proposal tugas akhir 2014

23
PROPOSAL TUGAS AKHIR PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 25 TOWER B PROYEK PEMBANGUNAN APARTMENT THE ASPEN PEAK RESIDENCES @ADMIRALTY FATMAWATI JAKARTA SELATAN Diusulkan oleh : AMELIA SULISTIANI 3112110011 PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA [Type text] Page 1

Upload: ameliasulistiani

Post on 06-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Pekerjaan Pembesian dan Pengecoran Kolom, Balok dan Pelat Lantai

TRANSCRIPT

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 25 TOWER B PROYEK PEMBANGUNAN APARTMENT THE ASPEN PEAK RESIDENCES @ADMIRALTY FATMAWATI JAKARTA SELATAN

Diusulkan oleh :

AMELIA SULISTIANI3112110011

PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNGJURUSAN TEKNIK SIPILPOLITEKNIK NEGERI JAKARTADEPOK2015

PROPOSAL PENGAJUAN TUGAS AKHIRLEMBAR PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir:Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Lantai 25 Tower B Proyek Pembangunan Apartement Teh Aspen Peak Residences Fatmawati Jakarta Selatan1. Subjek Tugas Akhir:Tata Laksana2. Nama Mahasiswa:Amelia Sulistiani31121100113. Pembimbing yang diusulkan:Mursidxxxxxxxxxxxxx x xxx

Depok, Februari 2015Diajukan oleh,Mahasiswa

Amelia SulistianiNIM 3112110011

Mengetahui,

Koordinator KPK Tata LaksanaDosen Pembimbing

Sarito Mursid

iNIP.NIP.

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN iDAFTAR ISI..iiBAB IPENDAHULUAN1.1 LatarBelakangMasalah.11.2 Permasalahan.21.3 PembatasanMasalah.21.4 TujuanPenulisan2BAB IISTUDI KASUS2.1 Kolom2.1.1 Pengertian Kolom32.2 Balok.42.2.1 PengertianBalok.42.2.2 PersyaratanBalok52.3 Pelat.62.3.1 PengertianPelat.62.3.2 PersyaratanPelat62.4 PekerjaanPembesian72.4.1 Pengertian Pekerjaan Pembesian72.5 PekerjaanBekisting.72.5.1 PerencanaanCetakan72.5.2 PembongkaranCetakan82.6 PekerjaanPengecoran.82.6.1 RencanaPembuatanBeton82.6.2 KinerjaBeton.92.6.3 PerawatanBeton.9BAB IIIMETODELOGI3.1 MetodePenulisan113.2 SistematikaPenulisan113.3 Schedule123.3Objek / Lokasi12BAB IVPENUTUP13DAFTAR PUSTAKA

ii[Type text]Page 1

9

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangProyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi dengan standar kualitas yang baik. Dalam usaha pencapaian hasil pekerjaan konstruksi yang baik dibutuhkan berbagai macam elemen pendukung dalam pelaksanaan pekerjaantersebut.Dalam perkembangan pekerjaan konstruksi untuk saat ini menjadi semakin komplek dan semakin canggih. Pelaksanaan proyek konstruksi sekarang banyak memanfaatkan teknologi baru, sumber daya manusia maupun material yang semakin banyak.Catatan:1. Tolongditambahkankalimatdalambeberapaparagraf yang memuatpermasalahan yang timbulakibatkompleksnyapermasalahandalampembanunan Tower (misalnyadenganjumlahlantaitertentu) sehinggamenimbulkanpermasalah, misalnya: 1) mungkinsajabiayapelaksanaanmeningkat, 2) waktukerjatidakefektif, 3) resikokecelakaan, dan lain-lain.2. Masukankalimatdalamparagraf yang memuattentangkajiandanhasilkajian yang akandigunakansesuaipermasalah di lapangan, sesuaiteori

1.2PermasalahanDengan memperhatikan hal-hal yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :1. Mengkaji metode pelaksanaan pekerjaan struktur (kolom, balok, dan slab) pada proyek Admiralty Residence (Tower B)2. Merencanakankuantitas pekerjaan pembesian, pembekistingan dan pengecoran pada struktur proyek Adiralty Residence (Tower B)

1.3Pembatasan MasalahDari permasalahan di atas peneliti membatasi masalah sebagai berikut:1. Objek tugas akhir adalahPembangunan Apartemen The Aspen Peak Residences @Admiralty Jl. RS. Fatmawati No. 1, Jakarta Selatan2. Peninjauan tugas akhir adalah pekerjaan struktur dari lantai 21 sampai dengan lantai 28 (atap).

1.4Tujuan Penulisan1. Mengetahui metode pelaksanaan pekerjaan struktur2. Mengetahui kuantitas pekerjaan pembesian, pembekistingan dan pengecoran pada struktur proyek Admiralty Residence (Tower B)

BAB IISTUDI PUSTAKA

2.1Kolom2.1.1Pengertian KolomKolom adalah komponen struktur bangunan yang bertugas menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil (Dipohisodo,1994). Kolom merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang.Kolom beton (tiang beton) adalah beton bertulang yang diletakkan dengan posisi vertikal. Kolom berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding bata dan penerus beban dari atas menuju sloof yang kemudian diterima oleh pondasi.Seperti kita ketahui bahwa kolom adalah bagian dari struktur atas dalam posisi vertikal yang berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding bata dan meneruskan beban diatasnya. Sedangkan komponen struktur yang menahan beban aksial vertikal dengan rasio bagian tinggi dengan dimensi lateral terkecil kurang dari tiga dinamakan pedestalatauseringdisebutistilah lain dari pedestal. Sebagian dari suatu kerangka bangunan dengan fungsi dan peran seperti tersebut. Kolom menempati posisi penting di dalam sistem struktur bangunan.Kegagalan kolom akan berakibat langsung akan runtuhnya komponen struktur lain yang berhubungan dengannya atau bahkan merupakan batas runtuh total keseluruhan struktur suatu bangunan. Pada umumnya kegagalan atau keruntuhan komponen tekan tidak diawali dengan tanda peringatan yang jelas, bersifat mendadak. Oleh karena itu, dalam merencanakan struktur kolom harus diperhitungkan secara cermat dengan memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi daripada untuk komponen struktur lainnya.Bentuk dan susunan tulangan pada kolom dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :1. Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang dan sengkang.2. Kolom bundar dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral sengkang atau laterial.3. Kolom komposit yang terdiri atas beton dan profil baja atau pipa. Struktural di dalamnya dengan/tanpa diberi tulangan pokok memanjang.2.2Balok

2.2.1Pengertian BalokBalok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban.Apabila suatu gelagar balok bentangan sederhana menahan beban yang mengakibatkan timbulnya momen lentur akan terjadi deformasi (regangan) lentur di dalam balok tersebut. Regangan-regangan balok tersebut mengakibatkan timbulnya tegangan yang harus ditahan oleh balok, tegangan tekan di sebelah atas dan tegangan tarik dibagian bawah. Agar stabilitas terjamin, batang balok sebagai bagian dari sistem yang menahan lentur harus kuat untuk menahan tegangan tekan dan tarik tersebut karena tegangan baja dipasang di daerah tegangan tarik bekerja, di dekat serat terbawah, maka secara teoritis balok disebut sebagai bertulangan baja tarik saja (Dipohusodo,1996).Untuk menjadi penyaluran gaya yang baik di dalam balok, maka di daerah momen lapangan dan momen tumpuan maksimum dianjurkan supaya antara batang tulangan utama tidak melebihi 150 mm. Bila momen di suatu tempat menurun, jarak batas ini dapat digandakan menjadi 300 mm. Oleh karena itu, dalam sebuah penampang balok persegi setidaknya harus terdapat empat batang tulangan dipasang pada tiap sudut penampang, batang-batang disudut ini dan yang membentang sepanjang balok dilingkari oleh sengkang-sengkang. Agar mendapatkan kekakuan secukupnya bagi sengkang tulangan dianjurkan agar menggunakan batang-batang yang diameternya tidak kurang dari 6 mm.2.2.2Persyaratan Balok Persyaratan balok menurut PBBI 1971.N.I - 2 hal. 91 sebagai berikut :1. Lebar badan balok tidak boleh diambil kurang dari 1/50 kali bentang bersih. Tinggi balok harus dipilih sedemikian rupa hingga dengan lebar badan yang dipilih.2. Untuk semua jenis baja tulangan, diameter (diameter pengenal) batang tulangan untuk balok tidak boleh diambil kurang dari 12 mm. Sedapat mungkin harus dihindarkan pemasangan tulangan balok dalam lebih dari 2 lapis, kecuali pada keadaan-keadaan khusus.3. Tulangan tarik harus disebar merata didaerah tarik maksimum dari penampang.4. Pada balok-balok yang lebih tinggi dari 90 cm pada bidang-bidang sampingnya harus dipasang tulangan samping dengan luas minimum 10% dari luas tulangan tarik pokok. Diameter batang tulangan tersebut tidak boleh diambil kurang dari 8 mm pada jenis baja lunak dan 6 mm pada jenis baja keras.5. Pada balok senantiasa harus dipasang sengkang. Jarak sengkang tidak boleh diambil lebih dari 30 cm, sedangkan dibagian balok sengkang-sengkang bekerja sebagai tulangan geser. Atau jarak sengkang tersebut tidak boleh diambil lebih dari 2/3 dari tinggi balok. Diameter batang sengkang tidak boleh diambil kurang dari 6 mm pada jenis baja lunak dan 5 mm pada jenis baja keras.

2.3 Pelat

2.3.1 Pengertian PelatPelat beton bertulang merupakan sebuah bidang datar yang lebar, biasanya mempunyai arah horizontal dengan permukaan bawah dan atasnya sejajar atau mendekati sejajar. Pelat beton bertulang direncanakan untuk memikul beban yang merata yang bekerja pada seluruh luas permukaannya.Pelat biasanya ditumpu oleh gelagar atau balok bertulang dan biasanya pelat dicor menjadi satu kesatuan dengan gelagar tersebut. Tulangan-tulangan baja pada pelat biasanya dipasang sejajar dengan permukaan pelat. Batang-batang baja lurus dapat dipakai sebagai tulangan walaupun pada pelat-pelat menerus batang-batang baja bawah seringkali dibengkokkan ke atas untuk memikul momen-momen negatif yang bekerja pada perekatan.

2.3.2Persyaratan PelatPersyaratan pelat menurut PBBI 1971.N.I.- 2 hal.89 sebagai berikut :1. Pelat-pelat dimana tulangan pokoknya hanya berjalan dalam satu arah maka tegak lurus pada tulangan pokok tersebut harus dipasang tulangan pembagi.2. Pada pelat-pelat yang dicor setempat, diameter dari batang tulangan pokok dari jenis baja lunak dan baja sedang harus diambil minimum 8 mm dan dari tulangan pembagi minimum diameter 6 mm. Pada penggunaan batang tulangan dari jenis baja keras, diameter dari batang tulangan pokok diambil minimum 5 mm dan dari tulangan pembagi minimum 4 mm

2.4Pekerjaan Pembesian 2.4.1 Pengertian Pekerjaan PembesianPembesian adalah pekerjaan merangkai baja tulangan polos atau ulir yang berfungsi untuk menahan gaya tarik pada komponen struktur beton bertulang. Pembesian salah satu tahapan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan ini memiliki ketentuan-ketentuan standar yang harus dipenuhi agar tahapan pembesian berjalan dengan baik dan benar sesuai standar perencanaan pekerjaan pembesian. Pada pabrikasi tulangan, digunakan tower crane untuk mengangkat tulangan yang telah dirangkai, dibutuhkan tenaga kerja yang terampil dalam pemasangan dan penyambungan pada tulangan dinding Sewage Treatment Plant.2.5Pekerjaan BekisitingBekisting adalah suatu konstruksi yang bersifat sementara pada pelaksanaan pekerjaan beton yang berfungsi untuk membentuk beton sesuai dengan ukuran dan tempat kedudukannya atau dapat juga disebut suatu konstruksi yang merupakan cetakan atau mal. Adapun fungsi dari acuan dan perancah:1. Memberi bentuk pada suatu konstruksi beton.2. Menahan beban, sampai konstruksi beton cukup kuat memikul/menahan beban berat sendiri beton.3. Memperoleh struktur permukaan beton sesuai yang diharapkan.Ada dua jenis proses bekisting yaitu:1.Pembekistingan vertikal, Pembekistingan vertikal terdiri dari :(a) Pembekistingan dinding2.Pembekistingan horizontal, Pembekistingan horizontal terdiri dari:(a) Pembekistingan slab(b) Pembekistingan balok

2.5.1Perencanaan Cetakan1. Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis, dan dimensi komponen struktur seperti yang disyaratkan pada gambar rencana dan spesifikasi.2. Cetakan harus mantap dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortar.3. Cetakan harus diperkaku atau diikat dengan baik untuk mempertahankan posisi dan bentuknya.4. Cetakan dan tumpuannya harus direncanakan sedemikian hingga tidak merusak struktur yang dipasang sebelumnya.5. Perencanaan cetakan harus menyertakan pertimbangan faktor-faktor berikut:a) Kecepatan dan metode pengecoran beton.b) Beban selama konstruksi, termasuk beban-beban vertikal, horizontal, dan tumbukan.c) Persyaratan-persyaratan cetakan khusus untuk konstruksi cangkang, pelat lipat, kubah, beton arsitektural, atau elemen-elemen sejenisnya.6. Cetakan untuk elemen struktur beton prategang harus dirancang dan dibuat sedemikian hingga elemen struktur dapat bergerak tanpa menimbulkan kerusakan pada saat gaya prategang diaplikasikan.

2.5.2Pembongkaran Cetakan (kebalik)Pembongkaran cetakan harus dibongkar dengan cara-cara yang tidak mengurangi keamananan dan kemampuan layan struktur. Beton yang akan dipengaruhi oleh pembongkaran cetakan harus memiliki kekuatan cukup sehingga tidak akan rusak pada proses pembongkaran.

2.6Pekerjaan PengecoranAdmixture adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran berlangsung, pencampuran dari bahan ini yaitu untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu dan dapat meningkatkan kualitas mutu beton.

2.6.1Rencana Pembuatan Beton1. Beton harus dicor sedekat mungkin pada posisi akhirnya untuk menghindari terjadinya segregasi akibat penanganan kembali atau segregasi akibat pengaliran.2. Pengecoran beton harus dilakukan dengan kecepatan sedemikian hingga beton selama pengecoran tersebut tetap dalam keadaan plastis dan dengan mudah dapat mengisi ruang di antara tulangan.3. Beton yang telah mengeras sebagian atau beton yang telah terkontaminasi oleh bahan lain tidak boleh digunakan untuk pengecoran.4. Beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang setelah pengikatan awal tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui oleh pengawas lapangan.5. Setelah dimulainya pengecoran, maka pengecoran tersebut harus dilakukan secara menerus hingga mengisi secara penuh panel atau penampang sampai batasnya, atau sambungan yang ditetapkan sebagaimana yang diizinkan atau dilarang.6. Permukaan atas cetakan vertikal secara umum harus datar.7. Semua beton harus dipadatkan secara menyeluruh dengan menggunakan peralatan yang sesuai selama pengecoran dan harus diupayakan mengisi sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk ke semua sudut cetakan.

2.6.2Kinerja betonTiga kinerja yang dibutuhkan dalam pembuatan beton adalah (STP 169c, Concrete and concrete making materials):1. Memenuhi kriteria konstruksi yaitu dapat dengan mudah dikerjakan dan dibentuk serta mempunyai nilai ekonomis.2. Kuat tekan.3. Durabilitas atau keawetan. Kinerja yang dihasilkan pada proses pengadaan beton haruslah seragam, secara umum prosedur untuk mendapatkan kinerja yang seragam.

2.6.3Perawatan BetonTujuan perawatan yaitu suatu proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan, jika hal ini terjadi beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan dilakukan minimal selama 7 (tujuh) hari dan beton berkekuatan awal tinggiminimal selama 3 (tiga) hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab, kecuali dilakukan dengan perawatan yang dipercepat (PBI,1989).Berikut adalah perawatan beton pada keadaan tertentu:1. Beton (selain beton kuat awal tinggi) harus dirawat pada suhu di atas 10OC dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran. 2. Beton kuat awal tinggi harus dirawat pada suhu di atas 10OC dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-kurangnya selama 3 hari pertama.3. Bila diperlukan oleh pengawas lapangan, maka dapat dilakukan penambahan uji kuat tekan beton sesuai dengan pasal 7.6(4) untuk menjamin bahwa proses perawatan yang dilakukan telah memenuhi persyaratan.Sebelum dimulainyaa pekerjaan konstruksi, kontraktor harus membuat prosedur dan jadwal untuk pembongkaran penopang dan pemasangan kembali penopang dan untuk penghitungan beban-beban yang disalurkan ke struktur selama pelaksanaan pembongkaran tersebut.

BAB IIIMETODOLOGI

3.1Metode PenulisanDalam penulisan tugas akhir ini kami menggunakan metode sebagai berikut :1. Studi LapanganStudi lapangan adalah sebuah metode dalam pengumpulan data berdasarkankondisi pelaksanaan di lapangan untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan.2. Studi LiteraturStudi literatur adalah suatu metode dalam pengambilan keputusan dan berdasarkan buku-buku yang memberikan gambaran secara umum terhadap masalah di atas.3. WawancaraWawancara adalah suatu metode dalam pengumpulan data berdasarkan dari narasumberyang memberikan gambaran secara umum terhadap masalah di atas.

3.2Sistematika PenulisanPenulisan tugas akhir ini kami susun dalam bab-bab sehingga pembaca bisa memahami isi dari laporan tugas akhir ini. Secara garis besar tugas akhir ini kami susun sebagai berikut :BAB I.PENDAHULUANBerisi latar belakang dari permasalahan yang diajukan dan merupakan gambaranumum dari isi tugas akhir, uraian permasalahan secara umum, batasan masalah, tujuan dan sistimatika penulisan tugas akhir.BAB II.STUDI LITERATUR/ STUDI PUSTAKA Bab ini menguraikan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahanyang diajukan dan dilengkapi dengan sumber yang dipakai.BAB III.METODOLOGI PENELITIANBab ini berisikan metode-metode yang digunakan didalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data dalam menyelesaikan permasalahan yang dikemukakan.BAB IV.DATA DAN ANALISIS DATABAB V. KESIMPULAN DAN SARANDAFTAR PUSTAKA/BAHAN RUJUKANLAMPIRAN3.3 Schedule

3.4 Objek / LokasiPengumpulan data untuk Tugas Akhir ini berlokasi di Proyek Pembangunan Apartemen The Aspen Peak Residences @Admiralty Jl. RS. Fatmawati No. 1 Cilandak, Jakarta Selatan.3.5

BAB IVPENUTUP

Demikian proposal Tugas Akhir ini penulis ajukan. Penulis meminta dengan hormatkepada dosen pembimbing untuk membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.