proposal penelitian

44
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009-2011) Proposal Penelitian Oleh : Nama : Susi Yuliana NIM : 09.05.52.0008

Upload: susi-yuliana

Post on 02-Aug-2015

147 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia 2009-2011)

Proposal Penelitian

Oleh :

Nama : Susi Yuliana

NIM : 09.05.52.0008

Program Studi : S1 Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS STIKUBANK

SEMARANG

2012

Page 2: Proposal Penelitian

HALAMAN PERSETUJUAN

Manuskrip skripsi ini telah memenuhi syarat dan kepada penyusunan

disetujui untuk mengikuti ujian pemdadaran skripsi dengan judul :

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia 2009-2011)

Oleh :

Nama : Susi Yuliana

NIM : 09.05.52.0008

Program Studi S.1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang

Semarang, 10 Agustus 2012

Dosen Pembimbing

( )

Page 3: Proposal Penelitian

A. Latar Belakang

Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan untuk

pengambilan keputusan baik oleh pihak eksternal maupun pihak internal. Pihak

eksternal ingin memperoleh informasi yang andal dari manajemen perusahaan

mengenai pertanggung jawaban dana yang mereka investasikan (Mulyadi, 2002).

Kebutuhan akan pentingnya keandalan informasi inilah yang mendorong

dibutuhkannya jasa pihak ketiga yaitu auditor independen untuk memberi jaminan

bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan dapat dipercaya

sebagai dasar keputusan-keputusan yang diambil oleh mereka (Mulyadi, 2002).

Jaminan akan laporan keuangan yang diberikan auditor independen

diawali dengan proses audit laporan keuangan yang terdiri dari upaya memahami

bisnis dan industri klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang

berkaitan dengan laporan keuangan manajemen.

Auditor independen mengawali proses audit laporan keuangan dengan

memahami bisnis dan industri klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti

yang berkaitan dengan laporan keuangan manajemen. Seorang auditor independen

harus dapat mempertahankan sifat independensinya, karena independensi

merupakan syarat yang penting bagi profesi akuntan public untuk memverifikasi

kewajaran informasi yang disajikan oleh manajemen kepada pemakai informasi.

Dua bentuk independensi auditor, yaitu independence in fact dan independence in

appereance. Independensi dalam kenyataan (independence in fact) memiliki

pengertian sebagai suatu sikap mental tidak mudah dipengaruhi, tidak ,memihak

dan secara intelektual (IAI,2001). Auditor harus bersikap bebas dari pengaruh

Page 4: Proposal Penelitian

kepentingan pribadi serta kemampuan untuk mempertahankan sikap tidak

memihak kepada klien selama melaksanakan audit. Auditor juga harus bersikap

jujur dalam memberikan pendapat atau opini. Sedangkan independensi dalam

penampilan (independence in appearance) menuntut akuntan pubik untuk

menghindari situasi yang dapat membuat orang lain berfikir bahwa auditor

independen tidak dapat mempertahankan independensinya. Pendapat yang

dinyatakan dalam laporan audit tidak akan dipercaya oleh pemakai jasa auditor

independen apabila auditor tidak mampu mempertahankan independensi dalam

penampilan meskipun auditor telah menjalankan audit dengan secara independen

dan objektif.

Pergantian auditor yang terlalu sering dan bukan karena bersifat

mandatory tentu akan memberikan efek yang tidak baik. Fenomena pergantian

KAP telah ditemukan memiliki implikasi terhadap kredibilitas nilai laporan

keuangan dan biaya monitoring aktivitas manajemen (Sinarwati, 2010). Terhadap

pergantian KAP ini sebenarnya oleh pihak KAP dan BAPEPAM dianggap

mengganggu karena memerlukan monitoring yang lebih serta dipercaya

menimbulkan biaya yang lebih besar dibanding dengan manfaat yang didapat.

Pihak KAP dan BAPEPAM sendiri tentu mengharapkan alasan yang jelas dibalik

fenomena ini.

Pemberian opini tertentu pada laporan keuangan auditan dianggap

memberi pengaruh tertentu terhadap motivasi pergantian KAP. Opini audit going

concern yang dikeluarkan oleh auditor diyakini memiliki pengaruh yang besar

tehadap pergantian KAP (Sinarwati, 2010). Pemberian opini audit going concern

Page 5: Proposal Penelitian

dianggap akan memberikan respon negatif terhadap harga saham, sehingga

memungkinkan terjadinya pergantian auditor/KAP. Opini Audit going concern

merupakan opini audit yang dikeluarkan oleh auditor di mana seorang auditor

ingin memastikan perusahaan yang diaudit dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya (SPAP, 2001). Opini audit ini merupakan suatu audit report dengan

modifikasi mengenai going concern yang mengindikasikan bahwa dalam

penilaian auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis atau

tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya di masa yang akan datang

(Sinarwati, 2010).

Dalam memberikan opini audit going concern menurut Lenard et . al.

(2007, dikutip Sinarwati, 2010), seorang auditor harus mempertimbangkan hasil

dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan

membayar kewajiban/utang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang.

Dalam SPAP seksi 341 (IAI, 2001) diberikan pedoman kepada auditor dalam

mengevaluasi apakah terdapat suatu kesangsian besar mengenai kemampuan

entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu

pantas.

Damayanti dan Sudarma (2007) menyatakan bahwa terdapat dorongan

yang kuat untuk berpindah auditor pada perusahaan yang terancam bangkrut.

Perusahaan-perusahaan yang terancam bangkrut (mengalami kesulitan keuangan)

menghadapi ketidakpastian dalam bisnisnya, sehingga menimbulkan kondisi yang

mengakibatkan perpindahan KAP.

Page 6: Proposal Penelitian

Pengujian terhadap pengaruh variable pergantian manajemen telah

dilakukan oleh Sinarwati 2010, serta Wijayani dan Januarti (2011) yang

menemukan fakta bahwa pergantian manajemen merupakan salah satu variabel

signifikan yang mempengaruhi pergantian KAP.

Hubungan kerja yang panjang antara auditor dan klien akan menimbulkan

keakraban yang lebih sehingga mengancam independensi auditor tersebut. Karena

alasan itulah muncul gagasan adanya rotasi audit secara mandatory. Ternyata

tidak semua pihak menyetujui adanya rotasi audit, seperti yang dianjurkan oleh

AICPA karena mereka menganggap bahwa biaya yang dikeluarkan akan lebih

besar daripada manfaat yang diperoleh melalui rotasi auditor.

Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2002) serta Suparlan dan

Andayani (2010) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

pergantian KAP. Sedangkan penelitian yang dilakukan Wijayani dan Januarti

(2011) tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh ukuran klien terhadap

pergantian KAP.

Sebagaimana dijelaskan dalam latar belakang diatas, maka mendorong

peneliti untuk menguji secara empiris mengenai “ANALISIS FAKTOR-

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR

AKUNTAN PUBLIK” pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2009-2011 .

Page 7: Proposal Penelitian

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang

menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh pemberian opini audit going concern

terhadap pergantian KAP pada Perusahaan Manufaktur?

2. Bagaimana pengaruh kesulitan keuangan terhadap pergantian KAP

pada Perusahaan Manufaktur ?

3. Bagaimana pengaruh pergantian manajemen terhadap erhadap

pergantian KAP pada Perusahaan Manufaktur?

4. Bagaimana pengaruh reputasi audit terhadap pergantian KAP pada

perusahaan Manufaktur?

5. Bagaimana pengaruh ukuran klien terhadap pergantian KAP pada

Perusahaan Manufaktur ?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah diatas, penulis akan membatasi faktor-

faktor yang mempengaruhi pergantian Kantor Akuntan Publik pada perusahaan

manufaktur. Faktor-faktor yang diuji adalah opini audit going concern, kesulitan

keuangan, pergantian manajemen, reputasi audit dan ukuran klien terhadap

pergantian Kantor Akuntan Publik.

Page 8: Proposal Penelitian

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan utama yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh pemberian opini audit going concern

terhadap pergantian KAP.

2. Untuk menganalisis pengaruh kesulitan keuangan yang dihadapai

perusahaan terhadap pergantian KAP.

3. Untuk menganalisis pengaruh pergantian manajemen terhadap

pergantian KAP.

4. Untuk menganalisis pengaruh reputasi audit terhadap pergantian

KAP.

5. Untuk menganalisis pengaruh ukuran klien terhadap pergantian

KAP.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Secara Teoritis

Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan literatur kepada

peneliti selanjutnya serta membuktikan bukti empiris apakah opini audit

going concern, kesulitan keuangan, pergantian manajemen, reputasi audit

dan ukuran klien berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik.

2. Manfaat Secara Praktis

Bagi Profesi Akuntan Publik

Page 9: Proposal Penelitian

Dapat dijadikan sebagai bahan informasi tentang praktik

pergantian auditor yang dilakukan di perusahaan – perusahaan.

F. Tinjauan Pustaka

a. Teori Keagenan

Jansen dan Meckling (1976) menyatakan hubungan keagenan adalah suatu

kontrak di mana satu atau lebih orang (principal) melibatkan orang lain (agent)

untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka dan kemudian

mendelegasikan sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen

tersebut. Disini dapat disimpulkan bahwa para pemilik perusahaan atau

pemegang saham memang menunjuk manajemen yang dimaksudkan untuk

mengelola perusahaan yang dimilikinya.

Permasalahan agen akan terjadi apabila kepemilikan atas saham

perusahaan kurang dari seratus persen yang akhirnya akan mendorong manajer

bertindak atas kepentingannya sendiri dan tidak berdasar pada maksimalisasi

nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan. Masalah keagenan juga dapat

terjadi karena adanya asymmetric information antara pemilik manajer. Akibat

adanya informasi yang tidak seimbang (asymmetric) menyebabkan principal

mengalami kesulitan dalam memonitor dan melakukan control tindakan-

tindakan agen.

Teori agensi menunjukkan bahwa manajemen bertindak atas

kepentingannya sendiri daripada kepentingan para investor sebagai pemilik sah

perusahaan. Hal ini akan membentuk adanya perlindungan terhadap kepentingan

Page 10: Proposal Penelitian

pemegang saham dan kreditur yang bertentangan dengan ketidakjujuran yang

dilakukan manajemen. Dalam pemilihan kantor akuntan publik, manajemen

akan cenderung lebih memilih KAP yang dapat diajak bekerjasama atau

memenuhi keinginan manajemen.

b. Auditing, Akuntan Publik dan Ukuran KAP

Auditing merupakan suatu kegiatan untuk meyakini kewajaran laporan

suatu perusahaan oleh pihak yang berkompeten dan independen, sehingga dapat

dijadikan sumber informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan

itu sendiri.

Auditor adalah akuntan public yang memberikan jasa audit kepada auditan

untuk memeriksa laporan keuangan agar bebas dari salah saji. Umumnya hirarki

auditor dalam perikatan audit di dalam Kantor Akuntan Publik dibagi menjadi

berikut ini (Mulyadi, 2002:33-34) :

a. Partner: menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit; bertanggung

jawab atas hubungan dengan klien; bertanggung jawab secara menyeluruh

mengenai auditing. Partner menandatangani laporan audit dan

management letter, dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit

dari klien.

b. Manajer: bertindak sebagai pengawas audit; bertugas untuk membantu

auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit;

mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter. Biasanya

manajer melakukan pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor

Page 11: Proposal Penelitian

senior. Pekerjaan manajer tidak berada di kantor klien, melainkan di

kantor auditor, dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang

dilaksanakan para auditor senior.

c. Auditor senior: bertugas untuk melaksanakan audit; bertanggung jawab

untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana;

bertugas untuk mengarahkan dan me-review pekerjaan auditor junior.

Auditor senior biasanya akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur

audit dilaksanakan. Umumnya auditor senior melakukan audit terhadap

satu objek pada saat tertentu.

d. Auditor junior: melaksanakan prosedur audit secara rinci; membuat kertas

kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan.

Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja

menyelesaikan pendidikan formalnya di sekolah.

Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik Kantor Akuntan

Publik (KAP) merupakan suatu bentuk organisasi akuntan publik yang

memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang

berusaha dibidang Ukuran KAP berkisar dari yang mempunyai satu orang staf

sampai dengan kategori ukuran KAP yaitu KAP Internasional, KAP Nasional,

KAP Lokal dan Regional, dan KAP Lokal Kecil.

c. Pergantian Kantor Akuntan Publik

Pergantian kantor akuntan publik dalam dunia usaha dilatar belakangi oleh

banyak hal. Penyebab perusahaan melakukan pergantian KAP bukan hanya

Page 12: Proposal Penelitian

karena adanya peraturan pemerintah, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor

lain.

d. Opini Audit Going Concern

Dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi memberikan opini

atas laporan keuangan perusahaan. Opini yang diberikan merupakan pernyataan

kewajaran,

dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha dan arus

kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2001).

Pihak manajemen bertanggung jawab untuk menentukan kelayakan dari

persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern dan auditor

bertanggung jawab untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan going concern

oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan

keuangan.

e. Kesulitan Keuangan

KAP Schwartz dan Soo (1995), seperti dikutip Sinarwati (2010),

menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut (kesulitan keuangan) lebih sering

untuk berpindah KAP daripada perusahaan yang tidak bangkrut (tidak kesulitan

keuangan). Kesulitan keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

DER (debt to equity ratio) yaitu dengan membagi nilai total aktiva dengan total

ekuitas seperti dibawah ini :

Page 13: Proposal Penelitian

DER = Total Asset

Total Equity

Tingkat DER yang aman adalah 100%. Nilai DER yang berada di atas 100%

merupakan salah satu indikator dari memburuknya kondisi keuangan suatu

perusahaan.

f. Pergantian Manajemen

Pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan yang dapat

disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham atau direksi berhenti

karena kemauan sendiri.

Untuk menghindari manipulasi akan pelaporan keuangan oleh manajer,

kebutuhan akan auditor meningkat (Ismail et al,2008).

g. Reputasi Audit

Investor akan lebih cenderung untuk memakai data akuntansi yang

dihasilkan dari auditor yang bereputasi (Praptitorini dan Januarti, 2007, seperti

dikutip Sinarwati, 2010).

h. Ukuran Klien

Selain ukuran KAP, ukuran perusahaan klien juga dapat menjadi faktor

adanya pergantian KAP. Ukuran perusahaan klien merupakan suatu skala yang

mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan yang berhubungan dengan

keuangan perusahaan.

Page 14: Proposal Penelitian

G. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Tahun Metode Analisis Variabel Hasil Penelitian

1 Naser et al (2006) Regresi Logistik Dependen:

Auditor Switch

Independen:

Ukuran KAP, ukuran klien, pertumbuhan

perusahaan, financial distress, audit

tenure.

Ukuran Klien, financial distress berpengaruh

terhadap pergantian auditor. Tenure terhadap

KAP yang besar juga lebih panjang

dibandingkan pada saat menggunakan jasa

KAP yang relatif lebih kecil.

Page 15: Proposal Penelitian

2 Kawijayadan

Juniarti (2002)

Binary Logistic Dependen :

Auditor Switch

Independen: Qualified audit opinion,

merger, perubahan manajemen, dan

ekspansi.

.Tidak adanya hubungan antara qualified audit

opinion, merger, perubahan manajemen, dan

ekspansi dengan pergantian auditor.

3 Mardiyah (2002) Regresi dan

model RPA

(Recursive

Partitioning

Algorithma)

Dependen :

Auditor Changes

Independen :

Perubahan kontrak, keefektifan auditor,

reputasi klien, biaya audit, faktor klien

dan faktor auditor.

Perubahan kontrak, keefektifan auditor,

reputasi klien, biaya audit, faktor klien dan

faktor auditor mempunyai pengaruh terhadap

auditor changes

4 Damayanti

dan Sudarma

(2008)

Regresi Logistik Dependen : Perpindahan audit

Independen : Pergantian

Manajemen,opini akuntan, fee audit,

Fee dan ukuran KAP mempunyai pengaruh

terhadap pergantian KAP. Pergantian

manajemen, opini akuntan, kesulitan keuangan

Page 16: Proposal Penelitian

kesulitan keuangan, ukuran KAP, dan

persentase perubahan ROA.

dan presentase perubahan ROA tidak memiliki

pengaruh terhadap pergantian KAP.

5 Ismail (2008) Regresi Logistik Dependen: auditor switching.

Independen:

Lingkungan Kontrak klien (pertumbuhan

perusahaan,pertumbuhan manajemen,

perubahan aktivitas keuangan), reputasi

klien(qualified audit opinion, financial

distress, perubahan audit fee, perubahan

ukuran perusahaan, perubahan nama

perusahaan), keefektifan auditor(lamanya

perikatan audit)

Hasil dari penelitian ini adalah serupa dengan

penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan

pada negara berkembang bahwa tidak ada

pengaruh qualified audit opinion

dengan pergantian auditor. Selanjutnya,

penelitian ini mendalilkan bahwa perusahaan

klien cenderung mempunyai pemotongan

biaya selama periode krisis finansialdengan

beralih ke jasa audit yang lebih murah.

6 Sinarwati (2010) Regresi Dependen: Opini audit going concern dan reputasi auditor

Page 17: Proposal Penelitian

Logistik Pergantian KAP

Independen: Opini audit going concern,

pergantian manajemen, reputasi auditor,

kesulitan keuangan.

tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor,

pergantian manajemen dan kesulitan keuangan

berpengaruh positif terhadap pergantian

auditor.

7 Suparlan dan

Andayani (2010)

Regresi

Logistik

Dependen:

Pergantian KAP

Independen:

Investor institusioanl, Kepemilikan

publik, share growth, ukuran

dewan komisaris, pergantian manajemen,

leverage, ROE, ukuran perusahaan.

Kepemilikan publik, penambahan jumlah

saham mempengaruhi pergantian KAP,

investor institusional, pergantian manajemen,

kuran dewan komisaris, leverage, ROE tidak

berpengaruh terhadap pergantian KAP.

Sedangkan ukuran perusahaan\ berhubungan

negatif dengan pergantian KAP.

8Qqqqqq Wijayani Regresi Logistik Dependen: Auditor Switching Ukuran KAP dan fee audit berpengaruh

Page 18: Proposal Penelitian

dan Januarti

(2011)

Independen:

Ukuran KAP, ukuran klien, tingkat

Pertumbuhan klien, financial distress,

pergantian manajemen, opini audit, audit

fee.

signifikan terhadappergantian auditor. Ukuran

klien, tingkat pertumbuhan klien,financial

distress,pergantian manajemen, opini audit

tidak berpengaruh signifikanterhadap

pergantian auditor.

9 Tate

(2007)

Regresi Dependen: AuditorSwitching

Independen: struktur operasional,kondisi

keuangan,reputasi dan kontrak

manajemen, audit fees,Control Variabel

Perubahan struktur operasional perusahaan,

reputasi dan konrak manajemen, ukuran KAP,

fee audit berpengaruh terhadap pergantian

auditor. Perubahan struktur keuangan tidak

berpengaruh terhadap pergantian auditor.

Page 19: Proposal Penelitian

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penelitian terdahulu, maka peniliti mengindikasikan faktor-

faktor dalam melakukan pergantian KAP yang dilihat dari oponi audit going

concern, kesulitan keuangan, reputasi audit, ukuran klien dan ukuran KAP.

Gambar dibawah ini menyajikan kerangka pemikiran untuk pengembangan

hipotesis.

Gambar 2.0

Kerangka Berfikir

Ha1 Ha1

Ha2

Ha3

Ha4

Ha5 Ha5

Opini audit going concern

Kesulitan Keuangan

Reputasi Audit

Ukuran Klien

Pergantian Manajemen Pergantian KAP

Page 20: Proposal Penelitian

H. Pengembangan Hipotesis

Pada penelitian ini, peneliti mengajukan lima hipotesis, yaitu opini audit,

Kesulitan Keuangan, Reputasi Audit, Ukuran Klien dan Ukuran KAP. Hipotesis

yang diajuukan adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Opini Audit Going Concern terhadap Pergantian KAP

Opini audit Going Concern merupakan suatu audit report dengan

modifikasi mengenai going concern yang mengindikasikan bahwa dalam

penilaian auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis

atau tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dimasa yang akan

datang (Komalasari 2004). Pihak manajemen bertanggung jawab untuk

menentukan kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan dasar

going concern dan auditor bertanggung jawab untuk meyakinkan dirinya

bahwa penggunaan going concern oleh perusahaan adalah layak dan

diungkaokan secara memadai dalam laporan keuangan. Perusahaan yang

mendapatkan opini selain opini wajar tanpa pengecualian (unqualified audit

opinion) seperti opini wajar dengan pengecualian (qualified audit opinion) dan

tidak memberikan pendapat cenderung akan berganti KAP. Berdasarkan

pernyataan diatas, maka hipotesis pertama yang diajukan ialah:

Ha1: Opini Audit Going Concern berpengaruh terhadap pergantian KAP

2. Pengaruh Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian KAP

Perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan atau terancam

bangkrut dapat menimbulkan suatu kondisi yang mendorong perusahaan untuk

Page 21: Proposal Penelitian

berpindah KAP. Berdasarkan pernyataan diatas maka hipotesis kedua yang

diajukan adalah :

Ha2 : Kesulitan Keuangan berpengaruh terhadap pergantian KAP

3. Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap pergantian KAP

Pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh perubahaan

kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP. Perusahaan

akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya

(Nagy, 2005 dalam Damayanti dan Sudarma .2008). Manajemen memerlukan

auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan

perusahaan yang cepat. Berdasarkan pernyataan diatas maka hipotesis ke tiga

adalah :

Ha3 : Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP

4. Pengaruh Reputasi Audit terhadap Pergantian Audit

Menurut Sinarwati (2010), berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan

bahwa manusia itu self interest, maka kehadiran pihak ketiga sebagai mediator

hubungan keagenan diperlukan, dalam hal ini adalah auditor independen. Investor

sebagai pihak eksternal melihat informasi akuntansi yang dihasilkan oleh

manajemen perusahaan cenderung lebih mempercayai yang dihasilkan oleh auditor

yang telah memiliki reputasi yang baik. KAP/auditor yang bereputasi dalam

penelitian ini adalah yang termasuk dalam Big 4. Menurut Sinarwati (2010) bahwa

“perusahaan tidak akan mengganti KAP jika KAP nya sudah bereputasi”.

Berdasarkan pernyataan diatas maaka Hipotesis ketiga yang diambil adalah :

Page 22: Proposal Penelitian

Ha4 : Reputasi Audit berpengaruh terhadap pergantian KAP.

5. Pengaruh Ukuran Klien terhadap Pergantian KAP

KAP yang berkualitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kredibilitas

perusahaan. Perusahaan besar memiliki kecenderungan lebih rendah untuk berganti

auditor dibandingkan dengan perusahaan kecil. Berdasarkan pernyataan diatas maka

hipotesis yang dapat diambil adalah :

Ha5 : Ukuran Klien berpengaruh terhadap pergantian KAP.

I. Metode dan Desain Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek Penelitian yang akan digunakan adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dengan yaitu

dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria:

1. Perusahaan Manufaktur yang telah tercaftar secara berturut – turut selama

periode penelitian yaitu 2009 – 2011

2. Perusahaan Manufaktur yang telah menerbitkan laporan keuangan selama

periode penelitian yaitu tahun 2009-2011.

3. Perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP secara mandatory.

4. Data yang disajikan lengkap untuk kebutuhan penelitian.

Page 23: Proposal Penelitian

3. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa

laporan keuangan tahunan dari Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai

dengan tahun 2011. Teknik Pengambilan Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan cara

mengumpulkan mencatat dan mengkaji data sekunder yang diperoleh dari sutu

lembaga Indonesia Stock Exchanges dalam bentuk laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai

dengan tahun 2011 dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD).

4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

4.1. Variabel Dependen

Pergantian kantor akuntan publik (KAP) didefinisikan sebagai ada

tidaknya pergantian kantor akuntan publik yang dilakukan oleh perusahaan

klien (auditee). Variabel pergantian KAP merupakan variabel dummy yang

diukur dengan menggunakan satu (1) item pertanyaan. Angka 0 mewakili

tidak terjadi pergantian KAP dan angka 1 mewakili terjadi pergantian KAP

(Nasser, et al.,2006).

4.2. Varibel Independen

a. Opini Audit Going Concern

Opini audit Going Concern merupakan pernyataan pendapat yang

diberikan oleh auditor dalam menilai kewajaran penyajian laporan

keuangan perusahaan yang diaudit. Variabel opini audit merupakan

Page 24: Proposal Penelitian

variabel dummy yang diukur dengan menggunakan satu (1) item

pertanyaan. Jika perusahaan mendapatkan opini going concern maka

diberi kode 1. Sedangkan jika perusahaan klien tidak mendapatkan opini

going concern, maka diberikan nilai 0 (Sinarwati, 2010).

b. Kesulitan Keuangan

Dalam penelitian ini kesulitan keuangan diproksikan dengan rasio

total utang dengan modal sendiri/ekuitas (debt to equity ratio/ DER) yang

mengacu pada penelitian Ismail (2008) dan Sinarwati (2010). Debt Equty

Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menutup sebagian atau seluruh hutang – hutangnya

baik jangka panjang atau jangka pendek. Secara sistematis

diformulasikan sebagai berikut :

DER : Total Hutang

Ekuitas

c. Pergantian Manajemen

Pergantian manajemrn merupakan pergantian direksi perusahaan yang

terutama disebabkan oleh kepuasan rapat umum pemegang saham dan direksi

berhenti karena kemauan sendiri. Variabel pergantian manajemen

menggunakan variable dummy. Jika terdapat pergantian direksi dalam

perusahaan maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika tidak terdapat pergantian

direksi dalam perusahaan, maka diberi nilai 0 (Damayanti dan Sudarma,

2008)

d. Reputasi audit

Page 25: Proposal Penelitian

Dalam penelitian ini reputasi auditor diproksikan sebagai KAP yang

berafiliasi dengan Big 4 Auditors. Variabel ini adalah variabel dummy dimana

jika KAP termasuk dalam Big Four Auditors diberi kode 1 dan jika tidak

diberi kode 0 Auditor yang termasuk dalam afiliasi KAP Big 4 telah

disebutkan pada bab sebelumnya.

e. Ukuran Klien

Ukuran klien menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran klien

diukur berdasarkan total nilai aset yang terdapat pada neraca. Dikarenakan

total aktiva perusahaan yang bernilai milyaran rupiah maka dapat

disederhanakan dengan mentransformasikannya ke dalam logaritma

natural, sehingga ukuran perusahaan klien dapat dihitung dengan :

UKL : Ln Total Assets

5. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan

deskripsi atas variabel-variabel penelitian. Alat yang digunakan untuk

mendeskripsikan variabel dalam penelitian ini adalah mean, minimum,

maksimum, dan deviasi standar.

6. Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan

model regresi logistik. Regresi logistic adalah regresi yang digunakan untuk

menguji apakah probabilitasnya terjadinya variable terikat dapat diprediksi dengan

variable bebasnya (Ghazoli, 2002 :120) . Model yang regresi logistic yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Page 26: Proposal Penelitian

Ln P(PKAP) = α + β1 OGC + β2 KK +β3 PM + β4 RA + β5 UKL ε

1-P (PKAP)

Keterangan :

α : Konstan

PKAP : Pergantian KAP

OGC : Opini Going Concern

KK : Kesulitan Keuangan

PM : Pergantian Manajemen

RA : Reputasi Audit

UKL : Ukuran Klien

ε : Error

7. Pengujian Model

7.1. Koefisien Deterninasi (Nagelkerke R Square)

Gox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba

meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik

estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga

sulit diinterprestasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari

koefisien Cox dan snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari

0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox

dan Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat

diinterprestasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang

Page 27: Proposal Penelitian

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variable dependen amat terbatas.

7.2. Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of

Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai

dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga

model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis

nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan

nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model

tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol

tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai

observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok

dengan data observasinya.

7.3. Menilai keseluruhan model (Overall mdel Fit)

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data.

Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk

menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

Page 28: Proposal Penelitian

HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol

agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada

fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa

model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji

hipotesis nol dan alternatif, ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan

likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan

kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

7.4.1 Pengujian Hipotesis

Estimasi parameter dan interpretasinya

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation (MLE).

Ho = b1 = b2 = b3 = ...= bi = 0

Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bi ≠ 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variable independen (x) tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam

populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α

= 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah (Ghozali, 2006 : 270) ;

1. Jika nilai probabilitas (sig) < α = 5 % maka hipotesis alternatif

didukung

2. Jika nilai probabilitas (sig) > α = 5 % maka hipotesis alternative tidak

didukung.