proposal tugas akhir teknik kelautan
DESCRIPTION
tugas akhir tentang perancangan dan pembuatan alat pengukur kecepatan arusTRANSCRIPT
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
PROPOSAL TUGAS AKHIR
(MO 091336)
I. RINGKASAN
1. PENGUSUL
a. Nama : M. Kemal Fasha Ramadhan
b. NRP : 4309 100 044
c. Batas Waktu Studi : 9 Semester
d. Jumlah SKS yang telah lulus : 136 SKS
e. IPK rata-rata : 3.14
2. CALON DOSEN PEMBIMBING
a. Nama : Prof. Ir. Mukhtasor,M.Eng.,Ph.D.
NIP : 196904201994031003
Tanda tangan :
b. Nama : Dr. Eng. Rudi Walujo Prastianto, ST., MT.
NIP : 197105081997031001
Tanda tangan :
3. MATERI PENELITIAN
a. Judul Penelitian
“ Perancangan dan Pembuatan Alat Pengukur Kecepatan Arus Laut Dengan Metode Drogues”
b. Ikhtisar Penelitian
Laut Indonesia menyimpan potensi energi yang besar untuk dieksploitasi. Contohnya arus laut, namun
tidak semua arus dapat dikonversi menjadi energi untuk memenuhi kebutuhan listrik kita yang dalam
masa krisis. Oleh karena itu dibutuhkan alat pengukur kecepatan arus, namun mahalnya harga alat ini
menjadikan tidak semua instansi memilikinya, meski dengan solusi menyewapun dianggap kurang
ekonomis. Dengan adanya alat pengukur kecepatan arus yang sederhana namun akurat serta ekonomis
diharapkan potensi-potensi laut kita bisa lebih dikembangkan dengan lebih optimal.
Kata kunci : Energi arus laut, krisis listrik, alat pengukur kecepatan arus.
c. Tempat Pelaksanaan Penelitian
Sungai Kali Mas Kota Surabaya dan Pantai Kenjeran.
II. PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Dari tahun ketahun, kebutuhan konsumsi listrik di Indonesia melonjak dengan drastic seiring
laju pertumbuhan penduduk yang juga meningkat tiap tahunnya. Kebutuhan listrik saat ini
sebagian besar dipasok dengan menggunakan bahan bakar fosil / Non Renewable energy
yang suatu saat akan habis serta memiliki dampak polutan terhadap lingkungan. Untuk itu
kedepannya, diharapkan banyak bermunculan sumber-sumber energi listrik dari sumber daya
alam yang terbarukan dan ramah lingkungan serta potensial dan cocok dengan kekayaan
alam di Negara kita. Dari sektor kelautan misalnya.
Gambar 1.1 Konsumsi Listrik di Indonesia (Pusdatin 2010).
Potensi energi yang berasal dari sektor kelautan di Indonesia sangatlah besar. Potensi
tersebut saat ini masih tersimpan dalam berbagai bentuk, contohnya arus laut yang dapat
dimanfaatkan dan dikonversi menjadi energi listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik di
Negara kita. Namun, tidak semua arus dapat dikonversi karena arus memiliki kecepatan yang
berbeda-beda dan kemampuan yang berbeda pula untuk menggerakkan generator serta
turbin, sehingga harus dilakukan pengukuran menggunakan alat ukur kecepatan arus laut
untuk mendapatkan arus yang cocok untuk digunakan sebagai penggerak generator, akan
tetapi biaya yang besar menjadi kendala. Oleh sebab itu, dengan menggunakan alat ukur
kecepatan arus yang sederhana dan akurat bisa didapat hasil yang lebih optimal, ekonomis,
dan efisien.
2.2 Perumusan masalah
Dalam merancang dan membuat Tugas akhir ini, akan ditemui beberapa masalah :
Bagaimanakah dimensi alat yang dibuat?, semakin compact semakin baik.
Apakah keakurasian alat yang dirancang bisa menyamai alat yang ada di pasaran?
Bagimana tingkat keekonomisannya jika dibandingkan dengan alat di pasaran?
2.3 Tujuan Perancangan
Bertolak dari latar belakang diatas, tujuan yang didapatkan dari Tugas Akhir ini adalah :
Mendapatkan dimensi alat pengukur kecepatan arus yang se-mobile mungkin.
Mengetahui keakurasian alat yag dirancang dibandingkan dengan alat di pasaran.
Mengetahui alat pengukur kecepatan arus hasil rancangan ekonomis atau tidak.
2.4 Manfaat
Manfaat Pengerjaan Tugas Akhir ini adalah untuk menciptakan suatu alat pengukur arus
yang ekonomis, namun tidak melupakan keakurasiannya sehingga dapat dimanfaatkan untuk
mengukur arus laut yang potensial untuk dikonversi menjadi energi listrik dengan
pemanfaatan turbin.
2.5 Batasan Masalah
Batasan-batasan masalah pada Tugas Akhir ini adalah :
Pengukuran kecepatan pada arus yang searah
Menggunakan wireless speedometer untuk pengukuran kecepatan arus dan rata-rata.
Uji coba prototype alat dilakukan di muara sungai dan daerah pinggir pantai serta
dikomparasikan keakurasiannya dengan alat yang umum beredar dipasaran.
III. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
3.1 Jenis – Jenis arus Laut
Arus laut merupakan sistem yang kompleks yang terbentuk akibat bermacam sebab, sehingga
data arus menunjukkan kondisi arus sebenarnya yang mencakup semua komponen arus. Oleh
sebab itu dalam analisa arus laut, data yang diperoleh diuraikan menjadi sejumlah komponen
arus sesuai dengan penyebabnya. Penguraian arus laut tersebut sangat membantu dalam
menyederhanakan sistem sirkulasi arus. Beberapa jenis arus yang umum dikenal adalah arus
pasang surut, arus akibat gelombang (arus sejajar pantai), arus akibat tiupan angin, dan arus
yang disebabkan perbedaan densitas air laut.
1. Arus pasang surut.
Arus pasang surut adalah arus yang terjadi karena perubahan tinggi permukaan air laut akibat
pasang surut. Karakteristik arus pasang surut adalah mempunyai periode yang tetap,
mengikuti pola pasang surut.
Oleh karena itu kita kenal arus pasang surut diurnal, semi-diurnal dan campuran. Kecepatan
maksimum arus umumnya tercapai pada waktu menjelang pasang dan menjelang surut,
sedangkan arah arus pasang surut ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan atau
topografi setempat. Di daerah pantai, arus pasang surut terbesar umumnya sejajar dengan
garis pantai.
2. Arus gelombang / arus sejajar pantai.
Arus gelombang/arus sejajar pantai adalah arus yang terjadi akibat gelombang yang
menghempas ke - daerah pesisir dan membuat sudut miring dengan garis pantai. Arah arus
ini sejajar kontur kedalaman dan mempunyai kecepatan tinggi pada periode yang singkat,
umumnya hanya beberapa menit dan berlangsung secara periodik sesuai dengan kondisi
gelombang. Arus ini penting dalam transpor sedimen karena kecepatannya dan terjadinya
pengadukan sedimen dasar oleh gelombang. Pertemuan dua arus gelombang sejajar pantai
yang berlawanan pada suatu lokasi menimbulkan arus yang dikenal dengan nama 'rip-
current'.
3. Arus yang diakibatkan oleh angin.
Arus yang diakibatkan oleh angin merupakan arus dominan yang terjadi di lapiran
permukaan perairan laut lepas. Pengaruh tiupan angin musim misalnya di perairan dari Laut
Cina Selatan hingga Laut Ambon, menyebabkan terjadinya pembalikan pola sirkulasi air laut
mengikuti pola tiupan angin. Selama musim angin barat, aliran air bergerak menuju timur,
dan berubah ke arah barat pada saat musim . timur. Jenis arus ini mempunyai arah dan
kecepatan yang berbeda sesuai dengan pertambahan kedalaman air, dan umumnya menjadi
sangat lemah pada kedalaman lebih dari 100 meter. Arah arusnya membentuk spiral yang
dikenal dengan nama 'Spiral Ekman'. Di perairan lintang utara arah putaran searah dengan
putaran jarum jam, sedangkan di perairan lintang selatan arah putarannya berlawanan dengan
putaran jarum jam. Arus akibat angin ini juga terjadi di perairan pantai akibat tiupan angin
setempat. Dalam kaitannya dengan tumpahan minyak di laut, pola tumpahan tersebut
umumnya lebih mendekati pola arus akibat tiupan angin.
4. Arus akibat perbedaan densitas air.
Arus akibat perbedaan densitas air adalah arus yang terjadi karena adanya perbedaan
ketinggian permukaan laut secara mendatar akibat dari beda densitas air. Jenis arus ini
umumnya terjadi di daerah muara. Perairan yang didominasi oleh arus jenis ini mempunyai
pola sirkulasi dua arah dengan arah arus di lapisan permukaan yang berdensitas lebih rendah
berlawanan dengan arah arus di lapisan dekat dasar perairan. Kondisi arus demikian inilah
yang menyebabkan terjadinya intrusi air laut ke sungai.
3.2 Jenis – Jenis Alat Pengukur Arus
Untuk mendapatkan data arus laut yang menggambarkan kondisi sirkulasi air laut yang
sebenarnya merupakan hal yang sangat sulit. Kenyataan ini disebabkan oleh tingginya
variabilitas sirkulasi air laut yang meliputi spektrum waktu dari sepersekian detik hingga
tahunan. Oleh karena itu, walaupun menggunakan alat-alat ukur canggih sulit untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang tepat sama dari beberapa alat. Alat ukur yang dapat
memberikan akurasi pengukuran misalnya 5%, sudah merupakan suatu alat ukur arus
yang berpresisi tinggi. Dalam suatu penelitian, kualitas data pengukuran sebenarnya
ditentukan oleh berapa besar ketelitian yang dituntut oleh metode penelitian yang
dilakukan. Untuk studi yang berhubungan dengan biota laut, misalnya, data arus dengan
ketelitian hingga 20% mungkin masih dianggap memadai. Sebalik-nya, untuk penelitian
pengendalian penyebaran zat pencemar diharapkan ketelitian yang lebih tinggi.
Dewasa ini dikenal beberapa teknik untuk mengukur arus laut, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Alat ukur arus yang dikenal dengan nama "current meter"
menggunakan teknik pengukuran secara tidak langsung, misalnya melalui jumlah putaran
baling-baling dalam satuan waktu, dengan memanfaatkan karakteristik suara maupun
medan elektromagnetik dari air laut.
Current meter dapat dibedakan menurut cara penanganan data yang diukur. Ada yang
merekam datanya untuk periode tertentu baik di kertas, film, pita magnetik, maupun
direkam secara elektronik dengan menggunakan "memory chip". Jenis current meter ini
disebut "Self-recording current meter". Dikenal pula current meter yang langsung
menunjukkan data pengukuran pada ' tiisplay", alat ini disebut "Direct-reading current
meter". Teknik pengukur arus secara langsung adalah dengan mengukur berapa jauh
bergeraknya air persatuan waktu.
Teknik ini umumnya menggunakan pelampung atau drouge, dan pengukurannya
dilakukan secara manual. Prinsip kerja dari teknik-teknik pengukuran tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Secara mekanik dengan baling-baling :
Sistem kerja dari jenis current meter ini berdasarkan pada putaran propeller (baling-
baling) yang digerakkan oleh aliran air. Selanjutnya putaran baling-baling dihubungkan
langsung keroda-roda gigi/jarum pe-nunjuk angka untuk mencari kecepatannya. Arah
arus ditentukan dengan menggunakan kompas penunjuk arah yang terangkai secara
mekanik dengan bantuan bola gotri kecil yang akan jatuh ke ruang arah arus melalui
kompas penunjuk arah setiap pada putaran baling-baling tertentu. Sebagai con-toh adalah
alat ukur arus jenis "Ekman Merz Current Meter". Sedangkan yang tidak berhubungan
langsung ke balingbaling yaitu dengan menggunakan sistem coupling magnetik. Biasanya
yang menggunakan sistem ini adalah alat ukur arus jenis recording yang hasil
rekamannya dapat berupa kertas grafik. Sebagai contoh adalah "ONO Current Meter".
Dapat juga berupa rekaman pita magnetik, seperti "Current Meter Aandera". Ada juga
yang menggunakan sistem coupling magnetik yang terangkai langsung kedisplay, sebagai
contoh adalah "Direct Reading Current Meter CM2". Untuk pengukuran arus kuat
maupun arus lemah dapat dibedakan dari jenis kalibrasi baling-balingnya.
2. Akustik.
Pengukur arus jenis ini mirip dengan sistem kerja echosounder tetapi yang dimanfaatkan
adalah perubahan frekwensi suara yang dipantulkan balik ke alat akibat gerakan partikel
air. Alat ukur ini dikenal dengan nama "Acoustic Douppler Current Meter Profiler"
(ADCP) yang dapat dipasang baik di kapal maupun didaiam air dengan teknik tambatan.
Yang diukur dari alat ini adalah kecepatan dan komponen arus arah timur barat, utara
selatan dan atas bawah sehingga dari hasil komponen tersebut dapat ditentukan arahnya.
Dengan hanya satu alat ukur ADCP ini dapat diperoleh- informasi tentang arus hingga
128 kedalaman sekaligus hanya dalam beberapa menit. Dewasa -ini maksimum tebal
kolom air yang dapat dimonitor mencapai 750 m. Baik alat ukur arus otomatis atau
manual mempunyai harga yang mahal, dari beberapa juta hingga diatas 200 juta rupiah
(alat ADCP). Jelas harga alat tersebut merupakan kendala utama bagi kebanyakan
kegiatan pengukuran arus.
3. Pengukuran langsung.
Banyak kegiatan penelitian tidak memerlukan data arus yang sangat detail seperti yang
dihasilkan oleh alat-alat ukur canggih. Gambaran umumpola sirkulasi suatu tempat dalam
penelitian inventarisasi biologi misalnya dapat diperoleh dengan metoda yang -mudah
dan murah seperti ' current drouge". Penelitian menggunakan current drouge telah sering
dilakukan misalnya di Teluk Ambon (HUTAHAEAN and ANDERSON, 1987).
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Studi literatur
Pengumpulan Data & Bahan
Uji Coba Prototipe
Evaluasi
Perhitungan Biaya
Analisa Kelayakan
Gagal
Lancar
Perancangan Alat
Selesai
Gambar 4.1 Diagram Alur
4.2 Langkah-Langkah
Penjabaran diagram diatas akan dijelakan dalam langkah-langkah dibawah ini :
1. Studi Literatur
Pada studi literature, pencarian sumber referensi berasal dari literatur, buku-buku, Internet, jurnal,
dan referensi lain yang dibutuhkan untuk pengerjaan penelitian.
2. Pengumpulan Data & Bahan
Pengumpulan data-data dilakukan untuk menunjang keberhasilan penelitian, data yang
dikumpulkan berupa cara kerja sistem alat pengukur kecepatan arus, komponen subtitusiannya,
serta data arus pada lokasi-lokasi tempat trial prototipe.
3. Perancangan Alat
Pada tahap ini, setelah mendapatkan konsep kerja alat pengukur kecepatan arus, maka disusun
sebuah rancangan alat yang akan dibuat. Kemudian melengkapi komponen-komponen yang
dibutuhkan hingga menjadi prototipe untuk diuji coba dilapangan.
4. Uji Prototipe
Prototipe alat yang sudah jadi, diuji di lapangan dengan beberapa Variabel yang ditentukan untuk
menguji aspek keakuratan, ketahanan serta troubleshooting lain yang sekiranya akan muncul
selama proses pengujian berlangsung.
5. Perhitungan biaya
Analisa pengeluaran yang dibutuhkan untuk merancang dan membuat alat pengukur kecepatan
arus hingga selesai untuk menentukan keekonomisan alat yang dibuat.
6. Analisa kelayakan
Langkah terakhir, pada analisa kelayakan akan dilakukan perbandingan alat yang dibuat sendiri
dengan alat yang beredar dipasaran, dari segi akurasi, durability, kemampuan kalibrasi,
compactbility dan yang terpenting dari segi keakurasian dan kesimpulannya.
V. DAFTAR PUSTAKA
VI. SISTEMATIKA LAPORAN TUGAS AKHIR
Sistematika Penulisan Tugas Akhir meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang disusunnya tugas akhir, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, manfaat,
serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Terdiri dari beberapa paparan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang mendukung
serta teori yang melandasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang alur pengerjaan tugas akhir ini dengan tujuan untuk memecahkan masalah yang diangkat
dalam bentuk diagram alir atau flow chart yang disusun secara sistematik yang dilengkapi pula dengan
data data penelitian serta penjelasan detail untuk setiap langkah pengerjaannya.
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Merupakan penjelasan pokok mengenai pemecahan masalah. Dalam hal ini adalah mengenai pengolahan
data gelombang laut dan arus laut dengan membandingkan kedua potensi tersebut. Serta perhitungan
biaya estimasi yang dibutuhkan untuk konversi energi.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan yang menjawab tujuan dan saran mengenai penelitian selanjutnya.
VII. RENCANA KEGIATAN TUGAS AKHIR
No Kegiatan
Bulan
1 2 3 4 5
1 Studi Literatur
2 Pengumpulan Data
3 Pengolahan data
4 Survey lapangan
5 Pembahasan
6 Penyusunan Laporan
VIII. HASIL EVALUASI PROPOSAL TUGAS AKHIR
Setelah membaca, mempelajari, dan menimbang rancangan usulan penelitian ini, maka Tim Dosen
tersebut pada daftar di bawah ini memutuskan untuk :
(Lingkari salah satu pilihan di bawah ini)
1. Menolak dan diganti judulnya.
2. Menerima tanpa perbaikan / syarat.
3. Menerima dengan perbaikan / syarat.
Dengan Dosen pembimbing sebagai berikut :
1. ………………………………………………………………………........….
2. ……………………………………………………………………......………
………………………………………………………………………………..
IX. DAFTAR PERBAIKAN PROPOSAL TUGAS AKHIR
No Nama Tanggal Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
X. PENGESAHAN
NAMA : M. Kemal Fasha Ramadhan
NRP : 4309 100 044
JUDUL : ” Perancangan dan Pembuatan Alat Pengukur Kecepatan Arus Laut
Dengan Metode Drogue”
Mengetahui dan Menyetujui :
Surabaya, Oktober 2013
Dosen Pembimbing I
Prof.Ir.Mukhtasor,M.Eng.,Ph.D
196904201994031003
Dosen Pembimbing II
Dr. Eng. Rudi Walujo Prastianto, ST., MT.
197105081997031001
Ketua Jurusan Teknik Kelautan
FTK - ITS
Dr. Ir. Suntoyo, M.Sc, Ph.D
NIP. 197107231995121001