proposal penjualan pupuk kel. tani

32
 OMSET PENJUALAN PUPUK DITINJAU DARI MODAL DAN PEMBERIAN KREDIT PADA KELOMPOK TANI DESA GILIREJO KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI A. Latar Bel akang Masalah Pembangunan sering kali di artikan pada pertumbuhan dan perubahan. Jadi, pembangunan pertanian dapat di artikan jika terjadi pertumbuhan dalam sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan dalam masyarakat yang pada umumnya adalah petani yang kurang baik menjadi lebih baik. Seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat yang pesat, semakin besar pula ke mungkina n kebutu han ma nusia y ang tidak terbatas untuk bisa terpenuhi. Khususnya bagi masyarakat pedesaan yang masih memiliki lahan pertanian dan tidak mempunyai keahlian lain ataupun tingkat pendidikan yang rendah maka secara tidak langsung untuk mencukupi kebutuhannya dengan cara memanfaatkan lahan pertanian yang ada. Pertanian pada mulanya merupakan suatu yang sederhana dan sangat alami pada pembawaannya, melihat kenyataan tersebut tidak sedikit pula masyarakat yang menggantungkan hidupnya dalam sektor pertanian kurang bisa memaksimalkan hasil panen mereka. Karena sebagian dari sekian banyak petani yang ada, sudah menggunakan berbagai macam kemajuan alat pertanian yang tentunya sangat mempengaruhi tingkat produktivitas hasil pertanian masih ada yang mengunakan alat-alat tradisional. Walaupun dengan alat tradisional tersebut dapat menghemat biaya akan tetapi kurang bisa

Upload: limbadebata

Post on 09-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Prospek Pupuk Organik Pada Kelompok Tani

TRANSCRIPT

KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI
A. Latar Belakang Masalah
Jadi, pembangunan pertanian dapat di artikan jika terjadi pertumbuhan dalam
sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan dalam
masyarakat yang pada umumnya adalah petani yang kurang baik menjadi
lebih baik. Seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat yang
pesat, semakin besar pula kemungkinan kebutuhan manusia yang tidak 
terbatas untuk bisa terpenuhi. Khususnya bagi masyarakat pedesaan yang
masih memiliki lahan pertanian dan tidak mempunyai keahlian lain ataupun
tingkat pendidikan yang rendah maka secara tidak langsung untuk mencukupi
kebutuhannya dengan cara memanfaatkan lahan pertanian yang ada.
Pertanian pada mulanya merupakan suatu yang sederhana dan sangat
alami pada pembawaannya, melihat kenyataan tersebut tidak sedikit pula
masyarakat yang menggantungkan hidupnya dalam sektor pertanian kurang
bisa memaksimalkan hasil panen mereka. Karena sebagian dari sekian banyak 
petani yang ada, sudah menggunakan berbagai macam kemajuan alat
pertanian yang tentunya sangat mempengaruhi tingkat produktivitas hasil
pertanian masih ada yang mengunakan alat-alat tradisional. Walaupun dengan
 
memanfaatkan waktu dengan baik. Dengan melihat hal yang seperti itu maka
kelompok tani juga memberikan kemudahan bagi petani dengan cara
memberikan bantuan berupa alat-alat pertanian.
Kelompok tani itu sendiri secara tidak langsung dapat dipergunakan
sebagai salah satu usahauntuk meningkatkan produktivitas usaha tani melalui
pengelolaan usaha tani secara bersamaan. Kelompok tani juga digunakan
sebagai media belajar organisasi dan kerjasama antar petani. Dengan adanya
kelompok tani, para petani dapat bersama – sama memecahkan permasalahan
yang antara lain berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis
produksi dan pemasaran hasil. Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan
bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam
berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Melihat potensi
tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar
dapat berkembang secara optimal. Pentingnya pembinaan petani dengan
pendekatan kelompok tani juga dikemukakan oleh Mosher (1994) bahwa
salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kegiatan
petani yang tergabung dalam kelompok tani. Disamping itu agar mereka
dapat bergerak secara metodis, berdayaguna, dan teroganisir. Suatu gerakan
kelompok tani yang tidak teroganisir dan tidak mengikuti kerjasama menurut
pola-pola yang maju, tidak akan memecahkan masalah-masalah yang
 
apa yang telah direncanakan maka dalam proses penjualan barang atau jasa
tersebut bisa mendapatkan omset yang memiliki potensi yang sangat baik.
Pada dasarnya omset penjualan identik dengan volume penjualan.
Omset penjualan akan meningkat jika diiringi dengan kegiatan penjualan yang
efektif. Menurut Sutamto (1997) penjualan merupakan usaha yang dilakukan
manusia untuk menyampaikan barang dan jasa kebutuhan yang telah
dihasilkannya kepada mereka yang membutuhkan dengan imbalan uang
menurut harga yang telah ditentukan sebelumnya. Maka usaha yang dilakukan
kelompok tani untuk mencapai omset penjualan yang lebih baik juga
memerlukan strategi yang baik untuk dapat menarik minat petani.
Dalam mengupayakan peningkatan omset penjualan kelompok tani
setidaknya lebih mampu mengupayakan hal- hal yang dapat mendorong dalam
kegiatan-kegiatan pertanian itu sendiri, sehingga timbulah kesadaran pada
masyarakat yang khususnya petani kecil dalam upaya meningkatkan
produktifitas pendapatan hasil tani mereka sehingga petani dapat memenuhi
kebutuhannya. Menurut J.Ravianto (1990:4) bahwa: “kesesuaian antara
kebutuhan individu (pekerja) dengan kebutuhan perusahaan merupakan faktor
yang penting untuk menunjang produktivitas kerja”. Dalam usaha
peningkatan produktivitas kerja petani memang tidak selalu dapat berjalan
lancar. Untuk itu pihak perusahaan harus berupaya memadukan antara
kebutuhan petani dengan kebutuhan kelompok tani, sehingga dapat
menunjang semakin meningkatnya omset penjualan pada kelompok tani.
 
yang berkualitas, pada umumnya petani khususnya petani kecil mengalami
hambatan terutama dalam pengadaan dana untuk membeli berbagai input
produksi, seperti pembelian pupuk yang harganya mudah dijangkau dengan
tingkat kualitas yang memadai. Dalam kondisi ini petani dihadapkan pada
dilema peningkatan hasil produksi usaha pertaniannya. Disatu pihak petani
dituntut untuk meningkatkan produktivitas usaha tani pada luas lahan yang
terbatas untuk dapat meningkatkan pendapatannya. Dilain pihak untuk 
meningkatkan produktivitas, petani harus mengeluarkan tambahan biaya
akibat meningkatnya jumlah dan jenis input yang harus dibeli, serta akibat
meningkatnya harga input karena berkurangnya subsidi pemerintah terhadap
harga pupuk, obat-obatan dan benih unggul.
Pada kenyataanya, untuk mendapatkan bahan-bahan pertanian masih
banyak yang bergantung pada pengecer yang harganya lebih tinggi
dibandingkan dengan harga yang ditentukan oleh kelompok tani. Selain itu
adanya perbedaan kualitas produk yang ditawarkan oleh kelompok tani
dengan pengecer pada umumnya. Karena dalam kelompok tani mempunyai
tiga tujuan umum dalam penjualan seperti yang dirumuskan oleh Basu
Swastha dalam bukunya Azas-Azas Marketing (2008:27) adalah sebagai
berikut: (a) Berusaha mencapai penjualan tertentu, (b) Berusaha mendapatkan
laba, dan (c) Menunjang pertumbuhan perusahaan. Usaha untuk mencapai
ketiga tujuan tersebut, tidak sepenuhnya hanya dilakukan oleh pelaksana
 
tersedianya modal kerja.
Pada hakekatnya modal juga dapat dikatakan sebagai modal kerja yang
merupakan salah satu faktor produksi usaha tani yang penting, disamping
faktor lahan, tenaga kerja dan manajemen. Menurut Sofyan Safri Harahap
(2007:288) Modal kerja bisa juga dianggap sebagai dana yang tersedia untuk 
diinvestasikan dalam aktiva lancar atau untuk membayar utang lancar. Oleh
karena itu permodalan yang lemah akan membatasi ruang gerak dan aktivitas
usaha untuk menunjang keberhasilan pembangunan pertanian, terutama
meningkatkan kemampuan berusaha bagi petani. Jadi untuk meningkatkan
kemampuan ruang gerak dan aktivitas dalam berusaha tani khususnya
pelaksanaan intensifikasi, maka petani memerlukan pinjaman modal berupa
kredit usaha tani. Dari pinjaman modal tersebut diharapkan kelompok tani
mampu memanfaatkannya dengan maksimal sehingga tingkat poduktivitas
pendapatan petani menjadi lebih baik dan tingkat penjualan pupuk juga bisa
lebih maksimal. Produktivitas yang dimaksud adalah kemampuan untuk 
melakuan jual-beli barang dagangan yang khususnya pada penjualan pupuk.
Dengan pola pemberian kredit usaha tani, petani dibimbing untuk 
menerapkan teknologi usaha tani sesuai dengan yang direkomendasikan,
dengan bimbingan tersebut diharapkan petani dapat memanfaatkan seefektif 
dan seefisien mungkin, sehingga produksi dan pendapatan petani diharapkan
akan meningkat, dengan meningkatnya pendapatan para petani diharapkan
 
pada kenyataannya sering terjadi kelangkaan pupuk pada saat pupuk itu
sendiri sedang dibutuhkan oleh petani.“Salah satu unsur yang selalu melekat
dalam setiap pemberian kredit adalah adanya “ resiko “ sehingga pemberian
kredit disebut juga sebagai penanaman dana dalam bentuk “ risk assets “. Dan
sebagaimana juga diketahui bahwa resiko atas suatu hal, adalah bersifat
merugikan, dan sebagai sesuatu musibah atau malapetaka, resiko datangnya
tidak pasti dan tidak dapat diduga dan dapat terjadi dengan tiba-tiba harus
terjadi” ( Hasanudin Rahman, 2008:5).
Melihat hal tersebut maka dalam sebuah bentuk kelompok tani berusaha
memberikan kemudahan bagi petani untuk memperoleh modal yang dapat
menunjang dalam pertanian. Kemudahan tersebut diberikan oleh kelompok 
tani dengan sistem pinjaman kredit yang sama-sama mendapatkan
keuntungan. Keuntungan tersebut dapat terbukti dengan sistem pinjaman
kredit tersebut maka kelompok tani memperoleh omset penjualan pupuk yang
sudah di targetkan dan bagi petani dapat memperoleh pupuk dengan mudah
tanpa harus memiliki uang untuk membeli pupuk langsung pada pengecer.
Dalam sistem pinjaman ini juga memberikan keamanan dan kemudahan tanpa
adanya resiko yang sekiranya dapat merugikan para petani.
Kelompok tani sangatlah membantu dalam usaha yang dilakukan petani
untuk meningkatkan hasil pertanian menjadi lebih baik. Dalam meningkatkan
omset penjualan pupuk itu sendiri, kelompok tani bekerja keras untuk bisa
merangkul masyarakat untuk bisa memilih pupuk yang berkualitas dan
mampu memanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya.
 
 judul “OMSET PENJUALAN PUPUK DITINJAU DARI MODAL DAN
PEMBERIAN KREDIT PADA KELOMPOK TANI DESA GILIREJO
KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI”.
yang dapat dipertanggung jawabkan, penelitian ini dibatasi hal-hal sebagai
berikut:
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali pada tahun 2009-
2011.
2. Modal (modal kerja) yang digunakan pada Kelompok Tani Desa
Gilirejo Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
3. Harga penjualan pupuk secara kredit pada kelompok tani Desa
Gilirejo Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas agar dapat secara jelas, maka yang
menjadi perumusan masalah adalah:
pupuk pada kelompok tani Desa Gilirejo Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali?
Kabupaten Boyolali?
menentukan omset penjualan pupuk pada kelompok tani Desa
Gilirejo Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peningkatan omset penjualan pupuk tahun
2010-2011 pada kelompok tani Desa Gilirejo Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
kerja) pada Kelompok Tani Desa Gilirejo Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali.
tani Desa Gilirejo Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
pemberian kredit pada kelompok tani desa Gilirejo Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
masalah yang dihadapi perusahaan / instansi.
b. Bagi Peneliti, Untuk menambah wawasan pengetahuan dan dapat
mengembangkan untuk penelitian selanjutnya.
pengetahuan, informasi sekaligus sebagai bahan acuan untuk 
perbandingan dalam penelitian serupa.
menjual barang/jasa. Menurut Sutamto (1997:10) tentang pengertian
penjualan: "Penjualan adalah usaha yang dilakukan manusia untuk 
menyampaikan barang dan jasa kebutuhan yang telah dihasilkannya
kepada mereka yang membutuhkan dengan imbalan uang menurut harga
yang dimana si penjual atai produsen memastikan mengaktifkan dan
memuaskan kebutuhan atau keinginan pembeli/konsumen agar dicapai
mufakat dan manfaat baik bagi si penjual maupun sipembeli yang
berkelanjutan dan menguntungkan kedua belah pihak. Dari pendapat
 
tersebut maka penjualan itu merupakan kegiatan menawarkan/memasarkan
barang dan jasa kepada pembeli yang berminat yang nantinya akan dibayar
 jika telah terjadi kesepakatan mengenai harga barang/jasa itu. A. Arifinal
Chaniago (1995:14) memberikan pendapat tentang omzet penjualan
adalah: "Keseluruhan jumlah pendapatan yang didapat dari hasil penjulan
suatu barang/jasa dalam kurun waktu tertentu". Basu Swastha (1983:14)
memberikan pengertian omset penjualan adalah: "Akumulasi dari kegiatan
penjualan suatu produk barang barang dan jasa yang dihitung secara
keseluruhan selama kurun waktu tertentu secara terus menerus atau dalam
satu proses akuntansi”.
adalah keseluruhan jumlah penjualan barang/jasa dalam kurun waktu
tertentu, yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh. Seorang
pengelola usaha dituntut untuk selalu meningkatkan omzet penjualan dari
hari kehari, dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan dan dar tahun ke
tahun. Hal ini diperlukan kemampuan dalam memanajemen modal
terutama modal kerja agar kegiatan operasional perusahaan dapat terjamin
kelangsungannya.
membiayai kegiatan operaionalnya sehari-hari, misalnya : gaji, upah
buruh, uang muka pembelian bahan mentah, dan sebagainya. Modal
 
likuiditas.
untuk membiayai operasi perusahaan yaitu yang merupakan kelebihan
aktiva lancar di atas utang lancarnya″Menurut Bambang Riyanto
(2001:58).
 jangka pendek, yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman
 jangka panjang maupun dari para pemilik perusahaan″ Menurut S.
Munawir (2002:115).
perusahaan pada aktiva jangka pendek, kas, sekuritas yang mudah
dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha”. Jadi modal kerja
merupakan investasi dalam bentuk uang tunai, kas, surat berharga,
piutang, dan persediaan yang dapat digunakan untuk membiayai
aktiva lancar.
diinvestasikan dalam aktiva lancar atau untuk membayar utang
lancar″. Menurut Sofyan Safri Harahap (2007:288)
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian
modal kerja, maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan
kelebihan dari aktiva lancar diatas hutang lancarnya yang benar-benar
digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-
hari. seperti membiayai pembelian bahan mentah, membayar upah
buruh, gaji pegawai, dimana uang yang telah dikeluarkan itu
diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam
waktu jangka pendek.
dapat digolongkan sebagai berikut:
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada
pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan
kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukkan untuk 
kelancaran usaha. Permanent working capital ini dapat dibedakan
menjadi:
 
harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas
usahanya.
Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang
diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang
normal. Pengertian “normal” disini adalah dalam artian yang
dinamis.
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja
ini dibedakan antara lain :
Modal kerja musiman adalah modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
b) Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital)
Modal kerja siklis adalah modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
c) Modal Kerja Darurat ( Emergency Working Capital)
 
berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak 
diketahui sebelumnya.
membiayai kegiatan operasionalnya baik dalam perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri maupun jasa. Modal kerja harus
selalu dalam keadaan berputar selama masih melakukan kegiatan
usaha.
di masyarakat, sering dijumpai ada anggota masyarakat yang jual beli
dengan kreditan. Jual beli tersebut tidak dilakukan secara tunai
(kontan), tetapi dengan cara mengangsur. Selain itu banyak anggota
yang banyak menerima kredit dari koperasi maupun bank untuk 
kebutuhannya. Mereka pada umumnya mengartikan kredit sama
dengan utang, karena dalam jangka waktu tertentu yang sudah
ditentukan makamereka harus membayar lunas.
Sebenernya kata “kredit” itu berasal dari bahasa Romawi yaitu
credere yang artinya “percaya”. Bila dihubungkan denga n bank, maka
terkandung pengertian bahwa bank selaku kreditur percaya
meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah / debitur karena debitur
dapat dipercaya kemampuannya untuk membayar lunas pinjamannya
setelah jangka waktu yang ditentukan.Dalam undang-undang No.7
 
tahun 1992 Pasal 1 butir 12 pengertian kredit adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atu
pembagian hasil keuntungan.
merupakan perjanjian pinjam-meminjam antara kreditur kepada
debitur. Dalam perjanjian ini kelompok tani sebagai pemberi kredit
percaya petani dalam jangka waktu yang ditentukan dan disepakati
bersama antara kelompok tani dengan petani akan membayar
pinjaman tersebut tepat waktu.
menyalurkan atau meminjamkan dananya kepada masyarakat atau
pihak-pihak yang membutuhkan bantuan dana. Apa tujuan pemberian
kredit itu? Tujuan pemberian kredit adalah untuk memperoleh suatu
keuntungan, oleh karena itu lembaga kredit hanya boleh meneruskan
simpanan masyarakat kepada nasabahnya, dalam bentuk kredit, jika ia
benar-benar merasa yakin bahwa nasabah yang akan menerima kredit
itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya.
Dari faktor kemampuan dan kemauan tersebut, tersimpul unsur
keamanan (safety), dan sekaligus juga unsur keuntungan ( profitability)
 
dari suatu kredit. Keamanan atau safety yang dimaksud adalah prestasi
yang diberikan dalam bentuk uang, barang, atau jasa itu betul-betul
terjamin pengemba1iannya, sehingga keuntungan atau profitability
yang diharapkan itu menjadi kenyataan. Keuntungan atau profitability
merupakan tujuan dari pemberian kredit yang terjelma dalam bentuk 
bunga yang diterima, dan karena Pancasila adalah sebagai dasar dan
falsafah negara kita, maka tujuan kredit tidak semata-mata untuk 
mencari keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara
yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Melihat hal tersebut maka pemberian kredit dapat disimpulkan
suatu perjanjian jual beli barang atau jasa yang berbentuk pinjaman
dan berdasarkan kesepakatan bersama antara kreditur dan debitur
sanggup melunasi pinjaman tersebut dalam jangka waktu yang
ditentukan.
yang diharapkan,maka sangat penting untuk dibuat sebuah gambaran yang
 jelas mengenai arah penelitian ini dalam bentuk sebuah kerangka teoritis
berupa bagan sebagai berikut:
terhadap rumusan masalah”.karena sifatnya masih sementara maka perlu
dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang terkumpul. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Diduga modal (modal kerja) dapat menentukan omset penjualan pupuk 
pada kelompok tani Desa Gilirejo Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali.
pupuk pada kelompok tani Desa Gilirejo Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali.
 
3. Diduga adanya modal (modal kerja) dan pemberian kredit dapat bersama-
sama menentukan omset penjualan pupuk pada kelompok tani Desa
Gilirejo Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
I. Jenis Penelitian
1. Jenis penelitian
a. Penelitian Kuantitatif 
menggunakan instrument penelitian,analisis bersifat kuantitatif 
statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
b. Penelitian kualitatif 
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat kualitatif dan hasil
penelitian lebih menekankan akan generalisasi.
J. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian atau objek penelitian merupakan hal penting dalam
penelitian, sebagai sumber informasi mengenai data-data yang akan diambil
di dalam penelitian. Penelitian ini difokuskan pada Kelompok Tani Desa
Gilirejo Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
K. Populasi, Sampel, dan Sampling
1. Populasi
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk 
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
2. Sampel
 jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jumlah
sampel yang 100% mewakili populasi adlah sama dengan jumlah
populasi itu sendiri, makin besar jumlah sampel mendekati populasi
maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya
makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka semakin besar
kesalahan generalisasi.
3. Sampling
 pengambilan sampel”. Sampling merupakan cara yang digunakan
seseorang peneliti dalam pengambilan sampel dari keseluruhan subjek 
dan objek yang diteliti guna memperoleh data yang akurat, sehingga
penelitiannya tepat pada tujuan.
adalah secara acak atau random. Pengambilan sampel secara acak 
berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama
untuk dijadikan sampel (Sukmadinata, 2006:253). Sampel yang
representatif, cara pengambilan sampel menggunakan  proporsional
 
proporsi random sampling dengan cara diundi (Sugiyono, 2007: 68).
L. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
variabel bebasnya adalah modal (modal kerja) dan pemberian kredit.
Variabel bebas adalah variabel yang memberi pengaruh pada
variabel terikat, variabel bebas yang terdiri dari:
a) Modal (X1) adalah kelebihan dari aktiva lancar diatas hutang
lancarnya yang benar-benar digunakan untuk membiayai
kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.
b) Pemberian kredit (X2) adalah suatu perjanjian jual beli barang
atau jasa yang berbentuk pinjaman dan berdasarkan
kesepakatan bersama antara kreditur dan debitur sanggup
melunasi pinjaman tersebut dalam jangka waktu yang
ditentukan.
oleh variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya
adalah omset penjualan. Yang dimaksud dengan omset penjualan adalah
 
yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh.
M. Sumber data
1. Data Primer yaitu data yang dikumpulkan melalui penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumber informasi yang memberikan
 jawaban terhadap peneliti. Data ini diperoleh dari responden yang berasal
dari kuesioner yang dibuat oleh peneliti.
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari pengelola Kelompok Tani
Desa Gilirejo Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Data tersebut
berupa catatan yang ada di Kelompok Tani Desa Gilirejo Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
termasuk juga buku tentang pendapat, teori, dalil, dan lainnya yang
 berhubungan dengan masalah penelitian”. Dapat disimpulkan bahwa
metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data penelitian melalui
data-data yang telah ada yang berbentuk tertulis.
Pengertian dokumentasi menurut Arikunto (2006:158)
“Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai suatu
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, agenda, notulen rapat, jurnal jadwal dan sebagainya”.
 
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-
hal yang ia ketahui”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008 : 199) “Angket
atau kuisioner merupakan teknik atau pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawab”.
dijawab oleh orang yang menjadi sasaran angket. Melalui angket, data
yang dibutuhkan akan mudah terkumpul dengan waktu yang efisien..
Dalam menentukan skor angket, penilaian angket mengacu pada
skala likert 1 sampai 4, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik 
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan
atau pernyataan. (Sugiyono, 2004:74). Skoring masing-masing ítem
adalah:
 
Pemberian
kredit
(X2)
11, 12, 13, 14,
ukuran yang menunjukkan tingkat  –  tingkat kevalidan tertentu atau
kesahihan suatu instrumen atau suatu test”. Instrumen yang valid
mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid
berarti mempunyai validitas yang rendah. Suatu instrumen dikatakan
 
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
r  xy = koefisien korelasi antara variabel  x dan variabel  y serta
variabel yang di korelasikan.
x = skor masing-masing item
2. Uji Reliabilitas
ketepatan suatu tes apabila diuji cobakan terhadap subyek yang
sama.Uji reliabilitas angket omset penjualan, modal, dan pemberian
kredit dilakukan menggunakan rumus alpha. Alasannya menurut
Arikunto (2007) “untuk instrumen yang dapat diberikan skor dan
skornya bukan 1 dan 0, ujicoba dapat dilakukan dengan teknik “sekali
tembak” yaitu diberikan satu kali saja kemudian hasilnya dianalisis
dengan rumus alpha”.
Selain itu jumlah butir pertanyaan setiap indikator angket ada
yang ganjil dan ada yang genap. Dengan demikian jika dibelah tidak 
bisa seimbang antara belahan satu dengan belahan lainnya, sehingga
syarat pemakaian rumus reliabilitas teknik belah dua tidak terpenuhi.
Menurut Suharsimi Arikunto, persyaratan yang harus dipenuhi apabila
hendak menggunakan teknik belah dua adalah:
1) Jumlah butir yang ada pada instrumen harus genap agar dapat
dibelah menjadi dua.
persyaratan untuk dibelah. Teknik manakah yang akan diambil
disesuaikan dengan penyebaran atau pasangan butir-butirnya.
Untuk teknik undian misalnya maka butir-butir tes harus homogin
(sama rata di segala tempat) sehingga apabila dibelah akan
menghasilkan belahan yang seimbang.
r11 :  
k = Banyaknya butir pernyataan
Arikunto (2006: 276) adalah:
0,60 < r11 ≤ 0,80 reliabilitas tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,60 reliabilitas cukup
0,20 < r11 ≤ 0,40 reliabilitas rendah
0,00 < r11 ≤ 0,20 reliabilitas sangat rendah
Perhitungan uji reliabilitas butir soal dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS for windows 15.
P. Uji Prasarat Analisis
yang dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak normal. Menurut
Hadi (2004:1) “Uji normalitas bertujuan utuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak sebaran data yang digunakan dalam
 penelitian.” Untuk menggunakan uji normalitas langkah –  langkah
yang harus dilakukan adalah:
a. Mencari nilai terbesar selisih F (Z1)-(S)-(Z1) dan dijadikan L
hitung.
distribusi sebenarnya tidak normal.
distribusi sebenarnya normal.
SPSS V 15.0.
2. Uji Linieritas
persamaan linier yang kita peroleh cocok atau tidak. Menurut Sudjana
(2003:330  –  337) langkah  –  langkah yang digunakan adalah sebagai
berikut :
c. Kesimpulan:
1) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak berarti persamaannya tidak 
linier.
linier.
SPSS for window versi 15.0.
 
menganalisis data digunakan serangkaian analisis sebagai berikut:
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam Sugiyono (2004 : 211) dijelaskan analisis regresi ganda
dua prediktor menggunakan rumus sebagai berukut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
program SPSS V 15.0.
langkah yang digunakan adalah:
H0 : B1 = 0 (bahwa tidak ada hubungan antara modal dan
pemberian kredit terhadap omset penjualan pupuk).
H0 : B1   0 (bahwa ada pengaruh antara modal dan pemberian
kredit terhadap omset penjualan pupuk).
b. Level of significant ( %5  )
c. Kriteria pengujian
H0 ditolak, jika thitung > ttabel atau thitung < ttabel.
d. Nilai sebi
b t  i
e. Kesimpulan
Jika thitung > ttabel atau thitung < -ttabel maka H0 ditolak dan
menerima Hi.
Jika -ttabel   hitungt  ttabel maka menerima H0 dan menolak Hi.
Gambar 3
Daerah diterima
 
dan terikat secara bersama-sama. Langkah-langkah pengujiannya
adalah:
a. H0 : B = B2 = 0 (tidak ada pengaruh antara X dengan Y)
H0 : B = B2   0 (ada pengaruh antara X dengan Y)
b. Level of significant ( %5  )
c. Kriteria pegujian
d. Perhitungan F
e. Kesimpulan
pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.
Sebaliknya, jika Fhitung < Ftabel maka variabel independen dengan
variabel dependen tidak ada pengaruh.
 
sumbangan yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikat
yang ditunjukan dalam presentase. Adapun rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Dimana:
2  x = Pemberian kredit
Hadi (2000 : 40) mengatakan bahwa peneliti dapat menghitung
besar sumbangan relatif masing-masing prediktor terhadap prediksi.
Hal ini membantu untuk melihat signifikansi suatu garis regresi antara
kriterium dengan prediktor-prediktornya yang ditunjukkan melalui
Daerah diterima
Daerah ditolak 
sebagai berikut:
berikut: