proposal penelitian.docx

28
PROPOSAL USUL PENELITIAN Pengembangan Buku Panduan Praktikum Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA Oleh Feranita K Haloho Nomor Induk Mahasiswa 06111011031 Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2013

Upload: fera-haloho

Post on 26-Dec-2015

147 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL PENELITIAN.docx

PROPOSAL USUL PENELITIAN

Pengembangan Buku Panduan Praktikum Berbasis Inkuiri untuk

Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA

Oleh

Feranita K Haloho

Nomor Induk Mahasiswa 06111011031

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2013

Page 2: PROPOSAL PENELITIAN.docx

PROPOSAL PENELITIAN

Pengembangan Buku Panduan Praktikum Berbasis Inkuiri untuk

Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA

Nama : Feranita K Haloho

NIM : 06111011031

Pembimbing I : Drs. Abidin Pasaribu, M.M

Pembimbing II :

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dalam kehidupan nya membutuhkan suatu kemampuan dasar.

Kemampuan ini mutlak dimiliki oleh setiap manusia untuk dapat memahami dan

menjalani kehidupan nya dengan baik. Kemampuan ini disebut dengan

kemampuan generik. Kemampuan generik bersifat domain dan tidak tergantung

pada disiplin ilmu. Oleh karena itu kemampuan ini juga hadir dalam sains yang

disebut kemampuan generik sains (utami,2012:1).

Brotosiswoyo (2000:7-21) menjelaskan kemampuan generik sains

merupakan kemampuan yang dapat digunakan untuk mempelajari berbagai

konsep dan menyelesaikan masalah dalam sains. Kemampuan generik dapat

ditumbuhkan melalui pembelajaran fisika dengan memperhatikan cara dan topik

atau materi pembelajaran, meliputi : (1) pengamatan langsung, (2) pengamatan tak

langsung, (3) membangun konsep, (4) eksperimen. Tercapai nya pembelajaran

dengan metode eksperimen didasarkan pada ketersediaan alat dan juga media

pembelajaran yang mendukung. Panduan praktikum merupakan salah satu media

pembelajaran yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses

pembelajaran dengan metode eksperimen. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional

Page 3: PROPOSAL PENELITIAN.docx

(National Education Association/NEA) dalam Musfiqon (2012:27) media

merupakan benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau

dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan

pembelajaran, dapat mempengaruhi efektifitas program intruksional.

Panduan praktikum berisi lembaran-lembaran pedoman bagi siswa untuk

melakukan kegiatan agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang

perlu dikuasai. Panduan praktikum juga merupakan media yang canggih dalam

mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampun

menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi

yang realistis yang dalam hal ini adalah kemampuan generik sains siswa.

Panduan praktikum adalah media bahan ajar yang digunakan untuk

megarahkan pola pikir siswa dalam menemukan pengetahuan baru yang berisi

pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan laboratorium agar siswa

memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang perlu dikuasai.berdasarkan

fungsinya panduan praktikum berbasis inkuiri digunakan untuk melihat tingkat

kemampuan generik sains siswa.

Salah satu tugas guru adalah sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar

mengajar yaitu memberikan pengalaman kelas bagi siswa, melatih kemampuan

siswa. Dengan panduan praktikum berbasis inkuiri yang akan dirancang dan

dilaksanakan di kelas tentunya akan memberikan kesempatan bagi guru untuk

memaksimalkan fungsinya sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar

tersebut. Dengan demikian siswa akan melakukan proses belajar secara aktif dan

akan memperoleh pengalaman langsung sehinggga melatih kemampuang generik

sains siswa.

Kesulitan yang sering dialami oleh siswa dalam melakukan praktikum

disebabkan karena baru pertama kali menggunakan alat tersebut secara langsung,

tidak ada buku panduan yang bahasanya mudah di pahami oleh siswa.

Berdasarkan hal tersebut penulis ingin mengembangkan buku panduan

praktikum berbasis inkuiri yang bahasa nya lebih mudah untuk dipahami sehingga

ketika siswa melakukan praktikum bisa lebih terarah dan kegiatan belajar

mengajar lebih efektif.

Page 4: PROPOSAL PENELITIAN.docx

Oleh karena itu judul untuk penelitian ini adalah “Pengembangan Buku

Panduan Praktikum Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan

Generik Sains Siswa”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukan diatas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah : “Bagaimana pengembangan buku panduan praktikum

berbasis inkuiri dapat meningkatkan keterampilan generik sains siswa?”.

1.3 Batasan Masalah

Peneliti membatasi masalah yang akan diteliti pada pengembangan panduan

praktikum berbasis inkuiri ini, yaitu :

1. Pokok bahasan optik yang akan diteliti dibatasi pada materi pemantulan

pada cermin cekung , pemantulan pada cermin cembung, menentukan titik

fokus pada cermin cekung, menentukan titik fokus pada cermin cembung.

2. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keterlasanaan praktikum dengan

menggunakan panduan praktikum serta respon siswa mengemukakan

prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang

realistis.

3. Pengujian kelayakan buku panduan praktikum berbasis inkuiri hasil

penelitian, ditinjau dari kevalidan, kepraktisan dan keefektifan selama

praktikum.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan panduan praktikum

berbasis inkuiri pada materi optik serta mengetahui tingkat generik sains siswa

saat melakukan praktikum.

Page 5: PROPOSAL PENELITIAN.docx

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, diharapkan hasil penelitian ini

dapat memberikan manfaat :

1. Bagi siswa praktikan agar dapat dengan mudah memahami dan melakukan

praktikum dengan efektif serta meningkatkan keterampilan siswa dalam

menyampaikan argumentasi yang nyata.

2. Bagi guru, memaksimalkan fungsinya sebagai fasilitator dalam kegiatan

belajar mengajar.

3. Bagi peneliti, pengalaman baru yang akan menjadi bekal sebagai seorang

calon guru dalam mebuat buku panduan praktikum berbasis inkuiri pada

materi optik.

Page 6: PROPOSAL PENELITIAN.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Belajar

Belajar merupakan suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti

menjadi mengerti atau tidak bisa menjadi bisa. Menurut Syah (2004:63), belajar

adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental

dalam penyelengaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa

berhasil atau gagal nya pencapaian tujuan pendidikan itu bergantung pada proses

belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan

rumah atau keluarga sendiri.

Selain itu menurut Hintzman dalam Syah (2004:65) “ Learning is a change

in organism due to experience which can affed the organism’s behaviour” (belajar

adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan,

disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme

tersebut). Jadi dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh

pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi

organisme tersebut.

Berdasarkan penjabaran diatas belajar erat kaitannya dengan suatu proses

yang menyangkut pengalaman yang dapat dialami sendiri oleh siswa tersebut.

Proses pembelajaran khususnya pada IPA menekankan pada pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi menjelajahi dan dapat bersikap

ilmiah. Dengan adanya pengalaman lansung maka siswa tersebut akan

memperoleh pemahaman yang lebih bermakna dari lingkungan sekitarnya.

Pengalaman langsung dalam pembelajaran dapat menggunakan metode

praktikum. Metode praktikum ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengalami sendiri proses belajar tersebut. Kegiatan praktikum

membutuhkan panduan praktikum. Panduan praktikum dapat menjadi alat

pembelajaran yang penting guna mendukung tercapainya pembelajaran yang lebih

sistematis sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.

Page 7: PROPOSAL PENELITIAN.docx

2.2 Buku Panduan Praktikum

Menurut keputusan menteri pendidikan nasional tahun 2001, buku panduan

praktikum merupakan suatu pedoman pelaksanaan kegiatan praktikum yang berisi

tata cara persiapan, pelaksanaan, analisi data, dan pelaporan yang disusun dan

ditulis oleh guru sebagai staf pengajaran yang menangani praktikum tersebut

dengan mengikuti kaidah penulisan ilmiah. Berdasarkan pengertian pedoman

praktikum tersebut, makan panduan praktikum fisika merupakan suatu pedoman

pelaksanaan kegiatan praktikum fisika yang berisi tata cara persiapan sebelum

dilaksanakannya praktikum fisika seperti persiapan alat yang diperlukan,

pelaksanaan praktikum fisika yang meliputi adanya kegiatan memberikan suatu

perlakuan sehingga dapat teramatinya suatu gerakan yang diperlukan, serta lembar

pengamatannya.

Trianto (2010:223) menyatakan panduan praktikum baiknya terdiri dari

judul praktikum, teori singkat mengenai materi, alat dan bahan, prosedur

eksperimen, data pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan

diskusi. Selain itu menurut Arifin dalam Rochmat (2011:14) komponen yang

harus ada pada pedoman praktikum adalah :

1. Judul praktikum : harus singkat dan dapat menggambarkan secara

umum kegiatan praktikum yang dilakukan

2. Tujuan praktikum : berisi pernyataan yang akan dilakukan dalam

kegiatan praktikum secara rinci.

3. Dasar teori : materi yang berkaitan dengan kegiatan praktikum

dan dijadikan acuan dalam kegiatan praktikum. Materi tersebut diharapkan

dapat berguna bagi praktikum pada waktu mengisi laporan praktikum.

4. Alat dan bahan : harus sesuai dengan kebutuhan kegiatan

praktikum.

5. Prosedur praktikum : harus dilakukan dalam kegaiatan praktikum.

6. Pertanyaan prelab : pertanyaan yang akan menguji kemampuan awal

praktikum sebelum kegiatan praktikum dilakukan.

Menurut Sutardi dalam Rochmat (2011:19) menyatakan bahwa suatu pedoman

praktikum harus memenuhi syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis.

Page 8: PROPOSAL PENELITIAN.docx

1) Syarat Didaktik

Syarat didaktik maksudnya pedoman praktikum ini harus

mengikuti azas-azas belajara mengajar yang efektif yaitu memperhatikan

adanya perbedaan individual sehingga pedoman dapat digunakan oleh

siswa yang lamban, sedang maupun cepad belajarnya, dapat memberikan

tekanan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga pedoman

berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk menulis,

menggambarkan, menggunakan alat percobaan, dan dapat

mengembangkan kemampuan komunikasi sosial emosional, moral dan

estetika pada diri siswa serta pengalaman belajaranya ditentukan oleh

pengembangan pribadi siswa, bukan ditentukan oleh materi

pembelajarannya.

2) Syarat Konstruksi

Syarat konstruksi adalah syarat yang berhubungan dengan

penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran dan

tingkat kejelasan yang pada hakikatnya harus tepat guna. Syarat konstruksi

dapat dilihat dalam penggunaan bahasa sesuai dengan tingkat

perkembangan kedewasaan anak, struktur kalimat yang jelas dan memiliki

tata urutan yang sesuai dengan kemampuan anak serta kalimat yang

digunakan sederhana dan pendek. Selain itu, dalam syarat konstruksi harus

dapat menghindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak megacu pada

sumber buku yang berada di luar kemampuan siswa untuk membacanya,

dapat digunakan untuk siswa yang lamban maupun cepat, menggunakan

lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata, mempunyai identitas yang jelas

dan memiliki tujuan belajar yang jelas serta dapat memberi ruang yang

cukup untuk memberikan keluasan siswa untuk menulis ataupun

menggambarkan sesuai dengan yang diperintahkan.

3) Syarat Teknis

Adapun syarat teknis yang perlu diperhatikan dalam penulisan

panduan praktikum,yaitu

Page 9: PROPOSAL PENELITIAN.docx

a) Tulisan yang baik digunakan untuk pedoman praktikum yaitu

menggunakan huruf cetak, huruf tebal agak besar untuk judul, bingkai

untuk mebedakan kalimat perintah dengan jawaban dan usahakan agar

perbandingan besarnya huruf dengan gambar serasi

b) Gambar yang baik digunakan untuk pedoman praktikum adalah

gambar yang dapat menyampaikan isi/pesan secara efektif kepada

penggunanya. Kejelasan isi atau pesan dari gambar secara keseluruhan

atau gambar yang digunakan harus sesuai dengan materi pelajaran

yang disampaikan.

c) Penampilan suatu panduan praktikum yang baik yaitu dapat

memberikan kombinasi yang seimbang antar tulisan dan gambar

d) Keterbacaan (readability) adalah seluruh unsur yang ada dalam teks

(termasuk di dalamnya interaksi antarteks) yang berpengaruh terhadap

keberhasilan pembaca dalam memahami materi yang dibacanya pada

kecepatan membaca yang optimal.

2.2 Pembelajaran Berbasis Inkuri

Menurut Gulo (2002, dalam Trianto, 2007:135-137) model inkuiri adalah

suatu model dalam kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,

logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan

percaya diri.  Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara

langsung ke dalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat.  yang bermula

dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,

menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

Secara umum proses inkuiri menurut Sanjaya (2008: 119) dapat dilakukan

melalui beberapa langkah, yaitu: 1. Merumuskan masalah; 2. Mengajukan

hipotesis; 3. Mengumpulkan data; 4. Menguji data berdasarkan data yang

ditemukan; dan 5. Membuat kesimpulan.

Langkah pertama yaitu merumuskan masalah, guru membimbing siswa

menentukan suatu masalah yang terkait dengan pelajaran yang disampaikan,

Page 10: PROPOSAL PENELITIAN.docx

kemudian siswa memikirkan sendiri jawabannya. Langkah kedua yaitu

mengajukan hipotesis, guru membimbing siswa menemukan jawaban sementara

atas masalah yang ditemukan. Langkah ketiga yaitu mengumpulkan data, siswa

melakukan eksperimen sederhana. Langkah keempat menguji data berdasarkan

data yang ditemukan, siswa menguji hasil eksperimen dengan fakta-fakta dan teori

yang terkait. Langkah kelima membuat kesimpulan siswa mempresentasikan hasil

diskusinya didepan kelas dan membuat kesimpulan. Aktivitas inkuiri memberikan

peluang yang cemerlang untuk membangun pengetahuan melalui diskoveri.

2.3 Kemampuan Generik Sains

Kemampuan (ability) merupakan hasil interaksi kompleks antara

pengetahuan (knowledge) dengan keterampilan (skill) sehingga untuk

penguasaanya diperlukan interaksi berulang kali dan waktu yang relatif lama

(Haladyna dalam Rahman, 2008:4). Kemampuan generik merupakan kemampuan

intelektual hasil perpaduan atau interaksi kompleks antara pengetahuan dan

keterampilan. Kemampuan tersebut tidak tergantung pada domain atau disiplin

ilmu tetapi mengacu pada “strategi kognitif” (Gibb dalam Rahman, 2008:4). Oleh

karena itu, kemampuan ini juga hadir dalam sains yang disebut kemampuan

generik sains.

Kemampuan generik sains merupakan kemampuan yang dapat digunakan

untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan berbagai masalah dalam

sains (Brotosiswoyo, 2000:7). Costa (1985) dalam Sudarmin (2012:98)

mengungkapkan kemampuan generik sains sebagai dasar dalam proses berfikir

tingkat tinggi yang meliputi kemampuan berfikir kreatif, kritis, pengambilan

keputusan dan pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

generik sanis adalah kemampuan hasil perpaduan atau interaksi kompleks antara

pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar dalam proses berpikir tingkat tinggi

yang dapat digunakan untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan

berbagai masalah dalam sains.

Page 11: PROPOSAL PENELITIAN.docx

Diperlukan pembekalan sejumlah kemampuan untuk dapat

mengembangkan kemampuan generik sains (Ni dkk, 2011:178). Kemampuan

generik sains dapat ditumbuhkan melalui pembelajaran fisika dengan

memperhatikan cara dan topik atau materi pembelajaran. Sejumlah kemampuan

generik sains menurut Brotosiswoyo (2000:7-21) adalah : (1) pengamatan

langsung, (2) pengamatan tak langsung, (3) kesadaran tentang skala besaran

(sense of scale), (4) bahasa simbolik, (5) kerangka logika taat asas, (6) inferensi

logika, (7) hukum sebab-akibat, (8) pemodelan matematika dan (9) membangun

konsep. Makna dari setiap indikator keterampilan generik sains tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Pengamatan langsung ; adalah mengamati objek yang diamati secara

langsung. Aspek pendidikan yang penting terkait dengan pengamatan adalah

kesadaran akan batas-batas ketelitian. Indra pengamatan kita maupun alat

yang membantu pengamatan langsung memiliki keterbatasan. Kesadaran

tentang hal ini merupakan kebiasaan baik yang dapat ditumbuhkan dalam

kegiatan pengamatan langsung.

2. Pengamatan tak langsung ; dalam melakukan pengamatan langsung, alat

indera yang digunakan manusia memiliki keterbatasan. Untuk mengatasi

keterbatasan tersebut manusia melengkapi diri dengan berbagai peralatan.

Beberapa gejala alam lain juga terlalu berbahaya jika kontak langsung

dengan tubuh manusia, seperti arus listrik, zat-zat kimia beracun, untuk

mengenalnya diperlukan alat bantu seperti ampermeter, indikator, dan lain-

lain. Cara ini dikenal sebagai pengamatan tak langsung. Namun pada

penelitian ini, dibatasi tidak sampai ke pengamatan tak langsung.

3. Kesadaran akan skala besaran ; dari hasil pengamatan yang dilakukan

makan seseorang yang belajar sains akan memiliki kesadaran akan skala

besaran dan berbagai objek yang dipelajarinya. Dengan demikian ia dapat

membayangkan bahwa yang dipelajarinya itu tentang sesuatu dengan

ukuran yang sangat besar seperti jagad raya sampai yang sangat kecil seperti

keberadaan pasangan elektron. Ukuran jumlah juga sangat merupakan skala

besaran.

Page 12: PROPOSAL PENELITIAN.docx

4. Bahasa simbolik ; untuk memperjelas gejala alam yang dipelajari oleh setiap

rumpun ilmu diperlukan bahasa simbolik, agara terjadi komunikasi dalam

bidang ilmu tersebut. Dalam sains misalnya, bidang kimia mengenal adanya

lambang unsur, persamaan reaksi, simbol-simbol untuk reaksi, reaksi

kesetimbangan, resonasi dan banyak lagi bahasa simbolik yang telah

disepakati dalam ilmu tersebut.

5. Kerangka logika taat asas; ada keyakinan dalam ilmu fisika, berdasarkan

pengalaman yang cukup panjang, bahwa aturan alam ini memiliki sifat taat

asas secara logika.

6. Inferensi logika; logika sangat berperan dalam melahirkan hukum-hukum

sains. Banyak fakta yang tak dapat diamati langsung dapat ditemukan

melalui inferensi logika dan konsekuensi-konsekuensi logis basil pemikiran

dalam belajar sains..

7. Hukum sebab akibat; rangkaian hubungan antara berbagai faktor dan gejala

yang diamati diyakini sains selalu membantu hubungan yang dikenal

sebagai hukum sebab-akibat.

8. Pemodelan matematika ; untuk menjelaskan hubungan-hubungan yang

diamati diperlukan bantuan pemodelan matematika agar dapat diprediksi

dengan tepat bagaimana kecenderungan hubungan atau perubahan suatu

fenomena alam. Rumus-rumus yang melukiskan hukum-hukum alam dalam

fisika adalah buatuan manusia yang ingin melukiskan gejala dan perangai

alam tersebut, baik dalam bentuk kualitatof atau kuantitatif.

9. Membangun konsep; tidak semua fenomena alam dapat dipahami dengan

bahasa sehari-hari, karena itu diperlukan konsep. Jadi belajar sains

memerlukan kemampuan untuk membangun konsep, agar bisa detelaah

lebih lanjut untuk memerlukan pemahaman yang lebih lanjut.

Indikator-indikator KGS tersebut kemudian dijabarkan kembali menjadi

beberapa sub-indikator oleh Sudarmin (2007:50-51), dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Generik Sains Menurut Sudarmin (2007 :

50-51)

Page 13: PROPOSAL PENELITIAN.docx

No. Kemampuan

Generik sains

Sub (Indikator) Kemampuan Generik Sains

1. Pengamatan langsung a. Menggunakan sebanyak mungkin alat indera

b. Mengumpulkan fakta-fakta

c. Mencari persamaan dan perbedaan

2. Pengamatan tak

langsung

a. Menggunakan alat ukur langsung

b. Mengumulkan fakta-fakta

c. Mencari persamaan dan perbedaan

3. Sense of scale Menyadari ukuran objek alam

4. Bahasa simbolik a. Memahami simbol,lambang dan istilah

b. Menggunakan aturan matematika untuk

menjelaskan masalah

c. Menggunakan aturan matematika untuk

memecahkan masalah

5. Kerangka logika taat

asas

Mencari hubungan logis antara dua aturan

6. Inferensi logika a. Memahami aturan-aturan

b. Berargumentasi berdasarkan aturan-aturan

c. Menyelesaikan masalah berdasarkan aturan-

aturan

d. Menarik kesimpulan berdasarkan aturan

7. Hukum sebab-akibat Menghubungkan dua atau lebih variabel

8. Pemodelan

matematika

a. Mengungkapkan fenomena atau masalah

dalam bentuk grafik/tabel

b. Mengungkapkan fenomena dalam bentuk

rumusan

c. Mengajukan alternatif penyelesaian masalah

9. Membangun konsep Menambahkan konsep baru

Page 14: PROPOSAL PENELITIAN.docx

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian ini merupakan metode penelitian dan pengembangan

(Research & Development) yang bertujuan menghasilkan produk yaitu buku

panduan praktikum berbasis inkuiri pada materi optik.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah buku panduan praktikum berbasis inkuiri

pada materi optik di Sekolah Menengah Atas.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa Sekolah Menengah Atas.

3.4 Prosedur Pengembangan

Menurut Sugiyono (2011:298) langkah-langkah penelitian dan

pengembangan seperti gambar 3.1

(Sugiyono,2011 : 298)

Gambar 3.1 langkah-langkah metode Reseach and Development

Potensi dan masalah

Desain produkPengumpulan data

Revisi produk

Ujicoba

Produksi massal

Revisi produk Ujicoba produk Revisi desain

Validasi desain

Page 15: PROPOSAL PENELITIAN.docx

Pada metode penelitian ini, peneliti membatasi hanya sampai pada

menghasilkan produk berupa buku panduan praktikum materi optik, belum sampai

memperbanyak hasil dari produk ini.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Data Hasil Validasi Ahli

Proses validasi ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang kevalidan

produk yang akan dikembangkan. Adapun yang menjadi indikator untuk validasi

adalah :

1. Validasi isi bahan

Validasi isi meliputi :

a. Kejelasan standar kompetensi

b. Keluasan dan kedalaman materi

c. Ketepatan urutan penyajian

d. Ketepatan evaluasi

2. Validasi konstruk

Validasi konstruk meliputi :

a. Interaktivitas

b. Memuat soal-soal yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan

siswa

c. Kejelasan umpan balik

d. Kejelasan petunjuk belajar

e. Kualitas tampilan

3. Validasi bahasa

a. Ketepatan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

b. Mengggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami

(Ditnaga-Dikti, 2007 dalam Ratnasari : 2011)

Page 16: PROPOSAL PENELITIAN.docx

3.5.2 Angket

Angket yang disusun pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh

informasi mengenai keterpahaman terhadap panduan praktikum hasil penelitian

serta respon siswa praktikan terhadap pelaksanaan praktikum menggunakan buku

panduan praktikum yang disajikan. Angket merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan yang tertulis kepada responden

untuk dijawab (Sugiyono, 2011).

3.5.3 WawancaraWawancara dilakukan agar data yang didapatkan lebih akurat dan dapat

mengetahui secara langsung tingkat keefektifan siswa dalam melakukan

praktikum sebelum menggunakan buku panduan praktikum. Wawancara adalah

cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan

tanya jawab lisan sepihak, berahadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah

ditentukan.

3.6 Teknik Analisa data

3.6.1 Presentase Penelitian Validasi Ahli

Validasi panduan praktikum dilakukan dua cara yaitu pertama dilakukan

oleh peneliti dan pakar. Pada validasi pakar digunakan indikator kevalidan dan

menggunakan skala likert yang ditunjukkan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1

Lembar Validasi

Pernyataan Nilai

1 2 3 4 5

1. Panduan praktikum sudah selesai dengan

silabus dan kurikulum

2. Panduan praktikum yang dibuat telah sesuai

dengan indikator pembelajaran

Page 17: PROPOSAL PENELITIAN.docx

3. Data yang diperoleh sesuai dengan tujuan

pembelajaran

4. Langkah-langkah pada panduan praktikum

sistematis

5. Hasil analisa data bersesuaian dengan teori

yang diberikan

6. Panduan praktikum singkat dan jelas

7. Kalimat yang digunakan dalam panduan

praktikum telah memenuhi Ejaan Yang

disempurnakan (EYD)

8. Kalimat dalam langkah-langkah panduan

praktikum menggunakan bahasa yang

sederhana dan mudah dimengerti

Adapun arti nilai atau angka-angka pada kolom nilai yang berada pada

lembar validasi adalah :

1 = Tidak Baik

2 = Kurang Baik

3 = Cukup Baik

4 = Baik

5 = Sangat Baik

Berdasarkan skor aktual yang diperoleh dari dosen validator pendidikan

fisika setelah mengisi lembar validasi, maka akan dipresentasekan keseluruhan

skor yang didapatkan dalam melihat kelayakan buku panduan praktikum untuk

menuju ke tahap uji coba berikutnya.

3.6.2 Angket

Pemberian skor pada angket respon siswa menggunakan skala Likert.

Pemberian skor untuk setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dijabarkan

sebagai berikut :

Page 18: PROPOSAL PENELITIAN.docx

SS = Sangat Setuju Diberi skor 5

S = Setuju Diberi skor 4

R = Ragu Diberi skor 3

TS = Tidak Setuju Diberi skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju Diberi skor 1

Tabel 3.2

Lembar Angket

No Pertanyaan SkalaSTS TS R S SS

1. Praktikum dapat menarik minat saya

untuk belajar.

2. Prosedur pelaksanaan praktikum tersusun

sistematis.

3. Langkah-langkah pada panduan

praktikum mudah dipahami.

4. Pelaksanaan praktikum mudah

dimengerti.

5. Data yang didapat jelas dan akurat.

6. Menuntut diskusi kelompok dalam

mendapatkan data dan menganalisisnya.

7. Materi yang disajikan oleh alat mudah

dipahami.

8. Pemakaian alat dengan menggunakan

panduan praktikum tidak membutuhkan

banyak waktu.

9. Cocok digunakan berkelompok dengan

jumlah anggota 4-5 orang.

10. Data yang diperoleh mendukung dengan

Page 19: PROPOSAL PENELITIAN.docx

teori yang diberikan.

3.6.3 Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dan dengan mendapatkan komentar

dan saran seperti pada tabel 3.3, kemudian praktikum dapat langsung diperbaiki.

Tabel 3.3

Lembar Wawancara

No. Pertanyaan

1. Apakah panduan praktikum tersebut mudah dimengerti?

2. Apakah langkah-langkah yang terdapat pada panduan praktikum sudah

sistematis?

3. Apakah data hasil pengamatan akurat dan mudah dipahami?

4.