proposal ptk by heni, s.pd

18
`UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWADALAM MEMAHAMI SIMPLE PAST TENSE MELALUI MEDIA FLASH CARD DI KELAS 7D SMPN 2 MANONJAYA KAB.TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Menulis adalah sebuah proses penyampaian ide, pikiran, dan perasaan lewat sistem bunyi atau huruf yang sudah diakui oleh masyarakat pengguna bahasa. Menurut Gaith (2002) menulis itu mendorong seseorang untuk mengkomunikasikan pikiran-pikirannya dan membuat pemikiran-pemikirannya tercermin dalam bentuk tulisan. Lebih jauh ia mengatakan bahwa “When thought is written down, ideas can be examined, reconsidered, added to, rearranged and changed” Apabila mencermati isi dari Standar kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk ketrampilan menulis, Ketrampilan ini ditujukan agar siswa kelas VIII dapat mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk recount dan narrative untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Hal ini mengkondisikan seorang guru bahasa Inggris untuk menyadari bahwa kemampuan berbahasa yang didukung oleh serangkaian aturan dan membentuk kosa kata yang baik dapat

Upload: inggrissmpmanonjaya

Post on 11-Aug-2015

313 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIMPLE PAST TENSE MELALUI MEDIA FLASH CARD

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL PTK by Heni, S.Pd

`UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWADALAM MEMAHAMI SIMPLE

PAST TENSE MELALUI MEDIA FLASH CARD DI KELAS 7D SMPN 2 MANONJAYA

KAB.TASIKMALAYA

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Menulis adalah sebuah proses penyampaian ide, pikiran, dan perasaan lewat sistem bunyi

atau huruf yang sudah diakui oleh masyarakat pengguna bahasa. Menurut Gaith (2002) menulis

itu mendorong seseorang untuk mengkomunikasikan pikiran-pikirannya dan membuat

pemikiran-pemikirannya tercermin dalam bentuk tulisan. Lebih jauh ia mengatakan bahwa

“When thought is written down, ideas can be examined, reconsidered, added to, rearranged and

changed”

Apabila mencermati isi dari Standar kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk

ketrampilan menulis, Ketrampilan ini ditujukan agar siswa kelas VIII dapat mengungkapkan

makna dalam teks tulis fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk recount dan narrative

untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Hal ini mengkondisikan seorang guru bahasa Inggris untuk menyadari bahwa

kemampuan berbahasa yang didukung oleh serangkaian aturan dan membentuk kosa kata yang

baik dapat mengarah pada tahapan bagaimana bahasa itu digunakan untuk keperluan apapun

dalam kehidupan siswa kelak.

Akan tetapi ini merupakan masalah utama yang guru-guru Bahasa Inggris hadapi

terutama saat mereka melatih siswa agar mampu menulis terutama dalam pembelajaran recount

text yang salah satu kajian linguistiknya adalah Simple Past Tense. Seperti diketahui, pola dalam

kalimat ini menuntut perubahan bentuk kata kerja yang menunjukan kegiatan pada waktu yang

lampau. Perubahan kata kerja ini merupakan kekhasan dalam Bahasa Inggris yang tidak mereka

temui dalam Bahasa Indonesia.

Page 2: PROPOSAL PTK by Heni, S.Pd

Hasil dari wawancara yang dilakukan terhadap 12 siswa secara acak sebelum dilakukan

penetian tindakan ini diperoleh bahwa 10 orang siswa mengatakan sulit menuliskan pengalaman

mereka bertamasya ke Jakarta dikarenakan ketidakpahaman mereka menyusun kalimat yang

menggunakan kata kerja preterite dalam Simple Past tense. Dua orang siswa mengungkapkan

kurang banyak mengetahui perubahan kata kerja kesatu (to infinitive) menjadi kedua (preterite).

Berdasarkan temuan tersebut peneliti membutuhkan media yang dapat mempermudah

pemahaman siswa mengenai Simple Past Tense khususnya mengenai pola perubahan kata kerja

dan penerapannya dalam kalimat. Peneliti beranggapan bahwa pengajaran Simple Past Tense

dengan menggunakan Flash card sebagai media tampaknya dapat digunakan untuk

meningkatkan pemahaman siswa terhadap unsur linguistik tersebut.

Dalam setiap flash card akan tertulis satu kata kerja baik reguler maupun irreguler.

Setiap kartu yang bertuliskan kata kerja bentuk kesatu (to infinitive) harus dipasangkan dengan

sebuah kartu lain yang bertuliskan kata kerja keduanya (preterite). Selanjutnya kartu-kartu ini

akan disebarkan kepada setiap siswa. Siswa yang memperoleh kartu dengan kata kerja kesatu

harus mencari siswa lain yang memiliki kata kerja bentuk keduanya (preterite).

Menurut Van Els (1984) bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran umumnya

memiliki dua fungsi yaitu sebagai alat untuk membuat pengajaran bahasa asing lebih hidup dan

sebagai bagian integral dalam proses belajar mengajar.

Sementara, Brown (1983) mengungkapkan bahwa fungsi media adalah sebagai

penghemat waktu, penstimulasi minat, mendorong partisipasi siswa, menjadi sarana untuk

mereviu, menolong siswa untuk belajar mengkomunikasikan ideanya, membuat kelas menjadi

dinamis, relevan dan menarik.

Berdasarkan dukungan teori tersebut nampaknya flash card dapat digunakan sebagai

media untuk memecahkan masalah pemahaman siswa dalam mempelajari Simple Past Tense.

Oleh karena itu, penelitian tindakan ini dilakukan dengan maksud menjajagi kemungkinan

penerapan flash card dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari simple

past tense pada pembelajaran recount text di kelas VIII A SMPN 2 Manonjaya.

I.2. Rumusan Masalah

Page 3: PROPOSAL PTK by Heni, S.Pd

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahannya dirumuskan sebagai

berikut “Apakah pemahaman siswa mengenai simple past tense pada pembelajaran recount

text akan meningkat apabila digunakan media flash card?”

I.3. Cara Memecahkan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan di atas, dalam PTK ini akan dilakukan tindakan-tindakan

berikut:

1. Pelaksanaan tindakan-tindakannya akan dijadikan 2 siklus.

a. Siklus I (1 kali pertemuan), teknik yang akan digunakan adalah Pengajaran

simple past tense dengan menggunakan flash card. Alat-alat pembelajarannya

berupa beberapa kartu-kartu kata kerja, lembaran-lembaran pertanyaan, gambar-

gambar. Hasil temuan pada Siklus I ini menjadi dasar untuk memperbaiki rencana

dan tindakan dalam Siklus II

b. Temuan pada Siklus I dijadikan input untuk mengoptimalkan KBM pada Siklus

II (1 kali pertemuan). Pada Siklus II ini penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan

diharapkan dapat memenuhi pencapaian tujuan.

I.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pernyataan di atas, hipotesis tindakan pada penelitian ini sebagai berikut:

“Melalui penerapan media flash card masalah pemahaman siswa mengenai Simple Past Tense

pada pembelajaran Recount Text di kelas VIII A SMPN 2 Manonjaya dapat ditingkatkan.”

I.5.Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.5.1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dalam penelitian tindakan in adalah sebagai berikut:

a. Dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan Genre Based Approach

terutama dalam mengajarkan Recount Text.

b. Menerapkan berbagai tindakan untuk memecahkan persoalan pemahaman siswa

mengenai Simple Past Tense pada pembelajaran recount text.

Page 4: PROPOSAL PTK by Heni, S.Pd

I.5.2. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah.

Bagi siswa

a. Meningkatnya pemahaman siswa mengenai Simple Past Tense dalam recount text.

b. Meningkatya keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat atau jawaban yang

berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada saat melakukan pembelajaran

dengan menggunakan flash card.

c. Dapat meningkatkan rasa senang dan keaktifan siswa dalam mempelajari Simple Past

Tense pada recount text dalam pembelajaran writiing.

Bagi Guru

a. Dapat meningkatnya kualitas proses pembelajaran terutama writing.

b. Dapat meningkatkan keterampilan dan pemahaman guru mengenai pengaplikasian media

flash card yang diterapkan pada Genre Based Approach.

Bagi Guru Lain

a. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang PTK

b. Hasil PTK ini dapat dijadikan input bagi mereka untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pengajarannya.

Bagi Sekolah

a. Menumbuhkan budaya untuk melakukan penelitian.

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas teori -teori yang melandasi penelitian ini. Pembahasan akan

terbagi dalam tiga bagian. Pembahasan pertama akan membicarakan pengajaran recount text

yang difokuskan pada kemampuan menulis (Writing Skill). Berikutnya bahasan tentang media

dalam proses pembelajaran. Dan yang ketiga tentang flash card dalam mempelajari Simple Past

Tense.

2.1. Menulis Sebagai Kemampuan Berkomunikasi Secara Verbal

Page 5: PROPOSAL PTK by Heni, S.Pd

Banyak para ahli bahasa mengartikan menulis dari berbagai sudut pandang. Namun

kesemuanya dapat disimpulkan bahwa menulis adalah sebuah proses penyampaian ide, pikiran,

dan perasaan lewat sistem bunyi atau huruf yang sudah diakui oleh masyarakat pengguna

bahasa.

Menurut Gaith (2002) menulis itu mendorong seseorang untuk mengkomunikasikan

pikiran-pikirannya dan membuat pemikiran-pemikirannya tercermin dalam bentuk tulisan. Lebih

jauh ia mengatakan bahwa “When thought is written down, ideas can be examined,

reconsidered, added to, rearranged and changed”

Sebenarnya menulis bukanlah suatu proses linear. Ini artinya bahwa menulis melibatkan

berbagai proses seperti brainstroming, drafting, revision dan reflection yang berpadu menunju

suatu tujuan yang spesifik.

Hal ini dikatakan juga oleh Wilkinson (1986) bahwa

“Writing is concerned, on the other hand, with definition and re-definition,

creation and re-creation of the self. A process which we may call reflection

and othe other had with communication with others, a process we may call

trasmission”

Namun disadari bahwa untuk memiliki kemampuan menulis siswa harus memahami

berbagai perangkat kebahasaan. Dan ini menjadi sangat sulit saat siswa tidak begitu

menguasainya. Misalkan saja penguasaan kosa kata bahasa target, penggunaan aturan atau pola

kalimat, penerapan tanda baca dan sebagainya.

Oleh karena itu, dari keempat ketrampilan berbahasa (Reading, Speaking, Listening dan

Writing) menulis nampaknya menduduki prioritas kesulitan pertama bagi siswa yang

mempelajari bahasa asing maupun bagi guru yang mengajarkannya.

Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Farris (1993) bahwa “of all the language art,

writing is the most complex for children to learn and the most difficult for teachers to teach”

Ini merupakan sebuah tantangan bagi guru bahasa asing khususnya guru bahasa Inggris

untuk mencari cara yang paling efektif dan efisien dalam menanggulangi permasalahan tersebut.

Salah satu cara terbaik adalah pemanfaatan media ajar didalam proses menulis seperti yang

akan dijelaskan pada point berikutnya.

Page 6: PROPOSAL PTK by Heni, S.Pd

2. 2. Media Pembelajaran dan fungsinya dalam Proses Belajar Mengajar

Salah satu aspek yang mendukung proses belajar mengajar adalah media. Menurut Van

Els (1984) “media are all aids which may be used by teachers and learner to attain certain

educational objectives”. Hal ini didukung pula oleh pendapat Richards (dalam Kasbolah, 1993)

yang mendefinisikan “instructional media as the media which are used within the instructional

design and are determined by the requirements of the objective content and instructional

method”.

Banyak para ahli memberikan penjelasan tentang fungsi dari media dalam proses belajar

mengajar. Salah satunya adalah Van Els (1984) yang menyatakan bahawa media umumnya

memiliki dua fungsi yaitu sebagai alat untuk membuat pengajaran bahasa asing lebih hidup dan

sebagai bagian integral dalam proses belajar mengajar.

Sementara, Brown (1983) mengungkapkan bahwa fungsi media adalah sebagai

penghemat waktu, penstimulasi minat, mendorong partisipasi siswa, menjadi sarana untuk

mereviu, menolong siswa untuk belajar mengkomunikasikan ideanya, membuat kelas menjadi

dinamis, relevan dan menarik.

Namun perlulah dipertimbangkan dalam hal pemilihan jenis media yang cocok untuk

pengajaran suatu materi. Misalkan saja dalam mengajarkan aspek berbicara lebih tepat

digunakan gambar yang dapat memberikan visualisasi menarik bagi para siswa untuk ditanggapi

maupun alat lainnya yang mendukung proses pembelajaran.

2.3. Flash Card Dalam Mempelajari Simple Past Tense

Flash card adalah salah satu media yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar

untuk semua mata pelajaran, khususnya mata pelajaran bahasa Inggris. Penggunaan media flash

card dalam pembelajaran bahasa Inggris sangatlah beragam berdasarkan tema yang akan

disampaikan.

Misalnya, sebagai media ajar dalam pengajaran recount text, flash card digunakan untuk

menuliskan beberapa kata kerja baik dalam bentuk ke satu (to infinitive) maupun kata kerja

bentuk kedua (preterite). Flashcard ini dikemas ke dalam permainan kosa kata yang tujuan agar

Page 7: PROPOSAL PTK by Heni, S.Pd

anak mengenal, dan hapal atas perubahan-perubahan kata kerja, sekaligus memahami bagaimana

makna dan penggunaan kosa kata tersebut dalam kalimat yang benar. Ini.merupakan salah satu

teknik yang cukup menyenagkan bagi siswa dikarenakan siswa diberikan kesempatan dan

”dipaksa” untuk menguasai perubahan bentuk kata kerja dan menerapkannya dalam kalimat

sendiri dalam situasi belajar yang menyenangkan dan relax seperti halnya permainan lainnya.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Hadfield (1995) yang menyatakan manfaat permainan

sebagai bagian integral dalam pembelajaran bahasa, yaitu:

”The inclusion of games as an integral part of any language syllabus provides an opportunity for

intensive language practice, offers a context in which language is used meaningfully and as a

mean to an end, and acts as a diagnostic tool for the teacher, highlighting areas of difficulty.”

BAB III

TEKNIK PENELITIAN

3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan 2 orang guru bahasa Inggris. Penelitian

dilaksanakan di kelas VIII A SMPN 2 Manonjaya pada semester 4 tahun pelajaran ..... Jumlah

siswa 36 orang terdiri dari 16. laki-laki dan 20 perempuan dengan karakteristik siswa yang

umum seperti kelas lainnya.

3.2. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada bulan ... di kelas VIII A SMPN 2 Manonjaya

ini dilaksanakan sebayak dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari dua kali tatap muka.

Penelitian tindakan ini dijadwalkan sesuai dengan jadwal tatap muka mata pelajaran Bahasa

Inggris yang berlaku pada semester genap.

Page 8: PROPOSAL PTK by Heni, S.Pd

3.2.1. Faktor-faktor yang diteliti

Dalam penelitian ini , ada dua faktor yang akan diteliti, yaitu siswa dan guru.

a. Faktor Siswa

Penelitian ini menitikberatkan pada perkembangan ketrampilan berbahasa siswa

khususnya grammar (Simple Past Tense) dan writing, baik dilihat dari segi proses

maupun produk yang siswa hasilkan.

Pada segi proses dibidik bagaimana reaksi siswa saat mengikuti pelajaran Simple Past

Tense dalam Recount Text yang menerapkan flash card. Reaksi siswa ini akan dipantau

oleh para pengamat dengan kisi-kisi dan format observasi seperti berikut:

b.Faktor Guru

Aspek

yang

diobservasi pada kejelasan penyampaian semua tujuan yang ingin dicapai selama pembelajaran

dan memotivasi siswa belajar, ketrampilan untuk mengelola proses pembelajaran dengan

menggunakan flash card. Selain itu, ketrampilan guru dalam mengelola kelas, mengatur tugas

kelompok dan membimbing diskusi, serta mengevaluasi hasil belajar siswa.

3.3. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian, rencana tindakan dilakukan tiga tahap yaitu sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

1) Mengidentifikasi faktor-faktor hambatan dan kemudahan yang ditemui pada

pembelajaran bahasa Inggris sebelumnya dikelas VIII A SMPN 2 Manonjaya

2) Merumuskan alternatif tindakan yang dilaksanakan dalam pembelajaran bahasa

Inggris sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari

Simple Past Tense dalam Recount Text..

Hari/ Tanggal

Aktivitas Bobot

Menunjukkan keterlibatannya dalam kelompokMelakukan kerjasama dalam memecahkan masalahMengemukakan pendapat dalam kelompokMembuat kalimat dengan Simple Past Tense dengan benarMenunjukkan bentuk kata kerja kesatu dan kedua dengan benarMemperbaiki jawaban salah dari temannya dalam kelompok Menunjukkan sikap senangKeterangan:Bobot penilaian dari 5-4-3-2-11 = < 30% 2 = 30% - 49% 3 = 50% - 69% 4 = 70 % - 89% 5 = > 89%

Page 9: PROPOSAL PTK by Heni, S.Pd

3) Menyusun Unit Skenario Pembelajaran dengan menerapkan media flash card.

4) Menetapkan media yang dibutuhkan didalam pembelajaran, seperti: kartu

gambar-gambar, dan realia serta alat peraga lainnya.

5) Menetapkan jumlah siklus, yaitu 2 siklus. Setiap siklus dilakukan 1 kali tatap

muka.

6) Menetapkan fokus observasi pada penerapan media flash card untuk mengetahui

respon siswa terhadap pembelajaran dan hasil belajar siswa.

7) Menetapkan cara observasi yang dilakukan bersama pada saat KBM berlangsung

8) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan datanya

9) Menetapkan alat bantu observasi, yaitu pedoman observasi dan kertas catatan.

10) Melakukan cara refleksi , yaitu refleksi akan dilakukan oleh ketua tim

berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer dalam pelaksanaan tindakan

untuk setiap siklus.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini berbagai rencana tindakan dalam siklus I,II dilaksanakan.

Siklus I

-. Dalam tahapan ini Guru mengulas kembali peran dari teks recount mulai dari social

function, generic structure serta lexicogrammatical. Selanjutnya guru memberikan

penjelasan mengenai Simple Past Tense yang terdapat dalam sebuah recount text.

Kemudian guru mengeluarkan kartu-kartu yang berisi kata kerja. Kartu-kartu tersebut

disebarkan pada seluruh siswa. Setiap siswa memegang satu kartu. Kemudian masing-

masing siswa diminta mencari pasangan kata kerja tersebut (baik yang berbentuk to

infinitive maupun preterite) kepad siswa lainnya. Jika siswa tersebut menemukan

pasangannya maka mereka selanjutnya diminta untuk membuat kalimat dengan

menggunakan kata kerja yang tertera pada kartu-kartu tersebut.

Siklus II

Hasil analisis dan refleksi dari siklus I dijadikan dasar perbaikan untuk melaksanakan

siklus 2. Hasil temuan pada siklus I diantaranya adalah 1) guru harus lebih banyak

Page 10: PROPOSAL PTK by Heni, S.Pd

memberikan kata kerja yang lain tidak hanya pada kosa kata atau pola kalimat yang

berkaitan dengan “Going to Jakarta” saja; 2) guru harus mengarahkan agar siswa

membuat kalimat yang lebih variatif lagi.

c. Tahap Observasi dan Evaluasi

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan proses pembelajaran.

Observasi dilakukan guna memdapatkan data kualitatif, sedangkan untuk memperoleh

data kuantitatif dilakukan melalui evaluasi pada setiap akhir pembelajaran untuk tiap

siklus dalam hal ini vocabulary test.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini data hasil kegiatan observasi yang diperoleh dianalisa, hasilnya bisa

dijadikan bahan untuk menyusun perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Refleksi

dilakukan oleh pelaku tindakan bersama dengan para observer.

3.4. Data dan Cara Pengambilannya

Ada dua jenis data yang dikumpulkan dan kemudian dianalisa, yaitu :

a. Data kualitatif

Data ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat dan juga anecdotal

record yang dilakukan oleh Guru. Alat pengumpul data berupa kertas catatan, pedoman

observasi.. Pada penelitian ini juga dilakukan wawancara dengan para siswa guna

menjaring informasi yang lebih jelas dan terinci mengenai sikap mereka terhadap

pembelajaran simple past tense dalam recount text yang menggunakan flash card.

b. Data kuantitatif

Data ini diperoleh dari hasil belajar siswa yaitu saat mereka menjawab pertanyaan-

pertanyaan secara tertulis.

3.5. Indikator Kinerja

Kriteria keberhasilannya berupa meningkatnya pemahaman siswa mengenai simple past tense

dalam recount text adalah sebagai berikut:

Page 11: PROPOSAL PTK by Heni, S.Pd

a. Tingkat keberhasilan belajar siswa untuk vocabulary test:

86 - 100 : sangat berhasil

76 - 85 : tinggi

60 – 75 : sedang

55 – 59 : rendah

0 - 54 : sangat rendah

(Diadopsi dari Purwanto,1992)

b. Tingkat keaktifan siswa rata-rata selama proses pembelajaran dalam presentase (%). Bobot

penilaian dari 5-4-3-2-1-0, dengan ketentuan sebagai berikut:

0 = 0 jika semua siswa diam/tidak aktif bertanya, menjawab dan membuat

kalimat dengan benar

1 = < 30% jika kurang dari 11 orang siswa yang aktif bertanya, menjawab dan

membuat kalimat dengan benar

2 = 30% - 49% jika 9 hingga 18 orang siswa aktif bertanya, menjawab dan membuat

kalimat dengan benar

3 = 50% - 69% jika 19 hingga 25 orang siswa aktif bertanya, menjawab dan membuat

kalimat dengan benar

4 = 70 % - 89% jika 26 hingga 32 orang siswa aktif bertanya, menjawab pertanyaan dan

membuat kalimat dengan benar

5 = > 89% jika diatas 32 orang siswa aktif bertanya, menjawab dan membuat kalimat

dengan benar

3. Tingkat keaktifan guru rata-rata selama proses pembelajaran dalam persentase (%).

b. Tingkat keaktifan guru rata-rata selama proses pembelajaran dalam persentase (%):

> 80% : sangat baik (5)

60 - 79 % : baik (4)

40 - 59% : cukup (3)

Page 12: PROPOSAL PTK by Heni, S.Pd

20 – 39% : kurang (2)

< 20 % : sangat kurang (1)

(Diadopsi dari Ridwan , 2000)