proposal q
TRANSCRIPT
OUTLINE
PENGARUH KREDIT TERHADAP PEMBIAYAAN MULTIJASA DENGAN AKAD
IJARAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ABSTRAKSI
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Kerangka Pemikiran
F. Metodologi Penelitian
G. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembiayaan Multijasa
1. Pengertian pembiayaan multijasa
2. Produk-produk multijasa
3. Indikator yang mempengaruhi pembiayaan multijasa
B. Kredit dan Akad Ijarah
1. Pengertian kredit
2. Pengertian akad ijarah
3. Akad ijarah terhadap sistem kredit multijasa
4. Indikator yang mempengaruhi kredit
5. Metode sistem kredit
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
A. Ruang lingkup Penelitian
B. Metode pengumpulan data
C. Jenis Metode Penelitian
D. Teknik Analisis data
1. Uji validitas
2. Uji realibitas
3. Uji hipotesis
E. Operasional Variabel Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum objek penelitian
B. Perekembangan Kredit pembiayaan multijasa
C. Analisis penelitian
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus
dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya masyarakat tidak
memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karenanya, dalam
perkembangan perekonomian masyarakat yang semakin meningkat muncullah jasa
pembiayaan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank.
Lembaga perbankan merupakan salah satu aspek yang mengatur dalam pembentukan
roda perekonomian. Perubahan sistem perbankan Indonesia makin menguat pasca
diundangkannya UU no23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia telah di ubah akhir dengan
peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang No 2 tahun 2008 semakin mempertegas
status dan tujuan BI juga dalam mengatur dual banking system,yaitu bank konvensional dan
bank syariah mulai bergulir terutama sejak dikeluarkannya UU no 7 tahun 1992. Kemudian di
susul dengan adanya Bank Perkreditan Rakyat Syariah pelaksanaanya seperti fungsi pada
bank umum,tetapi di tingkat regional dengan prinsip syariah yang merupakan khusus
melayani rakyat kecil di kecamatan dan pedesaan. Jenis produk yang di tawarkan relative
sempit jika di bandingkan dengan bank umum,bahkan ada beberapa jenis jasa yang tidak
boleh diselenggarakan, seperti pembiayaan giro dan ikut kliring.
Suatu pemerintahan syariah Islam juga tak bisa iepas dari bagian muamalah sebagai
bagian yang mengatur hubungan sesama manusia. Pengaturan lembaga perbankan dalam
syariah Islam dilandaskan pada kaidah dalam ushul fiqih yang menyatakan bahwa “maa laa
yatimm al-wajib illa bihi fa huwa wajib“, yakni sesuatu yang harus ada untuk
menyempurnakan yang wajib, maka lembaga perbankan wajib diadakan. Karena pada zaman
modern ini kegiatan perekonomian tidak akan sempurna tanpa adanya lembaga perbankan.
Secara umum,teori keuangan islam mengenal tiga bentuk pola pembiayaan yaitu: (i)
pembiayaan berbasis kepemilikan ( equity financing); (ii) pembiayaan berbasis utang (debt
financing ); (iii) pembiayaan berbasis jasa (service financing). Selanjutnya, literature islam
klasik mengklasifikasikan equity-based financing ke dalam beberapa bentuk produk
pembiayaan seperti Mudharabah (trustee partnership), Musyarokah (plantation menegement
fee based on certain portion of yield). Sementara itu, debt-based financing di jabarkan
menjadi jenis kontrak pembiayaan seperti murabahah (mark up sale), Ijarah (leasing), salam
(deffered delivery sale), Istisna (manufacture sale),dan Qard (benevolent loan).
Terakhir,service based financing juga terdiri dari beberapa kontrak seperti Wakalah (opening
of latter of credit), Kafalah (latter of guarante), dan Hiwalah1
Namun demikian, diantara sederetan instrument pembiayaan syariah di atas, industri
perbankan syariah belum mengembangkankan keseluruhan instrumen karena masih
tergantung kepada kebutuhan nasabah. Dalam hal pembiayaan yang menarik tentang debt-
based financing dalam pembiayaan multijasa yang diberikan bank syariah dalam bentuk
sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah, kemudian mengalokasikan kredit yang berorientasi
pada nilai realisasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Alokasi kredit mengarah
optimisasi produksi dan distribusi barang dan jasa yang di perlukan oleh sebagian besar
masyarakat.
Penambahan modal dalam suatu kegiatan bisnis umumnya dapat dilakukuan melalui
pinjaman di ”Lembaga” perbankan atau perkreditan.Namun karena lembaga ini memerlukan
jaminan yang kadang kala tidak di penuhi oleh badan usaha yang bersangkutan,maka di
perlukan suatu upaya lain, yang tanpa jaminan dan lebih mudah prosesnya. Upaya lain
tersebut dapat di lakukan melalui suatu jenis badan usaha yang di sebut lembaga pembiayaan.
Di lembaga pembiyaan islam atau perbankan syari’ah tersebut terdapat system
“Ijarah” atau lebih di kenal dengan “sewa-menyewa” yang turut membantu masyrakat dalam
memenuhi kebutuhan.tapi Sampai saat ini,mayoritas produk pembiayaan pada Bank syari’ah
masih terfokus pada produk-produk prinsip jual beli seperti murabahah & Ijarah. Bank Islam
menganalisis produk Ijarah atau sewa menyewa yang merupakan hukum bisnis dalam
merangkai peraturan yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan urusan-
urusan masyarkat atau lembaga-lembaga dalam menjalankan roda perekonomian sekarang ini
dengan semakin menggeliatnya kegiatan bisnis khususnya di Indonesia.Tuntutan pelaksanaan
hukum ini semakin besar agar tidak terdapat perbenturan kepentingan diantara badan usaha
dan lembaga yang ada sejalan dengan hal tersebut prinsip dalam pelaksanaan produk ijarah
1(Obaidullah,Mohammed 2005 ‘islamic financial service”. Islamic Ecoomic and Research
Center,king abdul aziz,university Jeddah, Saudi Arabia, May 2005)
harus tau perbedaannya sehingga dapat di lihat dalam bentuk pemanfaatannya.Objek
transaksinya adalah jasa,baik manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga kerja.
Dalil hukumnya sebagai berikut
Surat Al-Baqarah ayat 233
233 .Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada
Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang
ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak
ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak
ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan
Surat Al-Qashash
26 .salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang
bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Kredit Terhadap Pembiayaan Multijasa dengan Akad Ijarah (study di
BPRS Baitil Muawanah Cilegon- Banten)”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Sistem kredit seperti apa yang mempengaruhi pembiayaan multijasa2. Bagaimana pembiayaan multijasa dengan akad ijarah3. Apa saja produk pembiayaan multijasa
C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai permasalahan yang telah di rumuskan di atas ternyata cakupan
masalahnya lebih luas, karena keterbatasan peneliti maka masalah tersebut di batasi hanya
pada Kredit Pada Pembiayaan Multijasa
D. Tujuan penelitian
1. Bagi Bank
Melalui produk Multijasa bank syariah mendapatkan kemudahan dalam mengelola
kreditnya,karena dapat menyalurkan pembiayaan dengan memenuhi kebutuhan nasabah
terhadap jasa-jasa yang di benarkan secara syariah.
2. Bagi Nasabah
Sebagai sumber bagi Nasabah terhadap jasa-jasa tertentu seperti pendidikan,
kesehatan dan jasa-jasa lainnya yang di benarkan secara syariah.
E. Kerangka pemikiran
Salah faktor penunjang yang menjadi pertumbuhan bank konvensional dan
bank syariah dalam penyaluran kredit adalah permintaan kredit. Masalah permintaan
kredit antara Bank Konvensional dengan Bank Syariah memiliki perbedaan, dimana
menurut Muhammad Safi’i Antonio dalam Jumhur (2006, hal. 23) yang
mengemukakan bahwa dalam penyaluran kredit menurut sistem kredit menerapkan
sistem bunga, sedangkan dalam melakukan penyaluran kredit menurut sistem syariah
adalah bagi hasil.
F. Metodologi penelitian
Dalam penelitian ini analisis kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka
yang di kumpulkan pada pusat BPRS untuk di analisis kemudian di ambil suatu
kesimpulan.
G. Sistematika penulisan
Bab I PENDAHULUAN
Dalam bab ini mengemukakan latar belakang masalah, perumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, metodologi penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini di tuangkan mengenai beberapa pengertian kredit dan pembiayaan
multijasa, hal yang mempengaruhi pembiayaan multijasa.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang objek penelitian dan metode yang di gunakan melalui sumber
data dan jenis pengumpulan data serta teknik analisis penelitian dengan uji hipotesis.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini memaparkan tentang hasil dari penelitian yang sudah di teliti dan analisis
yang telah di lakukan
BAB V PENUTUP
Menyajikan beberapa kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian yang telah di teliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution, Current Issue Lembaga Keuangan Syariah,
cetakan 1, Jakarta; Kencana, 2009
Soemitra Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cetakan 2, Jakarta; Kencana 2010
Nurhayati sri dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Edisi 2 Revisi, Jakarta; Salemba
Empat, 2011
Obaidullah,Mohammed 2005 ‘islamic financial service”. Islamic Ecoomic and Research
Center,king abdul aziz,university Jeddah, Saudi Arabia, May 2005)