proposal penelitian
TRANSCRIPT
BAB I
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENTS (TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 BANDA ACEH
PADA MATERI STATISTIK
1.1 Latar Belakang Masalah
Siapapun tidak akan pernah menyangkal bahwa matematika di sekolah
dianggap oleh sebagian siswa adalah mata pelajaran yang paling sulit. Hal ini
dapat berpengaruh pada perkembangan belajar matematika di tingkat yang lebih
tinggi. Aktivitas anak didik akan berkurang bila bahan pelajaran yang guru
berikan tidak atau kurang menarik perhatiannya. Mereka akan merasa kesulitan
apabila soal-soal yang diberikan itu kurang diminati.
Oleh karena itu seringkali terjadi taraf ketuntasan pada pelajaran
matematika rendah. Hal itu bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut:
a. Rendahnya aktivitas (keterlibatan) siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan sikap tidak mau menjawab dan tidak mau
bertanya bila diberikan soal oleh guru.
b. Kurangnya minat mengerjakan soal-soal pada diri siswa.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya siswa yang tidak mau mengerjakan
pekerjaan rumah.
c. Proses kegiatan belajar mengajar yang tidak dilaksanakan sebagaimana
mestinya. Salah satunya guru kurang mengadakan pendekatan pada siswa
yang mengalami kesulitan.
1
d. Rendahnya tingkat ekonomi, sehingga tidak menunjang pendidikan.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan sedikitnya siswa yang mempunyai buku
pegangan selain dari sekolah ataupun LKS.
Sehubungan dengan itu, maka penulis mempunyai beberapa alasan untuk
terus mencari cara-cara yang baik dan benar dalam pembelajaran. Pembelajaran
akan efektif apabila kesiapan mental siswa diperhitungkan. Pengajaran merupakan
hasil proses belajar mengajar, efektifitasnya tergantung dari terlaksana tidaknya
pembelajaran. Karena perencanaan, maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik
dan efektif. Menurut S. Nasution: “Cara untuk mencapai hasil belajar yang efektif
yaitu murid-murid harus dijadikan pedoman setiap kali membuat persiapan dalam
mengajar”. 1 Selain itu, Bruce Cambell menyatakan:
Pembelajaran seharusnya menggunakan kedua potensi siswa, baik intelektual maupun fisik. Mereka harus menjadi pengajar yang aktif, ditantang untuk menerapkan pengetahuan utama dan pengalaman baru mereka, serta makin bertambahnya situasi-situasi yang lebih sulit. Berbagai pendekatan pembelajaran harus mengajak siswa-siswa dalam proses pembelajaran daripada sekedar mengirimkan informasi kepada mereka untuk menerimanya.2
Jadi belajar mengajar itu merupakan proses interaksi antara guru dan
siswa, yang dalam hal ini guru mengharapkan siswanya mendapat pengetahuan,
kemampuan atau keterampilan dan sikap sehingga relevan dengan tujuan
pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
1Aprilia Astuti, Efektivitas Penerapan Metode Pemberian Tugas Pengajuan Soal (PROBLEM POSSING) Dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Persegi Panjang Terhadap Siswa Kelas I Semester II SMP Negeri 7 Purwodadi Tahun Ajaran 2007/2008 (Skripsi), (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008), hal 1
2Akhmad Sudrajat, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model Pembelajaran. (http://smacepiring.wordpress.com/), diakses 15 April 2010 pukul: 15:00 WIB
2
Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya
dan pendidikan matematika pada khususnya, perlu adanya pengembangan dan
pemahaman di bidang pendidikan antara lain terkait model pembelajaran yang
diterapkan dalam proses belajar mengajar, yaitu pemilihan model atau strategi
pembelajaran yang lebih bervariasi dan tepat dengan mengikut sertakan peran
aktif siswa.
Selanjutnya, penulis mencoba untuk mengubah sikap siswa yang
tradisional dari pasif menjadi siswa yang aktif. Guru dapat menemukan sesuatu
yang bernilai dari contoh blok-blok (patern blok), teka-teki atau permainan yang
berguna untuk mengembangkan perhitungan dan keterampilan matematika. Salah
satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe TGT.
Kelebihan model pembelajaran koperatif dengan tipe TGT adalah
sebagai berikut:
a. Siswa dilatih keterampilan-keterampilan yang spesifik untuk membantu
sesama temannya bekerja sama dengan baik.
b. Adanya pengakuan atau ganjaran kecil yang harus diberikan kepada kelompok
yang kinerjanya baik.
c. Memanfaatkan suatu permainan dalam kelompok kecil untuk memperoleh
tambahan pengetahuan dalam menyelesaikan yang berhubungan dengan
pembelajaran matematika.
3
d. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui kesempatan bekerja sama dalam
satu permainan kelompok kecil. 3
Model pembelajaran TGT dapat diterapkan salah satunya pada materi
statistik. Materi statistik merupakan salah satu materi matematika yang
dianggap sulit oleh siswa, karena banyak mengandung masalah-masalah
dengan berbagai macam rumus. Sehingga siswa dituntut mengingat rumus-
rumus tersebut. Materi statistik meliputi rata-rata (mean), median, modus,
yang kesemuanya itu dinamakan ukuran pemusatan serta ukuran pencaran
yang terdiri dari jangkauan suatu data dan jangkauan kuartil. Namun,
dalam penelitian ini materi dibatasi pada materi ukuran pemusatan data
tunggal.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa SMP Negeri 1 Banda Aceh Pada Materi Statistik”.
BAB II
POKOK PERMASALAHAN
2.1 Identifikasi Masalah
3Diyanto, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat di SMPN 10 Banda Aceh Tahun Ajaran 2005/2006 (Skripsi), (Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2006), hal 2
4
Dari latar belakang masalah di atas, timbul beberapa permasalahan yang
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Masih rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
2. Masih banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran matematika dan
menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan
membosankan.
3. Gaya mengajar guru yang kurang bervariasi dan kurang tepatnya pendekatan
pembelajaran yang digunakan guru dalam penyampaian materi.
2.2 Pembatasan Masalah
Agar masalah dapat dikaji secara mendalam maka diberikan batasan
ruang lingkup. Adapun pembatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Pembelajaran yang akan diteliti adalah pembelajaran dengan model kooperatif
tipe Teams Games Tournaments (TGT).
2. Materi pembelajaran yang diteliti dibatasi pada pokok bahasan statistik
terutama dalam menentukan rata-rata, median dan modus dari data tunggal.
3. Penelitian hanya dilakukan terhadap siswa kelas IX semester I SMP Negeri 1
Banda Aceh.
2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah-masalah yang timbul sebagai berikut:
5
“Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournaments
(TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Banda Aceh pada
materi statistik?”
3 Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam
memahami beberapa istilah yang terdapat dalam skripsi ini, yang perlu
didefinisikan adalah:
3.1.1.1 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournaments
(TGT).
Penerapan dapat diartikan sebagai “pemasangan, pemakaian,
penggunaan, dan aplikasi”.4 Jadi penerapan yang penulis maksud adalah perihal
mempraktikkan atau menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.5
Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan model pembelajaran dimana para
4 Kamaruddin, Kamus Istilah Skripsi dan Tesis, (Bandung : PT Angkasa), hal.725
Bansu I. Anshari, Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi, (Banda Aceh: Yayasan Pena 2009), hal 57
6
siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang
heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka
untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Secara
umum, pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri
atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Games Tournaments
dimasukkan sebagai tahapan review setelah setelah siswa bekerja dalam tim.
Dalam TGT siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk
menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game ini bersama tiga
orang pada “meja turnamen”, di mana ketiga peserta dalam satu meja turnamen ini
adalah para siswa yang memiliki rekor nilai terakhir yang sama.
3.1.1.2 Hasil belajar
Hasil belajar merupakan semua efek yang dapat dijadikan sebagai
indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah
kondisi yang berbeda.6
3.1.1.3 Statistik
Statistik adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data, pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan
berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan.7
4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan pemaparan penulisan ini antara lain sebagai berikut:
6 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi aksara, 2006), hal. 16.
7 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hal 3.
7
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
teams games tournaments (TGT) terhadap hasil belajar siswa SMP negeri 1
Banda Aceh pada pokok bahasan statistik.
2. Untuk megetahui secara lebih terperinci tentang model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Times Games Tournaments).
3. Untuk usaha meningkatkan hasil pembelajaran matematika di sekolah melalui
model pembelajaran yang menyenangkan siswa.
Ada beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:
1. Sebagai bahan sumbangan pemikiran dalam rangka memperbaiki proses
pembelajaran matematika, khususnya mengenai pembelajaran dengan
menggunakan model koperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments).
2. Guru dan calon guru dapat mempelajari dan memahami dengan baik model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
BAB III
ANGGAPAN DASAR dan HIPOTESIS
Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang
sebenarnya diterima oleh penyelidik.8 Hal tersebut dapat dipandang sebagai acuan
dalam menyusun landasan teoritis dalam suatu penelitian.
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Bandung: Bina Aksara, 2002), hal.58
8
Berdasarkan pernyataan diatas, maka yang menjadi anggapan dasar
dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT hasil belajar siswa meningkat.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya masih harus di uji. Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis
rumuskan adalah “melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
dapat meningkatkan hasil belajar siswa”.
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan yaitu dengan perlakuan
(eksperimen), yang tidak melibatkan kelas kontrol. Peneliti hanya menggunakan
satu kelas saja. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan statistik, rancangan
9
penelitian ini adalah quasi (eksperimen semu) dengan desain pretest-postest. Tes
ini diberikan untuk mengetahui kemampuan atau penguasaan suatu materi yang
telah dipahami oleh siswa dan untuk melihat keberhasilan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan statistik.
4.2 Subjek Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Ketetapan subjek
penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian untuk mengambil
kesimpulan tentang subjek keseluruhan sedangkan sampel adalah bagian dari
populasi yang dapat mewakili populasi tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX, yang diambil
dari enam kelas yang ada di SMP Negeri 1 Banda Aceh. Hal ini juga dikarenakan
keenam kelas tersebut kemampuannya homogen, untuk itu hanya diambil satu
kelas saja yaitu kelas IX1.
4.3 Instrumen Penelitian
Untuk memudahkan dalam pengumpulan data dan analisis data, maka
dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian. Instrumen
penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaan yang dilakukan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.9 Adapun
instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Lembar tes
9 Suharmi Arikunto, Prosedur-Prosedur…………”, hal. 136.
10
Instrumen dalam penelitian ini adalah soal tes, soal tes berbentuk essay
dengan jumlah 5 butir. Tes dirancang mengacu pada indikator yang diterapkan
pada RPP.
2. Lembar observasi
Lembar observasi berisi tentang aktifitas siswa atau tingkah laku siswa
yang dapat ditempatkan dalam tindakan dan dapat diamati oleh guru pada saat
kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa yang mencakup tentang
mendengarkan atau memperhatikan pengarahan dari guru dalam memahami
masalah di buku atau LKS, mengerjakan LKS, menarik kesimpulan dan perilaku
siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran.
3. Lembar angket
Suatu lembaran yang digunakan untuk mengetahui respon siswa secara
tertulis terhadap pembelajaran yang melibatkan siswa dalam pembelajaran yang
terkait dengan motivasi dalam belajar.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik untuk memperoleh data di lapangan dalam penelitian ini, yang
penulis lakukan adalah:
a. Tes
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik
pengumpulan data berupa tes. Tes adalah penelitian terhadap kemampuan siswa
yang mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar
mengajar. Tes yang diberikan berupa tes awal (pre-tes) yang diberikan sebelum
proses belajar mengajar berlangsung, bertujuan untuk mengetahui kemampuan
11
dasar siswa dan untuk penetapan kelompok. Tes yang di berikan setelah belajar
mengajar berlangsung disebut tes akhir (post-tes) bertujuan untuk mengetahui
kemampuan atau ketuntasan belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan statistik.
b. Lembar observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dan lembar observasi
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Lembar observasi aktivitas
siswa diberikan kepada dua pengamat yaitu teman sejawat yang telah dilatih untuk
mengisi lembar observasi sesuai dengan keadaan yang diamati dan mencatat
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran diberikan kepada seorang pengamat yaitu
guru pamong peneliti sendiri yang juga mengajar di kelas tersebut.
c. Angket respon siswa
Angket diberikan kepada siswa sehingga kita dapat mengetahui respon
siswa terhadap perangkat (LKS dan tes hasil belajar) pada pembelajaran
matematika dengan model kooperatif tipe TGT. Angket diberikan setelah
pembelajaran dan tes selesai dilakukan, untuk diisi sesuai pendapatnya masing-
masing.
12
BAB V
ANALISA DATA
5.1 Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil tes, dianalisis dengan menggunakan
analisis inferal. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
peningkatan terhadap hasil belajar siswa melalui pembelajaran model TGT.
Pengujian hipotesis menggunakan rumus uji-t pada taraf signifikan 5%. Adapun
prosedur yang digunakan sebagai berikut:
a. Tentukan rentang (R) adalah data terbesar dikurangi data terkecil.
13
b. Tentukan banyak kelas interval dengan menggunakan aturan sturges yaitu
k = 1 + 3,3 log n, dimana n menyatakan banyak data.
c. Tentukan panjang kelas interval (P) =
Setelah membuat tabel frekuensi, selanjutnya dihitung:
a. Rata-rata dengan rumus:
b. Uji normalitas data dengan menggunakan rumus:
c. Simpangan baku dengan menggunakan rumus:
d. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan yaitu dengan menggunakan
statistik uji-t, digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
t : statistik uji-t
: 65, selang kepercayaan rata-rata peningkatan nilai dari pre-test dengan post-
test sebesar 65 point.
: standar deviasi
: Rata-rata dari selisih antara post-test dan pre-test
14
n : banyak subjek10
Untuk statistik uji-t di atas menggunakan taraf signifikan α = 0,05. Kriteria
pengujian adalah terima jika t < -t(1-α), dengan hipotesis:
Ho : 65 ; Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 65 point pada materi
statistik di kelas IX SMP Negeri 1 Banda Aceh.
Ho : 65 ; Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kurang dari 65 point pada
materi statistik di kelas IX SMP Negeri 1 Banda Aceh.
1. Data Analisis Observasi
Data hasil pengamatan siswa dianalisis dengan menggunakan persentase.
Siswa dikatakan aktif jika waktu yang digunakan untuk melakukan setiap aktivitas
sesuai dengan waktu yang termuat dalam RPP yang batas toleransi 5%. Penentuan
kesesuaian aktivitas siswa berdasarkan pencapaian waktu ideal yang diterapkan
dalam penyusunan rencana pembelajaran materi statistik melalui model
pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti tabel berikut:
Tabel 1.1 Kriteria Pengamatan Aktivitas Siswa
No Aspek Yang DiamatiPersentase Kesesuaian (P)
Waktu Ideal Toleransi
1.Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman.
13% 7% ≤ P ≤ 18%
2. Mencari/memahami masalah 10% 5% ≤ P ≤ 15%
10
Ronald E. Walpole, Ilmu Peluang dan Statistik Untuk Insinyur dan Ilmuwan, (Bandung: ITB, 1986), hal. 529.
15
dalam buku teks.
3.Menyelesaikan masalah/mendiskusikan dengan teman sejawat.
27% 22% ≤ P ≤ 32%
4. Bertanya pada guru/teman. 30% 25% ≤ P ≤ 35%
5.Memahami/menanggapi pertanyaan yang diajarkan guru.
10% 5% ≤ P ≤ 15%
6.
Menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur yang ditentukan atau suatu prosedur yang dikerjakan.
10% 5% ≤ P ≤ 15%
7.Penilaian yang tidak relevan dengan KBM.
0% 0% ≤ P ≤ 5%
Sumber: Tesis Mukhlis 2005
2. Data Analisis Angket
Data tentang respon siswa yang diperoleh melalui angket dianalisis
dengan menggunakan rata-rata keseluruhan skor yang telah dibuat dengan model
skala likert. Dalam menskor skala likert, jawaban diberi bobot dengan nilai
kuantitatif 4,3,2,1 untuk pernyataan positif dan 1,2,3,4 untuk pernyataan negatif.11
Skor rata-rata respon siswa dapat dihitung dengan rumus:
Skor rata-rata = ∑1=1
4 ni x fi
n
Kriteria skor rata-rata untuk respon siswa adalah:
3 < skor rata-rata 4 = sangat positif
2 < skor rata-rata 3 = positif
1 < skor rata-rata 2 = negatif
0 < skor rata-rata 1 = sangat negatif12
11 Sukardi, Metodologi Penelitian: Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), hal. 147.
12 Sukardi, Metodologi Penelitian, ………..”, hal. 148.
16
BAB VI
KESIMPULAN
17
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Bandung: Bina Aksara, 2002.
Ansari, Bansu I, Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi, Banda Aceh: Yayasan Pena, 2009.
Astuti, AM, Efektivitas Penerapan Metode Pemberian Tugas Pengajuan Soal (PROBLEM POSSING) Dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Persegi Panjang Terhadap Siswa Kelas I Semester II SMP Negeri 7 Purwodadi Tahun Ajaran 2007/2008 (Skripsi), Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008.
Burais, Listika, Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Pada Materi Statistika di SMP Negeri 3 Banda Aceh Tahun Ajaran 2008/2009 (Skripsi), Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2009.
Diyanto, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat di SMPN 10 Banda Aceh Tahun Ajaran 2005/2006 (Skripsi). Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2006.
Gerson, Tanwey, Belajar dan Pembelajaran, Ambon : Unesa University Press, 2004.
Hamzah, Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi aksara, 2006.
Kamaruddin, Kamus Istilah Skripsi dan Tesis, Bandung: PT Angkasa, tt.
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005.
Sudrajat, Akhmad, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model Pembelajaran. (http://smacepiring.wordpress.com/), diakses 15 April 2010 pukul: 15:00 WIB.
Sukardi, Metodologi Penelitian: Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004.
Walpole, Ronald, Ilmu Peluang dan Statistik Untuk Insinyur dan Ilmuwan, Bandung: ITB, 1986
18