proposal penelitianku

Upload: nanna-cherry-bomb

Post on 10-Mar-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal penelitian

TRANSCRIPT

PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA DI DUNIA INDUSTRI : STUDI PENELITIAN PADA SISWA KELAS XII KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 LAMONGAN TAHUN AJARAN 2014/2015PROPOSAL PENELITIAN

Oleh

LILIK ERVINA

NIM. 12080304040

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

2014BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahGlobalisasi adalah suatu fenomena baru dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat dunia. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat proses globalisasi, karena itu dalam era globalisasi ini muncul berbagai tantangan, persaingan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dan dikendalikan dengan kemampuan sumber daya manusia yang mandiri, kompetitif, handal serta berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan globalisasi secara bersama-sama telah mengakibatkan persaingan yang semakin ketat dalam penyediaan sumber daya manusia yang unggul. Untuk dapat terus mempertahankan daya saingnya, sumber daya manusia yang ada dituntut untuk terus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kompetensinya, sehingga setiap orang harus mampu menjadi pembelajar setiap waktu. Tingkat kompetensi yang tinggi, seseorang akan cepat menyesuaikan perubahan yang ada di sekitarnya, termasuk dalam pergaulan, dalam pekerjaan, maupun dalam organisasi.

Penyediaan sumber daya manusia yang unggul dapat dimulai sejak seseorang belajar di sekolah. Setiap lulusan pendidikan formal maupun non formal akan terjun dalam masyarakat atau dunia kerja dan menghadapi dunia nyata dengan segala tuntutan dan prasyarat yang diperlukan agar melakukan perannya dengan baik. Tuntutan dan prasyarat tersebut terus mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan zaman. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya berorientasi pada lingkungan hidup yang selalu berubah.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peran penting dalam penyiapan lulusan sebagai tenaga kerja yang siap pakai sesuai dengan bidang dan jenjang pendidikannya. Sekolah juga berperan dalam mempersiapkan peserta didik untuk mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Harapan tersebut ternyata belum dapat terpenuhi sebagaimana mestinya, tingkat keterampilan dan motivasi yang dimiliki para lulusan ternyata masih lemah dalam menghadapi tantangan kehidupan yang ada. Terjadinya kesenjangan antara lulusan dengan dunia kerja yang terlihat dengan terus meningkatnya jumlah pengangguran tenaga terdidik merupakan cermin bahwa strategi dalam pembangunan sumber daya manusia masih perlu diperbaiki dan disempurnakan. Salah satu Pendidikan Menengah Sekolah formal yang diselenggarakan Pemerintah yaitu Sekolah Menengah Kejuruan yang kita sebut dengan SMK.

SMK dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional dibidang kejuruan. Lulusan pendidikan kejuruan diharapkan menjadi individu yang produktif yang mampu bekerja menjadi tenaga kerja menengah dan memiliki kesiapan untuk menghadapi persaingan kerja. Tujuan SMK adalah menyiapkan kebutuhan tenaga kerja tingkat menengah yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Lulusan SMK diharapkan memiliki kesiapan kerja yang baik guna mewujudkan tujuan pendidikan SMK, hal ini didukung dikeluarkannya kebijakan pemerintah dengan memperbanyak jumlah SMK. Melihat kondisi masyarakat saat ini, para pencari kerja tidak hanya mengandalkan ijazah saja,

akan tetapi juga keterampilan kerja. SMK merupakan salah satu sekolah menengah yang mempersiapkan peserta didik dalam suatu bidang keahlian tertentu untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan tujuan pokok kurikulum SMK. Untuk mempersiapkan peserta didik, SMK menerapkan pembelajaran yang disebut Pendidikan Sistem Ganda (PSG). PSG adalah siswa belajar teori di sekolah dan melakukan praktik sebagian di industri sesuai dengan bidangnya.

Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan wujud nyata dari PSG, yaitu penyelenggaraan pendidikan kejuruan dengan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dilaksanakan melalui kemitraan antara sekolah dan dunia kerja. Prakerin dilaksanakan dengan menerjunkan langsung siswa pada dunia usaha/industri sesuai dengan bidangnya, dengan demikian siswa akan merasakan bagaimana kondisi pekerjaan yang akan dihadapinya dan memperoleh pengalaman-pengalaman baru sehingga dapat memberi bekal bagi siswa agar tidak canggung lagi dan lebih mudah dalam menyesuaikan pekerjaan suatu saat nanti.

Prakerin saja tidak cukup untuk mempersiapkan peserta didik untuk mempersiapkan kerja, perlu adanya dorongan untuk lebih mempersiapkan diri peserta didik untuk bekerja. Motivasi untuk memasuki menimbulkan semangat atau dorongan individu untuk memasuki dunia kerja, baik berasal dari dalam maupun luar dirinya. Seseorang termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena melihat berbagai kebutuhan baik jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi. Seorang peserta didik akan sadar bahwa dia harus mandiri dan memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus bergantung kepada orangtua lagi setelah lulus dari SMK, terlebih jika orang tuanya memiliki keterbatasan ekonomi. Selain itu, peserta didik juga akan merasa bangga memiliki sebuah pekerjaan setelah lulus daripada menganggur. Rasa bangga ini merupakan salah satu contoh bahwa seorang peserta didik memiliki kebutuhan penghormatan atas dirinya. Dorongan dan desakan dari lingkungan sekitarnya baik dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, maupun lingkungan masyarakat juga akan memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memasuki dunia kerja.

Tinggi rendahnya tingkat kesiapan kerja yang dimiliki oleh siswa sebenarnya ditentukan oleh diri siswa itu sendiri. Siswa sebagai calon tenaga kerja yang dinyatakan siap untuk bekerja biasanya sudah mengalami atau melalui berbagai proses, baik secara teori maupun secara praktik. Pengalaman praktik kerja industri dan motivasi menjadi faktor penting untuk mempersiapkan kerja. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, SMK Negeri 1 Lamongan merupakan sekolah menengah kejuruan yang menjadi favorit di kota Lamongan dan daerah sekitarnya. SMK Negeri 1 Lamongan telah menjalin hubungan dengan perusahaan lain untuk penyerapan tenaga kerja sehingga siswa mudah mendapat pekerjaan. Hal ini memunculkan pendapat bahwa siswa yang melanjutkan pendidikannya di SMK cenderung akan bekerja setelah lulus sekolah. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII yang sudah menjalani praktik kerja industri dan akan terjun ke dunia kerja setelah lulus sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Di Dunia Industri : Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Lamongan Tahun Ajaran 2014/2015.B. Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh pelaksanaan praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Lamongan tahun ajaran 2014/2015?C. Tujuan PenelitianAdapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pelaksanaan praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Lamongan tahun ajaran 2014/2015.D. Manfaat PenelitianManfaat penelitian ini antara lain:1. Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang kesiapan kerja siswa khususnya tentang pelaksanaan praktik kerja industri dan kesiapan kerja di dunia industri.

2. Bagi sekolah

Dapat dijadikan masukan untuk mengetahui tolak ukur dan mengembangkan profesional kerja serta memberikan dorongan kepada siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Lamongan.

3. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan reverensi dan bahasan

kepustakaan sebagai acuan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian sejenis.

E. Batasan PenelitianPenelitian ini hanya terbatas pada siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Lamongan karena berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti siswa kelas XII telah melakukan praktik kerja industri dan akan lulus sekolah sehingga bisa mengetahui apakah siswa telah siap terjun ke dunia kerja.BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Sebelum merumuskan hipotesis penelitian, diperlukan kajian pustaka tentang dasar teoritis yang mendukung rumusan hipotesis tersebut. Dalam bab ini akan diuraikan tentang tinjauan penelitian terdahulu, landasan teori Sekolah Menengah Kejuruan, Praktik Kerja Industri (Prakerin), pengaruh pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap kesiapan kerja, kerangka konseptual penelitian dan hipotesis penelitian.

A. Penelitian yang RelevanBerdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan, peneliti menemukan penelitian sejenis yang kemudian dijadikan sebagai acuan. Penelitian tersebut dilakukan Arifin (2014) dengan judul Pengaruh Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Kesiapan Kerja Siswa. Hasil Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pelaksanaan praktik kerja industri dan mempunyai pengaruh terhadap kesiapan kerja siswa SMK Sultan Fattah Demak Kelas XI Tahun Pelajaran 2013/2014.. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji coba kuisioner dengan 20 siswa terdapat hubungan reliabel antara pelaksanaan Prakerin terhadap kesiapan kerja siswa dibuktikan dengan rhitung > rtabel = 0,178, maka dikatakan reliabel (layak digunakan). Hal ini membuktikan ada pengaruh pelaksanaan praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa. Penelitian hampir sejenis juga dilakukan Arief Norma Sari (2013) dengan judul Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK Negeri 2 Jember Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel bebas pengalaman praktik kerja industri dan motivasi

memasuki dunia kerja secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat, yaitu kesiapan kerja siswa. Hasil analisis efektifitas Garis Regresi (R2) yang digunakan untuk mengetahui kontribusi koefisien regresi dari variabel bebas terhadap variabel terikat diketahui sebesar 0,560 atau 56%. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapan kerja siswa dipengaruhi oleh pengalaman praktik kerja industri dan motivasi memasuki dunia kerja sebesar 56%, sedangkan sisanya 44% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dalam penelitian ini motivasi memasuki dunia kerja merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap

kesiapan kerja siswa, yakni sebesar 31,27%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengalaman praktik kerja industri dan motivasi memasuki dunia kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII di SMK Negeri 2 Jember. Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pengalaman praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu indikator variabel, lokasi dan objek yang diteliti.

Kontribusi yang diberikan oleh penelitian terdahulu terhadap penelitian sekarang adalah sebagai pertimbangan untuk melakukan penelitian yang sejenis yaitu Pengaruh Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Kesiapan Kerja Siswa di Dunia Industri. Pertimbangan lainnya, bahwa variabel pelaksanaan praktik kerja industri memiliki pengaruh terhadap kesiapan kerja siswa. Selain itu, kontribusi dari penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai tambahan referensi serta sebagai acuan dasar pengembangan pola pikir dalam penelitian ini.B. Landasan Teori Sekolah Menengah Kejuruan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. Pendidikan formal dan pendidikan kejuruan terdapat unsur saling melengkapi, artinya untuk menempuh pendidikan kejuruan dibutuhkan pendidikan formal yang sudah mengandung unsur-unsur persiapan ke arah kejuruan (Schippers, 1994:19). Definisi lain mengenai sekolah menengah kejuruan menurut Hasbullah (1997:341),

pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah menengah kejuruan merupakan pendidikan formal yang mempersiapkan peserta didik yang akan bekerja dalam bidang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk satuan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan serta mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional. Untuk itu siswa harus dibekali pengetahuan teori dan keterampilan praktis, juga sikap dan tingkah laku sosial, Itu semua harus diperlukan sebagai bekal yang berharga guna meraih sukses dalam rangka memasuki dunia kerja, baik sebagai pekerja di perusahaan maupun sebagai wirausaha yang mandiri.

Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah: (1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; (2) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya; (3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi; (4) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai

dengan keahlian yang dipilih. (Depdiknas, 2004:7).

Berdasarkan tujuan SMK di atas dapat diketahui bahwa tujuan umum SMK yaitu "bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab". Tujuan khusus SMK adalah mempersiapkan peserta didik dengan kompetensi-kompetensi tertentu sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga mampu menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang produktif dan siap bersaing di dunia usaha/industri.C. Landasan Teori Praktik Kerja Industri (Prakerin)Pada proses pembelajaran di SMK, peserta didik mengikuti program pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan acuan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja setempat dan daerah dimana lulusan diproyeksikan akan bekerja. Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa dapat melaksanakannya di sekolah dan/ atau di dunia kerja. Proses pembelajaran di sekolah dimaksudkan untuk mengembangkan potensi akademis dan kepribadian siswa, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan dunia kerja. Proses pembelajaran/ pelatihan di dunia kerja dimaksudkan agar siswa menguasai kompetensi terstandar, mengembangkan dan menginternalisasi sikap dan nilai profesional sebagai tenaga kerja yang berkualitas unggul, baik bekerja pada pihak lain maupun sebagai pekerja mandiri. Sebelum mengaktualisasikannya, maka diperlukan persiapan-persiapan yang meliputi inventarisasi sumber daya pembelajaran dan penilaian kesiapan pembelajaran. Inventarisasi tempat yang sesuai untuk pembelajaran berbasis kompetensi adalah tempat dimana kompetensi yang dipelajari diimplementasikan (dunia kerja sesungguhnya), atau setidak-tidaknya merupakan replika dari kondisi yang sesungguhnya. Untuk itu peserta didik perlu melaksanakan praktik kerja industri di DU/DI dalam kurun waktu 4 bulan. Praktik kerja industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan belajar langsung didunia kerja terarah untuk mencapai tingkat keahlian tertentu (Depdikbud dalam Indro, 2004:1).Pelaksanaan Prakerin di SMK Negeri 1 Lamongan dilaksanakan oleh siswa kelas XI semester ganjil selama 4 bulan dengan didahului pembekalan. Praktik tersebut dapat dilaksanakan pada industri besar, menengah, kecil, home industri, ataupun unit produksi sekolah. Keuntungan praktik kerja industri :1. Bagi Sekolah

a) Pemberian keahlian profesional siswa lebih terjamin. Dengan adanya pelaksanaan praktik kerja industri diharapkan kompetensi yang telah diajarkan di sekolah akan dilengkapi di tempat prakerin sehingga siswa akan lebih profesional dalam menggunakan keahliannya.

b) Terdapat kesesuaian antara program pendidikan dengan lapangan pekerjaan. Melalui praktik kerja industri siswa dapat mengetahui dunia usaha apa yang sesuai dengan program pendidikan yang mereka ikuti di sekolah sehingga dapat menjadikan bekal mereka setelah lulus.

c) Memberikan kepuasan bagi penyelenggara pendidikan, kepentingan tamatannya, kepentingan dunia kerja dan kepentingan bangsa. Dengan praktik kerja industri diharapkan dapat mencapai target kompetensi yang telah ditetapkan sekolah dan dunia kerja sebagai user juga merasa mantap untuk dapat merekrut siswa karena telah mempunyai andil untuk menyiapkan mereka.

2. Bagi DU/DIa) Mengenal lebih dini kualitas calon pegawai. Dengan praktik kerja industri dunia kerja jadi lebih tahu kualitas anak yang dihasilkan karena mereka merasa mempunyai andil dalam membentuk kompetensi siswa tinggal mencocokan dengan attitude yang mereka butuhkan. b) Memperoleh keringanan pajak. Dengan adanya praktik kerja industri, dunia kerja selama beberapa bulan tidak merekrut pekerja sehingga ada pengurangan pajak yang harusnya dibayarkan karena siswa magang tidak dikenakan pajak penghasilan.c) Mempermudah perijinan pengembangan usaha.Dengan praktik kerja industri, dunia kerja dapat menjadikan siswa praktik untuk menjadi kekuatan industri sehingga akan lebih mudah untuk perijinan pengembangan usaha. d) Memberikan kepuasan bagi dunia usaha atau industri karena memperoleh pengakuan ikut serta menentukan hari depan bangsa melalui pendidikan dengan praktik industri.D. Landasan Teori Kesiapan Kerja

Kesiapan menurut kamus psikologi adalah Tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktikkan sesuatu (Chaplin, 2006: 419). Dikemukakan juga bahwa kesiapan meliputi kemampuan untuk menempatkan dirinya

jika akan memulai serangkaian gerakan yang berkaitan dengan kesiapan mental dan jasmani. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Slameto (2010: 113) yang mendefinisikan kesiapan sebagai berikut:

Kesiapan adalah keseluruhan kondisi yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi mencakup setidaktidaknya tiga aspek yaitu: (1) kondisi fisik, mental dan emosional,

(2) kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan, (3) keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 554), Kerja diartikan sebagai kegiatan untuk melakukan sesuatu yang dilakukan atau diperbuat dan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian. Sependapat dengan Moh. Thayeb (1998: 27) kerja diartikan sebagai suatu kelompok aktivitas, tugas, atau kewajiban yang sama dan dibayar, yang memerlukan atribut-atribut yang sama dalam suatu organisasi tertentu.

Menurut Dewa Ketut (1993: 15) Kesiapan kerja adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta sesuai dengan potensi-potensi siswa dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang secara langsung dapat diterapkannya. Kesiapan kerja seseorang bukan hanya sekedar pekerjaan apa yang telah dijabatnya, melainkan suatu pekerjaan atau jabatan yang benar-benar sesuai dan cocok dengan potensi-potensi diri dari orang-orang yang menjabatnya, sehingga setiap orang yang memegang pekerjaan yang dijabatnya tersebut akan merasa senang untuk menjabatnya dan kemudian mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan prestasinya, mengembangkan potensi

dirinya, lingkungannya, serta sarana prasarana yang diperlukan dalam menunjang pekerjaan yang sedang dijabatnya.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Kesiapan kerja meliputi keinginan dan kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengusahakan suatu kegiatan tertentu, dalam hal ini bergantung pada tingkat kematangan, pengalaman masa lalu, keadaan mental dan emosi seseorang. Sebelum melewati kematangan

dan tingkah laku, kesiapan kerja tidak dapat dimiliki walaupun melalui latihan yang intensif dan bermutu.Kesiapan kerja siswa merupakan tujuan utama SMK yaitu untuk mempersiapkan siswanya untuk dapat bekerja sesuai dengan bidang keahlianya dan dapat meraih kesuksesan. Mengacu pada isi UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Dalam hal ini, SMK memberikan kompetensi program keahlian yang di dapat siswa dari pengalaman belajar di SMK agar tujuan dari SMK ini terwujud.E. Landasan Teori Pengaruh Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Kesiapan KerjaPraktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

yang dilakukan dengan menerjunkan siswa SMK pada dunia usaha atau dunia industri sehingga siswa secara langsung menghadapi pekerjaan sesuai dengan bidangnya.

Menurut Hamalik (2005:93), praktik akan mendekatkan dan menjembatani penyiapan peserta untuk terjun ke bidang tugasnya setelah menempuh program tersebut. Pendapat lain dikemukakan Akhtar (2008:1) yang menjelaskan bahwa prakerin adalah suatu komponen praktik keahlian profesi, berupa kegiatan secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja profesional yang dilakukan di industri. Efektivitas pelaksanaan kegiatan praktik kerja industri dapat dilihat dari tambahan pengetahuan kerja, keterampilan kerja yang benar, memecahkan masalah kerja serta persiapan kerja setelah siswa melaksanakan praktik kerja industri. Siswa yang telah melaksanakan praktik kerja industri akan mendapatkan pengalaman kerja yang banyak sehingga siswa akan lebih cepat menyesuaikan diri terhadap pekerjaan yang dihadapinya, maka siswa tersebut akan lebih produktif dalam bekerjanya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan praktik kerja industri memiliki pengaruh terhadap kesiapan kerja siswa. Siswa yang memiliki pengalaman praktik industri kerja akan siap dalam memasuki dunia kerja.F. Kerangka Konseptual

SMK sebagai lembaga pendidikan bertanggungjawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya dapat mengembangkan kinerja yang baik dan mempunyai minat berwirausaha apabila terjun dalam Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI). Untuk itu sekolah dituntut dapat melahirkan tenaga-tenaga profesional. Salah satu upaya yang dilakukan sekolah untuk dapat menyiapkan peserta didik adalah dengan adanya kegiatan pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Adanya pelaksanaan Prakerin akan mempengaruhi siswa untuk membuat pertimbangan yang logis, mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan orang lain, mampu mengendalikan diri/emosi, memiliki sikap kritis, mempunyai keberanian untuk menerima tanggung jawab secara individual, mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan/teknologi dan mempunyai ambisi untuk maju serta berusaha mengikuti perkembangan bidang keahlian.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas tentunya siswa akan siap untuk melaksanakan pekerjaan di dunia usaha setelah mereka lulus. Apabila dalam melaksanakan Prakerin siswa tidak mempersiapkan diri, maka siswa akan kurang siap untuk kesiapan kerja.

Dari uraian di atas dapat diidentifikasi bahwa tanpa kesiapan kerja siswa tidak akan dapat melaksanakan kerja dengan baik. Oleh karena itu, kesiapan kerja siswa akan memberikan peran positif dalam meningkatkan kerja siwa di Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI).

Berdasarkan uraian yang dikemukakan, kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

G. HipotesisBerdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kajian pustaka sebagaimana diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pelaksanaan praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Lamongan tahun ajaran 2014/2015.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena penelitian ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasil penelitian ini pun diwujudkan dalam angka (Suharsimi Arikunto, 2010: 27). Selain itu, penelitian ini merupakan penelitian expost-facto karena data yang diperoleh adalah data hasil dari peristiwa yang sudah berlangsung, sehingga peneliti hanya mengungkap fakta berdasarkan pengukuran gejala yang telah ada pada responden (Suharsimi Arikunto, 2010: 17). Penelitian ini juga merupakan penelitian kausal komparatif, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat dengan cara tertentu berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada, kemudian mencari kembali faktor yang diduga menjadi penyebabnya, melalui pengumpulan data (Suharsimi Arikunto, 2010: 121). Penelitian ini juga termasuk penelitian populasi, karena subjeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi (Suharsimi Arikunto, 2010: 173).Sebelum pelaksanaan penelitian ini, diperlukan suatu perencanaan yang logis dan sistematis dalam bentuk suatu rancangan penelitian, dengan harapan agar dapat mencapai sasaran yang dituju atau sesuai dengan hasil yang diharapkan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang dikumpulkan diukur secara langsung menggunakan angka-angka untuk mendeskripsikan pengaruh pelaksanaan praktik kerja industri baik secara simultan maupun parsial terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Lamongan tahun ajaran 2014/2015. Dalam penelitian ini variabel independent atau variabel bebas adalah pelaksanaan praktik kerja industri (X) sedangkan variabel dependent atau variabel terikatnya adalah kesiapan kerja (Y).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Lamongan berlokasi di jalan Jenderal Sudirman No 84 Lamongan, Kelurahan Banjarmendalan, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, kode pos 62212, telp. (0322) 321189, email : [email protected]. SMK Negeri 1 Lamongan merupakan SMK Negeri yang telah memperoleh sertifikat Quality Management System ISO 9001 : 2008 pada tahun 2008. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 1 Lamongan kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi tahun ajaran 2014/2015. Alasan memilih lokasi penelitian ini adalah :1. SMK Negeri 1 Lamongan merupakan sekolah favorit untuk sekolah kejuruan di Kabupaten Lamongan.

2. SMK Negeri 1 Lamongan telah bekerjasama dengan perusahaan atau industri dalam hal kegiatan Prakerin dan memberikan lowongan pekerjaan bagi siswa SMK Negeri 1 Lamongan sesuai dengan bidang keahliannya.

C. Populasi dan SampelPopulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Lamongan tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 72 siswa. Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi terdiri dari 2 kelas, yaitu XII AK 1 dengan jumlah 35 siswa dan XII AK 2 dengan jumlah 35 siswa. Oleh karena penelitian ini merupakan penelitian populasi, maka dalam penelitian ini tidak menggunakan sampel, melainkan populasi akan digunakan dalam penelitian. Dari jumlah 70 siswa tersebut semuanya diambil sebagai responden penelitian.NoKelasPopulasi

1.XII AK 135

2.XII AK 235

Jumlah70

Tabel 1. Populasi PenelitianD. Variabel dan Definisi OperasionalDalam penelitian ini menggunakan 2 variabel, yaitu:

1. Variabel bebas, variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2009: 39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan praktik kerja industri (X).

2. Variabel terikat, sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009: 39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesiapan kerja (Y).Definisi operasional variabel bertujuan untuk memperjelas gambaran tentang judul penelitian. Adapun definisi opersional dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (X)Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu program penempatan siswa di lapangan atau Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) sehingga mempunyai pengalaman kerja. Siswa berada di dunia industri selama empat bulan dan selama itu pula siswa dapat menerapkan teori dan praktik yang didapat dari sekolah dengan mendapat bimbingan dari industri, sehingga ilmu dan pengetahuan serta keterampilan dapat bertambah dan ditingkatkan serta siswa mengetahui, merasakan, memahami, bagaimana suasana kondisi lingkungan industri (lingkungan kerja). Dengan kata lain, Prakerin merupakan suatu strategi dimana setiap siswa mengalami proses belajar melalui tahap bekerja langsung (learning by doing) pada pekerjaan yang sesungguhnya. Dengan pelaksanaan Prakerin ini, siswa memperoleh pengalaman dengan bahan kerja serta membiasakan diri dengan perkembanga-perkembangan baru.Tingkat keberhasilan Prakerin ini dilihat dari dokumentasi siswa SMK yaitu berupa nilai yang didapat selama melaksanakan Prakerin.2. Kesiapan Kerja (Y)Kesiapan kerja dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Lamongan yang telah mengikuti Prakerin untuk melakukan pekerjaan yang akan dilaksanakan setelah lulus sekolah sesuai dengan bidang keahliannya. Kesiapan kerja juga merupakan kondisi awal yang dimiliki siswa untuk melakukan suatu pekerjaan dalam rangka penciptaan produk atau penambahan nilai sumber daya.E. Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang

telah dilengkapi dengan alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang telah disediakan. Instrumen angket ini digunakan untuk memperoleh data mengenai Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (X) dan Kesiapan Kerja (Y). Pernyataan yang disusun sebagai instrumen penelitian menggunakan empat alternatif jawaban, yaituSS= Sangat Setuju

S= Setuju

TS= Tidak Setuju

STS= Sangat Tidak SetujuF. Teknik Pengumpulan DataMetode yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan metode angket (kuisioner). Metode angket (kuisioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan positif/negatif secara tertulis kepada responden untuk menjawab. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup yaitu setiap pernyataan telah disertai sejumlah pilihan jawaban yang kemudian responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai. Penskoran menggunakan skala Likert yang sudah dimodifikasi dengan empat alternatif jawaban. Skor setiap alternatif jawaban pada pernyataan positif dan negatif adalah sebagai berikut:

Alternatif JawabanSkor untuk Pernyataan

PositifNegatif

Sangat Setuju (SS)41

Setuju (S)32

Tidak Setuju (TS)23

Sangat Tidak Setuju (STS)14

Tabel 2. Skor Alternatif JawabanG. Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada tujuan penelitian yang sudah dirumuskan, yaitu (1) untuk melihat bagaimanakah gambaran variabel-variabel yang diteliti dan (2) untuk melihat ada tidaknya hubungan antar variabel. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis gambaran variabel, sementara teknik analisis inferensial digunakan sebagai alat untuk menarik kesimpulan ada tidaknya hubungan antar variabel yang diteliti.Secara khusus, analisis data deskriptif yang digunakan adalah dengan menghitung ukuran pemusatan dan penyebaran data yang telah diperoleh dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Selanjutnya analisis data inferensial yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Analisis regresi ini digunakan karena tujuan penelitian untuk meramalkan atau memprediksi variabel yang terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui, regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

1. Analisis Deskriptif

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari responden. Data yang diperoleh kemudian diolah maka diperoleh rincian skor dan kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk masing-masing variabel. Untuk itu penulis menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002:81), yaitu:

a) Menentukan jumlah Skor Kriterium (SK) dengan menggunakan rumus :

SK = ST x JB x JR

b) Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item, untuk mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus :

x1 = x1x2x3....+x35Keterangan :

X1= Jumlah skor hasil angket variabel x

X1-Xn= Jumlah skor angket masing-masing respondenc) Membuat daerah kontinum. Langkah-langkahnya sebagai berikut : Menentukan kontinum tertinggi dan terendah

Sangat tinggi: K = ST x JB x JR

Sangat rendah : K = SR x JB x JR

Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingatan dengan rumus :

R = skor tertinggi skor terendah

5 Menentukan daerah kontinum sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi.d) Hasil perhitungan dari langkah-langkah di atas, maka dapat disimpulkan dalam rekapitulasi skor kriterium antara lain seperti di bawah ini :

No.Skor KriteriumKategoriPenafsiran

1.1,00 1,79Sangat RendahSangat Buruk

2.1,80 2,59RendahBuruk

3.2,60 3,39SedangCukup

4.3,40 4,19TinggiBaik

5.4,20 5,00Sangat TinggiSangat Baik

Tabel 3. Skala Penafsiran Skor Rata-Rata2. Analisis Inferensial

Selanjutnya analisis data inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik parametrik. Sehubungan dengan data variabel terdapat data variabel yang diukur dalam bentuk skala ordinal, sementara pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam bentuk skala interval. Dengan demikian semua data ordinal yang telah dikumpulkan oleh peneliti terlebih dahulu ditransformasikan menjadi skala interval. Secara teknis operasional pengubah data dari ordinal ke interval menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010 melalui Method Successive Interval (MSI).

3. Analisis Regresi Sederhana

Kegunan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel yang terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui, regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Persamaan umum regresi linier sederhana menurut Ridwan dan Sunarto (2007:97) :

= a + bX

Keterangan :

= Subjek dalam variabel terikat yang diproyeksikan

a= Nilai konstanta

b= Nilai arah sebagai penentu ramalan yang menunjukkan nilai peningkatan atau

penurunan variabel Y

X= Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu, dengan ketentuan :

a = Y b x = bx

N

Sedangkan b dicari dengan rumus :

b = N (xy) xy

Nx2 (x)24. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian tersebut maka didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis secara umum adalah (Sambas, 2006:161) :

a) Nyatakan hipotesis statistik (Ho dan H1) penelitian yang diajukan H0 : = 0 tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Lamongan tahun ajaran 2014/2015.H1 : 0 terdapat pengaruh positif dan signifikan pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Lamongan tahun ajaran 2014/2015.

b) Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistik yang digunakan adalah uji F, yaitu:

F = S12

S22

Untuk menentukan nilai Uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut :

Menentukan jumlah kuadrat Regresi dengan rumus :

JK (Reg) = b1x1y + b2x2y + ... + bkxky Menentukan jumlah kuadrat Regresi dengan rumus :

JK (Reg) = Y2 (Y)2 JK(Reg) N

Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus :

JKres = Y2 JKreg (a/b) JKreg (a) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a) ) dengan rumus :

RJKreg(a) = JKreg(a) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(b/a) ) dengan rumus :

RJKreg(b/a) = JKreg(b/a) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus :RJKres = JKres n-2

Menghitung nilai F dengan rumus :

JK (Reg)

Fhitung = k

JK (Reg) n-k-1

dengan k = banyaknya variabel bebasc) Membandingkan nilai uji F terhadap nilai F tabel dengan kriteria pengujian : jika nilai F nilai tabel F, maka tolak H0.d) Membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini, kriteria kesimpulan adalah tolak H0, jika nilai hitung t atau F lebih besar dari nilai tabel t atau F.DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Lina. 2013. Pengaruh Program Praktik Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung. Bandung: Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia.

Anonymous. (2010), Houghton Mifflin Harcourt; Houghton Mifflin Harcourt and The National Work Readiness Council Team Up to Bring Work Readiness Assessment Nationwide. Education Letter (Apr 14, 2010). Arifin. 2014. Pengaruh Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Terhadap Kesiapan Kerja Siswa. Vol. 4 (2), hal. 32-39.Cairns, Kathleen V., Woodward, J Brian., Hashizume, Laurie G. (1993), Work Skills Simulation : An Effective Way to Teach Job Readiness, Journal of Education-Teaching Methods And Curriculum, Vol. 8, No. 3, pp. 58-73.Diane Knight and Larry Aucoin. (1999), How Student, Teachers and Employers Can Work Together to Enhance On the Job Training, (Online), (http://media.proquest.com/media/pq/classic/doc/), diunduh 11 Desember 2014.Laughlin, Mary E. (2011), Distributed Leadership Practice And The AVID Site Team As A Leadership Practice Community To Prepare All Students For College Readiness And Success In A Global Society: A Multiple Case Study, ProQuest Dissertations and Theses, pp.169.Mills, Anthony J. (2013), Developing and Assessing Work Readiness using Reflective Practice. 49th ASC Annual International Conference Proceedings : School of Architecture and Building Deakin University.

Olson, Lynn. (2006), Skill for Work, College Readiness are Found Comparable, (Online), Vol. 25, No. 36, (http://media.proquest.com/media/pq/classic/doc/, diunduh 11 Desember 2014).Pennachia, Donna. (2010), High School Graduates Perceptions of Senior Project and College and Work Readiness: A Mixed Methods Study. Unpublished Dissertation. Johnson & Wales University Providence, Rhode Island.Sari, Arief Norma. 2013. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK Negeri 2 Jember Tahun Ajaran 2012/2013. Jember: Skripsi Universitas Jember.Setiyawan, Irwan Dwis Hasta. 2013. Pengaruh Prestasi Belajar Kejuruan dan Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Jurusan Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta. Yogyakarta: Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.Stergiou-Kita, Mary, Rappolt, Susan, Kirsh, Bonnie, Shaw, Lynn. (2009), Evaluating Work Readiness Following Acquired Brain Injury : Building a Shared Understanding, The Canadian Journal of Occupational Therap, Vol. 76, No. 4, pp. 276-284.Sulistyarini, Emi Prabawati Dwi. 2012. Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel Tahun Pelajaran 2011/2012. Yogyakarta: Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.The US Department of Labor. (1991), Work Readines Self-Marketing Skills For AJob. (http://www.millbury.k12.ma.us/hs/techrepair/work.html). Diakses 12 Desember 2014.Wagner, Judith O. (2006), Work Readiness Skills, (Online), Vol. 20 (https://jfs.ohio.gov/owd/WorkforceProf/Youth/Docs/infobrief20-WorkReadinessSkills.pdf, diunduh 11 Desember 2014).Walker, Arlene., Campbell, Kimberley. (2013), Work Readiness of Graduate Nurses and The Impact on Job Satisfaction, Work Engagement and Intention to Remain, Journal of Medical Sciences-Nurses and Nursing, Vol. 33, No. 12, pp. 1490.SMK Negeri 1 Lamongan

Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI)

Praktik Kerja Industri

(X)

Siswa

Indikatornya :

Kemauan

Sikap atau perilaku

Disiplin

Kreatif dan inisiatif

Bekerjasama

Tanggung jawab

Prestasi

Kesiapan Kerja

(Y)

Indikatornya :

Sosial

Individu