proposal penelitian
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia 2009-2011)
Proposal Penelitian
Oleh :
Nama : Susi Yuliana
NIM : 09.05.52.0008
Program Studi : S1 Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS STIKUBANK
SEMARANG
2012
HALAMAN PERSETUJUAN
Manuskrip skripsi ini telah memenuhi syarat dan kepada penyusunan
disetujui untuk mengikuti ujian pemdadaran skripsi dengan judul :
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia 2009-2011)
Oleh :
Nama : Susi Yuliana
NIM : 09.05.52.0008
Program Studi S.1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang
Semarang, 10 Agustus 2012
Dosen Pembimbing
( )
A. Latar Belakang
Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan baik oleh pihak eksternal maupun pihak internal. Pihak
eksternal ingin memperoleh informasi yang andal dari manajemen perusahaan
mengenai pertanggung jawaban dana yang mereka investasikan (Mulyadi, 2002).
Kebutuhan akan pentingnya keandalan informasi inilah yang mendorong
dibutuhkannya jasa pihak ketiga yaitu auditor independen untuk memberi jaminan
bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan dapat dipercaya
sebagai dasar keputusan-keputusan yang diambil oleh mereka (Mulyadi, 2002).
Jaminan akan laporan keuangan yang diberikan auditor independen
diawali dengan proses audit laporan keuangan yang terdiri dari upaya memahami
bisnis dan industri klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang
berkaitan dengan laporan keuangan manajemen.
Auditor independen mengawali proses audit laporan keuangan dengan
memahami bisnis dan industri klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti
yang berkaitan dengan laporan keuangan manajemen. Seorang auditor independen
harus dapat mempertahankan sifat independensinya, karena independensi
merupakan syarat yang penting bagi profesi akuntan public untuk memverifikasi
kewajaran informasi yang disajikan oleh manajemen kepada pemakai informasi.
Dua bentuk independensi auditor, yaitu independence in fact dan independence in
appereance. Independensi dalam kenyataan (independence in fact) memiliki
pengertian sebagai suatu sikap mental tidak mudah dipengaruhi, tidak ,memihak
dan secara intelektual (IAI,2001). Auditor harus bersikap bebas dari pengaruh
kepentingan pribadi serta kemampuan untuk mempertahankan sikap tidak
memihak kepada klien selama melaksanakan audit. Auditor juga harus bersikap
jujur dalam memberikan pendapat atau opini. Sedangkan independensi dalam
penampilan (independence in appearance) menuntut akuntan pubik untuk
menghindari situasi yang dapat membuat orang lain berfikir bahwa auditor
independen tidak dapat mempertahankan independensinya. Pendapat yang
dinyatakan dalam laporan audit tidak akan dipercaya oleh pemakai jasa auditor
independen apabila auditor tidak mampu mempertahankan independensi dalam
penampilan meskipun auditor telah menjalankan audit dengan secara independen
dan objektif.
Pergantian auditor yang terlalu sering dan bukan karena bersifat
mandatory tentu akan memberikan efek yang tidak baik. Fenomena pergantian
KAP telah ditemukan memiliki implikasi terhadap kredibilitas nilai laporan
keuangan dan biaya monitoring aktivitas manajemen (Sinarwati, 2010). Terhadap
pergantian KAP ini sebenarnya oleh pihak KAP dan BAPEPAM dianggap
mengganggu karena memerlukan monitoring yang lebih serta dipercaya
menimbulkan biaya yang lebih besar dibanding dengan manfaat yang didapat.
Pihak KAP dan BAPEPAM sendiri tentu mengharapkan alasan yang jelas dibalik
fenomena ini.
Pemberian opini tertentu pada laporan keuangan auditan dianggap
memberi pengaruh tertentu terhadap motivasi pergantian KAP. Opini audit going
concern yang dikeluarkan oleh auditor diyakini memiliki pengaruh yang besar
tehadap pergantian KAP (Sinarwati, 2010). Pemberian opini audit going concern
dianggap akan memberikan respon negatif terhadap harga saham, sehingga
memungkinkan terjadinya pergantian auditor/KAP. Opini Audit going concern
merupakan opini audit yang dikeluarkan oleh auditor di mana seorang auditor
ingin memastikan perusahaan yang diaudit dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya (SPAP, 2001). Opini audit ini merupakan suatu audit report dengan
modifikasi mengenai going concern yang mengindikasikan bahwa dalam
penilaian auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis atau
tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya di masa yang akan datang
(Sinarwati, 2010).
Dalam memberikan opini audit going concern menurut Lenard et . al.
(2007, dikutip Sinarwati, 2010), seorang auditor harus mempertimbangkan hasil
dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan
membayar kewajiban/utang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang.
Dalam SPAP seksi 341 (IAI, 2001) diberikan pedoman kepada auditor dalam
mengevaluasi apakah terdapat suatu kesangsian besar mengenai kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu
pantas.
Damayanti dan Sudarma (2007) menyatakan bahwa terdapat dorongan
yang kuat untuk berpindah auditor pada perusahaan yang terancam bangkrut.
Perusahaan-perusahaan yang terancam bangkrut (mengalami kesulitan keuangan)
menghadapi ketidakpastian dalam bisnisnya, sehingga menimbulkan kondisi yang
mengakibatkan perpindahan KAP.
Pengujian terhadap pengaruh variable pergantian manajemen telah
dilakukan oleh Sinarwati 2010, serta Wijayani dan Januarti (2011) yang
menemukan fakta bahwa pergantian manajemen merupakan salah satu variabel
signifikan yang mempengaruhi pergantian KAP.
Hubungan kerja yang panjang antara auditor dan klien akan menimbulkan
keakraban yang lebih sehingga mengancam independensi auditor tersebut. Karena
alasan itulah muncul gagasan adanya rotasi audit secara mandatory. Ternyata
tidak semua pihak menyetujui adanya rotasi audit, seperti yang dianjurkan oleh
AICPA karena mereka menganggap bahwa biaya yang dikeluarkan akan lebih
besar daripada manfaat yang diperoleh melalui rotasi auditor.
Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2002) serta Suparlan dan
Andayani (2010) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pergantian KAP. Sedangkan penelitian yang dilakukan Wijayani dan Januarti
(2011) tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh ukuran klien terhadap
pergantian KAP.
Sebagaimana dijelaskan dalam latar belakang diatas, maka mendorong
peneliti untuk menguji secara empiris mengenai “ANALISIS FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR
AKUNTAN PUBLIK” pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2011 .
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang
menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh pemberian opini audit going concern
terhadap pergantian KAP pada Perusahaan Manufaktur?
2. Bagaimana pengaruh kesulitan keuangan terhadap pergantian KAP
pada Perusahaan Manufaktur ?
3. Bagaimana pengaruh pergantian manajemen terhadap erhadap
pergantian KAP pada Perusahaan Manufaktur?
4. Bagaimana pengaruh reputasi audit terhadap pergantian KAP pada
perusahaan Manufaktur?
5. Bagaimana pengaruh ukuran klien terhadap pergantian KAP pada
Perusahaan Manufaktur ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah diatas, penulis akan membatasi faktor-
faktor yang mempengaruhi pergantian Kantor Akuntan Publik pada perusahaan
manufaktur. Faktor-faktor yang diuji adalah opini audit going concern, kesulitan
keuangan, pergantian manajemen, reputasi audit dan ukuran klien terhadap
pergantian Kantor Akuntan Publik.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan utama yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh pemberian opini audit going concern
terhadap pergantian KAP.
2. Untuk menganalisis pengaruh kesulitan keuangan yang dihadapai
perusahaan terhadap pergantian KAP.
3. Untuk menganalisis pengaruh pergantian manajemen terhadap
pergantian KAP.
4. Untuk menganalisis pengaruh reputasi audit terhadap pergantian
KAP.
5. Untuk menganalisis pengaruh ukuran klien terhadap pergantian
KAP.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Secara Teoritis
Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan literatur kepada
peneliti selanjutnya serta membuktikan bukti empiris apakah opini audit
going concern, kesulitan keuangan, pergantian manajemen, reputasi audit
dan ukuran klien berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik.
2. Manfaat Secara Praktis
Bagi Profesi Akuntan Publik
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi tentang praktik
pergantian auditor yang dilakukan di perusahaan – perusahaan.
F. Tinjauan Pustaka
a. Teori Keagenan
Jansen dan Meckling (1976) menyatakan hubungan keagenan adalah suatu
kontrak di mana satu atau lebih orang (principal) melibatkan orang lain (agent)
untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka dan kemudian
mendelegasikan sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen
tersebut. Disini dapat disimpulkan bahwa para pemilik perusahaan atau
pemegang saham memang menunjuk manajemen yang dimaksudkan untuk
mengelola perusahaan yang dimilikinya.
Permasalahan agen akan terjadi apabila kepemilikan atas saham
perusahaan kurang dari seratus persen yang akhirnya akan mendorong manajer
bertindak atas kepentingannya sendiri dan tidak berdasar pada maksimalisasi
nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan. Masalah keagenan juga dapat
terjadi karena adanya asymmetric information antara pemilik manajer. Akibat
adanya informasi yang tidak seimbang (asymmetric) menyebabkan principal
mengalami kesulitan dalam memonitor dan melakukan control tindakan-
tindakan agen.
Teori agensi menunjukkan bahwa manajemen bertindak atas
kepentingannya sendiri daripada kepentingan para investor sebagai pemilik sah
perusahaan. Hal ini akan membentuk adanya perlindungan terhadap kepentingan
pemegang saham dan kreditur yang bertentangan dengan ketidakjujuran yang
dilakukan manajemen. Dalam pemilihan kantor akuntan publik, manajemen
akan cenderung lebih memilih KAP yang dapat diajak bekerjasama atau
memenuhi keinginan manajemen.
b. Auditing, Akuntan Publik dan Ukuran KAP
Auditing merupakan suatu kegiatan untuk meyakini kewajaran laporan
suatu perusahaan oleh pihak yang berkompeten dan independen, sehingga dapat
dijadikan sumber informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan
itu sendiri.
Auditor adalah akuntan public yang memberikan jasa audit kepada auditan
untuk memeriksa laporan keuangan agar bebas dari salah saji. Umumnya hirarki
auditor dalam perikatan audit di dalam Kantor Akuntan Publik dibagi menjadi
berikut ini (Mulyadi, 2002:33-34) :
a. Partner: menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit; bertanggung
jawab atas hubungan dengan klien; bertanggung jawab secara menyeluruh
mengenai auditing. Partner menandatangani laporan audit dan
management letter, dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit
dari klien.
b. Manajer: bertindak sebagai pengawas audit; bertugas untuk membantu
auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit;
mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter. Biasanya
manajer melakukan pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor
senior. Pekerjaan manajer tidak berada di kantor klien, melainkan di
kantor auditor, dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan para auditor senior.
c. Auditor senior: bertugas untuk melaksanakan audit; bertanggung jawab
untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana;
bertugas untuk mengarahkan dan me-review pekerjaan auditor junior.
Auditor senior biasanya akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur
audit dilaksanakan. Umumnya auditor senior melakukan audit terhadap
satu objek pada saat tertentu.
d. Auditor junior: melaksanakan prosedur audit secara rinci; membuat kertas
kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan.
Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja
menyelesaikan pendidikan formalnya di sekolah.
Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik Kantor Akuntan
Publik (KAP) merupakan suatu bentuk organisasi akuntan publik yang
memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang
berusaha dibidang Ukuran KAP berkisar dari yang mempunyai satu orang staf
sampai dengan kategori ukuran KAP yaitu KAP Internasional, KAP Nasional,
KAP Lokal dan Regional, dan KAP Lokal Kecil.
c. Pergantian Kantor Akuntan Publik
Pergantian kantor akuntan publik dalam dunia usaha dilatar belakangi oleh
banyak hal. Penyebab perusahaan melakukan pergantian KAP bukan hanya
karena adanya peraturan pemerintah, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor
lain.
d. Opini Audit Going Concern
Dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi memberikan opini
atas laporan keuangan perusahaan. Opini yang diberikan merupakan pernyataan
kewajaran,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha dan arus
kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2001).
Pihak manajemen bertanggung jawab untuk menentukan kelayakan dari
persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern dan auditor
bertanggung jawab untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan going concern
oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan
keuangan.
e. Kesulitan Keuangan
KAP Schwartz dan Soo (1995), seperti dikutip Sinarwati (2010),
menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut (kesulitan keuangan) lebih sering
untuk berpindah KAP daripada perusahaan yang tidak bangkrut (tidak kesulitan
keuangan). Kesulitan keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
DER (debt to equity ratio) yaitu dengan membagi nilai total aktiva dengan total
ekuitas seperti dibawah ini :
DER = Total Asset
Total Equity
Tingkat DER yang aman adalah 100%. Nilai DER yang berada di atas 100%
merupakan salah satu indikator dari memburuknya kondisi keuangan suatu
perusahaan.
f. Pergantian Manajemen
Pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan yang dapat
disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham atau direksi berhenti
karena kemauan sendiri.
Untuk menghindari manipulasi akan pelaporan keuangan oleh manajer,
kebutuhan akan auditor meningkat (Ismail et al,2008).
g. Reputasi Audit
Investor akan lebih cenderung untuk memakai data akuntansi yang
dihasilkan dari auditor yang bereputasi (Praptitorini dan Januarti, 2007, seperti
dikutip Sinarwati, 2010).
h. Ukuran Klien
Selain ukuran KAP, ukuran perusahaan klien juga dapat menjadi faktor
adanya pergantian KAP. Ukuran perusahaan klien merupakan suatu skala yang
mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan yang berhubungan dengan
keuangan perusahaan.
G. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Tahun Metode Analisis Variabel Hasil Penelitian
1 Naser et al (2006) Regresi Logistik Dependen:
Auditor Switch
Independen:
Ukuran KAP, ukuran klien, pertumbuhan
perusahaan, financial distress, audit
tenure.
Ukuran Klien, financial distress berpengaruh
terhadap pergantian auditor. Tenure terhadap
KAP yang besar juga lebih panjang
dibandingkan pada saat menggunakan jasa
KAP yang relatif lebih kecil.
2 Kawijayadan
Juniarti (2002)
Binary Logistic Dependen :
Auditor Switch
Independen: Qualified audit opinion,
merger, perubahan manajemen, dan
ekspansi.
.Tidak adanya hubungan antara qualified audit
opinion, merger, perubahan manajemen, dan
ekspansi dengan pergantian auditor.
3 Mardiyah (2002) Regresi dan
model RPA
(Recursive
Partitioning
Algorithma)
Dependen :
Auditor Changes
Independen :
Perubahan kontrak, keefektifan auditor,
reputasi klien, biaya audit, faktor klien
dan faktor auditor.
Perubahan kontrak, keefektifan auditor,
reputasi klien, biaya audit, faktor klien dan
faktor auditor mempunyai pengaruh terhadap
auditor changes
4 Damayanti
dan Sudarma
(2008)
Regresi Logistik Dependen : Perpindahan audit
Independen : Pergantian
Manajemen,opini akuntan, fee audit,
Fee dan ukuran KAP mempunyai pengaruh
terhadap pergantian KAP. Pergantian
manajemen, opini akuntan, kesulitan keuangan
kesulitan keuangan, ukuran KAP, dan
persentase perubahan ROA.
dan presentase perubahan ROA tidak memiliki
pengaruh terhadap pergantian KAP.
5 Ismail (2008) Regresi Logistik Dependen: auditor switching.
Independen:
Lingkungan Kontrak klien (pertumbuhan
perusahaan,pertumbuhan manajemen,
perubahan aktivitas keuangan), reputasi
klien(qualified audit opinion, financial
distress, perubahan audit fee, perubahan
ukuran perusahaan, perubahan nama
perusahaan), keefektifan auditor(lamanya
perikatan audit)
Hasil dari penelitian ini adalah serupa dengan
penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan
pada negara berkembang bahwa tidak ada
pengaruh qualified audit opinion
dengan pergantian auditor. Selanjutnya,
penelitian ini mendalilkan bahwa perusahaan
klien cenderung mempunyai pemotongan
biaya selama periode krisis finansialdengan
beralih ke jasa audit yang lebih murah.
6 Sinarwati (2010) Regresi Dependen: Opini audit going concern dan reputasi auditor
Logistik Pergantian KAP
Independen: Opini audit going concern,
pergantian manajemen, reputasi auditor,
kesulitan keuangan.
tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor,
pergantian manajemen dan kesulitan keuangan
berpengaruh positif terhadap pergantian
auditor.
7 Suparlan dan
Andayani (2010)
Regresi
Logistik
Dependen:
Pergantian KAP
Independen:
Investor institusioanl, Kepemilikan
publik, share growth, ukuran
dewan komisaris, pergantian manajemen,
leverage, ROE, ukuran perusahaan.
Kepemilikan publik, penambahan jumlah
saham mempengaruhi pergantian KAP,
investor institusional, pergantian manajemen,
kuran dewan komisaris, leverage, ROE tidak
berpengaruh terhadap pergantian KAP.
Sedangkan ukuran perusahaan\ berhubungan
negatif dengan pergantian KAP.
8Qqqqqq Wijayani Regresi Logistik Dependen: Auditor Switching Ukuran KAP dan fee audit berpengaruh
dan Januarti
(2011)
Independen:
Ukuran KAP, ukuran klien, tingkat
Pertumbuhan klien, financial distress,
pergantian manajemen, opini audit, audit
fee.
signifikan terhadappergantian auditor. Ukuran
klien, tingkat pertumbuhan klien,financial
distress,pergantian manajemen, opini audit
tidak berpengaruh signifikanterhadap
pergantian auditor.
9 Tate
(2007)
Regresi Dependen: AuditorSwitching
Independen: struktur operasional,kondisi
keuangan,reputasi dan kontrak
manajemen, audit fees,Control Variabel
Perubahan struktur operasional perusahaan,
reputasi dan konrak manajemen, ukuran KAP,
fee audit berpengaruh terhadap pergantian
auditor. Perubahan struktur keuangan tidak
berpengaruh terhadap pergantian auditor.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan penelitian terdahulu, maka peniliti mengindikasikan faktor-
faktor dalam melakukan pergantian KAP yang dilihat dari oponi audit going
concern, kesulitan keuangan, reputasi audit, ukuran klien dan ukuran KAP.
Gambar dibawah ini menyajikan kerangka pemikiran untuk pengembangan
hipotesis.
Gambar 2.0
Kerangka Berfikir
Ha1 Ha1
Ha2
Ha3
Ha4
Ha5 Ha5
Opini audit going concern
Kesulitan Keuangan
Reputasi Audit
Ukuran Klien
Pergantian Manajemen Pergantian KAP
H. Pengembangan Hipotesis
Pada penelitian ini, peneliti mengajukan lima hipotesis, yaitu opini audit,
Kesulitan Keuangan, Reputasi Audit, Ukuran Klien dan Ukuran KAP. Hipotesis
yang diajuukan adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Opini Audit Going Concern terhadap Pergantian KAP
Opini audit Going Concern merupakan suatu audit report dengan
modifikasi mengenai going concern yang mengindikasikan bahwa dalam
penilaian auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis
atau tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dimasa yang akan
datang (Komalasari 2004). Pihak manajemen bertanggung jawab untuk
menentukan kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan dasar
going concern dan auditor bertanggung jawab untuk meyakinkan dirinya
bahwa penggunaan going concern oleh perusahaan adalah layak dan
diungkaokan secara memadai dalam laporan keuangan. Perusahaan yang
mendapatkan opini selain opini wajar tanpa pengecualian (unqualified audit
opinion) seperti opini wajar dengan pengecualian (qualified audit opinion) dan
tidak memberikan pendapat cenderung akan berganti KAP. Berdasarkan
pernyataan diatas, maka hipotesis pertama yang diajukan ialah:
Ha1: Opini Audit Going Concern berpengaruh terhadap pergantian KAP
2. Pengaruh Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian KAP
Perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan atau terancam
bangkrut dapat menimbulkan suatu kondisi yang mendorong perusahaan untuk
berpindah KAP. Berdasarkan pernyataan diatas maka hipotesis kedua yang
diajukan adalah :
Ha2 : Kesulitan Keuangan berpengaruh terhadap pergantian KAP
3. Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap pergantian KAP
Pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh perubahaan
kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP. Perusahaan
akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya
(Nagy, 2005 dalam Damayanti dan Sudarma .2008). Manajemen memerlukan
auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan
perusahaan yang cepat. Berdasarkan pernyataan diatas maka hipotesis ke tiga
adalah :
Ha3 : Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP
4. Pengaruh Reputasi Audit terhadap Pergantian Audit
Menurut Sinarwati (2010), berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan
bahwa manusia itu self interest, maka kehadiran pihak ketiga sebagai mediator
hubungan keagenan diperlukan, dalam hal ini adalah auditor independen. Investor
sebagai pihak eksternal melihat informasi akuntansi yang dihasilkan oleh
manajemen perusahaan cenderung lebih mempercayai yang dihasilkan oleh auditor
yang telah memiliki reputasi yang baik. KAP/auditor yang bereputasi dalam
penelitian ini adalah yang termasuk dalam Big 4. Menurut Sinarwati (2010) bahwa
“perusahaan tidak akan mengganti KAP jika KAP nya sudah bereputasi”.
Berdasarkan pernyataan diatas maaka Hipotesis ketiga yang diambil adalah :
Ha4 : Reputasi Audit berpengaruh terhadap pergantian KAP.
5. Pengaruh Ukuran Klien terhadap Pergantian KAP
KAP yang berkualitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kredibilitas
perusahaan. Perusahaan besar memiliki kecenderungan lebih rendah untuk berganti
auditor dibandingkan dengan perusahaan kecil. Berdasarkan pernyataan diatas maka
hipotesis yang dapat diambil adalah :
Ha5 : Ukuran Klien berpengaruh terhadap pergantian KAP.
I. Metode dan Desain Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek Penelitian yang akan digunakan adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dengan yaitu
dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria:
1. Perusahaan Manufaktur yang telah tercaftar secara berturut – turut selama
periode penelitian yaitu 2009 – 2011
2. Perusahaan Manufaktur yang telah menerbitkan laporan keuangan selama
periode penelitian yaitu tahun 2009-2011.
3. Perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP secara mandatory.
4. Data yang disajikan lengkap untuk kebutuhan penelitian.
3. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa
laporan keuangan tahunan dari Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai
dengan tahun 2011. Teknik Pengambilan Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan cara
mengumpulkan mencatat dan mengkaji data sekunder yang diperoleh dari sutu
lembaga Indonesia Stock Exchanges dalam bentuk laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai
dengan tahun 2011 dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
4.1. Variabel Dependen
Pergantian kantor akuntan publik (KAP) didefinisikan sebagai ada
tidaknya pergantian kantor akuntan publik yang dilakukan oleh perusahaan
klien (auditee). Variabel pergantian KAP merupakan variabel dummy yang
diukur dengan menggunakan satu (1) item pertanyaan. Angka 0 mewakili
tidak terjadi pergantian KAP dan angka 1 mewakili terjadi pergantian KAP
(Nasser, et al.,2006).
4.2. Varibel Independen
a. Opini Audit Going Concern
Opini audit Going Concern merupakan pernyataan pendapat yang
diberikan oleh auditor dalam menilai kewajaran penyajian laporan
keuangan perusahaan yang diaudit. Variabel opini audit merupakan
variabel dummy yang diukur dengan menggunakan satu (1) item
pertanyaan. Jika perusahaan mendapatkan opini going concern maka
diberi kode 1. Sedangkan jika perusahaan klien tidak mendapatkan opini
going concern, maka diberikan nilai 0 (Sinarwati, 2010).
b. Kesulitan Keuangan
Dalam penelitian ini kesulitan keuangan diproksikan dengan rasio
total utang dengan modal sendiri/ekuitas (debt to equity ratio/ DER) yang
mengacu pada penelitian Ismail (2008) dan Sinarwati (2010). Debt Equty
Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menutup sebagian atau seluruh hutang – hutangnya
baik jangka panjang atau jangka pendek. Secara sistematis
diformulasikan sebagai berikut :
DER : Total Hutang
Ekuitas
c. Pergantian Manajemen
Pergantian manajemrn merupakan pergantian direksi perusahaan yang
terutama disebabkan oleh kepuasan rapat umum pemegang saham dan direksi
berhenti karena kemauan sendiri. Variabel pergantian manajemen
menggunakan variable dummy. Jika terdapat pergantian direksi dalam
perusahaan maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika tidak terdapat pergantian
direksi dalam perusahaan, maka diberi nilai 0 (Damayanti dan Sudarma,
2008)
d. Reputasi audit
Dalam penelitian ini reputasi auditor diproksikan sebagai KAP yang
berafiliasi dengan Big 4 Auditors. Variabel ini adalah variabel dummy dimana
jika KAP termasuk dalam Big Four Auditors diberi kode 1 dan jika tidak
diberi kode 0 Auditor yang termasuk dalam afiliasi KAP Big 4 telah
disebutkan pada bab sebelumnya.
e. Ukuran Klien
Ukuran klien menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran klien
diukur berdasarkan total nilai aset yang terdapat pada neraca. Dikarenakan
total aktiva perusahaan yang bernilai milyaran rupiah maka dapat
disederhanakan dengan mentransformasikannya ke dalam logaritma
natural, sehingga ukuran perusahaan klien dapat dihitung dengan :
UKL : Ln Total Assets
5. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan
deskripsi atas variabel-variabel penelitian. Alat yang digunakan untuk
mendeskripsikan variabel dalam penelitian ini adalah mean, minimum,
maksimum, dan deviasi standar.
6. Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan
model regresi logistik. Regresi logistic adalah regresi yang digunakan untuk
menguji apakah probabilitasnya terjadinya variable terikat dapat diprediksi dengan
variable bebasnya (Ghazoli, 2002 :120) . Model yang regresi logistic yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Ln P(PKAP) = α + β1 OGC + β2 KK +β3 PM + β4 RA + β5 UKL ε
1-P (PKAP)
Keterangan :
α : Konstan
PKAP : Pergantian KAP
OGC : Opini Going Concern
KK : Kesulitan Keuangan
PM : Pergantian Manajemen
RA : Reputasi Audit
UKL : Ukuran Klien
ε : Error
7. Pengujian Model
7.1. Koefisien Deterninasi (Nagelkerke R Square)
Gox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba
meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik
estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga
sulit diinterprestasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari
koefisien Cox dan snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari
0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox
dan Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat
diinterprestasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variable dependen amat terbatas.
7.2. Menguji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of
Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai
dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga
model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s
Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis
nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan
nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model
tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol
tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai
observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok
dengan data observasinya.
7.3. Menilai keseluruhan model (Overall mdel Fit)
Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data.
Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk
menilai model fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol
agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada
fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa
model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji
hipotesis nol dan alternatif, ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan
likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan
kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
7.4.1 Pengujian Hipotesis
Estimasi parameter dan interpretasinya
Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation (MLE).
Ho = b1 = b2 = b3 = ...= bi = 0
Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bi ≠ 0
Hipotesis nol menyatakan bahwa variable independen (x) tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam
populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α
= 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah (Ghozali, 2006 : 270) ;
1. Jika nilai probabilitas (sig) < α = 5 % maka hipotesis alternatif
didukung
2. Jika nilai probabilitas (sig) > α = 5 % maka hipotesis alternative tidak
didukung.