proposal skripsi.doc

25
1 Pelatihan Pembuatan Proposal dan Penulisan Artikel Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, 10 April 2014 PROPOSAL SKRIPSI Dr. drg. Purwanto, M. Kes Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Proposal skripsi merupakan rancangan penelitian yang disusun oleh mahasiswa dengan arahan dua dosen pembimbing (pembimbing utama, DPU dan pembimbing pendamping, DPP). Setelah disusun, proposal diseminarkan di hadapan DPU, DPP, dua orang dosen penguji (penguji ketua dan anggota) dan teman-temannya (minimal 15 orang) agar mendapat kritik dan masukan. Kemudian proposal yang sudah diperbaiki, dengan memilah-milah kritik dan saran ketika seminar dan dengan berkonsultasi dengan dosen pembimbing, dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian. Proposal skripsi disusun dengan sistematika yang baku sebagai berikut: (1) Halaman sampul; (2) Daftar isi; (3). Batang tubuh: Pendahuluan, Tinjauan pustaka, Metode penelitian; (4) Bagian akhir: Daftar pustaka, dan Lampiran (Panduan Pelaksaanaan Penyusunan Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, PPPS-FKG 2014). 1. HALAMAN SAMPUL 1.1 Logo Logo berukuran 3 x 3cm dan ditempatkan paling atas pada bagian tengah halaman. Penempatan logo yang demikian itu mempunyai tiga makna filosofis: pertama, penempatan logo paling atas, ditafsirkan sebagai pengayom atau mengayomi seluruh civitas akademika dan komponen pendukung lain-nya. Kedua, untuk menjaga kesinambungan dalam membaca, tidak mungkin ada logo di antara judul dan jenis karya ilmiah atau antara jenis karya ilmiah dengan identitas penulis, karena substansi halaman sampul merupakan satu kesatuan yang harus

Upload: prima-d-andri

Post on 08-Apr-2016

210 views

Category:

Documents


35 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL SKRIPSI.doc

1

Pelatihan Pembuatan Proposal dan Penulisan Artikel IlmiahFakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, 10 April 2014

PROPOSAL SKRIPSI

Dr. drg. Purwanto, M. KesFakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Proposal skripsi merupakan rancangan penelitian yang disusun oleh mahasiswa dengan arahan dua dosen pembimbing (pembimbing utama, DPU dan pembimbing pendamping, DPP). Setelah disusun, proposal diseminarkan di hadapan DPU, DPP, dua orang dosen penguji (penguji ketua dan anggota) dan teman-temannya (minimal 15 orang) agar mendapat kritik dan masukan. Kemudian proposal yang sudah diperbaiki, dengan memilah-milah kritik dan saran ketika seminar dan dengan berkonsultasi dengan dosen pembimbing, dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian.

Proposal skripsi disusun dengan sistematika yang baku sebagai berikut: (1) Halaman sampul; (2) Daftar isi; (3). Batang tubuh: Pendahuluan, Tinjauan pustaka, Metode penelitian; (4) Bagian akhir: Daftar pustaka, dan Lampiran (Panduan Pelaksaanaan Penyusunan Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, PPPS-FKG 2014).

1. HALAMAN SAMPUL

1.1 LogoLogo berukuran 3 x 3cm dan ditempatkan paling atas pada bagian tengah

halaman. Penempatan logo yang demikian itu mempunyai tiga makna filosofis: pertama, penempatan logo paling atas, ditafsirkan sebagai pengayom atau mengayomi seluruh civitas akademika dan komponen pendukung lain-nya. Kedua, untuk menjaga kesinambungan dalam membaca, tidak mungkin ada logo di antara judul dan jenis karya ilmiah atau antara jenis karya ilmiah dengan identitas penulis, karena substansi halaman sampul merupakan satu kesatuan yang harus runtut membacanya. Ketiga, alasan konsistensi, maksudnya jika memang logo tidak pada posisi paling atas, yang konsisten adalah ditempatkan sebelum nama institusi (di atasnya atau di sampingnya) (PPKI Unej, 1998). (Contoh sampul di lampiran 1).

1.2 Judul

Judul proposal (skripsi) hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek, antara 5-15 kata. Tetapi jika harus menggunakan judul yang panjang, dapat dibagi menjadi judul dan anak judul dan di antara keduanya dipisahkan dengan tanda titik dua (:) atau ukuran font dibedakan. Judul ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan tanda (.). Judul proposal memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata-kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti. Selain itu, judul dianjurkan bukan berupa kalimat, artinya terdiri dari subyek dan predikat, tetapi frasa atau kelompok kata. (Ali Saukah, 1998; PPKI Unej, 1998).

1

Page 2: PROPOSAL SKRIPSI.doc

2

Contoh judul Judul Salah:

MAHASISWA MEMPELAJARI PEMANFAATANASAM AMINO LISINE DALAM PROSES METABOLISME

(Salah, karena ada unsur subyek dan predikat)

MEMANFAATKAN ASAM AMINO LISINDALAM PROSES METABOLISME

(Salah karena diawali kata kerja)

STUDI PENDAHULUAN DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP POLA KONSUMSI MASYARAKAT

DI KABUPATEN JEMBER(Salah karena menggunakan kata klise)

Judul Benar:

PEMANFAATAN ASAM AMINO LISIN DALAM PROSES METABOLISME

DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP POLA KONSUMSI MASYARAKAT

DI KABUPATEN JEMBER

PERAN PERIODONTITIS PADA ATEROGENESIS:STUDI LABORATORIS PADA TIKUS (Rattus norvegicus)

(Judul dengan anak judul dipisahkan oleh tanda titik dua)

ETIKA PERBANKAN(USAHA MENERAPKAN PANCASILA

DALAM DUNIA PERBANKAN DI INDONESIA)(Judul dengan anak judul dipisahkan oleh kurung)

2. DAFTAR ISIDaftar isi merupakan gambaran menyeluruh mengenai proposal skripsi.

Daftar isi memuat semua judul bab, sub-bab, subsub-bab, beserta nomer halamannya. Penulisan daftar isi dimaksudkan untuk mempermudah pencarian atau merunut isi proposal yang bersangkutan. Penulisan halaman judul, judul bab, daftar pustaka dan lampiran ditulis dengan huruf kapital, dan nomer bab ditulis dengan angka arab, misalnya, BAB 1, BAB 2, dst. Judul sub-bab dicetak tebal (bold) dan penomerannya dengan angka arab dua digit, misalnya, 2.1 Streptococcus mutans. Judul subsub-bab ditulis dengan angka arab tiga digit tanpa cetak tebal, misalnya, 2.1.1 Klasifikasi, Morfologi, dan Habitat.

Page 3: PROPOSAL SKRIPSI.doc

3

Contoh daftar isi:

Halaman

HALAMAN JUDUL (judul tidak usah ditulis) ………………….. 1DAFTAR ISI ............................................................................ 2

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................... 31.1 Latar Belakang …………………………………… 31.2 Rumusan Masalah ……………………………….. 51.3 Tujuan Penelitian …………………………………. 51.4 Manfaat Penelitian ……………………………….. 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………. 62.1 Streptococcus mutans …………………………… 6

2.1.1 Klasifikasi, Morfologi, dan Habitat ………. 72.1.2 ……………………………………………… 8

2.2 Inhibisi Streptococcus mutans ………………….. 102.2.1 Inhibitor Alami ……………………………. 102.2.2 Inhibitor Kimiawi …………………………. 12

2.3 Kerangka Konsep ……………………………….. 142.4 Hipotesis ………………………………………….. 15

BAB 3. METODE PENELITIAN …………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. 18LAMPIRAN (bila ada) …………………………………………… 20

3. BATANG TUBUH

3.1 Pendahuluan Panjang pendahuluan sebaiknya tidak lebih dari 5 halaman A4 dengan

diketik 1,5 spasi, font Time New Roman. Pendahuluan meliputi latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Pada latar belakang, rujukan harus dijamin otoritas penulisannya, jumlah rujukan harus proporsional (tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak). Pustaka dibahas secara ringkas, padat, dan langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas boleh landasan teorinya, segi historisnya, atau segi lainnya. Penyajian latar belakang atau rasional penelitian hendaknya sedemikian rupa sehingga “menggiring” pembaca ke rumusan masalah penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Permasalahan dan tujuan penelitian adalah kristalisasi berbagai hal yang terdapat pada bagian pendahuluan. Masalah timbul karena tidak ada kesesuaian antara harapan, teori atau kaidah, dengan kenyataan. Agar pemecahan masalah dapat tuntas dan tidak salah arah, lingkup masalah harus dibatasi dan dirumuskan dengan jelas. Tujuan berkaitan erat dengan masalah, dan merupakan arahan jawaban hipothesis (PPKI-Unej, 1988). Harapan yang timbul setelah meneliti adalah mendapatkan manfaat dari penelitian tersebut, dan ini dinyatakan pula pada bagian pendahuluan.

Page 4: PROPOSAL SKRIPSI.doc

4

3.2 Tinjauan PustakaTinjauan pustaka sebagai bagian dari bagian utama suatu proposal berisi:

(1) tinjauan terhadap hasil-hasil penelitian berkaitan dengan masalah yang dibahas, (2) kajian teori berkaitan dengan masalah, (3) kerangka konsep pemikiran yang merupakan sintesis dari kajian teori dikaitkan dengan masalah yang dihadapi, dan (4) rumusan hipothesis sebagai hasil akhir kajian teori.

Penjelasan dalam tinjauan pustaka, selain dapat bersifat verbal dapat juga bersifat nonverbal, berupa ilustrasi dalam tabel dan atau gambar. Ilustrasi berupa tabel merupakan daftar berisi ikhtisar sejumlah data dan informasi yang umumnya berupa kata-kata dan atau bilangan tersusun secara urut ke bawah dalam kolom dan baris sehingga bisa disimak dengan mudah. Ilustrasi berupa gambar dapat berupa foto, grafik, diagram, skema (cara penulisan tabel dan gambar terdapat pada lampiran 3).

Hipotesis merupakan simpulan atau jawaban sementara terhadap masalah yang didapat dari pengkajian teori, dan kebenaran-nya masih harus diuji melalui penelitian. Pada penelitian pernyataan hipothesis bersifat manasuka, artinya boleh dinyatakan dan boleh tidak.

3.3 Metode PenelitianPada dasarnya bagian ini menyajikan uraian bagaimana penelitian

dilakukan. Biasanya metode penelitian meliputi beberapa hal berikut: (1) jenis penelitian,(2) tempat dan waktu penelitian, (3) penentuan populasi, sampel dan informan penelitian, (4) definisi operasional, (5) desain penelitian atau rancangan penelitian, (6) data dan sumber data, (7) tehnik dan alat perolehan data, serta (8) tehnik penyajian dan analisis data.

Jenis penelitian merupakan penegasan tentang kategori penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan jenis data, dibedakan menjadi penelitian kualitatif dan kuantitatif; berdasarkan ada tidaknya perlakuan dibedakan atas penelitian observa-sional (deskriptif atau analitik) dan eksperimental (praeksperimental, eksperimen-tal semu, atau eksperimental murni), serta jika didasarkan pada tempat atau lokasi dapat dibedakan menjadi penelitian laboratorium, lapangan, atau perpustakaan.

Tempat dan waktu penelitian mencakup lokasi atau daerah sasaran dan kapan (kurun waktu) waktu penelitian dilakukan. Untuk penelitian yang dipenga-ruhi tempat dan waktu, perlu deskripsi lengkap tentang tempat dan waktu yang menggambarkan konteks peristiwa penelitian.

Penentuan populasi, sampel dan informan penelitian harus dinyatakan secara jelas. Populasi merupakan keseluruhan semesta pembahasan yang menjadi generalisasi hasil penelitian. Sampel adalah bagian atau representasi dari populasi sebagai unit analisis. Dalam bidang ilmu tertentu, sampel dapat terdiri atas responden dan/atau informan yang dimanfaatkan dengan berbagai pendekatan. Responden adalah orang yang memberi tanggapan atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Informan adalah orang yang menguasai dan memahami obyek penelitian dan mampu menjelaskan secara rinci masalah yang diteliti.

Definisi operasional ialah uraian yang membatasi setiap istilah atau frasa kunci yang digunakan dalam penelitian dengan makna tunggal dan terukur. Definisi operasional bukan berarti menjelaskan kata demi kata yang terdapat di dalam judul secara harfiah, melainkan memberikan gambaran variabel-variabel

Page 5: PROPOSAL SKRIPSI.doc

5

yang akan diukur dan bagaimana cara mengukurnya serta indikator-indikator sebagai penjelas variabel.

Desain penelitian atau rancangan penelitian berisi uraian eksplisit tentang langkah-langkah yang ditempuh, atau sub-subkomponen yang harus ada untuk meraih hasil yang hendak dicapai. Rancangan penelitian dapat digambarkan dalam bentuk diagram.

Data dan sumber data Data adalah kumpulan fakta atau informasi yang dapat berbentuk angka atau deskripsi yang berasal dari sumber data. Sumber data adalah uraian tentang asal diperolehnya data penelitian. Sumber data berasal dari organisasi, masyarakat, sistem, hewan, tumbuhan, bahan, alat, dll. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian, baik benda maupun orang.

Tehnik dan alat perolehan data ialah uraian yang menjelaskan cara dan instrumen yang digunakan untuk memperoleh data. Perolehan data dapat dilakukan dengan tehnik wawancara, observasi, tes, atau pengukuran. Alat perolehan data dapat berbeda tergantung pada macam penelitian dan jenis serta bentuk data yang akan dicari seperti alat perekam, kuesioner, alat ukur, proses, dll. Semua alat dan proses yang digunakan harus bersifat standar, yaitu telah diuji keandalan-nya (reliabilitas) dan kesahihan (validitas) terlebih dahulu.

Tehnik penyajian data dan analisis data ialah uraian tentang cara mengkaji dan mengolah data awal atau data mentah sehingga menjadi data atau informasi dan uraian tentang analisisnya. Tehnik penyajian data dapat dilakukan dengan pengkodean (coding), pengeditan (editing), penabulasian (tabulating), dll. Tehnik analisis data bergantung pada jenis penelitian dan data yang dianalisis.

4. BAGIAN AKHIR Bagian akhir proposal dapat terdiri dari: (1) daftar istilah, (2) daftar sumber

rujukan/pustaka, dan (3) lampiran (bila ada). Daftar istilah istilah dalam proposal skripsi bisa dicantumkan definisi

singkat yang dikumpulkan pada bagian tersendiri yang disebut daftar istilah. Daftar istilah dibuat urut abjad. Perlu tidaknya suatu istilah dijelaskan sangat tergantung pada fokus pembahasan atau penelitian. Istilah yang menjadi fokus pembahasan atau penelitian didefinisikan secara formal di dalam karya ilmiah, sedang istilah-istilah penting yang bukan merupakan fokus pembahasan atau penelitian dijelaskan dalam daftar istilah.

Daftar sumber rujukan atau daftar pustaka. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah menarik perhatian pembaca tentang keberadaan buku, artikel, dan atau sumber rujukan lain yang dirujuk dalam proposal ilmiah. Penyusunan daftar pustaka menggunakan Harvard style. Menurut Rifai (dalam PPKI-Unej. 2010) Harvard style adalah penulisan sumber rujukan dengan cara mencantumkan nama akhir penulis (urut abjad) tanpa nomor urut (Vancouver style). Lebih terperinci aturan penulisan daftar pustaka bisa dibaca di Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Jember edisi ke-3 2010 (PPKI-Unej. 2010)

Lampiran memuat uraian secara rinci tentang dokumentasi pendukung: data, skrip, atau blanko penelitian. Ketentuan penulisan sebagai berikut:a. Lampiran ditulis dengan font Time News Roman 12 dengan jarak antar baris

sesuai kebutuhan (kalau banyak satu spasi)b. Penomoran halaman merupakan kelanjutan bagian utama.

Page 6: PROPOSAL SKRIPSI.doc

6

DAFTAR PUSTAKAIbnu S. 1988. Isi dan Format Artikel. Materi Seminar- Lokakarya Penyuntingan

Jurnal Angkatan IV IKIP Malang.Susilawati IDA, Meilawati Z, Yustisia Y, dan Suhartini. Panduan Pelaksanaan

Penyusunan Skripsi. Edisi ke-2. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Saukah A. 1988. Teknik Penulisan Artikel Dalam Jurnal. Materi Seminar-

Lokakarya Penyuntingan Jurnal Angkatan IV IKIP Malang.Tim penyusun. 1988. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (PPKI-Unej). Edisi I.

Badan Penerbit Universitas Jember.Tim penyusun. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (PPKI-Unej). Edisi V.

Badan Penerbit Universitas Jember.

Page 7: PROPOSAL SKRIPSI.doc

7

Lampiran 1. Contoh Halaman Sampul Proposal Skripsi

Streptococcus mutans:UJI INHIBISI DENGAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS

(Garcinia mangostana L.)

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh

Nama mahasiswa ………………NIM ……………..

Pembimbing

Dosen Pembimbing Utama : ….. (nama pembimbing)Dosen Pembimbing Pendamping : ….. (nama pembimbing)

Penguji

Dosen Penguji Ketua : ……. (nama penguji)Dosen Penguji Anggota : ……. (nama penguji)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS JEMBER

Page 8: PROPOSAL SKRIPSI.doc

8

2014Lampiran 2. Paragraf

PARAGRAFPenyusunan paragraf berpangkal pada tiga hal berikut: (1) bahwa suatu bangunan

ilmu disusun oleh orang banyak, yang masing-masing menulis atau melakukan penelitian sesuai metode ilmiah: (2) kita diperbolehkan mengutip sebanyak-banyaknya secara gratis (dengan menyebut sumber kutipan) untuk tulisan kita. Kemudian kutipan-kutipan tersebut kita susun menjadi tulisan kita. (3) dengan menyusun kutipan-kutipan tadi secara sistematis, dengan mengikuti metode ilmiah, maka tulisan kita sudah dianggap bagian dari ilmu, artinya dikatakan ilmiah, yang boleh dikutip dengan menyebut sumbernya.

Oleh karena itu pemahaman tentang paragraf sangat penting bagi seseorang yang ingin menulis. Melalui paragraf seorang penulis menyampaikan ide-ide dan gagasan-nya mengikuti aturan tertentu, metode ilmiah, sehingga tulisannya bersifat ilmiah dan menjadi bagian dari ilmu. Melalui paragraf yang baik seseorang mengkomunikasikan tulisan-nya dengan baik kepada sesama ilmuwan.

Dalam penulisan skripsi atau makalah tutorial mahasiswa juga diharapkan memahami paragraf dengan baik, karena penyusunan skripsi dan makalah tutorial adalah pelaksanaan metode ilmiah. Dengan pemahaman yang baik tentang paragraf, mereka dapat mengkomunikasikan tulisan-tulisannya kepada pembaca, yakni teman-teman dan dosen pembimbing atau dosen penguji. Selain itu, dengan membiasakan diri menulis paragraf dengan baik, nantinya akan sangat bermanfaat ketika mereka sudah bekerja pada instansi tertentu.

PARAGRAF

Menurut KBBI paragraf atau alinea adalah bagian bab dalam suatu karangan, yang mengandung ide pokok dan dimulai penulisannya dengan garis baru. Menurut Pedoman Karya Ilmiah Universitas Jember, PPKI-UJ (1998), adalah bagian karangan atau wacana yang terdiri atas beberapa kalimat yang saling berhubungan secara utuh dan padu, yang berisi satu kesatuan gagasan. PPKI-UJ (2010) adalah rangkaian beberapa kalimat yang saling berhubungan dan terkait dalam satu kesatuan serta hanya mempunyai satu pokok pikiran atau satu gagasan. Dari berbagai pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa: (1) Paragraf adalah bagian dari suatu karangan; (2) Mempunyai satu gagasan; (3) Terdiri dari beberapa kalimat; dan (4) Antar kalimat penyusunnya ada kesatuan (kohesi) dan kepaduan (koherensi).

Hal yang kurang mendapat perhatian pada penyusunan paragraf biasanya kesatuan (kohesi) dan koherensi (kepaduan). Menurut PPKI-UJ (2010), kesatuan (kohesi) berhubungan dengan keeratan hubungan makna antar gagasan dalam satu paragraf. Terkait kohesi, suatu paragraf mengandung satu gagasan (main idea) diikuti oleh beberapa gagasan penjelas (supporting idea). Sedangkan kriteria kepaduan (koherensi) hubungan (bentuk dan struktur) antar kalimat dalam paragraf. Kepaduan dapat diketahui dari susunan kalimat yang sistematis, logis, dan mudah dipahami. Hal ini dicapai jika menggunakan sarana pengait kalimat berupa: penggantian (misal dia, mereka, ia, dll), kata penunjuk (ini, itu, di bawah, tersebut) atau pengulangan, penghubung antar kalimat (oleh karena itu, meskipun begitu, jadi, namun, selain itu, dll) dan gabungan ketiganya.

Sementara itu, PPKI-UJ (1998) menganjurkan tentang penyusunan paragraf sebagai berikut: (1) Tidak menggunakan paragraf banci; (2) Menghindari paragraf yang hanya terdiri dari satu kalimat. Sebaliknya paragraf yang terlalu panjang, yang terdiri dari banyak kalimat, sering mengaburkan gagasan pokok; (3) menggunakan kata transisi untuk menghubungkan antar paragraf, misalnya, demikian pula, berbeda dengan, lebih jauh, sebaliknya, dll; (4) Dalam menyusun paragraf harus diperhatikan kohesi antar

Page 9: PROPOSAL SKRIPSI.doc

9

kalimat dan koherensi antar paragraf. Keduanya dapat menggunakan kata penghubung antar kalimat, dan kata transisi.

Ada beberapa jenis paragraf yang sering dipakai dalam tulisan ilmiah. Dikenal enam jenis paragraf, mungkin lebih, tetapi penguasaan enam paragraf ini cukup memadai untuk menulis. Enam paragraf tersebut adalah: (1) paragraf dengan ide utama, (2) paragraf dari umum ke khusus (deduktif), (3) paragraf dari khusus ke umum (induktif), 4) paragraf sebab-akibat, (5) paragraf pembuka, dan (6) paragraf penutup. Kita diperbolehkan menggunakan keenam jenis paragraf tersebut dan mengkombinasikan dengan paragraf lain, tentu saja sesuai tujuannya, misalnya kita menggunakan paragraf pembuka di awal tulisan kita, bukan di bagian akhir. Tentang penggunaan ini akan diuraikan pada bagian berikut.

1. Paragraf dengan Ide UtamaBeberapa peneliti membuktikan bahwa S. mutans bisa hidup dan menjalankan

aktivitasnya di daerah tertentu pada dinding vasa. Vojdani (2003) menyatakan bahwa di antara berbagai mikroba oral, S. mutans paling sering ditemukan di dalam darah. Vojdani (2003) juga melaporkan bahwa, pada individu dengan higiene mulut jelek, konsentrasi S. mutans di dalam darah bisa mencapai 10 kali lipat atau lebih daripada kondisi bakteriemia asimtomatik. Stinson, Alder dan Kumar (2003) melalui pemeriksaan mikroskop elektron membuktikan bahwa S. mutans mampu menembus endotel. Douglas, et al. (1993) menyatakan bahwa S. mutans terlibat pada endokarditis bakterial subakut, karena mikroba ini ditemukan pada katub jantung. Ferrieri, 2002; Rovery et al. 2005; Lo Hahn et al. 2005 juga melaporkan keberadaan S. mutans pada katup jantung penderita endokarditis. ...

Komentar Paragraf jenis ini paling sering dipakai dalam tulisan ilmiah, skripsi, makalah tutorial,

diktat ataupun buku teks. Ide utama didapat dari mana? Ide utama didapat dari pernyataan pribadi, dari

narasumber dengan menyebutkan sumbernya atau pustaka dengan menyebut pustakanya. Contoh:

Karies terjadi pada hampir setiap orang ...(pernyataan pribadi) Narulita (1980) dalam ceramah ilmiah di FKG menyatakan ... (narasumber)Giunta (1999) menyatakan bahwa ...(pustaka).

Kalimat pertama (di bold) merupakan ide utama atau main idea: Kalimat yang lain, yang dicetak miring, adalah pendukung dari ide utama atau

supporting idea. Supporting idea didapat dari mana? Harus dari pustaka, tidak boleh pernyataan

pribadi. Bagian berikut menunjukkan bahwa pernyataan yang isinya sama diambil dari

berbagai sumber: Ferrieri, 2002; Rovery et al. 2005; Lo Hahn et al. 2005 juga melaporkan keberadaan S. mutans pada katup jantung penderita endokarditis. ...

Paragraf dengan main idea bisa dijadikan dasar untuk menyusun paragraf pada tulisan non-ilmiah misalnya, paragraf pembuka atau penutup, paragraf dari umum ke khusus atau sebaliknya, dan paragraf sebab-akibat, tanpa memperhatikan main idea dan supporting idea dikutip dari mana.

2. Paragraf dari Umum ke Khusus

Bagian utama karya ilmiah terdiri atas beberapa bab. Jumlah bab tidak dibakukan namun disesuaikan dengan ruang lingkup penelitian. Bagian utama umumnya terdiri atas: pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesim-pulan dan saran, dan daftar pustaka (Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi, 1999).

Page 10: PROPOSAL SKRIPSI.doc

10

Komentar Ini adalah contoh paragraf dari umum ke khusus (paragraf deduktif), yang sesuai

namanya uraian dimulai dari hal yang besar kemudian semakin mengecil, dari hal yang umum ke hal yang khusus.

Dengan kata lain, paragraf deduktif adalah paragraf di mana pokok pikiran dan gagasan terletak di awal paragraf PPKI-UJ, 2010).

Perhatikan pengetikan titik (.), koma (,), titik dua (:) atau titik koma (;) diketik mepet dengan kata di depannya diikuti spasi dan kata di belakangnya.

Perhatikan pendahuluan, tinjauan pustaka dan metode penelitian semuanya diawali huruf kecil, apabila mereka berperan sebagai judul bab atau subjudul diawali dengan huruf besar.

Pustaka: Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi, 1999, dicantumkan di sini dengan maksud (1) bahwa bagian ini adalah kutipan dari sumber tersebut dan (2) supaya mudah mencari lagi, kalau diperlukan mencari sumber kutipan. Penulisan pustaka biasanya nama penulis diikuti (tahun) atau (Nama, tahun), tetapi pada contoh di atas tidak ditulis karena dalam buku aslinya nama pengarang tidak ditulis, yang penting diketahui sumbernya.

3. Paragraf dari Khusus ke Umum, Respon imun adaptif diawali dalam jaringan khusus yang disebut organ limfoid

periferal, yang dengan efisien mengumpulkan antigen yang masuk, melalui portal (kulit, traktus gastrointestinal dan traktus respiratorius). Limfosit naif bermigrasi melalui organ limfoid dan sel aksesoris khusus, yang diperlukan untuk menginduksi respon limfosit, yang juga beredar di jaringan itu (Abbas, 2003).

Komentar. Ini adalah paragraf dari khusus ke umum atau paragraf induktif. Pada paragraf ini, hal

yang spesifik atau hal yang kecil terletak pada bagian atas dan uraiannya yang bersifat lebih besar terletak pada bagian bawah paragraf.

Dengan kata lain, paragraf induktif adalah paragraf di mana pokok pikiran dan gagasan terletak di akhir paragraf PPKI-UJ (2010).

Pustaka ditulis (Abbas, 1993) atau Abbas (1993) kutipan diambil dari sumbernya, buku Abul K. Abbas (1993).

4. Paragraf Sebab Akibat Jangan lupa bahwa pola hidup orang tua juga mempengaruhi anak. Contoh

mudahnya, orang tua yang suka membaca dapat mendorong anak untuk senang membaca juga. Anda dapat membaasakan hal ini kemudian membahas bersama apa yang telah dibaca anak. Hal ini pun dapat membantu cara berpikir praktis anak, yang kemudian terbawa pada pola belajarnya (Kompas, 13 Juni 2010).

Komentar Di atas tersebut adalah paragraf sebab-akibat, dengan penyebab pola hidup orang tua

sedangkan akibatnya pola hidup anak. Namun demikian paragraf di atas juga merupakan paragraf dengan ide utama, yakni Jangan lupa bahwa pola hidup orang tua juga mempengaruhi anak sebagai main idea diikuti dengan uraian tentang penjelasannya, yakni supporting ide.

Perhatikan penulisan dibaca, di tidak dipisah dengan baca karena tidak berhubungan dengan tempat, bukan kata depan melainkan awalan.

Page 11: PROPOSAL SKRIPSI.doc

11

5. Paragraf Pembuka Juara dunia dua kali, Argentina, akan memulai laga di grup B meladeni salah satu

wakil Afrika selatan, Nigeria, di Stadion Ellis Park, Johannesburg. Ini kesempatan bagi tim tango Argentina untuk membungkam ocehan para pengritik, gara-gara penampilam buruk selama kualifikasi. Patut ditunggu bagaimana kiprah pasukan Diego Maradona itu di putaran piala dunia ke-19 ini. Sepanjang persiapan, Maradona sangat minim menggelar partai pemanasan dan lebih banyak berlatih ringan. Uji coba terakhir yang dilakoni Tim Tango ketika melumat Kanada 5-5, 24 Mei lalu, (Surya, 12 Juni 2010).

Komentar Paragraf pembuka menceritakan hal-hal yang akan diceritakan pada paragraf-paragraf

berikutnya secara singkat dan padat. Perhatikan penulisan huruf besar pada nama geografis, Argentina, Nigeria dan

Kanada, Nama orang, Diego Maradona, nama bulan, Mei dan Juni, dan nama tim, Tim Tango. Ada di EYD.

Perhatikan pengetikan ke-19 berbeda dengan XIX tetapi artinya sama, ada penulisan lain lagi kesembilan belas.

Pada koran aslinya, Surya, kalimat pertama ditulis dengan huruf yang lebih besar supaya mendapat perhatian.

Perhatikan penulisan Afrika Selatan bukan Afrika selatan. Perhatikan pengetikan: Juara dunia dua kali pada kalimat pertama ditulis dengan

huruf. Bilangan sepuluh dan lebih kecil ditulis dengan huruf.

6. Paragraf PenutupJangan cemas bila anak Anda sekarang mengalami kesulitan belajar, karena

banyak contoh kasus yang mengalami hal tersebut di saat kecil, namun seiring dengan bertambahnya usia belajar tak lagi menjadi momok. Bukan berarti anak yang malas belajar saat kecil akan terus malas hingga besar. Semua ini tergantung anda sebagai orang tua untuk menyikapinya. Kompas, Minggu 13 Juni 2001.

Komentar Paragraf penutup seringkali tidak ditulis, salah satu pertimbangan karena yang

diutamakan di koran adalah singkat dan padat, tetapi akhirnya didapat contoh paragraf penutup, seperti di atas.

Perhatikan kata di saat, di dipisah dengan saat, biasanya di dipisahkan dengan kata berikutnya kalau berhubungan dengan tempat misal: di sini, di sana, di Jakarta, di sekolah dan lain-lain.

Penulisan pustaka untuk surat khabar, dapat ditulis sebagai berikut: Surya, 12 Juni 2010; Kompas, Minggu 13 Juni 2010 atau Kompas 10 Maret 2008)

SINTESIS PARAGRAFSebelum membicarakan tentang sintesis paragraf perlu diingat kembali tentang

tulisan ilmiah yang baik sebagai dasar mensintesis paragraf yang baik. Ada beberapa ciri khas tulisan ilmiah yang harus diperhatikan, yakni logis, lugas, obyektif, formal dan konsisten. Logis artinya sesuai dengan logika, benar menurut penalaran atau masuk akal. Lugas, berarti mengenai hal yang pokok-pokok (perlu-perlu) saja, tidak menyimpang, apa adanya, polos, tidak menyimpang, tidak berbelit-belit dan tidak bersifat pribadi. Obyektif atau objektif, memerikan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi, aspek dari obyektivitas adalah mendasarkan gagasan sebagai pangkal tolak atau penggunaan kalimat pasif dalam tulisan ilmiah. Tulisan ilmiah harus formal atau resmi, sesuai dengan peraturan yang sah atau ketentuan yang berlaku, misal mengikuti EYD. Konsisten artinya harus ajeg dari awal tulisan sampai akhir, menggunakan istilah atau pemikiran dengan ajeg atau taat asas.

Page 12: PROPOSAL SKRIPSI.doc

12

Ada beberapa persyaratan dalam mensintesis paragraf dari kutipan berbagai sumber. Menurut PPKI-UJ (1998) ada dua macam kutipan yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah pengambilan sumber yang dilakukan apa adanya sesuai dengan aslinya, sedangkan kutipan tidak langsung adalah pengambilan sumber dengan menyadur atau menjabarkan dalam bentuk parafrase. Dua jenis kutipan itu akan diuraikan lebih rinci berikut ini. Dalam tulisan ilmiah dianjurkan untuk tidak mengutip secara langsung, tetapi sebaiknya mengutip secara tidak langsung.

Pada kutipan langsung dipersyaratkan hal-hal berikut: (1) Kutipan langsung yang kurang dari empat baris diletakkan di antara dua tanda kutip; (2) Kutipan langsung yang terdiri lebih dari empat baris dituliskan berbeda dengan teks asli, dengan indentasi yang berbeda lima ketukan dari margin kiri tetapi lurus dengan margin kanan, dan jarak antar baris satu spasi. Apabila ada bagian dari kutipan langsung yang dilesapkan, bagian yang dilesapkan diganti dengan tanda titik tiga (…) dan apabila yang dilesapkan pada akhir kalimat maka diganti titik empat (….). Kutipan langsung dalam bahasa asing sebaiknya disertai penjabarannya dalam bahas Indonesia.

Contoh berikut adalah kutipan langsung yang terdiri kurang dari empat baris:“Secara klinis, RAS dikelompokkan menjadi tiga subkelompok: minor, mayor,

dan herpetiform. Ketiga subtipe tersebut memberikan tanda klinis yang sama, yakni regular, bulat atau oval, ulser yang sakit dengan batas eritematus yang kambuhan.”

Komentar: Diletakkan dalam tanda kutip Spasi sama dengan skripsi. Penulisan italik hanya pada buku ini, tidak pada skripsi.

Contoh berikut adalah kutipan langsung lebih dari empat baris:Penyebab lesi traumatik umumnya terlihat nyata dari peng-galian riwayat kasus atau pemeriksaan klinis. Ulserasi faktitial biasanya lebih sulit didiagnosa karena pasien kurang perhatian terhadap riwayat kasus, oleh karena itu diperlukan tingkat kecurigaan yang tinggi untuk menegakkan diagnosis. Biopsi biasanya diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan untuk mengesampingkan suatu infeksi atau neoplasia (Lewis 2009)

Komentar: Tidak ditempatkan di antara tanda kutip Indentasi kiri lima ketukan lurus di sepanjang kutipan Margin kanan lurus dengan teks asli. Spasi tunggal, berbeda dengan skripsi (1,5). Sebagian kutipan dilesapkan karena informasinya tidak diperlukan, oleh karena itu.

Bagian ini diganti dengan tanda titik empat (….) Pada kutipan tidak langsung dipersyaratkan beberapa hal berikut: (1) Pendapat

yang terdiri beberapa alinea atau beberapa halaman dirangkum atau disarikan ke dalam beberapa kalimat; (2) Sumber berbahasa asing disadur dan disarikan dalam bahasa Indonesia. (3) Kutipan tidak langsung tidak perlu diletakkan di antara tanda kutip.

Contoh berikut adalah kutipan tidak langsung dari berbagai sumber yang telah disusun menjadi paragraf:

Sampai saat ini Acute Coronary Syndrome (ACS) masih menjadi penyebab kematian utama baik di negara maju maupun negara berkembang. WHO memperkirakan tiap tahun 17 juta penduduk meninggal karena penyakit ini (+ 40 % kematian di dunia) dan lebih dari separuh berasal dari negara berkembang (Bahorun dkk., 2006; Lakhanpal dkk. 2008)….

Komentar:

Page 13: PROPOSAL SKRIPSI.doc

13

Kutipan diambil dari beberapa sumber dengan mengambil intisari sumber (tidak copy-paste).

Tanda titik empat menunjukkan bahwa kutipan masih ada lanjutan-nya, tetapi tidak disertakan semua karena dalam buku ini tidak diperlukan.

PENULISAN PARAGRAF1. Penulisan 1

Sampai saat ini Acute Coronary Syndrome (ACS) masih menjadi penyebab kematian utama baik di negara maju maupun negara berkembang. WHO memperkirakan tiap tahun 17 juta penduduk meninggal karena penyakit ini (+ 40 % kematian di dunia) dan lebih dari separuh berasal dari negara berkembang (Bahorun dkk., 2006; Lakhanpal dkk. 2008). Tahun 2020 diprediksi ACS akan menjadi penyebab kematian utama di dunia (Vojdani, 2003). Di Indonesia, menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga, Departemen Kesehatan, sejak tahun 1995 ACS tercatat sebagai penyebab kematian nomor satu pada komunitas di atas 40 tahun (Tjokroprawiro, 2002)..

2. Penulisan 2Sampai saat ini Acute Coronary Syndrome (ACS) masih menjadi penyebab

kematian utama baik di negara maju maupun negara berkembang. WHO memperkirakan tiap tahun 17 juta penduduk meninggal karena penyakit ini (+ 40 % kematian di dunia) dan lebih dari separuh berasal dari negara berkembang Tahun 2020 diprediksi ACS akan menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia. Di Indonesia, menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga, Departemen Kesehatan, sejak tahun 1995 ACS tercatat sebagai penyebab kematian nomer satu pada komunitas diatas 40 tahun (Tjokroprawiro, 2002; Bahorun dkk., 2006; Lakhanpal dkk. 2008; Vojdani, 2003).

3. Penulisan 3Sampai saat ini Acute Coronary Syndrome (ACS) masih menjadi penyebab

kematian utama baik di negara maju maupun negara berkembang. WHO memperkirakan tiap tahun 17 juta penduduk meninggal karena penyakit ini (+ 40 % kematian di dunia). dan lebih dari separuh berasal dari negara berkembang Tahun 2020 diprediksi ACS akan menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia. Di Indonesia, menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga, Departemen Kesehatan, sejak tahun 1995 ACS tercatat sebagai penyebab kematian nomer satu pada komunitas diatas 40 tahun 1,2,3,4,5

MENGEMBANGKAN PARAGRAFApabila suatu saat anda mengalami macet pada waktu menulis, jangan panik,

cara-cara berikut ini mungkin dapat menolong. (1) Metode 4W1H (what, when, why, who, how) salah satu cara untuk mengembangkan paragraf fiksi atau berita, seringkali bermanfaat untuk mengembangkan paragraf kita; (2) Selain itu, pada tulisan yang sesuai, paragraf bisa dikembangkan melalui pengembangan Ipoleksos-budhankam; dan (3). Pengembangan sesuai materi, misal kita sedang menulis tentang gigi, pengembangan bisa ke arah anatomi, morfologi, histologi, posisi di dalam rahang, dll. Misal kita sedang menulis tentang pencabutan gigi pengembangan bisa ke arah: jenis gigi yang akan dicabut, anestheticum yang digunakan, alat-alat yang digunakan, dan resep yang akan kita berikan; (4) Pengembangan secara khronologis, yaitu urut-urutan suatu proses.

Contoh-contoh pengembangan paragraf

Page 14: PROPOSAL SKRIPSI.doc

14

1. Metode 4W1HStreptococcus mutans adalah bakteri yang mempunyai kemampuan luar biasa.

Ia adalah bakteri oral berbentuk bulat dengan deretan koloni seperti rantai (what). Ketika rongga mulut banyak makanan (sukrosa) bakteri ini berperan pada proses karies melalui proses fermentasi sukrosa tersebut, ketika akar gigi sudah terbuka ke dalam darah bakteri ini masuk ke aliran darah dan berperan pada pathogenesis penyakit pembuluh darah, misalnya endokarditis (when, why, how)… Komentar Tulisan yang dicetak tebal adalah main idea sedangkan yang lain adalah supporting

idea. Ketika anda menulis skripsi atau tulisan ilmiah yang lain, main idea tidak usah dicetak tebal.

4W1H tidak ada yang mengharuskan selalu ada semua, pada contoh paragraf di atas hanya ada what, when, why, dan how. Jadi yang penting adalah keinginan anda mengembangkan paragraf terpenuhi.

Perlu diperhatikan penulisan nama bakteri dengan huruf italik, yang pertama (biasanya dalam suatu bab) ditulis lengkap (Streptococcus mutans), tetapi pada penulisan berikutnya disingkat (S. mutans).

Pada tulisan pengungkapan berlebihan (luar biasa ) seperti paragraf di atas tidak diperbolehkan.

2. IpoleksosbudhankamNasib para pengungsi letusan gunung Sinabung sangat memprihatinkan.

Mereka tidak bisa melakukan pekerjaan sehari-hari, yang umumnya bertani (ekonomi). Sementara itu mereka tidak dapat melakukan MCK dengan baik karena fasilitas di pengungsian sangat berbeda dengan di rumah (sosial, budaya). Selain itu mereka juga harus memikirkan harta benda yang ditinggal (hankam) …Komentar Tulisan yang dicetak tebal adalah main idea sedangkan yang lain adalah supporting

idea. Ketika anda menulis skripsi atau tulisan ilmiah yang lain, main idea tidak usah dicetak tebal.

Pada tulisan yang sesuai, pengembangan paragraf dengan metode ipoleksosbudhankam (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan) ini sering dilakukan, misalnya pada tulisan-tulisan yang bersifat berita di koran, majalah, dll.

Pada paragraf ini, pengembangan ideologi tidak ada, itupun tidak apa-apa, yang penting pengembangan paragraf tercapai, melalui pengembangan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan hankam.

3. Pengembangan sesuai materiKetika mencabut gigi molar pertama bawah ada beberapa aspek yang harus

diperhatikan. Pertama, inervasi gigi dan mukosa yang mendukung gigi tersebut, selain itu harus diketahui pula jalur perjalanan sarafnya. Kedua anesthetikum yang digunakan, biasanya terkait dengan tekanan darah pasien. Pasien dengan tekanan darah tinggi tidak dianjurkan menerima anesthetikum yang mengandung adrenalin. Ketiga, tang atau bein yang akan digunakan. Tang untuk gigi molar rahang bawah berbeda dengan molar atas … Komentar Ini adalah pengembangan paragraf sesuai dengan materi, yakni materi Bedah Mulut.

4. Pengembangan kronologisPenyakit aterotrombotik pada jalur tersebut terjadi secara bertahap. Dimulai

dengan karies gigi, yang berproses dan akhirnya sampai ke apikal gigi. Kemudian,

Page 15: PROPOSAL SKRIPSI.doc

15

apabila apeks gigi sudah terbuka, S. mutans dapat masuk ke aliran darah. Di sini mereka bisa memulai proses pathogenesis penyakit atherosklerotik, …

Komentar Paragraf ini berhubungan dengan paragraf sebelumnya, ditunjukkan dengan kata

tersebut. Paragraf ini dikembangkan secara khronologis. Kata-kata seperti bertahap, dimulai,

dan kemudian menunjukkan hal itu. Selain itu, bisa juga digunakan pertama, kedua, ketiga, dsb.

Tulisan nonilmiahUraian tentang paragraf pada bab ini diarahkan untuk tulisan-tulisan ilmiah, tetapi

juga bisa dimanfaatkan untuk tulisan nonilmiah. Skripsi, makalah tutorial, proposal penelitian, artikel ilmiah ditulis dengan paragraf-paragraf yang telah diuraikan di atas. Pada tulisan nonilmiah, seperti cerpen, novel, novelet, paragraf-paragraf di atas digunakan untuk mengungkapkan narasi dan paragrafnya tidak terlalu panjang, tetapi mengalir searah dengan ceritanya, sedangkan dialog dituliskan dengan cara yang berbeda, yakni di antara tanda kutip, dan dengan menggunakan kalimat langsung. Untuk tulisan nonilmiah, ketentuan yang lebih detail tidak dalam buku ini, oleh karena itu perlu dibaca di buku yang lain.

Satu hal yang penting sebelum menutup bab ini adalah mengingatkan tentang koreksi, kalau perlu koreksi dilakukan berkali-kali dan koreksi akhir dilakukan pada printout. Kita jangan ragu-ragu mengoreksi tulisan kita, kadang tulisan kita perlu dirubah total ketika kita terinspirasi hal tertentu, atau ada koreksi-koreksi kecil ketika kita membaca ulang.

Pada tulisan pertama, pasti masih banyak yang salah atau kurang tepat. Faktor koreksi terkait dengan materi meliputi kelengkapan penulisan, urut-urutan, dan cara penyampaian. Koreksi ini harus dilakukan agar tulisan lengkap, urut, dengan cara penyampaian yang baik, artinya singkat, padat, dan definitif (jelas maksudnya). Faktor koreksi berikutnya terkait dengan tata-tulis.

Pada awal menulis konsentrasi kita tertuju pada materi yang akan kita tulis, penyajiannya pasti masih belum baik. Oleh karena itu koreksi tahap kedua ini dipusatkan pada tata tulis: (1) sistematika, eja-an, pencetakan bold, italik, dan garis bawah, pengetikan huruf kapital; (2) hubungan antar kalimat, dan hubungan antar paragraf ditata ulang; (3) pemakaian tanda hubung untuk memperbaiki estetis, karena sering tulisan kita terlihat jarang-jarang ketika dicetak, sehingga kita perlu memutus kata tertentu atau mengganti kata tertentu sehingga baris-baris ketikan tertata rapi. (4) terakhir, umumnya kita merubah file word menjadi pdf.

Koreksi pada printout (PO) sangat penting dilakukan. Banyak kesalahan yang tidak terlihat di layar komputer kita terlihat dengan jelas di PO, misalnya, kesalahan pengetikan, kesalahan ejaan, bahkan kesalahan materi juga lebih mudah dilihat melalui printout. Pengulangan-pengulangan terkait materi juga lebih mudah terlihat melalui PO. Penampilan kata-kata yang jarang, akan terlihat jelas di PO.

Lampiran 3. Penulisan Tabel dan Gambar

Page 16: PROPOSAL SKRIPSI.doc

16

Secara umum tabel dan gambar disajikan untuk membantu pemahaman pembaca terhadap sesuatu yang dibahas. Ilustrasi tabel dan gambar dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat proporsional dan simetris serta dapat dibaca dan dipahami dengan jelas. Komponen tabel terdiri atas judul tabel, kepala tabel, isian sel, garis pemisah horisontal, sumber dan atau catatan/keterangan. Komponen gambar terdiri dari gambar itu sendiri, judul gambar, keterangan dan sumber gambar.

Contoh penyajian tabel:

Tabel 2.1 Anggota dari Steptococcus viridans (Russel dalam Gronroos 1999)anginosus group mitis group salivarius group mutans groupS. anginosus S. oralis S. vestibularis S. mutansS. constellatus S. mitis S. salivarius S. sobrinusS. intermedius S. gordonii

S. sanguisS. parasanguis

Tabel 2. 2 Diferensiasi Streptococcus viridans dari spesimen klinik (Baron, dkk. 1994)Species VP AD U EH AFI AFM Dext LevS. bovis I + - - + + + + +S. bovis II + - - + - - - -S. Gordonii - + - + + - + -S. milleri (anginos) + + - + - - - -S. mitis - - - - - - - -S.mutans + - - + + + + -S. oralis - - - -/+ - - + -S. parasanguis + - -/+ - - + -S. salivarius +/- - +/- + +/- - - +S. sanguis - + - +/- + - + -S. sobrinus - - - + - +/- + -S. vestibularis +/- - + +/- - - - -

Keterangan:VP : Voges Proskauer AFI : Acid from Inulin EH : Esculin HydrolysisAD: Arginine dyhidrolase AFM : Acid from Manitol Lev : LevanU : Urea Dextr : Dextran

Contoh penyajian gambar:

Page 17: PROPOSAL SKRIPSI.doc

17

Gambar 2.1 Adesi S. mutans pada monosit (pengecatan Giemsa, pembesaran 1000 x) (Sumber: Purwanto, 2009)

Gambar 2.2. Reduksi NBT2+ oleh radikal superoksid. Nitroblue tetrazolium (NBT) adalah garam ditetrazolium yang dapat direduksi secara sempurna menghasilkan diformasan, melalui adisi empat elektron, dengan pembentukan senyawa antara berupa radikal bebas (Sumber: Halliwell & Gutteridge, 1999).