proposal penelitian

3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun 2015 telah diterapkan di seluruh jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, menyatakan menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 bagi sekolah-sekolah yang baru melaksanakan kurikulum ini selama satu semester pada tanggal 5 Desember 2014. Namun, Untuk provinsi Aceh sendiri, pemerintah sudah menetapkan untuk terus melanjutkan menggunakan Kurikulum 2013 di seluruh sekolah yang ada di Aceh, meskipun keputusan pusat sudah menghentikan Kurikulum 2013 sementara waktu untuk mendapat beberapa revisi sebelum benar-benar diterapkan kepada peserta didik. Keputusan yang diambil oleh pemerintah Aceh sendiri bukan tanpa pertimbangan, keputusan untuk tetap menggunakan Kurikulum 2013 sudah dipertimbangkan dengan matang dan seksama. Pada Kurikulum 2013, siswa dituntut untuk Kreatif dan mampu menyelesaikan masalah dalam pembelajaran dengan kreatif. Jadi, di Kurikulum 2013 peserta didik diharapkan bisa menjadi pribadi yang kreatif dalam menyelesaikan masalah. Makanya Model pembelajaran Creative Problem Solving, sangat erat kaitannya dengan kurikulum

Upload: keyoy-ajalah

Post on 19-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

proposal penelitian keyoy

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahKurikulum 2013 merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun 2015 telah diterapkan di seluruh jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, menyatakan menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 bagi sekolah-sekolah yang baru melaksanakan kurikulum ini selama satu semester pada tanggal 5 Desember 2014.Namun, Untuk provinsi Aceh sendiri, pemerintah sudah menetapkan untuk terus melanjutkan menggunakan Kurikulum 2013 di seluruh sekolah yang ada di Aceh, meskipun keputusan pusat sudah menghentikan Kurikulum 2013 sementara waktu untuk mendapat beberapa revisi sebelum benar-benar diterapkan kepada peserta didik. Keputusan yang diambil oleh pemerintah Aceh sendiri bukan tanpa pertimbangan, keputusan untuk tetap menggunakan Kurikulum 2013 sudah dipertimbangkan dengan matang dan seksama.Pada Kurikulum 2013, siswa dituntut untuk Kreatif dan mampu menyelesaikan masalah dalam pembelajaran dengan kreatif. Jadi, di Kurikulum 2013 peserta didik diharapkan bisa menjadi pribadi yang kreatif dalam menyelesaikan masalah. Makanya Model pembelajaran Creative Problem Solving, sangat erat kaitannya dengan kurikulum 2013 dan mampu menjadi salah satu cara penyampaian materi yang cocok untuk peserta didik.Model Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan. Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir (Pepkin, 2004:1). Suatu soal yang dianggap sebagai masalah adalah soal yang memerlukan keaslian berpikir tanpa adanya contoh penyelesaian sebelumnya. Masalah berbeda dengan soal latihan. Pada soal latihan, siswa telah mengetahui cara menyelesaikannya, karena telah jelas antara hubungan antara yang diketahui dengan yang ditanyakan, dan biasanya telah ada contoh soal. Pada masalah siswa tidak tahu bagaimana cara menyelesaikannya, tetapi siswa tertarik dan tertantang untuk menyelesaikannya. Siswa menggunakan segenap pemikiran, memilih strategi pemecahannya, dan memproses hingga menemukan penyelesaian dari suatu masalah (Suyitno,2000:34). Adapun proses dari model pembelajaran CPS, terdiri dari angkah-langkah sebagai berikut: (a) Klarifikasi masalah, Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan. (b)Pengungkapan pendapat, Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah. (c) Evaluasi dan Pemilihan, Pada tahap evaluasi dan pemilihan ini, setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi-strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah. (4) Implementasi, Pada tahap ini siswa menentukan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya samapai menemukan penyelesaian dari masalah tersebut(Pepkin,2004:2). Dengan membiasakan siswa menggunakan langkah-langkah yang kreatif dalam memecahkan masalah, diharapkan dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam mempelajari matematika.Media pembelajaran juga diperlukan dalam proses belajar mengajar. Dengan media, pesan yang terkandung dalam pembelajaran dituangkan dalam komunikasi verbal (kata-kata dan tulisan) dan non verbal (gambar visual). Media pembelajaran sangat bermanfaat agar penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar, pembelajaran dapat lebih menarik, meningkatkan interaktif siswa dalam menerapkan teori belajar, mempersingkat waktu pembelajaran dan kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa (Arsyad, 2004:15). Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran, seperti tape recorder, film, slide, gambar, televisi, komputer, dan lainnya.Maka dari itu, pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving ditambah dengan media visual dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis yang baik terhadap siswa.Penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving dengan media visual pada pelajaran matematika sendiri juga bisa digunakan pada materi Memahami Konsep Bangun Datar. Dengan menggunakan media visual bangun datar dan model pembelajaran Creative Problem Solving, peserta didik dapat lebih mudah memahami konsep bangun datar.B. Rumusan MasalahApakah dampak hasil dari penerapan model pembelajaran creative problem solving dengan media visual dalam memahami konsep bangun datar pada siswa?C. TujuanMengetahui dampak positif dari penerapan model pembelajaran creative problem solving dengan media visual dalam Memahami Konsep Bangun Datar pada perkembangan nilai dan pengetahuan siswa.D. ManfaatDapat membantu guru menemukan cara belajar yang efektif dan mudah dipahami oleh siswa tentang materi bangun datar dengan menggunakan model creative problem solving ditambah dengan media visual.