proposal penelitian

53
Proposal Penelitian MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KLIEN AKSEPTOR SUNTIKAN DEPO PROGESTIN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS PLUS BARA-BARAYA MAKASSAR TAHUN 2012 MARFUAH IKBAL 09.110 AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2012

Upload: syihab-ikbal

Post on 22-Jan-2016

539 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian

Proposal Penelitian

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KLIEN AKSEPTOR SUNTIKAN DEPO PROGESTIN DENGAN KENAIKAN BERAT

BADAN DI PUSKESMAS PLUS BARA-BARAYA MAKASSAR TAHUN 2012

MARFUAH IKBAL 09.110

AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2012

Page 2: Proposal Penelitian

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KLIEN AKSEPTOR SUNTIKAN DEPO PROGESTIN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN

DI PUSKESMAS PLUS BARA-BARAYA

MAKASSAR TAHUN 2012

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan

Program Diploma Tiga (DIII) Kebidanan

MARFUAH IKBAL

09.110

AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2012

Page 3: Proposal Penelitian

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Penelitian ini berjudul “Manajemen Asuhan Kebidanan

Pada Klien Akseptor Suntikan Depo Progestin Dengan Kenaikan Berat

Badan Di Puskesmas Plus Bara-Baraya Makassar Tahun 2012” telah

disetujui untuk dipertahankan dalam ujian Proposal Penelitian dihadapan

Tim Penguji Akademi Kebidanan Muhammadiyah Makassar pada

Hari Jumat, tanggal 09 Maret 2012.

Makassar, 29 Februari 2012

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Muzdalifah Mannan, SKM, M.Kes Endri Nisa, SKM NIDN : 0922125301 NIDN : 0908128101

Page 4: Proposal Penelitian

PROPOSAL PENELITIAN

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KLIEN AKSEPTOR SUNTIKAN DEPO PROGESTIN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN

DI PUSKESMAS PLUS BARA-BARAYA MAKASSAR TAHUN 2012

Oleh:

MARFUAH IKBAL 09.110

Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji

Pada Tanggal, 09 Maret 2012

Susunan Dewan Penguji

1. Hj. Muzdalifah Mannan, SKM, M.Kes (…………………………) NIDN : 0922125301

2. Endri Nisa, SKM (…………………………)

NIDN : 0908128101

3. Dra. Hj. Mariani Assaad (…………………………) NIDN : 09251042201

Mengetahui,

Direktur Akademi Kebidanan Muhammadiyah Makassar

Hj.Muzdalifah Mannan, SKM, M.Kes

KTAM: 361 888

Page 5: Proposal Penelitian

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil „Alamin, Maha Besar dan Maha pengasih Allah

SWT yang telah memberikan izin-Nya untuk mengetahui sebagian kecil dari

ilmu yang dimiliki-Nya. Segala puji kehadirat-Nya atas perkenan-Nya dalam

menyelesaikan Proposal Penelitian ini dengan judul “Manajemen Asuhan

Kebidanan Pada Klien Akseptor Suntikan Depo Progestin Dengan Kenaikan

Berat Badan Di Puskesmas Plus Bara-Baraya Makassar Tahun 2012”

Dalam penyusunan Proposal Penelitian ini, banyak hikmah serta

tantangan dan hambatan yang dialami penulis yang semakin memberikan

motivasi untuk menyelesaikan tugas ini. Namun berkat bimbingan, bantuan

dan dorongan berbagai pihak sehingga Proposal Penelitian ini dapat

diselesaikan. Rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Hj. Muzdalifah Mannan, SKM, M.Kes selaku direktur Akademi

Kebidanan Muhammadiyah Makassar sekaligus selaku pembimbing I.

2. Ibu dr. Merry Ishak selaku Kepala Puskesmas Plus Bara-Baraya

Makassar yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

3. Ibu Endri Nisa, SKM selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu,

energi dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga

berbagai kendala yang dihadapi dalam penelitian ini dapat teratasi

Page 6: Proposal Penelitian

4. Ibu Dra. Hj. Mariani Assaad selaku penguji yang memberi saran dan

kritikan dalam penyusunan Proposal Penelitian kea rah yang lebih baik.

5. Dosen dan staf Akademi Kebidanan Muhammadiyah Makassar yang

selalu memberikan bimbingan, pengarahan dan keterampilan yang

bermanfaat bagi penulis dalam mengikuti pendidikan.

6. Sembah sujud untuk kedua orang tua dan saudara yang memberikan

dorongan moril, spiritual, material, dan do‟a restunya.

7. Sahabat–sahabatku mahasiswi Akbid Muhammadiyah Makassar

angkatan 2009 atas semua bantuannya.

Demikianlah Proposal Penelitian ini dipersembahkan dengan penuh

kecintaan dan harapan semoga tulisan ini dapat memberi makna bagi penulis

sendiri dan bagi orang-orang yang menggunakannya. Kritik dan saran yang

membangun sangat dibutuhkan penulis sebagai pelajaran di masa

mendatang.

Makassar, 29 Februari 2012

Penulis

Page 7: Proposal Penelitian

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iii

KATA PENGANTAR ....................................................................... iv

DAFTAR ISI ..................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................ 1

B. Ruang Lingkup Pembahasan .......................................... 5

C. Tujuan Penulisan ............................................................ 5

1. Tujuan Umum ........................................................... 5

2. Tujuan Khusus .......................................................... 5

D. Manfaat Penulisan .......................................................... 7

E. Metode penulisan ............................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Akseptor dan Keluarga Berencana

B. Tinjauan Umum Tentang Depo Progestin ...................... 18

1. Profil ......................................................................... 18

2. Jenis ......................................................................... 18

Page 8: Proposal Penelitian

3. Cara kerja ................................................................ 19

4. Efektifitas ................................................................. 19

5. Keuntungan ............................................................. 19

6. Keterbatasan ........................................................... 20

7. Yang Dapat menggunakan ...................................... 21

8. Yang Tidak Boleh Menggunakan ............................. 22

9. Waktu Mulai Menggunakan ..................................... 22

10. Efek Samping dan Penanganan .............................. 23

11. Cara Kerja Depo progestin ...................................... 28

C. Proses Manajemen Kebidanan ...................................... 30

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan ............ 30

2. Tahapan Dalam Manajemen Kebidanan ................. 30

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan ................... 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: Proposal Penelitian

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Konsultasi Pembimbing.

Lampiran II : Format Pengumpulan Data.

Lampiran IV : Lembar Persetujuan Responden.

Lampiran V : Surat izin pengambilan data awal dari Akbid Muhammadiyah Makassar.

Lampiran VI : Surat izin pengambilan data awal dari Dinas Kesehatan Kota

Makassar. Lampiran VII : Surat izin pengambilan data awal dari Puskesmas Plus Bara-

Baraya Makassar.

Page 10: Proposal Penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara berkembang yang laju

pertambahan penduduknya masih cukup tinggi diperkirakan penduduk

Indonesia pada tahun 2020–2025 mencapai 285 juta jiwa, untuk

mengatasi hal tersebut, pemerintah Indonesia mencanangakan program

Keluarga Berencana bagi pasangan suami istri (pasutri) usia subur

(Anonim, 2011).

Program Keluarga Berencana merupakan program yang

mendunia, hal ini sejalan dengan hasil kesepakatan Internasional

Conference on Population and Development (ICPD) yang dilaksanakan di

Kairo Mesir tahun 1994 yang menegaskan bahwa program Keluarga

Berencana disepakati untuk diperluas dan dikembangkan menjadi

program kesehatan reproduksi (Suratun, dkk, 2008).

Dengan visi paradigma baru program Keluarga Berencana

nasional yaitu untuk mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015.

Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju,

mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan,

tanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Page 11: Proposal Penelitian

dan misi dari Keluarga Berencana nasional pada paradigma baru adalah

menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai

integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (Wiknjosastro, 2007).

Berdasarkan visi dan misi tersebut program Keluarga Berencana

nasional mempunyai kontribusi yang penting untuk meningkatkan kualitas

penduduk. Hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan program Safe

Motherhood pada pilar pertama yaitu Keluarga Berencana sebagai salah

satu cara yang tepat dan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan

keluarga khususnya wanita.

Program Keluarga Berencana pada awal pelaksanaannya agak

memaksa peserta Keluarga Berencana karena hanya berorientasi pada

tujuan pemerintah untuk menekan angka kelahiran, menjarangkan, dan

menghentikan kehamilan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu

serta meningkatnya kesadaran masyarakat bahwa menjadi akseptor

Keluarga Berencana dapat meningkatkan kualitas keluarga dan telah

menjadi kebutuhan individu dan keluarga (Suratun dkk, 2008).

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa pemilihan alat

kontrasepsi oleh Pasangan Usia Subur (PUS) masih cukup bervariasi di

provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan data yang diperoleh dari BKKBN

Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2011 dari 1.663.100 PUS dan yang

menjadi peserta KB aktif sebesar 980.883 orang (58,97%) Dari peserta

KB aktif tersebut yang menggunakan KB suntik sebanyak 426.999 orang

Page 12: Proposal Penelitian

(45,53%). Pil sebanyak 324.985 orang (33,13%), implant sebanyak

93.529 orang (9,53%), Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) sebanyak

43.963 orang (4,48%) , Kondom sebanyak 74.051 orang (7,54%) Metode

Operatif Wanita (MOW) sebanyak 16.201 orang (1,65%) dan Metode

Operatif Pria (MOP) sebanyak 1.155 orang (0,11%).

Di Kota Makassar berdasarkan data yang diperoleh dari BKKBN

Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2011 dari 229.591 PUS dan yang

menjadi peserta KB aktif sebesar 127.045 orang (55,33%) Dari peserta

KB aktif tersebut yang menggunakan KB suntik sebanyak 53.565 orang

(42,16%). Pil sebanyak 40.224 orang (31,66%), implant sebanyak 12.218

orang (9,61%), Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) sebanyak 11.169

orang (8,79%) , Kondom sebanyak 4.731orang (3.72%) Metode Operatif

Wanita (MOW) sebanyak 4.427 orang (3,48%) dan Metode Operatif Pria

(MOP) sebanyak 711 orang (0,55%) (BKKBN Sul-Sel, 2011).

Berdasarkan pencatatan dan pelaporan dari hasil temuan di

Puskesmas Plus Bara-Baraya Makassar tahun 2011 yaitu 7240 akseptor

KB, yang menggunakan suntikan sebanyak 4018 peserta (55,49%), pil

2710 peserta (37,43%), implant 175 peserta (2,41%), IUD 61 peserta

(0,84%) MOP 1 peserta (0,01%) dan pemakaian kondom 275 peserta

(3,79%).

Page 13: Proposal Penelitian

Dari data-data diatas menunjukkan bahwa kontrasepsi suntikan

lebih banyak dimiliki dibandingkan dengan kontrasepsi lainnya, hal ini

dapat dilihat dari tingginya akseptor suntikan. Salah satu keuntungan

kontrasepsi suntikan yakni pemakaiannya sederhana setiap 8 sampai 12

minggu tingkat efektifitasnya tinggi, pengawasan medis yang ringan,

hubungan seks dengan suntikan KB bebas. Adapun kerugian dari

kontrasepsi suntikan yakni perdarahan yang tidak menentu, terjadi

amenorea (tidak datang bulan) berkepanjangan dan masih terjadi

kemungkinan hamil, sedangkan salah satu efek samping kontrasepsi

suntikan yakni berat badan bertambah, timbul flek-flek hitam di wajah atau

jerawat (Manuaba, I.A.C, 2010).

Peningkatan berat badan dapat disebabkan oleh banyak faktor

diantaranya adalah kelebihan makanan, kekurangan aktivitas fisik, faktor

psikologis dan genetik, pola konsumsi makanan, fisiologis, kebudayaan

dan hormon. Peningkatan berat badan yang berlebih dapat

menyebabkan berbagai penyakit, antara lain jantung, diabetes melitus,

hipertensi, kanker, sering menimbulkan beban psikologis bagi

penderitanya, tubuh yang kehilangan bentuk itu akan sangat merisaukan

terutama bagi wanita yang berhasrat untuk menurunkan berat badannya.

Para akseptor KB suntik biasanya mengeluh tentang terjadinya

peningkatan berat badan setelah beberapa kali menggunakan KB suntik.

Page 14: Proposal Penelitian

Dari data di atas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu

penelitian tentang “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Klien Akseptor

Suntikan Depo Progestin Dengan Kenaikan Berat Badan Di Puskesmas

Plus Bara-Baraya Makassar Tahun 2012”.

B. Ruang Lingkup Penulisan

Yang menjadi ruang lingkup pembahasannya mencakup Manajemen

Asuhan Kebidanan Pada Klien Akseptor Suntikan Depo Progestin Dengan

Kenaikan Berat Badan di Puskesmas Plus Bara-Baraya Makassar Tahun

2012".

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mendapatkan pengalaman nyata dan membandingkan dengan

teori yang sudah diperoleh selama pendidikan dan memberikan

asuhan kebidanan pada klien akseptor suntikan depo progestin

dengan kenaikan berat badan di Pukesmas Plus Bara-Baraya

Makassar Tahun 2012 sesuai dengan wewenang bidan.

2. Tujuan Khusus

a. Memperoleh pengalaman nyata dan membandingkan dengan teori

dalam mengkaji dan menganalisa data dasar pada klien akseptor

suntikan depo progestin dengan kenaikan berat badan

Page 15: Proposal Penelitian

b. Memperoleh pengalaman nyata dan membandingkan dengan teori

dalam merumuskan diagnosa/masalah aktual pada klien akseptor

suntikan depo progestin dengan kenaikan berat badan

c. Memperoleh pengalaman nyata dan membandingkan dengan teori

dalam merumuskan diagnosa/masalah potensial pada klien

akseptor suntikan depo progestin dengan kenaikan berat badan

d. Memperoleh pengalaman nyata dan membandingkan dengan teori

dalam pelaksanaan tindakan segera (emergency) dan kolaborasi,

konsultasi dan rujukan dengan Dokter atau tenaga kesehatan yang

lain pada klien akseptor suntikan depo progestin dengan kenaikan

berat badan

e. Memperoleh pengalaman nyata dan membandingkan dengan teori

dalam merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada klien

akseptor suntikan depo progestin dengan kenaikan berat badan

f. Memperoleh pengalaman nyata dan membandingkan dengan teori

dalam melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada klien

akseptor suntikan depo progestin dengan kenaikan berat badan

g. Memperoleh pengalaman nyata dan membandingkan dengan teori

dalam mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan pada klien

akseptor suntikan depo progestin dengan kenaikan berat badan

h. Memperoleh pengalaman nyata dan membandingkan dengan teori

dalam mendokumentasikan semua tindakan asuhan kebidanan

Page 16: Proposal Penelitian

pada klien akseptor suntikan depo progestin dengan kenaikan

berat badan.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi institusi

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-rekan

mahasiswa Akademi Kebidanan Muhammadiyah Makassar dalam

pelaksanaan asuhan kebidanan

2. Bagi tempat penelitian

Merupakan pegangan atau dokumentasi untuk perawat dan

bidan di Puskesmas khususnya di bagian kebidanan serta sebagai

bahan masukan bagi institusi dan untuk lebih meningkatkannya

pelayanan KB di Puskesmas.

3. Bagi peneliti

Merupakan pengalaman berharga dalam memperluas

wawasan dan pengetahuan tentang keluarga berencana.

E. Metode Penulisan

Penulisan dalam kasus ini menggunakan beberapa metode yaitu :

1. Studi Kepustakaan

Penulis membaca dan mempelajari buku–buku/berbagai

literatur yang berkaitan dengan masalah yang diangkat sebagai dasar

teoritis yang dapat digunakan dalam pembahasan penelitian ini.

Page 17: Proposal Penelitian

2. Studi kasus

Melaksanakan metode pendekatan pemecahan masalah

melalui Asuhan Kebidanan yang meliputi : pengkajian, merumuskan

diagnosa/masalah aktual, maupun masalah potensial, melaksanakan

tindakan segera kolaborasi, menyusun rencana tindakan dan

mengevaluasi Asuhan Kebidanan serta mendokumentasikan dengan

Akseptor Suntikan Depo Progestin.

Untuk memperoleh data yang akurat penulis menggunakan teknik :

a. Anamnese

Penulis melakukan tanya jawab dengan klien yang dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis yaitu inspeksi, palpasi

dan pemeriksaan diagnostik lainnya dengan menggunakan format

pengkajian.

c. Pengkajian Psikososial

Pengkajian psikologis meliputi status emosional, respon terhadap

kondisi yang dialami serta pola interaksi klien terhadap keluarga,

petugas kesehatan dan lingkungannya serta pengetahuan tentang

kesehatan.

Page 18: Proposal Penelitian

3. Studi Dokumenter

Studi dokumenter dilakukan dengan mempelajari status

kesehatan klien yang bersumber dari catatan dokter, bidan, perawat

serta petugas laboratorium dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya

yang dapat memberi tambahan dalam penyelesaian Proposal

Penelitian ini.

4. Diskusi

Penulis melakukan tanya jawab dengan tenaga kesehatan

yaitu dokter atau bidan yang menangani langsung klien tersebut serta

berdiskusi dengan dosen pembimbing poposal Penelitian ini.

Page 19: Proposal Penelitian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umun Tentang Akseptor dan Keluarga Berencana

1. Akseptor

Akseptor adalah orang yang menerima serta mengikuti

(pelaksanaan) program Keluarga Berencana. Akseptor Keluarga

Berencana merupakan suatu upaya untuk mengatur jumlah penduduk

(Hartanto.H, 2010).

Akseptor Keluarga Berencana adalah pasangan usia subur

dimana salah seorang menggunakan salah satu cara atau alat

kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan (Depkes RI, 2010)

2. Keluarga Berencana

a. Defenisi

1) Word Health Organisation (WHO) Expert Comite 1970 :

Adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan

suami istri untuk :

a) Mendapatkan obyektif-obyektif tertentu

b) Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan

c) Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan

d) Mengatur interval diantara kehamilan

Page 20: Proposal Penelitian

e) Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan

umur suami istri

f) Menentukan jumlah anak dalam keluarga

(Hartanto.H, 2010).

2) Keluarga Berencana

Adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang

menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera

melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk

Indonesia (Manuaba I.A.C, 2010)

b. Kontrasepsi adalah metode yang digunakan untuk mencegah

kehamilan yang terbagi dengan dua cara :

1) Kontrasepsi alami yaitu metode kontrasepsi tanpa

menggunakan bantuan alat apapun, caranya adalah dengan

tidak melakukan hubungan seksual pada masa subur atau

sering juga disebut system kalender. Kelebihannya, karena

tidak menggunakan alat, memperkecil kemungkinan terjadinya

efek samping, tapi kelemahannya kadang perhitungan masa

subur biasa meleset dan tidak akurat sehingga tidak efektif.

2) Kontrasepsi modern yaitu metode kontrasepsi dengan

menggunakan alat, baik untuk dipakai laki-laki maupun

perempuan.

Page 21: Proposal Penelitian

3) Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya

kehamilan. Upaya tersebut bisa bersifat sementara, dapat pula

bersifat permanen. Menggunakan alat kontrasepsi merupakan

salah satu variable yang mempengaruhi (Wiknjosastro, 2008).

Untuk mencapai penurunan angka fertilitas dari 44% pada

tahun 1971 menjdi 22% pada tahun 2010 sesuai target

demografis ada dua cara bentuk sasaran penggarapan program

nasional Keluarga Berencana yaitu :

a) Sasaran Langsung

Pasangan Usia Subur (15-49), dengan jalan mereka

secara bertahap menjadi akseptor peserta KB yang aktif

lestari, sehingga memberi efek langsung penurunan

fertilitas.

b) Sasaran Tidak Langsung

Yaitu organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga

kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah maupun

swasta, tokoh-tokoh masyarakat (Aim ulama, wanita, dan

pemuda), yang diharapkan dapat memberikan dukungannya

dalam perlembagaan NKKBS (Hartanto.H, 2010).

Page 22: Proposal Penelitian

c. Macam-macam Metode Kontrasepsi (Manuaba, I.A.C,2010)

1) Metode sederhana adalah untuk merencanakan jumlah

susunan anggota keluarga :

a) Kondom pria/wanita

b) Spermisida intravaginal

(1) Tissue KB

(2) Jelly KB

(3) Tablet spermisida

c) Koitus Interuptus

d) Pantang berkala

e) Cervical cup

2) Metode Teknik KB Efektif

a) Hormonal

(1) Pil KB

(a) Pil progesterone (Excluton, Microlut)

(b) Pil KB kombinasi (Microgynon, Diane)

(c) Pil KB sekuensial

(d) After Morning pil (Postinol 2)

(2) Suntik KB

(a) Suntikan 3 bulan (Depo provera, DMPA)

(b) Suntikan 2 bulan (Noristerat)

(c) Suntikan 1 bulan (Cyclofem, Cyclogeston)

Page 23: Proposal Penelitian

(3) Susuk KB (Norplant, Implanon)

(a) Norplant

(b) Implanon

(c) Jedena

b) Intra Uterine Devise (IUD)

(1) Copper T.380 A

(2) Nova T

(3) Mirena

c) Untuk menghentikan kehamilan :

(1) Kontap pria : Vasektomi

(2) Kontap wanita : Tubektomi

d. Kontrasepsi Hormonal

Cara pencegahan terjadinya kehamilan dengan menggunakan

obat yang berkhasiat hormonal, yang mempengaruhi proses

hipotalamus, hipofisis, ovarium dan atau endometrium (pengaruh

pada organ atau pada kesuburan).

1. Prinsip

a) Interaksi hormon reseptor

b) Reseptor seluler dan organ (uterus/tuba/endometrium/

endosrvix)

c) Manifestasi klinik

Page 24: Proposal Penelitian

2. Cara kerja kontrasepsi hormonal

a) Menghambat perkembangan folikel dan ovulasi

b) Menghambat penetrasi sperma dalam lender serviks

perubahan sifat motilitas tuba

c) Menghambat implantasi embrio

d) Menghambat perkembangan awak embrio

Metode keluarga berencana dengan hormonal penemuannya

didasari, bahwa ibu hamil tidak mengalami menstruasi karena terjadi

perubahan hormonal, ternyata bahwa kehamilan menimbulkan

perubahan hormonal, sehinngga menekan pertumbuhan dan

perkembangan folikel primer yang selanjutnya tidak menimbulkan

menstruasi, penelitian untuk menentukan metode hormonal kontrasepsi

ini sangat panjang sampai akhirnya Pincus dan Gacia mencobanya untuk

pertama kali pada wanita tahun 1960. Sejak itu metode hormonal menjadi

sangat popular yang dapat dipergunakan dalam waktu relative panjang

tanpa mempunyai efek samping yang berarti, yang menjadi inti hormonal,

untuk menghindari kehamilan adalah progesterone atau turunan

testosteron.

Cara kerjanya, menekan kelenjar hipofise, mungkin secara

langsung atau melalui hipotalamus, dengan tidak dikeluarkannya

hormone gonadotropik (Lutheonizing Hormone /LH) sehingga tidak

memungkinkan terjadi ovulasi (pelepasan telur).

Page 25: Proposal Penelitian

Menekan pengeluaran atau pelepasan telur (ovum) dapat dijamin

tidak akan mungkin terjadi kehamilan. Dapat dikemukakan bahwa

pemakaian hormonal sebagai metode KB menjamin tidak akan hamil

tetapi harus taat aturan yang disyaratkan. Kini metode hormonal telah

berkembang dengan pesat sehingga dijumpai dalam bentuk pil untuk ibu

yang sedang menyusui, bentuk kombinasi, bentuk sekuensial, after

morning pil, bentuk KB suntikan yang disuntikkan setiap 10-12 minggu

atau setia bulan. Bentuk KB susuk yang ditanamkan diatas lengan kiri

untuk waktu lima tahun.

3. Kekurangan metode hormonal (Manuaba I.A.C, 2010)

a) Pil harus diminum dengan taat setiap hari, bila lupa sehari ada

kemungkinan terjadi pelepasan telur dan dapat menjadi hamil. Bila

lupa begitu ingat harus segera diminum sehingga dapat minum pil

2x sehari itu. Suntikan KB sebaiknya mengikuti petunjuk jadwal

yang sesuai dengan obatnya/kemasannya dan datang pada

waktunya sehingga hormone dalam tubuh dapat terjamin untuk

menekan telur.

b) Oleh karena satu komponen turunan progesterone atau

testosteron maka sering terjadi perdarahan berkepanjangan, yang

merisaukan wanita merupakan salah satu penyebab dihentikannya

memahami metode hormonal.

Page 26: Proposal Penelitian

c) Pada wanita tertentu dapat terjadi efek samping dalam bentuk

mual, dan muntah terutama pagi hari, berat badan bertambah,

terjadi hiperpigmentasi sekitar pipi.

d) Pemasangan dan membuka kembali KB susuk memerlukan

operasi kecil pada lengan atas kiri dan harus dilakukan oleh dokter

atau bidan yang terlatih.

4. Keuntungan metode hormonal yaitu :

Sebagian besar wanita dapat menerima hormone dalam

sirkulasi tubuhnya. Pemakaiannya mudah diajarkan. KB hormonal

menjamin keberhasilannya 100% asalkan taat pada petunjuk

(Sulistyawati, 2011).

Kontrol medis yang diperlukan hormonal tidak sulit, efek

sampingnya tidak terlalu berat dan dapat diatasi dengan pengobatan.

Untuk mendapatkan Pil KB yang cocok, dokter dapat memilihkan

dengan pedoman pada pola menstruasi ibu ,berat badan ibu,

keadaan umun sebagai hasil pemeriksaan fisik (ManuabaI.A.C, 2010)

Ada tiga bentuk suntikan KB (Manuaba I.A.C, 2010):

a) Depoprovera (Depoprogestin)

Mengandung progestin sebanyak 150 mg dalam bentuk partikel

kecil. Suntikan setiap 12 minggu, keuntungannya dalam setiap 3

bulan. Kerugiannya sering terjadi keterlambatan datang bulan

sekalipun telah menghentikan suntikan, dapat terjadi perdarahan

Page 27: Proposal Penelitian

berkepanjangan diluar menstruasi, perdarahan yang tidak teratur,

peningkatan berat badan, badan terasa panas dan liang

senggama kering.

b) Cyclofem

Mengandung progesteron sebanyak 50 mg dan estrogen

disuntikkan setiap bulan. Diharapkan dapat menstruasi setiap

bulan karena komponen estrogennya. Kerugiannya sering terjadi

kegagalan menstruasi yang diharapkan. Setelah pemakaian

beberapa bulan efeknya hampir sama dengan Depoprovera.

c) Norigest

Turunan dari testosterone, disuntikkan setiap 8 minggu.

kekurangannya hampir sama dengan Depoprovera.

B. Tinjauan Umum Tentang Depo Progestin

1. Profilnya yaitu :

a. Sangat efektif

b. Aman

c. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduktif

d. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan

e. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI

(Saifuddin A.B, 2006).

Page 28: Proposal Penelitian

2. Jenisnya (Handayani S, 2010) yaitu :

a. Depo medroksi progesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg

DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik Intra

Muskuler (di daerah bokong).

b. Depo noretisteron enontat (depo noristerat), yang mengandung

200 mg noretindron erontat, diberi setiap 2 bulan dengan cara

disuntik intra muskuler

3. Cara kerjanya (Sulistyawaty, 2011)

a. Mencegah ovulasi

Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan

penetrasi sperma.

b. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.

c. Menghambat transportasi gamet oleh tuba

4. Efektifitas :

Ketiga kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang

tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan/tahun, asal

penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah

ditentukan (Manuaba I.A.C, 2010).

5. Keuntungan (Sulistyawati, 2011)

a. Sangat efektif

b. Pencegahan kehamilan jangka panjang

c. Tidak terpengaruh pada hubungan suami istri

Page 29: Proposal Penelitian

d. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

e. Sedikit efek samping

f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

g. Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai

perimenopause

h. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

i. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul

j. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (siclue cell)

6. Keterbatasan (Sulistyawati, 2011)

a. Sering ditemukan gangguan haid seperti :

1) Siklus haid yang memendek atau memanjang

2) Perdarahan yang banyak atau sedikit

3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)

4) Tidak haid sama sekali

b. Klien sangat tergantung pada tempat saran pelayanan kesehatan

(harus kembali untuk suntikan)

c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya

d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tertinggi

e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular

seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV

Page 30: Proposal Penelitian

f. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya

kerusakan/kelainan pada organ genital, melainkan karena belum

habisnya obat suntikan dari deponya (tempat suntikan)

g. Pada penggunaan jangka panjang yang dapat menimbulkan

kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi

(jarang), sakit kepala, nervositas dan jerawat.

7. Yang dapat menggunakan adalah (Sulistyawati, 2011)

a. Usia reproduksi

b. Remaja dan yang telah memiliki anak

c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki

efektifitas tinggi

d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

f. Setelah abortus atau keguguran

g. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi

h. Perokok

i. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah gangguan

pembekuan darah atau anemia bulan sabit

j. Menggunakan obat untuk epilepsy (fenition dan barbitun) atau obat

tuberculosis (rifampisin)

k. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen

l. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

Page 31: Proposal Penelitian

m. Anemia defisiensi besi

n. Mendekati usia menopause

8. Yang tidak boleh menggunakan adalah (Saifuddin A.B, 2006)

a. Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin >per 100.000

kelahiran)

b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama

amenorhoe

d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

e. Diabetes melitus disertai komplikasi

9. Waktu mulai menggunakan (Saifuddin A.B, 2006)

a. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil

b. Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid

c. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap

saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil, selama tujuh hari

setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual

d. Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal secara

berbeda ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat diberikan

tanpa menunggu haid yang akan datang

e. Jika menggunakan kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya

dengan jenis kontrasespi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi

Page 32: Proposal Penelitian

suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal

kontrasespsi suntikan yang sebelumnya.

f. Sedangkan yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan

ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan

pertama kontrasepsi hormonal dapat segera diberikan asal tidak

hamil. Bila ibu disuntik setelah hari ke tujuh haid, ibu tersebut

selama tujuh hari setelah suntikan tidak boleh melakukan

hubungan seksual

g. Ingin mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal, suntikan

pertama diberikan pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus

haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke tujuh siklus

haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil

h. Ibu tidak hamil atau ibu dengan perdarahan tidak teratur, suntikan

pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak

hamil, dan selama tujuh hari setelah suntikan tidak boleh

melakukan hubungan seksual.

10. Efek Samping dan Penanganan

a. Efek Samping (Manuaba I.A.C, 2010)

1) Gangguan haid

a) Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan yang

dipengaruhi peningkatan hormon progesteron yang

menghambat terjadinya ovulasi.

Page 33: Proposal Penelitian

b) Spotting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang

terjadi selama menggunakan kontrasepsi suntikan seperti

metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya.

c) Leukorea yaitu adanya cairan putih yang berlebihan yang

keluar dari jalan lahir.

2) Perubahan berat badan

Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar,

bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam

tahun pertama penyuntikan. Penyebab pertambahan berat

badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya

lemak tubuh, dan bukan karena retensi cairan tubuh.

Hipotesa para ahli DMPA merangsang pusat pengendali

nafsu makan di hipotalamus , yang menyebabkan akseptor

makan lebih banyak dari biasanya. Kenaikan berat badan,

kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron

mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi

lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu

hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan

bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya

pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan

bertambah (Hartanto H,2010).

Page 34: Proposal Penelitian

3) Pusing dan sakit kepala.

Rasa berputar atau sakit kepala yang terjadi pada satu sisi,

kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala disebabkan

peningkatan hormon progesteron yang mempengaruhi

peredaran darah (plasma) termasuk pembuluh darah yang

menuju ke kepala (saraf) sehingga menyebabkan gangguan

sakit kepala.

4) Hematoma

Bengkak pada daerah suntikan dan berwarna kebiruan disertai

rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan dibawah

kulit dan bisa juga akibat pemakaian spoit yang berulang atau

kesalahan tehnik penyuntikan.

b. Penanganan dan Komplikasi

1) Gangguan haid

a) Konseling

Memberikan penjelasan kepada akseptor bahwa pada

pemakaian kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan

terjadinya amenorhoe, spooting, dan leukorea dan apabila

Page 35: Proposal Penelitian

gejala tersebut berlangsung lama menganjurkan kepada

klien untuk kembali ke klinik.

b) Pengobatan

Pemberian tablet estradiol 25 mcg 3x1 untuk 3 hari atau 1

tablet pil oral kombinasi per hari untuk 14 hari. Bila hal

tersebut tidak menolong diberikan suntikan intramuskuler

estrogen sintesis seperti 5 mg estradiolcypionat atau

estradiol valarate dalam larutan minyak harus diulang

apabila perdarahan tidak berhenti dalam waktu 24 jam. Jika

perdarahan tetap berlangsung terus pertimbangan untuk

melakukan diatasi dan kuretase (Hartanto H, 2010).

2) Perubahan berat badan

a) Konseling

Menjelaskan pada akseptor bahwa kenaikan berat badan

adalah satu efek samping kontrasepsi suntikan. Penyebab

bertambahnya berat badan terjadi karena bertambahnya

lemak tubuh dan bukan karena retensi cairan tubuh.

Hipotesa pada ahli DMPA merangsang pusat pengendalian

nafsu makan dihipotalamus yang menyebabkan akseptor

makan lebih banyak dari pada biasanya (Hartanto H, 2010).

Page 36: Proposal Penelitian

b) Pengobatan

Diet merupakan pilihan utama, dianjurkan untuk

melaksanakan diet rendah kalori disertai olah raga teratur.

Bila berat badan berlebihan dianjurkan untuk cara

kontrasepsi lain (Saifuddin A. B, 2006).

3) Pusing dan sakit kepala

a) Konseling

Menjelaskan pada akseptor bahwa efek samping tersebut

mungkin ada tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat

sementara. Rasa berputar atau sakit kepala yang terjadi

pada satu sisi, kedua sisi atau 4 keseluruhan dari bagian

kepala disebabkan peningkatan hormon progesteron yang

mempengaruhi peredaran darah (plasma) termasuk

pembuluh darah yang menuju ke kepala (saraf) sehingga

menyebabkan gangguan sakit kepala.

b) Pengobatan

Pemberian asam mefanamat 500 mg 3x1 untuk mengurangi

keluhan.

4) Hematoma

a) Konseling

Page 37: Proposal Penelitian

Menjelaskan kepada calon akseptor bahwa pada daerah

suntikan dapat terjadi bengkak dan berwarna kebiruan

disertai rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan

dibawah kulit dan bisa juga akibat pemakaian spoit yang

berulang atau kesalahan tehnik penyuntikan.

b) Pengobatan

Kompres dingin di daerah yang membiru selama 2 hari

setelah itu diubah menjadi kompres hangat hingga warna

biru/kuning menjadi hilang.

11. Cara Kerja Depo Progestin

a. Menghalangi ovulasi (masa subur)

b. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental

c. Menghambat sperma dan menimbulkan perubahan pada rahim

d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma

e. Mengubah kecepatan transportasi telur

Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat unuk mencegah kehamilan

selama jangka waktu tertentu (antara 1-3 bulan). Cairan tersebut

merupakan hormon sintesis progesteron. Pada saat ini terdapat dua

macam suntikan KB, yaitu golongan progestin seperti depo-profera,

depo-geston, depoprogestin dan noristat, misalnya Cyclo Provera.

Hormon ini akan membuat lendir rahim menjadi kental, sehingga sel

sperma tidak dapat masuk ke rahim. Zat ini juga mencegah keluarnya

Page 38: Proposal Penelitian

sel telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding rahim) tidak siap

menerima hasil pembuahan (Hartanto H, 2010).

Menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam dua

bagian, yaitu primer dan sekunder. Mekanisme primer adalah

mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH menurun

dan tidak terjadi sentakan LH. Respon kelenjar hipofise terhadap

gonadotropin realizing hormone eksogenous tidak berubah, sehingga

memberi kesan proses terjadi di hipotalamus daripada di hipofise. Ini

berbeda dengan pil oral kombinasi (POK), yang tampaknya

menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar hipofise.

Penggunaan kontrasespsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-

estrogenik. Pada pemakaian KB suntik Depo Progestin, endometrium

menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif,

sering stroma dan oedematus. Pemakaian jangka lama, endometrium

dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga didapatkan atau hanya

terdapat sedikit jaringan bila dilakukan biopsy. Tetapi perubahan-

perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari

setelah suntikan berakhir. Pada mekanisme sekunder, lendir serviks

menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan barier terhadap

spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga membuat endometrium

kurang layak untuk implntasi dari ovum yang telah dibuahi.

Page 39: Proposal Penelitian

Mekanisme ini mungkin juga mempengaruhi kecepatan transport ovum

di dalam tuba fallopi. Memberi hormone progestin akan menyebabkan

pengentalan mucus serviks sehingga menurunkan kemampuan

penetrasi sperma. Hormone tersebut juga mencegah pelepasan sel

telur yang akan dikeluarkan oleh tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel

telur, seorang wanita tidak mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan

depo progestin, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan

berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormone progestin dengan

sedikit hormone estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap

bulan.

C. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

Proses Manajemen Asuhan kebidanan adalah suatu metode

pendekatan pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan dalam

proses pemecahan masalah dalam pemberian pelayanan asuhan

kebidanan atau merupakan proses pemecahan masalah yang

digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang terorganisasi

melalui tindakan yang logikal dalam memberikan pelayanan.

2. Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan

Proses manajemen asuhan kebidanan menurut Varney terdiri

dari 7 langkah sebagai berikut :

Page 40: Proposal Penelitian

a. Langkah I. Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan pengkajian mengumpulkan semua

data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara

lengkap, yaitu:

1) Anamnesa meliputi: melakukan tanya jawab langsung untuk

memperoleh data.

a) Identitas klien

b) Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang

c) Riwayat menstruasi

Amenorhoe, spotting, disebabkan karena pengaruh

hormon progesteron yang terkandung dalam alat

kontrasepsi suntikan depo progestin.

d) Riwayat ginekologi

Menanyakan kepada klien apakah sebelumnya

pernah menderita penyakit jantung, hipertensi dan diabetes

mellitus karena kenaikan berat badan yang berlebihan dapat

memicu timbulnya penyakit tersebut.

e) Riwayat KB

Menanyakan kepada klien apakah pernah menjadi

akseptor KB, jika pernah alat kontrasepsi jenis apa yang

digunakan.

Page 41: Proposal Penelitian

f) Pemeriksaan fisik meliputi :

a) Keadaan umum klien : baik, kesadaran komposmentis

b) Pemeriksaan tanda-tanda vital : Tekanan darah, Nadi,

Suhu, Pernapasan untuk memantau keadaan umum ibu

secara umum

c) Pemeriksaan fisik secara sistematis (head to toe) :

inspeksi dan palpasi.

b. Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi

yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan,

diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang

spesifik.

Diagnosa/Masalah Aktual

Kenaikan berat badan kemungkinan disebabkan karena hormon

progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi

lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormone

progesterone juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan

menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan dapat

menyebabkan berat badan bertambah (Hartanto H,2010).

Page 42: Proposal Penelitian

c. Langkah III. Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang

telah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila

memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan

diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosis / masalah potensial ini

benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan

asuhan yang aman. Masalah potensial yang mungkin terjadi pada

akseptor suntikan depo progestin adalah kecemasan.

d. Langkah IV. Tindakan Emergency, Kolaborasi dan Konsultasi

Menentukan intervensi yang harus langsung segera dilakukan

oleh bidan ataupun dokter kebidanan, hal ini terjadi pada penderita

dengan kegawat daruratan, kolaborasi dan konsultasi dengan tenaga

kesehatan yang lebih ahli sesuai dengan keadaan klien. Pada bagian

ini pula, bidan mengevaluasi setiap keadaan klien untuk menentukan

tindakan selanjutnya yang diperoleh dari hasil kolaborasi dengan

tenaga kesehatan lain. Kenaikan berat badan pada akseptor suntikan

depo progestin adalah keadaan di mana efek samping dari kontrasepsi

depo progestin yang biasa terjadi pada penggunanya dan tidak

menunjang untuk diberikan tindakan segera dan kolaborasi dengan

petugas lainnya.

Page 43: Proposal Penelitian

e. Langkah V. Perencanaan Tindakan/Intervensi

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera sesuai kompetensi

bidan dan melakukan rujukan untuk dikonsultasikan atau ditangani

bersama dengan tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan

langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi

dan diantisipasi pada langkah ini, informasi / data dasar yang tidak

lengkap dapat dilengkapi.

Tujuan: Pemberian alat kontrasepsi jenis suntikan depo progestin

berjalan lancar

Kecemasan dapat diatasi

Kriteria: Kenaikan berat badan dalam batas normal (1kg - 5kg per

tahun)

Keadaan umum ibu baik

Tanda-tanda vital dalam batas normal :

Tekanan darah : 90/80-130/100 mmHg

Suhu badan : 36,9-37,1 ° C

Nadi : 60-120 kali/menit

Pernapasan : 16-20 kali/menit

Page 44: Proposal Penelitian

1) Jelaskan tentang efek samping, indikasi dan kontraindikasi

suntikan depo progestin sehingga jika terdapat kelainan yang

dirasakan klien dapat diantisipasi secara dini.

2) Beri penjelasan tentang penyebab terjadinya kenaikan berat badan

agar klien memahami dan mengetahui bahwa kenaikan berat

badan yang dialami adalah hal yang fisiologis.

3) Anjurkan untuk mengatur pola makan dan melakukan diet rendah

kalori sehingga ibu dapat mengontrol keseimbangan intake

kalorinya.

4) Anjurkan untuk melakukan olahraga secara teratur agar

metabolisme lemak dalam tubuh berfungsi dengan baik.

f. Langkah VI. Implementasi

Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan

bekerja sama dengan tim kesehatan lain, bidan harus bertanggung

jawab terhadap tindakan langsung, tindakan konsultasi maupun

tindakan kolaborasi. Implementasi yang efisien akan mengurangi

waktu perawatan dan biaya perawatan serta meningkatkan kualitas

pelayanan pada klien.

g. Langkah VII Evaluasi

Langkah akhir manajemen kebidanan adalah evaluasi

namun sebenarnya langkah evaluasi ini dilakukan pada setiap

langkah manajemen kebidanan. Pada tahap evaluasi bidan harus

Page 45: Proposal Penelitian

mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang

diberikan kepada klien.

3. Pendokumentasian Hasil Asuhan

Tujuh hasil proses pemikiran tersebut diatas didiagnosiskan

kedalam bentuk sebuah kerangka kerja yang disebut SOAP untuk

mendokumentasikan asuhan klien dalam rekaman berupa catatan

kemajuan/perkembangan. Adapun SOAP tersebut adalah :

S : Subyektif

Yaitu apa yang dikkeluhkan oleh pasien secara verbal.

O : Obyektif

Yaitu apa yang diobservasi oleh idan baik tingkah laku pasien,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan sebagainya.

A : Assesment

Yaitu kesimpulan terakhir dari keseluruhan kondisi pasien yang

berdasarkan data subyektif dan obyektif yang ada dan dapat ditulis

dalam bentuk diagnose kebidanan.

P : Planning

Yaitu penentuan rencana evaluasi yang dilakukan berdasarkan

hasil kesimpulan assessment atau dapat pula disimpulkan bahwa

S dan O merupakan proses pikiran dari langkah I, A merupakan

proses pikiran dari langkah II, III, dan IV serta merupakan proses

pikiran dari langkah V, VI dan VII.

Page 46: Proposal Penelitian

Tabel 1. Proses Manajemen Kebidanan Kompetensi Inti Bidan dan

Dokumentasi SOAP

7 Langkah

menurut

Varney

5 Langkah Menurut

Kompetensi Inti

Bidan

SOAP/Notes

Data

Data

Subjektif dan Objektif

Masalah/Diagnosa

Assesment/Diagnosa

Assesment/Diagnosa

Antisipasi Masalah Potensial/Diagnosa

lain

Menetapkan kebutuhan segera untuk konsultasi,

kolaborasi

Perencanaan

Perencanaan

Plan : a. Konsul b. Tes lab c. Rujukan d. Pendidikan/

Konseling. e. Follow up

Implementasi

Implementasi

Evaluasi Evaluasi

Sumber : Simatupang E.J, 2006

Page 47: Proposal Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Keluarga Berencana. staff.ui.ac.id Diakses tanggal 12 Februari 2012

Depkes RI, 2010. Profil Kesehatan Indonesia Handayani S, 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:

Pustaka Rihama Hartanto H, 2010. Keluarga Berencana & Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan Manuaba, I.A.C. dkk, 2010. llmu Kebidanan Penyakit Kandungan & Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC Saifuddin, A.B. dkk, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Simatupang E.J, 2006. Penerapan Unsur-unsur Manajemen Dalam Praktek

Kebidanan. Jakarta: Awan Indah Sulistyawati A, 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba

Medika

Suratun, dkk. 2008. Pelayanan KB dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : TIM

Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi keempat volume 1. Jakarta: EGC

Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2007. llmu Kebidanan. Edisi ketiga cetakan

kesembilan. Jakarta: Yayasan Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2008. llmu Kandungan. Edisi kedua cetakan

keenam. Jakarta: Yayasan Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo

Page 48: Proposal Penelitian

LEMBAR KONSUL PROPOSAL PENELITIAN

AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN 2012

NAMA : MARFUAH IKBAL NIM : 09.110 PEMBIMBING : 1. Hj. MUZDALIFAH MANNAN, SKM, M.Kes 2. ENDRI NISA,SKM JUDUL : MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KLIEN

AKSEPTOR SUNTIKAN DEPO PROGESTIN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS PLUS BARA-BARAYA MAKASAR TAHUN 2012

No Tanggal Materi Konsul Perbaikan Paraf

1.

2.

3.

5.

6.

06 Februari 2012

07 Februari 2012

08 Februari 2012

13 Februari 2012

16 Februari 2012

Konsul Judul

Konsul Judul

Acc Judul

Konsul BAB I

Konsul BAB I

-

-

-

1. Latar belakang

2. Tujuan penulisan

3. Metode penulisan

1. Latar belakang

2. Metode Penulisan

1. Tinjauan Pustaka

Page 49: Proposal Penelitian

7.

8.

9.

10.

20 Februari 2012

27 Februari 2012

28 Februari 2012

29 Februari 2012

Konsul BAB I

dan BAB II

Konsul BAB I

dan BAB II

Konsul BAB I

dan BAB II

ACC proposal

penelitian

2. Tahapan manajemen asuhan kebidanan

1. Tinjauan Pustaka

2. Tahapan manajemen asuhan kebidanan

3. Daftar Pustaka

Tahapan manajemen

asuhan kebidanan

Page 50: Proposal Penelitian

FORMAT PENGUMPULAN DATA

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KLIEN AKSEPTOR SUNTIKAN DEPO PROGESTIN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN

DI PUSKESMAS PLUS BARA-BARAYA MAKASSAR TAHUN 2012

No. Reg : Tgl. Kunjungan : Tgl. Pengkajian : Pengkaji :

A. Identifikasi Istri / Suami

Nama :

Umur :

Suku :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat

:

B. Data Biologis

1. Keluhan :

2. Riwayat :

3. Riwayat Kesehatan yang Lalu dan Sekarang :

4. Riwayat Reproduksi :

- Menarche :

Page 51: Proposal Penelitian

- Siklus Haid :

- Lamanya :

- Dismenorhoe :

Riwayat Obstetri

- G P A :

Riwayat Ginekologi :

5. Riwayat Kebutuhan Sehari-Hari

a. Nutrisi :

b. Istirahat :

c. Personal Hygiene :

d. Eliminasi

BAB :

BAK :

6. Riwayat Sosial Ekonomi :

7. Riwayat Psikologi :

Page 52: Proposal Penelitian

8. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum :

2. Kesadaran :

3. Tanda-tanda Vital:

4. Berat Badan :

5. Kepala :

6. Wajah :

7. Mata :

8. Hidung :

9. Mulut dan Gigi :

10. Telinga :

11. Leher :

12. Payudara :

13. Abdomen :

14. Ekstremitas :

Page 53: Proposal Penelitian

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Suku :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

Bersedia dan tidak keberatan jadi responden dalam kasus yang

diangkat tentang “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Klien Akseptor

Suntikan Depo Progestin Dengan Kenaikan Berat Badan di Puskesmas Plus

Bara-Baraya Makassar Tahun 2012” yang dilakukan oleh Mahasiswa

Akademi Kebidanan Muhammadiyah Makassar bernama Marfuah Ikbal Nim

09.110.

Demikian pernyataan ini saya buat tanpa paksaan/tekanan dari siapa pun

untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.

Makassar, Maret 2012

Responden

( )