proposal penelitian

6
1. Judul : “ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SETELAH …………...MERGER PADA PT. SMARTFREN TBK. “ 2. Latar Belakang Dunia bisnis selalu mengalami perkembangan setiap tahun, dengan keadaan yang selalu berkembang perusahaan harus mempersiapkan perusahaan yang kuat dan tangguh. Seiring perkembangan zaman, permasalahan selalu datang dan resiko selalu ada di setiap keputusan yang diambil untuk memajukan perusahaan. Perusahaan menentukan strategi untuk menghadapi tantangan dan persaingan yang cukup ketat. Strategi ini dapat dilaksanakan melalui memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya dengan cara menambahkan kapasitas produk, membangun perusahaan baru ataupun dengan cara membeli perusahaan lain. Apabila perusahaan memperluas usahanya dengan cara menambah kapasitas produksi atau mendirikan perusahaan baru, maka cara ini disebut dengan ekspansi. Sedangkan cara lain yakni dengan menggabungkan perusahaan lain disebut dengan merger atau akuisisi.

Upload: al-arif

Post on 29-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian

1. Judul : “ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SETELAH …………...MERGER PADA PT. SMARTFREN TBK. “

2. Latar Belakang

Dunia bisnis selalu mengalami perkembangan setiap tahun, dengan keadaan

yang selalu berkembang perusahaan harus mempersiapkan perusahaan yang kuat dan

tangguh. Seiring perkembangan zaman, permasalahan selalu datang dan resiko selalu

ada di setiap keputusan yang diambil untuk memajukan perusahaan. Perusahaan

menentukan strategi untuk menghadapi tantangan dan persaingan yang cukup ketat.

Strategi ini dapat dilaksanakan melalui memperluas kegiatan perusahaan yang sudah

ada, misalnya dengan cara menambahkan kapasitas produk, membangun perusahaan

baru ataupun dengan cara membeli perusahaan lain.

Apabila perusahaan memperluas usahanya dengan cara menambah kapasitas

produksi atau mendirikan perusahaan baru, maka cara ini disebut dengan

ekspansi. Sedangkan cara lain yakni dengan menggabungkan perusahaan lain

disebut dengan merger atau akuisisi. Merger dan akuisisi adalah strategi

pertumbuhan yang cepat untuk mengakses pasar baru untuk produk baru tanpa harus

membangun dari awal.

Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang

didasarkan pada pertimbangan hukum, perpajakan atau alasan lainnya. Namun,

tidaklah mudah untuk mewujudkan penggabungan yang ideal. Penggabungan

usaha industri perusahaan di negara-negara maju telah lama terjadi.

Penggabungan usaha baru terlihat signifikan setelah krisis melanda kawasan Asia.

Kompetisi yang kian ketat serta tuntutan kemampuan teknologi serta kualitas

pelayanan, memaksa perusahaan Asia memilih merger dan akuisisi. Di Indonesia

Page 2: Proposal Penelitian

didorong oleh semakin besarnya pasar modal, transaksi merger dan akuisisi

semakin banyak dilakukan. Di Indonesia isu merger dan akuisisi hangat

dibicarakan baik oleh para pengamat ekonomi, ilmuwan dan praktisi bisnis sejak

tahun 1970-an. Pada periode 1989-1992 saja telah terjadi 32 kasus merger dan

akuisisi terhadap 79 perusahaan (Santoso, 1992).

Menurut Hitt (2001: 293) akuisisi telah menjadi strategi yang popular di antara

perusahaan-perusahaan Amerika Serikat selama bertahun-tahun. Sebagian yakin

bahwa strategi ini berperan penting dalam restrukturisasi efektif yang dilakukan

bisnis-bisnis di Amerika Serikat selama tahun 1980-an dan 1990-an. Di Indonesia

sendiri menurut Payamta (2004: 266) aktivitas merger dan akuisisi mulai marak

dilakukan seiring dengan majunya pasar modal di Indonesia. Isu merger dan akuisisi

hangat dibicarakan oleh para pengamat ekonomi, ilmuwan maupun praktisi bisnis

sejak tahun 1990-an. Merger di Indonesia telah berkembang sedemikian rupa

sehingga menjadi sebuah alternatif strategi yang menarik bagi banyak perusahaan

baik domestik maupun asing untuk melakukannya.

Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah untuk

memperoleh sinergi, strategic opportunities, meningkatkan efektifitas dan

mengeksploitasi mispricing di pasar modal (Foster, 1994). Pada umumnya tujuan

dilakukannya merger dan akuisisi adalah mendapatkan sinergi atau nilai tambah.

Oleh sebab itu keunggulan masing-masing perusahaan untuk saling

melengkapi menjadi pertimbangan utama dalam menjajaki merger. Merger antara

perusahaan selain harus memperhatikan daya saing ekonomi juga kepuasan bagi

pemegang saham. Teknik merger sudah tentu harus diterapkan secara optimal dalam

konteks keterkaitan persamaan sifat-sifat usahanya.

Page 3: Proposal Penelitian

Keputusan untuk merger dan akuisisi bukan sekedar menjadikan dua

ditambah dua menjadi empat tetapi merger dan akuisisi harus menjadikan dua

ditambah dua menjadi lima. Nilai tambah yang dimaksud tersebut lebih bersifat

jangka panjang dibanding nilai tambah yang hanya bersifat sementara saja. Oleh

karena itu, ada tidaknya sinergi suatu merger dan akuisisi tidak bisa dilihat

beberapa saat setelah merger dan akuisisi terjadi, tetapi diperlukan waktu yang

relatif panjang. Sinergi yang terjadi sebagai akibat penggabungan usaha bisa

berupa turunnya biaya rata-rata per unit karena naiknya skala ekonomis, maupun

sinergi keuangan yang berupa kenaikan modal.

Keputusan merger dan akuisisi selain membawa manfaat tidak terlepas dari

permasalahan (Suta, 1992), diantaranya biaya untuk melaksanakan merger dan

akuisisi sangat mahal, dan hasilnya pun belum pasti sesuai dengan yang

diharapkan. Di samping itu, pelaksanaan akuisisi juga dapat memberikan

pengaruh negatif terhadap posisi keuangan dari acquiring company apabila

strukturisasi dari akuisisi melibatkan cara pembayaran dengan kas dan melalui

pinjaman. Pennasalahan yang lain adalah kemungkman adanya corporate culture,

sehingga berpengaruh pada sumber daya manusia yang akan dipekerjakan.

Merger dan akuisisi merupakan bentuk investasi bisnis yang memerlukan

pertimbangan-pertimbangan strategis dalam keputusannya. Secara umum

keputusan akuisisi ditujukan untuk mencapai nilai sinergi, yaitu peningkatan

competitiveness dan cash flow yang dihasilkan yang tidak dapat dicapai jika

dilakukan oleh kedua perusahaan yang bergabung itu sendiri-sendiri. Namun

demikian banyak lubang-lubang perangkap (synergy trap) yang melekat dalam

merger dan akuisisi (Payamta, 2004).