proposal praktik kerja lapangan (pkl) ii di · pdf fileseri foto adalah materi penyuluhan...
TRANSCRIPT
PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) II
DI KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG
PROVINSI JAWA TENGAH
Oleh
JUNAIDI PANGERAN SAPUTRA
NIRM. 06 2 4 10 375
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
2012
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) II
DI KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG
PROVINSI JAWA TENGAH
Oleh
Junaidi Pangeran Saputra
NIRM. 06 2 4 10 375
Disetujui, 22 Mei 2012
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Dr. Ir. Hadi Haryanto, MP Sucipto, S.Pt, M.Si
NIP 19591114 198703 1 001 NIP 19580828 198202 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Penyuluhan Peternakan
Dr. Bambang Sudarmanto, S.Pt, MP
NIP 19670509 199603 1 002
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal praktik kompetensi penyuluh pertanian pelaksana ini dengan baik.
Proposal ini dibuat untuk kelengkapan dari kegiatan praktik kompetensi
penyuluh pertanian pelaksana di Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang yang
diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang sebagai
salah satu program pendidikan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia dan untuk menghasilkan aparat yang tangguh, khususnya dibidang
pertanian. Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Drs. Gunawan Yulianto, MM. M.Si selaku ketua STPP Magelang.
2. Dr. Bambang Sudarmanto, S.Pt, MP selaku ketua jurusan penyuluhan
peternakan.
3. Dr. Ir. Hadi Haryanto, MP selaku Dosen pembimbing utama.
4. Sucipto, S.Pt. M.Si selaku Dosen pendamping.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari penyusunan proposal ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari semua pihak, demi perbaikan proposal dimasa yang akan datang.
Magelang, 22 Mei 2012
Junaidi Pangeran Saputra
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ ii
PRAKATA .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ............................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang .. .................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................... 2
C. Manfaat .................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 4
A. Penyuluhan Pertanian ............................................................ 4
B. Aspek Teknis ........................................................................ 9
III. RENCANA KEGIATAN .............................................................. 19
A. Waktu dan Tempat ................................................................. 19
B. Materi Kegiatan ..................................................................... 19
C. Jadwal Kegiatan ..................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 29
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rencana Jadwal Kegiatan ............................................................ 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Intrumen Identifikasi Potensi Wilayah
Tingkat Kecamatan ...................................................................... 31
2. Materi Penyuluhan Pertanian Dalam Bentuk Seri Foto ............... 40
3. Materi Penyuluhan Pertanian Dalam Bentuk Poster .................... 41
4. Melaksanakan Uji Coba ............................................................... 42
5. Proposal Rencana Kegiatan Widyawisata .................................... 44
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian sebagai lembaga pendidikan
kedinasan di Kementerian Pertanian, berperan dalam pembangunan pertanian,
khususnya dalam mendukung upaya revitalisasi penyuluhan pertanian. Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian diharapkan dapat menjadi salah satu pelopor dalam
mendukung program revitalisasi penyuluhan pertanian. Melalui Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian dapat dihasilkan sumber daya manusia penyuluh pertanian
ahli, memiliki integritas moral, profesional, inovatif, kredibel dan berwawasan
global serta memiliki etos kerja yang tinggi dalam membangun sistem penyuluhan
pertanian. Penyelenggaraan pendidikan program Diploma IV penyuluhan
pertanian merupakan salah satu bentuk upaya Kementerian Pertanian dalam
meningkatkan kompetensi penyuluhan pertanian. Dengan meningkatkan
kompetensi aparat penyuluhan pertanian, diharapkan program pemberdayaan
petani dan keluarganya dapat terlaksana lebih optimal.
Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari sistem pembangunan pertanian
mempunyai peranan yang sangat penting bagi petani dan keluarganya untuk
mengembangkan kemampuannya, keswadayaannya dan kemandiriannya agar
mereka dapat mengelola usaha taninya secara produktif, efektif dan efisien
sehingga mempunyai daya saing tinggi dan dapat meningkatkan mutu hidup. Agar
profil lulusan tersebut dapat dicapai, diperlukan suatu proses pembelajaran yang
secara optimal untuk mendukung pencapaian kompetensi yang dimaksud. Proses
pembelajaran dalam konteks ini tidak mengisolasi mahasiswa dalam lingkungan
kampus tetapi memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk
dapat menerapkan pengetahuan teoritis yang telah diperoleh dikampus dalam
kehidupan nyata sebagai penyuluh pertanian agribisnis.
Pelaksanaan kegiatan praktik kompetensi penyuluh pertanian pelaksana ini
di Desa Seworan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang merupakan wilayah
terpilih untuk pelaksanaan kegiatan praktik kompetensi penyuluh pertanian
pelaksana karena wilayah ini berpotensi dalam pengembangan pertanian dan
peternakan. Desa Seworan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang memiliki
batas-batas fisik dan administrasi sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan
dengan Desa Seworan, sebelah Timur berbatasan dengan Hutan Negara, sebelah
Selatan berbatasan dengan Desa Sidogede, sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Kalipucang. Secara umum kondisi wilayah Desa Seworan Kecamatan Grabag
Kabupaten Magelang adalah datar bergelombang, jenis tanah Latosol, tinggi
tempat 600 m dpl dan dengan suhu udara 27-30 0C. Dengan jumlah penduduk 905
orang terdiri-dari 444 orang laki-laki, 461 orang perempuan, KK umum 247 KK
dan KK tani 213 KK.
Mempunyai lahan pertanian terdiri-dari sawah berpengairan sederhana,
tegalan, pekarangan dan sawah berpengairan ½ teknis. Sektor pertanian terdiri-
dari padi, jagung, ubi jalar, cabe dan ubi kayu. Sektor peternakan terdiri-dari
ternak sapi potong, domba, kambing, itik, ayam buras, kelinci. Dari segi
kelembagaan memiliki kelompok tani dan gapoktan. Dari data monografi diatas
dan ditemukan adanya permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat tani,
diantaranya adalah peningkatan berat badan sapi potong masih lambat karena
pengetahuan petani tentang teknologi pengolahan pakan sapi potong masih
rendah. Hal inilah yang melatar belakangi mahasiswa untuk menindak lanjuti dari
Praktik Kerja Lapangan I ke Praktik Kerja Lapangan II. Praktik Kerja Lapangan II
terdiri dari 11 materi kegiatan, sebagaimana yang sudah tertuang dalam keputusan
Menkowasbangpan Nomor: PER/02/MENPAN/2/2008.
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktik kompetensi penyuluh pertanian
pelaksana adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menyelenggarakan pola
penyuluhan partisipatif mulai dari penyusunan rencana kegiatan penyuluhan
pertanian dilokasi praktik sampai pelaksanaan penyuluhan dan melaksanakan
tugas-tugas rutin sebagai penyuluh pertanian pelaksana.
2. Meningkatkan kemampuannya dalam menyuluh dan berkomunikasi sebagai
seorang fasilitator dan dinamisator.
C. Manfaat
1. Manfaat Praktik Kerja Lapangan II bagi mahasiwa adalah:
a. Mahasiswa dapat berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam
pemberdayaan masyarakat petani untuk pengembangan agribisnis.
b. Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah atau
swasta, pengusaha tani atau petani dan stakeholder lain dalam
memfasilitasi pengembangan agribisnis.
c. Mahasiswa dapat berlatih bermasyarakat dengan kondisi sosiokultur
yang berbeda.
2. Manfaat bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah atau swasta, petani dan
stakeholder lain adalah:
a. Mengenal Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian sebagai penyelenggara
pendidikan program Diploma IV penyuluhan pertanian.
b. Membantu menyelesaikan tugas atau pekerjaan rutin yang dilakukan
instansi, pengusaha dan petani.
c. Menciptakan kegiatan kerjasama yang baik dibidang penelitian maupun
pemberdayaan Sumber Daya Manusia pertanian yang menguntungkan.
3. Manfaat bagi masyarakat atau petani
a. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam kegiatan memahami desa
secara partispatif.
b. Meningkatnya hubungan kerjasama diantara sesama anggota kelompok
masyarakat dan antara kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok
yang lain dalam penyusunan perencanaan usaha tani.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyuluhan Pertanian
1. Definisi Penyuluhan Pertanian
Menurut Deptan (2009), penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran
bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, kesejahteraannya serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
2. Tujuan Penyuluhan Pertanian
Menurut Mardikanto (2009), upaya perbaikan pada mutu hidup manusia,
baik secara fisik, mental, ekonomi maupun sosial budaya. Terkait dengan
pemahaman tersebut, tujuan penyuluhan pertanian diarakan pada terwujudnya
perbaikan teknis bertani, perbaikan usahatani dengan perbaikan kehidupan petani
dan masyarakat.
3. Metode Penyuluhan Pertanian
Menurut Erwin (2012), metode penyuluhan pertanian adalah cara
penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian
kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak
langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru.
4. Instrument Identifikasi Potensi Wilayah
Menurut Deptan (2009), Penyusunan instrumen identifikasi potensi
wilayah dapat dilakukan dengan teknik wawancara sesuai struktur. Hal ini agar
pertanyaan dapat disampaikan secara runtut dan mudah dipahami oleh peserta
atau responden, juga agar efisien dan efektif di dalam proses penggalian.
Wawancara semi terstruktur atau kegiatan tanya-jawab sistematis dengan warga
masyarakat yang dipilih dengan cara tertentu untuk kepentingan tertentu, adalah
teknik penelitian yang paling umum dikenal di dunia penelitian. Hampir semua
metode penelitian yang konvensional menggunakan cara ini.
Untuk mengetahui potensi wilayah dan agroekosistem perlu dilakukan
identifikasi dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu. Instrumen adalah
suatu alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai
suatu variabel. Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk
mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan
penelitian, (Eniro, 2008).
5. Seri Foto dan Poster
Seri foto adalah materi penyuluhan pertanian berupa rangkaian foto-foto
yang disusun secara berurutan sehingga menjadi suatu cerita atau proses kegiatan
di bidang pertanian, (Deptan, 2009). Sedangkan menurut Mardikanto (2009), seri
foto adalah alat peraga yang digunakan untuk mengenalkan inovasi atau
menunjukkan bukti-bukti keberhasilan atau keunggulan satu inovasi yang
ditawarkan. Seri foto dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan pengetahuan
sasaran pada tahapan sadar, minat, menilai.
Poster adalah lembaran kertas yang berisikan pesan penyuluhan pertanian
dalam bentuk gambar dan tulisan sebagai salah satu media yang populer dan
berguna untuk komunikasi visual, dengan sedikit kata yang jelas artinya, tepat
pesannya dan dapat dengan mudah dibaca dan dilihat, (Deptan, 2009). Sedangkan
menurut Mardikanto (2009), poster merupakan barang cetakan yang berisikan
gambar dengan ukuran yang relatif besar untuk ditempel, ditembok, dipohon dan
direntangkan dipinggir jalan. Poster lebih banyak berisikan gambar yang
dimaksudkan untuk mempengaruhi perasaan atau sikap sasaran.
6. Uji Coba/Pengkajian/Pengujian Paket Teknologi/ Metode Penyuluhan
Pertanian
Uji coba lapang paket teknologi spesifikasi lokasi adalah percobaan
teknologi pertanian yang dilaksanakan oleh petani, sebagai tindak lanjut dari hasil
pengkajian atau pengujian teknologi anjuran, teknologi hasil galian petani atau
dari berbagai sumber teknologi lainnya untuk mendapatkan teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan petani. Pengkajian atau pengujian teknologi anjuran adalah
kegiatan pengembangan penelitian sebelum dilakukan uji coba lapang (kaji terap)
dari suatu teknologi hasil penelitian yang dilakukan dilahan percontohan, (Deptan,
2009).
Menurut Rokhman (2008), kaji terap adalah metode penyuluhan pertanian
untuk meningkatkan kemampuan petani dalam memilih paket teknologi yang akan
direkomendasikan sebelum didemonstrasikan, pelaksanaannya dilakukan oleh
kontak tani dilahannya dengan bimbingan penyuluh pertanian.
7. Demonstrasi Usaha Tani Melalui Demonstrasi Farm
Demonstrasi suatu metode penyuluhan dilapangan untuk memperlihatkan
atau membuktikan secara nyata tentang cara atau hasil penerapan teknologi
pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani-nelayan. Demfarm
yaitu demonstrasi yang dilaksanakan oleh kelompok tani, (Deptan, 2009).
Menurut Rokhman (2008), demonstrasi farm merupakan demonstrasi yang
dilakukan secara kerjasama oleh petani-nelayan dalam suatu kelompok tani-
nelayan dengan areal 1-5 hektar untuk komoditi yang memerlukannya.
8. Demonstrasi Usaha Tani Melalui Demonstrasi Area
Demonstrasi area yaitu dilaksanakan oleh gabungan kelompok tani,
tujuannya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota kelompok tani
melalui kerjasama antar kelompok tani untuk menerapkan inovasi baru dibidang
pertanian serta memberikan contoh bagi petani sekitarnya, (Deptan, 2009).
Menurut Nurochmatuddin (2011), demonstrasi area dilakukan secara
kerjasama antar kelompok tani dalam satu wilayah yang tergabung dalam satu
gabungan kelompok tani dengan areal seluas 5-25 hektar untuk komoditi yang
diperlukannya.
9. Temu Lapang/Temu Tugas/Temu Teknis/Temu Karya
Temu lapang, temu tugas, temu teknis dan temu karya masing-masing
memiliki pengertian sendiri. Temu lapang adalah pertemuan antara petani nelayan
dengan peneliti untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi yang
dihasilkan oleh peneliti dan umpan balik dari petani nelayan. Temu tugas juga
dapat disebut temu teknis yaitu pertemuan berkala antara pengembang fungsi
penyuluhan, penelitian, pengaturan dan pelayanan. Sedangkan temu karya adalah
pertemun antara petani-nelayan untuk bertukar pikiran dan pengalaman serta
belajar atau saling mengajarkan sesuatu keterampilan dan pengetahuan untuk
diterapkan, (Rokhman, 2008).
Menurut Deptan (2009), temu lapang adalah kegiatan pertemuan antara
peneliti, penyuluh dan para petani untuk saling tukar menukar teknologi atau
informasi sehingga didapatkan teknologi yang akan dikembangkan sesuai potensi
wilayah. Temu teknis antar wilayah atau fungsi disebut juga temu tugas adalah
kegiatan pertemuan berkala antar penyuluh pertanian, peneliti, aparat pengaturan
dan pelayanan untuk meningkatkan pelayanan kepada petani dalam
mengembangkan usahataninya. Temu karya adalah kegiatan pertemuan antar
petani, untuk bertukar pikiran dan pengalaman, saling belajar, saling mengajarkan
keterampilan dan pengetahuan untuk diterapkan oleh petani.
10. Forum Penyuluhan Pedesaan/Magang/Widyawisata/Karyawisata atau
Widyakarya
Magang di bidang pertanian adalah suatu proses belajar mengajar antar
petani, dimana seorang petani-nelayan belajar dari pengalaman kerjanya, pada
suatu usaha tani-nelayan dalam keadaan sesungguhnya di lapangan dengan
bimbingan petani nelayan yang berhasil menjalankan uasahanya. Sering dikenal
dengan istilah “petani nelayan belajar dari petani nelayan”. Widyawisata adalah
suatu perjalanan bersama yang dilakukan oleh kelompok tani nelayan, untuk
belajar dengan melihat suatu penerapan teknologi dalam keadaan yang
sesungguhnya, atau melihat suatu akibat tidak diterapkannya teknologi di suatu
tempat. Karyawisata atau widyakarya adalah kegiatan perjalanan secara bersama
yang dilakukan oleh sejumlah petani-nelayan untuk mempraktekan hasil suatu
pengajaran atau melakukan suatu karya yang bermanfaat ditempat yang dituju,
(Rokhman, 2008).
Menurut Deptan (2009), widyawisata adalah kegiatan perjalanan bersama
yang dilakukan oleh kelompok tani dan penyuluh pertanian untuk belajar dengan
melihat suatu penerapan teknologi dalam keadaan sesungguhnya. Widyakarya
atau karyawisata adalah kegiatan perjalanan bersama yang dilakukan oleh
kelompok tani dan penyuluh pertanian untuk mempraktekkan hasil suatu
pengajaran atau melakukan suatu karya bermanfaat ditempat yang dituju.
11. Gabungan Kelompok Tani
Gabungan kelompok tani adalah gabungan dari beberapa kelompok tani
yang melakukan usaha agribisnis dengan prinsip kebersamaan dan kemitraan
sehingga mencapai peningkatan produksi, pendapatan usahatani bagi anggotanya
dan petani lainnya. Gapoktan merupakan Wadah Kerjasama Antar Kelompok
tani-nelayan (WKAK), yaitu kumpulan dari beberapa kelompok tani-nelayan yang
mempunyai kepentingan yang sama dalam pengembangan komoditas usaha tani
tertentu untuk menggalang kepentingan bersama, (Syahyuti, 2007).
Menurut Deptan (2007), gabungan kelompok tani adalah kumpulan
beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan
skala ekonomi dan efisiensi usaha.
12. Kelompok Tani
Menurut Deptan (2007), kelompok tani adalah kumpulan petani yang
tumbuh berdasarkan kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk bekerja sama dalam meningkatkan,
mengembangkan produktivitas usahatani, memanfaatkan sumber daya pertanian,
mendistribusikan hasil produksinya dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Menurut Abdullah (2008), kelompok tani lanjut memilik ciri-ciri antara
lain: Anggaran Dasar (AD) atau Anggaran Rumah Tangga (ART) telah dijalankan
semestinya, pertemuan rutin dilakukan minimal sebulan sekali dan hasil
pertemuan didokumentasi dengan baik, kelompok mampu mengidentifikasi
masalah dan menyusun perencanaan, telah memiliki kegiatan usaha produktif dan
kelompok mempunyai akses pinjaman kredit karena modal yang dimiliki
kelompok layak mendapatkan kredit.
13. Evaluasi
Menurut Deptan (2007), evaluasi merupakan upaya penilaian atas hasil
sesuatu kegiatan melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi/data secara
sistematik serta mengikuti prosedur tertentu yang secara ilmu diakui
keabsahannya. Evaluasi bisa dilakukan terhadap perencanaan, pelaksanaan
maupun pada hasil serta dampak suatu kegiatan. Evaluasi pembinaan kelompok
tani perlu dilaksanakan secara teratur, baik evaluasi awal, evaluasi proses,
evaluasi akhir maupun evaluasi dampak.
Menurut Erwin (2012), evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting
bila dilihat dari segi manfaatnya sebagai upaya memperbaiki dan penyempurnaan
program atau kegiatan penyuluhan pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi penyuluhan pertanian dapat
digunakan untuk memperbaiki perencanaan kegiatan atau program penyuluhan
dan kinerja penyuluh, mempertanggung jawabkan kegiatan yang dilaksanakan,
membandingkan antara kegiatan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
B. Aspek Teknis
1. Jerami Fermentasi Untuk Pakan Ternak Sapi
Menurut Antonius (2009), jerami padi merupakan produk samping
tanaman padi yang tersedia dalam jumlah yang relatif lebih banyak dibandingkan
dengan produk samping pertanian lainnya dan terdapat hampir setiap daerah di
Indonesia. Ketersediaan jerami padi dalam jumlah yang cukup (produksi padi
bervariasi dapat mencapai 12-15 ton jerami segar per ha satu kali panen atau 4-5
ton jerami kering per ha tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang
digunakan) merupakan peluang untuk dimanfaatkan sebagai pakan dan sumber
energi bagi ruminansia.
Menurut BPTP (2010), peningkatan produksi hijauan makanan ternak
dibatasi oleh kecendrungan makin sempitnya lahan akibat jumlah penduduk yang
selalu bertambah dan perluasan lahan pertanian. Dari bermacam-macam limbah
pertanian yang mempunyai potensi besar untuk dijadikan sebagai pakan ternak
adalah jerami padi. Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang
belum sepenuhnya dimanfaatkan karena selalu dibakar setelah proses pemanenan.
Produksi jerami padi bervariasi yaitu dapat mencapai 12-15 ton jerami segar per
ha satu kali panen, atau 4-5 ton jerami kering per ha tergantung pada lokasi dan
jenis varietas tanaman yang digunakan.
Proses pembuatan jerami fermentasi dilakukan dengan dua tahap yaitu
tahap pertama, jerami padi yang baru dipanen dengan kadar air 65% kemudian
ditumpuk ditempat yang telah disediakan dengan ketinggian 20 cm, taburi urea
dan starbio secara merata dengan takaran masing-masing 2,5 kg untuk setiap 1 ton
jerami padi, tambahkan lagi timbunan jerami padi setebal 20 cm lalu taburi lagi
urea dan starbio secara merata, demikian seterusnya sampai tumpukan jerami padi
mencapai 1-2 m, tutup dengan plastik atau terpal, diamkan selama 21 hari, agar
proses fermentasi berlangsung secara sempurna. Tahap kedua, tumpukan jerami
padi yang telah mengalami proses fermentasi diangin-anginkan sehingga cukup
kering sebelum disimpan pada tempat terlindung dari hujan dan sinar matahari
langsung setelah kering jerami fermentasi dapat diberikan kepada sapi sebagai
pakan pengganti rumput segar. Hasil fermentasi jerami yang baik ditandai dengan
ciri-ciri sebagai berikut: baunya agak harum, warnanya kuning agak kecoklatan,
teksturnya lemas (tidak kaku), tidak busuk dan tidak berjamur.
2. Bokashi Pupuk Kandang (Sapi/Kambing/Ayam)
Menurut Angga (2009), bokashi pupuk kandang adalah salah satu bokashi
yang lazim diterapkan atau dimanfaatkan. Proses pembuatannya bokashi pupuk
kandang adalah sebagai berikut: a) alat yang digunakan yaitu cangkul, sekop,
keranjang dan karung goni, b) Bahan yang digunakan yaitu kotoran hewan
(sapi/kambing/ayam) 300 kg, dedak 50 kg, sekam padi 150 kg, gula yang telah
dicairkan 200 ml, EM-4 500 ml dan air secukupnya, c) proses pembuatan yaitu:
(1) larutkan EM-4 dan gula ke dalam air, (2) pupuk kandang, sekam padi dan
dedak dicampur secara merata, (3) siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke
dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %, (4)
bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan
dilepas maka adonan susah pecah (megar), (5) adonan digundukan diatas ubin
yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm, (6) kemudian ditutup dengan
karung goni selama 4-7 hari, (7) petahankan gundukan adonan maksimal 500 C,
bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik, (8)
kemudian tutp kembali dengan karung goni, (9) suhu yang tinggi dapat
mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan (10)
pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali, (11) setelah 4-7 hari
bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
Cara penggunaan bokashi pupuk kandang secara umum yaitu: a) 3–4
genggam bokashi (150-200 gram) untuk setiap meter persegi tanah disebar marata
diatas permukaan tanah, pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih b)
untuk mencampurkan bokashi ke dalam tanah, tanah perlu dicangkul atau bajak.
Penggunaan penutup tanah (mulsa) dari jerami atau rumput-rumputan kering
sangat dianjurkan pada tanah tegalan. Pada tanah sawah pemberian bokashi
dilakukan sebelum pembajakan tanah, c) biarkan bokashi selama seminggu,
setelah itu baru bibit ditanam, d) untuk tanaman buah-buahan, bokashi ditebar
merata dipermukaan tanah atau perakaran tanaman dan siramkan 3–4 cc EM-4
per-liter air setiap minggu sekali.
3. Penanaman Padi Dengan Cara Jajar Legowo 2 : 1 (20 x 10 x 40 cm) Di
Lahan Sawah
Menurut BPTP (2009), legowo adalah cara tanam padi sawah yang
memiliki beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh 1 baris kosong
dimana jarak tanam pada barisan pinggir ½ kali jarak tanaman pada baris tengah.
Pengertian jajar legowo 2 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 2 barisan
kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir
mempunyai jarak tanam 1/2 kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian,
jarak tanam pada tipe legowo 2 : 1 adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan
pinggir) x 40 cm (barisan kosong). Modifikasi jarak tanam pada cara tanam
legowo bisa dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Secara umum, jarak tanam
yang dipakai adalah 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25 cm
sesuai pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan
tanahnya.
Jarak tanam untuk padi yang sejenis dengan varietas IR-64 atau varietas
Ciherang cukup dengan jarak 20 cm, sedangkan untuk varietas padi yang punya
penampilan lebih lebat dan tinggi perlu diberi jarak tanam yang lebih lebar
misalnya antara 22,5 - 25 cm. Demikian juga pada tanah yang kurang subur cukup
digunakan jarak tanam 20 cm, sedangkan pada tanah yang lebih subur perlu diberi
jarak tanam yang lebih lebar misalnya 22,5 cm atau pada tanah yang sangat subur
jarak tanamnya 25 cm. Pemilihan ukuran jarak tanam bertujuan agar mendapat
hasil yang optimal, adapun tujuan dan teknik penerapan legowo antara lain:
a. Tujuan Legowo
Tujuan cara tanam legowo adalah: 1) memanfaatkan sinar matahari bagi
tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari
yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan
semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot buah yang lebih berat, 2)
mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan yang relatif
terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya, 3) menekan serangan
penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka, kelembaban akan semakin berkurang,
sehingga serangan penyakit juga akan berkurang, 4) mempermudah pelaksanaan
pemupukan dan pengendalian hama/penyakit. Posisi orang yang melaksanakan
pemupukan dan pengendalian hama/penyakit bisa leluasa pada barisan kosong di
antara 2 barisan legowo, 5) menambah populasi tanaman. Misal pada legowo 2 :
1, populasi tanaman akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya populasi
tanaman akan memberikan harapan peningkatan produktivitas hasil.
b. Teknik Penerapan
Pembuatan baris tanam yaitu: a) persiapkan alat garis tanam dengan
ukuran jarak tanam yang dikehendaki, b) bahan untuk alat garis tanam bisa
digunakan kayu atau bahan lain yang tersedia serta biaya terjangkau, c) lahan
sawah yang telah siap ditanami, 1-2 hari sebelumnya dilakukan pembuangan air
sehingga lahan dalam keadaan macak-macak, d) ratakan dan datarkan sebaik
mungkin, e) selanjutnya dilakukan pembentukan garis tanam yang lurus dan jelas
dengan cara menarik alat garis tanam yang sudah dipersiapkan sebelumnya serta
dibantu dengan tali yang dibentang dari ujung ke ujung lahan.
Persiapan benih sekitar 15-20 kg benih per hektar untuk jarak tanam 20 x
20 cm dan sekitar 5-7 kg benih per hektar untuk jarak tanam 40 x 20 cm dan
persiapan bedengan persemaian dengan luasan areal persemaian 200-300 m2,
dibuat 8-10 bedengan berukuran lebar 1,5 m dan panjang sesuai ukuran lahan.
Tanam yaitu: a) umur bibit padi yang digunakan sebaiknya kurang dari 21
hari, b) gunakan 1-3 bibit per-lubang tanam pada perpotongan garis yang sudah
terbentuk, c) cara laju tanam sebaiknya maju agar perpotongan garis untuk lubang
tanam bisa terlihat dengan jelas, d) namun apabila kebiasaan tanam mundur juga
tidak menjadi masalah, yang penting populasi tanaman yang ditanam dapat
terpenuhi, e) pada alur pinggir kiri dan kanan dari setiap barisan legowo, populasi
tanaman ditambah dengan cara menyisipkan tanaman di antara 2 lubang tanam
yang tersedia.
Pemupukan yaitu: a) pemupukan dilakukan dengan cara tabur, b) posisi
orang yang melakukan pemupukan berada pada barisan kosong di antara 2 barisan
legowo, c) pupuk ditabur ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga 1 kali
jalan dapat melalukan pemupukan 2 barisan legowo, d) khusus cara pemupukan
pada legowo 2 : 1 boleh dengan cara ditabur di tengah alur dalam barisan
legowonya.
Penyiangan bisa dilakukan dengan tangan atau dengan menggunakan alat
siang seperti landak/gasrok. Apabila penyiangan dilakukan dengan alat siang,
cukup dilakukan ke satu arah sejajar legowo dan tidak perlu dipotong seperti
penyiangan pada cara tanam bujur sangkar. Sisa gulma yang tidak tersiang dengan
alat siang di tengah barisan legowo bisa disiang dengan tangan, bahkan sisa gulma
pada barisan pinggir legowo sebenarnya tidak perlu diambil karena dengan
sendirinya akan kalah persaingan dengan pertumbuhan tanaman padi.
Pengendalian Hama dan Penyakit dengan menggunakan alat semprot atau
handsprayer, posisi orang berada pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo.
Penyemprotan diarahkan ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga 1 kali
jalan dapat melakukan penyemprotan 2 barisan legowo.
4. Tanaman Sawi
Menurut Margiayanto (2008), sebutan sawi untuk orang asing adalah
mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese
mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura
menyebutnya dengan sawi sedang orang Sunda menyebut sasawi.
a. Manfaat Tanaman Sawi
Tanaman sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan
pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah,
memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan.
Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak,
karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
b. Jenis-Jenis Sawi
Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus,
tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang
biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma.
Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga
ada pula jenis sawi keriting dan sawi sawi monumen. Caisim alias sawi bakso ada
juga yang menyebutnya sawi cina, merupakan jenis sawi yang paling banyak
dijajakan di pasar-pasar dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna
putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya
yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain enak ditumis atau
dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina.
c. Syarat Tumbuh
Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena
Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga
dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang
berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran
rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang
diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah
mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter diatas permukaan laut.
d. Budidaya Tanaman Sawi
Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya
sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional dilahan meliputi proses
pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan
pestisida, serta pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara monokultur
maupun tumpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain :
bawang daun, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi
ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu.
Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di
lahan:
1) Benih.
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih
yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan
benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi
berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras.
Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus
mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama
penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga
harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah
dengan alumunium foil.
2) Pengolahan Tanah.
Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan
bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki
struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki
fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita
gunakan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan,
rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah
ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung.
Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20-40 cm. Pemberian pupuk
organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk
kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan
agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan.
Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya
dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam
tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-
kira 2-4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan
penggemburan tanah yaitu 2-4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis
kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
3) Pembibitan.
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk
penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap
lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80-120 cm dan
panjangnya 1-3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20-
30 cm.Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan
pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.
Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut: benih ditabur, lalu ditutupi
tanah setebal 1-2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3-5 hari
benih akan tumbuh setelah berumur 3-4 minggu sejak disemaikan tanaman
dipindahkan ke bedengan.
4) Penanaman.
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran
petak tanah. Tinggi bedeng 20-30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu
sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang
10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x
40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan
hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4-8 x 6-10 cm.
5) Pemeliharaan.
Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh
terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah
penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa
berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya
bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi
yang kita tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali
sore atau pagi hari. Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2
minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh
terlalu rapat. Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman
ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat
mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan
tanaman yang baru.
Penyiangan biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa pertanaman sawi,
disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya
penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu
dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50
kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok teh sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25
liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan.
e. Penanaman Sawi Secara Vertikultur
Langkah-langkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut: 1)
benih disemaikan pada kotak persemaian dengan media pasir. Bibit dirawat
hingga siap ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan, 2) sediakan
media tanam berupa tanah top soil, pupuk kandang, pasir dan kompos dengan
perbandingan 2:1:1:1 yang dicampur secara merata, 3) masukkan campuran media
tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran 30 x 40 cm, 4) pindahkan bibit
tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang tersedia. Tanaman yang
dipindahkan biasanya telah berdaun 3–5 helai, 5) polibag yang sudah ditanami
disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House.
f. Hama dan Penyakit
Hama pada tanaman sawi yaitu: 1) Ulat titik tumbuh, 2) Ulat Tritip, 3)
Siput, 4) Ulat Thepa javanica, 5) Cacing bulu.
Penyakit pada tanaman sawi yaitu: 1) penyakit akar pekuk, 2) bercak daun
alternaria, 3) busuk basah, 4) penyakit embun tepung, 5) penyakit rebah semai, 6)
busuk daun, 7) busuk Rhizoctonia, 8) bercak daun, 9) virus mosaik.
g. Panen dan Penanganan Pasca Panen
Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara
panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari.
Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun.
Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan
dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau
tajam. Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan: pencucian, pembuangan
kotoran, sortasi, pengemasan, penympanan dan pengolahan.
III. RENCANA KEGIATAN
A. Waktu dan Tempat
Praktik Kerja Lapangan II akan dilaksanakan pada tanggal 1 Juni sampai
31 Agustus 2012 dengan lokasi kegiatan di Kecamatan Grabag Kabupaten
Magelang. Jarak tempuh Kecamatan Grabag ke Ibukota Kabupaten Magelang
sekitar 40 km apabila ditempuh dengan kendaraan motor.
B. Materi Kegiatan
Materi kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi
penyuluh pertanian pelaksana pada Praktik Kerja Lapangan II ini meliputi:
1. Menyusun Instrumen Identifikasi Potensi Wilayah Tingkat Kecamatan
Instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat Kecamatan yang akan
disusun pada minggu ke-II bulan Juni 2012 dengan format isian antara lain:
a. Data Monografi dan Potensi di Kecamatan Grabag
Data monografi dan potensi yang ada di Kecamatan Grabag meliputi: 1)
penduduk terdiri-dari: jumlah penduduk, jumlah pemilik lahan tidak menggarap,
jumlah pemilik lahan penggarap, jumlah buruh tani dan bangunan, 2) tanah
terdiri-dari: tanah darat yaitu tegalan dan pekarangan, tanah sawah irigasi yaitu
sawah tehnis, sawah ½ tehnis, sawah tersier dan sawah tadah hujan, 3) iklim atau
curah hujan dalam 4 tahun terakhir yaitu tahun 2009 (jumlah mm2 dan jumlah
hari), tahun 2010 (jumlah mm2 dan jumlah hari), tahun 2011 (jumlah mm
2 dan
jumlah hari), tahun 2012 (jumlah mm2 dan jumlah hari).
b. Kelembagaan Petani
Kelembagaan petani yang ada di Kecamatan Grabag meliputi: 1) jumlah
kelembagaan terdiri dari: jumlah kelompok tani dewasa, jumlah kelompok tani
wanita, jumlah kelompok taruna tani, 2) nama kelompok tani dan nama gabungan
kelompok tani terdiri-dari: nama kelompok tani dan jumlah anggotanya, nama
gabungan kelompok tani dan jumlah anggotanya.
c. Produksi Usahatani Pertanian dan Perkebunan, Peternakan dan
Perikanan di Kecamatan Grabag
Produksi usahatani pertanian dan perkebunan, peternakan dan perikanan
yang ada di Kecamatan Grabag meliputi: 1) pertanian dan perkebunan terdiri-dari:
jenis komoditas pertanian dan perkebunan serta jumlah produksi pertanian dan
perkebunan (ton/ha), 2) peternakan dan perikanan terdiri-dari: jenis ternak dan
jumlah ternak (ekor), jenis ikan dan jumlah ikan (ekor).
d. Trend Komoditas Produksi dan Harga Komoditas dalam Kurun Waktu
5 Tahun Terakhir
Trend komoditas produksi yang ada di Kecamatan Grabag meliputi: jenis
komoditas, produksi dan produktifitas (ton/ha) dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir sedangkan harga komoditas meliputi: jenis komoditas, harga di tingkat
petani dan harga pasar dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
e. Identifikasi Masalah dan Upaya Pemecahannya di Kecamatan Grabag
Identifikasi masalah dan upaya pemecahannya yang ada di Kecamatan
Grabag meliputi: masalah, penyebab masalah, potensi dan pemecahan masalah.
Bentuk instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat kecamatan tersaji pada
lampiran 1.
2. Menyusun Materi Penyuluhan Pertanian dalam Bentuk Seri Foto dan
Poster
a. Bentuk Seri Foto
Seri foto yang akan disusun pada minggu ke-II bulan Juni 2012. Bahan
yang digunakan dalam membuat seri foto yaitu kertas manila dengan ukuran 60
cm x 90 cm dan kertas foto paper (A4, 210 mm x 297 mm) sedangkan alat yang
akan digunakan yaitu kamera digital, printer dan laptop.
Tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu: a) judul seri foto adalah
jerami fermentasi untuk pakan ternak sapi, b) melakukan dokumentasi dengan
menggunakan kamera berdasarkan urutan kegiatan pembuatan jerami fermentasi
(dari bahan sampai proses pembuatan), c) mencetak foto pembuatan jerami
fermentasi menggunakan kertas foto paper (A4, 210 mm x 297 mm) sebanyak 8
lembar dengan ukuran 4 R, d) membuat background kuning dan orange pada
kertas manila dengan ukuran 60 x 90 cm, e) menyusun dan menempelkan foto
yang sudah dicetak pada kertas manila sesuai dengan urutannya, f) hasil seri foto.
Bentuk seri foto tersaji pada lampiran 2.
b. Bentuk Poster
Poster yang akan disusun pada minggu ke-II bulan Juni 2012. Bahan yang
akan digunakan dalam membuat poster yaitu kertas manila dengan ukuran 45 cm
x 60 cm dan dokumentasi pembuatan jerami fermentasi untuk pakan ternak sapi
menggunakan kamera digital sedangkan alat yang akan digunakan yaitu printer
dan laptop.
Tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu: a) judul poster adalah
jadikan....jerami fermentasi sumber pakan ternak sapi, b) membuat rancangan
konsep poster menggunakan komputer, d) menggambar poster yang
sesungguhnya, e) hasil poster. Bentuk poster tersaji pada lampiran 3.
3. Melaksanakan Uji Coba/Pengkajian/Pengujian Paket Teknologi/Metode
Penyuluhan Pertanian
Kegiatan yang akan dilakukan pada minggu ke-III bulan Juni 2012 adalah
uji coba pada pertumbuhan tanaman sawi caisim dengan pemberian bokashi
pupuk kandang (sapi/kambing/ayam) dan pupuk NPK, lokasi di Desa Seworan
Kecamatan Grabag, pelaksana kegiatan adalah petani, dibantu oleh Penyuluh
Pertanian Lapangan dan mahasiswa PKL. Dalam pelaksanaan uji coba ini
menggunakan polybag dengan ukuran 30 cm x 40 cm, menggunakan 6 perlakuan
dan 6 ulangan, setiap ulangan terdiri-dari 1 tanaman.
Adapun tahapan perlakuan dalam uji coba ini antara lain: a) perlakuan I,
yaitu tanpa pupuk NPK dan bokashi pupuk kandang, b) perlakuan II, yaitu
pemupukan dengan pupuk NPK (5 gram), c) perlakuan III, yaitu pemupukan
dengan pupuk NPK (5 gram) dan bokashi 75% (150 gram), d) perlakuan IV, yaitu
pemupukan dengan dosis pupuk NPK (5 gram) dan bokashi 50% (100 gram), e)
perlakuan V, yaitu pemupukan dengan dosis pupuk NPK (5 gram) dan bokashi
25% (50 gram), f) perlakuan VI, yaitu tanpa pupuk NPK dan bokashi 100% (200
gram).
Variabel yang diamati meliputi: a) pengukuran tinggi tanaman dilakukan
pada saat 1, 2, 3, 4 minggu setelah tanam, b) menghitung jumlah daun dilakukan
pada saat 1, 2, 3, 4 minggu setelah tanam, c) produksi (berat basah) per-tanaman
(kg) dilakukan pada saat panen. Pelaksanaan uji coba tersaji pada lampiran 4.
4. Merencanakan Demonstrasi Usahatani Melalui Demonstrasi Farm
Kegiatan yang akan direncanakan pada minggu ke-III bulan Juni 2012
adalah demonstrasi farm pada tanaman padi sawah dengan sistem jajar legowo 2 :
1 atau 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong),
lokasi bertempat di Kecamatan Grabag dengan luasan 1-5 hektar, meliputi: a)
melakukan koordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan yang ada di BPPK
Kecamatan Grabag tentang pelaksanaan demonstrasi farm, b) melakukan
koordinasi dengan kelompok tani dan petani yang jadi peserta demonstrasi farm,
c) bersama Penyuluh Pertanian Lapangan yang ada di BPPK Kecamatan Grabag,
kelompok tani dan petani membuat rencana demonstrasi farm.
Rencana yang akan dibuat memuat hal-hal antara lain: a) komoditas yang
akan dijadikan demonstrasi farm adalah padi dengan sistem tanam jajar legowo 2 :
1, varietas IR-64 atau varietas Ciherang, b) teknik penerapan jajar legowo 2 : 1
dengan cara: (1) pembuatan baris tanam menggunakan kayu atau bahan lain yang
tersedia serta biaya terjangkau dan dilakukan pembentukan garis tanam yang
lurus, jelas dengan cara menarik alat garis tanam yang sudah dipersiapkan
sebelumnya serta dibantu dengan tali yang dibentang dari ujung ke ujung lahan,
(2) persiapan benih sekitar 15-20 kg benih per hektar untuk jarak tanam 20 x 20
cm dan 5-7 kg benih per hektar untuk jarak tanam 40 x 20 cm, (3) penanaman
padi pada umur bibit kurang dari 21 hari dan gunakan 1-3 bibit per-lubang tanam
pada perpotongan garis yang sudah terbentuk, (4) pemupukan dilakukan dengan
cara tabur, (5) penyiangan bisa dilakukan dengan tangan atau dengan
menggunakan alat siang seperti landak atau gasrok, (6) pengendalian hama dan
penyakit menggunakan alat semprot atau handsprayer, c) melakukan pembagian
tugas yaitu: pendamping kegiatan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan di BPPK
Kecamatan Grabag sedangkan pelaksanannya adalah kelompok tani Sido Maju, d)
membuat jadwal kegiatan yaitu: persiapan benih, persiapan bedengan persemaian,
persiapan lahan, tanam, pemeliharaan tanaman dan panen, e) lokasi pelaksanaan
pada lahan milik anggota kelompok tani Sido Maju di Kecamatan Grabag, f)
penanggung jawab kegiatan adalah koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan.
5. Memandu Pelaksanaan Demonstrasi Usahatani Melalui Demonstrasi
Area
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada minggu ke-IV bulan Juni 2012
adalah memandu demonstrasi area pada tanaman padi sawah dengan sistem tanam
jajar legowo 2:1. Adapun persyaratan seorang pemandu yaitu: menguasai materi
baik teori maupun praktek, memiliki pengalaman yang cukup dibidangnya,
mampu menjadi pemandu dan mempunyai kemampuan mengevaluasi. Lokasi
demonstrasi area bertempat di Kecamatan Grabag dengan luasan 5-25 hektar
dalam pelaksanaannya meliputi: a) melakukan koordinasi dengan Penyuluh
Pertanian Lapangan yang di BPPK Kecamatan Grabag tentang kegiatan
demonstrasi area, b) mencari informasi pelaksanaan kegiatan demonstrasi
usahatani melalui demonstrasi area yang sedang berjalan dengan bantuan
Penyuluh Pertanian Lapangan yang ada di BPPK Kecamatan Grabag, c) ikut
memandu pelaksanaan kegiatan penanaman padi dengan sistem jajar legowo 2 : 1
bersama penyuluh yang ada di Kecamatan Grabag dari awal kegiatan sampai akhir
kegiatan, d) memahami materi kegiatan dan mengetahui jadwal kegiatan demarea.
6. Melaksanakan Temu Lapang/Temu Tugas/Temu Teknis/Temu Karya
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada minggu ke-IV bulan Juni 2012
adalah temu lapang. Materi temu lapang adalah padi dengan sistem jajar legowo
2:1 yang berlokasi di Kecamatan Grabag. Teknis pelaksanaan temu lapang yang
akan dilakukan yaitu: a) mengadakan kontak peserta dengan petani, Penyuluh
Pertanian Lapangan atau instansi terkait yang berada di Kecamatan Grabag serta
dengan peneliti yang berada di BPTP Ungaran, Jawa Tengah, b) bersama
Penyuluh Pertanian Lapangan dan petani melakukan persiapan lahan yang
dijadikan tempat pertemuan, c) mengundang peneliti atau narasumber yang sudah
ditentukan pihak penyelenggara, d) melakukan pembagian tugas seperti moderator
sebaiknya dari kontak tani yang sudah ditetapkan penyelenggara, penulis yang
sudah ditetapkan oleh penyelenggara, e) pembicara dan narasumber dari peneliti
di BPTP Ungaran, Jawa Tengah, f) materi dipersiapkan dan disampaikan sendiri
oleh peneliti selaku pembicara, g) mendokumentasikan semua hasil kegiatan
tersebut dengan baik.
7. Merencanakan Forum Penyuluhan Pedesaan, Magang, Widyawisata,
Karyawisata/Widyakarya
Kegiatan yang akan dilakukan pada minggu ke-I dan minggu ke-II bulan
Juli 2012 adalah widyawisata, perencanaan kegiatan widyawisata meliputi:
a. Waktu dan Tempat Kegiatan
Waktu kegiatan widyawisata yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 Juli
2012, jam 7.30 sampai 17.00 WIB. Tempat atau lokasi yang akan di kunjungi
yaitu kelompok tani peternak domba di Desa Mangunsari Kecamatan Windusari
Kabupaten Magelang.
b. Peserta
Peserta widyawisata sebanyak 65 orang terdiri-dari: 1) kelompok tani
peternak domba di Desa Seworan sebanyak 57 orang, 2) panitia pelaksana
sebanyak 4 orang, 3) tim Penyuluh Pertanian Lapangan sebanyak 3 orang, 4)
mahasiswa PKL 1 orang.
c. Narasumber Kegiatan
Narasumber kegiatan dari pengurus kelompok tani peternak domba yang
ada di Desa Mangunsari sebanyak 2 orang.
d. Panitia Pelaksana Kegiatan Widyawisata
Panitia pelaksana kegiatan widyawisata terdiri-dari: 1) ketua (Surahmad),
2) sekretaris (Bohasin), 3) bendahara (Sulasih), 4) anggota (Sunaryo).
e. Tahapan Kegiatan Widyawisata
Tahapan kegiatan meliputi: 1) musyawarah pengurus gapoktan, 2)
pembentukan panitia pelaksana kegiatan, 3) identifikasi calon peserta, 4)
penetapan calon peserta, 5) menetapkan waktu dan tempat kegiatan, 6) membuat
dan menyampaikan undangan pada peserta (H–3), 7) membuat jadwal rencana
kegiatan dan penyusunan pelaporan dan monev.
f. Materi dan Metode.
Materi yang akan disampaikan dalam widyawisata yaitu pembuatan pakan
komplit fermentasi sedangkan metodenya antara lain: 1) pemaparan materi
dilaksanakan oleh narasumber dari kelompok tani peternak domba yang ada di
Desa Mangunsari, 2) observasi atau pengamatan secara langsung ditempat atau
lokasi usaha agribisnis domba dilaksanakan, 3) diskusi atau tanya jawab dengan
narasumber langsung ditempat atau lokasi usaha domba secara interaktif dan
partisipatif.
g. Sumber Dana, Biaya dan Rencana Tindak Lanjut Kegiatan Widyawisata
Sumber dana berasal dari: 1) P3TIP sebesar: Rp 3.000.000,00, 2) swadaya
petani sebesar: Rp. 300.00,00, 3), pihak lain sebesar: Rp. 200.000,00 jadi jumlah
keseluruhan sebesar: Rp. 3.500.000,00.
Biaya pengeluaran selama perjalanan widyawisata: 1) biaya transportasi
sebesar: Rp. 2.000.000,00, 2) biaya snack (65 orang x @ Rp. 3.000,00) sebesar:
Rp.195.000,00, 3) biaya makan dan minum (65 orang x @ Rp. 7.000,00) sebesar:
Rp. 455.000,00, 4) biaya dokumentasi sebesar: Rp. 100.000,00, 5) biaya ATK
sebesar: Rp. 300.000,00, 6) biaya P3K sebesar: Rp. 100.000,00, 7) biaya
kontribusi sebesar: Rp. 300.000,00, 8) biaya tak terduga sebesar: Rp. 50.000,00,
9) total biaya keseluruhan sebesar: Rp. 3.500.000,00.
Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk memperbaiki dan meningkatkan
kegiatan kelompok usaha agribisnis domba di Desa Seworan menjadi lebih baik
dari sebelumnya dan sekaligus menindak lanjuti apabila ada peluang kerjasama
untuk kemajuan usaha agribisnis domba.
h. Jadwal Rencana Kegiatan Widyawisata
Jadwal rencana kegiatan widyawisata antara lain: 1) jam 07.00 - 07.30
berangkat ke Desa Mangunsari, 2) jam 07.30 - 08.30 tiba dilokasi tujuan, 3) jam
08.30 - 09.30 ramah tamah dengan pengurus dan anggota kelompok tani peternak
domba, 4) jam 09.30 - 10.00 pembagian snack terhadap peserta, 5) jam 10.00 -
11.30 pemaparan materi dilaksanakan oleh narasumber dari kelompok tani
peternak domba yang ada di Desa Mangunsari, 6) jam 11.30 - 13.00 makan siang
bersama dilanjutkan dengan ibadah, 7) jam 13.00 - 15.00 observasi/pengamatan
secara langsung ditempat/lokasi usaha agribisnis domba, 8) jam 15.00 - 16.00
diskusi atau tanya jawab dengan narasumber langsung ditempat atau lokasi usaha
domba secara interaktif dan partisipatif, 9) jam 16.00 - 17.00 peserta widyawisata
berangkat pulang. Merencanakan widyawisata tersaji pada lampiran 5.
8. Melaksanakan Forum Penyuluhan Pedesaan, Magang, Widyawisata,
Karyawisata/Widyakarya
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada minggu ke-II bulan Juli 2012
adalah widyawisata. Tahapan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
kegiatan widyawisata yang telah dibuat (penyusunan rencana widyawisata ada
pada poin 7 diatas).
9. Menumbuhkan Gabungan Kelompok Tani
Kegiatan yang akan dilakukan pada minggu ke-III dan minggu ke-IV
bulan Juli 2012 adalah menumbuhkan Gabungan Kelompok Tani meliputi: a)
bersama Penyuluh Pertanian Lapangan yang di BPPK Kecamatan Grabag
melakukan koordinasi dengan kepala Desa Seworan, b) menentukan hari dan
tempat pertemuan, c) membuat undangan untuk melakukan pertemuan anggota
kelompok tani dengan ketua-ketua kelompok tani yang ada di Desa Seworan, d)
bersama Penyuluh Pertanian Lapangan yang di BPPK Kecamatan Grabag
memberikan penjelasan kepada anggota kelompok tani akan arti pentingnya
Gabungan Kelompok Tani dan manfaatnya dalam melaksanakan kegiatan
usahatani. Adapun manfaat Gabungan Kelompok Tani adalah agar kelompok tani
dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam penyediaan sarana produksi
pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani ke sektor hulu dan
hilir, pemasaran, e) mendorong kelompok tani yang ada untuk membentuk
gabungan kelompok tani.
10. Mengembangkan Kelompok Tani dari Lanjut ke Madya
Kegiatan yang akan dilakukan pada minggu ke-I dan minggu ke-II bulan
Agustus 2012 adalah mengembangkan kelompok tani dari lanjut ke madya di
Desa Seworan Kecamatan Grabag meliputi: a) memberikan motivasi kepada
kelompok tani yang ada di Desa Seworan agar dapat menjalankan AD/ART
dengan semestinya, b) memberi saran kepada kelompok tani yang ada di Desa
Seworan agar mengadakan pertemuan rutin yang dilakukan minimal sebulan
sekali dan hasil pertemuan didokumentasikan dengan baik, c) kelompok tani yang
ada harus mampu mengidentifikasi masalah dan menyusun perencanaan, d)
kelompok mempunyai akses pinjaman kredit karena modal yang dimiliki
kelompok layak mendapatkan kredit. Apabila ciri-ciri tersebut diatas dijalani
dengan baik maka kelas kelompok dari lanjut dapat dikembangkan menjadi kelas
kelompok madya.
11. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Tingkat
Kecamatan
Kegiatan yang akan dilakukan pada minggu ke-III dan minggu ke-IV
bulan Agustus 2012 adalah meminjam Programa Penyuluhan Pertanian di BPPK
Kecamatan Grabag tahun sebelumnya untuk dianalisa, apakah programa tersebut
sudah di evaluasi atau belum. Jika belum di evaluasi maka salah satu kegiatan
didalam programa tersebut yang akan di evaluasi dan jika sudah di evaluasi cukup
dengan mengambil hasil evaluasi yang sudah ada. Evaluasi hasil dilakukan guna
mengukur sampai sejauh mana tujuan yang direncanakan dapat dicapai dengan
baik.
C. Jadwal Kegiatan
Rencana jadwal kegiatan Praktik Kerja Lapangan II akan dilaksanakan di
Desa Seworan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Rencana Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan II Adalah
No Jenis kegiatan
Pelaksanaan kegiatan
Juni Juli Ags
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Berangkat
ke lokasi
3 Koordinasi
dengan instansi
4 Orientasi lapangan
5 Melaksanakan
kegiatan PKL. II
6 Konsultasi ke
Pembimbing
7 Menyusun laporan
setiap kegiatan
Keterangan:
Pelaksanaan kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A. 2008. Identifikasi Kelas Kemampuan Kelompok Tani Ternak Di
Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Jurusan Sosial Ekonomi
Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Diakses pada
tanggal 13 Februari 2012. http://inaabdullah.blogspot.com/identifikasi-
kelas-kemampuan-kelompok.html.
Angga. 2009. Bermacam Cara Membuat Pupuk. Diakses pada tanggal 13 Febuari
2012.http://perdanaangga.wordpress.com/membuat-pupuk-organik-
ramah-lingkungan/
Antonius. 2009. Pemanfaatan Jerami Padi Fermentasi sebagai Subtitusi Rumput
Gajah dalam Ransum Sapi. Sumatera Utara. Di akses pada tanggal 16
Febuari 2012. http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/jitv/jitv144-
3.pdf.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2009. Tanam Padi Cara Jajar Legowo Di
Lahan Sawah. Banten. Diakses pada tanggal 16 Februari 2012.
http://banten.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?
----------------------------------------------. 2010. Fermentasi Jerami untuk Pakan
Sapi. Sumbar. Diakses pada tanggal 16 Febuari 2012.
http://sumbar.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&v
iew=article&id=192:fermentasi-jerami-untuk-pakan-sapi&catid=1:info-
teknologi
Departemen Pertanian. 2007. Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan
Kelompok tani dan Gabungan Kelompok tani. Departemen Pertanian,
Jakarta. Diakses pada tanggal 14 Februari 2012.
http://www.deptan.go.id/bpsdmp/admin/peraturan/permentan_273_lamp_
1.pdf.
---------------------------. 2009. Identifikasi Potensi Wilayah. Pusat Pengembangan
Pelatihan Pertanian, Badan Pengembangan SDM Pertanian, Departemen
Pertanian, Jakarta. Diakses pada tanggal 13 Februari 2012.
http://www.deptan.go.id/bppsdmp/images/download/modul%201%20_%
20identifikasi%20pra_tomt%20puap%202009.pdf.
---------------------------. 2009a. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya. Departemen pertanian,
Jakarta. Diakses pada tanggal 14 Februari 2012.
http://www.deptan.go.id/pengumuman/juknis_pp/lamp_juknis_pp.pdf.
Eniro. 2008. Instrumen Penelitian. Diakses 13 Februari 2012, http://www.
ptik.polri.go.id/ materi/MODUL-8b.pdf.
Erwin. 2012. Mengevaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Sumber Tulisan:
Bahan Diklat Sertifikasi Penyuluh Pertanian Level Supervisor, Bapeltan.
Jambi 2011. Diakses pada tanggal 15 Februari 2012.
http://epetani.deptan.go.id/blog/mengevaluasi-pelaksanaan-penyuluhan-
pertanian-erwin-sp-3843.
Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University
Press, Surakarta.
Margiyanto, 2008. Budidaya Tanaman Sawi. Diakses pada tanggal 02 April 2012.
http://zuldesains.wordpress.com/2008/01/11/budidaya-tanaman-sawi/
Nurochmatuddin, D. 2011. Jenis-Jenis Metoda Penyuluhan. BP4K, Kabupaten
Kuningan Jawa Barat. Diakses pada tanggal 14 Februari 2012.
http://www.bp4kkuningan.web.id/index.php/mms/159-jenis-jenis-
metoda-penyuluhan.
Rokhman, M. K. 2008. Metode Penyuluhan Pertanian di Dinas Pertanian
Kabupaten Kebumen. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, UGM. Diakses
pada tanggal 15 Februari 2012.
http://www.rohman.tripod.com/lapangan/penyul.htm.
Syahyuti, 2007. Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani sebagai
Kelembagaan Ekonomi di Perdesaan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian, Bogor. Diakses pada tanggal 16 Februari 2012.
http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/ISU5-1b.pdf