proposal penelitian

50
PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN RENDAHNYA ASI EKSKLUSIF DENGAN BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOAYU KAB. SIDOARJO OLEH : BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

Upload: ririe

Post on 14-Sep-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penelitian ASI

TRANSCRIPT

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN RENDAHNYA ASI EKSKLUSIF DENGAN BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOAYU KAB. SIDOARJO

OLEH :

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITASFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA2014

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangMenurut WHO masa pemberian ASI diberikan secara Eksklusif pada 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan untuk tetap diberikan setelah 6 bulan bersamaandengan makanan pendamping ASI sampai anak 2 tahun. Melihat begitu unggulnya ASI Eksklusif maka sangat disayangkan bahwa pada kenyataan penggunaan ASI Eksklusif belum seperti yang kita harapkan, dimana pada saat ini terjadi kecenderungan menurunnya penggunaan ASI Eksklusif pada masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan suatu keadaan yang cukup serius dalam hal gizi bayi. Jumlah ibu dan lamanya menyusui telah menunjukkan penurunan karena berbagai alasan sosial ekonomi dan budaya (Pesrinasia,WHO/UNICEF, 1994)ASI merupakan makanan yang paling sempurna, dimana kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas tinggi pada ASI banyak terdapat dalam kolostrum. Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama setelah bayi lahir, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental dimana banyak mengandung nilai gizi yang tinggi seperti protein, vitamin A, karbohidrat dan lemak rendah. ASI juga mengandung asam amino essensial yang sangat penting untuk meningkatkan jumlah sel otak bayi yang berkaitan dengan kecerdasan bayi (Depkes RI, 2005)ASI juga mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi serta zat antibodi. Zat antibodi didalam ASI paling banyak terdapat didalam kolostrum yang mengandung immunoglobulin terutama IgA. Kandungan zat anti bodi dalam ASI selain IgA juga terdapat zat laktoferin, lisozim, sel-sel darah putih serta faktor bifidus yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan virus berbahaya didalam tubuh.Untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik serta menghindari dari berbagai penyakit infeksi bayi perlu diberikan ASI secara eksklusif. Asi Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan enam bulan pertama kelahiran tanpa terputus, pemberian ASI sudah harus dimulai setengah sampai satu jam sesudah bayi lahir. Setelah enam bulan bayi diberikan ASI Eksklusif dilanjutkan pemberian ASI sampai usia dua tahun bersamaan dengan pemberian makanan tambahan yang adekuat.Bayi yang diberi susu selain ASI Eksklusif, mempunyai 17 kali lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan terkena infeksi saluran pernafasan (ISPA) salah satu factor adalah karena buruknya pemberian ASI Eksklusif (Dep.Kes,RI, 2005).Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebutkan dalam 5 tahun jumlah ibu menyusui telah mencapai 42 persen, atau naik 10 persen dibanding 5 tahun sebelumnya. Pemerintah maupun berbagai lembaga pegiat ASI selalu mengkampanyekan ASI eksklusif untuk bayi usia 0-6 bulan. Seperti Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2012 mengenai pemberian ASI Eksklusif disahkan pada 1 Maret 2012. PP itu lahir sebagai jaminan pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan sumber makanan terbaik (ASI) sejak dilahirkan sampai berusia enam bulan. Dalam pemberian ASI Eksklusif itu, bayi hanya mengkonsumsi ASI, tanpa menambah dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (www.jurnas.com,2014)Berdasarkan data dari NSS yang bekerjasama dengan Balitbangkes dan Hellen Keller International permasalahan yang mengakibatkan masih rendahnya penggunaan ASI Eksklusif di Indonesia adalah faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI Eksklusif, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu bekerja. Berbagai macam faktor dapat mempercepat pemberian makanan tambahan, diantaranya adalah tingkat pendidikan, pengetahuan, sosial budaya (tradisi), ekonomi dan sikap ibu dan umur ibu.Berkurangnya jumlah ibu yang menyusui bayinya dimulai di kota-kota, terutama pada warga yang berpenghasilan cukup yang kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota, penelitian para ahli mengapa jumlah ibu yang menyusui bayinya cenderung menurun, semakin banyak ibu bekerja,adanya anggapan menyusui adalah lambang keterbelakangan budaya dan alasan estetika (M, Sjahnien, 2008).Dan berdasarkan hasil penelitian Ridwan Amirudin 2007 dengan bertambahnya usia bayi tejadi penurunan pola pemberian ASI Eksklusif sebesar 1,3 kali / 77,2 %. Hal ini memberikan adanya hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan sosial ekonomi ibu dimana ibu yang mempunyai sosial yang rendah mempunyai peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI Eksklusif dibanding ibu dengan sosial yang tinggi bertambahnya pendapatan keluarga atau status sosial ekonomi yang tinggi serta lapangan pekerjaan bagi perempuan, berhubungan dengan cepatnya pemberian susu botol artinya mengurangi kemungkinan untuk menyusui bayi dalam waktu yang lama. (Amirudin, 2007).Tabel 1. Jumlah Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan desa di wilayah kerja Puskesmas Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Bulan Januari 2014No.Nama Desa1 Jam PertamaEksklusif2 Tahun

1Wonoayu000

2Popoh200

3Jimbaran Kulon200

4Jimbaran Wetan201

5Ketimang000

6Ploso000

7Lambangan400

8Sawo Cangkring324

9Beciro Ngengor600

10Karang Puri300

11Plaosan300

12Candi Negoro463

13Mulyodadi000

14Pager Ngumbuk1006

15Wonokalang021

16Semambung100

17Simo Ketawang000

18Simo Angin-Angin3110

19Tanggul402

20Wonokasian202

21Mojorangagung115

22Sumber Rejo000

23Pilang400

Jumlah541234

Sumber : Profil Puskesmas WonoayuDari data diatas ternyata di Puskesmas Wonoayu masih banyak ditemukan rendahnya ASI Eksklusif.Berdasarkan kenyataan dan fenomena yang ada didapatkan adanya permasalahan pada pemberian ASI Eksklusif. Dari data yang didapatkan peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul Hubungan Rendahnya ASI Eksklusif Dengan Beberapa Faktor Penyebab Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonoayu Kab. Sidoarjo

B. Rumusan Masalah Apakah hubungan Rendahnya Asi Eksklusif Dengan Beberapa Faktor Penyebab Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonoayu Kab. Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan UmumMengetahui Hubungan Rendahnya ASI Eksklusif Dengan Beberapa Faktor Penyebab Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonoayu Kab. Sidoarjo.2. Tujuan Khususa. Mengetahui jumlah ibu yang tidak menjalankan program ASI Eksklusifb. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan rendahnya ASI Eksklusifc. Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan rendahnya ASI Eksklusif.d. Mengetahui hubungan antara produktivitas ASI ibu dengan rendahnya ASI Eksklusif.e. Mengetahui hubungan antara faktor keluarga dengan rendahnya ASI Eksklusif.

D. Manfaat Penelitian1. Manfaat Untuk Institusi pendidikan (kampus)Dapat menambah referensi bagi perpustakaan dan menjadi data awal bagi peneliti selanjutnya.2. Manfaat Untuk Pemerintah Kecamatan WonoayuDapat lebih memperhatikan tentang program ASI Eksklusifdi kawasan Kecamatan Wonoayu.3. Manfaat Untuk Peneliti Sebagai penambah ilmu pengetahuan dan pengalaman khususnya untuk masalah-masalah ASI Eksklusif.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Eksklusifa. Pengertian ASI EksklusifMenurut WHO (2006), definisi ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu, tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi vitamin, suplemen mineral atau obat.Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0 6 bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini, (Atikah Proverawati, 2010).Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat. (Arini H, 2012)

b. Kesalah Pahaman Mengenai ASI EksklusifSetelah ASI eksklusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi WHO.

c. Kebaikan ASI Dan Menyusui.ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:1. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.2. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.Di dalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat yang bermanfaat untuk:a. Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.b. Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.c. Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.d. Memudahkan penyerahan berbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium.3. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.4. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.5. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:1. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan kehidupan kepada bayinya.2. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.3. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil4. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.5. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan kehamilan)6. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.7. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga.8. Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya9. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi sebanyak ketika mengalami menstruasi10. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan.

d. Manfaat ASI1. Bagi Bayia. Asi mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, air dan enzim yang dibutuhkan oleh bayi, karenanya Asi mengurangi resiko berbagai jenis kekurangan nutrisi.b. Meningkatkan daya tahan tubuhc. Antibodi yang ada didalam kolostrum juga melindungi bayi baru lahir dari alergi, asma, diare dan lain-lain.d. Meningkatkan jalinan kasih sayange. Meningkatkan kecerdasanf. Merupakan sumber zat gizi yang ideal, berkomposisi seimbang dan secara alami disesuaikan dengan pertumbuhan masa pertumbuhan bayi.g. ASI mudah diserap dan mencegah karies karena mengandung mineral selenium, (Arini, H. 2012 : 29).2. Untuk Ibua. Menyusui menolong rahim menyerut lebih cepat dan mencapai ukuran normalnya dalam waktu singkat. Menyusui mengurangi banyaknya perdarahan setelah persalinan dan karena itu mencegah anemia.b. Menyusui mengurangi resiko kanker payudara dan indung telur.c. Menyusui menolong menurunkan kenaikan berat badan berlebihan yang terjadi selama kehamilan karenanya menurunkan resiko obesitas.d. Menjarangkan kehamilane. Meningkatkan kasih sayang ibu dan anakf. Ibu menjadi perempuan yang lengkap karena dapat menyusuig. Memberikan kesenangan dan kepuasan bagi bayi, (Arini, H. 2012 : 26).3. Untuk Keluargaa. Aspek EkonomisPenggunaan ASI akan mengurangi pengeluaran keluarga karena tidak hanya mengurangi pengeluaran untuk memberi susu formula dan perlengkapan membuatnya, tetapi juga biaya kesehatan untuk bayi. Bayi yang diberikan asi secara eksklusif telah terbukti hampir tidak pernah sakit dibanding dengan bayi yang diberikan susu formula.b. Aspek PsikologisKebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih jarang sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluargac. Aspek KemudahanMenyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapakan air masak botol, dan dot yang terus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain.4. Untuk Masyarakat dan Negaraa. Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya.b. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayic. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.d. Peningkatan kualitas generasi penerus

e. Proses Terbentuknya ASITahapan-tahapan yang terjadi dalam proses laktasi mencakup :1. Mammogenesis : Terjadi pertumbuhan payudara baik dari ukuran maupun berat dari payudara mengalami peningkatan.2. Laktogenesis :a. Tahap 1 (kehamilan akhir) : Sel alveolar berubah menjadi sel sekretorisb. Tahap 2 (hari ke-3 hingga ke-8 kelahiran) : Mulai terjadi sekresi susu, payudara menjadi penuh dan hangat. Kontrol endokrin beralih menjadi autokrin.

f. Komposisi Air Susu Ibu (ASI)1. KolostrumKolostrum adalah Air Susu Ibu yang pertama kali keluar yang berwarna kekuning-kuningan kental dan agak lengket.Manfaat kolostrum:a. Kolostrum mengandung kekebalan terutama (Ig A) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi khususnya diare.b. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama setelah melahirkan.c. Jumlah kolostrum yang diproduksi, berfariasi tergantung dari isapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.d. Membantu pengeluaran mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.2. ProteinAir Susu Ibu mengandung total protein lebih rendah tapi lebih banyak Soluble whey protein. Komposisi ini membentuk gumpalan lebih lunak sehingga lebih mudah dicerna dan diserap.3. LemakSekitar separuh dari energi Air Susu Ibu berasal dari lemak yang mudah diserap dan dibandingkan dengan susu sapi. Hal ini karena adanya enzim lipase dalam ASI.4. LaktoseZat gizi ini merupakan komponen utama karbohidrat dalam Air Susu Ibu, jumlah laktose dalam ASI tidak banyak berfariasi antara ibu-ibu yang menyusui. Dibandingkan dengan susu sapi, kandungan laktose dalam ASI lebih banyak. Disamping merupakan sumber energi yang mudah dicerna, beberapa laktose diubah menjadi asam laktat. Asam laktat ini membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tak diinginkan dan mungkin dalam penyerapan kalsium dan mineral-mineral lainnya.5. MineralSusu ibu mengandung sedikit kalsium dibandingkan dengan susu sapi, tetapi karena kalsium ASI mudah diserap maka kalsium ASI cukup dapat memenuhi kebutuhan bayi.6. VitaminKandungan vitamin pada ASI umumnya hampir selalu mencukupi kebutuhan bayi, meskipun kadarnya dapat bervariasi dengan makanan ibu. Konsentasi vitamin A pada ASI lebih tinggi dari pada kandungan dalam susu sapi. Pada periode segera setelah lahir konsenterasi Vitamin K pada kolostrum dan ASI awal akan lebih tinggi dari pada ASI yang dihasilkan kemudian. Kandungan Vitamin E dalam ASI biasanya telah memenuhi kebutuhan bayi, kecuali bila ibu mengkonsumsi lemak tak jenuh yang berlebihan tanpa disertai peningkatan konsumsi vitamin E yang seimbang.Kandungan vitamin D dalam ASI umumnya rendah, namun bagi bayi yang mendapatkan Air Susu Ibu dalam periode yang cukup jarang menderita riketsia selama memperoleh sinar matahari yang cukup. (Arini, H. 2012 : 53).

g. Produk ASIProses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus lactiterous.Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.Tentang colostrum :a. Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi.b. Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.c. Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature.(d). Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.(e). Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.(f). Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.(g). Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature.(h). Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum.(i). Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.(j). Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.(k). PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.(l). Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI Mature.(m). Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi kurang sempurna, yang akan menambah kadar antobodi pada bayi.(n). Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.2). Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)(a). Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.(b). Disekresi dari hari ke 4 hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 ke 5.(c). Karotein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi.(d). Volume semakin meningkat.3). Air Susu Mature(a). ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.(b). Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.(c). ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai untuk bayi.(d). Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan karotin.(e). Tidak menggumpal bila dipanaskan.(f). Volume: 300 850 ml/24 jam(g). Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:(1). Antibodi terhadap bakteri dan virus.(2). Cell (phagocyle,granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)(3). Enzim (lysozime, lactoperoxidese)(4) Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)(5) Faktor resisten terhadap staphylococcus.(6) Complecement ( C3 dan C4)h. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASIAdapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:1). Makanan IbuMakanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tambahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jikapada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.2). Ketentraman Jiwa dan PikiranPembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:(a). Reflek ProlaktinReflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI.(b). Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut rooting reflex (reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down reflex.3). Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron.Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.4). Perawatan PayudaraPerawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar.i. Volume Produksi ASIPada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua.(9) Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menysusui bayinya selama 4 6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit. Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari.Akan tetapi penelitian yang dilakukan pada beberpa kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.Konsumsi ASI selama satu kali menyusui atau jumlahnya selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi. Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi air susunya. Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda. Di daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat kekurangan gizi seringkali ditemukan marasmus pada bayi-bayi berumur sampai enam bulan yang hanya diberi ASI.j. Manajemen LaktasiManajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:1). Pada masa Kehamilan (antenatal)(a). Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.(c). Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.(d). Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.(e). Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil.(f). Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.2). Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)(a). Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menyusui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melekatkan bayi pada payudara ibu.(b). Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.(c). Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu dua minggu setelah melahirkan.3). Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)(a). Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.(b). Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.(c). Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.(d). Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui.(e). Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam.(f). Menghubungi kelompk pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.(g). Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASDI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.k. Teknik Menyusui Yang Benar1) Cucilah tangan sebelum menyusui2) Mengoleskan Asi sedikit keputing dan sekitar payudara3) Ibu duduk dikursi dengan bersandar dan rendah atau berbaring4) Bayi diletakan menghadap perut ibu atau payudara5) Bayi dipegang belakang bahunya dengan satu tangan, kepala bayi pada lengkung siku ibu, bokong ditahan dengan telapak tangan tangan, kepala bayi tidak mengadah.6) Satu tangan bayi diletakan dibelakang badan ibu, yang satu didepan badan ibu.7) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap pada payudara.8) Payudara dipegang dengan ibu jari, jari yang lain berada dibawah.9) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut dengan menyentuh pipi pada payudara.10) Setelah bayi membuka mulut, kepala bayi diletakan pada payudara, usahakan sebagian besar areola payudara masuk kedalam mulut bayi.11) Melapaskan isapan bayi jari kelingking dimasukan kemulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi diletakan dibawah.12) Setelah selesai menyusui Asi dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan keputing susu dan areola sekitarnya.13) Menyendawakan bayi, bayi digendong tegak dengan besandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk secara perlahan lahan atau bayi tengkurup dipangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk secara perlahan-lahan.l. Lama menyusuiPada hari pertama biasanya ASI belum keluar dan bayi cukup disusukan selama 4-5 menit untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan putting susu dihisap oleh bayi. Setelah hari ke 4-5 boleh disusukan selama 10 menit, bila produksi ASI cukup dan lancar boleh disusukan selama 15 menit. Jumlah Asi yang terhisap bayi pada 5 menit pertama 112 ml, kedua 64 ml dan terakhir 16 ml. ASI yang dihisap bayi pada menit pertama dibanding terakhir adalah berbeda dimana menit pertama lebih cepat dan encer dan kemudian akan lebih kental dan menit terakhir mengandung lemak 4-5 x dan protein 1,5 x lebih banyak dibandingkan dengan ASI pada menit pertama.Jadi lama meyusui setiap payudara adalah sekitar 10-15 menit untuk bayi usia 1-12 bulan, volume ASI akan menurun sesuai dengan waktu yaitu:1). Tahun pertama : 400 700 ml / 24 jam2). Tahun kedua : 200 400 ml / 24 jam.3). Sesudah itu sekitar : 200 ml / 24 jam.Juga terbukti tidak ada perubahan yang bermakna pada konsentrasi protein antara bulan ke 6 sampai tahun ke 2 masa laktasi, hanya konsentrasi lemak bervariasi luas. Produksi ASI dipengaruhi oleh status gizi ibu dan ibu usia muda produksi asinya lebih banyak dibanding dengan ibu usia tua.m. Faktor-Faktor Yang Melatar belakangi Pemberian ASI1). Faktor Ibua). Umur IbuUmur yaitu usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja ( Arini H,2012).Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan, persalinan, dan menyusui adalah 20-35 tahun. Oleh sebab itu, yang sesuai dengan masa reproduksi sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian ASI eksklusif,sedangkan umur yang kurang dari 20 tahun dianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam menghadapi kehamilan, persalinan,serta pemberian ASI. Umur lebih dari 35 tahun dianggap berbahaya, sebab baik alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh berkurang dan menurun, selain itu bisa terjadi risiko bawaan pada bayinya dan juga dapat meningkatkan kesulitan pada kehamilan, persalinan dan nifas (Arini H, 2012).Umur ibu sangat menentukan kesehatan maternal karena berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan, dan nifas, serta cara mengasuh juga menyusui bayinya. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun masih belum matang dan belum siap secara jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan, serta dalam membina bayi dalam dilahirkan (Arini H, 2012). Sedangkan ibu yang berumur 20-35 tahun, menurut (Arini H, 2012) disebut sebagai masa dewasa dan disebut juga masa reproduksi, di mana pada masa ini diharapkan orang telah mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan tenang secara emosional, terutama dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas, dan merawat bayinya nanti.Pada primipara dengan usia 35 tahun ke atas di mana produksi hormon relatif berkurang, mengakibatkan proses laktasi menurun, sedangkan pada usai remaja (12-19 tahun) harus dikaji pula secara teliti karena perkembangan fisik, psikologis, maupun sosialnya belum siap sehingga dapat mengganggu keseimbangan psikologis dan dapat mempengaruhi dalam produksi ASI.Arini H, 2012) mengatakan bahwa umur 35 tahun lebih, ibu melahirkan termasuk berisiko karena pada usia ini erat kaitannya dengan anemia gizi yang dapat mempengaruhi produksi ASI yang dihasilkan. Berdasarkan hasil penelitian Arini H, (2012) bahwa semakin meningkat umur maka persentase berpengetahuan semakin baik karena disebabkan oleh akses informasi, wawasan, dan mobilitas yang masih rendah. Menurut pendapat Arini H, 2012 bahwa semakin meningkatnya umur dan tingkat kematangan maka kekuatan seseorang dalam berpikir dan bekerja juga akan lebih matang.b). PendidikanTingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah,terutama dalam pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka menerima perubahan atau hal-hal guna pemeliharaan kesehatanya. Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan (Arini H, 2012).Pendidikan adalah upaya persuasif atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan atau praktik untuk memelihara (mengatasi masalah) dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap (langgeng) karena didasari oleh kesadaran. Memegang kelemahan dan pendekatan kesehatan ini adalah hasil lamanya memerlukan waktu lama (Arini H, 2012).Pendidikan diperkirakan ada kaitannya dengan pengetahuan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif, hal ini dihubungkan dengan tingkat pengetahuan ibu bahwa seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang rendah (Arini H, 2012)Pengetahuan paradigma itu dipicu oleh tingginya tingkat kebutuhan hidup dan meningkatnya pemahaman kaum wanita tentang aktualisasi diri. Pendidikan dan kebebasan informasi membuat para wanita masa kini lebih berani memasuki wilayah pekerjaan lain yang dapat memberdayakan kemampuan dirinya secara maksimal sehingga ibu tidak dapat memberikan ASI eksklusif (Arini H, 2012). Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan jadi pengetahuan (Arini H, 2012).c). ParitasParitas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu (Arini H, 2012). Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami masalah ketika menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak tahu cara-cara yang sebenarnya dan apabila ibu mendengar ada pengalaman menyusui yang kurang baik yang dialami orang lain, hal ini memungkinkan ibu ragu untuk memberikan ASI pada bayinya (Arini H, 2012).Menurut Arini.H (2012), paritas dalam menyusui adalah pengalaman pemberian ASI eksklusif, menyusui pada kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga, serta pengetahuan tentang manfaat ASI berpengaruh terhadap keputusan ibu untuk menyusui atau tidak. Dukungan dokter, bidan, atau petugas kesehatan lainnya, juga kerabat dekat sangat dibutuhkan terutama untuk yang pertama kali hamil. Dalam pemberian ASI eksklusif, ibu yang pertama kali menyusui pengetahuannya terhadap pemberian ASI eksklusif belum berpengalaman dibandingkan dengan ibu yang sudah berpengalaman menyusui anak sebelumnya.Menurut Arini H (2012) bahwa faktor emosional dan sosial menunjang keberhasilan pemberian ASI. Salah satu faktor yang dapat disebutkan di antaranya adalah nasihat dan pengalaman selama masa kehamilan, persalinan, terutama pengalaman menyusui pertamanya. Paritas diperkirakan ada kaitannya dengan arah pencarian informasi tentang pengetahuan ibu nifas (menyusui) dalam memberikan ASI eksklusif. Hal ini dihubungkan dengan pengaruh pengalaman sediri maupun orang lain terhadap pengetahuanyang dapat mempengaruhi perilaku saat ini atau kemudian (Arini H, 2012). Dari hasil penelitian (Arini H, 2012), pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang dalam pemberian ASI. Bahwa pengalaman ibu dalam mengurus anak berpengaruh terhadap pengetahuannya tentang ASI eksklusif (Arini H, 2012).d). PekerjaanDengan terbukanya kesempatan bekerja dan tuntutan untuk bekerja membantu ekonomi keluarga maka sebagian ibu-ibu memilih bekerja di luar rumah. Dengan bekerja ibu tidak dapat berhubungan penuh dengan bayinya, akibatnya ibu cenderung memberikan susu formula dan diberikan melalui botol, menyebabkan frekuensi penyusuan akan berkurang dan produksi ASI akan menurun. Keadaan ini menyebabkan ibu menghentikan pemberian ASI. Jadi, seorang ibu yang bekerja kemungkinan menyusui bayinya secara eksklusif menurun drastis.e). PengetahuanMenurut Arini H (2012) pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Proses terbentuknya keterampilan seseorang untuk bertindak perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai dari aspek kognitif, obyek sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek yang selajutnya akan menimbulkan respon lebih jauh lagi berupa tindakan.(1). Batasan-batasan PengetahuanMenurut Notoatmodjo (2003), ada tiga batasan pengetahuan yaitu :(a). Pengetahuan indraSegala sesuatu yang dapat disentuh oleh panca indera secara langsung, batasannya adalah segala sesuatu yang ditangkap oleh panca indera.(b). Pengetahuan IlmuSegala sesuatu yang dapat diteliti, batasannya adalah segala sesuatu yang dapat dilakukan penelitian(c) Pengetahuan FilsafatSesuatu yang dapat dipikirkan oleh rasio manusia yang alami dan relative, batasannya adalah alam.(2). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi PengetahuanFaktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah :(a). Faktor Lingkungan(b). Faktor Pendidikan(c). Faktor Intern(d). Faktor pengalaman(e) Faktor Ekonomi(3). Tingkatan PengetahuanMenurut Notoatmodjo (2003), ada enam tingkatan pengetahuan yaitu :(i). Tahu (know)Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan, tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.(ii). Memahami (comprehensive)Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar dengan objek yang telah diketahui dan dapat menginterprestasikan materi secara benar.(iii). Aplikasi (application)Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).(iv). AnalisisAnalisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.(v). Sintesis (synthesis)Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada.(vi). EvaluasiEvaluasi ini berkatan dengan kemampuan untuk melakukan justfikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan criteria yang ditentukan sendiri.Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau respon ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat diatas( Arini H, 2012). Lagi berupa tindakan dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh penetahuan maka tidak akan berlangsung lama.2. Teori UmurUmur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, dikatakan masa awal dewasa adalah usia 18 tahun sampai 40 tahun, dewasa Madya adalah 41 sampai 60 tahun, dewasa lanjut >60 tahun, umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan, (Nursalam, 2001).Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Jika dilihat dari sisi biologis, usia 18-25 tahun merupakan saat terbaik untuk hamil dan bersalin. Karena pada usia ini biasanya organ-organ tubuh sudah berfungsi dengan baik dan belum ada penyakit-penyakit degenerative seperti darah tinggi, diabetes, dan lainnya serta daya tahan tubuh masih kuat (Dini Kasdu, dkk, 2008).Umur sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi, khususnya usia 20-25 tahun merupakan usia yang paling baik untuk hamil dan bersalin. Kehamilan dan persalinan membawa resiko kesakitan dan kematian lebih besar pada remaja dibandingkan pada perempuan yang telah berusia 20 tahunan, terutama di wilayah yang pelayanan medisnya langka atau tidak tersedia (Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan, 2006).Umur atau usia adalah satuanwaktuyang mengukur waktu keberadaan suatubendaataumakhluk, baik yanghidupmaupun yangmati. Semisal, umurmanusiadikatakan lima belas tahun diukur sejak dialahirhingga waktu umur itu dihitung. Oleh yang demikian, umur itu diukur dari tarikh ianya lahir sehingga tarikh semasa (masakini). Manakala usia pula diukur dari tarikh kejadian itu bermula sehinggalah tarikh semasa(masa kini).Umur lebih dari 35 tahun dianggap berbahaya, sebab baik alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh berkurang dan menurun, selain itu bisa terjadi resiko bawaan pada bayinya dan juga dapat meningkatkan kesulitan pada kehamilan, persalinan, dan nifas (Arini H. 2012)3. Teori Pendidikana. DefinisiArini H (2012), pendidikan adalah suatu proses pengembangan tingkat kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi bersangkutan. Tingkat pendidikan dalam keluarga khususnya ibu dapat menjadi faktor yang mempengaruhi status gizi anak dalam keluarga. Semakin tinggi pendidikan orang tua maka pengetahuannya akan gizi akan lebih baik dari yang berpendidikan rendah. Salah satu penyebab gizi kurang pada anak adalah kurangnya perhatian orang tua akan gizi anak. Hal ini disebabkan karena pendidikan dan pengetahuan gizi ibu yang rendah. Pendidikan formal ibu akan mempengaruhi tingkat pengetahuan gizi, semakin tinggi pendidikan ibu, maka semakin tinggi kemampuan untuk menyerap pengetahuan praktis dan pendidikan formal.b. Jenis-Jenis PendidikanTirtoharjo (2009), Pendidikan dapat dibagi dua jenis yaitu :1). Pendidikan FormalPendidikan yang mempunyai jenjang atau tingkatan dalam periode waktu-waktu tertentu berlangsung dari sekolah dasar sampai universitas dan tercakup disamping studi akademi umumnya juga berbagai program khusus dan lembaga-lembaga latihan.2). Pendidikan InformalProses yang yang terjadi seumur hidup setiap individu sehingga memperoleh sikap nilai keterampilan dan pengetahuan dari pengalaman sehari-hari dan pengaruh lingkungan.3). Jenjang PendidikanJenjang Pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, serta keluasan dan kedalaman bahan (UU Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003), jenjang pendidikan dibagi dalam tiga bagian yaitu :a). Pendidikan DasarWarga Negara yang berumur 6-7 tahun berkewajiban mengikuti pendidikan dasar dari SD (Sekolah Dasar) sampai SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) atau pendidikan yang setara sampai tamat.b). Pendidikan MenengahPendidikan menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar diselenggarakan di SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau satuan pendidikan yang sederajat.c). Pendidikan TinggiSatuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk Akademik, Politeknik, dan Perguruan Tinggi.Peran pendidikan dalam bidang kesehatan adalah salah satu upaya untuk membuat prilaku masyarakat itu kondusif untuk kesehatan yang artinya pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari dan mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka dan kemana harus mencari pertolongan bila sakit (Tirtoharjo, 2009).Sedangkan makin tingginya tingkat pendidikan seseorang semakin mudah pula menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pengetahuan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap perubahan hidup sehat.

BAB IIIMETODE DAN INSTRUMEN PENELITIAN

A. METODE PENELITIANMetode yang digunakan adalah metode analitikB. LOKASI PENELITIANPenelitian dilakukan di Kecamatan Wonoayu1. Gambaran umum lokasi .C. WAKTU PENELITIAN17 Februari 2014 2 Maret 2014D. POPULASI DAN SAMPEL Populasi ibu menyusui di kecamatan Wonoayu Sampel teknik pengambilan sampel :besar sampel

E. METODE PENGUMPULAN DATA 1. Cek list2. Kuesioner F. METODE ANALISIS DATA (UNTUK PENELITIAN ANALITIK- KALO UNTUK PENELITIAN DESKRIPTIF DISAJIKAN DULU BARU DI ANALISIS)

G. INSTRUMEN PENELITIAN Memakai instrument yang dibuat sendiri jika tidak ada instrument baku yang digunakan. Harus kuat pada teori disesuaikan dengan DASAR TEORIMEMBUAT INTRUMEN PENELITIAN1. Mengukur pengetahuan Apa yang dia ketahui tentang topic2. Mengukur sikapBagaimaimana sikap dia tetang topic (pendapat, tanggapan, dll)

BAB IVHASIL PENELITIAN

1. Jelaskan semua hasil penelitian2. Pembahasan ; antar dengan teori penunjang hasil penelitian, sambung dengan hasil penelitian yang diperoleh, sambung dengan penelitian orang lain yang berhubungan dengan penelitian, kesimpulan