proposal stlh seminar.docx

Upload: desendra-rufa-saputry

Post on 15-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skripsweet

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

I. JUDUL SKRIPSIPENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING MELALUI EKSPERIMEN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VIII .

II. LATAR BELAKANG MASALAHPembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa (Suyitno, 2004: 2). Sedangkan menurut Permendiknas No. 41 tahun 2007, pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran terdapat dua posisi subyek, yaitu guru dan siswa. Guru mempunyai posisi sebagai pengajar dan siswa adalah pihak yang diajar. Pembelajaran di kelas diharapkan berorientasi pada PAIKEM yaitu pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Salah satu aspek yang ditonjolkan adalah aktifnya siswa. Siswa yang terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran akan memperoleh hasil belajar yang maksimal.Active learning is generally defined as any instructional method that engages students in the learning process. In short, active learning requires students to do meaningful learning activities and think about what they are doing(Prince, 2007). Active Learning lebih menekankan pada suatu pembelajaran yang membuat siswanya melakukan aktivitas belajar yang bermanfaat dan berpikir tentang apa yang siswa lakukan. According to Silberman (1998), when learning is active, the student are doing most of the work; and their brains are studying ideas, solving problems and applying what they are learning. Often the students are up and out of their seats, collaborating with others, thinking aloud and doing most of the work. The teacher becomes a facilitator of the students learning and the focus shifts from teaching to learning (Yerigan, 2008). Ketika Active Learning, siswa bukan lagi sebagai obyek melainkan subyek yang mencari informasi, mencari sumber belajar, membangun pengetahuan berdasarkan apa yang siswa lakukan, apa yang siswa lihat, dan apa yang siswa dengar. Dalam Active Learning, guru hanya sebagai fasilitator dan bukan sebagai satu-satunya sumber belajar siswa. Jika siswa aktif maka hal itu menunjukkan bahwa siswa tertarik pada materi yang dipelajari sehingga aktivitas belajar dalam kelas pun akan meningkat dan hasil belajar siswa pun dapat meningkat pula. Active Learning ini memberikan peluang bagi siswa untuk dapat menemukan beberapa konsep dengan berbagai alternatif yang berbeda antar siswa sehingga siswa akan terbiasa untuk berpikir kreatif.Salah satu proses pembelajaran yang sekarang sedang berkembang dan sesuai dengan hakikat sains dan berdasarkan pada teori-teori yang dikembangkan oleh Bruner, Ausubel dan Piaget adalah pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri merupakan proses pembelajaran yang lebih menekankan peran aktif siswa baik fisik maupun mental dalam menemukan suatu konsep. Pembelajaran inkuiri dapat dikembangkan dengan metode demonstrasi dan metode eksperimen. Metode demonstrasi dalam pembelajaran dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati secara cermat dan memberi gambaran secara langsung tentang apa yang dipelajari serta menumbuhkan sikap ilmiah. Sedangkan metode eksperimen menekankan suatu cara belajar mengajar yang melibatkan peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dari hasil percobaan itu. Dalam metode eksperimen diharapkan peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta informasi atau data yang diperoleh, melatih peserta didik mencari, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaan. Menurut Peraturan Menteri nomor 22 tahun 2006 salah satu standar kompetensi dalam pembelajaran fisika di SMP adalah hukum newton. Berdasarkan hal tersebut, maka kemampuan berpikir kreatif diperlukan oleh siswa yaitu ketika siswa harus menemukan konsep mengenai gaya dengan berbagai percobaan yang menuntut siswa berpikir secara kreatif untuk memahami konsep hukum newton .Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti ingin mencoba menjadikan model pembelajaran Active Learning sebagai salah satu cara membuat pembelajaran fisika lebih menarik yang melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran di kelas melalui penelitian yang berjudul PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING MELALUI EKSPERIMEN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VIII .

III. PERUMUSAN MASALAHBerdasarkan uraian latar belakang diatas permasalahan yang diteliti adalah:0. Apakah active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP kelas VIII?0. Apakah active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa SMP kelas VIII?

IV. TUJUAN PENELITIANBerdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:1. Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP kelas VIII setelah diterapkan model Active Learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing.2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa SMP kelas VIII setelah diterapkan model Active Learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing.

V. MANFAAT PENELITIANManfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:Bagi Gurua. Memberikan masukan agar pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran lebih menekankan pada keterlibatan dan kedekatan dengan siswa.b. Mengembangkan kreativitas guru dalam melakukan pembelajaran.Bagi Siswa a. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaranb. Meningkatkan hasil belajar siswa c. Memberikan pengalaman belajar yang lebih menarikd. Melatih kemampuan berpikir kreatif.Bagi penelitiLaporan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian selanjutnya.VI. PENEGASAN ISTILAHa. Active Learning Meyer & Jones (1993) dalam Kennedy (2007) mengemukakan bahwa pembelajaran aktif terjadi aktivitas berbicara dan mendengar, menulis, membaca, dan refleksi yang menggiring ke arah pemaknaan mengenai isi pelajaran, ide-ide, dan berbagai hal yang berkaitan dengan satu topik yang sedang dipelajari.b. Eksperimen Inkuiri TerbimbingInkuiri terbimbing atau inkuiri yang terarah adalah inkuiri yang banyak dicampuri oleh guru. Selama proses inkuiri guru memberi petunjuk kepada siswa melalui prosedur yang lengkap dan berbagai pertanyaan membimbing yang menunjukkan langkah-langkah kegiatan laboratorium (Suparno, 2007:68) c. Kemampuan Berpikir KreatifBerpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban (Munandar, 1992:48). William dalam Munandar (1992:88) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatif terdiri dari kemampuan menghasilkan banyak jawaban (berpikir lancar), kemampuan melihat masalah dari sudut pandang yang bervariasi (berpikir luwes), menghasilkan jawaban yang khas (berpikir orisinal), memperinci jawaban ( elaborasi) dan evaluasi. d. Hasil BelajarMenurut KBBI, hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha, perolehan atau akibat. Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari usaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Hasil belajar dalam penelitian ini yang diukur adalah hasil belajar pada aspek kognitif siswa melalui tes tertulis.

VII. LANDASAN TEORIa. Belajar dan PembelajaranMenurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Morgan (1978) dalam Sagala (2010:13) belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Perhatian utama belajar adalah kemampuan siswa untuk menangkap informasi tentang ilmu yang diterimanya dalam belajar. Menurut Sagala (2010:14) ada beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda terhadap pengertian belajar, yaitu:1) Belajar Menurut Pandangan SkinnerBelajar menurut pandangan Skinner adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.2) Belajar Menurut Pandangan GagneGagne mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar juga terjadi bila suatu stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum siswa mengalami situasi itu ke waktu setelah siswa mengalami situasi itu tadi.3) Belajar Menurut Pandangan PiagetPendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar. Bertitik tolak dari berbagai pandangan sejumlah ahli tersebut mengenai belajar, meskipun diantara mereka para ahli tersebut ada perbedaan mengenai pengertian belajar, namun baik secara eksplisit maupun emplisit diantara mereka terdapat kesamaan maknanya, yaitu definisi maupun konsep belajar itu selalu menunjuk kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.Hal-hal pokok dalam pengertian belajar adalah belajar itu membawa perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan, perubahan tingkah laku pada pokoknya didapatkan kecakapan baru, dan perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut Slameto (2010:3) yaitu :1) Perubahan terjadi secara sadar Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar, karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu. 2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seseorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen yang berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan makin berkembang kalau terus dipergunakan.5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Pebuatan belajar terarah kepada peubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya. Dengan demikian perbuatan belajar yang akan dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah lakuPerubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses balajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Sebagai contoh jika seorang anak telah belajar naik sepeda, maka perubahan yang paling tampak ialah dalam keterampilan naik sepeda itu. Akan tetapi ia telah mengalami perubahan lainnya seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis-jenis sepeda, atau pengetahuan tentang alat-alat sepeda.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada enam ciri-ciri perubahan tingkah laku yang terdapat dalam pengertian belajar, yaitu perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan yang bersifat kontinu dan fungsional, perubahan yang bersifat positif dan aktif, serta perubahan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku seseorang.Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas dan perlengkapan, serta prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2008:57). Unsur manusiawi diantaranya siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Unsur material diantaranya buku-buku, alat tulis, papan tulis, kapur, dan sebagainya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, komputer, laboratorium dan sebagainya. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, waktu, belajar, ujian dan sebagainya. Menurut Briggs dalam Sugandi (2004:9), pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yaitu guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar dan siswa belajar bagaimana belajar yang baik melalui berbagai pengalaman belajar sehingga mengalami perubahan dalam dirinya. Dengan demikian, pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungannya. Belajar dan pembelajaran adalah suatu konsep yang tidak dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjukkan apa yang harus dilakukan siswa untuk mencapai perubahan tingkah laku dan pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk siswa agar tingkah laku siswa berubah. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif sehingga siswa mengalami perubahan tingkah laku.b. Active LearningPembelajaran aktif umumnya didefinisikan sebagai berbagai metode instruksional yang mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif (Active Learning) menginginkan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang berarti dan berfikir tentang apa yang mereka lakukan. Strategi pembelajaran aktif dapat dilakukan dimanapun dari 5 menit sampai beberapa jam. Dapat disesuaikan untuk banyaknya waktu, ukuran kelompok, umur siswa, lingkungan atau topik. Ketika menerapkan strategi pembelajaran aktif, terdapat beberapa faktor untuk pertimbangan. Pertama, aktivitas membutuhkan tempat, guru harus selalu berpindah mengelilingi ruang kelas, berhenti pada kelompokkelompok. Jika guru ingin siswa mengetahui materi pelajaran, guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengajar materi pelajaran tersebut atau mengajak siswa belajar tanpa guru. Kedua, siswa harus selalu dikembalikan pada kelompok besar setelah aktivitas. Active learning is engaging students in doing something besides listening to a lecture and taking notes to help them learn and apply course material menurut Berk (2003) dalam Yerigan (2008).Pembelajaran aktif mengajak siswa siswa melakukan sesuatu disamping mendengarkan guru dan mencatat untuk membantu mereka belajar dan mengaplikasikan materi pelajaran.Meyer & Jones (1993) dalam Kennedy (2007) mengemukakan bahwa pembelajaran aktif terjadi aktivitas berbicara dan mendengar, menulis, membaca, dan refleksi yang menggiring ke arah pemaknaan mengenai isi pelajaran, ide ide, dan berbagai hal yang berkaitan dengan satu topik yang sedang dipelajari.Menurut Silberman, ketika belajar adalah aktif, siswa melakukan banyak aktivitas, dan otak siswa belajar berfikir, menyelesaikan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari.Menurut penelitian Yerigan ditemukan bahwa selama pelajaran dimana strategi pembelajaran aktif diterapkan, kualitas siswa meningkat rata rata 12%. Lebih dari 75% dari seluruh siswa meningkat keberhasilannya minimal pada satu jenis mata pelajaran. Dengan tambahan, pemahaman jangka panjang siswa pada topik yang diberikan dengan tehnik pembelajaran aktif harus ditingkatkan. Dilaporkan bahwa partisipasi siswa meningkat ratarata 75%. Siswa yang sebelumnya menikmati berinteraksi dengan teman sebaya secara dramatis meningkatkan interaksi mereka. (Yerigan, 2008)c. Eksperimen Inkuiri TerbimbingMenurut Suparno (2007:68), inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berpikir lambat atau siswa yang mempunyai kemampuan berpikir rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai intelegensi tinggi tidak memonopoli kegiatan. Pernyataan dan pertanyaan pengarah selain dikemukakan langsung oleh guru juga diberikan melalui pertanyaan yang terdapat dalam LKS (Lembar Kerja Siswa). Agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang disodorkan oleh guru. Piaget mengemukakan bahwa model inkuiri adalah model yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin mencari jawaban sendiri serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, kemudian membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan siswa lainnya.

d. Kemampuan Berpikir KreatifBerpikir kreatif atau berpikir divergen adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah yang penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban (Munandar, 1992:48). Menurut Feldhusen (1995:31), berpikir kreatif adalah proses memodifikasi gagasan dari pengetahuan yang telah ada dengan membentuk atau memunculkan pemikiran baru melalui imajinasi intelektual. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah kemampuan memodifikasi gagasan baru dari pengetahuan yang telah dimiliki untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban dari suatu masalah.Berpikir kreatif merupakan aspek kognitif dari kreativitas. Menurut William sebagaimana dikutip Munandar (1992:88) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatif terdiri dari kemampuan menghasilkan banyak jawaban (berpikir lancar), kemampuan melihat masalah dari sudut pandang yang bervariasi (berpikir luwes), menghasilkan jawaban yang khas (berpikir orisinal), memperinci jawaban (elaborasi) dan evaluasi. Dalam penelitian yang akan dilakukan, kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan menyelesaikan permasalahan fisika dan aspek yang diukur adalah berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, dan elaborasi. Reid dan Petocz (2004:48) mengemukakan kreativitas sebagai komponen lingkungan dan dibentuk melalui lingkungan social. Implikasinya dalam pembelajaran yaitu pendidik perlu mengubah lingkungan untuk mendukung proses kreatif baik secara individu maupun kelompok. e. Hasil BelajarHasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2006:5). Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku yang dicapai tersebut tergantung apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan hal penting karena dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Evaluasi hasil belajar dimaksudkan untuk mengukur dan menilai apakah siswa sudah menguasai materi yang dipelajari atas bimbingan guru. Klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin S Bloom dalam Anni (2006:27) secara garis besar membagi hasil belajar dalam 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Pada penelitian ini peneliti hanya akan meneliti ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.f. Tinjauan materiHukum Newton merupakan salah satu materi yang harus disampaikan pada kelas VIII semester 2. Hukum Newton ada 3 yaitu:

a. Hukum I Newton Suatu benda dapat bergerak hanya jika diberi gaya yang menarik atau mendorong secara terus menerus. Sebuah benda (mobil-mobilan) didorong dengan cepat kemudian dilepaskan, lama-kelamaan akan berhenti karena adanya gesekan dengan lantai. Seandainya gaya gesekan dihilangkan, maka mobil-mobilan akan bergerak tanpa henti. Sir Isaac Newton menyatakan dalam hokum pertamanya yang berbunyi:Bila total gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol atau tidak ada gaya yang bekerja pada benda, maka setiap benda akan bergerak terus dengan kelajuan tetap pada lintasan lurus (gerak lurus beraturan) atau tetap diam

F = 0 atau a = 0Secara matematik Hukum I Newton dinyatakan dalam bentuk skalar:

Dengan: F= total gayaa= percepatanDalam hal a = 0, berarti v = 0 (untuk benda yang diam) atau v = tetap (untuk benda yang bergerak lurus beraturan).Hukum I Newton mengungkap tentang sifat benda yang cenderung mempertahankan keadaannya. Sifat ini disebut kelembaman atau inersia.Hukum I Newton disebur juga hukum kelembaman.Benda yang diam di atas meja

N WGb. 1.1 Benda diam di atas meja

Karena tidak ada gaya yang bekerja dalam arah mendatar maka Benda tidak bergerak dalam arah tegak, berarti

N W = 0 atau N = WN = gaya normal atau gaya tekan meja pada benda (newton)W = m.g = gaya berat (newton)b. Hukum II NewtonSuatu benda dalam keadaan diam mendapat pengaruh suatu gaya, maka benda akan mengalami perubahan suatu kecepatan tiap waktu atau pada benda akan timbul percepatan. Jumlah gaya-gaya yang mempengaruhi benda atau total gaya dapat berupa gaya tunggal atau gabungan.

m a Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sebangding dengan gaya total, searah dengan gaya total dan berbanding terbalik dengan massa benda.Hukum II Newton dirumuskan:

F = m

dengan : F = gaya total m = massaa = percepatanc. Hukum III NewtonSuatu gaya yang bekerja pada sebuah benda selalu berasal dari benda lain. Jadi suatu gaya sebetulnya adalah hasil interaksi antara dua gaya atau lebih. Kita dapatkan jika sebuah benda melakukan gaya pada benda lain, benda kedua selalu melakukan gaya balasan pada benda pertama. Satu gaya disebut aksi dan gaya lain disebut gaya reaksi.

Hukum III Newton menyatakan: Jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua, maka benda kedua akan mengerjakan gaya pada benda pertama yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.

=

VIII. KERANGKA BERPIKIRPendidikan saat ini cenderung mengalami pergeseran filosofi pembelajaran yaitu dari paradigma tranmisi pengetahuan dari guru menuju aktivitas kelas yang berpusat pada pembelajar. Selain itu, tantangan masa depan menuntut pembelajaran dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Fakta yang ada di lapangan, pembelajaran masih bersifat informatif, siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan proses pembelajaran masih menekankan pada aktivitas mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Hal ini berakibat pada pembatasan kemampuan berpikir dan nilai fisika yang rendah.Model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa. Melalui model ini, siswa akan terlibat langsung dalam pembelajaran melalui aktivitas masalah. Akan tetapi, efektivitas model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing dalam kegiatan pembelajaran memerlukan penelitian lebih lanjut. Untuk itu perlu dibuat terlebih dahulu perangkat penelitiannya dengan membagi 2 kelas yaitu menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol.Kelas eskperimen menggunakan model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing dan kelas kontrol menggunakan model diskusi. Variabel dalam penelitian meliputi model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing sebagai variabel bebas sedangkan untuk variabel terikatnya adalah meningkatnya berpikir kreatif dan hasil belajar siswa. Desain penelitian control group pretest-posttest. Sebelum diberikan perlakuan kedua kelas diberi pretest dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa. Kedua kelas diberi perlakuan berbeda, kelas eskperimen menggunakan model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing sedangkan kelas kontrol menggunakan model diskusi. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kedua kelas ini diberikan posttest . Dari pretest dan posttest, dapat diketahui sejauh mana keefektifan penerapan model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing yang diteliti. Berikut skema kerangka berpikir penelitian:

model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbingPembelajaran dengan model diskusiEvaluasi hasil belajarEvaluasi hasil belajarKelas eksperimenKelas kontrolFaktaPembelajaran bersifat informatifSiswa kurang aktifHasil belajar rendahpretestAlternative model pembelajaranSiswa menguasai konsep dan aktif dalam pembelajaranSiswa kurang mengusai konsep dan kurang aktif dalam pembelajaranPeningkatan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswaKurang mengalami peningkatanHipotesis benar

IX. HIPOTESISHipotesis dalam penelitian ini yaitu :1. Ho : peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP yang diajar menggunakan model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing lebih kecil atau sama dengan yang diajar dengan model diskusi.Ha : peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP yang diajar menggunakan model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing lebih besar daripada yang diajar dengan model diskusi.2. Ho : peningkatan hasil belajar siswa SMP yang diajar menggunakan model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing lebih kecil atau sama dengan yang diajar dengan model diskusi.Ha : peningkatan hasil belajar siswa SMP yang diajar menggunakan model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing lebih besar daripada yang diajar dengan model diskusi.

X. METODOLOGI PENELITIANA. Lokasi dan Obyek Penelitian1) PopulasiPopulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2 SMP 19 Tegal tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 6 kelas dan 199 siswa.2) SampelSampel adalah sebagian atau wakil dari yang diteliti (Arikunto,2002:109). Prosedur pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Dengan menggunakan teknik random sampling diperoleh dua kelas sebagai kelas sampel yang akan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol..3) Variabel PenelitianVariabel yang diungkap dalam penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu:a. Variabel bebasVariabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2002: 3). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing.b. Variabel terikatVariabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2002: 3). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa.2. DESAIN PENELITIANDesain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah control group pretest-posttest. Pola desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:KelompokPretestPerlakuanpostest

E0103

K0204

Keterangan: E = kelompok eksperimenK = kelompok kontrol01 dan 02= pretest sebelum penelitian03 dan 04= posttest sesudah penelitian = penelitian dengan model active learning melalui inkuiri terbimbing= penelitian dengan model diskusiDengan desain ini nantinya akan dapat dilihat pencapaian hasil pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Arikunto, 2006: 86)A. TEKNIK DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA.1. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:a. Dokumentasi Metode ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data-data yang mendukung penelitian yaitu daftar nama siswa yang menjadi sampel penelitian dan daftar nilai fisika kelas VIII semester gasal tahun pelajaran 2012/2013 yang digunakan untuk keperluan pengambilan sampel yaitu menguji normalitas dan homogenitas dari populasib. TesTes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Instrumen yang berupa tes pada metode tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2006: 223). Dalam penelitian ini digunakan tes uraian yang bertujuan untuk mendapatkan data penguasaan konsep siswa. Tes diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mendapatkan data awal dan data akhir tentang hasil belajar. Tes yang diberikan kepada kedua kelas menggunakan alat tes yang sama sehingga hasilnya dapat digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis. Cara pemberian skor pada instrumen tes uraian adalah jawaban benar bernilai 1-4 dan bernilai 0 jika tidak menjawabc. Observasi Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistem (Arikunto, 2006: 30). Dalam hal ini observasi digunakan untuk mengamati beberapa aktivitas dan penampilan siswa dalam proses belajar mengajar. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada hal ini pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati. Dengan demikian pengamat dapat menghayati dan merasakan seperti apa yang dirasakan orang-orang dalam kelompok yang diamati. (Arikunto, 2006: 30-31).Cara pemberian skor pada teknik ini adalah : Skor 1 jika memenuhi 1 kriteria penilaian Skor 2 jika memenuhi 2 kriteria penilaian Skor 3 jika memenuhi 3 kriteria penilaian Skor 4 jika memenuhi 4 kriteria penilaian atau semua kriteria terpenuhi

2. Instrumen penelitianInstrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang diharapkan agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160). Sebelum alat pengumpulan data yang berupa tes uraian digunakan untuk pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui apakah memenuhi syarat sebagai alat pengambil data atau tidak. Dalam penelitian ini instrumen yang dibuat adalah a. Silabusb. Rencana pelaksanaan pembelajaranc. LKS berbasis inkuiri terbimbingd. Soal pretest dan postteste. Lembar observasi Adapun langkah-langkah persiapan uji coba instrumen adalah sebagai berikut:a) Materi dan Bentuk InstrumenMateri yang digunakan adalah materi pelajaran fisika kelas VIII semester 2 pokok bahasan hukum newton dengan merujuk pada silabus dan kurikulum yang berlaku. Bentuk instrumen yang digunakan adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, LKS, soal pretest, soal posttest, dan lembar observasi unjuk kerja. Soal-soal pretest dan posttest yang digunakan pada penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah tes uraian.b) Metode Penyusunan Instrumen Uji CobaLangkah-langkah penyusunan instrumen uji coba adalah sebagai berikut:a. Mengadakan pembatasan dan penyesuaian bahan-bahan instrumen dengan kurikulum. Dalam hal ini adalah materi bidang studi fisika pokok bahasan hukum newton.b. Menyusun instrumen penelitian yaitu silabus, RPP, LKS, soal pretest dan posttest dan lembar observasi unjuk kerja.c. Merancang soal uji coba.1) Menentukan tipe atau bentuk tes. Tipe tes yang digunakan berbentuk uraian.2) Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. 3) Menyusun soal pretest dan posttest.d. Merancang kegiatan eksperimen inkuiri terbimbingc) Tahap Uji Coba InstrumenSetelah instrumen tersusun rapi, langkah selanjutnya adalah melakukan konsultasi kepada ahli (dosen pembimbing 1, dosen pembimbing 2, guru SMP). Sedangkan uji coba soal tes dilakukan pada siswa diluar sampel penelitian yang telah mendapatkan materi gaya yaitu kelas SMP N 19 Tegal. Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah soal layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak. Indikatornya adalah dengan menghitung validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran.XI. METODE ANALISIS INSTRUMENa. Analisis Instrumen1. Uji validitas tesInstrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.Rumus untuk menguji validitas adalah:

Keterangan :Rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan YN : jumlah siswaX : skor itemY : skor totalXY : jumlah perkalian X dan YDimana rXY = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.(Arikunto, 2002: 146)

2. Uji reliabilitas tesReliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk menguji reliabilitas instrument berbentuk soal uraian digunakan rumus Alpha yaitu :

Dengan:r11: reliabilitas intrumenk : banyak butir soal : jumlah varians butir: varians totalUntuk mencari varians butir digunakan rumus:

Dengan N adalah jumlah siswa.Setelah diperoleh koefisien realibilitas kemudian dikonsultasikan dengan harga r product moment pada taraf 5%. Jika harga maka intrumen dapat dikatan reliabel dan sebaliknya jika harga maka dikatakan bahwa instrument tersebut tidak reliabel.(Arikunto, 2002: 171)

3. Taraf Kesukaran SoalTingkat kesukaran yaitu angka yang menjadi indikator mudah sukarnya soal bagi siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran soal uraian dapat dianalisis dengan rumus:

Keterangan:P = indeks kesukaran = jumlah seluruh skor = skor maksimumN = jumlah siswaKlasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut: P < 0,30 adalah soal tergolong sukar0,30 P 0,70 adalah soal tergolong sedangP > 0,70 adalah soal tergolong mudah( Surapranata, 2004: 21)b. Analisis DataAnalisis data hasil penelitian akan dilakukan melalui dua tahap yaitu:1. Tahap awal Penelitiana. Uji homogenitasUji homogenitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakan kedua sampel yang digunakan (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) dapat diasumsikan memiliki kondisi awal yang sama atau homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunai varians yang sama atau tidak. Hipotesis statistika sebagai berikut.

= , artinya kedua kelas mempunyai varians sama.

=, artinya kedua kelas mempunyai varians tidak sama.Untuk menguji homogenitas digunakan persamaan:

Kemudian menarik kesimpulan dengan membandingkan x2hitung terhadap x2tabel pada =5% dan dk merupakan banyaknya kelas dikurangi 1. jika x2hitung < x2tabel maka H0 diterima. Hal ini berarti kedua kelas tersebut mempunyai varian yang sama atau dikatakan homogen. (Sudjana, 2005: 261-263).b. Uji normalitasUji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang aakan di analisis berdistribusi normal. Jika data berdistribusi normal maka digunakan analisis statistik parametrik. Rumus yang digunakan untuk uji normalitas adalah uji chi kuadrat yaitu sebagai berikut :

dengan harga chi kuadrat frekuensi data observasi frekuensi yang diharapkan

Jika chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat table berarti data yang diperoleh berdistribusi normal (Sugiyono, 2002: 79)2. Tahap akhira. Uji ketuntasan hasil belajar

Kriteria secara individu :Nilai > 72% = tuntas belajarNilai < 72% = tidak tuntas belajarUntuk mengukur ketuntasan hasil belajar secara klasikal digunakan rumus

Keterangan : = prosentase ketuntasan belajar klasikal = jumlah siswa yang mencapai tuntas belajar = jumlah siswa seluruhnyaApabila hasil belajar yang dicapai adalah 75% atau lebih, maka dipandang telah tuntas belajar (Mulyasa, 2007: 99).b. Analisis efektivitas terhadap nilai standar KKMAdapun persamaannya seperti dalam Sudjana ( 2005:227) adalah sebagai berikut :

dengan

= skor rata-rata

= Kriteria Ketuntasan Minimums = standar deviasin= jumlah siswat= tingkat keefektifanDengan = 5% dan dk = n-1 maka pembelajaran dikatakan efektif

jika t > -t(1-a)(n-1) dan dan tidak efektif jikat -t(1-a)(n-1).c. Uji peningkatan hasil dan kemampuan berpikir kreatifUji peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kreatif dilakukan untuk mengetahui besar peningkatan hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diberi metode pembelajaran. Gain peningkatan hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir kreatif dapat dihitung dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi. Rumus gain ternormalisasi adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= Skor rata-rata tes awal (%)

= Skor rata-rata tes akhir (%)Kriteria faktor gain :tinggi jika g > 0,7 sedang jika 0,3 g 0,7 rendah jika g < 0,3(Hake, 2002: 3)d. Uji tUntuk menguji hipotesis digunakan uji t-test. Adapun persamaannya sebagai berikut.

Keterangan

: nilai rata-rata kelompok eksperimen

: nilai rata-rata kelompok kontrol

: varian data pada kelompok eksperimen

: varian data pada kelompok kontrols1 : standart deviasi pada kelompok eksperimens2 : standart deviasi pada kelompok kontrol

: banyaknya subyek pada kelompok eksperimen

: banyaknya subyek pada kelompok kontrolr : korelasi antara dua sampel(Sudjana, 2005: 239)

e. Analisis deskriptif persentaseAnalisis deskriptif persentase digunakan untuk menganalisis data kemampuan berpikir kreatif siswa. Langkah - langkah menganalisis data yaitu sebagai berikut :

1. Membuat tabulasi data2. Menghitung persentase data menggunakan rumus :

x 100%Keterangan : = persentaseskor yang diperolehjumlah seluruh skor3. Mendeskripsikan persentase data secara kualitatif, dengan cara :a. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100%b. Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 25%c. Menentukan range persentase = 100% - 25% = 75%d. Menentukan banyak interval yang dikehendakie. Menentukan lebar interval = 75% : 4 = 18,75%f. Menentukan deskripsi kualitatif untuk setiap intervalBerdasarkan perhitungan di atas, maka criteria kualitatif untuk kemampauan berpikir kreatif, dan aktivitas siswa dapat dilihat pada table di bawah iniTabel. kriteria kemampuan berpikir kreatif No Interval persentaseKriteria

181,25% x < 100%Sangat kreatif

262,5% x < 81,25%Kreatif

343,75% x < 62,5%Cukup kreatif

425% x < 43,75%Kurang kreatif

Tabel. Kriteria aktivitas siswa No Interval persentaseKriteria

181,25% x < 100%Sangat aktif

262,5% x < 81,25%Aktif

343,75% x < 62,5%Cukup aktif

425% x < 43,75%Kurang aktif

DAFTAR PUSTAKAArikunto, S. 2002. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Rineka CiptaArikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka CiptaAnni, Tri Catharina. 2006. Psikologi Belajar. Semarang : UNNES PressFeldhusen, John., 1995. Creativity: A Knowledge Base,Metacognitive Skills, and Personality Factors. The Journal Of Creative Behavior. 29, 255-268. Buffalo: The Creative Education Foundation.Hake, Richard. 2002. Interactive Engagement Vs Traditional Methods: A Six-Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses. American Journal of Physics. 1-26Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi AksaraKennedy, Ruth. 2007. In-Class Debates: Fertile Ground for Active Learning and the Cultivation of Critical Thinking and Oral Communication Skills. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. 19(2): 183-190Prince,Michael. 2004 Does Active Learning Work? A Review of the Research. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. 93(3): 223-231Mulyasa. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosda KaryaMunandar,utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Reid, A. dan P. Petocz. 2004. Learning Domain and The Process of Creativity. The Australian Educational Researcher. 31: 45-61 Sagala,S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: AlfabetaSlameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: TarsitoSugandi, Achmad dkk. 2004.Teori Pembelajaran.Semarang : Unnes Press.Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabet

Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan. Jogjakarta : Universitas Sanata Darma.Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Intrepetasi Hasil Tes. Bandung: Remaja RosdakaryaSuyitno, A 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES Yerigan, T. 2008. Getting Active In The Classroom. Journal of College Teaching & amp; Learning. 5(6): 20-24.

33