proposal anis.doc

47
A. Judul Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X di SMK Swasta Nusantara Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2014/2015. B. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memliki karir yang baik serta dapat bertingkah laku sesuai norma-norma yang berlaku. Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan potensi belajar dan kualitas sumber daya yang produktif. Proses belajar mengajar merupakan bagian penting dalam suatu pendidikan. Peran lembaga pendidikan sangat mendorong suatu proses belajar mengajar dan membantu terbentuknya sumber daya yang handal.Pelaksanaan pembelajaran didalam kelas merupakan salah satu tugas utama seorang guru, oleh karena itu setiap guru memerlukan pendekatan yang tepat untuk proses belajar mengajar yang dilaksanakannya. Dalam 1

Upload: iman-setiawan

Post on 15-Sep-2015

225 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

A. Judul Penelitian

Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X di SMK Swasta Nusantara Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2014/2015.B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memliki karir yang baik serta dapat bertingkah laku sesuai norma-norma yang berlaku. Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan potensi belajar dan kualitas sumber daya yang produktif. Proses belajar mengajar merupakan bagian penting dalam suatu pendidikan. Peran lembaga pendidikan sangat mendorong suatu proses belajar mengajar dan membantu terbentuknya sumber daya yang handal.Pelaksanaan pembelajaran didalam kelas merupakan salah satu tugas utama seorang guru, oleh karena itu setiap guru memerlukan pendekatan yang tepat untuk proses belajar mengajar yang dilaksanakannya. Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya ketidak aktifan siswa, siswa lebih banyak menunggu apa yang akan disampaikan guru dari pada mencari sendiri.

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis dengan salah seorang guru mata pelajaran akuntansi bernama Akhir Pohan, S.Pd di SMK Swasta Nusantara Lubuk pakam mengatakan bahwa hasil pembelajaran akuntansi masih rendah. Rendahnya hasil belajar dikarenakan dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan model konvensional dimana menyampaikan materi pembelajaran secara ceramah, pemberian contoh soal dan diakhiri dengan pemberian tugas. Selain itu siswa kurang memahami bagaimana membuat jurnal umum, siswa juga kurang memilki keberanian untuk menyampaikan pendapat, enggan untuk bertanya apabila menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga hasil pembelajaran yang dihasilkan masih rendah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari data nilai rata rata siswa pada mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas X hanya mencapai 65,20. Nilai tersebut belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Oleh sebab itu, guru hendaknya memilih dan menggunakan metode, teknik yang bisa membuat siswa ikut terlibat serta aktif dalam pembelajaran, baik secara mental, fissik maupun sosial.

Guru merupakan faktor penentu terhadap berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran, peran guru yaitu sebagai mediator dalam mentransfer ilmu pengetahuan terhadap siswa. Akan tetapi masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalm mengungkapkan permasalahan yang mereka hadapi pada suatu materi kepada guru pada saat proses belajar mengajar. Mereka lebih suka mengungkapkan permasalahan yang mereka hadapi kepada teman mereka sendiri. Sehingga terkadang mereka memecahkan permasalahan yang mereka hadapi dengan cara mereka sendiri.

Hal ini menunjukkan siswa butuh belajar dalam kelompok kecil yang bersikaf kolaboratif. Suatu pembaharuan dalam pembelajaran untuk memungkinkan siswa berkerjasama dengan teman mereka. Salah satu model pembelajaran adalah model pembelajaran Children Learning In Science.

Model pembelajaran Children Learning In Science. adalah Model pembelajaran CLIS ini memfokuskan sistem pembelajaran yang menuntut siswa harus lebih aktif dan kreatif serta mampu menggali semua potensi yang ada didalm dirinya. Siswa memanfaatkan sumber belajar yang ada disekitar lingkungannya yang di alaminya sendiri, karena model ini melatih siswa untuk memetakan, memunculkan gagasan, merumuskan serta mengenbangkan gagasan yang di perolehnya. Dalam model pembelajaran CLIS siswa diberikan kebebasan penuh untuk mengemukakan ide atau gagasan, bebas bertanya dan menjawab yang nantinya semua bentuk jawaban dan pertanyaan akan dijelaskan oleh guru secara ilmiah untuk menghindari kesalahan konsep (miskonsepsi) dalam diri siswa sendiri.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X-AK SMK Nusantara Lubuk pakam Tahun Ajaran 2014/2015. C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Apakah rendahnya hasil belajar akuntansi siswa disebabkan karena penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat ?

2. Bagimana cara meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK SMK Swasta Nusantara Lubukpakam dengan menerapkan model pembelajran Children Learning In Science ?

3. Apakah dengan menerapkan model pembeljaran dapat meningkatkan Children Learning In Science?4. Hasil belajar akuntansi siswa kelas X - SMK Swasta Nusantara Lubukpakam?

D. Batasan Masalah

Dalam penelitian yang dilakukan, perlu dibuat batasan masalah supaya masalah yang akan diteliti lebih jelas dan terarah. Mengingat luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan mengenai :

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Children Learning in Science di SMK Swasta Nusantara Lubuk pakam ?

2. Bagaimana hasil belajar akuntansi siswa di SMK Swasta Nusantara Lubuk pakam?

3. Apakah ada peningkatan hasil belajar akuntansi siswa setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science di SMK Swasta Nusantara Lubuk pakam ?

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadikan rumusan masalah adalah

1. Apakah dengan menerapkan Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK SMK Swasta Nusantara Lubuk pakam ?2. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran CLIS dapat meningkatkan aktivitan belajar akuntansi siswa kelas X-AK SMK Swasta Nusantara Lubuk Pakam ?F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan model Children Learning In Science akuntansi SMK Swasta Nusantara Lubuk pakam.

2. Untuk mengetahui hasil belajar akuntansi siswa kelas X -AK SMK Swasta Nusantara Lubuk pakam.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK SMK Swasta Nusantara Lubuk pakam dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science.

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritisa. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian selanjutnya yang relevan.b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan akuntansi dalam peemilihan metode pembelajaran yang tepat.

2. Manfaat Praktisa. Bagi Siswa

Memudahkan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

b. Bagi Guru

Sebagai motivasi bagi guru untuk menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran untuk menghasilkan output yang berkualitas. Selain itu sebagai media alternative dalam penyampaian materi kepada siswa dengan cara yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami siswa.c. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan serta pengalaman sebagai calon guru. Serta mengajarkan kepada penulis untuk berusaha sejak sekarang untuk belajar menetapkan model atau metode pembelajaran yang tepat.

H. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah landasan berfikir dari suatu penelitian yang mana pernyataan atau kebenarannya tidak perlu dibuktikan serta dapat diterima oleh masyarakat secara umum. Dengan demikian asumsi atau anggapan dasar merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil penelitian.

Adapun yang menjadi anggapan dasar penelitian ini adalah : Penerapan pembelajaran dengan menggunakan Model Childrean Learning In Science akan meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Siswa kelas X - AK SMK Swasta Nusantara LubukpakamI. Tinjauan Pustaka1. Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)

Model pembelajaran Children Learning In Sciance (CLIS) merupaka salah satu pembelajaran yang di kembangkan dari teori konstruktivisme Piaget. Mentransformasikan imformasi yang komplek, kemudian mengecek informasi yang ditemukan tersebut. Siswa harus memahami dan dapat menerapkan pengetahuannya, mereka harus memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan susah payah menyimpulkan ide-ide yang ditemukan. Teori perkembangan piaget mewakili kontruktivisme yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka.

Nur (dalam Trianto, 2010:28) mengemukakan konstruktivisme merupakan salah satu pandangan bahwa siswa membangun sendiri pengetahuan secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalam yang ada berdasarkan apa yang dialaminya sehari-hari. Menurut teori kontruktivisme ini, suatu prinsip penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan didalam benaknya.

Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri,dan mengajarkan siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa kepahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut.

Model pembelajaran CLIS mengembangkan strutur kognitif siswa untuk memnaggun pengetahuannya sendiri melalui berpikir rasional. Model pembelajaran CLIS memfokuskan sistem pembelajaran yang menuntut siswa harus lebih aktif dan kreatif serta mampu menggali kemampuan yang ada didalam dirinya.

Wali (2008:2) menyatakan bahwa model CLIS (Cildren Learning In Science) merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tenteng suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonsruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan.

Handayani, dkk (2004:4) menyatakan:

Model pembelajaran Cildren Learning In Science (CLIS) adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan ketranpilan berpikir rasional siswa yang dilandasi pandangan konstruktivisme dengan memperhatikan pengalaman dan komsep awal siswa sebagia sumber belajar. Yang perlu di perhatikan dalam pembelajaran CLIS adalah situasi belajar yang terbuka dan kesempatan bertanya secara bebas.

Dari kutipan diatas disimpulkan bahwa model pembelajaran CLIS adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif melalui pengamatan atau melalui pengalaman yang dialami sendiri oleh siswa. Sehingga siswa tersebut mampu mengembangkan ide dan gagasannya untuk membangun pengetahuannya. Dengan melibatkan siswa secara aktif maka proses pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.

Menurut Driver (dalam handayani, 2004:7 ) model pembelajaran CLIS memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan CLIS yaitu:

a. Membiasakan siswa untuk belajar mandiri dalam memecahkan seuatu masalah.

b. Menciptakan kreativitas siswa untuk belajar sehingga tercipta suasana kelas yang lebih nyaman dan kreaktif, terjadinya kerja sama sesama siswa, dan siswa terlebih langsung dalam melakukan kegiatan.c. Menciptakan belajar menjadi lebih bermakna, karna timbulnya kebanggaan siswa menumukan sendiri komsep ilmiah yang sedang dipelajari dan siswa akan bangga dengan hasil temuannya.

d. Guru dapat menciptakan alat- alat media pengajaran yang sederhana yang dapat ditemukan pada kehidupan sehari- hari.

e. Kelebihan yang menonjol dari model pembelajaran ini adalah sederetan setiap tahap kegiatan yang dilakukan siswa,sehingga pemahamam belajar siswa dapat meningkat.

Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran CLIS adalah :

a. Siswa yang belum mampuh belajar mandiri dan belajar kelompok akan mengalami kesulitan untuk menguasai komsep dengan baik.

b. Guru dituntut dapat menyiapkan model pembelajaran ini untuk setiap komsep/subkomsep dan mempunyai tahapan yang terlalubanyak. Sehingga waktu yang digunakan kurang sehingga dibutuhkan strategi untuk menyiasati kekurangan waktu tersebut.

Langkah- langkah pada penerapan model pembelajaran CLIS menurut Driver (dalam hamdayani, 2004:8) terdiri dari lima tahapan yaitu:1. Tahap Orientasi (Orientation)

Dalam tahap ini guru memusatkan perhatian siswa dengan menyebutkan venomenal yang terjadi di alam,kejadian yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari atau demostrasi. Selanjutnya menghubungkannya dengan topik yang akan di bahan2. Tahap pemunculan gagasan (Elicitation Of Ideas)

Tahap ini dilakukan oleh guru untuk memunculkan gagasan siswa tentang topik yang dibahas dalam pembelajaran. Cara yang dilakukan bisa dengan siswa untuk menulis apa saja yang mereka ketahui tentang topik yang dibahas atau bisa dengan cara menjawab pertanyaan uraian terbuka yang diajukan oleh guru. Bagi guru tahapan ini merupakan upaya ekspolorasi pengetahuan awal siswa.3. Tahap Penyusuan Ulang Gagasan ( Restructuring Of Ideas)

Menjadi tiga bagian yaitu: a. Pengunkapan dan pertukaran gagasan

Siswa mendiskusisikan jawaban padalangkah pemeunculan gagasan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Hasil diskusi ditulis dan dijelaskan oleh seorang siswa pada setiap kelompok. Melalui diskusi ini siswa dapat mengungkapkan dan saling bertukar gagasan b. Pembukaan pada situasi konflik

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan mencari pengertian ilmiah yang sedang dipelajari dalam buku tes. Selanjutnya siswa mencari beberapa perbedaan antara komsepsi awal mereka dengan komsepsi ilmiah yang ada dalam buku tes maupun hasil pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan.c. Kontruksi Gagasan Baru dan Evaluasi

Tahap ini bermaksut untuk mengevaluasi gagasan yang sesuai dengan fenomena yang dipelajari guna mengkontruksi gagasan baru caranya fenomena yang dipelajari oleh siswa diberi kesempatan melakukan percobaan observasi.

4. Tahap Penerapan Gagasan (Application Of Ideas)

Disetiap kelompok diberikan pengamatan dan percobaan baru yang lebih komplek tetapi memiliki keterkaitan dengan komsep yang sedang dipelajari sehingga pengetahuan siswa bertambah dan berkembang dalam menganalisis isu-isu dan memecahkan masalah yang ada dilingkungan.5. Tahap Pemantapan Gagasan (Review Change In Ideas)

Pada tahap ini komsep ilmiah yang telah diperoleh siswa perlu umpan balik oleh guru guna memperkuat konsep ilmiah tersebut. Dengan demikian, diharapkan siswa yang konsepsi awalnya tidak konsistem dengan konsep ilmiah. Dengan sadar mengubah konsep awal menjadi konsep ilmiah.

Sintaks model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)

a. Tahap 1 Orientasi (Orientation)

Guru menyampaikan materi dan guru memusatkan perhatian siswa.

b. Tahap 2 Pemunculan Gagasan (Elicitation Of Ideas)

Guru untuk memunculkan gagasan siswaa tentang tofik yang dibahas dalam pembelajaran

c. Tahap 3 Penyusunan ulang gagasan

Guru memonitor interaksi para siswa yang berdiskusi, mendengarkan gagasan siswa

d. Tahap 4 Penerapan gagasan (Aplication of Ideas)Guru memonitor para siswa yang sedang berdiskusi,dan setiap kelompok diberikan pengamatan dan percobaan yang lebih komplek dan berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.

e. Tahap 5 Pemantapan gagasan (Review Change In Ideas)

Guru menutup diskusi dengan merangkum atau menperjelas hasil diskusi yang telah diselenggarakan oleh siswa.

Di sekolah sangat penting yaitu untuk dapat meningkatkatkan aktivitas belajar siswa agar dapat mencapai tujuan yang di harapkan. Proses yang di lakukan dalam kelas merupakan aktivitas mentranformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Guru di harapkan mampu mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar dan potensi yang di miliki siswa serta guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir (psikis) maupun dalam berbuat (fisik). Pembelajaran yang di lakukan lebih berpusat pada siswa sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran.

2. Hasil Belajar Siswa

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Winkel (dalam Purwato, 2009:39) mengatakan bahwa Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dansikap

Menurut Slameto (2010:2) menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Proses belajar merupakan proses yang unik dan kelompok. Keunikan itu disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang yang belajar,tidak pada orang lain, dan setiap individu menanpilkan perilaku belajar yang berbeda. Perbedaan penampilan itu disebabkan karena setiap individu mempunyai kerakteristik individualnya yang khas, seperti minat intelegensi, perhatian bakat dan sebagainya. Individu yang berbeda dapat melakukan proses belajar dengan kemampuan yang berbeda dalam aspek kongnitif, dan psikomotorik.

Berdasarkan teori belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri individu dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kongnitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Winkel (dalam purwanto.2009:45) menyatakan bahwa Terhadap Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibabkan manusiaberubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Menurut Sutjana (2010:22) Menyatakan bahwa Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Menurut Syah (2010:50) untuk memperoleh hasil belajar utuh tidak terlepas dari aspek-aspek pembelajaran itu: 1) Aspek kognitif, 2) Aspek efektif, 3) Aspek psikomotorik.

Aspek kognitif yaitu perilaku yang merupakan hasil berpikir (ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis sintesa dan evaluasi). Aspek efektif merupakan perilaku yang dimunculkan sebagai pertanda suatu kecendrungan untuk memilih atau merumuskan dalam merespon suatu obyek tertentu (penerimaan, tanggapan, penilain, organisasi, dan karakteristik). Aspek psikomotorik yaitu perilaku yang di munculkan oleh hasil belajar tubuh manusia (persepsi, kesiapan, gerak terbibing, gerak terbiasa, gerak komplek,penyesuain pola gerakan dan kreativitas).

Sehubungan dengan aspek-aspek tersebut ada beberapa paktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu factor internal dan faktok eksternal.

Faktor ini terdiri dari factor biologis dan psikologis.

a. Faktor Biologis (Jasmaniah)

Faktor ini meliputi segala hal yang berhubungan dengan keaadaan fisik, yaitu pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat pada anggota tubuhnya. Kedua kondisi kesehatan fisik, bagaimana kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar (fit) sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang.

b. Faktor Psikologis (Rohaniah)

Faktor-faktor psikologis yang pada umumnya dipandang lebih mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang adalah sebagai berikut: 1) intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar, 2) sikap siswa, 3) bakat siswa, 4) minat siswa, 5) motivasi siswa.

Faktor eksternal bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor ini meliputi:

a. Faktor lingkungan sosial

Factor lingkungan social seperti para guru, para staf admininstrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Selanjutnya yang termaksut lingkungan social siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Namun lingkungan social yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar mengajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.b. Faktor lingkungan Non sosial

Faktor-faktor yang termaksuk non lingkungan social adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar. Factor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Dari kutipan diatas disimpulkan bahwa terhadap hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh seseorang dari penguasaan terhadap suatu materi dalam proses belajar mengajar melalui evaluasi.

Menurut Soetarjo (dalam Tahar 2006:94), mengatakan Hasil belajar adalah tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Menurut Kardiman (2007: 2), Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang memungkinkan dilakukannya penilaian dan keputusan yang tepat bagi pemakaian informasi tersebut.

Sedangkan menurut Syarif (2007 :5), Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan yang tepat dinyatakan dalam uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang bersifat keuangan dan penafsiran dari pada hasil-hasilnya,

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah sebuah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan data-data keuangan menjadi suatu system informasi keuangan dan berdasarkan informasi tersebut dapat dilakukan penilain dan keputusan yang tepat bagi para pemakainya.

Sedangkan menurut Intang (2008:478), Hasil belajar akuntansi adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh peserta didik dalam mata pelajaran akuntansi bedasarkan tujuan pengajaran yang ingin dicapai yang diperoleh melalui tes hasil belajar akuntansi.

Menurut Sudarmoto (2006:38) bahwa Hasil belajar merupakan hasil akhir tentang tinggi rendahnya siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari sebelumnya.

Adapun dalam penelitian ini hasil belajar akuntasi yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar melalui standar kompentensi yaitu memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan dagangan,dengan kopetensi dasar dengan mencatat dasar-dasar akuntansi khusus kelas X SMK Swasta Nusantara Lubuk Pakam .

Dengan demikian hasil belajar akuntansi adalah suatu perubahan kempuan dalam diri siswa berupa pengetahuan, sikap, dan ketranpilan yang diperoleh setelah mengalami proses pembelajaran dalam mata pembelajaran akuntansi dan setelah dilakukan tes dalam suatu kopetensi dasar yang diperoleh melalui nilai. Hasil belajar akuntansi dapat jugak di katakan sebagai hasil dari suatu interaksi proses belajar mengajar yang menyebabkan perubahan pada diri dan koognitif siswa sehingga dapat di ketahui sejauh mana proses pembelajaran tersebut dapat tercapai.J. Desain Penelitian

Sesuai dengan penelitian ini, yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) maka penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang tiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan sebagai berikut : 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Pengamatan 4) Refleksi (Arikunto, 28:16)`

Model Penelitian Tindakan Kelas

SIKLUS I

SIKLUS II

Model Penelitian Tindakan Kelas, Arikunto.dkk(2008:16)

SIKLUS I

1. Perencanaan I

Pada tahap ini peneliti melakukan

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Membuat lembar observasi

c. Membuat tes yang akan diajukan pada akhir pembelajaran.

2. Pelaksanaan I

Dari rencana yang telah dibuat, maka dilakukan tindakan, yaitu :

a. Guru menyampaikan materi dan guru memusatkat perhatian siswa. b. Guru untuk memunculkan gagasan siswa tentang topik yang dibahas dalam pembelajaran.c. Guru memonitor interaksi para siswa yang berdiskusi,mendengarkan gagasan siswa.d. Guru memonitor para siswa yang sedang berdiskusi, dan setiap kelompok diberikan pengamatan dan percobaan yang lebih komplek dan berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.e. Guru menutup didkus dengan merangkum atau memperjelas hasil diskusi yang telah diselenggarakan oleh siswa. 3. Observasi I

Observasi akan di lakukan di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi di fokuskan pada latihan atau tes yang diberikan pada siswa di akhir pelaksanaan tindakan, situasi kegiatan belajar mengajar.4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan kembali tes yang telah diberikan dan mengevaluasi hasil jawabannya. Dari hasil tes tersebut digunakan sebagai dasar untuk perencanaan siklus berikutnya.

SIKLUS II

Kegiatan siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya yakni siklus I. Akan tetapi pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan dari tahap pelaksanaan siklus I. Di tahap ini peneliti meningkatkan proses pembelajarannya dilakukan. Dalam setiap kelompok mendapat bimbingan dari guru akuntansi, sehingga pelaksanaan model pembelajarannya bisa dilaksanakan lebih efektif.

K. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang di dalamnya terdapat sejumlah subjek yang dapat dijadikan sebagai data, yang diharapkan dapat memberikan data-data yang dibutuhkan peneliti.

Arikunto (2002:108) mengatakan bahwa: Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X SMK Swasta Nusantara Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari satu kelas dengan jumlah 27 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang di jadikan sebagai sumber data dan merupakan responden dalam penelitian. Maka sampel penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Swasta Nusantara Lubuk Pakam yang terdiri dari satu kelas X dengan jumlah 27 siswa.

L. Variabel dan Indikator

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yakni variabel bebas dan terikat, yakni :

a. Variabel bebas (X) : Model Pembelajaran Children Learning In Scianceb. Variabel Terikat (Y) : Hasil Belajar Akuntansi Siswa

Defenisi Operasionala. Defenisi operasionalnya adalah:Model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) adalah model yang menuntut siswa untuk menyusun konsep awal tentang materi yang dipelajari, kemudian mereka sendiri yang membandingkan konsep awalnya dengan komsep ilmiah yang benar dengan membaca teks buku. Setiap tahap dalam model pembelajaran CLIS melibatkan siswa secara aktif sehingga diharapkan dengan model pembelajaran yang dilakukan lebih menarik dalam membantu pemahaman siswa atas materi yang disampaikan dan pada hakirnya akan tercapai peningkatan hasil belajar akuntansi siswa.

b. Aktivitas belajar adalah segala jenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam belajar dengan tujuan perubahan tingkah laku,baik menyangkut pengetahuan,keteranpilin maupun sikap,baik meliputi segenap aspek organism ataupun pribadi.

c. Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai siswa setelah proses belajar akuntansi sesuai dengan standar ketuntasan belajar berdasarkan nilai yang diraih melalui suatu tes dan evaluasi.

2. Indikator

a. Untuk model Childrean Learning In Science, indikator pelaksana model tersebut dilaksanakan dalam dua siklus

b. Dan indikator untuk hasil belajar adalah skor tes akhir yang diperoleh dari jawaban responden melalui tes hasil belajar.

M. Instrumen Penelitian

Arikunto (2008: 134) menyatakan: Instrumen penelitian adalah alat fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sitematis sehingga mudah diperoleh.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Perangkat pembelajaran

a. Silabus

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. Instrumen pengumpulan Data

a. Tes awal hasil belajar

b. Tes akhir hasil belajar

N. Teknik Pengumplan Data

1. Tes

Tes yang diberikan adalah tes pelajaran ekonomi dengan kompetensi dasar Uang dan Perbankan benbentuk essay test sebanyak lima butir soal pada setiap siklus. Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa melalui pembelajaran ekonomi. Setiap jawaban diberikan skor 20. Pemberian test dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu test awal (sebelum pemberian tindakan), test belajar I (setelah selesai siklus I), dan test hasil siklus II (setelah selesai siklus II).

2. Observasi

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses belajar dengan menggunakan tipe examples non examples.

O. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah :

1. Reduksi Data

Proses reduksi data dilakukan dengan menyeleksi, menyederhanakan dan mentransformasikan data yang telah disajikan dalam bentuk catatan lapangan. Kegiatan reduksi ini bertujuan untuk melihat kesalahan jawaban siswa dalam menyelesaikan soal-soal ekonomi dan tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

2. Menyajikan Data

Data kesalahan jawaban siswa yang telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk paparan kesalahan jawaban siswa. Kegiatan analisis berupa paparan data adalah sebagai kumpulan informasi yang terorganisasi dan terkategorikan ketuntasan belajar siswa yaitu data yang diperoleh dari nilai akhir dari tiap siklus.

Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan, yakni siswa dinyatakan tuntas belajar secara individu bila telah memperoleh skor % dari skor total, dan ketuntasan klasikal tercapai bila di kelas telah terdapat siswa tuntas belajar.

Untuk mengukur tingkat atau presentase penguasaan materi pelajaran digunakan rumus :

(Arikunto,2008)

Keterangan:

DS = Daya Serap

Dengan Kriteria :

0%%Siswa belum tuntas belajar

70% Siswa telah tuntas belajar apabilaDari uraian diatas dapat diketahui siswa yang tuntas dalam pembelajaran dan siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran.

Selanjutnya dapat diketahui ketuntasan klasikal secara keseluruhan dengan rumus sebagai berikut :

(Arikunto, 2008)

Keterangan:

D = Persentase kelas yang telah mencapai daya serap

X = Jumlah siswa yang telah mencapai daya serap

N = Jumlah subjek penelitian

Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal belajar, jika di kelas tersebut telah terdapat 80% siswa yang telah mencapai daya serap maka ketuntasan klasikal secara keseluruhan telah tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi,dkk. 2008, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta;Bumi Aksara.

Daryanto, H. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati, Mujiono. 2009, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Handayani, Sri dkk. 2004. Pengembangan Model pembelajaran Children Learning In Science Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional.

Hopkins. 1993. Dalam Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajagrapindo Persada.

http://Ippm.ut.ac.id/htmpublikasi/51%Handayani.pdf.(Diakses 8 Januari 2015

http://www.eureka pendidikan.com/2014/10/defenisi-metode-menurut-para-ahli.html. Diakses 28 Januari 2015.

Sudjana. 2009, Penilaian Proses Belajar Mengajar, Bandung :Remaja Rosda Karya.

http://re-searchengines.com/ Christiana6-04. htmI. Diakses 28 januari 2015.

Indra, 2015. http://indramunawar.blogspot.com/2015/28/Hasil-Belajar-Pengertian-Defenisi-html. Diakses tanggal 28 Januari 2015.

PROPOSAL

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR DENGAN SISWA YANG TIDAK MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR PADA MATA

PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XII IPS SMA

SWASTA SETIA BUDI ABADI PERBAUNGAN

T.A. 2014/2015OLEH :

ELIMAN NDRURUNPM: 111364117

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH

MEDAN

2015DAFTAR ISI

A. Judul Penelitian

1

B. Latar Belakang

1

C. Identifikasi Masalah

3D. Batasan Masalah

4E. Rumusan Masalah

4F. Tujuan Penelitian

5

G. Manfaat Penelitian

5

H. Anggapan Dasar

6

I. Tinjauan Pustaka

7J. Desain Penelitian 17K. Populasi dan Sampel 19L. Variabel dan Indikator 20M. Instrumen Penelitian 21N. Teknik Pengumpulan Data 22O. Teknik Analisi Data 22DAFTAR PUSTAKA 25

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA

AL WASHLIYAH MEDAN

TANDA PERSETUJUAN PROPOSALNama: Eliman NdruruNPM: 111364117Jurusan: Pendidikan Ilmu Pengetahuan SosialProgram Studi: Pendidikan Ekonomi

Jenjang Pendidikan: Strata Satu (S-1)

Judul Penelitian: Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Bimbingan Belajar dengan yang Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas XII IPS SMA Swasta Setia Budi Abadi Perbaungan T.A. 2014/2015

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Dra. Rosmawati Siregar, M.Pd.

Dra. Surtiani Ibtisam, M.Si.Disetujui Oleh :

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Dra. Nurjannah, M.SiPerencanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan

?

i

PAGE 28