proposal penelitian

15
Aprilina Savitri Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan membaca menduduki posisi serta peranan yang sangat penting dalam konteks kehidupan manusia. Dengan membaca, akan membuka peluang atau jembatan bagi siapa saja yang berkeinginan untuk meraih kemajuan dan kesuksesan baik di lingkungan dunia sekolah maupun di lingkungan dunia kerja. Memperhatikan uraian di atas, jelaslah bahwa seseorang yang berkeinginan maju dan sukses harus mempunyai kemampuan dalam membaca. Akan tetapi kegiatan keterampilan membaca bukanlah hal yang mudah karena keterampilan tersebut merupakan sesuatu yang sangat kompleks sifatnya, yang melibatkan keterampilan lain yang cenderung rumit dan pelik dalam penguasaannya. Tarigan, (1987 : 10) membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks, yang mencakup atau melibatkan yang lebih kecil. Oleh karena itu pengajaran membaca yang termasuk pada bidang studi bahasa Indonesia di setiap jenjang pendidikan semenjak sekolah dasar hingga perguruan tinggi dipelajari agar siswa mampu serta terampil dalam membaca yang baik. Siswa SMPN 1 Palabuhanratu khususnya kelas VII C diharapkan mempunyai kemampuan untuk membaca menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta lancar untuk membacakan teks berita kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan materi bicara yang terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Standart Kompetensi : Siswa mampu memahami wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif dan membaca nyaring dengan Kompetrensi Dasar : membaca teks berita dengan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas serta pengadaan kelompok. Kenyataan yang ditemui di kelas VII C di SMPN 1 Palabuhanratu sebagian besar siswanya pendiam dan pasif. Bila diberi tugas untuk membacakan teks berita dideapan kelas dengan cara berlatih sendiri kemudian tampil dengan

Upload: dheluveli

Post on 22-Jul-2015

200 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan membaca menduduki posisi serta peranan yang sangat penting

dalam konteks kehidupan manusia. Dengan membaca, akan membuka peluang

atau jembatan bagi siapa saja yang berkeinginan untuk meraih kemajuan dan

kesuksesan baik di lingkungan dunia sekolah maupun di lingkungan dunia kerja.

Memperhatikan uraian di atas, jelaslah bahwa seseorang yang

berkeinginan maju dan sukses harus mempunyai kemampuan dalam membaca.

Akan tetapi kegiatan keterampilan membaca bukanlah hal yang mudah karena

keterampilan tersebut merupakan sesuatu yang sangat kompleks sifatnya, yang

melibatkan keterampilan lain yang cenderung rumit dan pelik dalam

penguasaannya. Tarigan, (1987 : 10) membaca merupakan suatu keterampilan

yang kompleks, yang mencakup atau melibatkan yang lebih kecil.

Oleh karena itu pengajaran membaca yang termasuk pada bidang studi bahasa

Indonesia di setiap jenjang pendidikan semenjak sekolah dasar hingga perguruan

tinggi dipelajari agar siswa mampu serta terampil dalam membaca yang baik.

Siswa SMPN 1 Palabuhanratu khususnya kelas VII C diharapkan

mempunyai kemampuan untuk membaca menggunakan bahasa Indonesia yang

baik dan benar serta lancar untuk membacakan teks berita kepada orang lain. Hal

ini sesuai dengan materi bicara yang terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan pada Standart Kompetensi : Siswa mampu memahami wacana tulis

dengan membaca ekstensif, membaca intensif dan membaca nyaring dengan

Kompetrensi Dasar : membaca teks berita dengan intonasi yang tepat, artikulasi

dan volume suara yang jelas serta pengadaan kelompok.

Kenyataan yang ditemui di kelas VII C di SMPN 1 Palabuhanratu

sebagian besar siswanya pendiam dan pasif. Bila diberi tugas untuk membacakan

teks berita dideapan kelas dengan cara berlatih sendiri kemudian tampil dengan

Page 2: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 2

waktu kurang lebih 5 menit masih sukar untuk mengutarakannya dengan lancer

apalagi dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Peneliti

tertarik untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas VII C SMPN 1 Palabuhanratu

dalam membacakan berita setelah melihat kenyataan yang tepat saat proses belajar

mengajar. Siswa-siswi di SMPN 1 Palabuhanratu terdiri dari 40 siswa, 15 Laki-

laki dan 25 Perempuan. Dari 40 siswa kelas VII C terdapat 28 siswa yang

bicaranya gugup, penjedaan berdasarkan kelompok kata belum dipahami, banyak

yang mengalami demam panggung serta ortikulasi kurang jelas saat membacakan

kata atau istilah dalam teks berita.

Pada Penelitian Tindakan Kelas yang sesuai dengan judul “Peningkatan

Kemampuan Membaca Teks Berita Melalui Model Problem Based Introduction

Siswa Kelas VII SMPN 1 Palabuhanratu”. Diharapkan siswa kelas VII C

mempunyai kemampuan yang maksimal agar kemampuan membacakan teks

berita dapat ditingkatkan oleh siswa maka peneliti menggunakan model Problem

Based Introduction .

B. RUMUSAN MASALAH

1. Adakah peningkatan kemempuan membaca teks berita melalui model Problem

Based Introduction siswa kelas VII SMP N 1 Palabuhanratu?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca teks berita melalui model

Problem Based Introduction siswa kelas VII SMP N 1 Palabuhanratu?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk memperoleh gambaran peningkatan kemampuan membaca teks berita

melalui Problem Based Introduction siswa kelas VII SMP N 1 Palabuhanratu

2. Untuk memperoleh gambaran efektifitas model Problem Based Introduction

dalam peningkatan kemampuan membaca teks berita

Page 3: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 3

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN

1. Guru

Guru dapat melakukan inovasi dalam melaksanakan pembelajaran dikelasnya

agar selalu ada peningkatan kualitas pembelajarannya. Selain itu, guru bias

mengukur kemampuan siswa dikelasnya sesuai dengan materi yang

disampaikan di sekolah.

2. Sekolah

Pihak sekolah diharapkan dapat memperhatikan, memfasilitasi dan

menyalurkan bakat siswa yang berprestasi dalam kegiatan membacakan teks

berita. Iswa dapat diikutkan lomba pidato, penyiar radio dan MC.

3. Siswa

Siswa akan menyadari pentingnya membaca dengan lancer dengan

menggunkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta lancer sehingga

pendengar/orang lain dapat menafsirkan informasi teks berita yang dibacakan.

Page 4: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 4

BAB II

TINJAUAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR,

DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Deskripsi teori

Membaca merupakan kegiatan/keterampilan berbahasa. Menurut D.P.

Tampubolon (1987 : 3) Dalam Pendidikan Bahasa Terdapat Empat Kemampuan

Pokok Yang Yang Harus Dibina Dan Dikembangkan Yaitu Menyimak, Berbicara,

Membaca, Dan Menulis. Dua kemampuan pertama terdapat dalam komunikasi

lisan dan dua terakhir adalah komunikasi tulisan.

Membaca adalah salah satu dari empat kemampuan bahasa pokok dan

merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan.

D.P. Tampubolon (1987 : 7 ) menyatakan bahwa kemampuan membaca

adalah ketepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Kemampuan

membaca dapat ditingkatkan dengan penguasaan teknik-teknik membaca efisien.

Soedarso (1996: 4), membaca adalah tidak hanya sekedar membunyikan lambang-

lambang bunyi bahasa yang tertulis. Membaca adalah aktivitas yang kompleks

yang mengarahkan sejumlah besar tindakan yang berbeda-beda. Smith (Ginting,

2005), membaca merupakan suatu proses membangun pemahaman sari teks yang

tertulis. Juel (Sandjaja, 2005), membaca adalah proses untuk mengenal kata dan

memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Sehingga hasil akhir dari

proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan.

Dari beberapa pengertian membaca di atas dapat disimpulkan, bahwa

membaca adalah suatu proses memahami serta memetik makna dari kata-kata, ide,

gagasan, konsep, dan informasi yang dikemukakan oleh pengarang dalam bentuk

tulisan.

Berita adalah informasi yang menginformasikan peristiwa atau kejadian

yang penting diketahui oleh masyarakat, yang disampaikan baik secara lisan

Page 5: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 5

maupun tulisan (Heri Jauhari, 2013 : 193) Menurut William S Maulsby : Berita

adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang

mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca

surat kabar yang memuat berita tersebut. Menurut Eric C. Hepwood : Berita

adalah laporan pertama dari kejadian yang penting yang dapat menarik perhatian

umum. Menurut Dja’far H Assegaf : Berita adalah laporan tentang fakta atau ide

yang termasa ( baru ), yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan,

yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, entah karena

pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi – segi human

interest seperti humor, emosi dan keteganga

Dari sekian definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada

beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut. Yakni:

Laporan kejadian atau peristiwa atau pendapat yang menarik dan penting

disajikan secepat mungkin kepada khalayak luas.

PBI berlandaskan pada psikologi kognitif. Fokus pengajaran tidak begitu

menekankan kepada apa yang sedang dilakukan siswa (perilaku siswa) melainkan

kepada apa yang mereka pikirkan (kognisi) pada saat mereka melakukan kegiatan

itu. Oleh karena itu peran utama guru pada PBI adalah membimbing dan

memfasilitasi sehingga siswa dapat belajar berfikir dan memecahkan masalah oleh

mereka sendiri.

PBI dilandasi oleh tiga pikiran ahli, yaitu sebagai berikut :

1. John Dewey dan kelas Demokrasi

Akar intelektual pembelajaran PBI adalah penelitian John Dewey. Dalam

tulisannya yang berjudul Demokrasi dan Pendidikan (1916), Dewey

mengemukakan pandangan bahwa sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat

yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium untuk pemecahan masalah

yang ada dalam kehidupan nyata. Dewey menganjurkan agar guru memberi

dorongan kepada siswanya terlibat dalam proyek atau tugas-tugas berorientasi

masalah dan membantu mereka menyelidiki masalahnya.

Page 6: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 6

2. Kill Patrick (1918) mengemukakan bahwa pembelajaran di sekolah seharusnya

bermanfaat dan tidak abstrak. Agar pembelajaran itu bermanfaat serta nyata,

seharusnya siswa terlibat menyelesaikan proyek yang menarik dan merupakan

pilihan mereka sendiri.

3. Piaget, Vygotsky dan Kontruktivisme

Piaget menjelaskan bahwa anak kecil memiliki rasa ingin tahu bawaan dan

secara terus –menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin tahu ini

menurut Piaget, memotivasi mereka untuk aktif membangun pemahaman mereka

tentang lingkungan yang mereka hayati. PBI dikembangkan berdasarkan kepada

teori Piaget ini.

4. Bruner dan Pembelajaran Penemuan

Teori pendukung penting yang dikemukakan oleh Bruner terhadap PBI adalah

pembelajaran penemuan. Pembelajaran penemuan adalah suatu model pengajaran

yang menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur/ide kunci dari

suatu disiplin ilmu. Bruner yakin pentingnya siswa terlibat di dalam pembelajaran

dan dia meyakini bahwa pembelajaran yang terjadi sebenarnya melalui penemuan

pribadi.

Jadi, PBI tujuan utamanya yaitu untuk membantu siswa mengembangkan

kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar

berbagi peran orang dewasa dengan melibatkan mereka dalam pengalaman nyata

atau simulasi. PBI juga membuat siswa menjadi pembelajar yang otonom,

mandiri. Secara terinci tujuan PBI adalah sebagai berikut :

1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah. Kerjasama

yang dilakukan dalam PBI, mendorong munculnya berbagi keterampilan

inkuiri dan dialog dengan demikian akan berkembang keterampilan sosial dan

berpikir.

2. Permodelan Peranan Orang Dewasa

3. Pembelajar Otonom dan Mandiri

Page 7: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 7

B. Kerangka berfikir

Membaca teks berita berarti kita melakukan kegiatan untuk mendapatkan

informasi yang berorientasi bagi diri kita. Membacakan teks berita adalah

membacakan teks mengenai sebuah berita pada orang lain atau pendengar.

Membaca yang terampil tidak akan membacakan teks kata demi kata, tetapi dia

akan membaca berdasarkan kelompok-kelompok kata yang mengandung satuan-

satuan pengertian yang berupa ide-ide atau konsep-konsep.

Kemampuan membacakan teks berita siswa pada umumnya masih belum

memenuhi harapan guru. Hal ini disebabkan oleh penerapan pembelajaran yang

kurang menarik atau pembelajaran yang dilaksanakan secara konvensional,

misalnya anak ditugasi didepan kelas. Hasil yang didapat kurang maksimal, siswa

sukar member jedah kalimat-kalimat berdasarkan kelompok kata saat

membacakan teks berita, intonasi yang kurang tepat, artikulasi dan volume suara

yang kurang jelas.

Untuk mengatasi hal ini diperlukan pembelajaran yang jitu agar

kemampuan membaca siswa berhasil secara maksimal. Pembelajaran yang

diinginkan untuk menghidupkan kelas saat membacakan teks berita adalah

penggunaan model Problem Based Introduction yang sedang hangat dibicarakan

dan sesuai dengan jiwa remaja siswa.

Langkah-langkah pembelajaran dalam penelitian membacakan teks berita ini

sebagai berikut :

a. Siswa dimotifasi dengan materi membaca teks berita dan kaitannya dengan

kebutuhan hidupnya sehari-hari.

b. Guru membentuk kelompok kerja. Selama kerja kelompok pembelajaran

tampak dengan adanya :

Mengadakan diskusi antar teman dalam kelompok

Menggunakan model yaitu temannya sendiri sebagai contoh dalam

pembelajaran

Page 8: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 8

Memberikan saran kepada teman

c. .Guru memotifasi kelompok yang belum bekerja secara maksimal.

Dari langkah-langkah pembelajaran ini dapat membantu tugas akhir berupa

penilaian-penilaian kemampuan membacakan teks berita.

C. Hipotesis tindakan

1. Ada peningkatan kemampuan membaca teks berita melalui model Problem

Based Introduction siswa kelas VII SMPN 1 Palabuhanratu

2. Model Problem Based Introduction dapat meningkatkan kemampuan

membaca teks berita siswa kelas VII SMPN 1 Palabuhanratu

Page 9: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian dan Latar Belakang Subjek Penelitian

Kelas yang akan diteliti adalah kelas VII C di SMPN 1 Palabuhanratu.

Peneliti memilih kelas ini karena sebagian besar siswanya pendiam dan agak

pasif, sehingga penulis ingin mengubah sikap dari pendiam dan pasif menjadi

agresif, pemberani dan aktif. Kelas tersebut terdapat 40 siswa yang terdiri dari 15

orang laki-laki dan 25 orang perempuan dengan latar belakang ekonomi dan

social yang berbeda-beda.

B. Rencana tindakan siklus 1, meliputi :

1. Perencanaan

1) Mengidentifikasi masalah yang muncul ketika pembelajaran membaca

Teks berita dengan model PBI di kelas VII C SMPN 1 Palabuhanratu

2) Menganalisis dan merumuskan masalah dalam pembelajaran membaca

Teks berita dengan model PBI di kelas VII C SMPN 1 Palabuhanratu

3) Menyususn dan mempersiapkan instrument pembelajaran berupa RPP

4) Menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian

5) Merancang pembelajaran membaca Teks berita dengan model PBI di kelas

VII C SMPN 1 Palabuhanratu

6) Mendiskusikan penerapan pembelajaran membaca Teks berita dengan

model PBI di kelas VII C palabuhanratu

7) Menyiapkan instrumen pembelajaran (pedoman observasi, LKS, dan

lembaran tes).

8) Mempersiapkan format penilaian, lembar observasi, daftar nama, dan field

note

Page 10: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 10

2. Pelaksanaan tindakan

1) Guru menjelaskan rencana kegiatan saat itu dan melatih siswa untuk lancar

membaca dengan bahan latihan yaitu membacakan teks berita dengan

menggunakan intonasi yang tepat, artikulsi dan volume suara yang jelas

serta penjedaan kelompok kata.

2) Guru membentuk 20 kelompok, satu kelompok terdiri dari 1-2 siswa.

3) Guru menugasi masing-masing kelompok untuk berlatih intern dengan

kelompoknya secara bergantian

4) Guru mengamati proses kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai fasilitator

dan motifator pada saat diperlukan kelompok diskusi.

5) Guru menugasi siswa secara individu untuk presentasi didepan kelas dan

menugasi siswa lain untuk memberi komentar.

6) Masing-masing kelompok meneliti, mencatat temuan-temuan yang kurang

sesuai dengan 4 hal yang dinilai.

7) Siswa dan guru mengadakan penguatan yaitu membetulkan diatara 4 hal

yang kurang tepat.

3. Data dan cara pengumpulan data

Data diperoleh dari hasil observasi peneliti kemudian di rangkum. Data ini

di pakai untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran

membacakan teks berita.

Untuk mengukur kemampuan siswa saat membacakan teks berita melalui

media surat kabar menggunakan nilai rata-rata dari artikulsi, intonasi dan

volume suara. Skala yang digunakan adalah sebagai berikut :

Antonasi Artikulsi Volume Jeda

Page 11: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 11

4. Penetuan kriteria keberhasilan penelitian

Skala Penilaian :

10 – 50 = Kurang mampu

51 – 70 = Cukup mampu

71 – 100 = Sangat mampu/baik

Sebagai patokan keberhasilan siswa dalam kemampuan

membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume

suara yang jelas adalah :

200 – 250 = Siswa kurang mampu membacakan teks berita.

251 – 300 = Siswa cukup mampu membacakan teks berita.

301 – 400 = Siswa sangat mampu membacakan teks berita.

5. Analisis dan refleksi

Dari tahap pelaksanaan dan pengamatan akan didapatakan bebarapa

hasil yang akan menunjukan siapa yang bagus, siapa yang mampu, cukup

mampu, kurang mampu dan tidak mampu dalam kegiatan membacakan

teks berita berdasarkan penyedaan kelompok kata, intonasi yang tepat,

artikulasi dan volume suara yang jelas. Dari pelaksanaan dari pengamatan

dicari kelemahan-kelemahan yang menyebabkan kurang optimal.

Dari hasil pengamatan secara keseluruhan dapat disimpulkan

bahwa kemampuan membacakan teks berita dengan model PBI siswa

kelas VII C pada awalnya masih belum maksimal pada siklus I karena

Page 12: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 12

belum memenuhi target peneliti. Beberapa kendala yang dihadapi pada

siklus I seperti dibawah ini :

1) Dari 18 kelompok yang ada ternyata siswa yang termasuk pandai dan

lancar membacakan teks berita seharusnya siswa tersebut disebar ke

kelompok-kelompok yang lain sehingga suasana kelas lebih hidup dan

kerja setiap kelompok bias berhasil. Siswa-siswa yang pandai bisa

memacu semangat dan motivasi kelompoknya.

2) Siswa kurang tertarik terhadap teks berita yang diberikan oleh guru

karena tidak sesuai dengan psikologi remaja mereka dan ketinggalan

zaman.

3) Keaktifan siswa untuk memberi arahan kepada temannya hanya

tampak pada 5 kelompok saja.

4) Pada saat siswa tampil, kejelasan artikulsi dan penjedaan berdasarkan

kelompok kata masih belum memenuhi target yaitu dibawah 70%.

Memang kedua tersebut saling berkaitan.

5) Penjedaan kalimat berdasarkan kelompok kata kurang karena siswa

terburu-buru saat membacakan teks berita.

Dengan memperhatikan kendala yang dijumpai pada siklus I maka

sebelum melaksanakan siklus II kemampuan membacakan teks berita

melalui model PBI dan sesuai dengan psikologi siswa dapat meningkat.

Hal ini yang dilakukan peneliti untuk mengatasi permasalahan pada siklus

I antara lain adalah :

1) Guru menjelaskan rencana kegiatan pada saat itu yaitu melatih siswa

supaya lancar membacakan teks berita melalui model PBI dengan

ketepatan intonasi, kejelasan artikulasi dan volume suara serta

penjedaan kalimat berdasarkan kelompok kata.

2) Guru memberi wawasan tentang berbahasa Indonesia yang baik dan

benar.

Page 13: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 13

3) Guru membagikan teks berita yang lebih populer dan menekankan

bahwa teks berita harus yang belum dibaca oleh siswa.

4) Guru membagikan format penilaian kepada masing-masing kelompok

untuk menilai siswa yang praktek membacakan teks berita dihadapan

anggota kelompoknya.

5) Semua anggota kelompok berdiskusi memberikan penjedaan kalimat

berdasarkan kelompok katanya pada teks berita yang diberikan oleh

guru.

6) Semua anggota kelompok secara bergiliran membacakan teks berita

dan menilai anggota kelompoknya saaat membacakan teks berita

dalam format penilaian.

7) Anggota kelompok memberikan pendapat dan saran kepada anggota

yang membacakan teks berita secara bergiliran. Misalnya ketepatan

intonasi, kejelasan artikulasi, dan volume suara serta ketepatan

penjedaan kalimat berdasarkan kelompok kata.

8) Guru mempersiapkan instrument yang diperlukan.

Dari data siklus II ternyata hasil yang diperoleh sudah melebihi

target peneliti dan sudah dikatagorikan berhasil.

Dari hasil analisis data tentang tingkat kemampuan membacakan

teks berita melalui model PBI pada suklus II mengalami peningkatan.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui model Problem

Basic Introduction dan tema berita yang sesuai dengan psikologi remaja

pada siswa kelas VII C di SMPN 1 Palabuhanratu meningkat.

C. Tim kolaborasi

Tim Peneliti dan tugasnya :

Ketua : Suyono

Anggota : Pariyati sebagai guru pamonng

Rino Abdul Fatah sebagai guru pembimbing

Handika Sugiharto sebagai guru pembimbing

Page 14: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 14

D. Jadwal penelitian

JADWAL KEGIATAN

No Jenis Kegiatan

Waktu Kegiatan

Keterangan Januari Pebruari

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan √ √

2 Siklus I

3 Penulisan hasil siklus I

4 Siklus II

5 Penulisan hasil siklus II

6 Penulisan hasil laporan akhir

7 Perbaikan penulian

8 Laporan akhir

Page 15: Proposal penelitian

Aprilina Savitri Penelitian 15

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R & B. Bandung Alfabeta

Natawidjaja, Rochman. 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan (Action

Research). Bandung: Depdikbud IKIP Bandung.

Tarigan, Henry Guntur. 1987. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tampubolon, D.P. 2002. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan

Efesien. Bandung: Angkasa.

Rustam Mudilarto, 2004. Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Pembinaan

Pendidikan Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikti, Depdiknas,