proposal penelitian
DESCRIPTION
proposalTRANSCRIPT
PROPOSAL PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN PREEKLAMPSI DI RSUD CENGKARENG JAKARTA BARAT
TAHUN 2012
Dibuat untuk memenuhi persyaratan penyelesaian tugas akhir
Pada Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pertamedika
Oleh
Dwi Ratna Sari
11101018
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah sebuah anugerah terindah bagi setiap wanita dewasa yang sudah menikah.
Kehamilan bisa dikatakan salah satu perwujudan identitas sebagai calon ibu. Merupakan
suatu kebanggaan tersendiri bagi seorang wanita untuk menjalani kehamilan sebagai sebuah
bagian dari siklus hidupnya. Dimana pada tahap ini terdapat kehidupan baru dalam tubuh
seorang ibu berupa janin yang akan tumbuh menjadi bayi.
Selama masa kehamilan, sang ibu harus memperhatikan kondisi kesehatannya dengan baik
agar tidak mempengaruhi kesehatan ibu dan janin dalam kandungannya. Mengingat
banyaknya resiko yang perlu ibu ketahui dalam masa kehamilan. Salah satu resiko tinggi
yang dialami yaitu hipertensi dalam kehamilan.
Hipertensi dalam kehamilan adalah meningkatnya tekanan darah menjadi 140/90 mmHg
atau lebih saat hamil. Hipertensi ini terjadi pada wanita sebelum atau setelah kehamilan 20
minggu (Sarwono, 2008). Pada primigravida yang sering mengalami stress dalam
menghadapi persalinan menjadi salah satu faktor pencetus terjadinya hipertensi dalam
kehamilan. Sebagian besar ibu hamil yang menderita hipertensi terlihat sehat dan tidak
menunjukkan gejala yang spesifik. Namun apabila ibu yang menderita hipertensi ini tidak
mendapatkan perhatian khusus akan sangat membahayakan bagi kehamilan itu sendiri
maupun bagi janinnya. Kemungkinan komplikasi lebih besar bagi sang ibu yang menderita
hipertensi sebelum hamil dibandingkan dengan Ibu hamil yang menderita hipertensi ketika
sudah hamil.
Kesehatan ibu dan anak itu sendiri menjadi salah satu perhatian dari World Health
Organisation (WHO) karena angka kematian ibu dan anak yang masih cukup tinggi di
beberapa negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari 585.000
ibu meninggal setiap tahunnya di seluruh dunia. Hal ini terjadi pada saat kehamilan dan
persalinan, artinya setiap menit ada satu wanita yang meninggal. Angka kejadian kematian
ibu akibat Perdarahan (30%) dari total kasus kematian, pre-eklampsia atau keracunan
kehamilan (25%), Infeksi (12%), partus lama (5%) dan lain-lain (12%). Salah satu penyebab
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin di dunia adalah preeklampsi (meningkatnya tekanan
darah tinggi). Menurut WHO tahun 2008, angka kejadian preeklamsia pada ibu hamil di
dunia masih tergolong cukup tinggi yaitu berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju,
angka kejadian preeklampsia berkisar antara 5-6% dan eklampsia 0,1-0,7% (Bahari, 2009).
Preeklampsi adalah masalah kesehatan yang dialami saat hamil ditandai dengan tekanan
darah tinggi (hipertensi), disertai protein dalam urine (proteinuria) dengan atau tanpa edema.
Preeklampsi umumnya terjadi dalam trimester ketiga kehamilan, tetapi dapat juga terjadi
pada trimester kedua kehamilan (Sarwono, 2008). Preeklampsia terjadi kira-kira 5% dari
seluruh kehamilan, dan 10% pada kehamilan pertama kali (Novia, 2009). Wanita hamil
sering tidak mengetahui atau memperhatikan keadaan ini, karena rendahnya pengetahuan,
tidak memerikasakan kehamilannya secara teratur, dan sering terlambat mencari
pertolongan. Sehingga preeklampsi dapat berkembang dari preeklampsi yang ringan hingga
preeklampsi berat dan bahkan tanpa disadari dapat terjadi eklampsi dengan penambahan
gejala kejang-kejang (Prawirohardjo, 2008). Penyebab preeklampsi hingga saat ini belum
diketahui secara pasti tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya preeklamsi
yaitu usia ibu yang ekstrim (< 20 tahun dan > 35 tahun), paritas, riwayat keluarga pernah
preeklamsi/eklamsi, riwayat penyakit yang sudah ada sebelumnya seperti penyakit ginjal,
hipertensi, diabetes melitus dan lain – lain, komplikasi obstertik (70 % terjadi pada kasus
molahidatidosa) (Wiknjosastro,2008). Preeklampsia atau hipertensi yang sering terjadi pada
kehamilan ini beresiko terhadap kematian janin dan ibu.
Di Indonesia penyakit hipertensi dalam kehamilan (HDK) termasuk preeklampsi yang
sampai saat ini masih merupakan masalah yang sangat berpengaruh pada kematian maternal
atau kematian ibu. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun 2009
Angka Kematian Ibu ( AKI ) masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup.
(SDKI, 2009). Kematian maternal akibat perdarahan (28%), preeklampsi/ eklampsi (24%)
dan infeksi (11%) (Depkes RI, 2007). Angka kematian ibu tersebut merupakan salah satu
target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium ke 5. Tujuan MDGs
yang ke 5 adalah meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun
2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Namun AKI yang
berdasarkan SDKI tersebut masih jauh dari target MDGs. Target MDGs pada tahun 2015
yaitu AKI dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2008).
Kejadian preeklampsi di Indonesia sekitar 7-10% dari seluruh kehamilan, jumlah tersebut
masih tergolong cukup tinggi. Kejadian preeklamsi di RSPAD Gatot Subroto Jakarta tahun
2004 sebanyak 4 kasus preeklamsia ringan dan 33 kasus preeklamsia berat dari 383 jumlah
ibu yang bersalin. Pada periode 2004 - 2005, kejadian pre-eklampsia berat pada ibu hamil di
RSUD Bayu Asih Purwakarta meningkat dari 15,2% menjadi 23,6%. RSUD Pasar Rebo
Jakarta terdapat 67 kasus preeklampsi dari 694 ibu hamil (Novita, 2009). Di rumah sakit
Cipto Mangunkusumo Jakarta ditemukan 84 (10,1 %) kasus dengan preeklampsi berat. Pada
tahun 2011 angka kejadian preeklampsi di RSUD Tugurejo Semarang sebesar 108 (5,2 %).
Di RSU Bhakti Yudha Depok tahun 2010 sebesar 4,24% sebanyak 11 kasus. Kemudian di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo Surabaya ditemukan hasil kejadian preeklampsia
pada ibu bersalin sebagian besar berusia < 20 tahun, lebih dari setengah kejadian
preeklampsia pada ibu bersalin terjadi pada ibu primipara. Bahkan diperkirakan kematian
akibat preeklampsi-eklampsi pada ibu mencapai 20 % dan kematian perinatal berkisar 28 %
(Bahari, 2009).
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan membuat suatu penelitian tentang hubungan tingkat
pengetahuan ibu hamil dengan hipertensi dalam kehamilan terhadap kejadian preeklampsi di
RSUD Cengkareng Jakarta Barat tahun 2012.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalah dalam penelitian
ini adalah “Apakah Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Hipertensi
Dalam Kehamilan Terhadap Kejadian Preeklampsi di RSUD Cengkareng Jakarta Barat
Tahun 2012 ?”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan hipertensi dalam
kehamilan terhadap kejadian preeklampsi di RSUD Cengkareng Jakarta Barat Tahun
2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
1.4.1.1 Menjadi masukan bagi institusi pendidikan dan pengembangan kurikulum mata
ajar maternitas khususnya tentang hubungan tingakt pengetahuan ibu hamil
dengan hipertensi dalam kejadian preeklampsi.
1.4.1.2 Sebagai penambah informasi untuk mahasiswi jurusan kebidanan dalam
melakukan penelitian kebidanan selanjutnya yang berkaitan dengan
preeklampsia
1.4.2 Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
1.4.3 Bagi Penelitian Lebih Lanjut
1.4.3.1 Dapat dikembangkan untuk peneliti selanjutnya mengenai
1.4.4 Bagi Institusi Tempat Penelitian
1.4.4.1 Sebagai sumber informasi dalam memberikan penyuluhan pada ibu hamil
tentang preeklampsia.