proposal ptk jadi

39
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DALAM BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL DAKON SISWA KELAS IV SDN SUMBERBENDO 01 KECAMATAN SARADAN KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Oleh : PUPUT NOVITASARI 09141167 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Upload: jengpuputnovitasari

Post on 24-Jun-2015

3.540 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal ptk jadi

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

DALAM BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT

MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL DAKON

SISWA KELAS IV SDN SUMBERBENDO 01

KECAMATAN SARADAN KABUPATEN MADIUN

TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

Oleh :

PUPUT NOVITASARI

09141167

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI MADIUN

2013

Page 2: Proposal ptk jadi

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulilah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat, taufik, hidayah-Nya, sehingga saya dapat mengerjakan tugas Penelitian

Tindakan Kelas yang merupakan salah satu mata kuliah di semester VII Progam S-1 PGSD

(Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

Adapun judul dari tugas Penelitian Tindakan Kelas “Meningkatkan Prestasi Belajar

Matematika dalam Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat Melalui Permainan Tradisional

Dakon Siswa Kelas IV SDN Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun Tahun

Pelajaran 2012 / 2013”.

Saya menyadari dalam penyusunan tugas ini, tidak akan berjalan lancar dan dapat

terselesaikan dengan tepat waktu tanpa bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Untuk itu saya

ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Parji, M.Pd., selaku Rektor IKIP PGRI Madiun.

2. Bapak Drs. Vitalis Djarot S, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs. Ibadullah Malawi, M.P., selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar IKIP PGRI Madiun.

4. Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang banyak memberika

pembimbingan.

5. Bapak Murkanto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Sumberbendo 01 yang telah

memberikan ijin bagi saya untuk melakukan penelitian di sekolah.

6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat untuk saya sehingga

dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.

Dengan iringan doa “ Jazaakumullohu Khoirron Katsirro”, semoga Allah SWT

memeberikan balasan yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu saya.

Akhirnya saya berharap tugas ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca,

khususnya pihak-pihak yang berkompeten dalam bidang peningkatan mutu

pendidikan. Amin

Madiun, Januari 2013

Penulis

Page 3: Proposal ptk jadi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................

B. Rumusan Masalah......................................................................................................

C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................

D. Manfaat Penelitian.....................................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka ..........................................................................................................

1. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.......................................................

2. Pengertian Prestasi...............................................................................................

3. Pengertian Belajar................................................................................................

4. Prestasi Belajar.....................................................................................................

5. Pengertian Matematika........................................................................................

6. Permainan Tradisional.........................................................................................

7. Permainan Dakon.................................................................................................

B. Kerangka Berpikir .....................................................................................................

C. Hipotesis Tindakan ...................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian.........................................................

B. Subjek Penelitian.......................................................................................................

C. Desain dan Prosedur Penelitian.................................................................................

D. Metode Pengumpulan Data........................................................................................

E. Instrument Penilaian..................................................................................................

F. Metode Analisii Data.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

Page 4: Proposal ptk jadi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa,

mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah bahkan juga perguruan tinggi. Sebagai

guru yang mengajarkan matematika, tentunya harus dapat meyakinkan siswa mengapa

matematika dipilih untuk diajarkan di sekolah. Guru yang salah satunya berperan

sebagai pentransfer ilmu dalam hal ini nmatematika, tampaknya turut memberikan

andil dalam rendahnya pencapaian prestasi matematika siswa. Diyakini saat ini

umumnya guru mengajarkan matematika masih dengan cara yang kurang menarik

bahkan cenderung galak.

Secara umum tujuan pembelajaran matematika di sekolah, selain

menumbuhkembangkan kemampuan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal

belajar lebih lanjut, adalah membantu siswa dalam mengembangkan berbagai cara

atau metode yang sesuai dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan

konsep matematika yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti bahwa

siswa tidak hanya mampu mendemonstrasikan kecakapan keterampilan tentang

konsep-konsep matematika di kelas, melainkan siswa juga diberi kesempatan untuk

menggunakan konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan tersebut dalam dunia

nyata, sehingga konsep dan keterampilan yang dipelajarinya menjadi bermakna.

Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang

bersifat abstrak, sehingga untuk menunjang kelancaran pembelajaran disamping

pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu media pembelajaran yang

sangat berperan dalam membimbing abstraksi siswa. Guru perlu merancang

pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Penggunaan media yang

sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar.

Salah satu indikator materi matematika kelas IV SD yaitu melakukan operasi

hitung bilangan bulat. Umumnya guru hanya menjelaskan materi tanpa mengetahui

apakah siswa benar-benar paham dengan apa yang telah dijelaskan guru. Siswa

biasanya hanya mengingat penjelasan yang dicontohkan oleh guru . Setelah

dihadapkan pada soal yang lebih sulit atau sola cerita yang berkaitan dengan operasi

hitung bilangan bulat bulat khususnya penjumlahan ternyata siswa belum mampu

untuk mengerjakannya. Hal ini disebabkan karena siswa cenderung mendengarkan

Page 5: Proposal ptk jadi

penjelasan dari guru sehingga mereka merasa bosan dan tidak bersemangat terhadap

pembelajaran.

Rendahnya kemampuan siswa untuk melakukan penjumlahan bilangan bulat

menuntut guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang lebih mengasikkan

serta pemilihan alat peraga atau media yang diharapkan mampu membantu siswa

mengatasi kesulitan melakukan penjumlahan bilangan bulat. Anak – anak biasanya

sangat suka dengan aktifitas yang berkaitan dengan bermain. Bermain merupakan

salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi setiap orang, khususnya pada usia anak-

anak, bermain menjadi suatu ciri yang dominan pada diri mereka. Bahkan bukan

hanya anak-anak orang yang telah dewasa pun senang dengan bermain namun jenis

permainannya yang berbeda. Dengan bermain, anak bebas melakukan apa yang

menurut mereka menyenangkan. Bermain dapat menghilangkan jenuh, rasa capek,

kebosanan, juga rasa lelah setelah seharian belajar. Bermain dapat membantu mereka

untuk berinteraksi dengan orang lain, karena bermain akan lebih asyik jika dilakukan

bersama-sama dengan orang lain, apalagi jika bersama dengan teman sebayanya.

Proses interaksi yang terjadi dalam bermain dapat menjadikan bekal bagi seorang

anak untuk hidup bermasyarakat di kehidupannya

Oleh karena itu dengan menggunakan media permainan tradisional dakon pada

kelas IV diharapkan dapat membantu dan mempermudah siswa dalam memahami

konsep penjumlahan bilangan bulat sehingga prestasi belajarnya meningkat. Selain itu

pembelajaran di kelas tidak monoton dan dapat menarik belajar siswa supaya lebih

aktif dalam mendalami materi yang disampaikan sehingga tujuan yang diharapkan

dapat tercapai secara optimal.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan berupaya

untuk meningkatkan prestasi belajar penjumlahan bilangan bulat melalui permainan

tradisional dakon pada siswa kelas IV. Dengan bantuan permainan dakon diharapkan

siswa lebih menguasai konsep penjumlahan bilangan bulat serta mampu

menyelesaikan soal – soal yang diberikan oleh guru sehingga prestasi belajar menjadi

meningkat.

Page 6: Proposal ptk jadi

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat dikemukan berdasarkan latar belakang

masalah di atas adalah “Adakah peningkatan prestasi belajar matematika dalam

berhitung penjumlahan bilangan bulat melalui Media Permainan Tradisional Dakon

siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun Tahun

Pelajaran 2012 /2013?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dalam Berhitung Penjumlahan

Bilangan Bulat kelas IV SDN Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten

Madiun Tahun Pelajaran 2012 /2013 dengan menggunakan Media Permainan

Tradisional Dakon.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat secara Praktis

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan prestasi belajar penjumlahan bilangan bulat.

b. Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran

c. Siswa merasa senang dengan pelajaran matematika karena disajikan

dalam permaian.

2. Bagi Guru

a. Meningkatkan dan mengembangkan keterampilan dalam menyusun,

menyajikan, dan menilai program pembelajaran.

b. Mengatasi permasalahan pembelajaran sehingga guru mampu

mengendalikan kondisi kelas yang efektif.

3. Bagi Sekolah

a. Dengan banyaknya siswa yang berprestasi, maka akan menghasilkan

lulusan yang berprestasi pula sehingga membawa nama baik sekolah

tersebut.

b. Dengan sekolah yang berkualitas, maka meningkatkan kepercayaan para

orangtua untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Dasar tersebut.

4. Bagi Peneliti

a. Mengetahui cara mengatasi eksulitan belajar matematika.

Page 7: Proposal ptk jadi

b. Media permainan tradisional dakon merupakan salah satu media

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berhitung

penjumlahan bilangan bulat.

Manfaat secara Teoritis

Menumbuhkan kesadaran pentingnya mempelajari matematika bukan hanya

di lembaga pendidikan namun juga mampu diimplementasikan dalam kehidupan

nyata sehari – hari.

Page 8: Proposal ptk jadi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Usia siswa di Sekolah Dasar berkisar 6 -12 tahun. Masa ini merupakan

“masa sekolah”. Pada masa ini anak sudah matang untuk belajar atau sekolah.

Disebut masa sekolah karena dia telah menyelesaikan tahao pra-sekolahnya yaitu

taman kanak – kanak. Penetapan batas antara usia pra-sekolah dengan usia

sekolah sebenarnya tidak mempunyai dasar psikologis yang cukup kuat. Berbagai

studi menunjukkan bahwa usia pra-sekolah ditandai dengan kegiatan bermain

masih akan berlanjut terus sampai anak berusia 8 tahun ( sekitar kelas 3 SD).

Anak memiliki kematangan untuk belajar, karena pada masa ini dia sudah

sipa untuk menerima kecakapan baru yang diberikan oleh sekolah. Pada masa pra-

sekolah sampai dengan usia sekitar 8 tahun tekanan belajar lebih difokuskan pada

“belajar”, sedangkan pasa masa sekolah dasar aspek intelektualitas sudah mulai

ditekankan.

Pada masa usia sekolah dasar ini sering pula disebut sebgai masa

intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini

secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan

sesudahnya. Esensi proses pembelajaran pada kelas ini pun sudah dilaksanakan

secara logis dan sistematis untuk membelajarkan konsep dan generalisasi hingga

penerapannya (menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan,

memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi).

Adapun karakteristik siswa di SD kelas tinggi khususnya kelas IV adalah

sebagai berikut :

1. Cara atau pola pikir sudah mengalami peralihan dari konkret ke

abstrak.

2. Sudah bisa mengendalikan emosi.

3. Daya nalar sudah berkembang, amat realistik, ingin tahu dan ingin

belajar.

4. Muncul rasa tanggungjawab

Page 9: Proposal ptk jadi

5. Mandiri

Sri Anita (2007 : 2.35)

2. Pengertian Prestasi

Menurut Poerwodarminto ( 1991 : 768), prestasi belajar adalah hasil yang

dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil

pekerjaan, hasil penciptaan seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta

perjuangan yang menumbuhkan pikiran.

Prestasi Belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah

mengikuti pembelajaran menjadi meningkat, siswa dapat memahami materi secara

keseluruhan, nilai siswa menjadi bagus.

3. Pengertian Belajar

Menurut Sri Anita W, dkk ( 2007 : 2.4 ), belajar merupakn suatu proses

pengalaman ( Learning is experiencing), artinya belajar itu suatu proses mental,

intelektual, dan emosional yang pada akhirnya menjadi suatu sikap, pengetahuan,

dan keterampilan yang dimilikinya.

Zainal Aqib ( 2002 : 42), berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu bentuk

pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-

cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang

baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengetahuan baru, serta

timbul pengertian baru, serta timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial, susila

dan emosional”.

Belajar akan lebih efektif apabila dilakukan dalam suasana menyenangkan

dan dapat secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran tersebut.belajar juga

merupakan usaha penambahan pengetahuan dan sebagai suatu proses perubahan

kelaluan berkat pengalaman dan latihan yang akan membawa perubahan pada

individual.

Dari berbagai pendapat tentang pengertian belajar di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa yang dikatakan belajar adalah suatu kegiatan dimana

terjadinya suatu perubahan baik dari segi tingkah laku, kemampuan pengetahuan,

intelektual, sosial, dan emosional. Belajar terjadi secara bertahap melalui

pengalaman dan latihan.

4. Prestasi Belajar

Menurut Anni (2005:4) prestasi belajar merupakan perubahan perilaku

yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Apabila

Page 10: Proposal ptk jadi

pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka peubahan perilaku

yang diperoleh adalah berupa penguasaan. Hasil belajar dapat diketahui melalui

evaluasi untuk mengukur dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang

dipelajari sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

Pendapat senada tentang hasil belajar seperti dikemukakan oleh Hamalik

(2005), hasil belajar akan tampak perubahan aspek dan tingkah laku manusia,

aspek-aspek tersebut yakni pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan,

apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan

pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru (Asmara. 2009 : 11 ).

Menurut Hetika ( 2008: 23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau

kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.

Harjati ( 2008: 43 ), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha

yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk

simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam

waktu tertentu.

Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah

hasil yang telah dicapai baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

diperoleh dari stimulan pada lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan

melalui pembelajaran.

http://hengkiriawan.blogspot.com/2012/03/pengertian-prestasi-belajar.html

5. Pengertian Matematika

Matematika pada hakikatnya merupakan suatu ilmu yang cara bernalarnya

deduktif, formak dan abstrak, harus diberikan pada anak – anak sejak sekolah

dasar yang cara berpikirnya masih pada tahap operasi kongkret. Oleh karena itu

perlu berhati-hati dalam menanamkan konsep matematika tersebut. Hudoyo

(2003:24) menyatakan bahwa matematika itu objek-objek penelaahannya abstrak,

yaitu hanya ada dalam pemikiran manusia sehingga matematika hanyalah suatu

hasil karya dari kerja otak manusia.

Page 11: Proposal ptk jadi

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan

matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik

mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan

bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki

kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran

matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah

terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara

penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu

dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika,

menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai

dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).

Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing

untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan

pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. (Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar)

6. Permainan Tradisional

Menurut Poerwadarminta (1994: 1088), Permainan berasal dari kata main

yang berarti melakukan perbuatan yang bertujuan untuk bersenang-senang

Page 12: Proposal ptk jadi

(dengan alat-alat tertentu atau tidak); berbuat Sesutu dengan sesuka hati, berbuat

asal saja.

Tradisional berasal dari kata tradisi yang berarti segala sesuatu ( seperti

Adat, kepercayaan, kebiasaan, ajaran dsb) yang turun-temurun dari nenek moyang

(pandangan hidup, keprcayaan, kesenian, tarian, upacara, dsb).

7. Permainan Dakon

Permainan Dakon merupakan permainan tradisional adat jawa. Menurut

sejarah permainan ini pertama kali dibawa oleh pendatang dari arab yang rata-rata

datang ke Indonesia untuk berdagang atau berdakwah. Biasanya dalam permainan,

sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji dakon dan jika tidak ada,

kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan, ataupun kerikil.

Permainan tradisional yang dimainkan oleh dua orang ini dikenal dengan

berbagai macam nama di penjuru nusantara. Di Jawa, permainan ini lebih dikenal

dengan nama dakon, dhakon atau dhakonan serta congklak. Selain itu di Lampung

permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban. Sedangkan di

Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama Mokaotan, Maggaleceng,

Aggalacang dan Nogarata. Dalam bahasa Inggris, permainan ini disebut Mancala.

Cara bermain dakon :

1. Dimainkan oleh dua orang.

2. Pada umumnya jumlah biji yang dipakai sebanyak 78 biji atau bisa

menyesuaikan.

3. Lubang papan permainan keseluruhan adalah 16 yang dibagi menjadi 7 lubang

kecil dan 2 lubang tujuan (masing-masing satu untuk setiap pemain).

4. Skor kemenangan ditentukan dari jumlah biji yang terdapat pada lubang tujuan

tersebut.

5. Setiap pemain mengambil semua biji yang terdapat pada lubang kecil yang di

inginkan, untuk disebar satu biji per lubang berurutan searah jarum jam

(langkah tersebut dilakukan berulang)

6. Apabila pada lubang terakhir meletakkan biji masih ada isinya (lubang

tersebut tidak kosong) maka pemain tersebut melanjutkan dengan mengambil

semua biji yang terdapat pada lubang tersebut dan melanjutkan permainan.

Page 13: Proposal ptk jadi

7. Apabila peletakan biji terakhir berada pada lubang yang kosong maka pemain

tidak dapat melanjutkan langkah dan tidak mendapat apa-apa (giliran untuk

bermain ke lawan).

8. Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada lagi yang dapat diambil

(seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain).

9. Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.

http://www.bantulonline.com/2011/12/permainan-tradisional-dakon.html

Dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan bulat

dengan menggunakan permainan tradisional dakon ini, tidak menggunakan aturan

baku seperti dalam permainan dakon pada umumnya, akan tetapi disesuiakan

dengan materi penjumlahan bilangan bulat. Cara pembelajarannya adalah sebagai

berikut :

1. Guru menyediakan papan dakon yang memiliki dua lubang

Papan dakon tersebut memiliki lubang masing-masing 10 lubang untuk

meletakkan kelereng.

Gelas atau kaleng untuk tempat kaleng.

2. Kelereng yang berbeda warna yaitu (putih dan hitam).

Kelereng warna putih untuk bilangan bulat positif.

Kelereng warna hitam untuk bilangan bulat negative.

3. Permainan dilakukan oleh dua siswa (secara berpasangan) atau bisa

dengan teman sebangkunya.

4. Guru memposisikan siswa siapa yang berada di dakon bilangan bulat

positif dan siapa yang berada pada sisi dakon bilangan bulat negative.

Kemudian guru memberikan soal latihan penjumlahan bilangan bulat

kepada siswa.

Contoh soal :

-5 + 4 =

Page 14: Proposal ptk jadi

Langkah –langkah mengerjakan :

a. Siswa yang berada pada sisi dakon negative mengambil kelereng

warna hitam sebanyak 5 butir dan siswa yang berada pada sisi dakon

positif mengambil kelereng warna putih sebanyak 4 butir.

b. Selanjutnya siswa yang memegang kelereng warna hitam (negatif),

memasukkan kelereng ke dalam lubang dakon miliknya yaitu sisi

dakon negative sampai kelereng yang ada di tangan habis.

c. Begitu juga dengan siswa yang satunya memasukkan kelereng warna

putih (positif) ke dalam lubang dakon miliknya yaitu sisi dakon positif

sampai kelereng yang ada di tangan habis.

d. Selanjutnya jika lubang dakon terdapat kelereng berpasangan (putih

dan hitam), maka kelereng yang berpasangan tersebut diambil, namun

tidak dihitung. Kelereng yang tidak memiliki pasangan dihitung dan

dilihat jenisnya pada sisi dakon positif atau negative. Kelereng yang

tidak memiliki pasangan itulah yang menjadi hasil perolehan

penjumlahan -5 + 4 = 1

e. Siswa mengerjakan soal yang berbeda sesuai dengan penjumlahan

bilnagan bulat.

f. Guru melakukan bimbingan dan penilaian pada saat siswa melakukan

permainan tersebut.

+

-

Page 15: Proposal ptk jadi

B. Kerangka Berpikir

Rendahnya prestasi siswa dapat disebabkan oleh beberapa factor salah

satunya adalah penjelasan dari guru yang kurang mampu dipahami oleh siswa

sehingga siswa tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan kemudian berpengaruh

terhadap nilai mereka. Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas IV SDN

Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun hasil ulangan semester I

pada mata pelajaran Matematika menunjukkan bahwa 80% belum memenuhi KKM

(Kriterian Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat terjadi

karena kurang pahamnya siswa terhadap materi Matematika yang diajarkan oleh guru.

Salah satu media yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, membantu

sisiwa untuk lebih mudah menangkap materi matematika adalah dengan

menggunakan permainan tradisional dakon untuk pembelajaran operasi penjumlahan

bilangan bulat.

Dengan permainan tradisional dakon, siswa juga akan lebih antusias

terhadap matematika karena siswa dapat belajar sambil bermain dakon. Selain itu

siswa akan lebih tertarik karena mereka dapat secara langsuung menjadi model dalam

pembelajaran. Berdasarkan hal itulah peneliti menggunakan permainan tradisional

dakon yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran Matematika khususnya materi penjumlahan bilangan bulat.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas maka peneliti

dapat merumuskan hipotesis penelitian yaitu “Dengan menggunakan permainan

tradisional dakon, diharapkan ada peningkatan prestasi belajar mata pelajaran

matematika materi penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN

Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran

2012/2013”.

Page 16: Proposal ptk jadi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SDN Sumberbendo 01, Kecamatan

Saradan, Kabupaten Madiun. Secara geografis SDN Sumberbendo 01 terletak di

Desa Sumberbendo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Jarak SDN

Sumberbendo 01 dengan Balai Desa ± 0,1 km, dengan Kantor Kecamatan Saradan

± 10 km, dengan pusat kota Kabupaten madiun ± 20 km, Ibu Kota Provinsi

berjarak ± 50 km dan Ibu Kota Negara ± 100 km. SDN Sumberbendo 01 berada di

daerah perdesaan yang kurang terjangkau oleh sarana transportasi umum karena

Desa Sumberbendo terletak di tengah hutan perbatasan antara Kabupaten

Bojonegoro Jawa Tengah dengan kabupaten Madiun dengan medan jalan yang

belum sepenuhnya di aspal. Alasan peneliti memilih SDN Sumberbendo 01

sebagai tempat penelitian. karena prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika masih di bawah Standar Kelulusan Minimum (KKM).

2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian tindakan kelas (classroom action research) ini

adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran

matematika dalam melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat melaui

permainan tradisional dakon pada siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01 tahun

pelajaran 2012/2013.

3. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selam 4 (empat) bulan yaitu mulai bulan Januari

2013 sampai dengan April 2013.

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01, Kecamatan

Saradan, Kabupaten Madiun yang berjumlah 27 siswa. Pertimbangan pemilihan

kelas IV sebagai subyek penelitian karena di kelas IV tersebut terdapat masalah

Page 17: Proposal ptk jadi

kesulitan belajar dan rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika.

C. Desain dan Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) adalah suatu pengamatan terhadap

kegiatan belajar mengajar dan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan serta

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru

atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa. Adapun tujuan PTK adalah

untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di dalam kelas sehingga

terjadi peningkatan prestasi belajar.

Rencana pelaksanaan penelitian ini dilakukan 2 siklus. Setiap silkus terdiri

dari 4 tahap yaitu : Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting ), Pengamatan

(Observing), dan Refleksi (Reflecting).

Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahapan dapat di lihat

melalui alur siklus pada gambar 3. 1

Page 18: Proposal ptk jadi

SIKLUS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

RefleksiRefleksi

PengamatanPengamatan

Siklus ISiklus I

PerencanaanPerencanaan

PelaksanaanPelaksanaan

PengamatanPengamatan

Siklus IISiklus II

PerencanaanPerencanaan

PelaksanaanPelaksanaanRefleksiRefleksi

??

Page 19: Proposal ptk jadi

Gambar 3. 1 Siklus PTK menurut Suharsimi Arikunto (2008)

Penjelasan untuk masing-masing tahapan siklus I adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti melakukan hal-hal sebagai

berikut:

a. Menyusun jadwal kegiatan pembelajaran

b. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan indikator penjumlahan

bilangan bulat, buku paket Matematika Kelas IV Semester Genap.

c. Menyusun Soal-Soal Tes Formatif, Lembar Pengamatan Kegiatan

Siswa, Lembar Hasil Belajar Siswa, Evaluasi, dan Refleksi.

d. Menyiapakan bahan dan alat-alat penunjang Permainan Dakon.

2. Pelaksanaan Tindakan

Setelah tahap perencanaan, tahap yang selanjutnya adalah tahap

pelaksanaan tindakan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Kegiatan Awal

Guru mengucapkan salam

Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab

kepada siswa tentang pengertian “Bilangan Bulat”. Kemudian

guru menunjukkan Papan Dakon agar siswa termotivasi untuk

mengawali pelajarang dengan penuh antusias.

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan belajar

tentang operasi penjumlahan bilangan bulat positif dan negative

dengan menggunakan permainana dakon.

Guru mendemostrasikan penggunaan papan dakon untuk

menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

positif, bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif,

bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, bilangan

bulat negatif dengan bilangan bulat positif.

Guru menunjuk beberapa siswa untuk mendemostrasikan di

depan kelas cara penjumlahan bilangan bulat positif dengan

Page 20: Proposal ptk jadi

bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif dengan bilangan

bulat negatif, bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

negatif, bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.

Siswa maju secara berpasangan dengan teman sebangku.

Dengan bimbingan guru mereka menempatkan diri pada sisi

dakon seorang pada sisi positif dan seorang lagi pada sisi

negatif.

Guru memberikan sebuah soal untuk dikerjakan dengan

menggunakan ppan dakon oleh sepasang siswa yang sedang

maju.

Contoh soal :

-5 + 4 =

Siswa yang berada pada sisi dakon negative mengambil

kelereng warna hitam sebanyak 5 butir dan siswa yang berada

pada sisi dakon positif mengambil kelereng warna putih

sebanyak 4 butir.

Selanjutnya siswa yang memegang kelereng warna hitam

(negatif), memasukkan kelereng ke dalam lubang dakon

miliknya yaitu sisi dakon negative sampai kelereng yang ada di

tangan habis.

Begitu juga dengan siswa yang satunya memasukkan kelereng

warna putih (positif) ke dalam lubang dakon miliknya yaitu sisi

dakon positif sampai kelereng yang ada di tangan habis.

Selanjutnya jika lubang dakon terdapat kelereng berpasangan

(putih dan hitam), maka kelereng yang berpasangan tersebut

diambil, namun tidak dihitung. Kelereng yang tidak memiliki

pasangan dihitung dan dilihat jenisnya pada sisi dakon positif

+

-

Page 21: Proposal ptk jadi

atau negative. Kelereng yang tidak memiliki pasangan itulah

yang menjadi hasil perolehan penjumlahan -5 + 4 = 1

Siswa mengerjakan soal yang berbeda sesuai dengan

penjumlahan bilangan bulat.

Guru melakukan bimbingan dan penilaian pada saat siswa

melakukan permainan tersebut.

Setelah siswa paham bagaimana melakukan penjumlahan

bilangan bulat menggunakan permainan dakon. Guru kemudian

memberikan beberapa soal untuk dikerjakan.

Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang masih

kesulitan menggunakan papan dakon.

Setelah selesai mengerjakan, secara bergiliran siswa melaporkan

hasil pekerjaannya untuk nilai dan dikoreksi bersama guru dan

teman sekelas yang lain.

c. Kegiatan Akhir

Bersama guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

Siswa mengerjakn soal latihan individu.

Siswa memberika refleksi tentang kesan apa yang dirasakan

setelah belajar penjumlahan bulat menggunakan permainan

tradisional dakon.

Guru menanyakan kepada siswa hal-hal yang masih belum

mereka ketahui.

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam.

3. Observasi

Pada saat proses pembelajaran dilakukan observasi yang digunakan

untuk memperoleh bahan penyusunan refleksi. Pada tahap ini yang bertindak

sebagai pengamat/observer adalah peneliti. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

mengamati apakah penggunaan media permainan tradisional dakon dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam penjumlahan bilangan bulat

terhadap siswa kelas IV SDN Sumberbendo 01 Kecamatan Saradan

Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2012/2013.

Page 22: Proposal ptk jadi

4. Refleksi

Dari tahapan-tahapan kegiatan penelitian yang telah dikemukakan di

atas, maka tahapan terakhir dari penelitian ini adalah peneliti merefleksi

dengan cara membandingkan nilai yang dicapai oleh siswa pada tes formatif I

dan II. Selain itu peneliti merefleksi hasil observasi untuk mengetahui

keaktifan siswa. Dari perbandingan nilai hasil tes formatif I dan II serta hasil

observasi, maka peneliti dapat menarik kesimpulan apakah media permainan

tradisional dakon dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

Adapun penjelasan dari siklus II adalah sebagai berikut :

Pada siklus II ini rancangan peneliti mengacu pada kekurangan yang

terjadi pada siklus pertama.

1. Menyusun Rancangan Tindakan

a. Menyusun RPP perbaikan

b. Memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I dan menyusun

tindakan selanjutnya agak pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat

berjalan lancar dan lebih baik.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanaan pembelajaran sesuai dengan

perbaikan RPP yang telah disusun.sehingga dapat mengatasi kekurangan

terjadi pada saat proses pembelajaran pada siklus yang pertama. Langkah-

langkah pembelajaran yang ada dalam RPP dilaksanakan hampir sama

pada siklus I akan tetapi disertai perbaikan dari kekurangan yang ada pada

silkus I.

3. Observasi

Dalam pelaksanaan tindakan tidak berbeda dengan siklus I, yaitu

melakukan pengamatan selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung.

Peneliti melakukan tindakan ulang pada siklus II, setelah melihat hasilnya,

maka dilakukan obervasi dengan Check list observasi.

4. Refleksi

Page 23: Proposal ptk jadi

Peneliti menganisis semua tindakan yang telah dilakukan pada

siklus I dan siklus II, kemudian melakukan refleksi terhadap media yang

digunakan dalam tindakan di kelas. Siswa mengalami peningkatan prestasi

belajar siswa pada Matematika. Melalui media yang diterapkan dalam

tindakan kelas berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa dalam

penjumlahan bilangan bulat.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan peneliti

untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan atau

observasi dan tes tulis.

1. Metode Observasi

Menurut Igak Wardani, dkk ( 2008 : 2.22 ), salah satu cara untuk merekam

atau mengumpulkan data adalah dengan observasi atau pengamatan. Observasi

merupakan kegiatan pengamatan ( pengambiloan data) untuk memotret seberapa

jauh tindakan telah mencapai sasaran, efek dari suatu intervensi terus dimonitor

secara reflektif dan rata- rata yang perlu dikumpulkan.

Melalui observasi dapat mengetahui dan mengamati secara langsung

perilaku siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh

berupa keaktifan dan antusias siswa serta ketepatan siswa dalam mengerjakan

tugas.

Hasil observasi berpedoman pada lembar pengamatan tentang pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar baik kegiatan pada siswa maupun kegiatan pada guru.

Teknik observasi ini dilakukan untuk merekam kualitas proses belajar mengajar

selama kegiatan berlangsung.

2. Metode Tes Tulis

Setelah pembelajaran selesai, peneliti mengadakan tes tulis yang digunakan

untuk mengukur kemampuan belajar siswa secara individu baik sebelum atau

sesudah diberikan tindakan. Tes yang diberikan berupa soal penjumlahan

bilangan bulat sebanyak 10 butir soal.

Page 24: Proposal ptk jadi

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdir dari :

1. Lembar Pengamatan atau Lembar Observasi

Lembar Observasi digunakan untuk mengamati aktifitas siswa saat

pembelajaran berlangsung.

2. Tes Formatif

Tes formatif disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan Penjumlahan

Bilangan Bulat. Tes formatif diberikan diakhir siklus. Bentuk soal yang diberikan

adalah isian.

F. Metode Analisis Data

Untuk mengetahui prestasi belajar dalam kegiatan pembelajaran perlu

diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau

fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengna tujuan untuk mengetahui prestasi

belajar yang dicapai siswa terhadap penjumlahan bilangan bulat dan juga untuk

memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa

selama proses pembelajaran.

Data kualitatif berupa cacatan pengamatan, dokumen portofolio siswa,

dokumen foto, dan rekaman wawancara akan dianalis dengan analisis kualitatif

dengan tahapan : pemaparan data, penyederhanaan data, penggelompokkan data

sesuai focus dan pemaknaan.

Dalam proses analisis data, untuk memperoleh data yang benar-benar dapat

dipercaya kebenarannya maka peneliti akan melakukan membercheck (penggecekan

anggota/subjek penelitian), trianggulasi-check dan recheck dari segi sumber data/

subjek dan metode, perpanjangan pengamatan, dan pelacakan data secara mendalam,

dst.

Page 25: Proposal ptk jadi

DAFTAR PUSTAKA

Anita W.,Sri.2007.Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. Universitas Terbuka

Harjati Pengertian Prestasi Belajar.(online),(http://hengkiriawan.blogspot.com/2012/03/

pengertian-prestasi-belajar.html,Diakses 28 Desember 2012).

Igak Wardhani & Kuswaya Warhadit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas

Terbuka

Poerwodarminto. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Suharsimi Arikunto.2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta

Tim IKIP PGRI Madiun 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Madiun: Institut Keguruan dan

Ilmu Persatuan Guru Republik Indonesia.

Zainal Aqib. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia

Hudoyo. Hakekat Matematika. .(Online),(http :// www ,. Majalahpend idikan .com/2012/05/ hakekat-matematika.html )

http://www.bantulonline.com/2011/12/permainan-tradisional-dakon.html