proposal penelitian siti rohmawati i34100126

16
PROPOSAL PENELITIAN Analisis Implementasi Program Reforma Agraria Dan Implikasinya Terhadap Perubahan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (Kasus: Desa Pamagersari, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SITI ROHMAWATI I34100126

Upload: idah-faujiati

Post on 11-Aug-2015

90 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian Siti Rohmawati I34100126

PROPOSAL PENELITIAN

Analisis Implementasi Program Reforma Agraria DanImplikasinya Terhadap Perubahan dan Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat (Kasus: Desa Pamagersari, Kecamatan Jasinga, Kabupaten

Bogor, Provinsi Jawa Barat)

SITI ROHMAWATII34100126

DEPARTEMENSAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Page 2: Proposal Penelitian Siti Rohmawati I34100126

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2012

I. PENDAHULUAN

Sebidang tanah hanya akan terlihat sebagai sebuah hamparan bagi sebagian masyarakat. Akan tetapi berbeda dengan petani di pedesaan. Tanah bagi mereka adalah sebuah tumpuan kehidupan. Tanah tidak hanya penopang ekonomi bagi kehidupan mereka sehari-hari melainkan disanalah sistem sosial mereka berada.

Keberadaan tanah sebagai aset membuat banyak orang memperebutkannya, dari petani berskala gurem hingga investor perkebunan yang berskala milyaran bahkan triliunan. Ambisi ini tidak jarang menimbulkan konflik berkepanjangan. Disinilah peran pemerintah dibutuhkan. Pemerintah dengan segala regulasinya dituntut agar mampu menciptakan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat dan dalam hal ini diantaranya dimanifestasikan dalam bentuk reforma agraria.

Tujuan pokok dari reforma agraria (yang sejati) adalah penciptaan keadilan sosial yang ditandai dengan adanya keadilan agraria (agrarian justice), peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Keadilan agraria itu sendiri dapat dimaknai sebagai suatu kondisi dimana struktur penguasaan tanah secara relatif tidak memperlihatkan ketimpangan, yang memberikan peluang bagi terciptanya penyebaran dan penguatan aktivitas perekonomian rakyat yang berbasis di pedesaan, dan kemudian menjadi basis bagi partisipasi aktif (dan produktif) bagi sebagian besar penduduk yang nyatanya bergantung pada aktivitas pertanian untuk terlibat dalam kegiatan pembangunan nasional baik secara sosial, ekonomi, maupun politik. Itu sebabnya pula, sejak lama banyak ahli meyakini bahwa reforma agraria yang sejati akan memberikan kontribusi penting bagi proses demokratisasi pedesaan yang dalam konteks Indonesia adalah salah satu pangkalan penting bagi kehidupan sosial sebagai besar Penduduknya. Sementara itu, konflik agraria yang merebak selama ini adalah tanda lain dari perlu dilaksanakannya reforma agraria, karena konflik agraria itu sendiri merefleksikan pudarnya keadilan agraria di dalam suatu masyarakat (:negara)1.

Peran negara (dalam hal ini: pemerintah) sangat penting, bahkan tidak tergantikan dalam pelaksanaan reforma agraria, termasuk menyediakan prasyarat-prasyaratnya. Prasyarat pelaksanaan reforma agraria yang dimaksud meliputi: (1) kemauan politik, (2) data

1 Bachriadi, Dianto. 2007. Reforma Agraria untuk Indonesia: Pandangan Kritis tentang Program Pembaruan Agraria Nasional (PPAN) atau Redistribusi Tanah ala Pemerintahan SBY

Page 3: Proposal Penelitian Siti Rohmawati I34100126

keagrariaan yang lengkap dan akurat, (3) adanya organisasi tani yang kuat, (4) elit politik dan elit bisnis yang harus terpisah, dan (5) dukungan dari angkatan bersenjata2

Reforma Agraria sebenarnya sudah menjadi agenda besar bangsa ini sejak tahun 1960 dan diatur dalam UUPA 1960. Namun pelaksanaannya di lapangan banyak menemui rintangan. Pemerintahan SBY – Boediono sendiri menunjukkan komitmen mereka untuk menerapkan reforma agraria. Hal ini dapat dilihat pada tanggal 31 Januari 2007, dalam pidato awal tahun, SBY menyatakan bahwa, ‘prinsip Tanah untuk Keadilan dan Kesejahteraan Rakyat [...] saya anggap mutlak untuk dilakukan.3’

Saat ini Program Reforma Agraria dan program-program penunjangnya telah sedang diimplementasikan di beberapa wilayah di Indonesia, meskipun jumlahnya yang masih relatif sedikit, salah satunya adalah di Desa Pamegarsari, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, yaitu sertifikasi lahan eks-HGU PT Jasinga Tbk. Peneliti bernaksud melihat bagaimana implementasi program reforma agraria dan implikasinya terhadap perubahan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

1.2. Rumusan MasalahAdapun rumusan yang peneliti angkat dalam penelitian ini adalah :

1. Reforma agraria bertujuan untuk menciptakan keadilan sosial yang merata bagi semua kalangan masyarakat, khususnya untuk masyarakat petani yang termasuk golongan termiskin. Proses implementansinya berupa asset reform maupun access reform. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh Andi Al Furqon pada tahun 2009 menunjukkan bahwa program reforma agraria di desa Jasinga setelah dua tahun pelaksanaannya masih sebatas pemberian asset reform dalam wujud pemberian sertifikat tanah dan masih timpang serta belum dibarengi dengan access reform sehingga belum dapat dilihat pengaruhnya terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, sehingga penting bagi peneliti untuk mengetahui bagaimanakah implementasi reforma agraria setelah empat tahun berlalu, masih timpangkah pemberian sertifikat tanah dan apakah sudah disertai dengan ’access reform’ ? dan mengetahui lebih lanjut dari sudut pandang berbagai pihak, baik dari masyarakat, pemerintah, maupun pihak lain yang terkait, mengapa hal tersebut dapat terjadi?

2 ibid3 [P2D] Perhimpunan Pendidikan Demokrasi. Kesungguhan mereforma agraria.

Page 4: Proposal Penelitian Siti Rohmawati I34100126

2. Reforma agraria dalam suatu masyarakat biasanya memberikan pengaruh, baik pengaruh positif seperti meningkatkan kesejahteraan maupun pengaruh negatif seperti munculnya konflik, delegitimasi tanah hasil reclaiming maupun yang lainnya. Untuk itu, peneliti merasa perlu untuk meneliti apa saja perubahan yang terjadi dalam masyarakat pasca empat tahun implementasi reforma agraria dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat? Apakah menyebabkan peningkatan ataupun penurunan kesejahteraan? Dan mengapa hal ini dapat terjadi?

1.3. Tujuan dan Urgensi PenelitianTujuan Penelitian :

Adapun tujuan penelitian ini diadakan adalah:1. Menjelaskan fakta implementasi program Reforma Agraria di

lapangan, seberapa jauh kesesuaian pelaksanaannya dan mengetahui tanggapan langsung dari pihak pemerintah yang menangani program reforma agraria di daerah terkait beserta subyek penerimanya.

2. Menjelaskan keterkaitan antara program Reforma Agraria terhadap perubahan – perubahan yang terjadi di masyarakat dan seberapa jauh pengaruhnya terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, apakah terjadi peningkatan ataukah penurunan.

Urgensi Penelitian : Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui gambaran umum

implementasi program reforma agraria di suatu daerah –di desa Pamegarsari- dalam hal ini, evaluasinya, kekurangannya dan bagaimana pengaaruh real-nya terhadap masyarakat dan tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk memberikan masukan kepada pihak- pihak terkait perbaikan implementasi suatu program reforma agraria di suatu tempat agar program tersebut ke depannya dapat dilaksanakan dengan baik, sesuai aturan dan benar-benar mampu mencapai tujuan awal dilaksanakannya, yaitu tercipta keadilan sosial bagi seluruh masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKAPendekatan TeoritisPengertian agraria menurut UUPA 1960 (UU No.5 Tahun

1960) dalam Sitorus (2002) adalah seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah bumi, air dan ruang angkasa Bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional.4

Sitorus (2002) menyatakan bahwa jenis-jenis sumber agraria meliputi:

4 Op.cit. Bachriadi, Dianto. 2007

Page 5: Proposal Penelitian Siti Rohmawati I34100126

1. Tanah atau permukaan bumi, yang merupakan modal alami utama dari pertanian dan peternakan.

2. Perairan, yang merupakan modal alami dalam kegiatan perikanan.3. Hutan, merupakan modal alami utama dalam kegiatan ekonomi

komunitas perhutanan.4. Bahan tambang, yang terkandung di “tubuh bumi”5. Udara, yang termasuk juga materi “udara” sendiri.5

Sitorus (2002) mengemukakan bahwa konsep agraria merujuk pada berbagai hubungan antara manusia dengan sumber-sumber agraria serta hubungan antar manusia dalam rangka penguasaan dan pemanfaatan sumber-sumber agraria. Sitorus (2002) juga mengemukakan bahwa subjek agraria dapat dibedakan menjadi tiga yaitu komunitas, pemerintah dan swasta.6

Tetapi tidak boleh diabaikan, dalam landreform selain ada proses redistribusi tanah bagi petani-petani miskin, tak bertanah atau yang hanya menguasai lahan sedikit, harus terkandung muatan aksi-aksi untuk mencegah dan mengurangi konsentrasi penguasaan tanah.7

Reforma agraria selain merupakan bagian dari program pembangunan ekonomi, juga bermakna sebagai “suatu program politik untuk merubah struktur kekuasaan dalam lapangan agraria (penguasaan dan penggunaan sumber-sumber agraria)”. Di dalamnya, redistribusi tanah dan sumber-sumber agraria lainnya yang telah dikuasai dalam skala besar atau melebihi batas maksimum yang ditentukan, dan pengembalian tanah-tanah dan sumber-sumber agraria lainnya yang diambil dari penguasaan rakyat sebelumnya, menjadi satu program penting dalam rangka merombak struktur penguasaan tanah atau sumber-sumber agraria tersebut.8

Tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum dapat dilihat dari nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya. Di kota depok, untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat diukur dari beberapa indikator sebagai berikut: Pendidikan, dilihat dari Partisipasi Sekolah, Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan, Angka Melek Huruf (AMH), Angka Partisipasi Murni (APM), Kesehatan, dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kesakitan (Morbiditas), Penolong Kelahiran, Lamanya Menyusui, Ketenagakerjaan, dilihat dari angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Pengangguran , Lapangan Usaha, Status Pekerjaan, Perumahan, dilihat dari Fasilitas Perumahan, Fasilitas Penerangan, Fasilitas Air Minum, Fasilitas Jamban, dan Pola Konsumsi dan Distribusi Pengeluaran, dilihat dari Pola Pengeluaran, Pola Pengeluaran Rata-rata Perkapita,

5 ibid6 Ibid7 ibid8 ibid

Page 6: Proposal Penelitian Siti Rohmawati I34100126

Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Untuk Makanan, Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Sebulan Untuk Bukan Makanan.9

Indikator kesejahteraan tersebut tidak semuanya diterapkan dalam penelitian di desa Pamegarsari karena perbedaan kondisi desa dan kota yang menyebabkan beberapa indikator relevan dan beberapa indikator tidak relevan untuk digunakan Hasil Penelitian Sebelumnya10 :

Hasil Penelitian oleh Andi Al Furqon (I34052087) dalam Skripsi Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor tahun 2009.

Judul penelitian tersebut berjudul ‘Keterkaitan Antara Program Reforma Agraria Terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani’ (Kasus: Desa Pamagersari, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

Adapun rangkuman hasil penelitian tersebut adalah :Program reforma agraria yang dilaksanakan di Kecamatan Jasinga,

khususnya di desa Pamagersari merupakan langkah yang tepat dari pemerintah sebagai upaya mewujudkan keadilan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program reforma agraria ini berbentuk pembagian sertifikat lahan eks-HGU kepada para petani yang sudah sejak lama menggarapnya. Selain petani ada juga masyarakat lain yang mendapatkan sertifikat ini, hal ini sesuai dengan musyawarah antara pemerintah desa dan petani penggarap asal. Tujuannya adalah agar pembagian sertifikat lebih merata dan adil.

Setelah adanya program sertifikasi, terbentuklah struktur kepemilikan lahan yang baru di Desa Pamagersari. Struktur agraria yang pada awalnya belum jelas menjadi lebih jelas dengan adanya pemberian sertifikat yang memiliki kekuatan hukum. Program ini mampu mewujudkan terbentuknya struktur kepemilikan lahan yang lebih merata dan adil, namun di sisi lain terdapat fakta yang mengindikasikan adanya ketimpangan dalam pemilikan lahan. Hal ini disebabkan karena ada pihak-pihak tertentu yang berupaya mengakumulasi kepemilikan lahan eks-HGU dengan cara membelinya, selain itu ada juga sasaran yang sengaja menjual lahannya dengan alasan kebutuhan ekonomi.

Program sertifikasi masih sulit dilihat pengaruhnya bagi peningkatan kesejahteraan petani, hal ini dikarenakan program baru berjalan selama dua tahun. Selain itu, terdapat faktor lain yang menyebabkan belum meningkatnya kesejahteraan petani setelah program Reforma Agaria, diantaranya belum adanya pemberian access reform yang memadai untuk sasaran, kurang optimalnya pemanfaatan

9[Bappeda] Badan Pembangunan Daerah Depok. 2009. Indikator kesejahteraan masyarakat (Inkesra) kota Depok tahun 2009.10 Alfurqon, Andi. 2009. Program reforma agraria dan peningkatan kesejahteraan petani, Kasus : Desa Pamagersari, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.

Page 7: Proposal Penelitian Siti Rohmawati I34100126

lahan oleh sasaran (karena latar belakang SDM yang masih rendah), kurang tepatnya pemilihan sasaran program, serta adanya beberapa penerima manfaat yang telah menjual lahannya. Program sertifikasi di Desa Pamagersari juga memberikan dampak psikologis bagi warga yang menjadi subjek program, di antaranya warga merasa senang mendapatkan sertifikat dan mereka merasa tenang dalam menggarap lahannya.

Adapun Pemanfaatan Lahan Eks-HGU Jasinga diantaranya adalah untuk Membangun Pemukiman, hal ini dapat dilihat dengan adanya perkampungan baru di Blok Citeureup, yaitu salah satu blok perkebunan eks-HGU. Warga yang membangun perkampuangan baru tersebut berjumlah 14 kepala keluarga. Selanjutnya digunakan untuk Areal Pertanian (berkebun, berladang, dan sawah) dan pembangunan sarana umum, diantaranya untuk musholla dan lapangan.

Mengingat terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan program reforma agraria di Desa Pamagersari, Kecamatan Jasinga, maka beberapa saran yang dapat direkomendasikan oleh peneliti , diantaranya adalah : pemerintah perlu melakukan upaya pengawasan (controlling and monitoring) baik sebelum, saat, maupun setelah program dilaksanakan. Untuk memastikan tercapainya tujuan reforma agraria, penentuan subjek program reforma agraria diharapkan dapat benar-benar mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh BPN RI, perlu adanya kejelasan dan ketegasan prosedural dari pemerintah, . Bagi sasaran yang mendapatkan sertifikat diharapkan dapat ditingkatkan rasa memiliki yang tinggi terhadap lahan yang diberikan, Upaya-upaya mengakumulasi lahan secara luas perlu dihindari dan dicegah, serta perlunya pemberian acces reform berupa pelatihan dan bimbingan teknis pengolahan hasil produksi pertanian

III. KERANGKA PEMIKIRAN :

Keterangan :berpengaruhhubungan yang menjadi fokus penelitian

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian

ReformaAgraria

Perundang –Undangan yang mengatur

Peningkatan:- keadilan sosial- kesejahteraan

Page 8: Proposal Penelitian Siti Rohmawati I34100126

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perpaduan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual secara mendetail yang sedang menggejala dan mengidentifikasi masalah-masalah atau mendapat justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan (Singarimbun, 1989).

Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui latar belakang, proses perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi program reforma agraria dilihat dari kacamata pemerintah dan masyarakat. Sedangkan perubahan – perubahan yang terjadi dan tingkat kesejahteraan dijawab dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus karena populasi dan sampel yang digunakan adalah sama. Responden adalah petani – petani yang menjadi subyek penerima land reform sebanyak 22 petani ditambah beberapa pihak yang menjadi pengatur jalannya land reform kami jadikan sebagai informan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di dua tempat. Tempat pertama yaitu Pamagersari, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Tempat kedua adalah tempat – tempat yang mengurusi implementasi landreform secara administrative, dari kantor kelurahan, bahkan kalau diperlukan sampai menjangkau Badan Pertanahan Nasional ataupun Perhutani. Penentuan lokasi ditentukan secara sengaja (purposive). Lokasi penelitian dipilih dengan pertimbangan bahwa desa Pamegarsari merupakan salah satu desa yang mengalami land reform dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang hendak mengetahui pengaruh land reform ini terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dikatakan belum berhasil karena jangka waktu implementasi land reform yang relatif pendek sehingga tidak terlihat signifikansi perubahannya. Hal inilah yang mendorong saya untuk melanjutkan penelitian tersebut, disamping karena waktu implementasi land reform yang sudah cukup lama, yaitu empat tahun juga beberapa data penting sudah berhasil dikumpulkan peneliti sebelumnya. Selain itu, efisiensi jarak dan biaya juga menjadi alasan peneliti memilih lokasi PT. Holcim Tbk cabang Narogong bukan cabang lainnya. Sebelum menentukan tempat penelitian, peneliti melakukan observasi melalui kepustakaan, internet dan penjajakan awal untuk mendapatkan informasi dari narasumber.

Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yang dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2014. Tahap pertama adalah pengumpulan literatur dari berbagai sumber untuk memenuhi kebutuhan pendekatan teoritis. Tahap kedua yaitu penyusunan proposal penelitian dan seminar proposal penelitian. Tahap ketiga yaitu pengumpulan data untuk pencapaian data penelitian yang dibutuhkan. Sedangkan tahap keempat yaitu pengolahan data sampai penyelesaian laporan penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Page 9: Proposal Penelitian Siti Rohmawati I34100126

Jenis data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dengan metode wawancara mendalam, pengamatan terbatas dan survei. Data sekunder didapatkan dari penelusuran literatur dan dokumen resmi yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Data kualitatif didapat dengan metode wawancara mendalam dan pengamatan terbatas terhadap pihak – pihak yang terlibat dalam pelaksanaan land reform serta penelusuran literatur, dokumen pribadi dan dokumen resmi yang berkaitan dengan pelaksanaan land reform serta wawancara mendalam dengan responden yang menerima program land reform tersebut. Data kuantitatif didapat melalui penelusuran data sekunder dan survei terhadap responden maupun informan.

Responden yang berjumlah 22 orang dan beberapa informan akan kami cari infomasi sebanyak-banyaknya dari mereka. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data kuantitatif adalah kuesioner. Pertanyaan kuesioner diarahkan untuk mengetahui bagaimana implementasi land reform, apa perubahan yang terjadi dalam masyarakat serta besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Data kuantitatif sekunder didapat dari penelusuran dokumen pribadi ataupun resmi seperti laporan pertanggung jawaban dari pihak-pihak terkait.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah dengan dilihat dari aspek kesehatan, pendidikan, perumahan, ketenagakerjaan, pola konsumsi dan distribusi pengeluaran. Kebutuhan Data dan Metode Pengumpulan Data dalam Kajian Agraria ditunjukkan dalam tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan Data dan Metode Pengumpulan Data dalam Kajian Agraria

NNo.

Uraian Kebutuhan Data dan Informasi

Jenis Sumber Data

Sumber Data Primer

Sumber Data Sekunder

Metode Pengumpulan Data

Keterangan

11

Struktur Keragaman Sumber-sumber Agraria

1, 2 1,2,3,4,5,6,7

1,2,3,4,5,6,7,8

2,3,4,5,6,7,8, 9,10, 11

Jenis sumder data, banyaknya

sumber data baik primer dan sekunder serta

metode pengumpulan

data disesuaikan

dengan kondisi lapangan dan lengkap atau tidaknya data

22

Struktur Tataguna dan Peruntukan Sumber-sumber Agraria

1, 2 1,2,3,4,5,6,7

1,2,3,4,5,6,7,8

2,3,4,5,6,7,8,9, 10, 11

33

Struktur Akses Terhadap Sumber-sumber Agraria-termasuk Data Pengusaan dan Pemilikan Tanah

1, 2 1,2,3,4,5,6,7

1,2,3,4,5,6,7,8

2,3,4,5,6,7,8,9,10, 11

44.

Keragaman Hukum yang berlaku atas

1, 2 1,2,3,4,5,6,7

1,2,3,4,5,6,7,8

2,3,4,5,6,7,8,9,

Page 10: Proposal Penelitian Siti Rohmawati I34100126

Sumber-sumber Agraria (Normatif dan Positif)

10, 11 yang sudah diperoleh

55.

Pola-pola Hubungan atau Interaksi Sosio-Agraria di Tingka Lokal (Hubungan Prosuksi, Proses Sosial:Asosiatif/Disosiatif yang terjadi)-Misal Konflik

1 1,2,3,4,5,6,7

1,2,3,4,5,6,7,8

10,2,3,4,5,6,7,8,9, 11

66.

Data Kependudukan-Misal di Aras Desa

2 - 1, 5 1,11

77.

Kepemilikan Sertifikat dan Pembayaran Pajak Tanah

2 - 1,2, 6 1,11

88.

Peta Pengelolaan dan Pemanfaatn Sumber-sumber Agraria

2 - 6 1,11

99.

Tahapan implementasi reforma agraria dan kesesuainnya dengan tujuan reforma agraria sebenarnya

1, 2 1,2,3,4,5,6,7

1,2,3,4,8 1,2,3,4,7,10, 11

110.

Perubahan – perubahan yang terjadi pasca empat tahun implementasi land reform

1,2 1,2,3,4,5,6,7

1,2,3,4,8 1,2,3,4,7, 11

111.

Perubahan pada tingkat kesejahteraan masyarakat pasca implementasi land reform

1,2 1,2,3,4,5,6,7

1,2,3,4,8 1,2,3,4,7, 11

Keterangan:Uraian Keterangan

Nomor dan Kategori

Jenis Data 1. Primer 2. Sekunder

Jenis Data Primer 1. Aparat/ Elite Desa2. Tokoh Masyarakat3. Lembaga Adat; 4. Masyarakat/Responden

5. Elite Luar Desa6. Tokoh Masyarakat Luar

Desa7. Lainnya

Jenis Data Sekunder

1. Data Monografi Desa; 2. BPN;3. Bakosurtanal4. LSM Terkait;

5. BPS6. Kantor Pajak7. Perguruan Tinggi8. Lainnya

Jenis Metode Pengumpulan Data

1. Studi Dokumen/Literatur

2. Survey/Sensus3. Wawancara Mendalam4. Wawancara Tersruktur5. Pengamatan

7. FGD8. LFA9. PRA10. Kajian Sengketa11. Lainnya

Page 11: Proposal Penelitian Siti Rohmawati I34100126

6. Pengamatan Berpar-tisipasi

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menginterpretasikan fenomena yang ada di lapang. dan penyajian data dilakukan dalam bentuk matriks, tabel, grafik dan deskripsi kata.

Data kuantitatif dianalisis menggunakan kategorisasi. Kategorisasi yang dibuat untuk tingkat peningkatan kesejahteraan berdasarkan kategori peningkatan tajam, sedang, dan rendah.

V. LAMPIRAN: PANDUAN PERTANYAANa. Data Pribadi :

Nama : Umur :Pekerjaan :

b. Pertanyaan kepada respondenb.1. sebelum adanya land reform1. jika Anda atau keluarga Anda sakit, apa yang Anda lakukan?2. Apakah Anda mengalami kesulitan menyekolahkan anggota

keluarga Anda?3. Berapa pendapatan Anda?4. Bagaimanakah penggunaan pendapatan yang Anda peroleh?

Sudah cukupkah digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari?

5. Bagaimana pola konsumsi Anda sekeluarga sehari-hari?6. Apakah Anda memiliki tanah pertanian kepemilikan sendiri?

Kalau iya, berapa luasnya?7. Bagaimana Anda memenuhi kebutuhan sehari –hari? 8. Dalam keluarga Anda, apakah ada yang pengangguran ? kalau

iya, mengapa hal itu dapat terjadi?9. Bagaimana kualitas tempat tinggal yang Anda jadikan tempat

tinggal Anda?10. Bagaimana kelengkapan fasilitas yang ada di tempat tinggal

Anda? b.2 setelah adanya land reform

1. Apa perubahan yang Anda rasakan setelah adanya land reform di desa Anda?

2. jika Anda atau keluarga Anda sakit, apa yang Anda lakukan?

Page 12: Proposal Penelitian Siti Rohmawati I34100126

3. Apakah Anda mengalami kesulitan menyekolahkan anggota keluarga Anda?

4. Berapa pendapatan Anda?5. Bagaimanakah penggunaan pendapatan yang Anda peroleh?

Sudah cukupkah digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari?

6. Bagaimana pola konsumsi Anda sekeluarga sehari-hari?7. Apakah Anda memiliki tanah pertanian kepemilikan sendiri?

Kalau iya, berapa luasnya?8. Bagaimana Anda memenuhi kebutuhan sehari –hari? 9. Dalam keluarga Anda, apakah ada yang pengangguran ? kalau

iya, mengapa hal itu dapat terjadi?10. Bagaimana kualitas tempat tinggal yang Anda jadikan tempat

tinggal Anda?11. Bagaimana kelengkapan fasilitas yang ada di tempat tinggal

Anda?

c. Pertanyaan kepada informan1. Bagaimana tahap implementasi land reform di desa ini?2. Apa saja perubahan yang terjadi setelah implementasi land

reform?3. Bagaimana pengaruh land reform ini terhadap tingkat

kesejahteraan hidup masyarakat di sekitar ini?4. Apa saja kekurangan pelaksanaan land reform di desa ini menurut

Anda? Dan bagaimana perbaikannya menurut Anda?

VI. DAFTAR PUSTAKA

Alfurqon, Andi. 2009. Program reforma agraria dan peningkatan kesejahteraan petani, Kasus : Desa Pamagersari, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. [internet] diunduh pada 19 Desember 2012. Dapat diunduh di http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11365/I09aal.pdf?sequence=2

Bachriadi, Dianto. 2007. Reforma Agraria untuk Indonesia: Pandangan

Kritis tentang Program Pembaruan Agraria Nasional (PPAN) atau Redistribusi Tanah ala Pemerintahan SBY. [internet]. Diunduh pada 25 Desember 2012. Dapat diunduh di http://images.agrarianrc.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/RzZtZwoKCsYAADVpBAM1/DBReforma%20Agraria%20untuk%20Indonesia.pdf

[Bappeda] Badan Pembangunan Daerah Depok. 2009. Indikator kesejahteraan masyarakat (Inkesra) kota Depok tahun 2009. [internet] diunduh pada 25 Desember 2012. Dapat diunduh di

Page 13: Proposal Penelitian Siti Rohmawati I34100126

http://bappeda.depok.go.id/admin/dokumenProdukstatistik/Inkesra%20Kota%20Depok%20Tahun%202009.pdf

[P2D] Perhimpunan Pendidikan Demokrasi. Kesungguhan mereforma agraria. Konstelasi: edisi 22 januari 2011. [internet] diunduh pada 19 Desember 2012. Dapat diunduh di http://www.p2d.org/index.php/kon/49-29-januari-2011/260-kesungguhan-mereformasi-agraria.html