proposal penelitian

Upload: ryan-et

Post on 07-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

PROPOSALHIBAH PENELITIAN MAHASISWAFAKULTAS KEDOKTERAN

Bioimpedance Analysis dan Indeks Massa Tubuh Sebagai Metode Screening Dalam Mendeteksi Pria Prediabetes

TIM :PRAJOGO KUSUMA

PENDIDIKAN DOKTER

Bioimpedance Analysis dan Indeks Massa Tubuh Sebagai Metode Screening Dalam Mendeteksi Pria Prediabetes

ABSTRAKPenelitian ini diharapkan mampu mengetahui metode apa yang lebih baik dalam melakukan screening pada orang prediabetes sehingga dapat dilakukan pencegahan yang lebih cepat sebelum mencapai diabetes. Pada penelitian ini akan dibandingkan Bioimpedance Analysis dan Indeks Massa Tubuh sebagai metode screening orang prediabetes. Penelitian ini akan menggunakan metode analitik observasional.BAB IPENDAHULUANA. Latar belakangDiabetes merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Secara epidemiologi, diabetes seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya diabetes adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga terdapat morbiditas dan mortilitas dini yang tidak terdeteksi pada beberapa kasus.(Purnamasari 2009)Menurut suatu penelitian epidemiologi, kekerapan terjadinya diabetes di Indonesia antara 1,4% hingga 1,6%. Sedangkan pada suatu penelitian tahun 2005 di Makassar didapatkan prevalensi diabetes mencapai 12,5% (Suyono 2009). Kematian yang disebabkan oleh diabetes mellitus di Indonesia menurut data WHO mencapai 48.9 orang dari 100.000 penduduk pada laki-laki dan 71,9 dari 100.000 penduduk pada perempuan (WHO 2014).Faktor risiko yang dapat memicu diabetes adalah bertambahnya usia, lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh, kurangnya aktivitas jasmani, dan hiperinsulinemia. Semua faktor ini berinteraksi dengan faktor genetik yang berhubungan dengan diabetes mellitus tipe 2 (Purnamasari 2009).Kriteria diagnosis terkini dari diabetes membutuhkan pemeriksaan gula darah puasa (GDP) dan tes toleransi glukosa oral (TTGO). Sampai saat ini belum ada metode diagnosis untuk deteksi dini pada pasien diabetes. Gula Darah Puasa dan Tes Toleransi Glukosa Oral merupakan kriteria yang paling digunakan untuk mengidentifikasi pasien dengan risiko diabetes tipe 2 di mana kebanyakan pasien diabetes tidak sesuai dengan kriteria ini (Mehmet Ozgur Niflioglu 2012). Diabetes mellitus memiliki berbagai komplikasi yang dapat terjadi seperti gangguan penglihatan, gangguan ginjal, penyakit jantung koroner, krisis hiperglikemik, ketoasidosis diabetik, dan gangguan saraf. (Waspadji 2009). Peningkatan jumlah penderita diabetes di Indonesia yang diperkirakan mencapai 12,4 juta pada 2025 akan menimbulkan beban yang berat jika terjadi komplikasi akibat penyaringan yang kurang baik dan diagnosis yang terlambat (Suyono 2009).Obestias yang merupakan salah satu faktor risiko diabetes adalah suatu keadaan yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan. Diperkirakan pada 2025 prevalensi obesitas akan mencapai 50% di negara-negara maju. Obesitas saat ini ditentukan dengan mengukur indeks massa tubuh seseorang. Seseorang dengan IMT >25,0 kg/m2 dikategorikan dalam berat badan lebih sedangkan seseorang dengan IMT >30,0 kg/m2 dikategorikan obesitas (Sugondo 2009).Bioelectrical impedance analysis (BIA) adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur komposisi tubuh seseorang. Cara ini tidak invasive dan relative aman untuk digunakan mengukur kadar air dan kadar lemak dalam tubuh seseorang (Dehghan M 2008). BIA dapat mengukur kadar air dalam tubuh seseorang dengan cara menghitung tahanan yang diberikan oleh tubuh terhadap arus listrik yang dialirkan dari perangkat BIA.Berdasarkan analisis di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian bioimpedance analysis, indeks massa tubuh, gula darah puasa sebagai metode screening dalam mendeteksi pria prediabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bioimpedance analysis metode penyaringan orang dengan prediabetes.

B. Tujuan penelitiana. Tujuan umumMengidentifikasi pengaruh bioimpedance analysis metode penyaringan orang dengan prediabetes.b. Tujuan khusus1. Mengidentifikasi pengaruh bioimpedance analysis metode penyaringan orang dengan prediabetes pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.2. Mengetahui jumlah mahasiswa prediabetes Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.C. Manfaat penelitian1. Manfaat praktik adalah sebagai sumber informasi bagi klinisi dalam menambah metode penyaringan diabetes2. Manfaat ilmiah secara umum adalah sebagai referensi dalam menambah literatur untuk kepentingan penelitian selanjutnya.3. Manfaat individu adalah sebagai penambahan wawasan untuk menumbuhkan minat dan bakat meneliti dalam rangka proses pembelajaran bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA1. Tidak tau juga apa Diabetes merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya yang berisiko menyebabkan terjadinya kerusakan mikrovaskular seperti retinopati, nefropati dan neuropati. Hal ini berhubungan dengan penurunan angka harapan hidup, peningkatan morbiditas akibat komplikasi mikrovaskular yang dapat timbul, peningkatan terjadinya komplikasi makrovaskular seperti penyakit jantung iskemik, stroke, dan gangguan saraf perifer, serta penurunan kualitas hidup (WHO 2006).Menurut suatu penelitian epidemiologi, kekerapan terjadinya diabetes di Indonesia antara 1,4% hingga 1,6%. Sedangkan pada suatu penelitian tahun 2005 di Makassar didapatkan prevalensi diabetes mencapai 12,5% (Suyono 2009). Pada 2030 diperkirakan penderita diabetes di Indonesia 21 juta atau 250% jika dibandingkan dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 8,4 juta pada tahun 2000. Diabetes menyerang berbagai golongan umur, di Singapura kelompok umur 18-69 tahun merupakan kelompok umur yang paling banyak terkena diabetes dan diperkiran juga terjadi di Indonesia (Sarah Wild 2004). Kematian yang disebabkan oleh diabetes mellitus di Indonesia menurut data WHO mencapai 48.9 orang dari 100.000 penduduk pada laki-laki dan 71,9 dari 100.000 penduduk pada perempuan (WHO 2014).

Faktor risiko yang dapat memicu diabetes adalah bertambahnya usia, lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh, kurangnya aktivitas jasmani, dan hiperinsulinemia. Semua faktor ini berinteraksi dengan faktor genetik yang berhubungan dengan diabetes mellitus tipe 2 (Purnamasari 2009). Di negara berkembang, obesitas dan diabetes pada orang dewasa cenderung terjadi pada kelompol social ekonomi rendah. Tingginya kejadian obesitas pada masa kanak-kanak meningkatkan terjadinya diabetes pada usia dewasa muda ditambah lagi dengan riwayat keluarga yang pernah mengalami diabetes. (Juliana C. N. Chan 2009)Kriteria diagnosis terkini dari diabetes membutuhkan pemeriksaan gula darah puasa (GDP) dan tes toleransi glukosa oral (TTGO); metode ini membutuhkan waktu, pasien wajib berpuasa dan dipengaruhi perubahan akut dari gula dan perubahan gaya hidup jangka pendek. Sampai saat ini belum ada metode diagnosis untuk deteksi dini pada pasien diabetes. GDP dan TTGO merupakan kriteria yang paling digunakan untuk mengidentifikasi pasien dengan risiko diabetes tipe 2 di mana kebanyakan pasien diabetes tidak sesuai dengan kriteria ini (Mehmet Ozgur Niflioglu 2012).Diabetes mellitus memiliki berbagai komplikasi yang dapat terjadi seperti gangguan penglihatan, gangguan ginjal, penyakit jantung koroner, krisis hiperglikemik, ketoasidosis diabetik, dan gangguan saraf. [ipd 1925] Di Asia Pasifik, pada pasien diabetes, penyebab kematian akibat kelainan kardioavaskular adalah stroke dan penyakit jantung kongestif. Gangguan ginjal stadium akhir juga merupakan komplikasi yang paling sering terjadi terutama pada kelompok umur 50 tahun (Juliana C. N. Chan 2009).Impaired fasting glucose (IFG) adalah suatu keadaan prediabetes dengan ciri terganggunya kadar gula darah seseorang dengan nilai fasting plasma glucose (FPG) lebih dari 100 mg/dL namun tidak mencapai standar untuk diabetes yaitu 126 mg/dL. Keadaan ini merupakan suatu faktor risiko bagi seseorang untuk menderita diabetes. Seseorang dengan IFG akan mengalami gangguan pada sekresi insulin basal dan sekresi insulin fase pertama namun sekresi insulin fase kedua dan sensitivitas insulin tetap normal. Gangguan sekresi insulin basal ini menunjukkan adanya kerusakan pada sel beta pankreas (Meyer C 2006).Obestias yang merupakan salah satu faktor risiko diabetes adalah suatu keadaan yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan. [ipd 1973] Obesitas saat ini ditentukan dengan mengukur indeks massa tubuh seseorang. Pengkukuran ini tidak invasive, aman, dan mudah digunakan. Saat ini indeks massa tubuh merupakan metode pengukuran untuk obesitas dan kegemukan yang paling banyak digunakan. IMT adalah suatu metode untuk mengukur berat badan yang berlebih bukan kadar lemak yang belebih namun tidak akurat dalam mengukur kadar lemak seseorang karena tidak dapat membedakan persentasi lemak tubuh dan lean body mass (Romero-Corral A 2008). Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kadar lemak seseorang seperti usia, jenis kelamin, dan aktivitas fisik. Orang Asia lebih rentan terhadap obesitas abdominal dan massa otot yang rendah disertai peningkatan resistensi insulin. Pengukuran lingkar pinggang berguna bagi menyaring obesitas sentral yang berisiko diabetes dengan IMT yang normal (Juliana C. N. Chan 2009).Bioelectrical impedance analysis (BIA) adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur komposisi tubuh seseorang. Kadar air dalam tubuh dan kadar lemak dalam tubuh diukur dengan BIA dengan menghitung tahanan yang diberikan oleh tubuh terhadap arus listrik yang dialirkan dari perangkat BIA. Umur, ras, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan akan memengaruhi hasil dari pengukuran ini. Beberapa faktor lain seperti riwayat konsumsi makanan dan minuman, siklus menstruasi, aktivitas fisik dan posisi tubuh juga akan mempengaruhi hasil dari pengukuran ini (Dehghan M 2008).

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIANa) Desain penelitianPenelitian ini dilaksanakan dengan rancangan analitik observasional, menggunakan desain penelitian Cross-sectional.b) Tempat penelitianPenelitian ini akan dilaksanakan dengan mengambil sampel di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dan akan dilakukan pengukuran di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.c) Waktu penelitianPenelitian ini akan dilakukan selama 4 (empat) minggud) Bidang ilmuPenelitian ini bergerak dalam bidang ilmu kesehatan.e) Populasi dan sampel1) PopulasiPopulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Kota Makassar.2) SampelJumlah sampel 30 orang mahasiswa dengan cara pengambilan sampel menggunakan simple random sampling.3) Unit yang ditelitiUnit yang diteliti dalam penelitian ini adalah ?.4) Alat dan bahana. Alat1. Meja kerja2. Tempat sampah biohazard3. Tempat sampah biasa4. Sarung tangan5. Lancet6. Strip gula darah7. BIA

b. Bahan1. Sampel darah2. Sabun cuci tangan

f. Alur penelitianObservasi

Persiapan

Pengambilan sampel sebanyak 40 sampel dengan metode simple random sampling

Pengolahan sampel

Uji laboratorium

Analisis data

Positif bila Negatif bila

g. Cara pemeriksaanMetode yang digunakan untuk melihat pengaruh bioimpedance analysis dalam penyaringan orang prediabetes yaitu dengan melakukan pengukuran kadar lemak dengan perangkat BIA pada sampel. Setelah dilakukan pengukuran kadar lemak maka dilakukan pengukuran gula darah puasa.

h. Definisi operasional1. Bioimpedance analysis adalah metode yang digunakan untuk mengukur komposisi tubuh seseorang.2. Gula darah puasa adalah kadar gula dalam darah yang diukur setelah berpuasa selama 8 jam.

i. Tahapan kegiatanNo Jenis kegiatan

MingguIIIIIIIV

1.Persiapan

2.Pengambilan sampel

3.Pemeriksaan sampel

4.Analisis data

DAFTAR PUSTAKA

Dehghan M, M. A. (2008). "Is bioelectrical impedance accurate for use in large epidemiological studies?" Nutrition Journal 7(26).Juliana C. N. Chan, V. M., Weiping Jia, Takashi Kadowaki, Chittaranjan S. Yajnik, Kun-Ho Yoon, Frank B. Hu (2009). "Diabetes in Asia Epidemiology, Risk Factors, and Pathophysiology." American Medical Association 301(20): 2129-2140.Mehmet Ozgur Niflioglu, M. B., Sakine Leyla Aslan, James S Shawcross, Aliye Pelin Tutuncuoglu, Ece Harman (2012). "Diagnosis of Diabetes Mellitus and Pre-Diabetes with Fasting Plasma Glucose, Oral Glucose Tolerance Test and A1c Level: A1c Based Screening May Be A Better Diagnostic Tool For Diabetes Mellitus." Medicine Science 1(4): 341-350.Meyer C, P. W., Woerle HJ, Van Haeften T, Szoke E, Mitrakou A, et al (2006). "Different Mechanisms for Impaired Fasting Glucose and Impaired Postprandial Glucose Tolerance in Humans." Diabetes Care 29(8): 1909-1914.Purnamasari, D. (2009). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitur. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jakarta, Interna Publishing. 5: 1880.Romero-Corral A, S. V., Sierra-Johnson J, Thomas, RJ, Bailey KR, Collazo-Clavell ML, et al (2008). "Accuracy of Body Mass Index to Diagnose Obesity In the US Adult Population." International Journal of Obesity 32(6): 959-966.Sarah Wild, G. R., Anders Green, Richard Sicree, Hilary King (2004). "Global Prevalence of Diabetes Estimates for the year 2000 and projections for 2030." Diabetes Care 27(5): 1047-1053.Sugondo, S. (2009). Obesitas. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, Interna Publishing. 5: 1973.Suyono, S. (2009). Diabetes Melitus di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, Interna Publishing. 5: 1875-1876.Waspadji, S. (2009). Komplikasi Kronik Diabetes: Mekanisme Terjadinya, Diagnosis, dan Strategi Pengelolaan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, Interna Publishing. 5: 1922-1926.WHO (2006). "Definition And Diagnosis Of Diabetes Mellitus And Intermediate Hyperglycemia."WHO (2014). "Diabetes, deaths per 100 000 Data by country." Retrieved 28 December, 2014, from http://apps.who.int/gho/data/node.main.A865DIABETES?lang=en.