proposal penelitian

27
PROPOSAL PENELITIAN Meningkatkan Hasil belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat Pada Kelas VII SMP Negeri 2 Medang Deras Melalui Model Pembelajaran Matematika Realistik. Nama : Romamarisi Napitupulu, S. Pd NIP : 19620520 199412 2 001 Sekolah : SMP N 2 Medang Deras

Upload: dedy-solin

Post on 12-Apr-2017

58 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal penelitian

PROPOSAL PENELITIAN

Meningkatkan Hasil belajar Matematika Pada

Pokok Bahasan Bilangan Bulat Pada Kelas VII

SMP Negeri 2 Medang Deras Melalui Model

Pembelajaran Matematika Realistik.

Nama : Romamarisi Napitupulu, S. Pd

NIP : 19620520 199412 2 001

Sekolah : SMP N 2 Medang Deras

DINAS PENDIDIKAN

KABUPATEN BATU BARA

Page 2: Proposal penelitian

Proposal Penelitian

Meningkatkan Hasil belajar Matematika Pada

Pokok Bahasan Bilangan Bulat Pada Kelas VII

SMP Negeri 2 Medang Deras Melalui Model

Pembelajaran Matematika Realistik.

Bab. I

Pendahuluan

a. Latar Belakang

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

adalah masih rendahnya rendahnya mutu pendidikan dari sebagian sekolah,

khususnya juga Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Medang Deras Kabupaten

Batu Bara. Menurut laporan Bank Dunia (1999) salah penyebab makin

menurunnya mutu persekolahan di Indonesia adalah kurang profesionalnya para

guru dan kepala sekolah.

Dalam perkembangan peradaban modern, matematika memegang peranan

penting, karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan menjadi

sempurna. Matematika merupakan ilmu yang diperlukan oleh semua ilmu

pengetahuan dan tanpa bantuan matematika semua ilmu pengetahuan dan

teknologi tidak mendapat kemajuan yang berarti.

Hasil belajar matematika siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2

Medanng Deras belum memuaskan. Hal ini ditandai dengan rendahnya rata-rata

matematika yang masih dibawah 7,00. Rendahnya hasil belajar matematika

tersebut disebabkan oleh kesulitan siswa untuk belajar matematika dan kegiatan

pembelajaran di SMP N 2 Medang Deras masih berjalan secara konvensional.

Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center).

Penyebab rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam memahami objek-

objek matematika disebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami

Page 3: Proposal penelitian

konsep bilangan bulat, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-

soal bilangan bulat, siswa kesulitan mengingat rumus-rumus bilangan bulat dan

proses pembelajaran matematika tidak menyenangkan siswa oleh guru yang

beranggapan bahwa tugas utama mereka adalah menyelesaikan pembelajaran

yang dimuat dalam silabus ataupun buku pegengan siswa, bukan untuk

menolong mereka agar memahami materi yang dipelajari. Kemampuan siswa

memahami rumus-rumus, sehingga pembelajaran pasif. Pembelajaran

matematika di sekolah belum memiliki keterkaitan dengan realita dan kegiatan

manusia. Realita merupakan hal-hal yang nyata atau konkrit yang dapat

diamaati serta dipahami siswa lewat membayangkan, sehingga siswa dapat

mengerti pertanyaan yang diberikan guru. Hudoyo (1990) mengatakan bahwa

belajar matematika akan berhasil bila prosesnya melibatkan intelektual secara

optimal. Peristiwa pembelajaran yang dikehendaki bisa tercapai bila faktor-

faktor seperti : 1) siswa, 2) guru, 3) sarana prasarana dan penilaian berjalan

dengan baik.

Berdasarkan hal-hal diatas, maka dirasakan perlu melakukan penelitian

tindakan kelas yang berjudul “ Meningkatkan Hasil belajar Matematika Pada

Pokok Bahasan Bilangan Bulat Pada Kelas VII SMP Negeri 2 Medang Deras

Melalui Model Pembelajaran Matematika Realistik” .

b. Identifikasi Masalah

Untuk memfokuskan penelitian ini, maka perlu dilakukan identifikasi

masalah yang berkaitaan dengan model pembelajaran matematika. Untuk itu

perlu dilihat bagaimana kemampuan guru dalam menerapkan model

pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Apakah guru merencanakan

pembelajaran dengan baik ? Bagaimana model pembelajaran yang diterapkan

guru dalam mengajarkan matematika ? Adakah guru mempertimbangkan

karateristik dan hakekat dari mata pelajaran yang diasuhnya dalam

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa ? Faktor-faktor apa saja yang

turut mempengaruhi hasil belajar matematika di SMP ? Bagaimana hasil

Page 4: Proposal penelitian

belajar siswa kelas VII SMP yang diajar dengan model pembelajaran

matematika realistik ?

c. Perumusan Masalah

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, faktor internal maupun

eksternal. Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, maka masalah

yang diteliti adalah :

Apakah dengan model pembelajaran matematika realistik dapat

meningkatkan hasil belajar bilangan bulat ?

Untuk menjawab pertanyaan diatas digunakan tindakan dalam bentuk model

pembelajaran matematika realistik. Kemampuan guru menggunakan model

matematika realistik akan diukur melalui tes tertulis kepada siswa yang

diajarkannya.

d. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah sebagaimana dikemukakan diatas maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil

belajar siswa tentang bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran

matematika realistik.

e. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan ini membawa manfaat baik manfaat teoritis maupun

manfaat praktis. Manfaat teoritis antara lain berguna untuk pengembangan ilmu

dalam hal ini model matematika realistik. Sedangkan manfaat praktis hasil

penelitian ini berguna bagi :

1. Siswa, dapat lebih memahami soal-soal matematika yang realita

yang merupakan hal-hal yang nyata atau konkrit yang dapat

diamati serta dipahami siswa lewat membayangkan, sehingga

siswa dapat mengerti pertanyaan yang diberikan guru.

2. Guru, dapat menambah wawasan dalam model pembelajaran

matematika realistik.

Page 5: Proposal penelitian

3. Sekolah, dapat meningkaatkan prestasi dalam hal pembelajaran

matematika.

BAB II.

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Guru Dalam Model Pembelajaran Matematika Realistik.

Model Pembelajaran matematika realistik adalah model pembelajaran yang

mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus

dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia. Ini

berarti matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan

nyata sehari-hari. Matematika sebagai aktivitas manusia berarti manusia harus

diberikan kesempatan menemukaan kembali ide dan konsep matematika dengan

bimbingan guru (Gravemeijer, 1994). Upaya ini dilakukan melalui penjelajahan

berbagai situasi dan persoalan-persoalan “realistik”. Realistik dalamm hal ini

dimaksudkan tidak mengaju pada realitas tetapi pada sesuatu yang dapat

dibayangkan oleh siswa (Slattenhaar, 2000).

Prinsip penemuan kembali dapat diinspirasi oleh prosedur-prosedur

pemecahan informal, sedangkan prosespenemuan kembali menggunakan

konsep matematisasi. Dua jenis matematisasi diformulasikan oleh Treffers

(1991) yaitu matematisasi horisontal dan vertikal. Contoh matematisasi

horisontal adalah pengidentifikasian, perumusan dan penvisualisasi masalah

dalam cara-cara yang berbeda dan pentransformasian masalah dunia real ke

masalah matematika. Contoh matematisasi vertikal adalah representasi

hubungan-hubungan dalam rumus, perbaikan dan penyesuaian model

matematik, penggunaan model-model yang berbeda, dan penggeneralisasian.

Kedua jenis matematisasi ini mendapat perhatian seimbang karena kedua

matematisasi ini mempunyai nilai sama (Van den Heuvel-Penhuizen, 2000).

Model pembelajaran matematika realistik adalah adalah suatu model yang

menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran. Melalui

Page 6: Proposal penelitian

aktivitas matematisasi horisontal dan vertikal diharapkan siswa dapat

menemukan dan mengkonstruksi konsep-konsep matematika. Karakteristik

model pembelajaran matematika realistik adalah menggunakan konteks “dunia

nyata”, model-model,produksi dan konstruksi siswa,interaktif dan keterkaitan.

a. Menggunakan Konteks “Dunia Nyata”

Dalam model pembelajaran matematika realistik diawali dengan masalah

kontekstual sehingga memungkinkan siswa menggunakan pengalaman sebelum

secara langsung.

b. Menggunakan Model-Model

Istilah model berkaitan dengan model situasi dan model matematik yang

dikembangkan siswa sendiri. Artinya siswa membuat model sendiri dalam

menyelesaikan masalah.

c. Menggunakan Produksi dan Konstruksi

Streefland (1991) menekankan bahwa dengan pembuatan “produksi

bebas”siswa terdorong untuk melakukan refleksi pada bagian yang mereka

anggap penting dalam proses belajar.

d. Menggunaka Interaktif

Interaksi antarsiswa dengan guru merupakan hal yang mendasar dalam

model pembelajaran matematika realistik. Secara eksplisit bentuk-bentu

interaksi yang berupa negosiasi, penjelasan, pembenaran, setuju dan tidak

setuju, pertanyaan atau refleksi digunakan untuk mencapai bentuk formal dari

bentuk-bentuk informal siswa.

e. Menggunakan Keterkaitan

Dalam model pembelajaran matematika realistik pengintegrasian unit-unit

matematika adalah essensial. Jika dalam pembelajaran kita mengabaikan

keterkaitan dengan bidang yang lain, maka akan berpengaruh pada pemecahan

masalah.

Page 7: Proposal penelitian

2. Model Pembelajaran Matematika Realistik dan Proses

Pelaksanaannya.

Menurut Freudenthal ( dalam Ropin, 2006 ) mengatakan bahwa model

pembelajaran matematika realistik memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1)

matematika dipandang sebagai kegiatan manusia sehari-hari, sehingga

memecahkan masalah kehidupan sehari-hari merupakan bagian yang essensial,

2) belajar matematika berarti bekerja dengan matematika, 3) siswa diberi

kesempatan untuk menemukan konsep-konsep matematika melalui bimbingan

guru, 4) proses belajar mengajar bberlangsung secara interaktif, dan siswa

menjadi fokus dari semua aktifitas di kelas, dan 5) aktifitas yang dilakukan

meliputi menemukan masalah-masalah kontekstual, memecahkan dan

mengorganisasi bahan ajar.

Untuk lebih memahami model pembelajaran matematika realistic, pada table

1 dipaparkan implementasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Tabel 1

Implementasi Model Pembelajaran Realistik Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Aktifitas Guru Aktifitas Siswa

Guru memberi penjelasan pelajaran

soal kontekstual

Siswa secara individu atau kelompok

kecil mengerjakan soal dengan

strategi informal

Guru merespon secara positif jawaban

siswa dan memberi kesempatan untuk

memikirkan strategi yang paling

efektif

Siswa secara sendiri-sendiri atau

berkelompok menyelesaikan masalah

tersebut

Guru mengarahkan siswa pada

masalah kontekstual dan selanjutnya

meminta siswa mengerjakan masalah

dengan menggunakan pengalaman

mereka sambil menghampiri siswa

dan memberi bantuan seperlunya.

Beberapa siswa mengerjakan soal di

papan tulis, melalui diskusi kelas,

jawaban siswa dikonfrontasikan

Guru mengenalkan istilah konsep Siswa merumuskan bentuk

Page 8: Proposal penelitian

matematika formal

Guru memberi tugas di rumah yaitu

mengerjakan soal atau membuat soal

cerita beserta jawabannya yang sesuai

dengan matematika formal.

Siswa mengerjakan tugas rumah dan

menyerahkannya kepada guru

Fase-fase didalam model pembelajaran matematika realistik dan tingkah

laku guru adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Fase-fase Model Pembelajaran Matematika Realistik

Fase-fase Tingkah Laku Guru

Memahami masalah kontekstual Guru menyajikan masalah kontekstual dan

meminta siswa untuk memahami masalah

tersebut. Karakteristik fase ini adalah

menggunakan masalah sebagai starting

point untuk menuju ke matematika formal

sampai pada pembentukan konsep.

Menjelaskan masalah

kontekstual

Guru menjelaskan situasi dan kondisi soal

dengan memberi petunjuk atau berupa

saran seperlunya terhadap bagian tertentu

yang belum dipahami oleh siswa.

Penjelasan hanya sampai siswa mengerti

maksud soal. Karakteristik fase ini adalah

interaksi antara siswa dengan guru

Menyelesaikan masalah

kontekstual

Guru memotivasi siswa dengan memberi

petunjuk pernyataan atau saran, dan siswa

bekerja secara individual dengan cara

mereka sendiri. Karakteristik fase ini

adalah menggunakan model

Membandingkan dan

mendiskusikan jawaban

Guru menyediakan waktu dan kesempatan

kepada siswa untuk membandingkan dan

mendiskusikan jawaban soal secara

berkelompok, kemudian di diskusikan

secara menyeluruh di dalam kelas.

Karakteristik fase ini adalah mengguakan

konstribusi siswa dan terdapat interaksi

Page 9: Proposal penelitian

antara siswa yang satu dengan yang lain.

Menyimpulkan Guru mengarahkan siswa untuk menarik

kesimpulan suatu konsep atau prosedur.

3. Model Pembelajaran Matematika Realistik dalam Pokok Bahasan

Bilangan Bulat

Model pembelajaran matematika realistik dalam pokok bahasan bilangan

bulat dapat membantu siswa dalam pemahaman konsep dasar yang harus

dimiliki untuk dapat belajar matematika. Dengan model ini siswa dapat : 1)

mendefenisikan konsep secara verbal, 2) membuat contoh dan non contoh

penyangkal, 3) mempresentasikan suatu konsep dengan model, diagram dan

simbol, 4) mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lain, 5) mengenal

berbagai makna dan interpretasi konsep, 6) mengidentifikasi sifat suatu konsep

dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep, 7) membandingkan dan

membedakan konsep-konsep.

Model matematika realistik dapat membantu siswa dalam mempelajari

konsep dasar matematika. Bilangan bulat adalah materi pokok dasar yang harus

dikuasai siswa untuk dapat menguasai ilmu matematika. Agar lebih mudah

dikuasai siswa, sebaik pengajaran matematika dicirikan sebagai berikut : 1)

matematika dipandang sebagai kegiatan manusia sehari-hari, sehingga

memecahkan masalah-masalah kehidupan sehari-hari merupakan bagian yang

essensial, 2) belajar matematika berarti bekerja dengan matematika, 3) siswa

diberi kesempatan untuk menentukan konsep-konsep matematika melalui

bimbingan guru.

B. Penelitian yang Relevan

Hasil-hasil penelitian memperlihatkan bahwa model pembelajaran

matematika realistik telah membawa dampak yang besar demi kemajuan

pembelajaran matematika di sekolah. Ropin Sigalingging (2006)

Page 10: Proposal penelitian

mengungkapkan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lubuk Pakam

Kaabupaten Deli Serdang yang diajar dengan model pembelajaran realistik

memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Sedangkan Siti Ummu

Kultum (2008) mengungkapkan siswa kelas VII-E SMP N 2 Banjaran

Kabupaten Bandung terjadi peningkatan pemahaman dan respon positif

terhadap matematika dengan melihat hasil tes formatif yang menunjukkan

peningkatan yang cukup signifikan setelah diajar dengan model pembelajaran

matematika realistik. Siswa juga memberikan respon positif terhadap

pembelajaran matematika. Aula Fatayati (2010) mengungkapkan hasil belajar

operasi hitung satuan waktu siswa kelas V SD Negeri Kebonsari 02

Kademangan setelah diajar dengan model pembelajaran matematika realistik

mengalami peningkatan, dilihat dari hasil tes pra tindakan siswa yang mencapai

KKM 33%, pada siklus I 75,33% dan pada siklus ke II 100% .

C. Kerangka Berfikir

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting. Karena

pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang SD sampai dengan

perguruan tinggi. Sampai saat ini matematika merupakan salah satu mata

pelajaran yang diujikan secara nasional, mulai dari tingkat SD sampai SMA.

Bagi siswa selain untuk menunjang dan mengembangkan ilmu-ilmu lainnya,

matematika juga diperlukan untuk bekal terjun dan bersosialisasi dalam

kehidupan bermasyarakat.

Bilangan bulat adalah salah satu materi pokok yang harus dipelajari dan

dikuasai siswa untuk dapat mempelajari matematika. Bilangan bulat adalah

materi dasar-dasar dalam ilmu matematika. Dalam mempelajari materi bilangan

bulat dituntut keseriussan siswa dan ketekunan untuk memahami konsep-

konsep dasarnya.

Model pembelajaran matematika realistik adalah suatu model yang

menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran. Melalui

Page 11: Proposal penelitian

aktivitas matematisasi horisontal dan vertikal diharapkan siswa dapat

menemukan dan mengkonstruksi konsep-konsep matematika. Karakteristik

model pembelajaran matematika realistik adalah menggunakan konteks “dunia

nyata”, model-model,produksi dan konstruksi siswa,interaktif dan keterkaitan.

a. Menggunakan Konteks “Dunia Nyata”

Dalam model pembelajaran matematika realistik diawali dengan masalah

kontekstual sehingga memungkinkan siswa menggunakan pengalaman sebelum

secara langsung.

b. Menggunakan Model-Model

Istilah model berkaitan dengan model situasi dan model matematik yang

dikembangkan siswa sendiri. Artinya siswa membuat model sendiri dalam

menyelesaikan masalah.

c. Menggunakan Produksi dan Konstruksi

Streefland (1991) menekankan bahwa dengan pembuatan “produksi

bebas”siswa terdorong untuk melakukan refleksi pada bagian yang mereka

anggap penting dalam proses belajar.

d. Menggunaka Interaktif

Interaksi antarsiswa dengan guru merupakan hal yang mendasar dalam

model pembelajaran matematika realistik. Secara eksplisit bentuk-bentu

interaksi yang berupa negosiasi, penjelasan, pembenaran, setuju dan tidak

setuju, pertanyaan atau refleksi digunakan untuk mencapai bentuk formal dari

bentuk-bentuk informal siswa.

f. Menggunakan Keterkaitan

Dalam model pembelajaran matematika realistik pengintegrasian unit-unit

matematika adalah essensial. Jika dalam pembelajaran kita mengabaikan

keterkaitan dengan bidang yang lain, maka akan berpengaruh pada pemecahan

masalah.

Page 12: Proposal penelitian

Berdasarkan pemikiran diatas diduga bahwa model pembelajaran matematika

realistik dapat meningkatkan hasil belajar matematika bilangan bulat pada kelas

VII SMP Negeri 2 Medang Deras.

D. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir, maka dapat dirumuskan

hipotesis tindakan sebagai berikut : Hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2

Medang Deras tentang bilangan bulat yang diajar dengan model pembelajaran

matematika realistik akan meningkat.

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Page 13: Proposal penelitian

1. Jenis Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Medang Deras,

Kabupaten Batu Bara. Eksperimen dilakukan terhadap kelas VII-A yang

berjumlah 32 orang. Jenis tindakan yang diberikan adalah model pembelajaran

matematika realistik dengan materi bilangan bulat. Hasil pembelajaran dengan

model ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Perencanaan Tindakan

A. Jenis Tindakan Yang Akan Dilakukan

Jenis tindakan adalah model pembelajaran matematika realistik tentang

bilangan bulat. Materi akan dibagi beberapa bagian, yaitu : 1) Bilangan bulat

pada garis bilangan, 2) Operasi hitung bilangan bulat dan sifat-sifatnya, 3)

Bilangan pecahan dan lambangnya, 4) Mengubah pecahan ke bentuk pecahan

lainnya, 5) Operasi hitung pada pecahan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan

dengan roster(jadwal) pertemuan kelas. Untuk mengetahui pengetahuan awal

siswa, maka setiap siswa dilakukan pre tes dan pengetahuan sesudah

pembelajaran dengan post tes. Adapun scenario atau langkah-langkah

pelaksanaan model pembelajaran matematika realistik adalah :

Tabel 3

Langkah –Langkah Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah-langkah Tingkah laku guru Tingkah laku siswa

Memahami masalah

kontekstual

Guru menyajikan masalah

kontekstual dan meminta

siswa untuk memahami

masalah tersebut.

Karakteristik fase ini adalah

menggunakan masalah

sebagai starting point untuk

menuju ke matematika

Siswa secara individu

atau kelompok kecil

mengerjakan soal

dengan strategi informal

Page 14: Proposal penelitian

formal sampai pada

pembentukan konsep.

Menjelaskan

masalah kontekstual

Guru menjelaskan situasi

dan kondisi soal dengan

memberi petunjuk atau

berupa saran seperlunya

terhadap bagian tertentu

yang belum dipahami oleh

siswa. Penjelasan hanya

sampai siswa mengerti

maksud soal. Karakteristik

fase ini adalah interaksi

antara siswa dengan guru

Siswa secara sendiri-

sendiri atau

berkelompok

menyelesaikan masalah

tersebut

Menyelesaikan

masalah kontekstual

Guru memotivasi siswa

dengan memberi petunjuk

pernyataan atau saran, dan

siswa bekerja secara

individual dengan cara

mereka sendiri.

Karakteristik fase ini adalah

menggunakan model

Beberapa siswa

mengerjakan soal di

papan tulis, melalui

diskusi kelas, jawaban

siswa dikonfrontasikan

Membandingkan dan

mendiskusikan

jawaban

Guru menyediakan waktu

dan kesempatan kepada

siswa untuk

membandingkan dan

mendiskusikan jawaban soal

secara berkelompok,

kemudian di diskusikan

secara menyeluruh di dalam

kelas. Karakteristik fase ini

adalah mengguakan

konstribusi siswa dan

terdapat interaksi antara

siswa yang satu dengan

yang lain.

Siswa merumuskan

bentuk matematika

formal

Menyimpulkan Guru mengarahkan siswa

untuk menarik kesimpulan

suatu konsep atau prosedur.

Siswa mengerjakan

tugas rumah dan

menyerahkannya

kepada guru

Page 15: Proposal penelitian

B. Menyusun Instrumen Proses Pelaksanaan Tindakan dan Dampak dari

Tindakan.

Untuk setiap proses pelaksanaan pembelajaran dibuat angket kepada siswa,

apakah tindakan yang diberi dapat meningkatkan minat untuk belajar

matematika. Dampak dari tindakan akan dibuat tes untuk mengukur apakah

memang benar pemahaman siswa bertambah tentang pembelajaran setelah

tindakan diberi.

Instrumen proses pelaksanaan tindakan ini nantinya berguna untuk melihat

respon siswa selama pembelajaran, apakah siswa merasakan perbedaan

pembelajaran dari yang sebelumnya dirasakan siswa waktu belajar matematika.

Dampak dari tindakan beruapa tes akan diambil dari indicator yang telah

ditentukan sebelumnya untuk melihat apakah memang tindakan yang diberi

membawa dampak bagi siswa.

C. Pedoman Pengolahan dan Analisis Data Hasil Pengamatan dan Hasil

Tes Penguasaan Materi Pembelajaran.

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

diskriptif : a. Data hasil angket siswa dianalisis dengan diskriptif dan refleksi

b. Hasil tes dianalisis dengan analisis diskriptif komparatif yaitu

membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indicator kinerja.

D. Indikator dari Keberhasilan Tindakan.

Indikator keberhasilan tindakan adalah kondisi akhir yang diharapkan.

Kondisi akhir yang diharapkan dari tindakan ini adalah proses dan hasil. Proses

berlangsungnya pembelajaran dapat dilihat dari respon siswa yang menyatakan

dengan tindakan ini siswa semakin gemar matematika dan 80% siswa tuntas

dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 70.

E. Jadwal Pelaksanaan Tindakan

Page 16: Proposal penelitian

Jadwal pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan jadwal pembelajaran di

SMP Negeri 2 Medang Deras.

3. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan artinya peneliti melaksanakan tindakan sesuai

yang telah direncanakan. Peneliti melaksanakan model pembelajaran

matematika realistik sesuai jadwal yang telah ada. Materi dan skenario yang

telah disiapkan dilaksanakan oleh peneliti secara konsisten. Pada akhir tindakan

angket siswa yang telah disiapkan diisi siswa.

Data yang dikumpul berupa hasil tes dan angket tentang tanggapan siswa

akan dianalisis nantinya. Setelah data hasil tes terkumpul dilakukan

pemeriksaan, pengolahan dan analisis data sebagai bahan menarik kesimpulan

efektif tidaknya jenis tindakan terhadap perubahan tingkah laku siswa dengan

cara membandingkan hasil analisis data dengan indikator keberhasilan.

4. Evaluasi dan Refleksi Tindakan

Tahapan ini adalah melakukan kajian dan penilaian proses tindakan dan

hasil atau dampak tindakan terhadap perubahan tingkah laku sasaran. Tahap ini

membandingkan hasil angket siswa dengan hasil tes penguasaan siswa terhadap

materi pembelajaran. Apakah model pembelajaran matematika realistik tersebut

cukup meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran matematika atau

belum. Tinggi rendahnya hasil tes yang diperoleh siswa menunjukkan efektif

tidaknya model pembelajaran matematika realistik. Hasil tes tersebut

dibandingkan juga dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Jika belum berhasil berarti model pembelajaran matematika

realistik belum efektif. Dalam kondisi seperti ini maka tindakan harus

diperbaiki dan diulang kembali. Perbaikan mungkin dalam hal materi bilangan

bulat yang dibahas atau dalam langkah-langkah melaksanakan pembelajaran

(skenario pembelajaran) atau pelaksanaan pembelajaran yang perlu ditambah.

5. Siklus Tindakan

Page 17: Proposal penelitian

Siklus tindakan adalah melaksanakan tindakan pada putaran berikutnya

sesuai dengan rencana tindakan yang telah disempurnakanberdasarkan hasil

evaluasi dan refleksi. Perbaikan jenis tindakan bisa materi pembelajaran atau

skenario pelaksanaan pembelajaran. Siklus tindakan akan berhenti apabila

dampak tindakan terhadap perubahan tingkah laku sasaran optimal. Kegiatan

pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan yang

sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk

meyakinkan atau menguatkan hasil. Tapi pada umumnya kegiatan yang

dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari

tindakan terdahulu yang ditujukan untuk mengatasi berbagai

hambatan/kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.

Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan masih merasa puas, dapat

melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan

siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa siklus harus dilakukan.

Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran

sebaiknya tidak kurang dari dua siklus tindakan agar diperoleh hasil tindakan

yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Adha, A. F. 2011, Peningkatan Hasil Belajar Operasi Hitung Satuan Waktu Dengan Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia di kelas V SDN Kebonsari 02 Kademangan. Skripsi, Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Pra Sekolah, FIP . Uiversitas Negeri Malang.

Page 18: Proposal penelitian

De Lange, J. 1987, Mathematics Insight Meaning. Ultreech : Ow and Oc.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. KTSP, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta : Diknas.

Grafemeijer, K. P. E. 1994. Developing Realistic Mathematics Education. Fruedental Institute, Ultreech.

Sigalingging, R. 2006, Pengaruh Model Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP N 3 Lubuk Pakam. Tesis, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Zainurie, P. T, 2007. Pembelajaran Matematika Realistik [on line]. Tersedia : http // www. Duniaguru. com