proposal pengajuan penelitian pengajuan penelitian upaya pelestarian taman laut 17 pulau riung...

26
PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata kuliah Rekreasi Alam Dosen Pengampuh Ibu Choirul Ainiyati S.P,M.P Diajukan Oleh: Oktavianus Yustinus Waga NPM : 15030559 FAKULTAS KEHUTANAN PROGRAM STUDI KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN INSTITUT PERTANIAN MALANG 2017

Upload: duongthu

Post on 05-May-2018

262 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN

UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata kuliah Rekreasi Alam

Dosen Pengampuh Ibu Choirul Ainiyati S.P,M.P

Diajukan Oleh:

Oktavianus Yustinus Waga

NPM : 15030559

FAKULTAS KEHUTANAN

PROGRAM STUDI KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN

INSTITUT PERTANIAN MALANG

2017

Page 2: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pelestarian alam merupakan upaya dalam melindungi alam jagat raya dan

segala isinya.Dalam pelestarian alam terdapat sebuah komponen keberhasilan seperti

adanya pengaruh dan dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Karena sebuah

keberhasilan pelestarian alam itu merupakan tanggung jawab, pemerintah sebagai

pengatur dan masyarakat untuk membantu dalam mensukseskan kegiatan pelestarian

alam tersebut (Apriyani, 2015). Pemerintah yang mempunyai program dalam upaya

pelestarian alam, sebagai salah satu program seperti cagar alam yang mempunyai ciri

khas tumbuhan,satwa dan ekosistem,yang perkembanganya dan digunakan untuk

membudayakan flora dan fauna yang punah, ini merupakan salah satu upaya program

pemerintah, selain itu Indonesia kaya akan pelestarian alam yang bisa di manfaatkan

untuk melestarikan dan bermanfaat sebagai tempat objek wisata, sebagai ilmu

pegetahuan dan budaya Indonesia yang harus dipertahankan. Wisata Alam

merupakan salah satu obyek yang berkaitan dengan rekreasi dan pariwisata yang

memanfaatkan potensi sumber daya alam dan ekosistemnya, baik dalam bentuk asli

(alami) maupun perpaduan dengan buatan manusia. Akibatnya tempat-tempat

rekreasi di alam terbuka yang sifatnya masih alami dan dapat memberikan

kenyamanan semakin banyak bagi para pengunjung atau wisatawan. Dalam dunia

Page 3: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

pariwisata istilah obyek wisata mempunyai pengertian sebagai sesuatu yang menjadi

daya tarik bagi seseorang wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata,

bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya

alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya, sehingga

memungkinkan wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah,

mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta

terhadap alam.

Salah satu obyek wisata alam yang harus tetap dilestariakn adalah taman

wisata alam 17 pulau di Riung Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur. Taman Laut 17

Pulau Riung adalah salah satu taman laut yang ada di Indonesia. Letaknya di

Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Taman laut ini

merupakan gugusan pulau-pulau kecil dan besar yang memanjang dari Toro Padang

di sebelah barat hingga Pulau Pangsar di sebelah timur (Wilkipedia, 2017).

Taman Wisata Alam 17 Pulau Riung memiliki keindahan pantai dan biota

bawah lautnya yang memukau, selain itu di kawasan ini juga menjadi tempat huni

bagi reptile purba Komodo namun ukurannya lebih kecil daripada saudaranya yang di

Pulau Komodo. Selain Komodo pulau ini juga merupakan rumah bagi jutaan kalong

(kelelawar). Namun keindahan alam tidak akan berarti jika tidak dilestarikan secara

baik dari berbagai kalangan, baik pemerintah selaku kepala wilayah maupun

masyarakat setempat. Berbagai upaya dalam menjaga kelestarian alam baik pantai,

biota bawah laut maupun flora fauna lainnya yang ada di daerah tersebut menjadi

Page 4: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

tanggung jawab berbagai komponen sebagai bentuk kencintaan terhadap alam. Di sisi

lain keindahan wisata alam ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan

domestik atau mancanegara yang hendak berkunjung ke Flores. Jika hal ini terwujud

maka secara otomatis kehadiran para wistawan dapat meningkatkan taraf hidup dan

pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat maupun daerah.

Oleh karena pada penelitian ini peneliti akan mengkaji seberapa besar upaya

pemerintah daerah dan masyarakat setempat dalam menjaga kelestarian Taman

Wisata Alam (Laut) 17 Pulau Riung Flores, serta menyediakan fasilitas dan sarana

prasarana yang baik yang dapat memudahkan para pengunjung ketika hendak

berkunjung ke tenpat ini. Sehingga penelitian ini diberi judul “Upaya Pelestarian

Taman Laut 17 Pulau Riung Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur”. Penelitian

ini diharapkan dapt menjadi masukan positif bagi pemerintah daerah dan masyarakat

setempat dalam mengembangkan dan mengolah potensi-potensi alam di daerah

tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka maslah yang akan dikaji

pada penelitian ini adalah Bagaimana upaya yang dilakukan dalam melestarikan

Taman Laut 17 Pulau Riung Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur?

Page 5: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah “ Mengetahui upaya Bagaimana upaya yang

dilakukan dalam melestarikan Taman Laut 17 Pulau di Riung Flores Provinsi Nusa

Tenggara Timur”.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis

yang meliputi:

a. Teoritis

Penelitian dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi segenap

kalangan tentang potensi-potensi alam yang ada di Indonesia dan upaya upaya

yang dilakukan dalam menjaga kelestarian obyek wisata alam tersebut.

b. Praktis

1. Bagi pemerintah daerah

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah sebagai

pemangku kebijakan terutama dalam mengembangkan dan melestarikan

obyek wisata alam yang ada di daerah tersebut sebagai suatu aset yang

punya daya jual tinggi dengan menyediakan fasilitas, sarana prasana yang

baik, mudah dan nyaman bagi para pengunjung sehingga dapat meningkatkan

pendapatan daerah dari bidang pariwisata.

Page 6: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

2. Bagi masyarakat setempat

Penelitian ini diharapkan menjadi informasi berharga bagi masyarakat

setempat tentang keindahan wisata alam Taman Laut 17 Pulau Riung,

yang mana dapat terus dijaga kelestariannya sehingga dapat aset berharga

yang dapat menarik para wisatawan baik domestik maupun mancanegara

untuk dating berkunjung. Dengan demikian maka secara otomatis dapat

meningkatkan pendapatan atau ekonomi masyarakat setempat.

3. Bagi peneliti

Penelitian dapat menjadi bentuk implementasi bagi peneliti dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan.

Page 7: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata Alam

2.1.1 Pengertian Wisata Alam

Menurut Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya

Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian

alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Sedangkan

kawasan konservasi sendiri adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat

maupun di perairan yang mempunyai sistem penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber

daya alam hayati dan ekosistemnya.

Pasal 31 dari Undang-undang No. 5 tahun 1990 menyebutkan bahwa dalam

taman wisata alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu

pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya dan wisata alam. Pasal 34

menyebutkan pula bahwa pengelolaan taman wisata dilaksanakan oleh Pemerintah.

Wisata alam merupakan bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan

potensi sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha

budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan

rohaniah, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi

dan cinta terhadap alam.

Page 8: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

2.1.2 Pengertian Obyek dan Potensi Wisata Alam

Obyek wisata alam merupakan perwujudan kecintaan Tuhan Yang Maha

Kuasa kepada umat manusia sehingga diciptakan keindahan alam untuk penyejuk

dunia. Obyek wisata alam mempunyai daya tarik karena indahnya, arteristiknya,

kekuatannya, langkanya, mamfaat/keguanaannya dan sebagainya. Selanjutnya

Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam (1979) mengasumsikan obyek wisata

adalah pembinaan terhadap kawasan beserta seluruh isinya maupun terhadap aspek

pengusahaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan pengawasan terhadap kawasan

wisata.

Obyek wisata yang mempunyai unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan,

satwa, geomorfologi, tanah, air, udara dan lain sebagainya serta suatu atribut dari

lingkungan yang menurut anggapan manusia memiliki nilai tertentu seperti

keindahan, keunikan, kelangkaan, kekhasan, keragaman, bentangan alam dan

keutuhan . Obyek wisata alam yang ada di Indonesia dikelompokkan menjadi dua

obyek wisata alam yaitu obyek wisata yang terdapat diluar kawasan konservasi dan

obyek wisata yang terdapat didalam kawasan konsevasi yang terdiri dari taman

nasional, taman wisata, taman buru, taman laut dan taman hutan raya. Semua

kawasan ini berada dibawah tanggung jawab Direktorat Jendral Perlindungan dan

Pelestarian Alam dan Departemen Kehutanan. Kegiatan rekreasi yang dapat

dilakukan berupa lintas alam, mendaki gunung, mendayung, berenang, menyelam, ski

air, menyusur sungai arus deras, berburu (di taman buru). Sedangkan obyek wisata

Page 9: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

yang terdapat di luar kawasan konservasi dikelola oleh Pemerintah Daerah, Pihak

Swasta dan Perum Perhutani, salah satunya adalah Wana Wisata (Anonymuos, 1989).

Kelayaan sumberdaya alam merupakan potensi obyek wisata alam yang terdiri dari

unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan, satwa, geomorfologi, tanah, air, udara dan

lain sebagainya serta suatu atribut dari lingkungan yang menurut anggapan manusia

memiliki nilai- nilai tertentu seperti keindahan, keunikan, kelengkapan atau kekhasan

keragaman, bentangan alam dan keutuhan .

2.1.3 Prinsip-prinsip Wisata Alam

Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No.9 Tahun 1990, penyelenggaraan

pariwisata dilaksanakan dengan tetap memelihara kelestarian dan mendorong upaya

peningkatan mutu lingkungan hidup serta obyek dan daya tarik wisata itu sendiri,

nilainilai budaya bangsa yang menuju kearah kemajuan adab, mempertinggi derajat

kemanusiaan, kesusilaan dan ketertiban umum guna memperkokoh jati diri bangsa

dalam rangka mewujudkan wawasan nusantara.

Konsep wisata-alam paling berhasil mengkombinasikan sejumlah minat yang

berbeda diantaranya olah raga, satwa liar, pakaian dan peralatan adat, tempat

bersejarah, pemandangan yang mengagumkan, dan makanan tradisional.

Ditambahkan pula potensi wisata alam (kawasan yang dilindungi) akan turun dengan

cepat apabila, biaya, waktu dan ketidak-nyamanan perjalanan meningkat atau apabila

bahaya selalu mengintai. Fasilitas-fasilitas yang memadai diperlukan agar

Page 10: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

pengunjung dapat menikmati keindahan atau kebudayaan daerah tersebut. Penerangan

disampaikan kepada pengunjung mengingat akan pentingnya keselamatan

pengunjung maupun kelestarian alam dan kebersihan lingkungan

2.1.4 Motivasi Pengunjung

Kawasan yang di tunjuk sebagai obyek wisata alam harus mengandung

potensi daya tarik alam baik flora, fauna beserta ekosistemnya, farmasi geologi,

gejala alam. kawasan yang demikian nantinya mampu mendukung pengembangan

selanjutnya sesuai dengan fungsi dan memenuhi motifasi pengunjung . Purba (1985),

menegaskan motivasi pengunjung pada garis besarnya akan timbul 5 kelompok

kebutuhan, yaitu: (1) Adanya daya tarik ; (2) Angkutan dan jasa kemudahan yang

melancarkan perjalanan ; (3) Perjalanan ; (4) Akomodasi ; (5) Makanan dan

minuman.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pengembangan

pariwisata adalah : (1) tersedianya obyek dan atraksi wisata, yaitu segala sesuatu yang

menjadi daya tarik bagi orang yang mengunjungi suatu daerah wisata, misalnya

keindahan alam, hasil kebudayaan suatu bangsa, tata cara hidup suatu masyarakat,

adat istiadat suatu bangsa, festival tradisional dan upacara kenegaraan ; (2) adanya

fasilitas aksesibility, yaitu sarana dan prasarana perhubungan dan dengan segala

fasilitasnya, sehingga memungkinkan para wisatawan dapat mengunjungi suatu

daerah tujuan wisata tertentu ; (3) tersedianya fasilitas amenities, yaitu sarana

Page 11: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

kepariwisataan yang dapat memberi pelayanan pada wisatawan selama dalam

perjalanan wisata yang dilaksanakannya. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri

2.1.5 Kriteria Penilaian

Untuk mengetahui prioritas pengembangan daerah wana wisatan pantai

mempergunakan kriteria yang mendasari penilaian yaitu:

1. Daya tarik, penilaian daya tarik kawasan areal obyek dibagi menjadi dua jenis

yaitu kawasan hutan dan pantai. Bobot kriteria daya tarik mendapat nilai 6.

Unsur-unsur daya tarik tentang kawasan hutan meliputi : (a) Keindahan ; (b)

Banyaknya jenis sumberdaya alam yang menonjol untuk wisata ; (c) Keunikan

sumberdaya alam ; (d) Keutuhan sumberdaya alam ; (e) Pilihan kegiatan ; (f)

Kebersihan udara ; (g) Ruang gerak pengunjung ; dan (h) Kepekaan sumberdaya

alam. Unsur-unsur daya tarik wana wisata pantai meliputi : (a) Lebar pantai

diukur pada waktu air laut surut dengan panjang pantai minimal 1 km ; (b)

Keselamatan tepi laut pantai ; (c) Kebersihan laut ; (d) Keindahan ; (e) Jenis pasir

; (f) Kersihan dan (g) Variasi kegiatan.

2. Potensi pasar, penilaian kriteria potensi pasar dibobot 5. Hal ini mengingat

berhasil tidaknya pemanfaatan suatu obyek sebagai obyek wisata tergantung

tinggi rendahnya potensi pasar. Unsur kriteria potensi pasar meliputi ; (a) Jumlah

penduduk kabupaten pada radius 75 km ; (b) jarak obyek dari terminal bus atau

non bus dan pintu gerbang udara regional dan Internasional.

Page 12: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

3. Kadar hubungan, bobot penilaian mendapat angka 5 yang meliputi : (a) Kondisi

jalan ; (b) jumlah kendaraan bermotor ; (c) Frekuensi kendaraan umum ; (d)

Jumlah tempat duduk transpot umum menuju lokasi per minggu.

4. Kondisi lingkungan, Kriteria kondisi lingkungan mendapat nilai bobot 5 yang

meliputi (a); tata guna tanah atau perencanaan ; (b) status pemilikan tanah; (c)

Kepadatan penduduk; (d) sikap masyarakat; (f) Mata pencaharian ; (g) Pendidikan

; Media yang masuk; (i) Dampak sumberdaya alam biologis ; dan (j) Sumberdaya

fisik. (5).

5. Pengelolaan perawatan dan pelayanan, merupakan hal yang harus ditingkatkan

dalam pemanfaatan obyek wisata alam, karena berkaitan dengan kepuasan

pengunjung dan pelestarian obyek itu sendiri sehingga dalam penilaian

pengelolaan perawatan dan pelayanan diberi nilai 4. Kriteria penilaian tersebut

meliputi unsur unsur(a) Pemantapan organisasi atau pengelola ; (b) Mutu

pelayanan dan (c) Sarana perawatan dan pelayanan.

6. Kondisi iklim, iklim yang baik lebih mengundang pengunjung pada obyek wisata

alam tertentu. Kondisi iklim diberi bobot angka 4. unsur-unsur tersebut meliputi:

(a) Pengaruh iklim terhadap waktu kunjungan ; (b) suhu udara pada musim

kemarau ; (c) Jumlah bulan kering pertahun ; (d) rata-rata penyinaran matahari

pada musim hujan ; (e) Kecepatan musim angin ; dan (f) Kelembaban udara.

7. Akomodasi, merupakan salah satu yang diperlukan dalam kegiatan wisata

khususnya pengunjung dari tempat yang jauh. Penilaian Kriteria akomodasi diberi

Page 13: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

nilai bobot 3. Unsur-unsur yang digunakan dalam kriteria ini didasarkan pada

jumlah kamar yang berada pada radius 75 km dari obyek wisata.

8. Prasrana dan sarana pengunjung, merupakan penunjang kemudahan dan

kenikmatan bagi para wisatawan. Karena sifatnya sebagai penunjang dan

pengadaan tidak terlalu sulit, maka nilai bobotnya 2. Unsur- unsur tersebut

meliputi : (a) Prasrana Khusus; dan (d) Fasilitas kegiatan.

9. Tersedianya air bersih merupakan faktor yang perlu dalam pengembangan suatu

obyek baik untuk pengelolaan maupun pelayanan. Unsur tersebut diberi nilai 2.

Macam-macam unsur yang digunakan dalam menilai kriteria ini adalah ; (a) Jarak

sumber terhadap lokasi obyek; (b) Debet sumber; (c) dapat tidaknya dialirkan.

10. Hubungan dengan wisata lain, dalam pengembangan suatu obyek disatu pihak

perlu memperhatikan ada obyek lain di lingkungannya yang mencerminkan obyek

wisata sehingga menunjang kunjungan para wisatawan. Sehingga dalam penilaian

diberikan bobot paling rendah yaitu 1. Unsur-unsur yang dinilai dalam kriteria ini

didasarkan ada dan tidaknya serta jumlah obyek wisata lain dengan nilai daya

tarik minimal 100, dalam radius 75 Km dari obyek wisata yang dinilai

(Anonimous,1993).

Page 14: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

2.2 Pengembangan Ekowisata Indonesia

Ekowisata merupakan suatu konsep pariwisata yang mencerminkan wawasan

lingkungan dan mengikuti kaidah-kaidah keseimbangan dan kelestarian lingkungan.

2.2.1 Unsur-unsur Pengembangan Ekowisata

Pengembangan ekowisata sangat dipengaruhi oleh keberadaan unsur-unsur

yang harus ada dalam pengembangan itu sendiri, yaitu:

1. Sumber daya alam, peninggalan sejarah dan budaya

Kekayaan keanekaragaman hayati merupakan daya tarik utama bagi bangsa

pasar ekowisata sehingga kualitas, keberlanjutan dan pelestarian sumber daya alam,

peninggalan sejarah dan budaya menjadi sangat penting untuk pengembangan

ekowisata.

2. Masyarakat

Pada dasarnya pengetahuan tentang alam dan budaya serta daya tarik wisata

kawasan dimiliki oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu pelibatan masyarakat

menjadi mutlak, mulai dari tingkat perencanaan hingga pada tingkat pengelolaan.

Page 15: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

3. Pendidikan

Ekowisata meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai

peninggalan sejarah dan budaya. Ekowisata memberikan nilai tambah kepada

pengunjung dan masyarakat dalam bentuk pengetahuan dan pengalaman.

4. Pasar

Pasar memperlihatkan kecendrungan meningkatnya permintaan terhadap

produk ekowisata baik di tingkat internasional dan nasional.

5. Ekonomi

Ekowisata memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi

penyelenggara, pemerintah dan masyarakat setempat, melalui kegiatan-kegiatan yang

non ekstraktif, sehingga meningkatkan perekonomian daerah setempat.

6. Kelembagaan

Pengembangan ekowisata pada mulanya lebih banyak dimotori oleh Lembaga

Swadaya Masyarakat, pengabdi masyarakat dan lingkungan. Hal ini lebih banyak

didasarkan pada komitmen terhadap upaya pelestarian lingkungan, pengembangan

ekonomi dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

Masalah yang mendasar adalah bagaimana membangun pengusaha yang

berjiwa pengabdi masyarakat dan lingkungan atau lembaga pengabdi masyarakat

yang berjiwa pengusaha yang berwawasan lingkungan. Pilihan kedua, yaitu

Page 16: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

mengembangkan lembaga pengabdi masyarakat yang berjiwa pengusaha berwawasan

lingkungan dilihat lebih memungkinkan, dengan cara memberikan pelatihan

manajemen dan profesionalisme usaha.

2.2.2 Prinsip-Prinsip Pengembangan Ekowisata

Dalam pengembangan ekowisata perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1. Konservasi

1) Pemanfaatan keanekaragaman hayati tanpa merusak sumber daya alam itu

sendiri.

2) Relatif tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan

kegiatannya bersifat ramah lingkungan.

3) Dapat dijadikan sumber dana yang besar untuk membiayai pembangunan

konservasi.

4) Dapat memanfaatkan sumber daya lokal secara lestari.

5) Meningkatkan daya dorong yang sangat besar bagi pihak swasta untuk

berperan serta dalam program konservasi. Mendukung upaya pengawetan

jenis.

2. Pendidikan

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan merubah perilaku masyarakat

tentang perlunya upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Page 17: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

3. Ekonomi

1) Dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola kawasan,

penyelenggara ekowisata dan masyarakat setempat.

2) Dapat memacu pembangunan wilayah, baik di tingkat lokal, regional mapun

nasional.

3) Dapat menjamin kesinambungan usaha.

4) Dampak ekonomi secara luas juga harus dirasakan oleh kabupaten/kota,

propinsi bahkan nasional.

4. Peran Aktif Masyarakat

1) Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan

ekowisata.

2) Memperhatikan kearifan tradisional dan kekhasan daerah setempat agar tidak

terjadi benturan kepentingan dengan kondisi sosial budaya setempat.

3) Menyediakan peluang usaha dan kesempatan kerja semaksimal mungkin bagi

masyarakat sekitar kawasan.

5. Wisata

1) Menyediakan informasi yang akurat tentang potensi kawasan bagi

pengunjung.

2) Kesempatan menikmati pengalaman wisata dalam lokasi yang mempunyai

fungsi konservasi.

Page 18: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

3) Memahami etika berwisata dan ikut berpartisipasi dalam pelestarian

lingkungan dan memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pengunjung.

(teachgeograf.blogspot, 2012)

2.3 Taman Laut 17 Pulau Riung Flores

Terletak di pantai utara pulau Flores di Kabupaten Ngada terletak sebuah

kepulauan yang membentuk taman laut surgawi yang unik yang disebut Taman Laut

17 Pulau Riung. Klaster ini terdiri dari pulau yang airnya kaya keanekaragaman

hayati, pantai berpasir putih dan air biru yang jernih dimana kita dapat menyelam dan

berenang di antara warna-warni dan beragam tempat tidur karang. Salah satu atraksi

yang paling populer dimana pulau-pulau ini terkenal atas 'Mawar Laut', fenomena

bawah air yang terkenal yang dapat dilihat di sekitar beberapa pulau. Di bawah

permukaan lautan, kita akan menemukan kelompok mawar laut melambai dalam

arus. Ini sebenarnya koleksi telur raksasa kelinci laut. Berikut gambar mengenai

Taman Laut 17 Pulau Riung.

Gambar 2.1 Salah satu pulau di Taman

Laut 17 Pulau Riung

Gambar 2.2 Mawar Laut di Taman Laut 17

Pulau Riung

Page 19: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

Gambar 2.3 Biota Laut di Taman Laut

17 Pulau Riung

Gambar 2.4 Jutaan Kelelawar di Taman

Laut 17 Pulau Riung

Gambar 2.5 Pasir Putih

Taman ini terletak tepat di belakang dermaga yang tenang di kota kecil Riung,

di mana selusin kapal nelayan Bajo terikat, Meskipun bernama Taman Laut 17 Pulau

Riung, Taman sebenarnya terdiri dari 24 pulau-pulau kecil dan indah. Namun, nama

"tujuh belas" diberikan kepada Klaster ini sebagai pengingat untuk Hari

Page 20: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

Kemerdekaan Indonesia, yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945. Taman Riung

terletak di Kecamatan Riung, meliputi lima desa Sambinasi, Nangamese, Benteng

Tengah, Tido dan Lengkosambi.

Selain petualangan laut yang bisa didapat, di darat juga terdapat hutan untuk

ditelusuri, dihuni oleh spesies eksotis seperti rusa Timor, Biawak Mbou - jenis yang

lebih kecil dari Komodo. Ada jugaberbagai macam burung langka yang membuat ini

tempat yang bagus untuk mengamati burung. Di sini Anda akan melihat elang,

bluwok, bangau putih, burung beo, cuckoos, bangau hitam dan kelelawar, dan parkit

berdada kuning. Pada tahun 1995, Ngada di Kabupaten Ngada, berada di daftar

UNESCO sebagai warisan budaya dunia tentatif karena masyarakat yang unik dan

khas. Di sini kita tidak akan berhenti 'kagum' dengan perubahan tegangan tempat

wisata alam yang akan terlihat di antara pulau-pulau. Salah satunya adalah Taman

Laut 17 Pulau Riung yang luar biasa. Untuk mencapai tujuan ini kita harus naik di

atas bukit dan sempit, jalan berliku; perjalanan yang mungkin agak menakutkan bagi

sebagian orang.

Tetapi jumlah pengunjung benar-benar berkomentar, bahwa jalan sempit dan

berliku di sepanjang tepi jurang hanya sampai ke Riung, setengah petualangan.

Namun, apa yang menunggu di ujung perjalanan adalah keindahan yang akan

memukau siapa pun, dan membuat perjalanan layak menantang naik ke sana. Dalam

salah satu bagian dari perjalanan ke Riung,sekitar kota Bajawa, kita akan melihat

hamparan hijau yang besar, tundra tertutup bukit, di mana tersebar pohon palem

Page 21: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

tunggal muncul seperti lilin di kue ulang tahun. Untuk sebagian besar, Riung masih

cukup tersembunyi dari keramaian wisatawan, sebagian karena lokasinya yang

terpencil dan perjalanan yang menantang untuk mencapai tujuan ini. kita sering akan

melihat turis berjalan bertelanjang dada melalui kota kecil ini, menikmati matahari

dan ketenangan dari semua itu. Selain memiliki salah satu yang terbaik di Taman

Laut Flores, juga sangat santai, tanpa terburu-buru suasana. Tapi keramahan

penduduk membantu untuk menciptakan kedamaian, lingkungan seperti suasana

untuk liburan yang tenang, sangat berbeda dari tujuan wisata yang lebih terkenal dan

lebih sering dikunjungi seperti Jakarta, Surabaya, atau bahkan Bali.

(Pedomanwisata.com ,2016)

Page 22: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Metode tersebut digunakan karena data yang dikumpulkan adalah data kualitatif yang

diperoleh di lapangan. Data tersebut diperoleh dari seseorang atau kelompok yang

akan diwawancarai oleh peneliti. Kondisi seperti ini menjamin obyektivitas atas

jawaban yang diberikan, oleh karena keautentikan jawaban sangat tergantung pada

keseluruhan penampilan informasi saat berlangsungnya wawancara. Dengan

demikian untuk mengumpulkan data dari informan sebaiknya dari wawancara yang

mendalam sambil mencatat dan merekam untuk memperoleh data yang berkualitas

lengkap. Pendekatan deskriptif adalah suatu prosedur penelitian yang

mendeskripsikan perilaku orang, peristiwa atau gejala tertentu secara rinci dan

mendalam. Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengungkapkan secara jelas tentang

upaya pelestarian dan pengembangan Taman Laut 17 Pulau Riung Flores Nusa

Tenggara Timur.

3.2 Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek penelitian adalah pemerintah setempat, pengelola taman

wisata 17 pulau Riung, dan masyarakat yang berdomisili di sekitar tempat wisata

tersebut. Dari semua informan ini penulis anggap sebagai orang yang yang bisa

menjamin kebenaran informasi yang akan diberikan.

Page 23: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

3.3 Lokasi Penelitia

Penelitian ini dilakukan di taman wisata 17 Pulau Keamatan Riung Kabupaten

Ngada Flores Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari

sampai Februari tahun 2018

3.4 Instrumen Penelitian

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai instrumen

utama sekaligus merupakan perencana pengumpulan data dan pada akhirnya menjadi

pelapor hasil penelitiannya. Instrumen atau alat penelitian ini sangat penting karena

menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Sehingga instrumen penelitian

yang digunakan adalah lembar wawancara yang disusun peneliti sebelumya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dengan memperhatikan metode yang digunakan maetode kualitatif, maka

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik Wawancara

Suatu teknik yang digunakan peneliti guna mengumpulkan data secara

langsung dari para informan yaitu pemerintah setempat, pengelola taman wisata 17

pulau Riung, dan masyarakat yang berdomisili di sekitar tempat wisata tersebut.

Teknik wawancara ini menggunakan teknik wawancara terstruktur dimana butir-butir

pertanyaan sudah disusun peneliti sebelumnya.

Page 24: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

2. Teknik Dokumentasi

Teknik ini penulis menggunakan perlengkapan data dengan mengambil dari

sumber data dalam bentuk catatan-catatan tertulis ataupun video cassette tentang

upaya pelestarian Taman Laut 17 Pulau Riung Flores NTT.

3.6 Teknik Analisis Data

Seluruh data yang telah terkumpul dalam penelitian ini dianalsisis

berdasarkan model analisis interaktif. Ada empat komponen yang dilakukan dengan

model ini, yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi. Komponen ini saling berinteraksi dan membentuk suatu

siklus analisa data penelitian sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

Data yang berhasil dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan

dokumentasi dicatat dalam bentuk catatan lapangan berisi apa yang dikemukakan

oleh informan serta catatan tentang tafsiran penelitian terhadap informasi yang

diberikan oleh para narasumber.

b. Reduksi Data

Reduksi data diperlukan karena banyaknya data dari masing-masing informan

yang dianggap tidak relevan dengan fokus penelitian, sehingga perlu dibuang atau

dikurangi. Reduksi data dilakukan dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan

fokus penelitian, maka akan memberikan gambaran yang lebih tajam.

Page 25: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kehutanan. 1989. Kamus Kehutanan. Ed ke -1. Departemen Kehutanan

Republik Indonesia. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 1998. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68

Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian

Alam.Departemen Kehutanan. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 1990. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

1990 Tentang Kepariwisataan. Departemen Kehutanan Republik Indonesia.

Jakarta.

Departemen Kehutanan. 1990. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 1994. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18

Tahun 1994 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan

Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata

Dimjati, A. 1999. Produk Pariwisata: Pengembangan Ekowisata (Wisata Ekologi)

Fandeli, C. dan M. Nurdin. 2005. Pengembangan Ekowisata Berbasis Konservasi di

Taman Nasional. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Pusat

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. 2003.

Ekowisata Prinsip dan Kriteria . Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

Republik Indonesia dan Indecon. Jakarta.

Hamid, E. A. C. 1996. Dasar-Dasar Pengetahuan Pariwisata. Yayasan Bhakti

Membangun. Jakarta.

Hani S, dkk. 2010 . Potensi Wisata Alam Pantai-Bahari. PM PSLP PPSUB

https://www.kompasiana.com/avriel/pentingnya-upaya-pemerintah-dalam-

pelestarian-alam_5528a988f17e61b7738b45a9

Page 26: PROPOSAL PENGAJUAN PENELITIAN PENGAJUAN PENELITIAN UPAYA PELESTARIAN TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG FLORES PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tenga Semester Mata

https://www.pedomanwisata.com/wisata-bahari-pantai/diving/taman-laut-17-pulau-

riung-petualangan-sempurna-yang-tidak-tertandingi-

http://teachgeograf.blogspot.co.id/2012/05/makalah-ekologi-pariwisata.html

Kusmayadi. 2004. Statistika Pariwisata Deskriptif. PT Gramedia Pustaka

Utama.Jakarta.

Luchman,H. 2013. Strategi Pengembangan Dan Pengelolaan Daya Tarik Wisata

Alam. Jurusan Biologi FMIPA UB

Siam Romani, 2006. Penilaian Potensi Obyek Dan Daya Tarik Wisata Alam Serta

Alternatif Perencanaannya Di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi

Jambi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor

[PHPA] Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. 1988. Pedoman Investasi dan

Pengembangan Obyek Wisata Alam. Direktorat Jenderal Perlindungan

Hutan dan Pelestarian Alam. Jakarta.

[PHPA] Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. 1996. Pola Pengelolaan

Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, Taman Wisata Alam dan

Hutan Lindung. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian

Alam. Bogor.

[PHKA] Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2003 (a). Pedoman Analisis

Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA).

Direktorat JenderalPerlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

[PHKA] Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2003 (b). Informasi, Promosi

dan Peluang Usaha di Taman Nasional. Direktorat Jenderal Perlindungan

Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.