proposal tugas akhir

12
1 Analisis Geospasial Persebaran TPS dan TPA di Kabupaten Batang Menggunakan Sistem Informasi Geografis Mufti Yudiya Marantika 1) 1) Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Semarang [email protected] 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kabupaten Batang terletak pada 6°51′46″ sampai 7°11′47″ Lintang Selatan dan antara 109°40′19″ sampai 110°03′06″ Bujur Timur di Pantai Utara Jawa Tengah. Luas daerah 78.864,16 Ha yang terdiri dari 15 kecamatan, dengan jumlah penduduk 827.685 jiwa. Dalam perkembangannya, Kabupaten Batang mengalami peningkatan kepadatan penduduk yang juga mempengaruhi peningkatan volume sampah. Perkembangan kota yang semakin meningkat seharusnya diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana pendukung kota yang akan memberikan dampak positif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi, namun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana tempat pembuangan sampah di Kabupaten Batang menjadi permasalahan yang serius. Karena peningkatan kepadatan penduduk yang berpengaruh pada peningkatkan volume sampah. Sampah merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Hampir setiap kegiatan yang dilakukan manusia selalu menghasilkan sampah, terutama pada kegiatan konsumsi. Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007). Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi masyarakat, peningkatan konsumsi masyarakat dan aktivitas kehidupan masyarakat di perkotaan, menimbulkan bertambahnya volume dan jenis sampah, serta karakteristik sampah yang semakin beragam. Sampah yang ditimbulkan dari

Upload: mufti-maran

Post on 27-Oct-2015

135 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Tugas Akhir

1

Analisis Geospasial Persebaran TPS dan TPA di

Kabupaten Batang Menggunakan

Sistem Informasi Geografis

Mufti Yudiya Marantika 1)

1)

Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Semarang

[email protected]

1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kabupaten Batang terletak pada 6°51′46″ sampai 7°11′47″ Lintang Selatan

dan antara 109°40′19″ sampai 110°03′06″ Bujur Timur di Pantai Utara Jawa

Tengah. Luas daerah 78.864,16 Ha yang terdiri dari 15 kecamatan, dengan jumlah

penduduk 827.685 jiwa. Dalam perkembangannya, Kabupaten Batang mengalami

peningkatan kepadatan penduduk yang juga mempengaruhi peningkatan volume

sampah.

Perkembangan kota yang semakin meningkat seharusnya diimbangi dengan

penyediaan sarana dan prasarana pendukung kota yang akan memberikan dampak

positif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi, namun tetap memperhatikan

kelestarian lingkungan. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana tempat

pembuangan sampah di Kabupaten Batang menjadi permasalahan yang serius.

Karena peningkatan kepadatan penduduk yang berpengaruh pada peningkatkan

volume sampah.

Sampah merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia saat ini. Hampir setiap kegiatan yang dilakukan manusia selalu

menghasilkan sampah, terutama pada kegiatan konsumsi. Menurut WHO, sampah

adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu

yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya

(Chandra, 2007). Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi

masyarakat, peningkatan konsumsi masyarakat dan aktivitas kehidupan

masyarakat di perkotaan, menimbulkan bertambahnya volume dan jenis sampah,

serta karakteristik sampah yang semakin beragam. Sampah yang ditimbulkan dari

Page 2: Proposal Tugas Akhir

2

aktivitas dan konsumsi masyarakat perkotaan ini, telah menjadi permasalahan

lingkungan yang harus ditangani oleh setiap pemerintah kota dengan dukungan

partisipasi aktif dari masyarakat perkotaan itu sendiri. Untuk menanggulangi

masalah tersebut maka diwujudkanlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan

Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Pada dasarnya TPS berfungsi untuk menampung sementara sampah-sampah

dari sumber sampah sebelum diangkut ke TPA. Paradigma pengelolaan sampah

sampai saat ini masih berupa kumpul-angkut-buang. Oleh karena itu, pengelolaan

sampah dari TPS ke TPA harus dilakukan secara maksimal. Mulai dari

penempatan TPS dan TPA yang tepat, sehingga mampu berfungsi dengan

maksimal. Penentuan lokasi TPA sampah harus mengacu pada Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) dan ketentuan lainnya yang terkait untuk

mengintegrasikan kebijakan pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.

Untuk mendapatkan lokasi TPA yang sesuai dengan persyaratan teknis, ekonomis

dan berwawasan lingkungan diperlukan metode yang tepat seperti menempatkan

lokasi TPA pada daerah dengan formasi geologi yang sesuai sehingga pencemaran

yang timbul dapat dicegah atau diperkecil.

Dari permasalahan di atas maka peneliti ingin menganalisis persebaran TPS

dan pemilihan lokasi TPA rekomendasi dengan memanfaatkan sistem informasi

geografis. Menurut Murai (1999) Sistem Iinformasi Geografis (SIG) adalah sistem

informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali,

mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data

geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan

pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi,

fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.

Fasilitas pembuangan sampah sangat berkaitan dengan data-data yang

berhubungan dengan koordinat/posisi benda di permukaan bumi. Mulai dari posisi

posisi TPS, posisi TPA, maupun posisi jaringan jalan. Aplikasi SIG dapat

membantu dalam menentukan lokasi TPA yang sesuai dengan persyaratan teknis

dengan meng-overlay peta tematik untuk mendapatkan TPA yang sesuai. Oleh

karena itu SIG dapat digunakan untuk mengolah permasalahan di atas.

Page 3: Proposal Tugas Akhir

3

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis akan menyusun penelitian yang

berjudul “Analisis Geospasial Persebaran TPS dan TPA di Kabupaten

Batang Menggunakan Sistem Informasi Geografis”.

Proses pemilihan lokasi TPA sampah Kabupaten Batang berdasarkan SNI

No.19-3241-1994 terdiri dari 3 tahap yaitu tahap penyaringan regional, tahap

penyaringan penyisih dan tahap penetapan. Pemilihan lokasi TPA secara garis

besar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Jauh dari permukiman penduduk,

2. Merupakan lahan tidak produktif,

3. Memenuhi syarat luas lahan yang ditentukan

4. Dekat dengan akses berupa jalan utama.

Dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat dilakukan

analisa dalam pemilihan calon lokasi TPA. Tentunya dengan analisa persebaran

TPS dapat diperoleh volume, jenis, dan sumber sampah (centroid sampah) di

Kabupaten Batang sehingga dapat membantu dalam studi pemilihan lokasi TPA

rekomendasi di Kabupaten Batang.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka diangkat

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah lokasi TPS dan TPA yang ada sudah tepat atau layak?

2. Bagaimana memilih lokasi TPA yang sesuai SNI No.19-3241-1994?

1.3 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini meliputi batasan berikut:

1. Menganalisa lokasi TPS dan TPA dengan kondisinya yaitu volume,

komposisi, dan distribusi.

2. Mengkaji penentuan calon lokasi TPA rekomendasi di Kabupaten Batang.

Page 4: Proposal Tugas Akhir

4

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis persebaran TPS dan

TPA serta pemilihan TPA rekomendasi di Kabupaten Batang.

1.5 MANFAAT

Manfaat dari kegiatan penelitian ini diharapkan dapat membantu instansi

terkait dalam pengambilan keputusan agar tercipta sistem pengeloalaan sampah

daerah yang lebih baik.

Page 5: Proposal Tugas Akhir

5

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sampah dan Permasalahannya

Sampah adalah barang buangan. Menurut wikipedia sampah adalah materi

sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses yang merupakan

konsep buatan manusia. Sampah merupakan masalah bagi orang di seluruh dunia

ini karena sampah merupakan suatu barang yg tidak terpakai lagi. Seiring dengan

semakin tingginya populasi manusia, maka produksi sampah juga akan semakin

tinggi. Hal itu tidak bisa dielakkan. Permasalahan persampahan yang sudah

mengemuka secara nasional didominasi oleh wilayah perkotaan yang memiliki

keterbatasan wilayah TPA sehingga dampaknya tidak saja terhadap pencemaran

lingkungan tetapi sudah menelan korban. Meskipun demikian, saat ini

permasalahan sampah masih terus berlanjut. Upaya perbaikan yang telah

dilakukan oleh berbagai pihak masih belum menunjukan hasil yang signifikan.

Terdapat 3 tahapan sistem pengelolaan sampah, yakni pengumpulan,

pengangkutan dan pembuangan akhir/pengolahan. Dalam tahap pengumpulan

inilah TPS (Tempat Penampungan Sementara) dan TPA (Tempat Penampungan

Akhir) sampah amat berperan.

2.2. Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information

System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang

memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih

sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun,

menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis,

misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para

praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan

data sebagai bagian dari sistem ini. Komponen-komponen pendukung SIG terdiri

dari lima komponen yang bekerja secara terintegrasi yaitu perangkat keras

(hardware), perangkat lunak (software), data, manusia, dan metode.

Page 6: Proposal Tugas Akhir

6

2.3. ArcGIS

ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan

oleh ESRI (Environment Science & Research Institute) yang merupakan

kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti

GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI

pada tahun 2000. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS desktop, dimana

arcGIS desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan

dikelompokkan atas tiga komponen yaitu: ArcView (komponen yang fokus ke

penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih

fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan

fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisis geoprosesing).

2.4. SNI 19-3241-1994

Kriteria untuk penentuan lokasi TPA sampah dibagi menjadi tiga bagian:

No. Kriteria Definisi

1. Regional Yaitu kriteria yang digunakan untuk menentukan zona layak

atau tidak layak sebagai berikut:

a. Kondisi geologi

tidak berlokasi di zona holocene fault.

tidak boleh di zona bahaya geologi.

b. Kondisi hidrogeologi

tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3

meter.

tidak boleh kelulusan tanah lebih besar dari 10-6

cm/det.

jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar

dari 100 meter di hilir aliran.

dalam hal tidak ada zona yang memenuffi kriteria-

kriteria tersebut diatas, maka harus diadakan

masuJkan teknologi.

Page 7: Proposal Tugas Akhir

7

c. kemiringan zona harus kurang dari 20%.

d. jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3.000

meter untuk penerbangan turbojet dan harus lebih besar

dari 1.500 meter untuk jenis lain

e. tidak boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah

banjir dengan periode ulang 25 tahun

2. Penyisih Yaitu kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik

yaitu terdiri dari kriteria regional ditambah dengan kriteria

berikut:

a. Iklim

hujan intensitas hujan makin kecil dinilai makin baik

angin: arah angin dominan tidak menuju ke

pemukiman dinilai makin baik

b. Utilitas: tersedia lebih lengkap dinilai lebih baik

c. Lingkungan biologis:

habitat: kurang bervariasi dinilai makin baik

daya dukung: kurang menunjang kehidupan flora dan

fauna, dinilai makin baik

d. Kondisi tanah

produktivitas tanah: tidak produktif dinilai lebih tinggi

kapasitas dan umur: dapat menampung lahan lebih

banyak dan lebih lama dinilai lebih baik

ketersediaan tanah penutup: mempunyai tanah

penutup yang cukup dinilai lebih baik

status tanah: makin bervariasi dinilai tidak baik

e. Demografi: kepadatan penduduk lebih rendah dinilai

makin baik

f. Batas administrasi: dalam batas administrasi dinilai

makin baik

g. Kebisingan: semakin banyak zona penyangga dinilai

Page 8: Proposal Tugas Akhir

8

semakin baik

h. Bau: semakin banyak zona penyangga dinilai semakin

baik

i. Estetika: semakin tidak terlihat dari luar dinilai makin

baik

j. Ekonomi: semakin kecil biaya satuan pengelolaan

sampah (per m3/ton) dinilai semakin baik.

3. Penetapan Yaitu kriteria yang digunakan oleh instansi yang berwenang

untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai

dengan kebijaksanaan instansi yang berwenang setempat dan

ketentuan yang berlaku.

Page 9: Proposal Tugas Akhir

9

3. METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batang, dengan metode survey

langsung ke lapangan dan melalui analisa Sistem Informasi Geografis. Dengan

berpedoman SNI 03-3241-1994 dapat dilakukan analisa dan overlay sesuai

dengan kriteria yang telah ada, dimana pembuangan sampah tidak boleh

dilakukan pada danau, sungai dan laut. Kemudian penentuan lokasi Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) dilakukan secara bertahap meliputi tahap regional, tahap

penyisih dan tahap penetapan. Secara umum penelitian ini dilakukan dalam 5

tahapan, yaitu:

1. Persiapan

Pada tahap persiapan meliputi pengumpulan data, baik data spasial maupun

data atribut. Data yang dibutuhkan antara lain:

a. Peta RBI Kabupaten Batang.

b. Peta Geologi Kabupaten Batang.

c. Peta Rawan Bencana.

d. Peta RTRW Kabupaten Batang.

e. Data posisi TPS dan TPA di Kabupaten Batang.

f. dan data pendukung lainnya

2. Survey Lapangan

Melakukan pengecekan langsung ke lapangan untuk mengetahui posisi dan

kondisi TPS dan TPA. Alat yang dibutuhkan yaitu GPS Handheld.

3. Pengolahan Data

Dalam tahap ini dilakukan pengolahan data yang telah ada yaitu data spasial

dan data atribut menggunakan ArcGIS 9.3. Hasil dari proses ini yaitu berupa

peta persebaran TPS dan TPA serta peta lokasi TPA rekomendasi.

4. Survey Lapangan 2

Melakukan survey lapangan ke lokasi TPA rekomendasi untuk kroscek site

TPA rekomendasi yang telah diperoleh.

5. Analisis

Setelah pengolahan data maka dilakukan tahap analisis dan dilakukan

penarikan kesimpulan.

Page 10: Proposal Tugas Akhir

10

1.6 DIAGRAM ALIR PENELITIAN

Penentuan diagram alir dari penelitian bertujuan untuk mencari bentuk yang

optimal dari analisis yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan

berbagai faktor-faktor permasalahan dan kebutuhan yang ada pada analisis

tersebut. Secara umum diagram alir penelitian digambarkan sebagai berikut:

Page 11: Proposal Tugas Akhir

11

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Data Spasial

-Koordinat TPS dan TPA

-Peta RBI

-Peta Geologi

-Peta Rawan Bencana

-Peta RTRW

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan

Data

Data Atribut

-Volume Sampah

-Jenis Sampah

-Distribusi Sampah

Peta Sebaran

TPS dan TPA

Analisis Sistem

Informasi Geografiis

Calon Lokasi

TPA Rekomendasi

Analisis dan

Kesimpulan

SNI No.19-3241-1994

Untuk TPA Rekomendasi

Overlaying Peta

Evaluasi dan Seleksi

(Tahapan Penyisih)

Disetujui?

Y

a

T

i

d

a

k

Peta Lokasi TPA

Rekomendasi

Page 12: Proposal Tugas Akhir

12

4. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No. Tahapan Penelitian Juni Julii Agustus September

2013 2013 2013 2013

1. Persiapan

2. Studi Literatur

3. Pengumpulan Data

4. Survey Lapangan

5. Analisis SIG

6. Pembuatan Peta TPS

dan TPA

7. Survey Lokasi TPA

Rekomendasi

8. Analisis

9. Pembuatan Laporan

Tabel 4.1. Jadwal Penelitian

5. DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Arianto. 2008. Penanganan Sampah Perkotaan Terpadu.

Prahasta, Eddy. 2009. Tutorial ArcView. Bandung: Informatika.

Prahasta, Eddy., 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.

Penerbit Informatika. Bandung

Oktasari Dyah Anggraini, Benno Rahardyan. 2009. Pemilihan Lokasi TPA dengan

Metode GIS di Kabupaten Bandung Barat. Bandung.