proposal remote sensing terumbu karang
DESCRIPTION
remote sensing terumbbu karangTRANSCRIPT
Pemetaan Konversi Terumbu Karang dengan Teknik Transplantasi Propagasi dengan Satelit Sumberdaya Alam
OLEH:
Yanuar Rustrianto Buwono
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2013
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 17.508 pulau
dengan garis pantai sepanjang ± 81.000 km dan luas laut sekitar 3,1 juta km2. Luas laut
tersebut masih bertambah sesuai dengan hasil ratifikasi UNCLOS 1982 yang memberikan
hak dan kewenangan kepada Indonesia untuk memanfaatkan Zona Ekonomi Eksklusif
seluas 2,7 juta km2. Wilayah lautan yang luas tersebut menjadikan Indonesia mempunyai
kekayaan dan keanekaragaman hayati (biodiversity) terbesar di dunia dengan komponen
ekosistem pesisir, meliputi: hutan mangrove, terumbu karang, dan padang lamun.
Salah satu sumberdaya kelautan yang potensial untuk digarap adalah terumbu
karang. Indonesia memiliki sekitar 50.000 km2 ekosistem terumbu karang yang tersebar di
seluruh wilayah perairan Nusantara. Potensi lestari sumberdaya perikanan yang terkandung
di dalamnya diperkirakan sebesar 80.802 ton/km2/tahun (Dahuri dkk, 1996). Terumbu
karang yang masih utuh juga menampilkan pemandangan yang sangat indah. Keindahan
tersebut merupakan potensi wisata bahari yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Ditinjau dari aspek ekonomi, ekosistem terumbu karang menjadi tumpuan hidup bagi
masyarakat pesisir di sekitarnya (Suharsono, 1998). Seiring dengan meningkatnya apresiasi
wisatawan dunia untuk melakukan aktivitas rekerasi di alam terbuka, terumbu karang
merupakan sumber lapangan kerja dan lapangan usaha melalui kegiatan wisata bahari.
Selain itu, terumbu karang juga merupakan sumber penghasil devisa melalui perdagangan
ikan hias dan karang hias.
Salah satu kegiatan wisata bahari dari ekosistem terumbu karang di Pulau Serangan
yang terletak di Kecamatan Denpasar Selatan. Namun pada tahun 1996, mengalami
kerusakan akibat reklamasi, sehingga terumbu karang di perairan Pulau Serangan terancam
mati. Ekosistem terumbu karang sangat penting sebagai lahan hidup ikan, dan pemecah
ombak yang melindungi pantai dari abrasi. Terumbu karang di Pulau Serangan juga dirusak
karena penambangan karang, sehingga dapat menyebabkan penurunan persentase
penutupan karang hidup dan juga meningkatkan jumlah karang mati atau rusak. Kejadian
tersebut membuat Nelayan di Pulau Serangan berusaha menata kembali terumbu karang
yang rusak tersebut dengan membentuk kelompok masyarakat salah satunya Kelompok
Nelayan Pesisir Karya Segara dengan Teknik Transplantasi Propagasi.
Usaha pengembangan budidaya terumbu karang melalui teknik transplantasi
propagasi (yaitu teknik perbanyakan terumbu karang dengan stek) merupakan prospek yang
sangat menarik karena usia panennya singkat dan permintaan pasar relatif konstan bahkan
cenderung meningkat (Suharsono, 1998). Peluang pasar ekspor terumbu karang ini menjadi
semakin terbuka jika dilihat dari masih sedikitnya pelaku pasar di Indonesia yang memiliki
ijin untuk mengekspor terumbu karang.
Melihat dari konversi propagasi tersebut dan sangat bermanfaat untuk jangka
panjang untuk jaminan ekonomi serta mengembalikan ekosistem terumbu karang di Pulau
Serangan maka perlu pemetaan dalam penanaman substrat terumbu karang dengan citra
satelit sumber daya alam, Namun dari semua itu sedikit sekali informasi tentang sejarah
perkembangan terumbu karang yang telah di petakan dari waktu ke waktu, yang berfungsi
sebagai pengontrol dan informasi dasar untuk melihat keadaan berkelanjutan suatu
ekosistem terumbu karang.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup yang diambil dalam kajian ini adalah di wilayah lokasi sekitar Perairan
Pesisir Pulau Serangan – Bali, yang dijadikan sebagai konversi transplatasi propagasi
terumbu karang pada tahun 2008 hingga saat ini, dan melihat kondisi terumbu karang
secara spasial sebagai informasi nyata perubahan yang terjadi di lokasi kajian dengan
mengaitkan secara ilmiah dari hasil penelitian yang ada diwilayah tersebut, yang
ditambahkan dengan informasi dari masyarakat lokal sekitar yang mengetahui sejarah
konversi terumbu karang.
LOKASI KAJIAN
Lokasi kajian berada di wilayah Pulau Serangan – Bali bagian selatan (8o 23’ 39,55” LS dan
114O 37’ 40,2” BT) dimana terdapat tambak-tambak udang yang sebagian besar telah tidak
beroperasi lagi, yang sebelumnya adalah hasil konversi dari hutan mangrove.
Gambar 3. Lokasi Kajian
MATERI DAN METODE
Pada dasarnya Kajian ini adalah (1) mencari informasi sejarah mengenai terumbu karang
yang ada di wilayah penelitian dengan bantuan data temporal citra satelit dan (2) mengamati
perkembangannya dari secara time series data. (3) Serta mencari informasi mengenai
gambaran kondisi terumbu karang pada masa lalu