proposal skripsi.doc

Upload: nur-muhammad-abduh

Post on 07-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERANAN INDONESIA SEBAGAI ANGGOTA TIDAK TETAP DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANSA-BANGSA (DK PBB) PERIODE 2007-2008 TERHADAP UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK DI TIMUR TENGAHA. Latar Belakang MasalahPada umumnya manusia tidak dapat hidup sendiri perlu bantuan dari orang lain. Oleh karena itu manusia yang hidup di dunia perlu kerjasama, hidup damai namun terkadang dalam mencapai tujuannya terganjal oleh benturan-benturan kepentingan yang tidak sepaham. Begitu pula dengan negara yang memerlukan kerjasama dengan negara lain, namun pastinya juga tidak luput dari suatu pertentangan. Pertentangan tersebut bahkan akan menimbulkan peperangan antar negara maupun bangsa.Setiap peperangan selalu menimbulkan kehancuran, baik pihak yang dikatakan menang maupun pihak yang kalah, bahkan banyak peristiwa perang mengakibatkan lenyapnya sebuah bangsa atau sebuah negara. Di balik dahsyatnya akibat perang orang memikirkan tentang perdamaian yang kekal dan abadi. Oleh karena itu dibentuk suatu badan atau lembaga yang dapat mengatasinya, suatu badan internasional untuk menjaga perdamaian dan keamanan, maka terbentuklah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2007-2008, menjadi tantangan bagi Indonesia mengingat tugas Dewan Keamanan yang tidak mudah. Pada periode 2007-2008 merupakan periode kali ketiga Indonesia ditunjuk sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB setelah periode 1974-1975 dan 1995-1996. Tugas Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dimulai pada tanggal 1 Januari 2007, keanggotaanya selama dua tahun, Indonesia diberi kehormatan bersama-sama dengan lima negara besar yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, Rusia yang kelima negara tersebut berstatus sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan sembilan negara lain sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Mereka bertugas untuk memutuskan upaya-upaya mengatasi setiap konflik besar yang mengundang perhatian internasional atau tugas utama dalam menjaga perdamaian dan keamanan antar negara, di mana keputusannya harus dilaksanakan oleh seluruh anggota di bawah Piagam PBB.Dewan Keamanan adalah organ khusus yang berdasarkan kelaikan komposisi dan kekuasaannya dapat menjamin menghindakan manusia dari peperangan. Pengutamaan fungsi perdamaian dan keamanan PBB dan tanggung jawab khusus Dewan Keamanan dalam pelaksanaannya menyebabkan perlunya suatu analisa peranan organ tersebut dalam pekerjaan PBB serta apa yang dapat diharapkan di masa mendatang.

Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan berdasarkan pada pemilihan yang dilakukan Majelis Umum PBB melalui pemungutan suara, dengan perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara anggota yang memiliki hak pilih. Melihat dari perolehan suara yang dimiliki Indonesia itu merupakan suara yang sangat besar dimana negara-negara tersebut memberi dukungan atau lebih tepatnya mempercayakan kepada Indonesia bahwa Indonesia adalah negara yang tepat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang internasional terkait dengan masalah yang mengancam perdamaian dan keamanan internasional.

Dewan Keamanan ini terdiri dari lima belas anggota, lima sebagai anggota tetap dan yang lainnya sebagai anggota tidak tetap. Anggota tidak tetap dipilih oleh Majelis Umum untuk masa selama dua tahun. Dalam pemilihan ini diperhatikan khususnya sumbangan dari negara anggota guna pemeliharaan perdamaian dan keamanan dan tujuan lainnya dari PBB dan pada pembagian geografis yang wajar.

Dukungan yang luas terhadap keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan ini merupakan cerminan pengakuan masyarakat internasional terhadap peran dan sumbangan Indonesia selama ini dalam upaya menciptakan keamanan dan perdamaian baik pada tingkat kawasan maupun global. Peran dan kontribusi Indonesia tersebut mencakup antara lain keterlibatan pasukan Indonesia di berbagai misi penjagaan perdamaian PBB sejak tahun 1957. Dalam konteks ASEAN ikut serta menciptakan tatanan kawasan di bidang perdamaian dan keamanan, serta peran aktif di berbagai forum pembahasan isu perlucutan senjata dan masalah nuklir. Berdasarkan pembagian geografis Indonesia yang dipilih dari kawasan Asia, Majelis Umum juga telah memilih Afrika Selatan dari kawasan Afrika, Belgia dan Italia dari kawasan Eropa Barat sebagai anggota tidak tetap untuk periode yang sama, sementara pemilihan wakil kawasan Amerika Latin dan Karibia adalah Venezuela. Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2007-2008, sesuai tata urutan abjad akan mendapat giliran menjadi Presiden Dewan Keamanan PBB pada bulan November 2007. Hal ini merupakan kesempatan bagi Indonesia yang terakhir memegang presidensi Dewan Keamanan PBB beberapa tahun yang lalu pada tahun 1996 untuk menunjukkan perubahan dan kemajuan yang telah dicapai oleh Indonesia, terutama peran sertanya dalam memajukan keamanan dan perdamaian dunia. Mandat utama Presiden Dewan Keamanan PBB adalah menyediakan pelayanan dan fasilitasi serta menjembatani kepentingan seluruh anggota Dewan Keamanan PBB, tanpa pengecualian dan pengistimewaan, untuk mencapai konsensus dan menghasilkan resolusi-resolusi yang positif sekaligus praktis.

Konflik di kawasan Afrika, Timur Tengah, serta peningkatan peran organisasi kawasan dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, akan menjadi isu utama yang akan dibahas selama masa satu bulan kepresidenan Indonesia. Indonesia sebagai presiden Dewan Keamanan PBB, Indonesia berkewajiban memastikan bahwa selama bulan November, Dewan Keamanan memiliki kesatuan pandangan dan mampu menyikapi berbagai masalah dengan efektif.

Terkait dengan konflik di kawasan Timur Tengah, masyarakat internasional mempercayakan kepada Indonesia yang duduk di Dewan Keamanan untuk dapat berperanserta menggarap penyelesaian konflik di Timur Tengah. Melihat Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia dianggap dapat menjembatani perdamaian di kawasan tersebut.Kawasan Timur Tengah merupakan sebuah kawasan geopolitik yang menjadi wilayah konflik yang berkepanjangan. Wilayahnya yang mengandung sumber daya mineral dalam jumlah yang banyak, telah menjadikan kawasan ini sebagai hotbed atau ajang unjuk kekuatan negara-negara besar yang memiliki kepentingan akan energi. Tidak hanya itu, kawasan Timur Tengah merupakan kawasan berasalnya tiga agama Samawi, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam yang sekaligus menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan suci bagi ketiga agama. Fakta ini pula yang melatarbelakangi terjadinya Perang Salib dalam kurun waktu ratusan tahun. Dalam era modern, berbagai krisis terjadi di wilayah ini, seperti perang Iran-Irak, Irak-Kuwait, invasi Amerika Serikat ke Irak, dan konflik Palestina-Israel yang telah lebih dari lima dekade masih berlangsung hingga saat ini.

Konflik Timur Tengah sudah memakan waktu terlalu lama, parah dan telah memakan korban yang luar biasa. Perlu langkah besar yang dilakukan oleh sebuah negara Muslim besar untuk meringankan beban berat umat yang hidup di belahan dunia itu. Penyelesaian konflik Timur Tengah tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Konflik telah menjadi bagian dari akar sejarah yang sulit diurai. Perang menjadi puncak dari bara api sejarah yang selama ini dipendam tanpa upaya memadamkannya. Bahkan konflik di Timur Tengah tidak hanya konflik yang berdasar pada kepentingan politik saja namun sudah masuk ke ranah teologis. Konflik Timur Tengah yang sangat kompleks dan berkepanjangan tersebut perlu suatu peran dari masyarakat internasional serta keterlibatan PBB terutama organ Dewan Keamanan yang tugas utamanya adalah menjaga perdamaian dan keamanan internasional.Sebagai salah satu anggota yang mewakili kawasan Asia dan sekaligus wakil dari negara berkembang dan berpenduduk mayoritas Muslim, Indonesia dapat memberikan warna terhadap kerja Dewan Keamanan, termasuk dalam menentukan prioritas, pendekatan serta upaya reformasi kerja Dewan Keamanan. Indonesia sebagai negara yang menjadi bagian dari Dewan Keamanan PBB, serta sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memiliki tugas yang berat terkait dengan masalah penyelesaian konflik di kawasan Timur Tengah. Melihat dari konflik yang telah berlarut-larut terjadi serta melibatkan kawasan yang mayoritas beragama Islam, tentunya masyarakat internasional memberi kepercayaan terhadap Indonesia untuk dapat menyelesaikan masalah di Timur Tengah.B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah dapat ditarik suatau rumusan masalah sebagi berikut: bagaimana keterlibatan atau peranan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) periode 2007-2008 terhadap upaya penyelesaian konflik di Timur Tengah.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penalitian ini mencakup dua hal:

1. Tujuan Subjektif

Penulisan hukum ini bertujuan untuk memperoleh semua data dalam rangka menyusun penulisan hokum guna memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

2. Tujuan Objektif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji secara analitis tentang peranan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) periode 2007-2008 terhadap penyelesaian konflik Timur Tengah.D. Tinjauan Pustaka

Pembentukan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bermula dari Deklarasi Moskow tanggal 1 November 1943 yang memutuskan dalam waktu dekat akan mendirikan organisai internasioanal. Pembicaraan lebih lanjut tentang pembentukan ini disebut pembicaraan Dumbarton Oaks. Usulan tersebut dibicarakan kembali dalam Konferensi Yalta yang menetapkan akan diadakannya konferensi PBB di San Fransisco mulai tanggal 25 April-26 Juni 1945. Dalam konferensi inilah lahir Piagam PBB sebagai dasar aturan lahirnya sebuah organisasi internasional yang bersifat global yaitu PBB.

PBB ialah sebuah pertubuhan antara bangsa yang dibentukkan di San Francisco, California pada 24 Oktober 1945 selepas Perang Dunia II. Keahliannya terbuka kepada semua negara di seluruh dunia. Makluamat-maklumat utamanya, sebagaimana yang ditetapkan dalam piagam PBB, adalah untuk mengelakkan perulangan pertikaian yang hebat, menegaskan hak asasi manusia yang utama, menjamin rasa hormat akan undang-undang antara bangsa, serta memperbaiki taraf hidup penduduk di seluruh dunia. PBB telah ditubuhkan semata-mata untuk menggantikan Liga Bangsa-bangsa yang telah dibubarkan setelah gagal menghalang Perang Dunia II. Ibu pejabat asal PBB terletak di San Francisco, akan tetapi PBB kini beroperasi di New York yang merupakan ibu pejabat sejak 1946. Dewan Keamanan PBB adalah badan terkuat di PBB. Tugasnya adalah menjaga perdamaian dan keamanan antar negara. Sedang badan PBB lainnya hanya dapat memberikan rekomendasi kepada para anggota, Dewan Keamanan mempunyai kekuatan untuk mengambil keputusan yang harus dilaksanakan para anggota di bawah Piagam PBB. Dewan Keamanan mengadakan pertemuan pertamanya pada 17 Januari 1946 di Church House, London dan keputusan yang mereka tetapkan disebut Resolusi Dewan Keamanan PBB.

Dewan Keamanan PBB dibentuk berdasarkan pada pasal 7 Piagam PBB yang fungsi dan kewenangan utamanya adalah (1) untuk melakukan investigasi terhadap pertikaian atau situasi apapun yang dapat memicu pertikaian guna memastikan apakah kelanjutan dari pertikaian atau situasi tersebut memiliki kemungkinan untuk membahayakan kelangsungan perdamaian dan keamanan internasional; (2) untuk membuat keputusan terhadap prosedur atau memberikan rekomendasi terhadap butir-butir kesepakatan yang dipandang sesuai; (3) untuk membuat rekomendasi atau membuat keputusan untuk mengambil langkah-langkah penegakan guna mempertahankan atau memulihkan perdamaian dan keamanan internasional; dan (4) untuk mengambil tindakan melalui kekuatan udara, laut maupun darat yang diperlukan untuk memulihkan perdamaian dan keamanan dunia, apabila Dewan Keamanan memutuskan langkah-langkah sebelumnya adalah, atau telah terbukti, tidak memadai. Berdasarkan pasal 21 Piagam PBB, yang diamandemen oleh resolusi 1991 A (XVIII) pada tanggal 17 Desember 1983, yang berlaku sejak tanggal 31 Agustus 1963, Dewan Keamanan terdiri dari lima anggota tetap (Cina, Perancis, Republik Sosialis Uni Soviet, Kerajaan Bersatu Inggris Raya dan Irlandia Utara, dan Amerika Serikat) dan sepuluh anggota tidak tetap Dewan Keamanan. Pada tahun 1963, Sidang Umum memutuskan bahwa anggota tidak tetap Dewan Keamanan harus dipilih berdasarkan pola berikut ini: lima dari Negara-negara Afrika dan Asia, satu dari Negara-negara Eropa Timur, dua dari Negara-negara Amerika Latin dan dua dari Negara-negara Eropa dan lainnya.Indonesia dapat terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2007-2008 berdasarkan putusan Majelis Umum PBB pada tanggal 16 Oktober 2006. Dewan Keamanan dengan keanggotaannya yang terbatas anggota-anggota tetap ditambah anggota-anggota tidak tetap yang dipilih oleh majelis diberikan kekuasaan yang luas untuk mendiskusikan dan menyarankan tindakan terhadap hal-hal apapun yang mengganggu perdamaian dunia. Di kawasan Asia, Indonesia berhasil mengalahkan Nepal. Indonesia memperoleh 158 suara, sementara Nepal hanya mendapatkan 28 suara. Untuk dapat terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, dibutuhkan dua pertiga suara dari keseluruhan 192 negara anggota PBB yang memiliki hak pilih.Majelis Umum memilih anggota tidak tetap Dewan Keamanan dengan suara dua pertiga anggota yang hadir dan memberikan suaranya. Syarat yang harus diperhatikan dalam memilih anggota tidak tetap Dewan Keamanan itu. Sumbangan negara tersebut terhadap perdamaian dan keamanan internasional, demikian juga sumbangan tercapainya tujuan organisasi PBB juga harus memperhatikan perwakilan didasarkan pada wilayah (geographical distribution).

Keanggotaan Dewan Keamanan PBB terdiri dari lima belas, lima anggota tetap dan sepuluh anggota tidak tetap. Sepuluh anggota Dewan Keamanan lainnya dipilih oleh Mejelis Umum untuk jangka waktu 2 (dua) tahun keanggotaan yang tidak dapat diperpanjang, di mana 5 (lima) anggota baru dipilih setiap tahunnya. Sepuluh anggota terpilih dimaksud, sebagaimana disebut sebagai anggota tidak tetap dalam Piagam PBB, dipilih berdasarkan formulasi pembagian dari setiap wilayah utama dari seluruh penjuru dunia. Keanggotaan Dewan Keamanan PBB periode tahun 2007-2008, selain Indonesia yang dipilih dari kawasan Asia, Majelis Umum juga telah memilih Afrika Selatan dari kawasan Afrika, Belgia dan Italia dari kawasan Eropa Barat sebagai anggota tidak tetap untuk periode yang sama, anggota tidak tetap yang lainnya Slovakia, Panama, Peru, Qatar, Republik Demokratik Kongo, dan Ghana. Keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan, terhitung mulai pada tanggal 1 Januari 2007 hingga tanggal 31 Desember 2008. Lima anggota tetap yang memegang hak veto adalah Amerika Serikat, China, Inggris, Perancis dan Rusia.Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Timur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis dan budaya merupakan bagian dari benua Asia, atau Afrika-Eurasia. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai. Kadangkala disebutkan juga area tersebut meliputi wilayah dari Afrika Utara di sebelah barat sampai dengan Pakistan di sebelah timur dan Kaukasus dan/atau Asia Tengah di sebelah utara. Media dan beberapa organisasi internasional (seperti PBB) umumnya menganggap wilayah Timur Tengah adalah wilayah Asia Barat Daya (termasuk Siprus dan Iran) ditambah dengan Mesir.

Sejak pertengahan abad ke-20, Timur Tengah telah menjadi pusat terjadinya peristiwa-peristiwa dunia, dan menjadi wilayah yang sangat sensitif, baik dari segi kestrategisan lokasi, politik, ekonomi, kebudayaan dan keagamaan. Timur Tengah mempunyai cadangan minyak mentah dalam jumlah besar dan merupakan tempat kelahiran dan pusat spiritual agama Yahudi, Kristen dan Islam. Istilah 'Timur Tengah mengarah kepada wilayah budaya, jadi tidak memiliki batas tertentu. Definisi yang umum dipakai yaitu wilayah yang terdiri dari: Bahrain, Siprus, Mesir, Turki, Iran (Persia), Irak, Israel, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Qatar, Arab Saudi, Suriah, Uni Emirat Arab, Yaman dan Palestina. Ditinjau dari aspek geo-politik, memang diakui kawasan Timur Tengah, khususnya negara-negara Arab, merupakan kawasan yang tidak stabil (instability region), dimana dituntut keterlibatan dan peran serta Indonesia untuk memosisikan kebijakan luar negerinya secara bebas dan aktif. Faktor-faktor pendukung keikutsertaan Indonesia, yaitu : Pertama, keanggotaan Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB, yang dianggap mampu memainkan manuver politik luar negerinya. Kedua, Indonesia memiliki posisi tawar (bargaining position) dalam menyikapi setiap perkembangan yang terjadi di tingkat regional dan global.

Dukungan yang luas terhadap keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan ini merupakan cerminan pengakuan masyarakat internasional terhadap peran dan sumbangan Indonesia selama ini dalam upaya menciptakan keamanan dan perdamaian baik pada tingkat kawasan maupun global. Peran dan kontribusi Indonesia tersebut mencakup antara lain keterlibatan pasukan Indonesia di berbagai misi penjagaan perdamaian PBB sejak tahun 1957; upaya perdamaian di kawasan seperti Kamboja dan Filipina Selatan; dalam konteks ASEAN ikut serta menciptakan tatanan kawasan di bidang perdamaian dan keamanan, serta peran aktif di berbagai forum pembahasan isu perlucutan senjata dan non-proliferasi nuklir.

Dengan terpilih menjadi anggota, berarti Indonesia akan mengemban kepercayaan masyarakat internasional untuk berpartisipasi menjadikan Dewan Keamanan sebagai badan yang efektif untuk menghadapi tantangan-tantangan global di bidang perdamaian dan keamanan saat ini. Keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan merupakan wujud dari upaya di bidang diplomasi untuk melaksanakan amanah Pembukaan UUD 1945, yang memandatkan Indonesia untuk turut serta secara aktif dalam upaya menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kebebasan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Indonesia perlu terlibat lebih aktif dalam penyelesaian masalah Timur Tengah. Selain karena tuntutan politik domestik di mana mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam, secara historis negara-negara Timur Tengah adalah pendukung utama dan pertama atas kemerdekaan Indonesia. Mesir adalah negara yang pertama kali mengakui secara de facto kemerdekaan Indonesia pada 23 Maret 1946. Kemudian, negara-negara Liga Arab yang beranggotakan Mesir, Irak, Lebanon, Arab Saudi, Syria, Yaman, dan Yordania pada 18 November 1946 mengeluarkan resolusi tentang pengakuan de facto terhadap RI.

Selama 2006, tidak terjadi perubahan yang signifikan dalam perkembangan sejarah kawasan Timur Tengah. Konflik dan kekerasan masih menjadi warna dominan. Akibatnya, korban kemanusiaan, sarana dan prasarana, dendam dan kedengkian yang diwariskan kepada generasi mendatang, terus mengalami peningkatan, baik kuantitas maupun kualitasnya.

E. Metode Penelitian

1. Data yang dicari

Data yang dicari dalam penulisan ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, terutama yang berkaitan dengan peranan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) periode 2007-2008 terhadap upaya penyelesaian konflik di Timur Tengah. Data yang dicari dikelompokkan menjadi tiga bahan hokum yaitu, bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.a. Bahan Hukum Primer, yaitu berupa bahan-bahan hukum yang mengikat, diperoleh dari ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam hukum internasional, seperti:

Charter of the United Nation

Resolusi Dewan Keamanan PBB

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu berupa bahan hukum yang mendukung dan erat hubungannya dengan bahan hukum primer yang dapat menunjang penulisan hukum ini yang terdiri dari:

Hasil penelitian yang terkait, tulisan-tulisan atau karya-karya di kalangan hukum. Buku-buku yang membahas mengenai hokum internasional

Buku-buku yang membahas mengenai organisasi internasional maupun hukum organisasi internasional.

Buku-buku yang membahas tentan topik yang terkait dengan penulisan hukum ini.

Artikel-artikel di media massa.

Artikel-artikel dan bahan pendukung lainnya yang diperoleh dari internet.

c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan-bahan yang menberi petunjuk atau penjelasan mengenai bahan hukum primer maupun sekunder yaitu berupa kamus-kamus dan ensiklopedia untuk memperjelas bahan-bahan hukum di atas.2. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research) yaitu dengan mempelajari bahan-bahan yang relevan yang terkait dengan permasalahan yang diteliti yaitu: berupa buku-buku, artikel-artikel, skripsi, peraturan-peraturan hokum intenasional dan tulisan-tulisan hokum lainnya, studi kepustakaan dilakukan di: Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

UPT Universitas Gadjah Mada

Perpustakaan UIN Yogyakarta

Website internet:

http://www.un.org http://www2.kompas.com http://main.man3malang.com http://id.wikipedia.org http://www.antara.co.id http://www.setneg.go.id http://www.gatra.com http://www.deplu.go.id

http://www.dephan.go.id

3. Analisis Data

Analisis yang dilakukan terhadap hasil penelitian menggunakan metode kualitatif, metode kualitatif adalah suatu tata cara analisis dat yang mengambil dan mengolah data yang berkaitan deengan permasalahan yang dibahas. Data yang diperoleh melalui studi pustaka (library research), diteliti dan dipelajari dalam usaha untuk mempertanggungjawabkan permasalahan. Bahan yang ada tersebut kemudian dianalisis menggunakan beberapa interpretasi yaitu:

a. Interpretasi GramatikalPenafsiran untuk mengetahui maksud suatu ketentuan hukum internasional dengan cara menguraikannya sesuai arti kebahasaannya, susunan kata dan bunyi.b. Interpretasi Sistematis

Menghubungkan ketentuan hokum yang satu dengan yang lain yang dinilai memiliki hubungan.

c. Interpretasi Teleologis

Menafsirkan makna suatu ketentuan hukum berdasarkan tujuan dari pembuatan hukum tersebut. Dalm hal ini penafsiran dilakukan secara luas.

Setelah analisis data, maka dilakukan penarikan kesimpulan dengan mengunakan beberapa metode yaitu:

a. Metode Deduktif

Yaitu cara berfikir yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulannya yang bersifat khusus. Dalam hal ini digambarkan bagaimana peranan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) periode 2007-2008 kemudian diterapkan dengan keterkaitannya dalam upaya penyelesaian konflik di Timur Tengah.b. Metode InduktifYaitu cara berfikir yang bersifat khusus kemudian diterapkan pada hal-hal yang bersifat umum. Disini akan memaparkan mengenai konflik di Timur Tengah dan peranan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2007-2008.

c. Metode Komparatif

Yaitu cara berfikir yang merupakan penyimpulan dan perbandingan antara ketentuan hukum yang satu dengan ketentuan hukum yang lain, fakta yang satu denan fakta yang lain sehingga dapat dibandingkan.

T May Rudy, 2005, Administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung, PT Refika Aditama, hal 43

James Baros, 1990, PBB Dulu Kini dan Esok, Alumni, hal 1

Ibid

Syahmin A.K, Pokok-pokok Hukum Organisasi Internasional, Bina Cipta, hal 28

HYPERLINK "http://www.kapanlagi.com" www.kapanlagi.com, artikel tanggal 10 Juni 2011, RI Mulai Bertugas Sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB

HYPERLINK "http://main.man3malang.com/index.php?name=News&file=article&sid=1697" http://main.man3malang.com, artikel tanggal 10 Juni 2011, Sejarah Konflik Israel Palestina

HYPERLINK "http://www.deplu.go.id" http://www.deplu.go.id. Diakses tgl 12 Juni 2011.

T. May. Rudi, 2002, Hukum Internasional 2, PT Refika Aditama, Bandung, hal 10

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_Israel-Palestina" http://id.wikipedia.org, PBB, diakses 12 Juni 2011

Ibid, DK PBB

James Baros, opcit, hal 2

Lihat pasal 23 ayat 1 Piagam PBB

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_Israel-Palestina" http://id.wikipedia.org, konflik, diakses pada 12 Juni 2011

Ibid

Ibid, Timur Tengah

Ibid

HYPERLINK "http://www.dephan.go.id" http://www.dephan.go.id, artikel oleh Hendra Manurung, Diplomasi Indonesia, tanggal 10 Juni 2011

HYPERLINK "http://www.deplu.go.id" http://www.deplu.go.id diakses tgl 12 Juni 2011

Ibid

Artikel oleh Awidya Santikajaya, Dua Tahun yang akan Penuh Makna, 29 Maret 2008

Ibnu Burdah, 2008, Konflik Timur Tengah Aktor, Isu dan Dimensi Konflik, Tiara Wacana, hal 71

18