proposal penelitian

6
PROPOSAL PENELITIAN RANCANG BANGUN ANTENA HELIX SEBAGAI PENGUAT DAN PEMANCAR GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK WIRELESS ACCESS POINT 54G Oleh: Adi Widarma 04410404 Program Studi Fisika Diajukan Untuk Seminar Proposal Penelitian Dalam Penyusunan Skripsi JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Upload: marwan-faturahman

Post on 29-Jun-2015

135 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL PENELITIAN

PROPOSAL PENELITIAN

RANCANG BANGUN ANTENA HELIX SEBAGAI PENGUAT DAN PEMANCAR GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK WIRELESS ACCESS

POINT 54G

Oleh:

Adi Widarma

04410404

Program Studi Fisika

Diajukan Untuk Seminar Proposal Penelitian Dalam

Penyusunan Skripsi

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi  dewasa ini, pertukaran informasi telah menjadi bagian yang sangat penting dalam setiap segi kehidupan. Pertukaran informasi ini tidak hanya terjadi pada lokasi yang berdekatan saja, tetapi sudah mengglobal ke seluruh penjuru dunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan makin berkembangnya teknologi internet dan jaringan

Page 2: PROPOSAL PENELITIAN

komputer, baik yang  memanfaatkankan media kabel maupun non kabel (wireless) sebagai saluran transmisinya.

Pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sedang terjadi di dunia saat ini belum mampu diikuti oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Rendahnya pemakaian internet di Indonesia merupakan fenomena yang perlu diperhatikan. Untuk dapat terkoneksi internet, pengguna akses internet harus menggunakan salah satu media koneksi internet seperti dial-up, radio, fiber optic dan wireless. Mahalnya media koneksi internet tersebut di atas menjadi salah satu penyebab pertumbuhan pengguna akses internet menjadi sangat lamban. Dominasi pasar (khususnya operator telekomunikasi) dan kurangnya perhatian pemerintah menjadi faktor lain yang ikut menentukan pertumbuhan penggunaan jaringan internet tersebut.

Direktur Pemberdayaan Telematika Departemen Komunikasi dan Informatika, mengatakan bahwa : “Indonesia telah menargetkan sekitar 50 persen pengguna internet pada 2015 dari asumsi penduduk sekitar 257 juta jiwa. Target 50 persen pengguna internet yaitu  sebesar 108,5 juta jiwa dari seluruh penduduk Indonesia. Asumsi didapat dari jumlah pengguna internet per tahun di Indonesia sekitar 20 juta jiwa atau rata-rata per tahun pengguna internet sekitar 13,5 persen.”(Bambang, 2007).

Target yang telah ditetapkan oleh pemerintah di atas akan sangat sulit dicapai jika kendala – kendala yang telah diuraikan di atas belum mampu diatasi. Solusi alternatif yang dapat dilakukan dalam usaha pencapaian target 50 persen pengguna internet itu adalah melakukan perubahan paradigma penggunaan media koneksi internet dari penggunaan dial-up yang menggunakan kabel ke penggunaan nirkabel (wireless) sehingga pengguna akses internet dapat mengakses internet dengan mobilitas yang tinggi.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia Sylvia Sumarlin (2007):

“Teknologi broadband wireless access (WBA) membuka peluang internet menjadi lebih murah. Sebab, penyelenggara internet yang bukan operator telekomunikasi masih terikat penjanjian tarif sambungan internasional dan tarif lastmile penyelengaara jaringan.”

Penggunaan perangkat wireless yang memenuhi standar (wireless yang dijual dipasaran) saat ini harganya relatif tinggi, sehingga kendala biaya akan menjadi penghambat utama rendahnya pemakaian internet. Apalagi sinyal yang dipancarkan wireless access point hanya  radius 100 meter. Hal ini menjadi suatu keterbatasan  bagi pengguna akses internet. Untuk meningkatkan jarak jangkauan wireless LAN diperlukan antena eksternal dengan gain yang lebih tinggi dari antena standard, sehingga pengguna dapat mengakses internet dengan jangkauan yang lebih jauh. Oleh sebab itu, dibutuhkan antena external seperti antenna helix untuk meningkatkan jarak jangkauan.

Berdasarkan masalah di atas, perlu dilakukan penelitian tentang suatu model penggabungan dari sistem radiolink dan nirkabel (wireless) yang berjudul “Model

Page 3: PROPOSAL PENELITIAN

Rancang Bangun Antena Helix sebagai Penguat dan Pemancar Gelombang Elektromagnetik Wireless Acces Point 54G ”.

1.2 Batasan Masalah

Masalah – masalah yang diidentifikasi adalah mahalnya media koneksi internet serta pendekya jarak jangkauan yang dipancarkan wireless access point.

Berdasarkan masalah diatas, permasalahan dalam penelitian ini hanya dibatasi pada jarak jangkauan antena helix yaitu pada 600m, 700m, 800m, 900m, 1000m.

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diungkapkan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimana model dan setup antena Helix Sebagai Penguat dan Pemancar Gelombang Elektromagnetik Wireless Accsess Point 54G untuk meningkatkan jarak jangkauan koneksi”.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari perancangan ini adalah : Mendapatkan model dan setup antena Helix sebagai penguat dan pemancar Gelombang Elektromagnetik Wireless Access Point 54G serta mengetahui jarak jangkauan yang dihasilkan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat meningkatkan daya jangkau media koneksi internet wireless access point.2. Sebagai media alternatif untuk koneksi nirkabel/WiFi yang praktis dan ekonomis.3. Membantu mempercepat program pemerintah dalam rangka masyarakat Indonesia

pengguna internet pada tahun 2015.4. Sebagai bahan kajian penelitian lanjut pemanfaatan teknologi informasi yang

berbasis fisis.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gelombang Elektromagnetik

2.1.1. Radiasi Gelombang Elektromagnetik

Page 4: PROPOSAL PENELITIAN

Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang, frekuensi, amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya.(Sabins, 1986)

Page 5: PROPOSAL PENELITIAN

Panjang Gelombang

Amplitudo

Gambar 2.1. Energi Gelombang Elektromagnetik

Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa di alam semesta pada level yang berbeda-beda. Semakin tinggi level energi dalam suatu sumber energi, semakin rendah panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan karakteristik energi gelombang digunakan untuk mengelompokkan energi elektromagnetik.

Gelombang elektromagnetik yang dihasilkan matahari dipancarkan dan masuk ke dalam atmosfer bumi. Interaksi antara radiasi dengan partikel atmosfer bisa berupa penyerapan, pemencaran atau pemantulan kembali. Sebagian besar radiasi dengan energi tinggi diserap oleh atmosfer dan tidak pernah mencapai permukaan bumi. Bagian energi yang bisa menembus atmosfer adalah yang ditransmisi. Semua masa dengan suhu lebih tinggi dari 0 Kelvin (-273 C) mengeluarkan radiasi EM. (Sabins, 1986)

2.1.2. Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Secara umum cahaya tampak, sinar gamma, sinar X, gelombang infra merah, gelombang radio disebut gelombang elektromagnetik karena gelombang tersebut diatas mengikuti dasar-dasar sebagai berikut : (Ulaby, 1997)

1. Gelombang elektromagnetik terdiri dari intensitas medan listrik dan medan magnet dimana osilasi sama dengan frekuensi  f.

2. Tahap kecepatan dari gelombang elektromagnetik yang dipropagasi dalam ruang vacum secara umum konstan yang diberikan oleh kecepatan cahaya c, didefenisikan pada persamaan sebagai berikut :

m/s …………………………………….              (1)

1. Dalam ruang vakum, panjang gelombang  dari gelombang elektromagnetik berhubungan dengan frekuensi osilasi  f dengan :

…………………………………………………………….              (2)

Menurut Sabin dan Jensen (1986), spektrum gelombang elektromagnetik dibagi menjadi :

1. Gelombang Radio

Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik terendah, dengan kisaran panjang gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang dari satu meter. Penggunaan paling banyak adalah komunikasi, untuk meneliti luar angkasa dan sistem radar. Radar berguna untuk mempelajari pola cuaca, badai, membuat peta 3D permukaan bumi, mengukur curah hujan, pergerakan es di daerah kutub dan memonitor lingkungan. Panjang gelombang radar berkisar antara 0.8 – 100 cm.

1. Gelombang Mikro

Panjang gelombang radiasi microwave Wireless

Access Point 54GKabel

CoaxialAntena  Helix