proposal tugas akhir tentang batubara
DESCRIPTION
baikTRANSCRIPT
PROPOSAL TUGAS AKHIR TENTANG BATUBARA
PROPOSAL TUGAS AKHIRDI PT. TUTUI BATUBARA UTAMAKECAMATAN PATANGKEP TUTUI
KABUPATEN BARITO TIMURPROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Diajukan oleh :MARCOS SAVIO
NPM : 11.2008.1.00168
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2013
1. JUDUL
Pelaksanaan tugas akhir merupakan salah satu studi lapangan dalam perkuliahan pada
Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Palangkaraya. Penulis berencana akan melaksanakan
tugas akhir di PT. TUTUI BATUBARA UTAMA, dimana dalam pelaksanaan Tugas Akhir
“Analisis Crusher Pada Unit Pengolahan di Stockpile”
Adapun judul yang penulis ajukan diatas pada saat tugas akhir yang akan dilaksanakan
dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di PT. TUTUI BATUBARA UTAMA.
2. LATAR BELAKANG
Dalam rangka usaha peningkatan produksi pada proses pengolahan serta penumpukan
batubara (stockpile), maka perlu adanya perencanaan yang cukup matang dengan suatu
pertimbangan yang ekonomis. Salah satu syarat sehingga usaha berjalan sesuai dengan yang
direncanakan, maka dibutuhkan kondisi kerja serta sistem manajemen yang baik pada
lingkungan kerja.
Dalam hal ini dibutuhkan manajemen produksi stockpile yang tepat untuk
menanggulangi hal itu. Karena manajemen produksi stockpile bertujuan untuk mengatur serta
mengendalikan produksi batubara yang masuk ke dalam unit instalasi pengolahan atau
pengecilan ukuran (Crushing Plant) menuju stockpile sebelum diangkut dan dimuat ketongkang
(pengkapalan). Upaya ini dimaksudkan untuk menghindari terganggunya kelancaran kegiatan
pengolahan atau pengecilan ukuran.
Permasalahan yang umum terjadi pada stockpile adalah pengaturan tata tumpuk yang
kurang baik sehingga menyebabkan kurangnya efesiensi operasi alat-alat berat, yang pada
akhirnya mengakibatkan rendahnya produksi pengolahan yang kualitasnya sangat terkait dengan
permintaan pasar, sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan
pengawasan produk yang dihasilkan.
Upaya peningkatan kerja manajemen stockpile yaitu dengan melakukan pemindahan
tumpukan-tumpukan tersebut ketempat yang lebih luas sehingga tidak mengganggu aktivitas
produksi dan kerja alat-alat berat menjadi lebih optimal. Guna menghindari penimbunan
batubara yang terlalu lama, maka sistem pembongkaran timbunan batubara menggunakan sistem
First In First Out (FIFO) yaitu batubara yang pertama masuk ke stockpile akan keluar pertama
juga. Selain itu juga untuk mengamati kemampuan jaringan produksi, serta merencanakan suatu
sistem manajemen stockpile yang lebih baik. Sehingga masalah yang dihadapi dapat diatasi
dengan segera sehingga dapat menunjang tercapainya target produksi yang telah direncanakan.
3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaturan
serta pengawasan dalam kegiatan pengolahan batubara di PT. Tutui Batubara Utama. Sedangkan
tujuan dari penelitian ini adalah selain untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan kuantitas
batubara yang terdapat di stockpile dapat juga menunjang tercapainya target produksi yang telah
direncanakan.
4. RUMUSAN MASALAH
Pada kajian ini akan di lakukan analisa manajemen stockpile yang keluar dari unit instalasi
pengolahan (crusher) menuju stockpile sebelum dimuat ke kapal tongkang (pengkapalan).
Ruang Lingkup Masalah
Adapun ruang lingkup masalah dalam penelitian ini yaitu dibatasi pada masalah yang
menyangkut kegiatan proses pengaturan, pengamatan atau pengawasan pada stockpile
dilapangan serta perhitungan target produksi terhadap kapasitas belt conveyor (crusher).
5. HIPOTESIS
Manajemen Stockpile Batubara
Stockpile Management berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses.
Sebagai sediaan strategis terhadap gangguan yang bersifat jangka pendek atau jangkapanjang.
Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau pencampuran batubara
untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan. Disamping tujuan di atas di stockpile juga
digunakan untuk mencampur batubara supaya homogenisasi bertujuan untuk menyiapkan produk
dari satu tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan distribusi ukuran
disamakan. Dalam proses homogenisasi ada dua tipe yaitu blending dan mixing.
Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih tipe batubara
yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara akan terdistribusi secara merata dan
tanpa ada lagi jumlah yang cukup besar untuk mengenali salah satu dari tipe batu bara tersebut
ketika proses pengambilan contoh dilakukan. Dalam proses blending batubara harus tercampur
secara merata. Sedangkan mixing merupakan salah satu tipe batubara yang tercampur masih
dapat dilokasikan dalam kuantitas kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih tipe
batubara.
Proses penyimpanan, bisa dilakukan:
Dekat tambang, biasanya masih berupa lumpy coal
Dekat Pelabuhan
Ditempat Pengguna batubara
Untuk proses penyiapan diharapkan jangka waktunya tidak lama, karena akan berakibat
pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh
proses oksidasi dan alam.
Kualitas Batubara menjelaskan mengenai parameter-parameter kualitas yang biasa
diujikan terhadap batubara dan interpretasinya serta cara pengujiannya. Parameter kualitas
batubara diantaranya adalah Basic Analysis (TM, Proximate, Sulfur, dan calorific value).dan
parameter lainnya seperti ultimate hardgrove grindability index, ash analysis, dan ash fusion
temperature.
Stockpile Management menjelaskan mengenai bagaimana mengelola stockpile batubara
dan mengontrolnya dengan baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Management stockpile adalah sebagai
berikut:
1. Monitoring quantity (Inventory) dan movement batubara distockpile,meliputi recording batubara
yang masuk (coal in) dan recording batubara yang keluar (coal out) di stockpile, termasuk
recording batubara yang tersisa (coalbalance).
2. Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan dengan penerapan aturan
FIFO (First in first out) dimana batubara yang terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih
dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko degradation dan pemanasan batubara.
3. Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile termasuk diantaranya
mengatur posisi stock dekat dengan reclaimer, Monitoring efektivitas dozing di stockpile dengan
maksud mengurangi degradasi batubara.
4. Monitoring quality batubara yang masuk dan keluar dari stockpile termasuk diantara control
temperatur untuk mengantipasi self heating dan spocom.
5. Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan housekeeping dan Inspeksi
langsung adanya pengotor yang terdapat distockpile.
6. Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan dalam hal ini mencakup usaha:
Contral dust dan penerapan dan pengawasan penggunaan spraying dan dust suppressant.
Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk buangan/limbah air dari drainage
stockpile.
Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal).
7. Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer,baik untuk keperluan
Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali dalam keadaan emergency dan setelah itu
harus diadakan house keeping secara teliti.
8. Menanggulangi batubara yang terbakar di stockpile. Dalam hal ini penanganan yang dianjurkan
sebagai berikut:
Melakukan spreading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu batubara.
Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat dibuang.
Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom.
Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung diloading ke tongkang sebelum
didinginkan terlebih dahulu.
Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus dipadatkan guna mengurangi
resapan udara dan air ke dalam stokpile.
9. Sebaiknya tidak membentuk stockpile dengan bagian atas yang cekung, hal ini dimaksudkan
untuk menghindari swamp di atas stokpile
10. Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau minimal datar, hal ini
berkaitan dengan kelancaran sistem drainage
Sifat Umum Batubara
Batubara termasuk salah satu bahan bakar untuk pembangkit energi selain gas bumi dan
minyak bumi. Batubara merupakan bahan padat yang heterogen dan terdapat dialam, dengan
peringkat yang bervariasi, yaitu lignit, sub-bituminus, bituminous dan antrasit.
Sifat umum batubara sesuai peringkat menurut Mc. Milan Morgan dan Murray :
1. Sifat batubara jenis antrasit, dengan ciri-ciri:
a. Berwarna hitam mengkilat dan kompak
b. Kandungan air sangat rendah
c. Kandungan sulfur sangat rendah
d. Kandungan abu (Ash) sangat rendah
e. Nilai kalori sangat tinggi, dengan kandungan kadar karbon sangat tinggi lebih dari 90%.
2. Sifat batubara jenis sub-bituminus dan bituminous dengan ciri-ciri:
a. Warna hitam mengkilat dan tidak kompak atau kurang kompak
b. Kadar zat terbang (volatile matter) 30%-40% dan mudah teroksidasi
c. Kandungan sulfur rendah
d. Kandungan air rendah
e. Kandungan abu rendah
f. Nilai kalori tinggi
g. Mudah terbakar dengan nyala api kuning
h. Berat jenis relatif dingin
3. Sifat batubara jenis lignit (brown coal), dengan ciri-ciri:
a. Warna hitam kecoklatan sangat rapuh atau sangat rendah
b. Nilai karbon rendah serta kandungan karbonya sedikit
c. Kandungan air tinggi
d. Kandungan abu banyak
e. Kandungan sulfur banyak
f. Volatil matter tinggi
4. Sifat batubara jenis peat (gambut) merupakan peringkat rendah dengan ciri-ciri:
a. Kandungan air tinggi walaupun sudah dilakukan pengeringan
b. Nilai kalorinya rendah
c. Kandungan zat terbang (Volatil matter) tinggi
d. Mempunyai kadar karbon yang sangat rendah
e. Nyalanya berasap
Untuk mengetahui kualitas batubara dapat dilakukan analisa sebagai berikut:
1. Analisa Proksimat
Yaitu analisa yang digunakan untuk memberikan data mengenai batubara, antara lain
pengukuran kandungan moisture, kandungan abu (Ash), zat terbang (volatil matter) dan fixed
carbon).
a. Air (Moisture)
- Lengan bebas (Free Moisture)
Yaitu kadar air yang berasal dari luar batubara itu sendiri
- Lengan bawaan (Residual Moisture)
Yaitu kandungan air yang ada dalam batubara itu sendiri
- Lengan total (Total Moisture)
Yaitu kadar air yang dibawa oleh batubara tersebut, baik itu air dari luar (Free moisture) ataupun
air dari dalam batubara itu sendiri (Residual Moisture).
b. Kadar abu (Ash)
Yaitu material organik yang tersisa setelah sejumlah contoh batubara dibakar sampai mencapai
suhu tertentu.
c. Carbon I (Fixed Carbon)
Yaitu merupakan suatu kandungan karbon padat yang terdapat pada batubara.
d. Zat terbang (Volatil Matter)
Yaitu kandungan zat terbang atau suatu zat yang mudah menguap dari batubara itu sendiri.
2. Analisa Ultimate
Yaitu analisa yang dilakukan untuk mengetahui komponen pembentuk batubara, terutama untuk
parameter atau unsur karbon (C), Hidrogen (H), Sulfur (S), Nitrogen (N) serta kandungan
Oksigen (O) dari batubara terebut.
COAL PROCESSING PLANT
Peremukan batubara yang dilakukan pada unit coal processing plant merupakan proses
pengecilan ukuran batubara hasil penambangan sehingga akan diperoleh ukuran batubara
sesuai permintaan konsumen dimana dalam proses ini terjadi pula proses coal blending.
Coal processing plant merupakan serangkaian peralatan mekanis yang digunakan untuk
menangani atau mereduksi ukuran batubara hasil penambangan. Alat-alat mekanis yang
digunakan pada unit coal processing plant pada umumnya terdapat dua jenis alat mekanis
yaitu : crusher dan belt conveyor.
Crusher
Crusher merupakan salah satu alat mekanis terpenting yang terdapat pada unit
Coal processing plant, alat inilah yang berfungsi untuk mengecilkan ukuran batubara.
Proses Peremukan primer ini dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan umpan
yang akan masuk ke crusher sekunder yaitu Double Roll Crusher, dimana umpan yang
merupakan produk dari alat crusher primer berukuran – 200 mm akan direduksi menjadi
berukuran – 50 mm.
Produktivitas / kapasitas crusher dibedakan menjadi dua macam yaitu kapasitas
desain dan kapasitas nyata. Kapasitas desain merupakan kemampuan produksi yang seharusnya
dicapai oleh crusher dan dapat diketahui dari spesifikasi yang dibuat oleh pabrik,
sedangkan kapasitas nyata merupakan kemampuan produksi crusher sesungguhnya 20 yang
didasarkan pada sistem produksi yang diterapkan. Adapun faktor -faktor yang
mempengaruhi kemampuan produksi crusher adalah sebagai berikut :
1. Sifat fisik material yang akan direduksi, sifat fisik ini meliputi : kekerasan, berat jenis,
kandungan air.
2. Lubang bukaan dari crusher.
3. Lubang keluaran dari crusher.
4. Kecepatan dan jumlah umpan yang masuk setiap waktunya.
Efisiensi crusher merupakan perbandingan antara waktu produksi yang dapat
dicapai crusher dengan waktu produksi yang tersedia.
Belt conveyor
Belt conveyor alat angkut material yang bekerja secara kontinu dengan kecepatan yang
dapat diatur baik dalam keadaan miring maupun mendatar dan mempunyai kapasitas yang
besar, selain itu alat ini juga digunakan untuk dapat memberi umpan.
PROSES COAL BLENDING
Coal blending adalah proses pencampuran batubara secara bersamaan dari dua
atau lebih jenis batubara yang mempunyai perbedaan kualitas yang dianggap mempunyai
komposisi yang konstan dan terkontrol proporsinya. Kualitas hasil coal blending merupakan
perpaduan dari semua parameter batubara yang dicampur atau dengan kata lain batubara
dengan kualitas rendah akan menjadi lebih baik kualitasnya sehingga dapat memenuhi
batasan-batasan kualitas batubara seperti yang disyaratkan oleh konsumen.
UNIT COAL PROCESSING PLANT
Coal processing plant adalah unit yang memegang peranan penting dalam kelangsungan
usaha pertambangan karena unit ini berpengaruh besar terhadap produk yang dihasilkan. Secara
umum, unit ini bertujuan untuk mereduksi ukuran batubara dan melakukan pencucian
batubara. Untuk menghitung produktivitas unit CPP dan persentase produksi terlampaui,
digunakan rumus-rumus berikut :
6. METODA PENELITIAN
Adapun penulisan laporan ini didasarkan pada 3 metode, yaitu:
a) Metode Observasi ( Pengamatan )
Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan alat, proses dan pekerjaan langsung dilapangan.
b) Metode Interview ( Wawancara )
Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada pengawas operational pada PT. Tutui Batubara
Utama.
c) Metode Pustaka
Metode ini digunakan dengan metode secara literatur baik yang menyangkut tentang
PT. Tutui Batubara Utama, maupun yang berkenaan dengan topik yang dibahas dalam laporan
ini Belt Conveyor
7. PELAKSANAAN
Tempat penelitian : Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT. Tutui Batubara Utama, Kecamatan Patangkep Tutui,
Kabupaten Barito Timur.
Waktu penelitian : Tugas Akhir ini dilakukan selama ± 1 bulan
8. PESERTA
Saya sebagai mahasiswi Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Palangkaraya.:
Nama : ENDI DWI SUTRISNONIM : DBD 107 049
Jurusan : Teknik PertambanganPerguruan Tinggi : UNPAR (Universitas Palangkaraya)
9. Lingkup MateriSelama melakukan Penelitian Tugas Akhir di PT. Tutui Batubara Utama, diharapkan dapat
meneliti dan mengambil data sebagai berikut :1. Spesifikasi crusher dan perhitungan alat crusher
2. Kapasitas teoritis dan efisiensi belt3. Treatment batubara
4. Analisa Lab. Kualitas batubara dan Geologi5. Target produksi perusahaan
6. Target produksi stockpile batubara yang keluar (out)7. Layout lokasi stockpile
8. Data curah hujan dan hari hujan9. Data berkaitan pada stockpile
10. Disesuaikan dilapangan
10. PERMOHONAN FASILITAS
Untuk dapat mendukung terlaksananya kegiatan penelitian (Tugas Akhir) ini, saya sangat mengharapkan sekali sekiranya dari pihak PT. Tutui Batubara Utama dapat
menyediakan fasilitas berupa :1. Penginapan selama berada di lokasi
2. Peralatan, perlengkapan dan akomodasi penunjang dalam kegiatan Tugas Akhir
3. Transportasi selama kegiatan berlangsung
4. Konsumsi
Dan lain-lain yang berupa sarana dan prasarana sebagai penunjang dalam kegiatan Tugas akhir.
11. PENUTUP
Demikian proposal usulan kegiatan Tugas Akhir ini yang direncanakan akan dilakukan
di PT. Tutui Batubara Utama. Diharapkan agar usulan kegiatan ini mendapat sambutan yang baik
dari pihak perusahaan. Dengan harapan dapat memberikan gambaran singkat dan jelas maksud
dan tujuan diadakannya penelitian Tugas Akhir pada PT. Tutui Batubara Utama.