proposal tugas akhir

Upload: adi-putra

Post on 14-Jul-2015

268 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN DIAGNOSIS KECERDASAN EMOSIONAL BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUANPROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Elektro

Oleh : Nama No. Mahasiswa : Alvin Sahroni : 04524001

TEKNIK KENDALI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN

I. JUDUL TUGAS AKHIR Aplikasi Pendukung Keputusan Diagnosis Kecerdasan Emosional Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan

II. LATAR BELAKANG Emotional Quotient merupakan sebuah paradigma baru yang

mensinergikan science, sufisme, dan psikologi modern. Yang kini kian kukuh menjadi icon paradigma baru dalam menjalani kehidupan yang penuh turbelensi bagi para profesional dan next generation negeri ini. Berdasarkan kacamata Islami, Emotinal Quotient atau yang sering disebut sebagai dimensi mental ataupun kecerdasan emosi, dibangun oleh enam prinsip yang disebut rukun iman, di mana setiap aktivitas fisiknya selalu berada dalam bimbingan, arahan dan kendali dari rukun Islam. (Ary Ginanjar Agustian, 2003) Pada dewasa ini, kemajuan teknologi sangat berkembang pesat. Salah satu faktor yang paling berperan dalam era kecanggihan teknologi ini adalah lahirnya sebuah sistem digital (digital system). IT (Information Technology) merupakan salah satu hasil dari kecanggihan teknologi sistem digital yang mampu memberikan manfaat pada sekitar. Tak luput dari fungsinya, IT dan bidang-bidang ilmu yang lain mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak bisa dipungkiri bahwa di era modernisasi kita sebagai seorang pengejar ilmu dituntut untuk senantiasa mengembangkan teknologi yang ada, guna menunjang kehidupan yang lebih dinamis. Seperti kehidupan manusia yang pada hakikatnya memang diatur untuk terus berkembang, walaupun terkadang tidak disadari oleh

pelaku kehidupan itu sendiri. Jelas, kita mengakui bahwa IT sangat dibutuhkan di berbagai sektor kehidupan, termasuk di sektor usaha dengan manusia sebagai sasarannya. Salah satu latar belakang permasalahan yang ingin diangkat dalam kesempatan ini adalah berhubungan dengan psikologi manusia. Di setiap jenis usaha, perusahaan, maupun instansi seringkali psikotes ( yang biasanya menguji IQ ) digunakan sebagai salah satu alat ukur sebelum diterimanya seorang pelamar kerja di suatu perusahaan. Proses ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kecerdasan yang dimiliki orang tersebut sebelum ia diterima dan menduduki posisi tertentu di perusahaan itu. Setelah ditelusuri lebih lanjut, hal ini terbukti menjadi suatu permasalahan di dunia kerja, karena ternyata untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas dan berdaya saing maju, tidak hanya membutuhkan pengukuran berdasarkan kecerdasan, tetapi juga berdasarkan pada emosinya. Berdasarkan kenyataan yang ada, seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, belum tentu memiliki kadar emosi yang tinggi pula, dan begitu juga sebaliknya. Jadi tidak ada ditemukan keseimbangan antara tingkat kecerdasan dan kadar emosi didalam diri orang tersebut. Selama ini, penempatan seorang karyawan pada sebuah perusahaan semata-mata hanya dilihat dari bakat dan kecerdasannya. Sedangkan hal yang paling penting malah diabaikan. Dalam sebuah perusahaan dibutuhkan sumber daya yang berkualitas, dengan dasar-dasar organisasi yang baik pula. Dan sumber daya yang mempu berorganisasi dengan baik adalah sumber daya yang memiliki kadar kecerdasan emosi yang baik. Oleh karena itu, pengukuran kecerdasan emosi sangat penting dan sangat dibutuhkan di kalangan luas umumnya dan dunia kerja khususnya. Untuk itu,mahasiswa berusaha menyajikan sebuah alat ukur kecerdasan emosi yang akan dirangkai dalam sebuah sistem Informasi ( IT ), yang dapat digunakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana kadar kecerdasan emosi

seseorang, dengan ruang lingkup tidak hanya pada dunia kerja ( untuk mengukur kecerdasan emosi karyawan, sehingga dapat menempatkan karyawan tersebut pada posisi yang sepatutnya ), tetapi juga pada kehidupan nyata ( kalangan mansyarakat luas ). Sehingga dengan memanfaatkan dunia IT dapat menjadi suatu alternatif dalam mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan dengan dibuatnya suatu sarana yang dapat mendukung keputusan analisis kecerdasan emosional tersebut. Akan tetapi, bukan berarti apa yang dihasilkan dalam suatu IT menjadi nilai absolut bagi perusahaan tersebut, melainkan menjadi suatu pendukung keputusan bagi perusahaan dalam menentukan posisi yang terbaik untuk pegawainya nanti. Untuk memperlancar proses psikologi tersebut, maka mahasiswa ingin menggabungkan antara Emotional Quotient dengan sistem kecerdasan buatan berbasis Jaringan Syaraf Tiruan, yang cara kerjanya mirip dengan jaringan syaraf biologis pada manusia, yaitu dengan meniru sistem neuron-neuron yang ada pada jaringan syaraf manusia, baik itu dari segi kecerdasan maupun pola pembelajarannya. Selain itu, jaringan syaraf tiruan dapat digunakan untuk meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, berdasarkan pola kejadian yang ada di masa lampau. Dan untuk itu, mahasiswa menggunakan JST sebagai proses kerjanya, dengan alasan karena kemampuan JST yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diformulasikan, yaitu dengan melakukan metode pendekatan, yang biasa dilakukan dalam dunia psikologi. Berdasarkan hal-hal tersebut di ataslah yang telah melatarbelakangi untuk menggabungkan antara ilmu pengetahuan psikologi manusia dengan sebuah sistem teknologi yang diintegrasikan ke dalam sistem cerdas berbasis jaringan syaraf tiruan. Dimana dengan adanya penggabungan dua ilmu ini, diharapkan menjadi suatu solusi dalam menghadapi permasalahan yang ada dalam dunia kerja

III.

RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

perumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut : a. Bagaimana mendapatkan , dan mengolah data variabel-variabel dari kecerdasan emosional menurut psikologi menjadi bentuk data-data yang dapat di akusisi dan menjadi input dalam sistem jaringan syaraf tiruannb. Bagaimana penyusunan dan perancangan arsitektur jaringan syaraf tiruan

yang digunakan untuk mendapatkan keputusan yang optimal dengan tingkat MSE yang seminimum mungkin. c. Bagaimana merancang antar muka aplikasi diagnosis kecerdasan emosional berbasis jaringan syaraf tiruan ini agar dapat memudahkan para pengguna (user) dan administrator dalam mengoperasikan dan mengembangkan aplikasi ini.

IV.

BATASAN MASALAH Dengan adanya batasan masalah, mahasiswa dapat lebih

menyederhanakan dan mengarahkan penelitian dan pembuatan aplikasi agar tidak menyimpang dan sesuai dengan judul yang telah diangkat untuk diteliti dan dikembangkan. Adapun batasan-batasan masalahnya antara lain :1. Penelitian difokuskan untuk mendapatkan data-data kecerdasan emosional

dari dunia psikologi yang membahas tentang faktor-faktor atau variabelvariabel dalam menentukan kecerdasan emosinal manusia.2. Membuat dan merancang arsitektur jaringan syaraf tiruan agar dapat

mendapatkan output yang optimal sesuai dengan teori dalam dunia psikologi tentang kecerdasan emosional seseorang.

3. Merancang antar muka aplikasi yang user friendly.

4. Melakukan pengujian terhadap aplikasi apakah bekerja sesuai dengan keinginan

V.

TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah, untuk

mengimplementasikan salah satu sistem kecerdasan buatan yaitu berbasis jaringan syaraf tiruan dalam melakukan pembelajaran untuk mendiagnosis kecerdasan emosional seseorang. Dikarenakan jaringan syaraf tiruan adalah salah satu sistem kecerdasan buatan yang digunakan dalam pendukung pengambilan keputusan. Sehingga diharapkan dengan adanya aplikasi ini dapat membantu para psikolog atau divisi human resource dalam mengetahui kecerdasan emosional karyawan atau calon karyawannya untuk optimalisasi kompetensi dan potensi seseorang.

VI.

MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Dapat mewacanakan ke khalayak umum, bahwa antara dunia eksak dan non

eksak perlu dilakukan prinsip simbiosis mutualisme demi menciptakan karyakarya inovatif agar dapat menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang dihadapi.2. Dapat menciptakan suatu aplikasi pendukung keputusan yang dapat

digunakan untuk mendiagnosis keadaan kecerdasan emosional seseorang yang kedepannya dapat terus dikembangkan dan ditindaklanjuti agar dapat memaksimalkan potensi seseorang. Dimana diwujudkan dengan sistem aplikasi yang dapat di update secara berkala bagi para administratornya agar

aplikasi ini semakin handal dalam mendiagnosis kecerdasan emosional seseorang. 3. Sebagai referensi bagi mahasiswa teknik elektro, bahwa sebenarnya aplikasi jaringan syaraf tiruan sangat luas dan menyeluruh disetiap aspek keilmuan yang ada. BAB II DASAR TEORI

EMOTIONAL QUOTIENT ( KECERDASAN EMOSIONAL ) Peter Salovey dan Jack Mayer, pencipta istilah kecerdasan emosional, menjelaskannya sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual. Menurut Steven dan Howard dalam bukunya The EQ Edge menjelaskan bahwa kecerdasan emosional biasanya disebut sebagai street smart atau pintar, atau kemampuan khusus yang disebut akal sehat, terkait dengan kemampuan membaca lingkungan politik dan sosial, dan menatanya kembali; kemampuan memahami dengan spontan apa yang diinginkan dan dibutuhkan orang lain, kelebihan dan kekurangan mereka; kemampuan untuk tidak terpengaruh oleh tekanan; dan kemampuan untuk menjadi orang yang menyenangkan, yang kehadirannya didambakan orang lain. Menurut definisi para ahli di atas, EQ sebenarnya bukan sebuah bakat. EQ juga bukanlah prestasi, bukan minat pada suatu bidang pekerjaan ataupun sebuah kepribadian. Kecerdasan emosiaonal lebih bersifat dinamis jangka pendek yang strategis dan dapat diotak-atik sesuai dengan tuntutan keadaan. Oleh karena

itu, setiap batu-bata pembangun kecerdasan emosional dan keseluruhan bangunannya dapat diperbaiki dengan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Reuven Bar-On akhirnya menemukan cara untuk merangkum

kecerdasan emosional dengan membagi EQ ke dalam lima area atau ranah yang menyeluruh dan 15 skala kecerdasan emosional yang apliaksinya dapat digunakan untuk meningkatkan agresivitas kerja di berbagai ruang lingkup pada umumnya: 1) Kesadaran diri 2) Sikap asertif 3) Kemandirian4) Penghargaan diri

9)

Pemecahan masalah

10) Uji realitas 11) Sikap fleksibel 12) Ketahanan menanggung stress 13) Pengendalian impuls 14) Kebahagiaan 15) Optimisme

5) Aktualisasi diri 6) Empati 7) Tanggung jawab sosial 8) Hubungan Antarpribadi

Aspek-aspek di atas adalah beragam aspek yang sebaiknya ada pada individu sesuai dengan ranah pekerjaan yang diinginkan. Misalnya: Konsultan manajemen, kecerdasan emosi yang sebaiknya ada adalah : sikap asertif, kesadaran diri emosional, uji realitas, aktualisasi diri, dan kebahagiaan. Manajer bisnis (umum) : hubungan antarpribadi, sikap asertif, kebahagiaan, penghargaan diri, dan kesadaran-diri emosional. Pegawai negeri : optimisme, aktualisasi diri, penghargaan diri, kemandirian, dan sikap asertif. Psikolog / psikiater klinis : uji realitas, kemandirian, kebahagiaan, ketahanan menanggung stress, dan sikap fleksibel. Dst....

Dari limabelas aspek di atas telah disusun 50 butir pernyataan

No 1

PernyataanSaya tidak bisa mengontrol emosi saya sekalipun sedang berada di tempat umum

SS

S

TS

ST S

2

Saya baik

menjadikan

kegagalan

adalah

sebagai motivasi hidup untuk jadi lebih

3

Saya

mudah

merasakan

iba

pada

orang lain

4

Saya

cenderung

mendahulukan

kepentingan saya dari pada orang lain

5

Saya merasakan apa yang orang lain rasakan dan punya keinginan untuk bisa membantunya

6

Saya akan memilih menghindar dari orang yang memiliki kecenderungan ingin tahu lebih banyak tentang diri

saya

7 8

Saya

memilih

menyendiri

di

suatu

tempat bila saya dalam keadaan sedih Saya akan memilih diam daripada

bersosialisasi dengan lingkungan yang belum saya kenal

9

Saya merasa bangga bila ada orang lain yang memuji positif saya kelebihan

10

Saya akan merasakan apa yang orang lain rasakan sekalipun itu hanya dengan menggunakan ilustrasi gambar

11

Saya akan mondar-mandir tidak jelas bila saya dalam keadaan khawatir

12

Saya pasti akan memilih untuk berbagi cerita dengan orang lain, ketika saya menganggap kalau cerita itu adalah merupakan sebuah beban

13

Saya cenderung suka beraksi di depan kamera

14

Saya tidak merasa diri saya itu jelek tapi juga kurang setuju kalau diri saya buruk

15

Saya akan percaya diri ke manapun, di manapun dan dengan siapapun saya berada

16

Saya menganggap orang tua saya adalah salah satu alasan saya menempuh kehidupan

17

Saya cenderung akan bermain tangan bila saya marah dan tersinggung karena sesuatu hal

18

Saya

tergolong

orang

yang

suka

memuji diri sendiri

19

Saya sering mencatat jadwal kegiatan dalam sebuah buku kecil atau dalam handphone supaya tidak lupa

20

Saya dengan

lebih

sering di

memenangkan kerja orang saya lain

perdebatan

tempat

membiarkan

mengalah dan diam.

21

Orang saya

seringkali

menyapa

saya

terlebih dahulu ketika bertemu dengan

22

Sulit bagi saya untuk menghapal nama orang, tetapi saya tahu saya telah mengenalnya

23

Saya tergolong orang yang optimis, tidak peduli dengan kegagalan yang menjadi konsekuensi terburuk saya

24

Saya termasuk orang yang motivatif karena saya tidak perlu repot-repot mencari motivasi dari orang lain.

25

Saya kira

cukup potensi

mempunyai apa yang untuk

potensi saya proses

sebenarnya, tetapi saya bingung kiraperlu kembangkan keberhasilan saya

26

Saya tergolong orang yang pandai memprioritaskan suatu perkerjaan dan berani memilih sesuai dengan kata hati saya apapun nanti resikonya

27

Apabila

terjadi

sebuah

kegagalan

dalam pekerjaan yang saya pimpin maka saya cenderung menyalahkan diri saya.

30

Bagi saya, kejujuran adalah modal utama untuk meraih keberhasilan

31

Keberhasilan

menurut

saya

tidak

dinilai dari banyaknya materi yang diperoleh, melainkan berapa banyak nilai yang telah kita berikan kepada orang lain.

32

Saya banyak mempunyai teman yang mendukung kegiatan saya

33

Saya

mempunyai

keluarga

yang

kurang interaktif dengan saya

34

Saya tidak peduli dengan berapa tinggi pendidikan yang saya tempuh, yang terpenting pengalaman bagi saya adalah

35

Kecerdasan emosional adalah bakat yang sudah ada dalam diri saya ketika

saya lahir

36

Saya sering tidak sadar kenapa saya marah, ketika ingin marah ya saya akan meluapkannya

37

Saya tahu batas kemampuan saya dalam menguasai bidang pekerjaan maka saya tidak akan berani ambil resiko

38

Saya

merasa

bersalah

dan

segera

meminta maaf ketika tiba-tiba saya marah kepada orang lain meskipun saya tahu bukan saya yang bersalah

39

Saya akui, saya mempunyai cara yang cukup komunikatif untuk membuat orang tertarik pada saya

40

Saya mampu menyampaikan dengan lisan maupun tulisan segala ide dan gagasan saya kepada publik

41

Saya termasuk orang yang pandai membela diri dan mempertahankan pendapat

42

Selama ini saya sudah merasa bahagia dan bersyukur dengan kehidupan yang saya jalani

43

Saya adalah orang yang idealis dan berpikir konsekuensi buruk yang akan terjadi di masa yang akan datang

44

Saya tidak peduli dengan fakta di depan saya karena bagi saya, yang terpenting adalah sikap kita dalam menghadapinya

45

Orientasi saya dalam hidup adalah akhirat

46

Saya lebih bisa mengendalikan amarah dan berpikir jernih untuk mengambil tindakan solusi yang tepat guna

47

Saya termasuk orang yang mempunyai tanggung jawab sosial tinggi, baik di lingkungan tempat kerja masyarakat maupun di

48

Saya mampu konstruktif yang gawat sekalipun

dan tetap

tegar bertahan menghadapi kejadian

49

Saya akan membeli barang yang saya butuhkan, bukan barang yang saya inginkan

50

Saya dan

mampu beralasan

menunjukkan dengan tanpa tegas harus

ketidaksetujuan saya

menyinggung orang lain.

JARINGAN SYARAF TIRUAN Masalah-masalah yang secara eksplisit dapat diformulasikan dan langkah-langkah pemecahannya pun dapat secara eksplisit diformulasikan, maka pendekatan dengan menggunakan jaringan saraf tiruan (artificial neural networks, selanjutnya disebut jaringan saraf) akan dihindari. Dalam kasus ini seseorang akan cenderung menggunakan komputer digital. Banyak masalah yang paling kompleks seperti fisika partikel, struktur molekul organik, pengendali pesawat antariksa, telemetri, dan bidang lainnya dapat ditangani secara baik oleh komputer-bila permasalahan dapat diformulasikan. Namun bilamana suatu permasalahn tidak dapat diformulasikan secara eksplisit, atau ketika formulasi eksplisit berakibat hilangnya sensitivitas karena pendekatan yang tidak tepat atau ketika terjadi gangguan maka digunakanlah jaringan saraf. Pada dasarnya, Jaringan Syaraf Tiruan (JST) mencoba meniru cara kerja otak mahkluk hidup. Salah satu struktur yang ingin ditiru adalah bentuk neuronnya (sel syaraf). Neuron dalam banyak hal sama dengan sel-sel tubuh yang lain,

hanya bedanya sel neuron tidak dapat berkembang biak. Faktor kecerdasan dari syaraf tidak ditentukan di dalam sel, tetapi terletak pada bentuk dan topologi jaringannya. (Andri Kristanto, 2004). Jaringan syaraf adalah merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut. Istilah buatan disini digunakan karena jaringan syaraf ini diimplementasikandengan menggunakan program komputer yang mampu menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selama proses pembelajaran. Ada beberapa tipe jaringan syaraf, namun demikian, hampir semuanya memiliki komponen-komponen yang sama. Seperti halnya otak manusia, jaringan syaraf juga terdiri-dari beberapa neuron, dan ada hubungan antara neuron-neuron tersebut. Neuron-neuron tersebut akan mentransformasikan informasi yang diterima melalui sambungan keluarnya menuju ke neuron-neuron yang lain. Pada jaringan syaraf, hubungan ini dikenal dengan nama bobot. Informasi tersebut disimpan pada suatu nilai tertentu pada bobot tersebut. Gambar 1 menunjukkan struktur neuron pada jaringan syaraf.

bobotInput dari neuronneuron yang lain

bobot Output ke Fungsi aktivasi Outputneuronneuron yang lain

Gambar : Struktur neuron jaringan syaraf. Jika kita lihat, neuron buatan ini sebenarnya mirip dengan sel neuron biologis. Neuron-neuron buatan tersebut bekerja dengan cara yang sama pula dengan neuron-neuron biologis. Informasi (disebut dengan: input) akan dikirim ke neuron dengan bobot kedatangan tertentu. Input ini akan diproses oleh suatu

fungsi perambatan yang akan menjumlahkan nilai-nilai semua bobot yang yang datang. Hasil penjumlahan ini kemudian akan dibandingkan dengan suatu nilai ambang (threshold) tertentu melalui fungsi aktivasi setiap neuron. Apabila input tersebut melewati suatu nilai ambang tertentu, maka neuron tersebut akan diaktifkan, tapi kalau tidak, maka neuron tersebut tidak akan diaktifkan. Apabila neuron tersebut diaktifkan, maka neuron tersebut akan mengirimkan output melalui bobot-bobot outputnya ke semua neuron yang berhubungan dengannya. Demikian seterusnya. Pada jaringan syaraf, neuron-neuron akan dikumpulkan dalam lapisanlapisan (layer) yang disebut dengan lapisan neuron (neuron layers). Biasanya neuron-neuron pada satu lapisan akan dihubungkan dengan lapisan-lapisan sebelum dan sesudahnya (kecuali lapisan input dan lapisan output). Informasi yang diberikan pada jaringan syaraf akan dirambatkan lapisan ke lapisan, mulai dari lapisan input sampai ke lapisan output melalui lapisan yang lainnya, yang sering dikenal dengan nama lapisan tersembunyi (hidden layer). Tergantung pada algoritma pembelajarannya, bisa jadi informasi tersebut akan dirambatkan secara mundur pada jaringan. Gambar 2 menunjukkan jaringan syaraf sederhana dengan fungsi aktivasi F.

x1

w1 w2

x2

b 1

a

F

y

wN xN

Gambar : Fungsi aktivasi pada jaringan syaraf sederhana. Pada Gambar 2 tersebut sebuah neuron akan mengolah N input (x1, x2, , xN) yang masing-masing memiliki bobot w1, w2, , wN dan bobot bias b, dengan rumus: a = xiwii =1 N

Kemudian fungsi aktivasi F akan mengaktivasi a menjadi output jaringan y.

FUNGSI AKTIVASI Ada beberapa fungsi aktivasi yang sering digunakan dalam jaringan syaraf tiruan. Fungsi Aktivasi yang disediakan pada toolbox Matlab, antara lain: 1. Fungsi undak biner (hardlim) 2. Fungsi bipolar (hardlims) 3. Fungsi linear (purelin) 4. Fungsi saturating linear (satlin) 5. Fungsi symetric saturating linear (satlins) 6. Fungsi sigmoid biner (logsig) 7. Fungsi sigmoid bipolar (tansig) BACKPROPAGATION Pelatihan suatu jaringan yang menggunakan backpropagation terdiri dari 3 langkah, yaitu : pelatihan pola input secara feed forward, perhitungan dan backpropagation dari kumpulan kesalahan dan penyesuaian bobot. Sesudah pelatihan, aplikasi dalam jaringan hanya terdiri dari fase feedforward. Bahkan, jika pelatihan menjadi lambat, sebuah jaringan yang dilatih dapat menghasilkan outputnya sendiri secara cepat. Banyak variasi dari backpropagation yang dapat dibangun untuk meningkatkan kecepatan ptoses pelatihan.

Jaringan syataf banyak lapisan dengan satu lapisan dari unit yang tersembunyi dapat dilihat dari gambar dibawah ini:

Gambar : jaringan syaraf backpropagation dengan 1 lapisan tersembunyi

Unit output (unit Y) dan unit yang tersembunyi juga mempunyai bias. Bias pada unit Yk disimbolkan dengan Wok dan bias pada unit tersembunyi Zj disimbolkan dengan Voj. Bias tersebut selalu bernilai 1. Dari gambar tersebut dapat dilihat hanya aliran informasi langsung untuk fase feedforward pada operasi yang ditunjukkan. Seperti yang telah ditunjukkan pada bagian atas, pelatihan sebuah jaringan yang menggunakan backpropagation terdiri dari 3 langkah, yaitu : pelatihan pola input secara feedforward, perhitungan dan backpropagation dari kumpulan kesalahan dan penyesuian bobot. Selama kondisi feedforward, masing-masing unit input (Xi) menerima sebuah sinyal input dan mengirimkan sinyal tersebut ke masing-masing unit

tersembunyi Z1,,Zp. Masing-masing unit tersembunyi kemudian menghitung aktivasi dan mengirimkan sinyalnya (Zj) ke masing-masing unit output. Masingmasing unit output (Yk) kemudian menghitung aktivasinya (Yk) untuk membentuk respon dalam jaringan yang diberi pola input. Selama pelatihan, masing-masing unit output membandingkan

perhitungan aktivasi (Yk) dengan nilai target (tk) kemudian meenentukan kumpulan kesalahan untuk pola yang ada pada unit. Berdasarkan kesalahan tersebut, nilai faktor k (k=1,,m) dihitung. Kemudian k digunakan untuk mendistribusikan kesalahan pada unit output (Yk) kembali ke semua unit pada lapisan sebelumnya. Unit yang tersembunyi dihubungkan dengan Yk. Kondisi semacam ini nanti akan digunakan untuk memperbaiki bobot diantara output dan lapisan tersembunyi. Untuk hal yang sama, nilai factor j(j=1,,p) dihitung untuk masing-masing unit yang tersembunyi (Zj). Hal ini tidak diperlukan untuk meyebarkan kesalahan ke lapisan input, tetapi j digunakan untuk memperbaiki bobot diantara lapisan tersembunyidan lapisan input. Sesudah semua factor ditentukan, bobot untuk semua lapisan disesuaikan secara simultan. Penyesuaian bobot Wjk (dari unit tersembunyi Zj ke unit output Yk) didasarkan pada factor k dan aktivasi Zj pada unit tersembunnyi Zj. Penyesuaian bobot Vjk (dari unit input Xi ke unit tersembunyi Zj) didasarkan pada factor j dan aktivasi Xi pada unit input. Dalam fungsi aktivasi yang nantinya digunakan dalam jaringan backpropagation, seharusnya mempunyai beberapa karakter yang penting, berlanjut dan berbeda, salah satu fungis aktivasi yang biasanya digunakan pada jaringan ini adalah fungsi binary sigmoid dimana mempunyai jangkauan 0 dan 1 dan didefenisikan dengan rumus :

Dengan : f1(x) = f1(x)[1-f1(x)]

fungsi tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut :0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 -2

-1.5

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

Gambar : Binary sigmoid dengan jangkauan 0 dan 1

Untuk fungsi aktivasi lain adalah bipolar sigmoid yang mempunyai jangkauan (-1 ,1) didefinisikan dengan rumus :

Dengan f2 (x) = [1+f2(x)][1-f2(x)] fungsi bipolar sigmoid berhubungan erat dengan fungsi :

Fungsi bipolar sigmoid dapat dilihat dari gambar berikut ini :1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1 -2

-1.5

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

Gambar : bipolar sigmoid dengan jangkauan -1 dan 1

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Adapun tahap perancangan sistem ini secara garis besar antara lain : i. Menentukan variabel penelitian Rumusan hipotesis selalu merupakan kalimat deklaratif mengenai hubungan di antara variabel-variabel penelitian. Variabel penelitian yang kami ambil di sini adalah kecerdasan emosional. Pentingnya kecerdasan emosional dalam dunia usaha, misalnya, sudah banyak dibuktikan oleh berbagai penelitian, kritik, dan artikel bebas yang menguraikan bahwa kecerdasan emosional sangat berpengaruh pada sukses atau tidaknya seseorang dalam menghadapi tantangan nyata di dunia kerja. Sebagai bukti, seorang CEO program pengembangan kepemimpinan di Pennsylvania, menekankan bahawa kepemimpinan yang tanguh dimulai dengan kesadaran diri yaitu menyadari siapa diri kita dan nilai-nilai yang kita anut. Dia menekankan betapa pentingnya komunikasi, keaslian, dan kemampuan menjadi pendengar yang tidak defensif (mau menerima saran dan kritik); tidak ada kaitannya dengan perencanaan kebijakan atau pengetahuan tentang perencanaan anggaran melainkan sangat berkaitan dengan kecerdasan emosional (Paul Weiand, 1999). Sedangkan definisi operasional kecerdasan emosional itu sendiri adalah kemampuan individu terkait dengan bagaimana dia membaca lingkungan politik dan sosial dan menatanya kembali, memahami dengan spontan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh orang lain, kelebihan dan kekurangan mereka, kemampuan untuk tidak terpengaruh oleh tekanan, dan kemampuan untuk menjadi orang yang menyenangkan, yang kehadirannya sangat didambakan oleh orang lain.

ii. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan metode skala penelitian buatan sendiri. Dimana skala kecerdasan emosional berisi berbagai aspek yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Kesadaran diri Sikap asertif Kemandirian Penghargaan Diri Aktualisasi Diri Empati Tanggung Jawab Sosial Hubungan Antar Pribadi Pemecahan Masalah Uji Realitas Sikap Fleksibel Ketahanan menanggung stress Pengendalian impuls Kebahagiaan optimisme Aspek-aspek di atas adalah beragam aspek yang sebaiknya ada pada individu sesuai dengan ranah pekerjaan yang diinginkan. Misalnya:

Konsultan manajemen, kecerdasan emosi yang sebaiknya ada adalah : sikap asertif, kesadaran diri emosional, uji realitas, aktualisasi diri, dan kebahagiaan.

Manajer bisnis (umum) : hubungan antarpribadi, sikap asertif, kebahagiaan, penghargaan diri, dan kesadaran-diri emosional. Pegawai negeri : optimisme, aktualisasi diri, penghargaan diri, kemandirian, dan sikap asertif. Psikolog / psikiater klinis : uji realitas, kemandirian, kebahagiaan, ketahanan menanggung stress, dan sikap fleksibel. Dst....

Dari limabelas aspek di atas telah disusun 50 butir pernyataan.iii.

Pengolahan data Kegiatan pengolahan data diawali dari tabulasi data ke dalam suatu tabel

induk, klasifikasi data, dan analisis deskriptif. Data-data yang telah didapatkan akan digunakan sebagai input aplikasi komputer dengan berbasis JST. Hasil pemecahan permasalahan dengan bantuan metode statistik nantinya diharapkan mendapatkan hasil yang sama dengan aplikasi dari komputer dengan basis JST yang kami susun. iv. Pembuatan algoritma

Adapun pembuatan algoritma disini mencakup pada perumusan dan mengurutkan tahapan-tahapan ataupun sistematika dari kerja jaringan syaraf tiruan. Data-data yang telah didapatkan pada proses sebelumnya, menjadi suatu bahan dalam pembuatan algoritma demi mendapatkan hasil output yang sesuai dengan target dari program dengan harapan pendekatan yang dilakukan sudah benar. didapatkan error ( kesalahan ) yang semakin kecil nilai kesalahan mengindikasikan bahwa algoritma atau

v. Pembuatan

arsitektur jaringan jaringan syaraf

syaraf tiruan

tiruan untuk

dan

Proses

pembelajaran

mendapatkan

performa paling handal Adapun tahap yang selanjutnya yang harus dilakukan adalah dengan melakukan perancangan dan pembuatan arsitektur jaringan syaraf tiruan. Dalam judul sudah dituliskan bahwa dalam rancang bangun aplikasi ini kita menggunakan metode backpropagation. Dalam metode ini kita melihat ada 3 bagian yaitu : input, hidden layer, dan output. Perhatikan gambar berikut :

Gambar : arsitektur jaringan syaraf tiruan dengan metode backpropagation Dalam perancangan ataupun pembuatan arsitektur jaringan syaraf tiruan ini adalah dengan menentukan berapa banyak neuron masukan (input), hidden layer (lapisan tersembunyi), dan output layer. Masing-masing dari lapisan memiliki maksud dan representasi yang berbeda. Dan segala hal yang berhubungan dengan arsitektur jaringan syaraf tiruan tersebut bergantung pada data dan hasil dari observasi dilapangan. Kehandalan sistem jaringan syaraf tiruan dalam menyelesaikan setiap permasalahan bergantung pada pembentukan arsitektur. Disaat arsitektur yang digunakan masih menghasilkan nilai error yang besar, berarti arsitektur belum handal, dan harus dicoba terus- menerus dengan

menggunakan berbagai macam perbaikan arsitekturnya agar nantinya didapatkan hasil yang optimal Setelah kita menentukan bagaimana bentuk dan aristektur yang digunakan, maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan modifikasi nilai bobot dan variabel-variabel lain yang berhubungan dengan jaringan syaraf tiruan. Adapun hal-hal tersebut antara lain : Bobot yaitu informasi-informasi yang dibawa oleh tiap-tiap neuron yang saling berhubungan, dimana informasi-informasi tersebut direpresentasikan dalam bentuk nilai angka. Fungsi aktivasi yaitu fungsi-fungsi yang merupakan suatu persamaan yang menjadi penentu apakah data-data informasi yang masuk kedalam suatu neuron tersebut akan diteruskan atau dibuang. Semua hal tersebut menjadi suatu nilai yang akan menentukan proses dan pembelajaran dari sistem jaringan syaraf tiruan. Dalam praktiknya, nilai-nilai tersebut akan mengalami perubahan-perubahan dan modifikasi yang bertujuan untuk memperoleh hasil output yang maksimal yaitu dengan nilai error yang sangat rendah ( telah mencapai nilai target error ). Sehingga nilai-nilai tersebut didapatkan dengan mencoba-mencoba memodifikasi dan mengganti variabelvariabel diatas vi. Pembuatan GUI (Graphical User Interface) Langkah selanjutnya dalam program ini adalah dengan merancang GUI. GUI merupakan tampilan grafis yang berfungsi sebagai pengganti perintah teks untuk user berinteraksi dengan program yang sedang dijalankan. Dengan GUI program yang dibuat akan ditampilkan lebih menarik, efektif, dan atraktif sehingga user (pengguna) tidak mudah bosan dan mudah untuk digunakan.

Gambar : Contoh perancangan sistem GUI pada menu Login BAB IV SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam sistematika penulisan tugas akhir ini diberikan uraian bab demi bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya. Pokok-pokok permasalahan dalam penulisan ini dibagi menjadi lima bab : BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar permasalahan yang dibahas seperti latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II

: LANDASAN TEORI

Merupakan penjelasan secara terperinci mengenai teori-teori yang digunakan sebagai landasan untuk pemecahan masalah. Memberikan garis besar metode yang digunakan oleh peneliti sebagai kerangka pemecahan masalah.

BAB III :

PERANCANGAN SISTEM

Bagian ini menjelaskan metode-metode perancangan yang digunakan, cara mengimplementasikan rancangan dan pengujian sistem yang telah dibuat serta batasan dan hambatan yang ditemui selama proses perancangan dan implementasi sistem. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil sistem yang dibuat dibandingkan dengan dasar teori sistem. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dan saransaran yang diperoleh dari perancangan, implementasi sistem, juga keterbatsanketerbatasan yang ditemukan dan asumsi-asumsi yang dibuat selama melakukan tugas akhir.

DAFTAR PUSTAKA Agustian, Ary Ginanjar. 2003. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power. Jakarta: Arga. Ekman, Paul. 2003. Membaca Emosi Organisasi. Yogyakarta: Think. Etty, Maria. 2002. Mengelola Emosi. Jakarta: PT. Gramedia. Albin, Rochelle Semmel. 1986. Emosi. Yogyakarta: Kanisius. Mahdaleni, Efrida. 2004. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kecemasan dalam Menghadapi Ujian pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UII Yogyakarta (skirpsi). Yogyakarta. Azwar, Saifuddin, MA. 1988. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Kusumadewi, Sri. 2004. Membangun Jaringan Syaraf Tiruan. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Kusumadewi, Sri. 2006. Integrasi Sistem Fuzzy dan Jaringan Syaraf. Yogyakarta: GRAHA ILMU. Kristanto, Andi. 2004. Jaringan Syaraf Tiruan. Yogyakarta: GAVA MEDIA Siang, Jong Jek, Drs. 2005. Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemogramannya Menggunakan MATLAB. Yogyakarta: Andi Stein, Steven J. 2002. Ledakan EQ (terjemahan). Bandung: Kaifa. Winarsunu, Tulus. 2002. Statistik dalam Penelitian Psikologi danPendidikan. Malang: UMM Press. Syam, Baso.2001 Kecerdasan Emosional dan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi UII (skripsi).Yogyakarta.