proposal penelitian diterima

42
Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678 Email: [email protected] UNIVERSITAS MULAWARMAN FAKULTAS TEKNIK PS S1 TEKNIK SIPIL PERTAMBANGAN LINGKUNGAN INDUSTRI PS D3 TEKNIK PERTAMBANGAN SKRIPSI Nama NIM Peminatan Judul Penelitian Pembimbing I Pembimbing II Dilaksanakan : Muhammad Istiyanto Yusuf : 1009025007 : Manajemen Perawatan : Analisis Human Reliability Assessment (HRA) dengan Metode HEART dan SPAR-H Pada PT. PLN (PERSERO) SEKTOR MAHAKAM : Yudi Sukmono, ST., MT. : Muriani Emelda Isharyani, ST., MT. : Semester Genap 2013/2014 1. Judul Penelitian ANALISIS HUMAN RELIABILITY ASSESSMENT (HRA) DENGAN METODE HEART DAN SPAR-H PADA PT. PLN (PERSERO) SEKTOR MAHAKAM 2. Latar Belakang Keandalan manusia dalam sebuah perusahaan merupakan faktor penting dalam perkembangan dan peningkatan kualitas 1

Upload: sulfikar

Post on 25-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

contoh proposal penelitan skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

UNIVERSITAS MULAWARMANFAKULTAS TEKNIKPS S1 TEKNIK SIPIL PERTAMBANGAN LINGKUNGAN INDUSTRIPS D3 TEKNIK PERTAMBANGAN

SKRIPSI

Nama

NIM

Peminatan

Judul Penelitian

Pembimbing I

Pembimbing II

Dilaksanakan

: Muhammad Istiyanto Yusuf

: 1009025007

: Manajemen Perawatan

: Analisis Human Reliability Assessment (HRA) dengan

Metode HEART dan SPAR-H Pada PT. PLN (PERSERO)

SEKTOR MAHAKAM

: Yudi Sukmono, ST., MT.

: Muriani Emelda Isharyani, ST., MT.

: Semester Genap 2013/2014

1. Judul Penelitian

ANALISIS HUMAN RELIABILITY ASSESSMENT (HRA) DENGAN METODE

HEART DAN SPAR-H PADA PT. PLN (PERSERO) SEKTOR MAHAKAM

2. Latar Belakang

Keandalan manusia dalam sebuah perusahaan merupakan faktor penting dalam

perkembangan dan peningkatan kualitas perusahaan tersebut. Sebagai upaya

mengoptimalkan kinerja keandalan sumber daya manusia maka diperlukan metode yang

tepat sebagai alat penguji, beberapa metode yang dimaksud yaitu metode human error

assessment and reduction technique (HEART) dan metode standardized plant risk –

HRA (SPAR-H) dimana kedua metode tersebut merupakan metode yang termasuk

dalam analisa human reliability assessment (HRA).

1

Page 2: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

Perkembangan HRA dalam dunia internasional telah diakui berpengaruh penting, salah

satu negara yang mengaplikasi dan mengembangkan teknik HRA ialah Amerika

Serikat. Aplikasi HRA di Amerika Serikat banyak digunakan untuk meneliti tingkat

kesalahan manusia (human error) di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai

upaya untuk meminimalisasi kecelakaan kerja dan kegagalan fungsi PLTN sedangkan

jika dilirik di Benua Eropa aplikasi HRA banyak digunakan sebagai upaya penelitian

kesalahan manusia di sektor Penerbangan, Kereta Api dan lainnya.

Human Reliability Assessment (HRA) adalah analisis dan perhitungan interaksi manusia

dengan kegagalan untuk penilaian resiko dan penyebab resiko. HRA digunakan untuk

mengetahui seberapa besar peluang kegagalan yang disebabkan oleh kesalahan manusia.

Pendekatan HRA menggunakan konsep “kesalahan manusia (human error)”, kesalahan

manusia dapat terjadi pada manusia, pekerja atau operator karena berbagai macam

faktor sehingga pekerjaan yang dijalankan tidak memenuhi target serta kurang optimal.

Dalam HRA di bidang keselamatan kerja terdapat 35 metode potensial yang digunakan

sebagai pendekatan untuk menilai tingkat human error di suatu perusahaan. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode human error assessment and

reduction technique (HEART) dan standarized plant risk-HRA (SPAR-H), kelebihan

dari metode HEART yaitu dapat memberikan kalkulasi keandalan manusia dengan

cepat dan sederhana yang juga dapat memberikan saran bagi pengguna untuk mereduksi

terjadinya error sedangkan kelebihan dari metode SPAR-H mampu membangun model

performansi manusia secara eksplisit diatas proses informasi yang jelas dengan

kuantifikasi menggunakan delapan performance shapping factor (PSF).

Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Human

Reliability Assessment (HRA) Dengan Metode HEART dan SPAR-H Pada PT. PLN

(Persero) Sektor Mahakam” diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu

perusahaan untuk mengoptimalkan kinerja keandalan manusia dari usulan atau

rekomendasi hasil penelitian yang diberikan.

2

Page 3: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana mengidentifikasi banyaknya human error disetiap prosedur kerja?

2. Bagaimana menentukan besaran nilai human error probability (HEP)?

3. Bagaimana hasil perbandingan nilai HEP dari kedua metode yang digunakan?

4. Apa rekomendasi kerja yang dapat diberikan kepada perusahaan?

4. Batasan masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Objek penelitian dilakukan pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Karang Asam,

2. Asumsi penelitian berdasarkan hasil pengamatan, kuisoner dan wawancara di

lingkungan perusahaan, dan

5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini untuk perusahaan maupun bagi peneliti sebagai

berikut:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan atau masukan yang berguna sebagai

bahan pertimbangan perusahaan dalam mengoptimalkan keandalan manusia.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama

menjalani masa perkuliahan di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Mulawarman.

3

Page 4: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

6. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian yang dilakukan

sebagai berikut ini:

1. Mengetahui banyaknya human error di setiap prosedur kerja,

2. Mengetahui besaran nilai human error probability (HEP) berdasarkan metode

HEART dan metode SPAR-H,

3. Mengetahui hasil perbandingan nilai HEP dari kedua metode yang digunakan, dan

4. Dapat memberikan rekomendasi kerja sebagai upaya untuk mereduksi human error

yang terjadi di setiap prosedur kerja.

7. Tinjauan Pustaka

1.1. human Reliability

Persoalan keandalan manusia adalah sesuatu yang kompleks. Sejumlah data yang telah

dikumpulkan terkait keandalan manusia dapat berinteraksi dalam beberapa situasi yang

berbeda. Bagaimana pun juga, tidak ada model yang memadai yang memungkinkan

memberikan informasi rata-rata kegagalan manusia, namum pelaksanaan operasi atau

aktifitas kerja yang diberikan bisa diprediksi secara akurat. Hal ini dikarenakan tingkat

kegagalan manusia untuk operasi yang diberikan tergantung pada banyak faktor yang

mana dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor utama yaitu intrinsik, lingkungan dan

tekanan atau stress (Nachrul Ansori dan M Imron Mustajib, 2013).

1.2. Definisi human Reliability Assessment (HRA)

human Reliability Assessment adalah analisis dan perhitungan interaksi manusia dengan

kegagalan untuk penilaian resiko dan penyebab resiko. HRA digunakan untuk

mengetahui seberapa besar peluang kegagalan yang disebabkan oleh kesalahan manusia.

Tindakan manusia sedikit banyak mempengaruhi timbulnya resiko yang signifikan dan

juga tingkat keselamatan. HRA mempelajari urutan terjadinya kecelakaan yang

disebabkan oleh tindakan manusia, pemahaman tentang urutan kejadian kecelakaan

4

Page 5: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

sangat penting karena bertujuan untuk mengidentifikasi kegagalan dalam melakukan

pekerjaan (Cullen, 2004).

Fungsi terpenting dari HRA adalah mengidentifikasi kesalahan apa saja yang dapat

terjadi (identifikasi kesalahan), mengambil keputusan bagaimana kesalahan itu bisa

terjadi (perhitungan dan analisa kesalahan manusia), dan menambah keandalan manusia

dalam melakukan pekerjaan dengan mengurangi kesalahan (pengurangan kesalahan

manusia). Pada kenyataannya semua metode HRA dan pendekatan asumsi bahwa

metode HRA menggunakan konsep “human Error” karena diartikan untuk

pengembangan penentuan peluang kesalahan manusia. Sebagai konsekuensi dari hal itu

sejumlah pembahasan yang dilakukan untuk menghasilkan data atau database yang

dapat dipergunakan sebagai landasan penentuan peluang kesalahan manusia (Nachrul

Ansori dan M Imron Mustajib, 2013).

1.3. Klasifikasi Metode dalam HRA

Metode human Reliability Assessment (HRA) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

bagian pada Gambar 7.1 antara lain:

Gambar 7.1 Klasifikasi Metode HRA (Pekka, 200)

5

Page 6: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

1.4. Human Error

Menurut Nachrul Ansori dan M Imron Mustajib (2013) human error atau kesalahan

manusia dapat terjadi pada manusia, pekerja atau operator karena berbagai macam

faktor sehingga pekerjaan tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan hasil kerjapun tidak

baik. Secara garis besar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil kerja

manusia dan dapat dibagi atas dua kelompok:

1. Faktor-faktor diri (individu) terdiri dari sikap, sifat, nilai karakteristik fisik,

motivasi, usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, dan lain-lain.

2. Faktor-faktor situasional terdiri dari lingkungan fisik, mesin, peralatan dan metode

kerja, dan lain-lain.

Terdapat beberapa definisi mengenai human error, antara lain:

1. human error didefinisikan sebagai salah satu keputusan atau tindakan yang

mengurangi potensial atau untuk mengurangi efektivitas, keamanan, atau

performansi suatu sistem.

2. human error didefinisikan sebagai suatu penyimpangan dari suatu performansi

standar yang telah ditentukan sebelumnya, yang mengakibatkan adanya penundaan

waktu yang tidak diinginkan.

Untuk klasifikasi human error, terdapat beberapa pendapat mengenai klasifikasi human

error. Adapun klasifikasi human error antara lain:

1. Kesalahan dalam mengawasi (error of comission), yaitu:

a. Melakukan langkah yang benar pada item yang salah.

b. Melakukan langkah yang salah pada item yang benar.

c. Melakukan langkah yang benar pada waktu yang tidak tepat.

2. Kesalahan dengan menghilangkan (error of omission), yaitu:

a. Melewatkan atau melompati langkah yang penting.

b. Kekurangan untuk berkomunikasi dengan pekerja.

3. Kesalahan tugas kognitif, yaitu:

a. Membentuk diagnose yang tidak tepat (salah memproses data, cacat logis,

menafsirkan informasi input dengan tidak sesuai).

6

Page 7: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

b. Membuat keputusan yang tidak mendukung dengan informasi yang tidak

tersedia.

Adapun model dasar human error yang mungkin terjadi dapat terbagi menjadi lima

golongan sebagai berikut:

1. Screening, melalaikan pengidentifikasian awal.

2. Diagnosis, melalaikan pendeteksian proses.

3. Error of omission

a. Melalaikan task secara keseluruhan

b. Melalaikan salah satu langkah dalam task

4. Error of comission

a. Time error

1) Tindakan terlalu dini

2) Tindakan terlalu lambat

3) Tindakan terlalu lama

4) Tindakan terlalu cepat/kurang lama

b. Qualitative error

1) Tindakan salah satu dilakukan

2) Tindakan terlalu banyak atau berlebihan

3) Tindakan terlalu sering atau kurang

4) Tindakan berulang

c. Selection error

1) Tindakan benar pada obyek yang salah

2) Tindakan salah pada obyek yang benar

3) Tindakan salah pada obyek yang salah

4) Informasi tidak diperoleh

5) Informasi yang diperoleh salah

d. Sequence error

1) Urutan yang salah

2) Tindakan dengan petunjuk yang salah

3) Salah orientasi

5. Extraneous act, pelanggaran aturan.

7

Page 8: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

1.5. Penyebab Human Error

Diantara aktivitas manusia dalam industri konvensional, terdapat salah satu jenis

karakteristik aktivitas yang banyak ditemui, yaitu aktivitas yang dilakukan berulang-

ulang dan terus menerus dalam jangka waktu relatif lama, disebut aktivitas repetitive-

monoton. Aktivitas repetiti-monoton mudah menimbulkan rasa lelah baik secara fisik

maupun secara mental, terlebih jika pekerjaan tersebut membutuhkan konsentrasi yang

tinggi dan dilakukan dalam jangka waktu yang relatif lama (Nachrul Ansori dan M

Imron Mustajib, 2013). Seseorang dengan beban stress berlebihan akan mengalami

probabilitas makin tinggi melakukan human error. Berikut ini adalah faktor-faktor yang

menimbulkan human error, antara lain:

1. Tekanan operator (operator stress)

Dalam hal ini, kondisi kegagalan dari operator akan dapat sangat serius jika

operator mengalami stress. Stress disini mungkin dapat terjadi akibat beban kerja

yang berlebihan, tekanan waktu, dan ketakutan. Berukit adalah Gambar 7.2 grafik

hubungan antara failure dengan stress sebagai berikut:

Gambar 7.2 Grafik Hubungan Failure dan Stress

2. Kegagalan diagnosis

Tugas yang dibebankan pada operator untuk mendiagnosa memerlukan keahlian

yang khusus. Sehingga jika dikerjakan terus menerus akan dapat menimbulkan

konsekuensi yang serius berupa kegagalan mendiagnosa. Oleh karena itu pekerjaan

ini membutuhkan bantuan dengan cara memadukannya dengan bantuan mesin.

8

Page 9: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

Selain itu perlu juga adanya training pada para staff agar dapat lebih baik

memahami pekerjaan ini.

3. Kurang perawatan

Perawatan harus terus dilakukan karena dengan meningkatnya perawatan maka

error yang terjadi juga akan berkurang, sehingga terus diperhatikan agar kesalahan

dapat dikurangi.

4. Pembagian kerja

Pembagian kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja operator. Semakin besar

bagian kerjanya maka semakin meningkat pula peluang operator melakukan

kesalahan. Oleh karena itu dengan prosedur pembagian shift kerja yang baik dapat

mengurangi terjadinya human error.

5. Manajemen keamanan

Dalam melakukan segala pekerjaan perlu adanya jaminan keselamatan, sehingga

para pekerja dapat merasa nyaman dan aman dalam menjalankan tugasnya.

6. Kerja darurat

Dalam menjalankan tugas sebagai pekerja pasti dapat terjadi suatu kegagalan proses

atau terjadi kecelakaan. Oleh karena itu suatu hal yang penting ketika suatu

organisasi yang memperhatikan kebutuhan para staff untuk situasi keadaan darurat

dapat dinyakinkan masih cukup atau dapat ditangani.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja manusia dalam

menjalankan tugasnya yaitu antara lain:

1. Karakteristik situasional, faktor yang berhubungan dengan lingkungan fisik dan

mental kerja. Faktor ini terbagi dalam tujuh poin sebagai berikut:

a. Kondisi bangunan tata letak fasilitas.

b. Kualitas lingkungan: suhu, kelembapan, penerangan, getaran dan kebersihan.

c. Jam kerja atau istirahat.

d. Perputaran shift kerja.

e. Ketersediaan atau kecukupan perlengkapan dan peralatan khusus.

f. Struktur organisasi: wewenang, tanggung jawab dan kebutuhan komunikasi.

g. Perlakuan supervisor, rekan kerja dan peralatan personal.

h. Penghargaan, perhatian dan uang lembur.

9

Page 10: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

2. Instruksi job dan tugas, faktor yang berhubungan dengan karakteristik pekerjaan

maupun tugas yang dibebankan kepada seorang operator. Faktor ini terbagi dalam

lima hal sebagai berikut:

a. Prosedur kerja tertulis

b. Komunikasi tertulis

c. Peringatan dan larangan

d. Metode kerja: urutan dan cara pengerjaan

e. Perencanaan produksi tertulis: jumlah dan waktu yang harus dipenuhi.

3. Karakteristik tugas dan alat, faktor yang berhubungan dengan karakteristik tugas

dan alat yang dipakai atau diaplikasikan perusahaan. Faktor ini terbagi dalam tujuh

elemen sebagai berikut:

a. Pengertian atau interprestasi tentang pekerjaan yang akan dilakukan

b. Pergerakan atau sasaran yang harus dilakukan: kecepatan, kekuatan dan presisi

c. Hubungan antara display dan kontrol

d. Kemampuan antisipasi bila ada kesalahan

e. Kemampuan mengambil keputusan

f. Kompleksitas informasi

g. Ketelitian tugas

4. Tekanan psikologis, faktor yang memberikan tekanan psikologis pada saat operator

bekerja. Faktor ini terbagi dalam tujuh poin sebagai berikut:

a. Permulaan yang tiba-tiba

b. Kecepatan pekerjaan

c. Resiko bahaya

d. Ancaman dari suatu kesalahan, kehilangan pekerjaan.

e. Rutinitas pekerjaan (monoton)

f. Distraksi (bising, silau, dan warna)

5. Tekanan fisik, faktor yang mempengaruhi kondisi fisik operator di lingkungan

kerja. Faktor ini terbagi dalam enam poin sebagai berikut ini:

a. Durasi atau lama stress

b. Kelelahan

c. Rasa nyeri atau tidak nyaman

d. Lapar atau haus

10

Page 11: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

e. Suhu ekstrim

f. Getaran dan ruang gerak terbatas

6. Faktor organismik, faktor yang berhubungan dengan hal-hal pribadi atau

perorangan operator. Faktor ini terbagi dalam enam poin sebagai berikut:

a. Pengalaman kerja atau pelatihan yang telah diikuti

b. Kepribadian atau kecerdasan

c. Motivasi dan sikap

d. Kematangan emosi

e. Pengetahuan standar yang dibutuhkan

f. Kondisi fisik

1.6. Perkembangan Generasi HRA

Menurut Bell dan Holroyd (2009) secara keseluruhan terdapat 72 teknik pengukuran

keandalan manusia. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap 72 teknik

pengukuran HRA terdapat 35 teknik yang berpotensial diaplikasikan sedangkan 37 teknik

pengukuran lainnya masih atau sedang dalam penelitian. Adapun 35 teknik pengukuran

human reliability assessment pada Tabel 7.1 sebagai berikut ini:

Tabel 7.1 35 Metode Potensial HRA

No. Alat (teknik pengukuran) Kepanjangan1 ASEP Accident sequence evaluation programme2 AIPA Accident initiation and progression analysis3 APJ Absolute probability judgement4 ATHEANA A technique for human error analysis5 CAHR Connectionism assessment of human reliability6 CARA Controller action reliability assessment7 CES Cognitive environmental simulation8 CESA Commission error search and assessment9 CM Confusion matrix10 CODA Conclusions from occurrences by descriptions of actions11 COGENT Cognitive event tree12 COSIMO Cognitive simulation model13 CREAM Cognitive reliability and error analysis methods14 DNE Direct numerical estimation

15 DREAMSDynamic reliability tecnique for error assessment in man-machine sistems

16 FACE Framework for analysing commission errors

11

Page 12: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

Tabel 7.1 35 Metode Potensial HRA (Lanjutan)

No. Alat (teknik pengukuran) Kepanjangan17 HCR Human cognitive reliability18 HEART Human error assessment and reduction technique

19 HORAAMHuman and organisational reliability analysis in accident management

20 HRMS Human reliability management sistem21 INTENT Tidak memiliki kepanjangan22 JHEDI Justified human error data information23 MAPPS Maintenance personnel performance simulation

24 MERMOSMethod d’evaliation de la realisation des missions operateur pour la surete (assessment method for the performance of safety operation)

25 NARA Nuclear action reliability assessment26 OATS Operator action tree sistem27 OHPRA Operational human performance reliability analysis28 PC Paired comparisons29 PHRA Probabilistic human reliability assessment30 SHARP Sistematic human action reliability procedure

31 SLIM-MAUDSuccess likelihood index methodology, multi-attribute utility decomposition

32 SPAR-HSimplified plant analysis risk human reliability assessment

33 STAHR Socio-technical assessment of human reliability

34 TESEOTecnica empirica stima errori operatori (empirical tecnique to estimate operator errors)

35 THERP Technique for human error rate prediction

Menurut Bell dan Holroyd (2007) klasifikasi human Reliability Assessment terbagi

menjadi tiga yaitu metode generasi pertama, metode generasi kedua dan metode ahli

keputusan dasar. Untuk penjelasan masing-masing generasi dapat dilihat sebagai berikut:

1. Metode generasi pertama

Metode ini adalah yang pertama dikembangkan untuk membantu peneliti dalam

memprediksikan dan mengukur peluang terjadinya kesalahan manusia. Metode pada

generasi pertama berfokus pada keterampilan dan menentukan tingkat dasar dari

tindakan manusia yang dianalisa untuk mempertimbangkan kegagalan (Nachrul

Ansori dan M Imron Mustajib, 2013). Metode generasi pertama mendorong peneliti

untuk memecahkan task menjadi beberapa bagian komponen dan

mempertimbangkan potensial kegagalan sistem dengan memodifikasi beberapa

faktor antara lain tekanan waktu kerja, desain peralatan dan stress. Dengan

mengkombinasikan beberapa faktor tersebut peneliti dapat menentukkan besaran

angka human error potential (HEP) (Bell dan Holroyd, 2007).

12

Page 13: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

2. Metode generasi kedua

Perkembangan metode generasi kedua dimulai pada tahun 1990-an hingga sekarang.

Metode ini berfokus mempertimbangkan keadaan dan error of commission dari

human error prediction (HEP).

3. Metode ahli keputusan dasar

Metode ahli keputusan dasar menjadi populer pada tahun 1980-an pada bidang

analisis keselamatan kerja di industri besar. Teknik ini memberikan sebuah cara

terstruktur dalam menyelesaikan persoalan yang rumit.

1.7. Human Error Assassment and Reduction Technique (HEART)

Salah satu metode yang digunakan dalam human reliability quantification adalah

HEART (human error assessment and reduction technique). Metode human error

assessment and reduction technique ini dikembangkan oleh Jeremy Williams yang

merupakan seorang ahli ergonomi dari britania pada tahun 1986. Metode human error

assessment and reduction technique digunakan untuk mengukur kesalahan manusia

dalam tugasnya sebagai operator (operator task). Metode ini relatif cepat, sedarhana dan

lebih mudah dimengerti dalam rangka mengidentifikasi tugas operator untuk dinilai.

Dalam langkahnya, metode HEART ini memasukan unsur penilaian (judgement) dari

seorang pakar atau ahli (expert opinion) yang diyakini cukup berpengalaman (Nachrul

Ansori dan M Imron Mustajib, 2013). Berikut ini flow chart langkah-langkah dari

metode HEART pada Gambar 7.3 sebagai berikut:

Gambar 7.3 Langkah-Langkah Metode HEART

13

Page 14: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan HEP (human error

probabilility) dengan menggunakan metode HEART sebagai berikut:

1. Mengklasifikasikan jenis tugas atau pekerjaan

Klasifikan tugas ke dalam delapan pilihan jenis tugas yang berbeda (generik task

types/GTTs) seperti terlihat pada Tabel 7.2.

2. Menentukan nilai ketidakandalan dari tugas atau pekerjaan tersebut

Penentuan besaran nilai ketidakandalan manusia sesuai kategori GTTs yang telah

dipilih yang dapat diperoleh dari Tabel 7.2

3. Mengidenfikasi kondisi yang menimbulkan kesalahan (EPCs)

Identifikasi error producing conditions (EPC) untuk setiap GTTs yaitu kondisi

yang membawa pengaruh negatif terhadap pekerjaan. EPCs dapat dilihat dari Tabel

7.3, bersamaan dengan total faktor efek (total effect factor) dari tiap EPCs. Faktor

ini menandakan perkiraan jumlah nilai maksimum dimana ketidakandalan dapat

berubah dari kondisi baik ke buruk.

4. Menentukan asumsi proporsi kesalahan (assessed proportion of affect / APOA)

Untuk tiap EPC yang telah teridentifikasi pada langkah 3, diberikan penilaian pada

seluruh ketidakandalan yang mempengaruhi tugas atau pekerjaan tersebut dengan

nilai yang berkisar 0 dan 1, dimana 0 menyatakan tidak adanya peluang terjadi

human error dan 1 menyatakan pasti terjadi human error.

5. Menentukan HEP (human error probability)

human error probability (HEP) ditentukan dan dihitung dengan persamaan yaitu:

a. Untuk perhitungan generic task tipe A sampai dengan C dapat dilihat sebagai

berikut ini:

b. Untuk perhitungan generic task tipe D sampai dengan M dapat dilihat sebagai

berikut ini:

c. Setelah nilai HEP didapatkan, maka dapat dihitung probilitas kegagalan (F)

menggunakan persamaan berikut ini:

14

Page 15: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

d. Dari nilai probabilitas kegagalan diatas dapat dihitung pula probabilitas sukses

(tidak gagal) dihitung dengan persamaan berikut ini:

e. Sedangkan nilai keandalan manusia untuk seluruh aktivitas dalam sistem juga

dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

Klasifikasi tugas umum atau generic task type (GTTs) menurut metode HEART terlihat

pada Tabel 7.2 sebagai berikut (Nachrul Ansori dan M Imron Mustajib, 2013):

Tabel 7.2 Klasifikasi Umum Metode HEART

Abjad Pekerjaan yang umum (generic task)Berdasarkan nilai

ketidakandalan manusia

(A)Tidak terbiasa sama sekali, dijalankan cepat dengan tidak mengetahui akibat yang mungkin terjadi

0,55(0,35-0,97)*

(B)Mengganti atau memulihkan sistem ke bentuk yang baru atau asli dengan usaha sendiri tanpa pengawasan atau prosedur

0,26(0,14-0,42)*

(C)Pekerjaan atau tugas kompleks yang membutuhkan tingginya pemahaman dan keterampilan

0,16(0,12-0,28)*

(D)Pekerjaan sederhana yang jelas dilakukan dengan cepat atau dengan memberikan sedikit perhatian

0,09(0,06-0,13)*

(E)Rutin, sangat praktis, pekerjaan cepat dengan melibatkan keterampilan yang relatif rendah

0,02(0,007-0,045)*

(F)Memulihkan atau mengganti suatu sistem ke bentuk awal atau baru dengan mengikuti prosedur dengan beberapa pemeriksaan

0,003(0,0008-0,007)*

(G)

Sudah sangat terbiasa, telah dirancang dengan baik, sangat praktis, pekerjaan rutin yang terjadi beberapa kali dalam tiap jamnya, dilakukan untuk kemungkinan standar yang tinggi

0,0004(0,00008-0,009)*

(H)

Merespon dengan benar terhadap sistem arahan yang sama, dimana ada penambahan atau sistem pengawasan otomatis yang menyediakan interprestasi yang akurat dalam tahapan sistem

0,00002(0,000006-0,0009)*

(M) Tidak ada keadaan seperti diatas0,03

(0,08-0,11)*(* batas persentil 5-95%)

Sedangkan Tabel 7.3 berikut adalah tabel error production conditions (EPCs) menurut

metode HEART sebagai berikut (Nachrul Ansori dan M Imron Mustajib, 2013):

15

Page 16: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

Tabel 7.3 EPCs Metode HEART

No.Kondisi yang menghasilkan (Error Production Condition /

EPC)Total Effect

1Tidak biasa dengan situasi hal itu secara potensial penting, tetapi hanya terjadi sesekali atau baru terjadi

X17

2Kurangnya waktu yang tersedia untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan

X11

3Rendahnya rasio antara penerimaan informasi (signal) terhadap gangguan (noise) sekitar

X10

4Adanya penekanan atau penolakan terhadap informasi atau keunggulan yang mana terlalu mudah untuk diterima

X9

5Tidak adanya alat-alat yang menyampaikan secara fungsional kepada operator

X8

6Ketidaksesuaian antara suatu model operator pada umumnya dengan apa yang dibanyangkan perancang

X8

7Tidak adanya alat untuk membalikkan tindakan yang tidak diinginkan

X8

8Kapasitas yang berlebihan dalam saluran, khususnya salah satunya diakibatkan oleh informasi yang datang secara bersamaan dalam suatu informasi yang tidak berlebihan

X6

9Perlu untuk meninggalkan suatu teknik dan menerapkan teknik lain dengan menggunakan filosofi yang berlawanan

X6

10Kebutuhan untuk mentransfer pengetahuan yang spesifik antar tugas tanpa menimbulkan kerugian

X5,5

11 Keraguan pada standar performansi yang diharuskan X5

12Ketidaksesuaian antara resiko yang dibayangkan dengan resiko yang sesungguhnya

X4

13 Sistem umpan balik buruk, rancu, dan tidak sesuai X414 Tidak sebanding antara persepsi dengan resiko nyata X4

15Tidak jelasnya konfirmasi dari tindakan yang diharapkan secara langsung

X4

16 Operator tidak berpengalaman X3

17Miskinnya kualitas dalam informasi yang disampaikan oleh prosedur dan interaksi antar manusia

X3

18Sedikit atau tidak adanya kebebasan dalam pemeriksaan atau pengujian pada output atau keluaran

X3

19Konflik antara cepat atau intermediate dan lamanya tujuan yang dicapai

X2,5

20Keraguan (ambigu) terhadap standar performansi yang diperlukan

X2,5

21Ketidaksesuaian antara tingkat pencapaian pendidikan dari individu dengan persyaratan yang diharuskan dalam tugas

X2

22Dorongan untuk menggunakan prosedur lain yang lebih berbahaya

X2

23Kecilnya kesempatan untuk melatih pikiran dan tubuh diluar batas

X1,8

16

Page 17: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

Tabel 7.3 EPCs Metode HEART (Lanjutan)

No.Kondisi yang menghasilkan (Error Production Condition /

EPC)Total Effect

24 Peralatan instrument yang tidak andal X1,6

25Kebutuhan terhadap penilaian yang pasti, yang mana berada diluar kemampuan atau pengalaman operator

X1,6

26 Tidak jelasnya alokasi fungsi dan tanggung jawab X1,6

27Tidak ada langkah yang nyata untuk tetap berada pada jalur kemajuan selama aktivitas

X1,4

28 Bahaya yang disebabkan terbatasnya kemampuan fisik X1,429 Kecil atau tidak adanya peran yang berarti dalam tugas X1,430 Besarnya tingkat emosional X1,331 Moral kerja yang rendah X1,232 Ketidaksesuaian antara display dan prosedur X1,233 Tidak ada kondisi seperti diatas X1

Kelebihan dari metode HEART yaitu dapat memberikan kalkulasi keandalan manusia

dengan cepat dan sederhana yang juga dapat memberikan saran bagi pengguna untuk

mereduksi terjadinya error.

1.8. Standarized Plant Risk-HRA (SPAR-H)

Metode SPAR-H (Standarized Plant Risk-HRA) merupakan salah satu metode dalam

Human Reliability Assessment yang melakukan breakdown aktivitas menjadi dua

kategori yaitu diagnosis dan aksi (action). Diagnosa meliputi aktivitas untuk memahami

kondisi yang ada, perencanaan dan prioritas aktivitas menetapkan tindakan yang

memadai. Action meliputi pengoprasian peralatan seperti memulai pemompaan,

kalibrasi atau pengujian serta tindakan lain yang dilakukan dalam memenuhi prosedur

kerja (Gertman,2008).

Sejumlah model HRA tidak memiliki model performansi manusia secara eksplisit,

SPAR-H mampu membangun model performansi manusia secara eksplisit di atas proses

informasi yang jelas. Kuantifikasi pada SPAR-H dilakukan dengan menggunakan

delapan PSF (performance shapping factor) yang terdiri dari:

1. Avaliable time

Waktu yang tersedia bagi operator untuk melakukan diagnosa atau aksi atas suatu

kejadian.

17

Page 18: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

2. Stress dan stressor

Tingkatan dari kondisi tugas dan lingkungan yang tidak diharapkan yang mampu

menghalangi pelaksanaan tugas operator.

3. Experience dan training

Faktor tingkat pelatihan serta pengalaman yang dimiliki operator yang mendukung

pelaksanaan tugas.

4. Complexity

Berkaitan dengan seberapa sulit pelaksanaan tugas dalam konteks yang ditentukan.

Kompleksitas mempertimbangkan karakteristik tugaas seperti mental dan physical

effort yang diperlukan serta lingkungan dimana tugas dilaksanakan.

5. Ergonomics (human machine interface)

Ergonomic berkaitan dengan peralatan, display dan kontrol, layout, kualitas dan

kuantitas informasi yang tersedia dalam instrument serta interaksi operator dengan

peralatan dalam melaksanakan tugas.

6. Procedure

Prosedur menjelaskan tentang keberadaan prosedur formal dalam pelaksanaan

tugas.

7. Fitness for duty

Berkaitan dengan apakah kesehatan fisik dan mental operator cukup baik untuk

melaksanakan kerja pada waktu yang telah ditentukan.

8. Work processes

Work processes menyangkut aspek pelaksanaan kerja, termasuk safety culture,

perencanaan kerja, komunikasi, kebijakan dan dukungan pihak manajemen. Ukuran

work processes meliputi jumlah rework, turn over dan efisiensi.

Delapan faktor yang mempengaruhi performans operator tersebut, dalam metode SPAR-

H telah ditentukan masing-masing 5 level seperti yang tercantum pada Tabel 7.4

sebagai berikut:

Tabel 7.4 Delapan faktor PSF metode SPAR-H

No PSFs Level PSFs Faktor/multiplier1 Available time Inadequante time 1

Time avaliable = time required 10Nominal time 1

Time available? 5x time required 0,1

18

Page 19: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

Time available? 50x time required 5

Tabel 7.4 Delapan faktor PSF metode SPAR-H (Lanjutan)

No PSFs Level PSFs Faktor/multiplier

2 Stress/StressorExtreme 5

High 2Norminal 1

3 ComplexityHighly Complex 5

Moderately Complex 2Nominal 1

4 ExperienceLow 3

Nominal 1High 0,5

5 Procedures

Not Available 50Incomplete 20

Available, but poor 5Nominal 1

6 Ergonomics

Missing/misleading 50Poor 10

Nominal 1Good 0,5

7 Fitness for DutyUnfit 10

Degraded fitness 5Nominal 1

8 Work ProcessPoor 2

Nominal 1Good 1

Metode SPAR-H mempertimbangkan dependency dalam arti pengaruh negatif dari

human error pada error yang diidentifikasi dan selanjutnya dalam model dimana

direfleksikan dalam perhitungan HEP. Jika terdapat 3 atau lebih PSF positif atau negatif

maka untuk mendapatkan HEP akhir adalah dengan menggunakan formulasi berikut

(Gertman, 2005):

Apabila tidak terdapat dependency maka perhitungan hanya berhenti sampai dengan

HEP yang telah dihitung tadi. Tetapi apabila terdapat dependency maka untuk

menghitung besarnya HEP dapat digunakan formulasi sebagai berikut:

19

Page 20: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

Jenis dependency dapat ditentukan dengan melihat pada Tabel 7.5 dependency

condition berikut ini:

Tabel 7.5 Dependency Condition

Condition Number

Crew (Same or Different)

Time (Close in time or

not close in time)

Location (same or different)

Cues (additional

or no additional

Dependency

1

Same

cs

na Complete2 a Complete3

dna High

4 a High5

ncs

na High6 a Moderate7

dna Moderate

8 a Low9

Different

cs

na Moderate10 a Moderate11

dna Moderate

12 a Moderate13

ncs

na Low14 a Low15

dna Low

16 a Low17 Zero

1.9. Konsep Human Reliability Assessment (HRA)

Human Reliability adalah pengukuran kemungkinan terjadinya human error dalam

sistem. Human Reliability Assessment (HRA) adalah sebuah metode pengukuran kinerja

atau keandalan manusia atau operator dalam menangani tugas yang dibebankan padanya

(Nachrul Ansori dan M Imron Mustajib, 2013). Tujuan utama dari pengukuran

keandalan manusia atau human error reliability antara lain:

1. Mengidentifikasi human error apa yang dapat terjadi (human error identification)

2. Menentukan bagian human error yang mungkin terjadi (human error

quantification)

20

Page 21: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

3. Jika diperlukan meningkatkan keandalan kinerja manusia dengan mengurangi

human error yang terjadi (human error reduction)

1.10. Langkah-langkah HRA

Metode HRA mengutamakan langkah-langkah dalam pengerjaannya. Setiap langkah

sudah teridefinisi dengan jelas sehingga mempermudah analisis dalam bekerja, berikut

ini adalah diagram langkah pengerjaan dalam HRA beserta uraiannya pada Gambar 7.4

sebagai berikut (Nachrul Ansori dan M Imron Mustajib, 2013):

Gambar 7.4 Proses Human Reliability Assessment (HRA)

1. Definisi Masalah

Dalam pendefinisian masalah, terdapat beberappa faktor yang akan membantu

dalam mengarahkan dan membatasi ruang lingkup HRA. Yang pertama

21

Page 22: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

menentukan ruang lingkup masalah adalah sistem yang menjadi objek analisa yang

memiliki kepekaan terhadap terjadinya kesalahan manusia. Dengan kata lain

kelangsungan sistem bergantung pada keandalan manusia atau operator. Derajat

kebergantungan sistem pada dasarnya sulit ditentukan akan tetapi dapat ditinjau

dari tiga faktor yaitu:

a. Kompleksitas, berkaitan dengan seberapa lama proses produksi sudah berjalan

(pengalaman operasional dan seberapa jauh pengalaman operator terhadap

operasional proses produksi yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Interaksi, berkaitan dengan derajat interaksi antara subsistem dan komponen

c. Keterikatan, berkaitan dengan hubungan antar subsistem yang tidak dapat

saling menggantikan (back up) pada saat subsistem yang satu mengalami

kerusakan. Kelangsungan masing-masing subsistem akan sangat

mempengaruhi kelangsungan sistem secara keseluruhan.

Sehingga sistem yang membutuhkan HRA secara intensif adalah sistem yang

memiliki kompleksitas, interaksi dan keterkaitan yang tinggi.

2. Task Analysis

Task analysis adalah pendekatan fundamental untuk para ergonom. Ini adalah tool

yang menggambarkan dan menganalisa bagaimana proses operator berinteraksi

dengan sistem itu sendiri dan dengan orang lain pada sistem tersebut. Secara

praktis, TA mendeskripsikan apa yang operator perlu lakukan dalam bentuk

aktivitas fisik maupun kognitif untuk mencapai goal sistem. salah satu metode yang

umum digunakan yaitu Hirarchycal Task Analysis (HTA).

Hirarchycal Task Analysis (HTA) merupakan pendekatan top-down yaitu dimulai

dari tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan serangkaian aktivitas atau disebut

proses generatif. Terdapat tiga aspek dalam HTA yaitu plan, stopping rule, dan

numbering. Plan merupakan aturan main bagaimana aktivitas-aktivitas yang ada

pada level bawah harus berfungsi untuk mencapai goal. Ada beberapa macam plan

yaitu dikerjakan secara berurutan tertentu, any order, siklik dan sebagainya.

Stopping rule adalah aturan yang membatasi sampai sejauh mana task harus di

break down menjadi sub-task dan operasi. Konsep stopping rule yang utama

22

Page 23: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

digunakan adalah berhenti meredeskripsi task jika redeskripsi lebih lanjut tidak lagi

menambah informasi yang berguna untuk analisa proses. Biasanya HTA berhenti

pada saat mencapai level operasi daripada level task, numbering atau penomoran

dilakukan secara berurutan sesuai hirarki task dan aktivitas yang sudah dibuat.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam HTA sebagai berikut:

a. Tentukan aspek masalah dari task yang akan dianalisa. Tentukan tujuan secara

keseluruhan dengan batasan-batasannya. Selain itu tentukan ruang lingkup

tujuan tersebut, apakah aktivitas task melibatkan aktivitas perawatan, aktivitas

pada saat task berjalan abnormal atau mengalami gangguan.

b. Definisikan sub sub task untuk mencapai tujuan secara keseluruhan dan

mulailah membangun. Teruskan sampai level dari operasi terdeskripsi dengan

jelas.

c. Untuk setiap kotak, tentukan kotak-kotak subordinate dibawahnya, periksa

apakah goal, task, dan operasi secara lengkap telah terdeskripsi.

d. Jika diperlukan sebuah keputusan sebagai bagian dari operasi atau task

tersebut. Jika terdeskripsi dihentikan dan ternyata masih menyisakan keputusan

implisit, maka kemungkinan ada informasi tertentu yang dirahasiakan. Jika

operasi menampakkan ketidakjelasan yang membingungkan analis, maka

hentikan redeskripsi.

3. Identifikasi dan Klasifikasi human Error

Tahap berikutnya melibatkan dua macam aktivitas yaitu identifikasi human error

(human error identification, HEI) dan klasifikasi human error (human error

classification, HEC). Identifikasi human error merupakan aktivitas menemukan

kesalahan-kesalahan manusia yang terjadi dalam sistem. Sedangkan klasifikasi

human error merupakan aktivitas memasukkan error hasil identifikasi ke dalam

kategori-kategori tertentu sehingga memudahkan langkah kuantifikasi dan

penentuan alternatif perbaikan.

Identifikasi human error sangat berkaitan dengan pertanyaan kesalahan apa yang

dapat terjadi dalam sistem selama proses berjalan. Sehingga praktisi HRA harus

memahami sifat dasar dari beberapa tipe human error yang dapat terjadi dalam

sebuah lingkungan kerja yang kompleks. Beberapa keuntungan dasar yang

23

Page 24: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

diperoleh dari identifikasi dan klasifikasi human error adalah sebagai berikut:

a. Klasifikasi menawarkan sebuah struktur, sehingga human error dapat

dikategorikan dari beberapa kejadian error.

b. Jika yang dihasilkan adalah sebuah klasifikasi yang kuat, maka hasilnya akan

andal dan berulang, sehingga dapat digunakan oleh pengukur yang lain.

c. Klasifikasi juga dapat memberikan tambahan arti pada pengukuran dengan

mendefinisikan penyebab dan alasan error berikutnya lebih mudah untuk

diprediksi.

d. Dalam teori, klasifikasi sistem yang baik setidaknya akan memberikan

keluasan pengertian dari proses identifikasi error.

e. Sebaliknya, ada pula hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menyusun

klasifikasi dari human error

f. Jika klasifikasi sistem tidak cukup lengkap, error-error penting dapat saja

terabaikan oleh analis.

g. Jika klasifikasi error salah satu atau dangkal, perbedaan penting dari tipologi

error bias tidak terlihat.

Selanjutnya klasifikasi human error dapat digunakan setidaknya untuk tiga hal

berikut:

a. Untuk menganalisa kejadian-kejadian salah: mengidentifikasi apa yang terjadi

dan kemudian agar tidak terjadi.

b. Untuk tujuan-tujuan identifikasi human error: mengidentifikasi yang dapat

mempengaruhi tujuan proses

c. Untuk perhitungan human error: menghitung data yang ada untuk identifikasi

human error agar diperoleh nilai kemungkinan terjadi.

4. Representasi

Representasi adalah penggambaran bagaimana error yang sudah diidentifikasi

dapat terjadi sehingga dapat menjelaskan bagaimana hubungan antara error-error

yang ada. Metode representasi yang akan digunakan adalah fault tree analysis

(FTA) dengan menggambarkan fault tree diagram. Berikut adalah contoh

penggunaan fault tree dengan dua tingkatan pada Gambar 7.5 dimana basic event

24

Page 25: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

berupa kesalahan koreksi, initial performance serta top event yang berupa

kegagalan dalam tugas sebagai berikut ini:

Gambar 7.5 Fault Tree Diagram

a. Fault tree analysis (FTA)

Fault tree analysis adalah suatu teknik analisa design keandalan / Reliability

suatu design sistem yang bermula atas kesadaran terhadap efek kegagalan

sistem yang disebut juga “top event”. Dalam analisa ini dijelaskan bagaimana

top event disebabakan oleh kegagalan atau event pada level bawah baik secara

individu maupun kombinasi. Selain untuk menunjukkan hubugan logika antar

event sehingga menyebabkan top event terjadi, FTA juga dapat digunakan

untuk mengkuantifikasi probabilitas top event. Probabilitas gagal diperoleh dari

prediksi nilai reliability terhadap event kegagalan. Perlu diperhatikan bahwa

FTA yang berbeda harus dibangun untuk setiap top event yang disebabkan oleh

pola kegagalan atau hubungan logika antar event kegagalan yang berbeda.

Fault tree analysis merupakan teknik penggambaran kegagalan sistem

berkarakteristik top down yaitu dimulai dari kejadian awal yang disebut top

event. FTA dapat digunakan untuk menghitung probabilitas terjadinya top

event yang diperoleh dari prediksi keandalan event serta metode cut and tie set

untuk mengevaluasi probabilitas kegagalan sistem.

25

Page 26: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

b. Evaluasi Kualitatif Fault tree diagram

Analisa kualitatif fault tree dapat dianalisa dengan menggunakan metode

minimal cut and tie set secara top down. Sebuah cut set dari fault tree adalah

kumpulan kejadian besar yang mempunyai keterkaitan yang menyebabkan

terjadinya kejadian puncak. Sebuah path set adalah kumpulan rangkap dari cut

set. Ini juga adalah kumpulan dari kejadian besar dari fault tree dan jika tidak

ada kejadian dalam kumpulan ini terjadi maka kejadian puncak dijamin tidak

terjadi. Langkah pertama dalam analisa kualitatif fault tree diawali dari event

level pertama, apakah cukup untuk menyebabkan top event terjadi. Langkah

kedua event level pertama yang telah di break down dan event level kedua

dianalisa apakah mampu menyebabkan terjadinya top event dan seterusnya.

Cut set diperoleh dengan menggambar garis melalui blok dalam sistem untuk

menunjukkan jumlah minimum blok gagal yang menyebabkan seluruh sistem

gagal. Tie set (path set) diperoleh dengan menggambar garis melalui blok yang

jika semuanya bekerja dengan baik akan menyebabkan keseluruhan sistem

bekerja dengan baik.

5. Kuantifikasi human error

Dalam mengkuantifikasikan human error ini dimaksudkan untuk menentukan

derajat kepetingan masing-masing jenis kesalahan manusia yang mempengaruhi

sistem. pada langkah ini task-task diklasifikasikan untuk mempermudah penentuan

nominal probabilitas human error. Kemudian diidentifikasi kondisi yang

mengakibatkan terjadinya error yang ditunjukkan dalam bentuk skenario yang

memberikan pengaruh negatif terhadap performansi manusia. Teknik

mengkuantifikasikan keandalan manusia mengandung suatu perhitungan dari

probabilitas human error (HEP) yang menunjukkan penilaian pada Human

Reliability Assessment. Adapun perhitungan HEP sebagai berikut:

HEP = lamanya waktu kesalahan telah terjadipeluang terjadinya kesalahan

8. Metodologi Penelitian

26

Page 27: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

Metodologi penelitian merupakan kerangka penelitian yang berisi langkah-langkah

dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang diteliti. Adapun tahapan-tahapan

kegiatan dalam penelitian ini sebagai berikut:

27

Page 28: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

Gambar 8.1 Diagram Alir Kegiatan Penelitian

28

Ta

ha p Pe

rsi

Tah

ap

Pen

gum

pul

an

Dat

a

Tah

ap

Pen

gol

aha

n D

ata

Tah

ap

Ana

lisa

dan

P

emb

ahas

an

Pe

nut

up

Page 29: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

9. Relevansi

Adapun gagasan yang dihasilkan dari penelitian ini bagi perusahaan dan mahasiswa/i

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan atau masukan yang berguna sebagai

bahan pertimbangan perusahaan dalam mengoptimalkan keandalan manusia serta

mengetahui besaran human error probability (HEP) berdasarkan metode HEART

dan SPAR-H pada prosedur kerja yang ada.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai syarat penyelesaian perkuliahan dan penerapan ilmu

pengetahuan yang diperoleh selama menjalani masa perkuliahan di Jurusan Teknik

Industri Fakultas Teknik Universitas Mulawarman.

10. Jadwal Kegiatan

Penelitian dilakukan dengan strategi serta pengambilan data kerja perusahaan dan

konsultasi kepada pihak-pihak yang berkompeten. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan

penelitian pada Tabel 10.1 sebagai berikut:

Tabel 10.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Skripsi

` KegiatanBulan

Mei2014

Juni2014

Juli 2014

Agustus2014

1 Persiapan

2 Penyusunan proposal

3 Pengumpulan data

4 Pengolahan data

5Asistensi dengan dosen pembimbing

6 Persiapan seminar hasil

7 Seminar hasil

8 Persiapan pendadaran

9 Pendadaran

29

Page 30: Proposal Penelitian Diterima

Contact Person Muhammad Istiyanto Yusuf HP: 082353950678

Email: [email protected]

11. Daftar Pustaka

Akbar, Farid Harahap. 2012. Reliability Assessment Sebagai Upaya Pengurangan human Error Dalam Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jurnal Skripsi. Universitas Indonesia: Depok

Albertho, Charles Situmeang. Analisa Tingkat Keandalan Dengan Metode HEART (Studi Kasus di Stasiun Kereta Api Poncol Semarang). Jurnal Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang

Gertman, D,. dkk. 2005. The SPAR-H human Reliability Analysis Method. Idaho National Laboratory: Washington DC

Julie Bell & Justin Holroyd. 2009. Review of human Reliability Assessment Methods.Healt and Safety Laboratory: Derbyshire

Nachnul Ansori & M Imron Mustajib.2013. Integrated Maintance Sistem.Graha Ilmu: Yogyakarta

Rahman, Ahmad Faiz. 2010. Penerapan Metode human Reliability Assessment Pada Aktivitas Pengelasan SMAW Untuk Meminimasi human Error. Jurnal Skripsi.Universitas Trunojoyo: Madura

30