2-3 berbunyi “Tidak ada

sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang

tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan

kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan

diberitakan dari atas atap rumah.”19

Myles Munroe menuliskan bahwa salah satu kualitas dan karakteristik yang

diperlukan dalam kepemimpinan sejati adalah Integritas yaitu konsistensi dalam perkataan

dan tindakan seseorang; kelayakan untuk dipercaya; karakter yang benar.20

19 Larry Keefauver, 77 Kebenaran Yang Hakiki Dalam Pelayanan. (Semarang : Media Injil Kerajaan),hlm.121-122.20 Myles Munroe, The Spirit of Leadership. (Immanuel), 2006.hlm.276.

Page 37: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Pakar kepemimpinan Warren Bennis dalam bukunya Leaders : Strategies for Taking

Charge menulis bahwa integritas adalah fondasi untuk membangun rasa percaya (trust).

Trust ini berkaitan erat dengan predictability. Seorang pemimpin yang memiliki integritas

membangun rasa percaya dengan menunjukkan kepada orang lain bahwa apabila ia

diperhadapkan dengan tantangan moral, segala keputusan dan aksinya dapat diprediksi.21

Integritas dimengerti sebagai “wholeness, completeness, entirety, unfied”. Keutuhan

yang dimaksud adalah keutuhan dalam seluruh aspek hidup, khususnya antara perkataan dan

perbuatan. Beberapa kamus mendefinisikan integritas sebagai, “the condition of having no

part taken away” atau “the character of un-corrupted virtue.” Yakobus memberikan definisi

yang senada. Orang yang berintegritas adalah orang yang “mature and complete, not lacking

anything” (Yakobus 1:4). Iman dan perbuatannya menyatu. Bakan dari perbuatannya, orang

dapat melihat imannya (Yakobus 2:8).22

Integritas dapat digambarkan dan dibuktikan dengan beberapa hal seperti : (1) Saat

tiuada orang yang tahu, (2) Hidup transparan dan (3) Tidak menipu orang lain, diri sendiri

dan Allah.

(1) Integritas : Saat Tiada Orang Yang Tahu

Apa yang kita lakukan pada saat kita merasa bahwa perbuatan kita tidak akan diketahui

orang lain menunjukkan level integritas kita. Integritas kita diukur dari apa yang kita

pikirkan, katakan, dan lakukan pada saat kita benar-benar sendirian.

Yusuf selama berhari-hari digoda oleh istri Potifar, bosnya, untuk bersetubuh dengan dia.

Probabilitas perselingkuhan mereka diketahui orang sangat kecil. Bahkan mencapai titik nol.

Potifar tidak dirumah, dan para pengawal dan dayang-dayang si nyonya rumah telah diatur

untuk menghilang dalam waktu yang cukup lama. Yusuf dapat berselingkuh tanpa khawatir

ketahuan. Namun jawabannya yang begitu tegas menunjukkan level integritasnya,

21 Sendjaya, Kepemimpinan Kristen (Kairos), 2004, hlm.62.22 Sendjaya, Kepemimpinan Kristen (Kairos), 2004, hlm.63-64.

Page 38: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

“Bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini (terhadap Potifar) dan berbuat

dosa terhadap Allah?” Itulah integrity in action.

Sering kali integritas kita ditentukan oleh probabilitas tindakan tersebut diketahui orang lain.

Padahal seharusnya kita gentar terhadap Allah karena Dia adalah yang Allah tak pernah

tidur. Bukan hanya itu, Ia juga adalah Allah yang menyingkapkan dosa. Tegasnya, sebuah

bau busuk tidak akan dapat ditutup-tutupi selamanya. Pada saat kita mencoba menutupinya,

Allah dalam kedaulatan-Nya dapat membukanya dan menyatakan kepada publik.

Pengamsal mengingatkan kita, “Siapa bersih kelakuannya aman jalannya, tetapi siapa

berliku-liku jalannya akan diketaui” (Amsal 10:9). Terjemahan bahasa Inggris terhadap ayat

ini lebih tepat : “The man of integrity walks securely, but he who takes crooked paths will be

found out”. Jika kita bersikeras menutupi dosa dan kesalahan kita, Allah yang akan

membukakannya dengan cara dan konteks yang berbeda sesuai dengan kedaulatan-Nya. Dan

kalau itu yang terjadi, biasanya berakibat fatal.

(2) Hidup Transparan

Orang yang memiliki integritas tidak memiliki sesuatu yang perlu disembunyikan atau

ditakuti. Hidup mereka yang transparan bagai surat yang terbuka. Dalam Perjanjian Lama,

Daniel mendemonstrasikan prinsip ini dengan konkret. Saat orang-orang yang tidak

mengenal Allah mencari-cari alasan untuk mendakwanya, mereka tidak dapat menemukan

kesalahan apapun dalam hidup Daniel (Daniel 6:5,6). Ia menjalani kehidupan yang dari kaca

mata manusia sama sekali tidak bercacat.

(3) Tidak Menipu Orang Lain, Diri Sendiri dan Allah

Warren Wiersbe dalam bukunya Integrity Crisis menulis bahwa orang yang tidak

berintegritas adalah orang yang sedang mengalami dekadensi moral dan spiritual. Kegelapan

meliputi dirinya namun ia tidak mengetahuinya, karena ia merasa kegelapan dalam dirinya

adalah terang.

Page 39: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Jalan menuju integritas begitu sulit dan berliku. Begitu banyak pemimpin Kristen yang jatuh

dalam area integritas, berkompromi dalam area kuasa, uang dan seks.

Rentetan skandal ala raja Daud seharusnya membuat kita semakin rendah hati dan gentar

dihadapan Tuhan. Kita semakin ketat menjaga hati dan mengujinya di hadapan Allah. Tanpa

itu, tidak mungkin seorang pemimpin dapat memberikan teladan hidup. Dunia tetap menanti

para role model yang berani menyatakan, “Ikutlah aku, sama seperti aku mengikut Kristus”.

Sifat-sifat apakah yang seharusnya dimiliki setiap pemimpin ? John C. Maxwell

mengutif Mazmur 15 dimana Daud menggambarkan seorang pemimpin yang saleh sebagai

seorang yang :23

- Mempunyai integritas

- Tidak ikut serta dalam gosip

- Tidak mencelakai orang lain

- Berbicara menentang kesalahan

- Mengargai orang lain yang hidup dalam kebenaran

- Menepati kata-kata mereka bahkan jika merugi

- Tidak ingin mendapatkan keuntungan dari kerugian orang lain

- Kuat dan mantap

Integritas Paulus mendorongnya mengambil sikap teradap Petrus, rekan pemimpinnya, di

depan beberapa orang percaya Yahudi dan Kafir. Paulus mengkritik kemunafikan Petrus dan

menuntut supaya semua pemimpin Kristen tetap konsisten, tanpa mempedulikan teman yang

ada bersama mereka. “Tetapi waktu kulihat kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan

kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua : “Jika engkau, seorang

Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa

saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yaudi?” (Galatia 2:14).

23 John C. Maxwell, Leadership – Janji Tuhan Untuk Setiap Hari.(Jakarta : Immanuel),2005.hlm.24.

Page 40: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Ada tiga ciri integritas yang sangat penting, yaitu :24

a. Ketulusan : Motivasi Yang Murni

b. Konsistensi : Menjalani Kehidupan Sebagai Suatu Keseluruan

c. Keandalan : Mencerminkan Kesetiaan Allah

Hal-hal lainnya yang menunjukkan ciri-ciri diatas terkait dengan integritas adalah :

- Kekudusan

- Kesalehan

- Kesederhanaan

- Apa adanya

- Tulus ikhlas

- Tidak licik

- Bukan Penipu

- Spontan

- Jujur

- Tidak Berpura-pura

- Transparansi

- Keterbukaan

- Keterusterangan

- Ketulusan hati

- Konsisten dalam semua situasi dan kondisi

- Konsisten dalam berkomunikasi

- Konsisten dalam mengatur semua urusan

- Setia kepada Allah

- Akuntabilitas kepada Allah

24 Jonatahan Lamb, Integritas.(Jakarta : Perkantas – Divisi Literatur),2008.hlm.37-45.

Page 41: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

- Akuntabilitas kepada orang lain

- Akuntabilitas teradap diri sendiri

- Melayani orang lain

- Kasih yang berkorban

- Kepedulian seperti orang tua kepada anaknya

- Tidak ada penipuan

- Tidak ada penyimpangan

- Merendahkan diri

- Tidak meninggikan diri

- Menggunakan otoritas

- Membangun Komunitas

- Menangani Kegagalan

- Integritas Sebagai Cara idup

Para pemimpin dalam beberapa organisasi tidak mengenali pentingnya menciptakan

suatu keadaan yang menghasilkan pengembangan calon-calon pemimpin. Hanya

pemimpinlah yang dapat mengendalikan lingkungan organisasi mereka. Mereka dapat

menjadi pemicu perubahan yang menciptakan suatu keadaan yang mengasilkan

pertumbuhan.

Berdasarkan deskripsi teori-teori di atas, maka Kepemimpinan Gembala Yang

Berintegritas dalam penelitian ini diukur dengan tiga dimensi, yaitu ketulusan - motivasi

yang murni, konsistensi - menjalani kehidupan sebagai suatu keseluruan dan keandalan -

mencerminkan kesetiaan Allah. Ketulusan dengan idikator-indikatornya : 1)........, 2)........

dan 3).......... Konsistensi dengan indikator-indikatornya : 1)........., 2)......... dan 3).........

Keandalan dengan indikator-indikatornya : 1)........, 2)....... dan 3).........

Page 42: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

B. Kerangka Berpikir

Kepemimpinan Gembala sangatlah berperan vital dalam kehidupan di gereja terlebih

bagi pertumbuhan kerohanian pengerja dan aktivis, salah satu faktor yang sangat dominan

dalam kepemimpinan gembala dalam mempengaruhi kehidupan para pengerja dan aktivis

yang terlibat dalam pelayanan gerejawi adalah faktor integritas. Jika seorang gembala yang

sangat hebat kemampuan dan pengetahuannya tentang kepemimpinan namun tanpa didukung

oleh integritas maka sia-sialah pelayanannya dan tidaklah akan membawa pengaruh yang

baik bagi pertumbuhan rohani pengerja dan aktivis bahkan sebaliknya akan membuat para

pengerja dan aktivis bingung, kecewa dan akhirnya mundur kerohanian mereka bahkan

meninggalkan gereja dan lebih parah mungkin saja ada yang menyangkal imannya karena

melihat gambaran dan teladan yang sangat jauh dari apa yang diajarkan mengenai kebenaran

Kristus.

Sehingga atas dasar inilah maka peneliti mengangkat judul penelitian Hubungan

Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas dengan Pertumbuhan Rohani Pengerja dan

Aktivis supaya didapatkan gambaran nyata betapa pentingnya faktor integritas dalam

kepemimpinan seorang gembala. Kepemimpinan gembala yang berintegritas baik maka akan

memberikan keteladanan yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan rohani pengerja dan

aktivis sebaliknya Kepemimpinan gembala yang berintegritas tidak baik maka akan

berpengaruh terhadap kemandekan bahkan kemunduran pertumbuhan rohani pengerja dan

aktivis.

Dengan demikian, diduga bahwa terdapat hubungan antara Kepemimpinan Gembala

Yang Berintegritas dengan Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis. Kerangka berpikir

dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 43: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Positif Positif

Kepemimpinan Gembala Pertumbuhan Rohani Yang Berintegritas Pengerja dan Aktivis

1. Ketulusan 1. Motivasi 2. Konsistensi 2. Kasih3. Keandalan 3. Disiplin

Negatif Negatif

Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir

C. Penelitian Yang Relevan

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah “ Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

Kepemimpinan Gembala yang berintegritas dengan pertumbuhan rohani pengerja dan aktivis

di GBI Kamboja Depok”.

Page 44: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan secara berurutan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

metodologi penelitian yang meliputi tempat dan waktu penelitian, metode penelitian,

populasi dan teknik pengambilan sample, variable penelitian, teknik pengumpulan data,

instrumen penelitian, teknik analisis data dan hipotesis statistika.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jemaat Kamboja Depok

Jawa Barat. Waktu pelaksanaan uji coba instrumen dilaksanakan pada bulan Juni 2009,

sedang pengambilan data di sampel penelitian dilakukan dari bulan Juni sampai Agustus

2009. Adapun proses analisis data statistika dan penulisan laporan dikerjakan pada bulan

Juni sampai dengan Agustus 2009.

B. Metode Penelitian

Berdasarkan metodenya penelitian ini merupakan penelitian survei. Menurut

Sugiyono yang mengutip Kerlinger menyatakan bahwa penelitian survei adalah penelitian

yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, namun data yang dianalisis adalah data

sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,

distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologia. Sedangkan

Page 45: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

menurut Sugiyono berdasarkan tingkat ekplanasinya, maka penelitian ini digolongkan

sebagai penelitian asosiasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara dua variable atau lebih.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengerja dan aktivis di GBI Kamboja

Depok. Adapun jumlah pengerja dan aktivis sebanyak 100 orang. Dari populasi peneliti,

peneliti mengambil sampel untuk analisis data pengujian hipotesis. Dalam pengambilan

sampel menurut Arikunto bahwa yang terpenting sampel yang dipilih benar-benar

mencerminkan keadaan populasi.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini ialah secara probability (teori

peluang). Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan

kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik

Probability Sampling yang dipilih adalah Stratified Random Sampling, yaitu pemilihan atau

penentuan sampel secara acak dengan strata yang ada. Strata dalam penelitian ini didasarkan

pada jenis kelamin yang berbeda, yaitu laki-laki dan perempuan. Dengan jenis kelamin yang

berbeda, maka responden pun memiliki maka keadaan populasi memiliki karakteristik yang

heterogen. Teknik pengambilan sampel ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Populasi Sampel Pengerja Laki-laki Dan Aktivis Laki-laki

Diambil secara random Pengerja Dan Aktivis Perempuan Perempuan

Page 46: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Gambar 3. Teknik Pengambilan Sampel

Berdasarkan jumlah populasi dan teknik pengambilan sampel yang telah ditentukan,

maka peneliti mengambil besarnya sampel penelitian. Sugiyono menyatakan bahwa sampel

penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Menurut Suharsimi Arikunto bahwa dalam menentukan besarnya sampel yang terpenting

adalah sampel yang dipilih benar-benar representatif yaitu sampel yang benar-benar

mencerminkan populasi. Dengan jumlah populasi sebanyak 100 orang, maka jumlah sampel

penelitian diambil sebesar 50% dari jumlah populasi, yaitu sebesar 50 orang pengerja dan

aktivis. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel berikut

ini.

Tabel 1. Penentuan Jumlah SampelNo. Nama Kelas Jumlah Pengerja dan

AktivisJumlah Sampel

1 Kelas Laki-laki 50 252 Kelas Wanita 50 25

Jumlah 100 50

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini tediri dari dua variabel yaitu satu variabel independen atau

variabel bebas dan satu variabel dependen atau variabel terikat. Variabel independen dalam

penelitian ini Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas (X), sedangkan variabel

dependennya adalah Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis (Y). Hubungan antar

variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 47: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Gambar 4. Hubungan Antar Variabel

Keterangan :

X = Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas

Y = Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dilakukan dengan angket tertutup. Angket tertutup adalah

angket yang pilihan jawaban telah disediakan oleh peneliti dan responden hanya memilih

dari pilihan jawaban yang disediakan. Angket dalam penelitian ini terdiri dari angket tentang

Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis serta Kepemimpinan Gembala Yang

Berintegritas. Adapun ringkasan dari teknik pengumplan data sebagai berikut :

Tabel 2. Teknik Pengambilan DataVariabel Model

SkalaInterval Unit Analisis Sumber

AnalisisPertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis (Y)

Likert 1-5 Pengerja dan Aktivis

Pengerja dan Aktivis

Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas (X)

Likert 1-5 Gembala Pengerja dan Aktivis

F. Instrumen Penelitian

Djaali dan Muljono menyatakan bahwa dalam bidang penelitian instrumen diartikan

sebagai alat dalam mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk

kebutuhan penelitian. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari instrumen variabel

Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis terhadap Kepemimpinan Gembala Yang

YX

Page 48: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Berintegritas. Skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolok untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Pertanyaan atau pernyataan yang

dibuat dalam bentuk kalimat positif dan kalimat negatif. Pemberian skor untuk penelitian

positif dan negatif sebagai berikut :

Pernyataan Positif Pernyataan NegatifSelalu =5 Selalu =1Sering =4 Sering =2Kadang-kadang =3 Kadang-kadang =3Pernah =2 Pernah =4Tidak Pernah =1 Tidak Pernah =5

Instrumen sebagai alat untuk mendapatkan data harus memenuhi syarat-syarat

tertentu yaitu sahih (Valid) dan handal (reliabel). Instrumen dapat dikatakan valid apabila

memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang tidak atau kurang valid memiliki

validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang

hendak diukur. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian validitas yang meliputi validitas isi

dan validitas item.

Untuk menentukan validitas isi dengan melakukan telaah teoritis terhadap suatu

konsep dari variabel yang akan diukur, dimulai dari perumusan variabel, penentuan dimensi

dan indikator sampai dengan penjabaran dan penulisan item-item instrumen. Pengujian

validitas ini dilakukan melalui justifikasi pakar atau yang menguasai substansi dari variabel

yang akan diukur. Dalam penelitian ini, pengujian validitas isi dilakukan oleh pembimbing

Tesis sebagai rational judgment. Sedangkan validitas item suatu instrumen ditentukan

berdasarkan data hasil ukur instrumen yang bersangkutan melalui uji coba. Dalam penelitian

Page 49: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

ini pengujian validitas item dilakukan dengan skor totalnya. Pengujian validitas item

dilakukan dengan analisis statistik yaitu korelasi Product Moment Pearson. Adapun rumus

itu sebagai berikut :

n (Σ XY) – (Σ X) (Σ Y)rxy = ---------------------------------------------------------------------- V ( n (Σ X2) – (Σ X)2) ( n (Σ Y2) – (Σ Y)2)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi (Koefisien validitas item)

n = Jumlah data

Σ X = Jumlah skor item yang dicari koefisien validitasnya

Σ Y = Jumlah skor total instrumen

Reliabilitas merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran relatif konsisten bila alat ukur digunakan berulang kali. Dalam arti instrumen

atau alat ukur tersebut jika digunakan untuk mengukur obyek yang sama secara berulang-

ulang akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dengan

internal consistency, yaitu pengujian reliabilitas dengan cara mencobakan instrumen hanya

sekali saja, kemudian data dianalisis dengan teknik tertentu. Teknik yang digunakan dalam

pengujian reliabilitas untuk variabel Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach. Adapun rumus itu sebagai berikut :

k Σ Si2

r11 = -------------- 1 - ---------------- k - 1 St

2

Keterangan :

r11 = Koefisien reliabilitas tes

k = Jumlah item yang Valid

St2 = Jumlah skor item yang dicari koefisien validitasnya

Page 50: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Si2 = Jumlah skor total instrumen

Berikut ini instrumen Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis serta

Kepemimpinan Gembala yang Berintegritas.

F.1. Instrument Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis

a. Definisi Konseptual

Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis adalah Pertambahan jemaat secara kuantitas,

kualitas dan organik jiwa yang diselamatkan / percaya kepada Yesus Kristus masuk dalam

persekutuan dengan Nya ke dalam keanggotaan gereja yang bertanggung jawab.

b. Definisi Operasional

Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis adalah perluasan pertumbuhan iman

dan komitmen orang Kristen yang sudah masuk dalam pelayanan supaya lebih berkembang

kerohaniannya yang diukur dimensi-dimensinya : Pertumbuhan motivasi dalam pelayanan,

Pertumbuhan komitmen dalam pelayanan dan Perubahan dalam segala aspek kehidupan.

c. Kisi-kisi Instrumen

Adapun kisi-kisi instrumen pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis dalam penelitian

ini sebagai berikut :

Table 3. Kisi-kisi Instrumen Pertumbuhan Rohani Pengerja dan AktivisVariabel Dimensi Indikator No. Butir

InstrumenJumlah Butir

Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis

Motivasi Hidup KudusPartisipasi dalam PelayananMemberi Persembahan

Kasih Rela BerkorbanMengampuniPeduli

Disiplin DoaSaat Teduh

Page 51: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Membaca Firman

d. Validasi Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengambil data dalam penelitian perlu divalidasi

terlebih dahulu. Validasi berhubungan dengan kevalidan dan kehandalan suatu instrumen.

Instrumen yang valid dan handal dapat menghasilkan data yang sahih dan dapat dipercaya.

Dengan kata lain, instrumen yang valid dan reliabel dapat mengukur variabel penelitian yang

hendak diukur dengan tepat. Instrumen Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis yang

telah valid secara isi kemudian dilakukan validitas item dengan mengkorelasikan antara butir

yang dicari koefisien validitasnya dengan skor total.

Untuk menentukan butir yang dicari koefisien validitasnya dinyatakan valid atau tidak,

dengan membandingkan r hitung dengan r tabel pada taraf signifikan a = 0,05 jika hasil

perhitungan ternyata r hitung > r tabel maka butir instrumen dianggap valid, sebaliknya jika r

hitung < r tabel maka dianggap tidak valid (invalid/ drop), sehingga butir instrumen tidak

dapat digunakan dalam penelitian. Sebagai ukuran maka besarnya r tabel dengan jumlah data

sebanyak ...... sebesar 0,.....

Sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data, terlebih dahulu instrumen Pertumbuhan

Rohani Pengerja dan Aktivis diujicobakan kepada responden sebanyak 20 Pengerja dan

Aktivis. Dari hasil uji validitas item instrumen didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.Pengujian Validitas Item Instrumen Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis

Dimensi Indikator Pengujian Pertama Pengujian Kedua No. Item Baru

Valid Drop Valid Drop

Motivasi Hidup KudusPartisipasi dalam Pelayanan

Page 52: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Memberi Persembahan

Kasih Rela BerkorbanMengampuniPeduli

Disiplin DoaSaat TeduhMembaca Firman

Jumlah

e. Instrumen Final

Berdasarkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas, diperoleh instrumen

Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis yang valid dan reliabel terdiri dari .... item, yaitu

item No. 1,2,3,4,5,6.... Penempatan item baru ini dapat dilihat pada lampiran 4.

F.2. Instrumen Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas

a. Definisi Konseptual

Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas adalah kehidupan pribadi gembala

gembala sidang yang penuh integritas sehingga kepemimpinanya menjadi efektif.

b. Definisi Operasional

Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas adalah Ketulusan, Konsistensi dan

Keandalan gembala sidang dalam kepemimpinannya sehingga mampu mempengaruhi,

mengarahkan pengerja dan aktivis menuju pertumbuhan rohani yang baik dan matang.

c. Kisi-kisi Instrumen

Adapun kisi-kisi instrumen Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas dalam

penelitian ini sebagai berikut :

Table 5. Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan Gembala Yang BerintegritasVariabel Dimensi Indikator No. Butir

InstrumenJumlah Butir

Kepemimpinan Ketulusan - Transparan

Page 53: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Gembala Yang Berintegritas

Motivasi Yang Murni

Ketulusan HatiKeterusterangan

Konsistensi -Menjalani Kehidupan Sebagai Suatu Keseluruan

Tingkah Laku

KomunikasiMengatur Semua Urusan

Keandalan -Mencerminkan Kesetiaan Allah

KekudusanKesetiaan

Pengetahuan Firman

Tuhan

Daftar Instrumen untuk Dimensi Ketulusan - Motivasi Yang Murni

1. Gembala tidak suka memegahkan prestasi-prestasinya

2. Ketulusan dan kesalehan Gembala mendasari hubunganya dengan para pengerja dan

aktivis

3. Gembala adalah orang yang apa adanya dan tulus ikhlas

4. Gembala sama sekali tidak licik

5. Gembala bukanlah seorang penipu

6. Gembala menampilkan prilaku yang spontan, jujur dan tidak berpura-pura

7. Gembala dalam tindakannya selalu terus terang dan tidak berbelit-belit

8. Gembala bukanlah tipe pelayanan yang mencari keuntungan dari Firman Allah

9. Gembala tidak sombong melainkan rendah hati

10. Gembala merupakan pemimpin yang transparan

11. Gembala tidak memanipulasi

12. Gembala tidak melakukan intrik politik

13. Gembala tidak mempunyai maksud-maksud yang tersembunyi

Page 54: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

14. Gembala menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan

15. Tidak seorangpun yang pernah dirugikan oleh Gembala

16. Tidak menggunakan posisi untuk memanipulasi

17. Tidak menggunakan posisi untuk mengambil keuntungan dari orang lain

18. Tidak menghianati kepercayaan dan membicarakan seseorang kepada orang ketiga

19. Tidak mengemukakan hal-hal yang tidak benar mengenai orang lain dalam

percakapan atau laporan gembala

20. Tidak menciptakan kepercayaan

21. Tidak menyembunyikan informasi

22. Tidak menggunakan uang untuk mempengaruhi orang lain

23. Isi hatinya bersih

24. Motivasinya tulus

25. Sikap dan tingkah lakunya apa adanya

26. Bertindak dengan keterbukaan

27. Bertindak dengan transparan

28. Bertindak dengan ketulusan hati

Daftar Instrumen untuk Dimensi Konsistensi -Menjalani Kehidupan Sebagai Suatu

Keseluruan

1.Gembala konsisten dalam semua situasi dan kondisi

2. Tingkah lakunya tetap sama baik saat ia berada di tengah-tengah masyarakat umum

maupun di tengah jemaat

3. Gembala tidak bersikap lain saat berada di antara orang-orang yang belum percaya dan

bersikap berbeda lagi saat ia berada diantara orang-orang Kristen.

4.Gembala bisa mengatakan hal yang sama untuk dirinya sendiri

Page 55: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

5. Gembala adalah orang yang tidak berbeda saat berada dirumah dibandingkan dengan citra

gembala di gereja dan pelayanan

6. Gembala berupaya menjalani kehidupannya dengan tingkah laku yang sepenuhnya

konsisten

7. Tingkah laku gembala maupun khotbahnya tidak berstandar ganda

8. Kehidupan Gembala dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah

9. Gembala berkata-kata dan menyampaikan pesan tidak berstandar ganda

10. Gembala bersungguh-sungguh dengan kata-katanya dan ia berkata-kata sesuai dengan

yang dimaksudkannya

11. Perkataannya tidak ada usaha untuk menutup-nutupi atau menipu

12. Gembala tidak seperti seorang majikan yang membuat surat rekomendasi bagi

pegawainya yang sedang melamar pekerjaan di tempat lain

13. Tingkah laku gembala maupun khotbahnya tidak bermakna ganda

14. Tidak ada orang yang dapat mencela Gembala dalam hal pelayanan kasih yang gembala

lakukan

15. Menjalankan kepemimpinan dengan transparan dimana Allah sendiri sebagai saksinya

16. Gembala adalah seorang yang tidak diragukan lagi kredibilitasnya

17. Gembala teguh membela dan melindungi kebenaran sekalipun dia dikecam

18. Kepemimpinan Gembala dalam mengelola uang jemaat gereja dilakukan dengan

kecermatan dan kejujuran

19. Menggunakan uang dengan benar dan dapat dipertanggungjawabkan

20. Gembala tidak kikir terhadap orang yang membutuhkan

21. Mengelola semua urusan pelayanan dengan penuh tanggung jawab

22. Keputusan-keputusan yang menyangkut keuangan tidak hanya diputuskan oleh Gembala

saja tetapi juga pelayan lainnya

Page 56: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

23. Tidak menyalah gunakan dana yang di dapat kepada penggunaan yang bukan alokasi

dana tersebut dimaksudkan

24. Pengelolaan uang yang Gembala laksanakandilakukan dengan transparan

Daftar Instrumen untuk Dimensi Keandalan -Mencerminkan Kesetiaan Allah

1. Gembala sangat peduli kepada orang-orang yang tengah menderita

2. Gembala tidak mengatakan ya dan tidak pada waktu yang sama

3. Gembala tidak membuat janji yang untuk kemudian diingkari

4. Gembala membuat rencana pelayanan yang dipersiapkan dengan seksama dihadapan

Allah

5. Gembala memiliki kesetiaan kepada Allah sesuai Firman Tuhan

6. Gembala hidup dalam kekudusan

7. Gembala adalah orang yang patut diteladani

8. Kata-kata gembala dapat diandalkan

9. Gembala menjalani sepenuhnya komitmen-komitmen dan janji-janjinya

10. Kata-kata Gembala selalu menyatakan hal-hal yang sebenarnya

11. Kepemimpinan Gembala memiliki visi dan misi yang jelas dan kuat

12. Kepemimpinan Gembala dijalnkan sesuai dengan visi dan misinya

13. Gembala cakap dalam mengajarkan Firman Tuhan

14. Gembala dengan jelas memahami mana kehendak Tuhan dan mana yang bukan

kehendak Tuhan

15. Kepemimpinan Gembala berperilaku sepadan dengan nilai-nilai yang dianutnya

16. Kehidupan gembala merupakan hidup yang seimbang, terpadu dan menyeluruh

17. Gembala selalu mengawasi dirinya sendiri dan mengintropeksi diri

18. Gembala mencerminkan pribadi yang dewasa dan bijak

Page 57: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

19. Gembala berprinsip, terhormat, adil dan bertanggung jawab

20. Gembala berkomitmen teguh dan bertindak menurut keyakinannya

21. Gembala memiliki nilai-nilai yang jelas dan tidak kompromistis dan mempunyai

kejelasan apa yang benar dan yang salah

22. Terbuka, jujur, tegas dalam berhubungan dengan orang lain

23. Autentik, berterus terang, apa yang ada dalam dirinya terlihat jelas di luar

24. Menjalani apa yang dikatakan dan melakukan apa yang dijanjikannya

25. Teguh, tegas, berakhlak

26. Berkarakter kuat

27. Memiliki moral yang tinggi

28. Hidup tidak bercacat cela

29. Gembala rajin dalam membaca Firman Tuhan

30. Gembala adalah orang yang memiliki kehidupan doa dengan disiplin

31. Gembala rutin memberi persembahan

32. Gembala menjadikan Kristus sebagai model hidupnya

33. Gembala memiliki kehidupan rohani yang sehat

34. Pengambilan keputusan didasari oleh pemahaman akan Firman Tuhan yang benar

35. Gembala berusaha keras agar hidupnya berkenan kepada Allah

36. Gembala senantiasa menunjukkan apapun yang dia perbuat, dibuat dengan segenap hati

seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia

37. Kepemimpinan gembala merupakan cerminan disiplin yang tinggi

38. Kepemimpinan gembala mencerminkan berusaha keras mensejahterakan para pelayan

dan jemaat

39. Gembala suka mengorbankan miliknya bahkan mengorbankan diri bagi kepentingan

pelayanan

Page 58: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

40. Gembala memiliki kerelaan untuk menghabiskan hidupnya untuk mereka yang telah

menjadi percaya karena pelayanannya

41. Gembala tidak berlaku licik dan memalsukan Firman Tuhan untuk kepentingannya

42. Gembala memeberitakan Firman Tuhan apa adanya secara jelas dan benar

43. Menerima dan menanggapi kritikan dengan lemah lembut dan kerendahan hati

44. Memiliki komitmen yang teguh kepada Firman Tuhan

45. Kepemimpinan Gembala menghargai mereka yang bekerja sama dengannya

d. Validasi Instrumen

Sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data, terlebih dahulu Instrumen

Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas diujicobakan kepada responden sebanyak 20

pengerja dan aktivis. Dari hasil uji validitas instrumen Kepemimpinan Gembala Yang

Berintegritas didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 6.Pengujian Validitas Item Instrumen Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas

Dimensi Indikator Pengujian Pertama Pengujian Kedua No. Item BaruValid Drop Valid Drop

Ketulusan : Motivasi Yang Murni

TransparanKetulusan HatiKeterusterangan

Konsistensi : Menjalani Kehidupan Sebagai Suatu Keseluruan

Tingkah LakuKomunikasiMengatur Semua Urusan

Keandalan : Mencerminkan Kesetiaan Allah

KekudusanKesetiaan

Pengetahuan

Firman Tuhan

Jumlah

Page 59: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Pada pengujian pertama dari ..... item didapatkan ..... item yang valid, sedangkan

yang butir drop sebanyak ....., yaitu no : ....... Oleh karena masih didapatkan item yang drop,

maka ....... item yang valid pada pengujian validitas item pertama dilakukan pengujian

validitas item kedua. Dari pengujian validitas kedua diperoleh hasil bahwa 24 item semuanya

valid. Dengan demikian instrumen Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas terdiri

dari ...... item yang semuanya valid, yaitu item no. ......

Selanjutnya item yang valid sebanyak ...... item digitung koefisien reliabilitasnya.

Dari perhitungan reliabilitas, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,..... Oleh karena

koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,.... maka dinyatakan bahwa Kepemimpinan Gembala

Yang Berintegritas reliabel, dalam arti apabila digunakan untuk mengukur hal yang sama

pada obyek yang sama dengan waktu yang berbeda akan menghasilkan data yang hampir

sama atau sama. Dengan demikian, instrumen Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas

telah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

e. Instrumen Final

Berdasarkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas, diperoleh instrumen

Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas yang valid dan reliabel terdiri dari .... item,

yaitu item No. 1,2,3,4,5,6.... Penempatan item baru ini dapat dilihat pada lampiran 4.

G. Teknik Analisis Data

Untuk melakukan uji hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan tahap-tahap analisis

data yaitu sebagai berikut (1) mendeskripsikan data setiap variable penelitian. (2)

melakukan uji persyaratan analisi (uji normalitas) dan (3) menguji hipotesis.

Page 60: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Deskripsi data setiap variable meliputi : perhitungan mean, median, modus, standar

deviasi, varians, range, skor maksimum dan minimum, pembuatan distribusi, frekuensi dan

histogram dari setiap variable. Hal-hal tersebut dinamakan dengan analisis deskriptif.

Sesudah analisis deskritif dilanjutkan dengan analisis inferensial, digunakan untuk

menguji hipotesis penelitian yaitu analisis regresi sederhana, korelasi sederhana, regresi

ganda dan korelasi ganda. Sebelum melaksanakan analisis inferensial terlebih dahulu

dilakukan uji persyaratan analisis. Dalam analisis ini menggunakan program computer yaitu

SPSS for Window 11,5.

H. Hipotesis Statistika

Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini sebagai berikut :

Ho : yx = 0

Ha : yx = 0

Keterangan :

yx = Hubungan antara Kepemimpinan Gembala yang berintegritas dengan pertumbuhan

rohani pengerja dan aktivis di GBI Kamboja Depok.

Page 61: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskrisi Data

Berdasarkan hasil analisa data, berikut ini disajikan nilai rata-rata, median, modus,

simpangan baku, varians, rentangan, tabel distribusi frekuensi dan gambar histogram dari

setiap variabel penelitian.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis meliputi uji normalitas dan uji linearitas regresi. Berikut ini

hasil pengujian persyaratan analisis.

B.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data yang akan

dianalisis. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorof Smirnov. Untuk

menyatakan bahwa data berdistribusi normal didasarkan pada koefisien P-value yang

ditunjukkan dari hasil analisis dengan program SPSS 15 for Windows.

Apabila koefisien P-value lebih besar dari 0,05 (taraf Signifikansi pada = 0,05),

maka dinyatakan tidak signifikan yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Sebaliknya

apabila koefisien P-value lebih kecil dari 0,05 maka dinyatakan signifikan yang berarti

Page 62: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

bahwa data berdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil analisis (lihat lampiran 9), maka

ringkasan hasil dari uji normalitas sebagai berikut :

Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji NormalitasVariabel n Statistik P-value Kesimpulan

Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis

50 Data Berdistribusi Normal

Kepepimpinan Gembala Yang Berintegritas

50 Data Berdistribusi Normal

Keterangan :

Ns = Non Signifikan

Dari hasil analisa tersebut, diketahui bahwa besarnya koefisien Kolmogorof-Smirnov

untuk data variabel Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis dan Kepemimpinan Gembala

Yang Berintegritas sebesar 0,...... dan 0,..... dengan koefisien P-value masing-masing sebesar

0,.... dan 0,...... yang berarti lebih besar dari 0,0...... Dengan demikian, disimpulkan bahwa

variabel Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis terhadap Kepemimpinan Gembala Yang

Berintegritas berada dalam sebaran normal.

B.2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah persamaan regresi Y = a + b X

berbentuk linear. Untuk menentukan bahwa persamaan regresi linear atau tidak dengan

melihat koefisien P-value, yaitu apabila koefisien P-value lebih besar dari 0,05 (taraf

signifikansi) maka persamaan regresi berbentuk linear dan apabila sebaliknya yaitu lebih

kecil dari 0,05 maka persamaan regresi tidak berbentuk linear. Adapun hasil pengujian

linearitas dalam penelitian ini sebagai berikut :

Dari hasil penghitungan uji linearitas regresi Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis

dengan Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas didapatkan koefisien Fhitung sebesar 1,...

Page 63: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

dengan nilai P-value sebesar 0,.... Karena koefisien P-value lebih besar dari 0,05 maka

disimpulkan bahwa persamaan regresi Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis terhadap

Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas, yaitu Y = ........ + ...... X berbentuk linear.

C. Pengujian Hipotesis

Setelah diketahui bahwa persamaan regresi Y = ....... + ...... X berbentuk linear, maka

selanjutnya dilakukan uji keberartian regresi, yaitu untuk mengetahui apakah persamaan

tersebut dapat digunakan untuk prediksi. Hasil uji keberartian regresi Pertumbuhan Rohani

Pengerja dan Aktivis terhadap Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas sebagai berikut :

Dari hasil perhitungan didapatkan F hitung sebesar ...... dengan P-value sebesar 0,..... Karena P-

value lebih kecil dari 0,01 (taraf signifikansi) yang memiliki arti bahwa persamaan regresi

tersebut sangat signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Y = ...... + ....

X adalah berarti. Karena persamaan regresinya linear dan berarti, maka dapat digunakan

untuk memprediksi yaitu bahwa regresi ini mengandung arti apabila Kepemimpinan

Gembala Yang Berintegritas meningkat satu unit maka Pertumbuhan Rohani Pengerja dan

Aktivis akan meningkat sebesar ........ pada konstanta ........

Besarnya koefisien korelasi antara Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas

terhadap Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis yang dihitung dengan menggunakan

korelasi Pearson Product Moment yang hasilnya ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 10. Ringkasan Hasil Pengujian Hubungan antara Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas dengan Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis

n ryx r2yx t hitung P-value Kesimpulan

0,...... 0,........ ..........** 0,........ Sangat Signifikan

Keterangan :

** = Sangat Signifikan

Page 64: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Berdasarkan tabel di atas besarnya koefisien korelasi sebesar 0,....... (lihat lampiran

11) menunjukkan bahwa hubungan antara

D. Pembahasan Hasil Penelitian

E. Keterbatasan Penelitian

Bersarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa terdapat hubungan antara

Kepemimpinan Gembala yang Berintegritas dengan Pertumbuhan Rohani Pengerja dan

Aktivis. Meskipun demikian, peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih terdapat

kekurangannya, antara lain :

1. Dalam penelitian ini menggunakan sampel kecil yang hanya meneliti di satu tempat

saja, yaitu GBI Kamboja Depok.

2. Peneliti menggunakan instrumen dengan bentuk angket tertutup, yaitu peneliti

menyediakan instrumen dengan pilihan jawaban telah disediakan dan responden

hanya tinggal memilih dari pilihan yang disediakan serta tidak memberikan

kesempatan responden mengisi dengan memberikan penjelasan sesuai dengan

keadaan yang dilihat dan dialaminya, sehingga hal ini diperkirakan mempengaruhi

hasil penelitian.

3. Kemungkinan adanya anggapan bahwa responden tidak memiliki kepentingan dalam

mengisi instrumen penelitian ini, sehingga responden dalam mengisinya kurang

memperhatikan bahkan tidak membacanya secara seksama. Hal ini tentunya dapat

berpengaruh terhadap hasil penelitian yang bisa saja kurang dapat mengungkapkan

fakta yang sebenarnya.

4. Kurangnya memperhatikan variabel-variabel lain yang diperkirakan dapat

mempengaruhi Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis, misalnya, iklim

Page 65: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

pelayanan, minat terhadap pelayanan, sikap terhadap pelayanan, konsep dri dan

sebagainya.

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Dalam bab ini akan dibahas secara berturut-turut kesimpulan, implikasi dan saran,

baik saran praktis maupun saran untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka disimpulkan

bahwa : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepemimpinan Gembala

Yang Berintegritas dengan Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis. Hasil pengujian

menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,.... dan thitung sebesar 1,..... dengan p-value

sebesar 0,... Pada taraf signifikansi 0,..... adalah signifikan yang berarti bahwa koefisien

korelasi sebesar 0,..... sangat berarti. Sedangkan besarnya nilai determinansi varians sebesar

0,...... Hal ini memberikan keterangan bahwa Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas

terhadap Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis memberikan konstribusi sebesar .....%

dan sisanya sebesar ....% ditentukan oleh variabel lainnya, misalnya :....... Hasil analisis ini

memberikan makna bahwa semakin baik Kepemimpinan Gembala Yang Berintegritas maka

akan meningkatkan Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis.

B. Implikasi

Page 66: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas,

maka berikut ini beberapa implikasi yang ditemukan agar dapat menambah wawasan bagi

Gereja, Gembala dan Pengerja serta Aktivis maupun pihak-pihak yang terkait dalam upaya

meningkatkan Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis, sehingga Pengerja dan Aktivis

dapat mengalami perubahan ke arah menjadi seperti Yesus Kristus dan pertumbuhan rohani

dapat mencapai hasil yang maksimal. Hasil analisis menyimpulkan bahwa Kepemimpinan

Gembala Yang Berintegritas memiliki pengaruh yang besar pada Pertumbuhan Rohani

Pengerja dan Aktivis. Penelitian ini membuktikan bahwa Pertumbuhan Rohani Pengerja dan

Aktivis akan meningkat jika Kepemimpinan Gembala memiliki Integritas yang baik. Dengan

Integritas yang seperti Kristus, maka dalam proses Kepemimpinan Gembala dapat

menimbulkan minat dan keinginan Pengerja dan Aktivis dalam menumbuhkan

kerohaniannya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya peranan Integritas Gembala

dalam Pertumbuhan Rohani Pengerja dan Aktivis. Dengan Integritas Kepemimpinan

Gembala yang baik akan memberikan pengaruh kepada para pengerja dan aktivis dan

membawanya mengalami perubahan ke arah menjadi seperti Kristus dengan kerohanian dan

kehidupan yang penuh integritas. Perubahan pengerja dan aktivis ke arah menjadi seperti

Kristus harus diusahakan oleh Gembala. Dengan menjadi teladan dalam kepribadian yang

meliputi karakter, sikap, tindakan dan perbuatan yang mencerminkan Kristus. Dengan

keteladanan hidup, maka pengerja dan aktivis akan melihat bahwa Gembala tidak hanya

cakap berkhotbah, mengajar atau mentransfer pengetahuan, melainkan juga menunjukkan

bahwa dirinya juga melakukan apa yang diajarkan. Dengan kepribadian yang demikian,

Gembala dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan pengerja dan aktivis serta

pelayanan yang kondusif sehingga berdampak pada pertumbuhan rohani pengerja dan aktivis

yang pesat menuju kesempurnaan seperti Kristus.

Page 67: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

C. Saran

Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan dan implikasi penelitian yang telah

dikemukakan di atas, maka diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Integritas adalah hal yang esensial dalam kepemimpinan. Orang mengikuti dan

mempercayai kepemimpinan kita, karena kita memiliki integritas yakni : ketulusan,

kejujuran, komitmen, tanggung jawab, kesetiaan, kesalehan dan kemurnian hati.

2. Kurangnya kepemimpinan di antara orang-orang Kristen adalah krisis yang paling

gawat, pengaruh kesalehan masyarakat Kristenlah yang menahan lajunya kuasa

kejahatan di kota-kota dang bangsa-bangsa. Kurangnya para pemimpin Kristen yang

rohani, efektif dan kuat sangat melemahkan kesanggupan kita untuk bertahan

melawan kekuatan iblis. Akibatnya akan sangat merusak. Amsal 11:11 menyatakan

pengaruh yang baik dari para warga negara yang saleh menyebabkan sebuah kota

akan makmur tetapi kebejatan akhlak dari orang fasik mendorongnya ke arah

kemerosotan. Dalam Amsal 28:2 ” Bila terdapat kebusukan akhlak di dalam sebuah

bangsa maka pemerintahnya dengan mudah akan roboh; tetapi adanya para pemimpin

yang jujur dan bijaksana terdapat kemantapan.

3. Pemimpin-pemimpin yang dipilih Allah adalah mereka yang mempercayai Allah,

yang mengikuti dan taat padaNya.

4. Semua yang kita alami adalah kesempatan untuk melatih kepemimpinan, tetapi kita

perlu menghindari dua kesalahan yang dibuat Musa dalam panggilannya untuk

memimpin bangsanya. (1) Musa berpikir bahwa kesadarannya akan kebutuhan

pembebasan umatnya sudah cukup dan ia menjadi sombong dan terlalu percaya diri.

(2). Ketika Allah memanggilnya untuk jadi pemimpin, Musa dibelokkan kepada

ekstrim yang bertentangan dan dilumpuhkan olrh rasa ketidakcakapan.

Page 68: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

5. Pelajaran dari Nehemia apapun jenis pelayanan yang kita rencanakan, penting untuk

menyelidiki dulu ladang yang akan digarap itu sebelumnya.

6. Yang menjadi penghalang untuk bertindak bukanlah melihat kesukaran-kesukaran

yang ada melainkan tidak dapat melihat sumber-sumber daya bagi menghadapinya.

Dan sumber daya yang paling dekat adalah seorang pemimpin yang mau maju terus

sekalipun menghadapi kesukaran-kesukaran.

7. Pemimpin yang baik tidak kecanduan kerja atau keranjingan kerja. Mereka bekerja

keras tanpa diperhamba oleh pekerjaan itu sendiri, mereka tidak takut akan pekerjaan.

Mereka tidak takut untuk membagi pekerjaan. Seseorang pemimpin yang baik melihat

pekerjaan sebagai sarana untuk mencapai suatu sasaran yang istimewa. Nilai

pekerjaan dinilai dari kepentingannya dalam mencapai sasaran itu.

8. Sama seperti Nehemia kita hidup pada zaman yang menuntut kita agar

memperlihatkan keberanian melalui kelakuan dan perkataan kita. Barangkali akan

menolong bila kita menyadari bahwa keberanian yang sejati bukanlah hal tidak

adanya ketakutan, melainkan hal melakukan apa yang dikehendaki Allah sekalipun

kita takut, gelisah, dan disakiti.

9. Pemimpin yang memiliki integritas yakni Ketulusan hati, kesalehan, kebenaran,

kejujuran, kesetiaan dan kemurnian hati akan diterima dan dipercaya dan dapat

melakukan banyak hal. Sebaliknya pemimpin yang kurang/ tidak memiliki integritas

akan kurang dipercaya dan sangat sedikit dan bahkan tidak bisa melakukan apa-apa.

10. Pemimpin yang memiliki integritas tidak akan mempan terhadap cobaan dalam

bentuk apapun misalnya kekuasaan, harta, pujian yang berlebihan serta kenikmatan-

kenikmatan badaniah.

Page 69: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

DAFTAR PUSTAKA

1. Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Difa Publisher)

2. Frances esselbein, Marshall Goldsmith, Richard Beckhard, Organisasi Masa Depan,

(Jakarta; PT. Elex Media Komputindo, 1997)

3. Andreas B. Subagyo, Sabda Dalam Kata – Persiapannya, (Bandung; Yayasan Kalam

Hidup, 2000)

4. Andreas B. Subagyo, Sabda Dalam Kata – Penyampaiannya, (Bandung; Yayasan

Kalam Hidup, 2000)

5. P.H.Pouw, Uraian Singkat Tentang Homiletik, (Bandung; Yayasan Kalam Hidup, 2006)

6. James Braga, Cara Mempersiapkan Khotbah, (Gandum Mas, 2006)

7. Ichwei G. Indra, 8 Prinsip Tafsir Alkitab, (Bandung; Yayasan Kalam Hidup, 2000)

8. Gordon D. Fee & Douglas Stuart, Hermeneutik : Bagaimana Menafsirkan Firman

Tuhan Dengan Tepat, (Gandum Mas, 2006)

9. Hasan Sutanto, Hermeneutik : Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab, (Malang;

Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2002)

10. Don L. Fisher, Pra Hermeneutik, (Gandum Mas, 2001)

11. Rick Warren, Metode Pemahaman Alkitab Yang Dinamis, (Yogyakarta; Andi, 1995)

12. James Braga, Cara Menelaah Alkitab, (Gandum Mas, 2005)

Page 70: PROPOSAL+TESIS++Kepemimpinan+Gembala+Yang+Berintegritas++ +Yakub+25+Mei+09+Draft+Rev.+00

13. Tri Kadarsilo, Model Alternatif Latihan Khotbah, (Yogyakarta, Andi, 2004)

14. Ignatius Onduko, Modul Kepemimpinan, Yayasan Bina Darma Salatiga, 2000

15. Myron Rush, Pemimpin Baru, Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, Jakarta, 1993

16. D.L. Baker, Janji Tuhan dan Jawaban Kita, Persekutuan Pembaca Alkitab, Jakarta, 1991

17. Dick Iverson, Pelayanan Tim, Harvest Publication House, 1993.

18. Marilyn Kunz & Catherine Schell, Empat Tokoh Alkitab, Perkantas, Jakarta, 1991

19. John White, Kepemimpinan Yang Handal, Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1995.

20. Douglas Connelly, Daniel Tetap Saleh Di Tengah Sekularitas, Perkantas, Jakarta, 1995

21. Oliver MC Mahan, Gembala Jemaat Yang Sukses, Sinode GBI, 2002.

22. Robby I. Chandra, Landasan Pacu Kepemimpinan, Gloria Graffa, 2004.

23. Myles Munroe, The Spirit of Leadership, Immanuel, 2006.

24. Larry Keefauver, 77 Kebenaran Yang Hakiki Dalam Pelayanan, Media Injil Kerajaan.

25. Sendjaya, Kepemimpinan Kristen, Kairos, 2004.

26. Jeff Hammond, Kepemimpinan Yang Sukses, Metanoia, 2003

27. Bambang Yudho, How to Become A Christian Leader, Yayasan Andi ,2006

28. John C. Maxwell, Leadership, Immanuel, 2005

LAMPIRAN