proposal penelitian kerja praktek

16
PROPOSAL PENELITIAN “PENGENDALIAN PERSEDIAAN BATU BARA MENGGUNAKAN MODEL REORDER POINT (ROP) & ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)(Study Kasus di Perusahaan PT. INDONESIA POWER UBOH Suralaya) Disusun Oleh: NUHMAN 3333120629 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

Upload: nuhman

Post on 17-Jan-2016

111 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

proposal kp

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian Kerja Praktek

PROPOSAL PENELITIAN

“PENGENDALIAN PERSEDIAAN BATU BARA

MENGGUNAKAN MODEL REORDER POINT (ROP) &

ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)”

(Study Kasus di Perusahaan PT. INDONESIA POWER UBOH Suralaya)

Disusun Oleh:NUHMAN

3333120629

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON-BANTEN

2014

Page 2: Proposal Penelitian Kerja Praktek

2

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK

PT. INDONESIA POWER UBOH Suralaya

Menyetujui,

Ketua Jurusan Teknik Industri

Yayan Harry Yadi , ST., MT.

NIP. 197909022005011002

Koordinator Kerja Praktek

Ade Irman Saeful Mutaqin, ST., MT.

NIP.

Page 3: Proposal Penelitian Kerja Praktek

3

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang.............................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 6

1.4 Batasan masalah.......................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kuantitas Pemesanan Ekonomis.................................................. 7

2.2 Titik Pemesanan Ulang................................................................ 8

2.3 Penentuan Persediaan Barang dengan EOQ................................ 9

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Flow Chart Penelitian.................................................................. 10

3.2 Gantt Chart Waktu Penelitian..................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Proposal Penelitian Kerja Praktek

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persediaan merupakan aktiva suatu perusahaan dalam bentuk material.

Persediaan dapat ditemui dalam bentuk bahan baku (raw material), barang

setengah jadi (work in process), maupun barang jadi (finish good) pada suatu

perusahaan (Bahagia, 2006). Fungsi utama persediaan adalah untuk menjamin

mekanisme pemenuhan barang sesuai dengan kebutuhan sehingga perusahaan

yang dikelola mencapai kinerja yang optimum.

Perencanaan persediaan dilakukan untuk menjaga tingkat persediaan, dengan

menetukan berapa banyak batas minimal persediaan yang harus dipertimbangkan

atau dengan kata lain menetukan titik ulang pemesanan (reorder point) sehingga

tidak terjadi kekurangan persediaan yang disebabkan kelambatan pengiriman

pesanan. Apabila jumlah pemesanan ulang ditetapkan terlalu rendah, maka

persediaan akan habis digunakan sebelum persediaan pengganti diterima

sehingga proses produksi menjadi terhambat. Dan jika pemesanan ulang

ditetapkan terlalu tinggi, maka saat persediaan baru diterima persediaan digudang

masih banyak. Keadaan ini dapat mengakibatkan pemborosan biaya dan investasi

yang berlebih.

Model economic order quantity pada dasarnya menggunakan aturan jumlah

ukuran pemesanan (kuantitas pemesanan) selalu tetap untuk setiap kali pesan,

sehingga saat pemesanan dilakukan akan bervariasi. economic order quantity

merupakan contoh dari sistem persediaan yang didorong (push inventory system)

sehingga perolehan persediaan diawali dengan diantisipasi permintaan dimasa

mendatang bukan reaksi terhadap permintaan saat ini. Kelebihan dari economic

order quantity adalah menyeimbangkan biaya persiapan dan penyimpanan yang

Page 5: Proposal Penelitian Kerja Praktek

5

meminimumkan biaya, dan sangat baik untuk mengatasi masalah yang berkaitan

dengan ketidakpastian.

PT. Indonesia Power Unit Bisnis Operasi dan Pemeliharaan (UBOH) PLTU

Suralaya merupakan Unit Bisnis Operasi dan Pemeliharaan di PT. Indonesia

Power, yaitu salah satu anak dari perusahaan PLN (Persero). Salah satu pusat

pembangkit tenaga yang menghasilkan energi listrik adalah PLTU (Pembangkit

Listrik Tenaga Uap). Perubahan energi yang terjadi secara sederhana diawali

dengan perubahan energi yang terkandung dalam bahan bakar, dengan melalui

proses pembakaran (secara kimia), diubah menjadi energi panas (thermis),

selanjutnya menjadi energi mekanis dan pada akhirnya menjadi energi listrik.

Semakin banyaknya kebutuhan energi listrik mak semakin banyak juga

kebutuhan batu bara untuk mendukung proses yang menghasilkan energi listrik

tersebut. Permintaan batu bara pada suatu perusahaan tidak selalu dapat dengan

segera dipenuhi pada saat permintaan itu tiba karena untuk mengadakan barang

dibutuhkan tenggang waktu untuk mendatangkan barang tersebut. Hal ini berarti

bahwa adanya persediaan dalam suatu perusahaan meruakan hal yang tidak bisa

dihindari dan sangat penting.

Permaslahan yang dihadapi dalam sistem persediaan pada umumnya adalah

hal-hal yang berkaitan dengan penentuan jumlah barang yang akan dipesan, saat

pemesanan, jumlah persediaan, dan biaya penyimpanan. Kekuranagan persediaan

akan menimbulkan kerugian, antara lain menganggurnya mesin dan peralatan

yang mengakibatkan terhambatnya proses produksi. Apabila menetapkan jumlah

persediaan y ang terlalu banyak akan mengakibatkan pemborosan biaya

pembelian, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

Penelitian sebelumnya telah disusun oleh (Mustika 2010) yang membahas

mengenai “Pengendalian persediaan Bahan Baku Menggunakan Model Q Dengan

Back Order (Study Kasus di pabrik CRM PT. Krakatau Steel) . Masalah yang

diangkat dalam penelitian ini adalah pengendalian persediaan menggunakan

metode pengendalian persediaan probabilistik dengan Back Order yang

Page 6: Proposal Penelitian Kerja Praktek

6

memperhitungkan nilai Economic Order Quantity (EOQ), Reorde Point (R),

tingkat pelayanan optimal, dan total biaya persediaan.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka setiap perusahaan dituntut untuk dapat

menerapkan majajemen persediaan yang semakin baik. Metode yang akan

digunakan adalah reorder point dan economic order quantity untuk mengenaliakn

dan merencanakan persediaan agar tidak terjadi penumpukan persediaan.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaiman menentukan titik pemesanan ulang pada batu bara (reorder

point)

2. Bagaimana menentukan jumlah pemesanan batu bara yang ekonomis

(economic orer quantity)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan titik pemesanan ulang batu bara (reorder point)

2. Menentukan jumlah pemesanan batu bara yang ekonomis (economic orer

quantity)

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah penelitian ini adlah sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Operasi

dan Pemeliharaan (UBOH) PLTU Suralaya.

2. Perhituangan ini dilakukan pada bahan baku batu bara.

3. Waktu pengambilan data adalah 01-31 Januari 2014

Page 7: Proposal Penelitian Kerja Praktek

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kuantitas Pemesanan Ekonomis (EOQ)

Menghindari kekurangan dan kelebihan persediaan yang dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan produksi. Beberapa hal yang dianggap penting menurut

Ahyari dalam bukunya efisiensi persediaan bahan (1999:48) yaitu : “waktu rata-

rata yang diperlukan untuk memesan, pemakaian rata-rata dalam waktu rata-rata,

biaya untuk menyimpan apabila ada persediaan yang berlebih, dan kerugian yang

mungkin bila persediaan berkurang.

”Economic Order Quantity (EOQ) merupakan salah satu model manajemen

persediaan, model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan

persediaan yang dapat meminimalkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan

persediaan. Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang

yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai

jumlah pembelian yang optimal.

Dalam kegiatan normal Model Economic Order Quantity memiliki beberapa

karakteristik antara lain :

a. jumlah barang yang dipesan pada setiap pemesanan selalu konstan,

b. permintaan konsumen, biaya pemesanan, biaya transportasi dan waktu

antara pemesanan barang sampai barang tersebut dikirim dapat diketahui

secara pasti, dan bersifat konstan,

c. harga per unit barang adalah konstan dan tidak mempengaruhi jumlah

barang yang akan dipesan nantinya, dengan asumsi ini maka harga beli

menjadi tidak relevan untuk menghitung EOQ, karena ditakutkan pada

nantinya harga barang akan ikut dipertimbangkan dalam pemesanan

barang,

Page 8: Proposal Penelitian Kerja Praktek

8

d. pada saat pemesanan barang, tidak terjadi kehabisan barang atau back

order yang menyebabkan perhitungan menjadi tidak tepat.  Oleh karena

itu, manajemen harus menjaga jumlah pemesanan agar tidak terjadi

kehabisan barang,

e. pada saat penentuan jumlah pemesanan barang kita tidak boleh

mempertimbangkan biaya kualitas barang,

f. biaya penyimpanan per unit pertahun konstan.

Besarnya EOQ dapat ditentukan dengan berbagai cara, menurut Hansen dan

Mowen (2005:472) Economic Order Quantity akan menentukan jumlah pesanan

persediaan yang meminimumkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

2.2 Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point/ROP)

Reorder Point ialah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi

sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan itu

tepat pada waktu dimana persediaan diatas safety stock sama dengan nol. Dalam

penentuan/penetapan Reorder Point haruslah kita memperhatikan faktor-faktor

sebagai berikut :

a. penggunaan barang selama tenggang waktu mendapatkan barang

(procurement lead time),

b. besarnya safety stock.

 Reorder Point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain dengan :

1) menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan

persentase tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari

penggunaan selama lead time dan dtetapkan bahwa lead timenya adalah 6

hari, sedangkan kebutuhan barang setiap harinya adalah 3 unit/hari.

ROP =    (6 x 3) + 50% (6 x 3)

                    =    18 +  9

                        =    27 unit,

Page 9: Proposal Penelitian Kerja Praktek

9

2) dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan

penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan

selama 4 hari.

ROP =    (6 x 3)  +  (4 x 3)

                =    18  +  12

                        =    30 unit

Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya

adalah pada jumlah 30 unit, ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu

jumlah persediaan tinggal 30 unit.

2.3 Penentuan Pemesanan Persediaan Barang dengan Metode Economic

Order Quantity (EOQ)

Pada bagian ini akan dibahas mengenai perhitungan persediaan barang

dagangan dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) yang dapat

meminimalkan biaya persediaan.

Page 10: Proposal Penelitian Kerja Praktek

10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Berikut merupakan flow chart metodologi penelitian yang dilakukan untuk

menganalisa metode dan strategy pricing di PT. Indonesia Power UBOH Suralaya

dalam mengendalikan persediaan batu bara :

Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian

Page 11: Proposal Penelitian Kerja Praktek

11

3.1. Gantt Chart Waktu Penelitian

Berikut merupakan gantt chart waktu penelitian yang dilakukan untuk

memperoleh hasil penelitian di PT. Indonesia Power UBOH Suralaya :

Tabel 3.1 Gantt Chart Waktu Penelitian

No Kegiatan

Minggu ke-

1 2 3 4 5Pasca Kerja

Praktek

1

Mempelajari sruktur organisasi dan

manajemen perusahaan serta overview

proses industri jasa di Indonesia Power

UBOH Suralaya

2Mempelajari jenis pekerkjaan dan

manajemen persediaan di PT tersebut

3 Study lapangan dan kerja lapangan

4Observasi perusahaan dan pengambilan

data

5 Konsultasi dengan pembimbing

6 Pembuatan laporan

Page 12: Proposal Penelitian Kerja Praktek

12

Daftar Pustaka

Widyanti ,A., Johnson, Addi, & de Waard, Dick (2010). Peerhituangan

ECONOMIC ORDER QUANTITY. Jurnal Online – Institut Teknologi

Bandung, Bandung

Sutalaksana, Iftikar. (1979). Teknik dan Tata Cara Kerja. Departemen Teknik

Industri ITB. Bandung

Nurmianto, Eko. (2008). Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Teknik

Industri-ITS. Surabaya

http://adilkurnia.com/tag/EOQ/