proposal irwan (isi)

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KTSP 2006) memiliki tujuan pengajaran bahasa Indonesia dilaksanakan melalui pendekatan komunikatif, yakni meningkatkan keterampilan siswa untuk berkomunikasi melalui bahasa. Sejalan dengan itu, tujuan pengajaran bahasa ialah membantu anak didik mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Siswa bukan sekedar belajar bahasa, melainkan belajar berkomunikasi. Kemampuan komunikasi yang mendasar ialah kemampuan mengungkapkan makna dan pesan termasuk menafsirkan dan menilai serta mengekspresikan diri dengan bahasa. Tujuan khusus dalam pengajaran bahasa ada tiga 1

Upload: jangdjazzholic

Post on 25-Jun-2015

3.344 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

contoh proposal

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal irwan (isi)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KTSP 2006) memiliki tujuan

pengajaran bahasa Indonesia dilaksanakan melalui pendekatan komunikatif, yakni

meningkatkan keterampilan siswa untuk berkomunikasi melalui bahasa. Sejalan

dengan itu, tujuan pengajaran bahasa ialah membantu anak didik

mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun secara

tertulis. Siswa bukan sekedar belajar bahasa, melainkan belajar berkomunikasi.

Kemampuan komunikasi yang mendasar ialah kemampuan mengungkapkan

makna dan pesan termasuk menafsirkan dan menilai serta mengekspresikan diri

dengan bahasa. Tujuan khusus dalam pengajaran bahasa ada tiga komponen yang

penting, yakni kebahasaan, pemahaman dan penggunaan.

Penggunaan bahasa Indonesia merupakan suatu hal yang menentukan

berhasil tidaknya siswa dalam menuntut ilmu. Agar siswa dapat menguasai

bahasa Indonesia dengan baik, mereka harus mendapatkan pelajaran/ pengetahuan

bahasa Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan mereka berdasarkan jenjang

pendidikan tempat mereka berada.

Dewasa ini masih banyak dijumpai pemakaian bahasa Indonesia yang tidak

sesuai dengan kaidah- kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam

berbicara maupun menulis khususnya di kalangan siswa sekolah menengah.

1

Page 2: Proposal irwan (isi)

Fenomena Kesalahan ini tampak jelas terpantau oleh penulis saat melakukan

praktek pengalaman lapangan (PPL) di SMPS PGRI Bulukumba. Pada saat

melakukan proses belajar- mengajar, salah satu kekurangan siswa pada materi

menulis adalah penggunaan imbuhan kata dalam kalimat. Banyak kesalahan yang

ditemukan saat melakukan kegiatan menulis. Berangkat dari fenomena tersebut,

penulis berinisiatif untuk mengangkat masalah ini dalam penulisan tugas akhir

skripsi dengan judul Kemampuan Siswa Kelas VIII SMPS PGRI Bulukumba

Menggunakan Imbuhan Dalam Kalimat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan

masalah dalam penelitian ini, yakni bagaimanakah kemampuan siswa kelas VIII

SMPS PGRI Bulukumba menggunakan imbuhan dalam kalimat?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas

VIII SMPS PGRI Bulukumba menggunakan imbuhan dalam kalimat.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai :

1. Sumbangan atau masukan dalam rangka peningkatan kemampuan siswa dalam

keterampilan menulis bahasa Indonesia khususnya menulis kalimat dengan

menggunakan kata imbuhan.

2

Page 3: Proposal irwan (isi)

2. Menambah wawasan guru bahsa indonesia dalam peningkatan pengajaran

keterampilan menulis bahasa Indonesia.

3. Menjadi salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan

penelitian mengenai kemampuan siswa dalam keterampilan menulis kalimat

dengan menggunakan kata imbuhan.

3

Page 4: Proposal irwan (isi)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Kata

Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan

terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata

tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk

frasa, klausa, atau kalimat (Anonim, 2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI, 1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata:

a. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan

merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan

dalam berbahasa

b. konversasi, bahasa

c. Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai

bentuk yang bebas

d. Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem

(contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan)

Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa

menjadi lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah

satu arti sesungguhnya kathā dalam bahasa Sansekerta. Kemudian definisi

4

Page 5: Proposal irwan (isi)

ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan

morfem.

2. Pengertian dan Fungsi Imbuhan

Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses

pengimbuhan (Afiksasi). Imbuhan atau afiks adalah satuan bahasa yang

digunakan dalam bentuk dasar untuk menghasilkan suatu kata. Hasil dari

proses pengimbuhan itulah yang kemudian membentuk kata baru yang disebut

kata berimbuhan (Sunarti, 2002: 9).

3. Bentuk-bentuk Imbuhan

Imbuhan dalam bahasa indonesia jumlahnya bermacam-macam. Secara

garis besar imbuhan dibagi ke dalam empat jenis, yakni prefix, sufiks, dan

konfiks.

a. Prefix atau awalan, adalah imbuhan yang diikatkan di depan bentuk

dasar.

B. Kerangka Pikir

Sebagai kerangka acuan berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut. Kemampuan komunikasi yang mendasar ialah kemampuan

mengungkapkan makna dan pesan termasuk menafsirkan dan menilai serta

mengekspresikan diri dengan bahasa. Tujuan khusus dalam pengajaran bahasa

ada tiga komponen yang penting, yakni kebahasaan, pemahaman dan

penggunaan.

5

Page 6: Proposal irwan (isi)

Penggunaan bahasa Indonesia merupakan suatu hal yang menentukan

berhasil tidaknya siswa dalam menuntut ilmu. Agar siswa dapat menguasai

bahasa Indonesia dengan baik, maka mereka harus mendapatkan pelajaran/

pengetahuan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan mereka berdasarkan

jenjang pendidikan dimana mereka berada.

6

KurikulumKTSP

Pengajaran bahasa

Indonesia

Imbuhan

Page 7: Proposal irwan (isi)

7

InfiksPerfiks Sufiks Konfiks

Page 8: Proposal irwan (isi)

Penggunaan Afiks

8

Page 9: Proposal irwan (isi)

C.Hipotesis

Berdasarkan uraian pada latar belakang, diajukan hipotesis sebagai berikut :

Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP S PGRI Bulukumba Kecamatan Ujung Bulu

Kabupeten Bulukumba Menggunakan Imbuhan dalam Kalimat Bahasa Indonesia

sudah memadai. Kriteria pengujian Hipotesis untuk menguji hipotesis digunakan

criteria pengujian hipotesis sebagai berikut :

a. Hipotesis dinyatakan diterima apabila hasil analisis data menunjukkan bahwa

85% atau lebih siswa sampel yang memperoleh nilai paling rendah 6,5 dari

skala penilaian 1 – 10

b. Hipotesis dinyatakan ditolak apabila hasil analisis data menunjukkan bahwa

kurang dari 85% siswa sampel yang memperoleh nilai paling rendah 6,5 dari

skala penilaian 1 – 10

9

Page 10: Proposal irwan (isi)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 November 2010 bertempat di

kelas VIII SMP S PGRI Bulukumba. Penelitian ini dilaksanakan pada jam

pelajaran bahasa indonesia dengan waktu 2 X 40 menit ( 2 jam pelajaran )

berdasarkan kurikulum yang diberlakukan.

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel yang diamati / diukur dalam penelitian ini adalah variabel

tunggal, maksudnya penelitian ini hanya menggunakan satu variabel, yaitu

kemampuan siswa kelas VIII SMP S PGRI Bulukumba Kecamatan Ujung

Bulu Kabupaten Bulukumba menggunakan imbuhan dalam kalimat bahasa

Indonesia.

2. Defenisi Operasional Variabel

Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka perlu dilakukan

defenisi istilah sebagai berikut.

Kemampuan siswa kelas VIII SMP S PGRI Bulukumba Kecamatan

Kabupaten Bulukumba menggunakan imbuhan dalam kalimat bahasa

10

Page 11: Proposal irwan (isi)

Indonesia adalah kesanggupan siswa kelas VIII SMP S PGRI Bulukumba

Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba menggunakan prefiks, infiks,

sufiks, dan konfiks dalam kalimat bahasa Indonesia.

3. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif Karena tujuannya ialah untuk menggambarkan

kemampuan siswa kelas VIII SMP S PGRI Bulukumba Kecamatan Ujung

Bulu Kabupaten Bulukumba menggunakan imbuhan dalam kalimat bahasa

Indonesia. Pemilihan deain ini didasarkan atas pertimbangan bahwa desain ini

cocok dengan wujud data yang disajikan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1993:102). Populasi

penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP S PGRI Bulukumba

yang berjumlah 23 orang siswa.

Kelas Pria Wanita Jumlah

VIII 13 10 23

Jumlah 13 10 23

2. Sampel Dengan mengacu pada kriteria yang dikemukakan Arikunto di atas,

maka peneliti menetapkan sampel total dari jumlah populasi. Dengan

demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 23 orang siswa

D. Teknik Pengumpulan Data

11

Page 12: Proposal irwan (isi)

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi dalam

penelitian ini [ada dasarnya ada dua, yaitu teknik penelitian kepustakaan dan teknik

penelitian lapangan. Adapun penjelasan kedua teknik tersebut sebagai berikut :

1. Teknik Kepustakaan

Penelitian kepustakaan dimaksudkan untuk mendapatkan landasan

teoritis guna menunjang analisis dan pengelolaan data. Dalam penelitian

kepustakaan ini diarahkan untuk memperoleh bahan bacaan yang

berhubungan dengan penggunaan afiks yaitu : prefiks, infiks, sufiks dan

konfiks dalam bahasa Indonesia.

2. Observasi Lapangan

Penelitian lapangan adalah suatu cara penelitian yang dilakukan di

lapangan untuk memperoleh data sehubungan dengan kebutuhan penyusunan

penelitian ini. Adapun tehnik yang digunakan berupa penyajian kalimat yang

mendapatkan imbuhan dalam waktu 2 X 40 menit (2 jam pelajaran)

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik persentase.

Teknik persentase digunakan untuk mengolah hasil tes penelitian berdasarkan

ketuntasan belajar per kelompok 85% ke atas dengan nilai paling rendah 6,5 dari

skala penilaian 1 -10 . untuk lebih jelasnya teknik pengolahan data tersebut sebagai

berikut :

1. Membuat daftar skor yang di peroleh siswa

12

Page 13: Proposal irwan (isi)

2. Untuk kepentingan standarisasi pengukuran siswa dilakukan dengan cara

transformasi dari skor ke dalam nilai berskala 1 – 10, dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

N = Skor yang diperoleh siswa x 10

Jumlah skor

3. Menentukan persentase penguasaan belajar tuntas per kelompok, yaitu

sekurang-kurangnya 85% siswa yang memperoleh nilai 6,5 ke atas dari

skala penilaian 1 – 10.

Rumusan yang digunakan sebagai berikut :

P = jumlah siswa yang mendapatkan nilai 6,5 ke atas x 100%

Jumlah siswa

Ket

P = persentase

13

Page 14: Proposal irwan (isi)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab IV ini diuraikan secara singkat kesimpulan dan saran dari hasil

penelitian. Sesuai dengan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat disimpulkan

sebagai berikut.

Siswa yang mendapat nilai 6,5 ke atas sebanyak 22 orang siswa (97%) dan

siswa yang mendapat nilai kurang dari 6,5 sebanyak 1 orang siswa (3%). Hal ini

dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyimak siswa kelas VIII SMP S PGRI

Bulukumba Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba memadai. Dengan

demikian, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

B. Saran

Dengan memperhatikan hasil penelitian yang berupa tes kemampuan siswa

kelas VIII SMP S PGRI Bulukumba Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba

menggunakan imbuhan dalam kalimat Bahasa Indonesia hasilnya memadai, maka

peneliti tergugah untuk mengajukan beberapa saran, yaitu :

1. Diharapkan para guru yang mengajarkan bahasa aindonesia agar pemberin latihan

(pekerjaan rumah) lebih ditingkatkan lagi.

2. Diharapkan para guru yang mengajarkan bahasa Indonesia di SMP S PGRI

Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba agar mencari literatur yang lain

sehingga siswa termotivasi untuk belajar

14

Page 15: Proposal irwan (isi)

15

Page 16: Proposal irwan (isi)

DAFTAR PUSTAKA

Ambary, Abdullah. 1983. Intisari Tata Bahasa Indonesia Untuk SMTP.

Bandung : Djatmika.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Badulu, J. S. 1993. Pintar Berbahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Depdikbud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Untuk Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Lanjutan Atas. Jakarta :

Nusa Indah.

Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia

Widiasatya.

Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta : Gramedia.

Moeliono, Anton M. (ed) 1994. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Ndang, Sudaryat dkk. 1986. Ringkasan Bahasa Indonesia. Bandung : Ganeca Exact.

Safioeddin, Asis. 1973. Membina Bahasa Indonesia. Surabaya : Alumni.

Suryaman, Ukun. 1994. Dasar- Dasar Bahasa Indonesia Baku. Surabaya : Alumni.

Susatya. J. Agus. 1989. Tata Bahasa Baku Untuk SMP. Yogyakarta : Tiga Serangkai.

16

Page 17: Proposal irwan (isi)

Lampiran

Instrument Penilaian

Berikanlah imbuhan yang tepat pada kalimat yang digaris bawahi !

1. Mobil yang berwarna coklat itu tabrak dengan bus patas

2. Negara Indonesia adalah Negara yang asas Pancasila.

3. tunjuk sirkus itu berhasil menarik banyak pengunjung.

4. Para demonstran lempar gedung kedutaan Amerika dengan batu.

5. Kelakuannya yang tidak terpuji itu malu kedua orang tuanya.

6. Bahasa Indonesia telah disepakati sebagai bahasa satu bangsa.

7. Berangkat kereta api itu ditunda Selama beberapa menit.

8. Ia menanti saya di tempat henti bis.

9. Selidik tentang pemerolehan bahasa belum banyak dilakukan ahli-ahli kita.

10. Suami laki- laki yang jujur dan setia itu.

17