proposal latihan1

Upload: aniqotul-ulya

Post on 12-Jul-2015

157 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JUDUL: ANALISA PRODUK, HARGA, DAN PROMOSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MOTOR HONDA 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju seperti sekarang ini membuat banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi secara signifikan dari tahun sebelum dan terjadi pada masa sekarang sebagai akibat semakin majunya ilmu teknologi yang diterapkan oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia contohnya sebagai negara yang mempunyai populasi penduduk terbesar nomor 4 (empat) di dunia menjadikan negara Indonesia ini harus memiliki penerapan ilmu teknologi yang sangat maju sebagai alat untuk mempermudah arus komunikasi dan transportasi antar penduduk sehingga dapat tercipta kemajuan dan perkembangan antar daerah secara merata. Kita mungkin telah mengenal motor sebagai salah satu alat

transportasi yang biasa digunakan oleh penduduk Indonesia. Hal ini dikarenakan selain praktis dan hemat dibandingkan dengan menggunakan mobil ataupun kendaraan angkutan umum. Selain itu alasan para pengguna motor menggunakan alat transportasi berupa motor adalah dapat berpindah pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya dengan cepat dan mudah. Sehingga pertumbuhan para pengguna sepeda motor semakin meningkat setiap tahunnya. Seiring perkembangan waktu dan semakin meningkatnya kebutuhan alat transportasi membawa angin segar bagi perusahaan otomotif terutama di bidang sepeda motor, yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang selain harganya terjangkau dan juga mudah dalam perawatan. Saat ini banyak sekali bermunculan berbagai merek sepeda motor seperti HONDA, YAMAHA, SUZUKI, dan KAWASAKI sebagai pemain utama dalam pasar sepeda motor di negara ini yang selalu bersaing untuk merebut minat konsumen untuk membeli produk motor mereka. Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Lebih dari itu menurut Stanton, (1996:222) suatu produk adalah

kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya

kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.

Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang secara langsung terlibat dalam usaha untuk memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut (Engel,et al., 1990). Sehingga untuk menarik minat beli konsumen akan suatu barang, maka perusahaan harus mengetahui perilaku konsumen yang menjadi sasaran bila hal tersebut dapat dilakukan, maka perusahaan yang bersangkutan akan dapat meraih keuntungan yang jauh lebih besar dari pada pesaingnya, karena dengan dipahaminya perilaku konsumen, perusahaan dapat memberikan kepuasan secara lebih baik kepada konsumen (Kotler, et al., 1996). Karena untuk menarik minat beli konsumen yang sangat sulit, maka diperlukan usaha yang keras dan inovasi yang terencana dari waktu ke waktu dari setiap perusahaan untuk menarik minat beli konsumen. Pasar sepeda motor Indonesia yang sangat luas membuat beberapa perusahaan HONDA, YAMAHA, SUZUKI, dan KAWASAKI selalu berlomba-lomba memproduksi produk yang dapat memenuhi kebutuhan dari konsumen mereka.

Tabel penjualan motor di Indonesia Tahun 2006 nesia 2007 Honda 2.234.168 unit Yamaha 1. 458.561 unit Suzuki 569.041 unit Kawasaki 33.686 unit Jumlah 4.295.456 unit

2.141.015 unit

1.833.506 unit

637.031 unit

38.314 unit

4.649.866 unit

2008

2.248.171 unit

1.853.221 unit

793.742 unit

40.410 unit

4.935.544 unit

2009

2.704.097 unit

2.674.892 unit

438.158 unit

58.185 unit

5.875.332 unit

2010

3.200.533 unit

3.078.272 unit

525.982 unit

84.368 unit

6.889.155 unit

Sumber : http : //www.kompas.com

Dari data di atas dapat terlihat bagaimana kenaikan penjualan dari produk Honda dan Yamaha setiap tahunnya. Walaupun pada tahun 2006-2007 penjualan sepeda motor Honda sempat mengalami penurunan akan tetapi ditahun berikutnya mengalami peningkatan. Sementara di lain sisi penjualan motor Suzuki dan Kawasaki tidak terlalu besar seperti penjualan motor Honda. Hal ini terlihat apabila penjualan motor Honda dan Yamaha selalu mencapai jutaan unit, sedangkan penjualan motor Suzuki hanya mencapai ratusan ribu unit bahkan penjualan motor Kawasaki hanya mencapai puluhan ribu unit. Pasar sepeda motor di Indonesia setiap tahunnya dikuasai oleh Honda yang notabene sempat mengalami penurunan penjualan pada tahun 2006-2007 masih dapat memimpin dalam penjualan sepeda motor. Penghargaan motor Honda dalam Motor Plus Awards 2008Penghargaan Motor Honda 2008

Bike of The Year 2008 : Honda CS1 Respected Bike of The Year Bebek 120cc - 130cc : Honda Supra X 125 Skubek 110cc - 125cc : Honda Vario Sport Ramah lingkungan terbaik Bebek 110cc 115cc : Honda Revo 100 Bebek sport 125cc-135cc : Honda CS 1 Skubek 110cc - 125cc : Honda Vario Sport 125cc-160cc : Honda Mega Pro Best Fuel Consumption Bebek 100cc - 115cc : Honda Revo 100 Bebek 120cc - 130cc : Honda Supra X 125 PGM F1 Sport 200cc-250cc : Honda Tiger Sumber : http : //www.motorplus.com

Berdasarkan tabel 1.2 di atas motor merek Honda mendapatkan banyak sekali penghargaan dari berbagai katagori yang diadakan oleh salah satu majalah motor terbesar di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa merk motor Honda masih unggul dibandingkan merk motor lain seperti Yamaha, Suzuki dan Kawasaki. Menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dari tahun 2005-2010 Honda selalu menjadi pemimpin pasar sepeda motor, sedangkan Yamaha selalu menjadi nomor 2 (dua) setelah Honda. Walaupun Honda masih selalu menjadi pemimpin, namun honda harus tetap meningkatkan keunggulannya supaya tetap menjadi pemimpin pasar sepeda motor di Indonesia. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan dapat menjadi salah satu pembentukan motivasi, persepsi dan sikap konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian. Sehubungan dengan keberadaan konsumen dan beragamnya perilaku mereka maka produsen harus benar-benar tanggap untuk melakukan pengamatan terhadap apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari konsumennya agar terjadi hubungan yang saling menguntungkan antara produsen dan konsumen. Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah the totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar. Menurut Kotler and Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk adalah the ability of a product to perform its functions, it includes the products overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut

produk lainnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal. Sedangkan Kotler dan Amstrong (1995:156) mengemukakan bahwa dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap suatu produk dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh adanya proses seleksi terhadap berbagai stimulus yang ada. Karena persepsi sangat berkaitan erat dengan proses dimana seseorang berfikir, menganalisis apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan suatu produk sebelum dibeli olehnya. Sedangkan menurut Keller mengemukakan bahwa penciptaan persepsi pelanggan bahwa perusahaan membuat produk maupun layanan yang berkualitas tinggi akan berpengaruh terhadap persepsi pelanggan terhadap corporate image, begitu juga sebaliknya. Istilah harga biasa digunakan dalam kegiatan tukar menukar. Untuk menyatakan harga sesuatu barang digunakan satuan uang. Dengan demikian pengertian Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dalam satuan uang. Tidak setiap barang memiliki harga, hanya barang ekonomi sajalah yang memiliki harga sebab untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan yang menyebabkan adanya penawaran adalah factor kelangkaan atau kejarangan. Sehingga barang itu memiliki harga karena barang itu di satu pihak berguna dan di pihak lain barang itu jumlahnya terbatas atau langka.

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.

Model proses keputusan pembelianPengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Pilihan

Evaluasi setelah akuisisi

Sumber : Mowen dan Minor (2002)

Selain itu akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu obyek yang akan diminati dan untuk dimiliki. Sikap sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak terhadap obyek yang dinilai. Menurut Robbins (2006:169) sikap adalah pernyataanpernyataan atau penilaian evaluative berkaitan dengan obyek, orang atau suatu peristiwa. Sedangkan menurut Simamora (2002:14) bahwa di dalam sikap terdapat tiga komponen yaitu : 1) Cognitive Component : kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek. Yang dimaksud obyek adalah atribut produk, semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek suatu produk maka keseluruhan komponent kognitif akan mendukung sikap secara keseluruhan. 2) Affective Component : emosional yang merefleksikan perasaan seseorang terhadap suatu obyek, apakah obyek tersebut diinginkan atau disukai. 3) Behavioral Component : merefleksikan kecenderungan dan peran aktual terhadap suatu obyek, yang mana komponen itu menunjukan kecenderungan melakukan suatu tindakan. menurut Loudan dan Delabitta (2004:217); komponen kognitif merupakan kepercayaan terhadap merek, komponen afektif merupakan evaluasi merek dan komponen kognitif menyangkut maksud atau niatan untuk membeli. Keungulan produk juga menjadi salah satu aspek yang dinilai

berperan untuk mempengaruhi keputusan pembelian. Keunggulan produk dipandang dari sisi fungsional maupun dari sisi harga dalam usahanya untuk pemenuhan harapan pelanggan didukung oleh atribut-atribut fisik yang melekat pada produk. Menurut Song & Parry (1997), atribut yang mendukung keunggulan produk adalah dengan melakukan deferensiasi produk yang komponennya antara lain adalah produk tersebut harus inovatif dibandingkan produk yang sudah ada, produk tersebut harus mempunyai kualitas yang tinggi, dan yang ketiga produk tersebut harus dapat menjebatani keinginan pelanggan dengan baik, diterjemahkan sebagai fungsi daripada produk tersebut. Perusahaan yang ingin mempunyai produk yang kompetitif perlu berorientasi pada teknologi (Gatignon & Xuereb, 1997). Menurut Urban dan Hauser (1998) penolakan atau kegagalan suatu produk adalah karena produk tersebut tidak dapat mengikuti perkembangan teknologi sehingga strategi yang perlu dikembangkan perusahaan adalah strategi yang bersifat proaktif. Sedangkan Allen & Hamilton (dalam Craven, 1996) mengemukakan bahwa faktor-faktor penentu keberhasilan produk baru adalah kesesuaian produk dengan kemampuan internal perusahaan, keungulan teknologi produk, dukungan manajemen jenjang atas proses penggunaan produk baru serta struktur organisasi produk baru. Oleh karena itu perusahaan hanya dapat eksis dan bertahan, jika mereka mempunyai keunggulan-keunggulan unik dibandingkan dengan pesaingnya. apabila perusahaan tidak mempunyai keungulan unik, maka pesaingnya dapat menggeser posisi strategiknya (Henderson, 1983,p.9). sama seperti apa yang telah dilakukan oleh Yamaha yang selalu berinovasi untuk mengeluarkan produk-produk terbaru dari mereka. Walaupun pada kenyataannya mereka belum mampu menjadi pemimpin pasar sepeda motor di Indonesia. Karena konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan pelengkap inovatif yang terbaik (Hadi, 2002) sehingga produk yang berkualitas akan mampu memberikan hasil yang lebih dari yang diharapkan. Perusahaan dapat melakukan promosi baik produk maupun jasa yang diproduksi oleh mereka karena, Promosi adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi persepsi konsumen. Penelitian yang dilakukan Wansik dan Ray (1996) menulis bahwa tujuan promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen tentang perusahaan dan produknya. Studi Kopalle dan Lehmann (1995) dan penelitian yang dilakukan Andrrews (1989) tentang efek promosi terhadap kualitas produk baru, menyimpulkan kepercayaan dan penilaian konsumen terhadap kualitas dapat dibangun dengan membina hubungan erat antara

produsen dan konsumen melalui pendekatan strategi promosi yang tepat. Kopalle dan Lehmann (1995) menyimpulkan promosi dapat diukur melalui daya tarik promosi, jangkauan promosi, frekuensi promosi dan efektivitas promosi. Promosi penjualan adalah setiap rangsangan langsung kepada distributor atau pelanggan dengan sasaran utamanya yakni menciptakan penjualan yang sesegera (Crask, Fox, dan Stout, 1995). Aaker (1991) dalam yoo et al. (2000) menyatakan bahwa promosi penjualan bukan merupakan cara yang diperlukan untuk membangun ekuitas merek, karena promosi penjualan mudah ditiru dan ditiadakan. Ehrenberg dan Charlton (1997) menemukan adanya pengaruh langsung dari promosi harga, khususnya ketika dalam kondisi derajad perilaku berpindah merek yang tinggi dan terdapat transisi perilaku konsumen ketika potongan harga dipersepsikan sebagai adanya penurunan kualitas produk, khususnya untuk konsumen nonloyal. Villarejo-Ramos dan Sanchez-Franco (2005) menyatakan bahwa promosi harga sebagai insentif untuk meningkatkan penjualan dapat dilihat memiliki efek negatif pada ekuitas merek dalam jangka panjang. Meskipun promosi harga secara jangka pendek menguntungkan konsumen, namun dari perspektif strategik, ketika merek terevaluasi maka akan berdampak negatif pada citra merek. sedangkan Kotler dan Keller (2006) menyatakan bahwa saat ini penjualan lebih banyak diterima oleh manajemen puncak sebagai alat yang efektif, namun promosi dapat memperlemah citra merek. Disebut pula bahwa ketika promosi harga terhadap suatu merek terlalu sering dilakukan maka konsumen mulai menurunkan nilai (devalue) merek tersebut dan membelinya terutama ketika merek tersebut dipromosikan. Sedangkan menurut Hausen dan Warnerfelt (2001) mereka beranggapan bahwa intensitas promosi dan Besaran rata-rata yang positif, yang artinya bahwa promosi harga akan berdampak pada jumlah merek yang masuk dalam rangkaian pertimbangan konsumen. Namun hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat insignifikan korelasi antara intensitas promosi dan besaran rata-rata rangkaian pertimbangan konsumen. Ini berarti meskipun terdapat intensitas promosi harga yang besar, namun konsumen tidak memasukan merekmerek tersebut dalam rangkaian pertimbangannya sehingga merek-merek tersebut tidak tersimpan dalam mereka. Dalam keputusan membeli barang terdapat lima macam peranan yang dapat dilakukan pembeli. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun seringkali pula peranan tersebut dilakukan oleh beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan kebutuhan konsumen dan keinginan konsumen. Kelima peran tersebut meliputi, Pemrakarsa (initiator), Pemberi

pengaruh (influence), Pengambilan keputusan (decider), Pembeli (buyer), Pemakai (user). (Kotler, et al. 1996). Berdasarkan teori yang ada maka penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh program promosi, persepsi merek, motivasi konsumen, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Penelitian akan dilakukan dengan judul Analisa Produk, Harga dan Promosi terhadap keputusan pembelian motor Honda 1.1 Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan di atas terdapat kenaikan yang signifikan dari penjualan sepeda motor Honda setiap tahunnya,akan tetapi hal tersebut tidak dapat di diamkan begitu saja karena kita harus tahu bagaimana cara untuk lebih meningkatkan penjualan motor Honda di Indonesia yang dapat diukur melalui beberapa variabel yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, dimana variabelvariabel tersebut adalah: 1. Menurut Song & Parry (1997), atribut yang mendukung keunggulan produk adalah dengan melakukan deferensiasi produk yang konponennya antara lain adalah produk tersebut harus inovatif dibandingkan produk yang sudah ada, produk tersebut harus mempunyai kualitas yang tinggi, dan yang ketiga produk tersebut harus dapat menjebatani keinginan pelanggan dengan baik. 2. Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. 3. Penelitian yang dilakukan Wansik dan Ray (1996) menulis bahwa tujuan promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen tentang perusahaan dan produknya. Studi Kopalle dan Lehmann (1995) dan penelitian yang dilakukan Andrrews (1989) tentang efek promosi terhadap kualitas produk baru, menyimpulkan kepercayaan dan penilaian konsumen terhadap kualitas dapat dibangun dengan membina hubungan erat antara produsen dan konsumen melalui pendekatan strategi promosi yang tepat.

Dari beberapa teori yang diuraikan oleh beberapa ahli di atas dan beberapa penelitian terdahulu yang mendasari variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah Program promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda? 2. Apakah Persepsi harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda? 3. Apakah Kualitas Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda?

1.3 Tujuan dan Kegunaan 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh program promosi tehadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda. 2. Untuk menganalisis pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda. 3. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda.

4. Manfaat Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan memberi kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi Konsumen

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada konsumen dalam keputusan pembelian sepeda motor.

2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui seberapa besar kemungkinan pengambilan keputusan pembelian sepeda motor serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam penawaran dan pemasaran produknya.

3. Bagi dunia Akademik Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan studi mengenai pemasaran. 5. TINJAUAN PUSTAKA

5.1 Kualitas Produk

5.1.1 Pengertian produk Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Menurut Stanton, (1996:222), A product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.

Menurut Tjiptono (1999:95), secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.

5.1.2 Lima Tingkatan Produk

Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk yaitu: a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying)

yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen. b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu

produk yang dapat dirasakan oleh panca indra. c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally

expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk. d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the companys offer from competitors offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing. e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this

product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.

5.1.3 Pengertian Kualitas

Beberapa pakar kualitas mendefinisikan kualitas dengan beragam interpretasi. Juran (1989:16-17), mendefinisikan kualitas secara sederhana sebagai kesesuaian untuk digunakan. Definisi ini mencakup keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen dan bebas dari defisiensi. Juran (1962) kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya.Crosby (1979) kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi availability, delivery, realibility, maintainability, dan cost effectivenes Feigenbaum (1991) kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture , dan maintenance,dalam mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaianya akan sesuai dengankebutuhan dan harapan pelanggan. Sedangkan menurut Elliot (1993) kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbedadan tergantung pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai dengan tujuan.

Sedangkan menurut American Society for quality Control kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi (Render dan Herizer, 1997:92). Menurut (Ariani, 2004: 3 da dua segi umum tentang kualitas yaitu, kualitas rancangan dankualitas kecocokan. Semua barang dan jasa dihasilkan dalam berbagai tingkatkualitas. Variasi dalam tingkat ini memang disengaja. Sedangkan Deming berpendapat kualitas adalah mempertemukan kebutuhan dan harapan konsumen secara berkelanjutan atas harga yang telah mereka bayarkan. Filosofi Deming membangun kualitas sebagai suatu sistem (Bhat dan Cozzolino, 1993:106). Selain itu berikut ada pengertian secara arti luas yang mingkin bisa sebagai tambahan referensi anda (Bina Produktivitas Tenaga Kerja, 1998:24-25) adalah: a. Derajat yang sempurna (degree of exelence): mengandung pengertian komperatif terhadap tingkat produk (grade) tertentu. b. Tingkat kualitas (quality level): mengandung pengertian kualitas untuk mengevaluasi teknikal. c. Kesesuaian untuk digunakan (fitness for purpose user satisfaction): kemampuan produk atau jasa dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan.

5.1.4 Dimensi Kualitas Produk Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari : 1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk. 2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk. 3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk. 4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan. 6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk. 7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan Negara asal. Menurut Tjiptono (1997, 25), dimensi kualitas produk meliputi : 1. Kinerja (performance) Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya. 2. Keistimewaan tambahan (features) Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya. 3. Keandalan (reliability) Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak. 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications) Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan. 5. Daya tahan (durability) Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil. 6. Estetika (asthethic) Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.

5.2 Harga 5.2.1 Pengertian Harga (Price) Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan. 5.2.2 Tujuan Penetapan Harga 1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal. 2. Mempertahankan perusahaan Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya. 3. Menggapai ROI (Return on Investment) Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / roi. 4. Menguasai Pangsa Pasar Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran. 5. Mempertahankan status quo Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.

5.2.3 Metode Penetapan Harga Produk 1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach) Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. 2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach) Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis. 3. Pendekatan Pasar (market approach) Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.

5.3 Promosi 5.3.1 Pengertian Promosi

Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen unluk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan.Promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran yang berupa aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar atas perusahaan atau produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal kepada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. (tjiptono. 2000:219)

Menurut Basu Swastha DM dan Irawan dalam Angipora (1999), promosi merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu prodak atau jasa.Menurut Stanson dalam Angipora (1999), promosi adalah kombinasi strategi yang paling

baik dari variabelvariabel periklarian, penjualan personal dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Menurut Lamb, Hair, Mc-Daniel (2001), promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan pora calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon. Banyak orang menganggap bahwa promosi dan pemasaran mempunyai pengertian yang sama, dimana sebenarnya promosi hanya merupakan salah satu bagian dari kegiatan prasaran. Walaupun promosi sering dihubungkan dengan penjualan tetapi kenyataannya promosi mempunyai arti yang lebih luas dari penjualan karena penjualan hanya berhubungan dengan pertukaran hak milik yang dilakukan oleh tenaga penjual, sedangkan promosi adalah setiap aktivitas yang ditujukan untuk memberitahukan , membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. pengertian promosi yang dikemukakan oleh philip Kotler adalah sebagai berikut : "Promotion encompasses all the tools in the marketing mix whose mayor is persuasive communication". Promosi meliputi semua alat-slat dalam kombinasi pemasaran yang peranan utamanya adalah untuk mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk promosi merupakan suatu proses komunikasi dari penyampaian amanat atau berita tentang produk/barang atau jasa dari penjual kepada para pembeli potensial (konsumen). Promosi adalah bersangkutan dengan metode komunikasi yang ditujukan kepada pasar yang menjadi target tentang produk yang tepat yang dijual pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat. Promosi mencakup penjualan oleh perseorangan, penjualan massal dan promosi penjualan. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan ataupun untuk menyampaikan berita tentang produk tersebut dengan jalan mengadakan komunikasi dengan para pendengar (audience) yang sifatnya membujuk. Pada prateknya walaupun pelaksanaan promosi ini umumnya dilakukan oleh para penjual/produsen, pihak pembeli atau calon pembeli kadang-kadang ada kalanya secara sadar atau tidak sadar juga telah melakukan promosi, misalnya bila mereka menginginkan suatu informasi/keterangan mengenai harga, kwalitas dan sebagainya dari pihak penjualan. Contohnya dalam keadaan kehidupan sehari-hari ada kalanya pada saat berbincang-bincang orang menyinggung produk atau juga tertentu, umumnya mengatakan keinginannya membeli rumah atau mengatakan bahwa besok malam film di Juwita sangat bagus, maka dalam hal ini orang tersebut telah melaksanakan kegiatankegtatan promosi.

Seperti telah dikatakan di atas, tujuan dasar dilaksanakannya promosi adalah untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan penjual. Suatu promosi yang dilaksanakan tanpa mempunyai tujuan sama saja dengan melaksanakan pekerjaan yang sia- sia. Tujuan promosi merupakan dasar dalam membuat keseluruhan program promosi yang akan dijalankan oleh perusahaan dalam rangka mencapai apa yang diinginkannya, kemudian akan menyusul langkah-langkah selanjutnya.

5.3.2 Dimensi Tujuan Promosi

Sebenarnya setiap perusahaan yang memiliki program promosi bila dilihat secara nyata bahwa tujuan daripada promosi masing-masing sering tidak sama rata sama lainnya. Akan tetapi pada umumnya suatu promosi mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut :

1. Penampakkan

Salah satu tujuan penting dari promosi adalah promosi tersebut harus dapat menyampaikan pasan pads sejumlah calon pembeli yang dituju atau yang ditargetkan, dengan demikian perusahaan harus mem1lih mane yens dapat dicapai ke pembeli yang dituju tersebut. Dalam rangka penampakkan ini perlu diperhatikan langkah lengkah sebagai berikut :

a. Menentukan calon pembeli yang dituju atau yang di targetkan. b. Menentukan jumlah calon pembeli yang dituju. c. Memilih media yang paling sesuai untuk dapat mencapai calon pembeli tersebut.

2. Perhatian

Promosi harus dapat menarik perhatian konsumen ateu calon pembeli yang dituju, namun seringkali sangat sukar untuk menarik perhatian calon pembeli terhadappromosi yang kita lakukan disebabkan adanya sedemikian banyak promosi yang dilakukan pula oleh perusahaan lainnya, sehingga perhatian calon pembeli tidak hanya terpusat pada promosi yang dilakukan oleh perusahaan lainnya yang meliputi sejumlah edvertensi, promosi penjualan dan usahausaha promosi lainnya.

Cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian calon pembeli misalnya memberikan sponsor untuk suatu acara tertentu, penggunaan orang yang sudah popular di mata masyarakat dalam reklamenya, menonjolkan apa yang lebih menjadi keistimewaan produknya yang tidak terdapat pada produk lainnya, dan lain sebagainya.

3. Pemahaman

Tujuan promosi lainnya dari promosi ialah pemahaman yang dicapai pada waktu calon pembeli menginterpretasikan pesan yang sampai kepadanya. Calon pembeli sering kali tidak dapat memahami promosi yang tidak direncanakan dengan baik atau yang dapat menarik perhatian, kadang-kadang perubahan dari media yang digunakan dapat menyebabkan pesan yang disampaikan menjadi tidak jelas sehingga dalam merubah penggunaan media kita juga harus melibat apakah perlu diadakan perubahan pesan. Dengan demikian perusahaan harus yakin bahwa pesan yang disampaikan melalui media itu jelas dan dapat menarik perhatian, karena banyak perusahaan mempromosikan berbagai macam produknya, calon pembeli banyak tertarik, mengingat dan memahami beberapa promosi dari sekian banyak promosi yang ada.

4. Perubahan Sikap

Setelah promosi dapat dipahami oleh calon pembeli, maka perusahaan mengharapkan suatu tanggapan dari calon pembeli terhadap promosi tersebut. Setiap perusaan harus menyesuaikan promosinya dengan produk yang dihasilkannya untuk dapat merubah sikap calon pembeli yang ditujunya, misalnya perubahan agar pembeli mengalihkan pembeliannya dari produk perusahaan lain ke produk yang dihasilkan oleh perusahaannya.

5. Tindakan

Sesuai dengan tujuan akhir promosi adalah untuk meningkatkan hasil perusahaan melalui peningkatan hasil penjualan, maka tujuan promosi yang paling penting adalah untuk dapat menimbulkan tindakan dari calon pembeli yang ditujunya, karena hal ini menandakan berhasil atau tidaknya suatu promosi.

5.4 Keputusan Pembelian 5.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000 :437) adalah the selection of an option from two or alternative choice. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Menurut Paul Peter dan Jerry Olson (1999:162), Keputusan pembelian adalahproses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Menurut Kotler (2005:202) yang dialih bahasa oleh Benyamin Molan, Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian. Sedangkan menurut Belch (2004:105) keputusan pembelian adalah :The result of a long, detailed process that include an extensive information search, brand comparisons and evaluations, and other activities. Menurut Philip Kotler (2005:203), yang dialihbahasakan oleh Drs. Benyamin Molan, ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:

1. Faktor budaya a. Kultur Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku Makhluk yang lebih rendah umumnya dituntun oleh naluri. perilaku biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya. seseorang.

Sedangkan manusia,

b. Sub-kultur Tiap kultur mempunyai sub-kultur yang lebih kecil, atau kelompok orang sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. dengan

c. Kelas Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dalam suatu masyarakat anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama.

sosial yang

2. Faktor sosial

a. Kelompok Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung di dalam mana seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. b. Keluarga Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah keluarga yang terdiri dari yang memberikan arah dalam hal tuntunan agama, politik, ekonomi, diri. c. Peran dan status Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat. orangtua dan harga

3. Faktor pribadi

a. Usia dan tahap daur hidup b. Pekerjaan c. Keadaan ekonomi d. Gaya hidup

Orang yang berasal dari sub-kultur, kelas sosial dan pekerjaan yang mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang orang yangbersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara memahami nilai-nilai konsumen yang terus mempengaruhi perilaku konsumen.

sama dapat

menunjukkan pola kehidupan dan pendapatnya. Konsep

cermat, dapat membantu untuk

berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut

4. Faktor psikologis a. Motivasi b. Persepsi c. Pembelajaran d. Kepercayaan dan sikap

6. Model

Berdasarkan telaah pustaka maka dibuat model sebagai berikut. Bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel produk, variabel harga, dan variabel promosi dan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Kualitas Produk X1

Harga X2

Keputusan pembelian (Y)

Promosi X3

7. Hipotesis

Menurut Arikunto (2007:62), hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Atas dasar pertimbangan di dalam rumusan masalah, maka hipotesis yang penulis kemukakan adalah :

H1: diduga kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Semakin tinggi kualitas produk maka semakin tinggi pula keputusan pembelian. H2: diduga harga berpengaruh positf terhadap keputusan pembelian. H3: diduga promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Semakin tinggi program promosi maka semakin tinggi pula keputusan pembelian.

1. METODE PENELITIANMetode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004 : 1). Ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat / nilai dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. (Sugiyono,2001). Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya, serta variabel bebas (independent variable) atau variabel yang tidak tergantung pada variabel yang lainnya. Variabel variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas atau independen, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel independen meliputi : kualitas produk (X1), harga (X2), promosi (X3)

2. Variabel terikat atau dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah keputusan pembelian (Y). 3.1.2 Definisi Operasional Variabel a. Variabel Terikat (Dependent Variable) Keputusan pembelian diukur melalui: Keyakinan membeli Kecepatan membeli Melakukan pembelian produk

b. Variabel Tidak Terikat (Independent Variable) 1. Kualitas Produk (X1) Kualitas Produk merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture , dan maintenance,dalam mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaianya akan sesuai dengankebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran Indikator Kualitas Produk meliputi: Kualitas produk Keunggulan produk Kehandalan produk

2. Harga (X2) Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.

Pengukuran Indikator Harga meliputi: Harga terjangkau Harga sesuai dengan kualitas Harga kompetitif

3. Promosi (X3) Kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen unluk membeli produk yang dipromosikan tersebut.

Pengukuran Indikator promosi meliputi: Mengetahui Merek Mengetahui produk Membeli produk

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi yaitu gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai semesta penelitian ( Ferdinand, 2006). Menurut Sugiyono (2004), populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang yang menggunakan sepeda motor Honda.

3.2.2

Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2004), adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik nonprobability sampling. Teknik nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2004). Teknik nonprobability sampling yang digunakan yaitu quota sampling. Quota sampling merupakan teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2004). Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang pernah menggunakan motor Honda, dengan jumlah sebanyak 100 responden. 3.2.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk memudahkan penelitian, sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah dari kalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi yang mana peneliti lebih mudah berinteraksi dengan mereka dibandingkan dengan mahasiswa fakultas lain di luar fakultas ekonomi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan accidental sampling. Accidental sampling yaitu teknik sampling berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Sugiono, 2004). Dalam penelitian ini konsumen yang dipilih sebagai responden adalah konsumen yang menggunakan kendaraan sepeda motor Honda. 3.3 Jenis Data Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data adalah atau merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra. Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data.Data

adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden, maupun yang berasal dari dokumen, baik dalam bentuk statistik / dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian. Data diperoleh dengan mengukur nilai satu / lebih variabel dalam sampel (atau populasi) (Kuncoro, 2001 : 22). Data dapat diklasifikasikan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif. 3.3.1 Jenis dan Sumber Data

1. Data Kualitatif Dalam data ini (Kuncoro, 2001 : 23) mendefinisikan bahwa data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka dan tidak dapat diukur dalam skala numeric. Namun karena dalam statistik semua data harus dalam bentuk angka, maka data kualitatif umumnya dikuantitatifkan agar dapat diproses lebih lanjut. 2. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numeric (angka) (Kuncoro, 2001 : 23). Dalam penelitian ini digunakan data kuantitatif sebagai penunjang dari data kualitatif, yaitu bilangan atau angka-angka. 3.3.2 Sumber Data

1. Data Primer Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/ suatu organisasi langsung melalui obyeknya. Data primer ini diperoleh melalui kuesioner (daftar pertanyaan) yang dibagikan dan diisi oleh 100 responden yang disusun berdasarkan variabel yang telah ditentukan dengan menyediakan jawaban alternatif. Data primer dalam penelitian ini adalah data mengenai tanggapan responden terhadap variabel yang menunjukkan minat mereferensi.

2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah referensi yang diperoleh melalui studi kepustakaan untuk memperoleh informasi dari buku-buku referensi, literatur internet yang berkaitan dengan produk Suzuki, brand equity serta elemen-elemen pendukungnya, media cetak yang memuat rubrik tentang Suzuki dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian. 3.4 Metode Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian ilmiah, metode pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan- bahan yang relevan, akurat, dan terpercaya (Supranto, 2003). Untuk memperoleh data primer yang diperlukan, teknik yang digunakan adalah pengisian kuesioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan akan memberi respon atas pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini kuesioner menggunakan pertanyaan tertutup dan terbuka. Pengukuran variable dilakukan dengan skala Likert yang meggunakan metode scoring. kriteria penilaian dengan pernyataan sangat tidak setuju sampai pada sangat setuju dengan menggunakan nilai besaran 1 sampai dengan 5 sebagai alternatif pertama, adapun interpretasi skornya adalah sebagai berikut : a. Sangat tidak setuju dengan skor b. Tidak setuju dengan skor c. Netral dengan skor d. Setuju dengan skor e. Sangat setuju dengan skor = = = = = 1 2 3 4 5

3.5 Metode Analisis Data 3.5.1 Analisis Data Kualitatif

Analisis kualitatif yaitu analisis yang ditunjukkan pada perkembangan dan pertumbuhan dari suatu keadaan dan hanya memberikan gambaran tentang keadaan tertentu dengan cara menguraikan tentang sifat-sifat dari obyek penelitian tersebut (Umar, 2001:36). Dalam hal ini penulisan dilakukan dengan menggunakan analisa non statistik untuk menganalisis data kualitatif, yaitu dengan membaca tabel-tabel yang tersedia kemudian dilakukan uraian dan penafsiran. 3.5.2 Analisis Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif yaitu metode analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan metode statistik untuk mengukur besarnya antara variabel-variabel yang diteliti (Sugiyono, 2004: 66). Adapun untuk mengetahui hubungan variabel-variabel yang mempunyai hubungan, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan perhitungan statistik. 3.5.3 Uji Reliabilitas dan Validitas

3.5.3.1 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat uji untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel (Ghozali, 2001). Apabila suatu alat ukur memberikan hasil yang stabil, maka disebut alat ukur itu handal. Hasil ukur itu diterjemahkan dengan koefisien keandalan yaitu derajat kemampuan alat ukur mengukur perbedaan-perbedaan individu yang ada. Keandalan itu perlu, sebab data yang tidak andal atau bias tidak dapat diolah lebih lanjut karena akan menghasilkan kesimpulan yang bias. Pengukuran dilakukan sekali dan reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (). Kaidah pengambilan keputusan (Nunnaly (1967) dalam Ghozali (2001:42) :

1. Jika reliabilitas alpha melebihi angka 0,6 maka kuisioner tersebut berstatus reliabel. 2. Jika reliabilitas alpha kurang dari angka 0,6 maka kuisioner tersebut berstatus tidak reliabel. 3.5.3.2 Uji Validitas Uji validitas (uji kesahihan) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur sah / valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner (Ghozali, 2007). Kesahihan / kevalidan itu perlu sebab prosesing data yang tidak sahih / valid atau bias akan menghasilkan kesimpulan bukan dari obyek pengukuran (Indriantoro dan Supomo, 2002). Suatu instrumen dapat dinyatakan valid, jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang hendak diungkapkannya dalam penelitian. Dengan demikian, uji validitas ini diharapkan dapat menggambarkan konsistensi internal, Dalam penelitian ini, validitas diuji menggunakan analisis factor, suatu item dinyatakan valid jika mempunyai loading faktor lebih besar dari 0,4, dan juga mempunyai kecukupan sample (KMO) lebih besar dari 0,5 (Ghozali, 2007). Untuk mengolah data penelitian tersebut digunakan alat Bantu yaitu program SPSS for Windows. 3.5.4 Analisis Regresi

Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Gozali,2006). Pada penelitian ini menggunakan alat bantu program statistic SPSS for windows untuk mempermudah proses pengolahan data-data penelitian dari program tersebut akan didapatkan output berupa hasil pengolahan dari data yang telah dikumpulkan, kemudian output hasil pengolahan data tersebut diinterprestasikan akan dilakukan analisis

terhadapnya. Setelah dilakukan analisis barulah kemudian diambil sebuah kesimpulan sebagai sebuah hasil dari penelitian. Regeresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variable bebas mempengaruhi variable terikat. Pada regresi berganda terdapat satu variable terikat dan lebih dari satu variable bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat adalah keputusan pembelian terhadap sepeda motor Honda, sedangkan yang menjadi variable bebas adalah pengaruh kualitas produk,harga dan promosi.

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan : Y b X1 X2 X3 e : keputusan pembelian : koefisien : kualitas produk : harga : promosi : error

3.5.5 Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal (Gozali,2006). Untuk menguji apakah data-data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut :

a. Metode Grafik Metode grafik yang handal adalah dengan melihat normal melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Gozali, 2006). Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Metode Statistik Uji statistik sederhana yang sering digunakan untuk menguji asumsi normalitas adalah dengan menggunakan uji normalitas dari Kolmogorov Smirnov. Metode pengujian normal tidaknya distribusi data dilakukan dengan melihat nilai signifikansi variable, jika signifikan lebih besar dari alpha 5% maka menunjukkan distribusi data normal.

3.5.6

Uji Asumsi Klasik

Langkah awal yang dilakukan untuk melakukan analisis regresi ini adalah menguji asumsi-asumsi yang harus dipenuhi pada Regresi Linier Berganda. Asumsi-asumsi tersebut antara lain : a. Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam data, variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai hubungan distribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2001: 28). Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian adalah uji normalitas data. Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam data, variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai hubungan distribusi normal atau tidak. Data

yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2001: 28). Statistik. Analisis statistik digunakan mendeteksi normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik. Test statistik sederhana yang dapat dilakukan berdasarkan nilai Kolmogorov Smirnov. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, maka dapat dilihat dengan Kolmogorov Smirnov Test. Adapun kriterianya adalah: 1. Angka signifikansi (SIG) > 0,05, maka data berdistribusi normal 2. Angka signifikansi (SIG) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal

b. Multikolinearitas Menurut Ghozali (2001:57) Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Kriteria multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerancenya dan lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi dan menunjukkan kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off bagi angka tolerance adalah sebesar 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10, artinya bahwa semua variabel yang akan dimasukkan dalam perhitungan model regresi harus mempunyai tolerance di atas 0,10. Jika lebih rendah dari dari 0,10 maka terjadi multikolinearitas. Sedangkan hasil perhitungan nilai VIF, jika memiliki nilai VIF kurang dari 10, maka tidak mempunyai persoalan multikolinieritas.

c. Heteroskedastisitas Heterokedastisitas berarti varians (variasi) variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2001:57). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau terjadi heterokedastisitas.

Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas, salah satunya dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Dasar analisis : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 3.6 Uji Hipotesis Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variable bebas terhadap variable terikat maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan, dilakukan pengujian secara parsial dan pengujian secara simultan. Pengujian secara parsial menggunakan uji t, sedangkan pengujian secara simultan menggunakan uji F. Uji t (Pengujian signifikansi secara parsial) Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variable X dan variable Y, apakah variable X1, X2, X3 benar-benar berpengaruh terhadap variable Y. Uji F (Pengujian signifikansi secara simultan)

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variablevariabel independent secara bersama-sama (simultan) terhadap variable dependen dilakukan dengan menggunakan uji F test yaitu dengan cara membandingkan antara F hitung dengan F table. 3.7 Uji Koefisien Determinasi ( )

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Gozali,2006). Koefisien determinan (R) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisis regresi, dimana hal yang ditunjukkan oleh besarnya koefisiensi determinasi (R) antara 0 (nol) dan 1 (satu). Koefisien determinasi (R) nol variable independent sama sekali tidak berpengaruh terhadap variable dependen. Apabila koefisien determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variable independent berpengaruh terhadap varibel dependen. Selain itu koefisien determinasi dipergunakan untuk mengetahui presentase perubahan variable terikat (Y) yang disebabkan oleh variable bebas (X).

PROPOSAL: ANALISA PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MOTOR HONDAGuna melengkapi tugas matakuliah Metodologi Penelitian Dosen Pengampu: Dr. Ibnu Widiyanto, M.A

Disusun oleh: Aniqotul Ulya C2A009063

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011