proposal

Upload: ira-maulani

Post on 06-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Proposal blok 3

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANI.1 Latar Belakang

Penelitian merupakan suatu metode studi melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. (Hilway, 1956). Selain itu juga, penelitian diartikan sebagai suatu metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking). Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, merumuskan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan kecocokan dengan hipotesis. (Woody, 1927)

Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. (Definisi dan Jenis-Jenis Penelitian. Amran, Anshar. 25)

Kriteria dari metode ilmiah itu sendiri,antara lain :1. Berdasarkan fakta (bukan kira-kira, khayalan, legenda),2. Bebas dari prasangka (tidak subyektif),3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan masalah

berdasarkan analisis yang logis),4. Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran menuju pencapaian tujuan),5. Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan), dan6. Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal, rangking, rating).Di dalam blok III, Metode ilmiah harus diikuti oleh semua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang pada semester pertama. Blok ini bertujuan agar mahasiswa mampu untuk memahami prinsip-prinsip metode ilmiah serta menerapkan prinsip tersebut dengan baik tanpa melanggar etika dan norma yang berlaku.

Dengan melakukan kunjungan observasi ke Badan Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah yang ada di kota Palembang, kami berharap dapat mencapai tujuan kami di dalam menambah ilmu pengetahuan mengenai penelitian dan metode ilmiah melalui tugas Early Exposure ini.I.2 Tujuan

I.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui agenda riset daerah

Mengetahui konsep SIDA (Sistem Inovasi Daerah)

Pemanfaatan hasi penelitian

Mengetahui jejaring penelitian

I.2.2 Tujuan Khusus Untuk mengetahui bagaimana metode yang dipakai untuk suatu penelitian yang menghasilkan suatu data riset.

Untuk mengelompokkan metode penelitian yang dipakai untuk menyelesaikan tugas EE blok III Untuk memenuhi syarat kelulusan pada blok III

1.3 Manfaat Kegiatan Menambah ilmu tentang metodologi penelitian kedokteran Menambah pengalaman dalam observasi lapangan.BAB II

TINJAUAN PUSTAKAII.1 Definisi Ilmu Pengetahuan dan Penelitian

Ilmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau sosial, yang berlaku umum dan sistematis. Karena ilmu berlaku umum, maka darinya dapat disimpulkan pernyataanpernyataan yang didasarkan pada beberapa kaidah umum pula. (Pangestu, Danu. Dasar Teori Metodologi Penelitian.19)II.2 Ilmu dan Proses Berpikir

Dua buah definisi dari ilmu adalah sebagai berikut. Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkn dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah yang umum. Ilmu ialah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematis. Ilmu lahir karena manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu. Keingintahuan seseorang terhadap permasalahan di sekelilingnya dapat menjurus kepada keingintahuan ilmiah. Misalnya, dari pertanyaan apakah bulan mengelilingi bumi, apakah matahari mengelilingi bumi, timbul keinginan untuk mengadakan pengamatan secara sistematis, yang akhirnya melahirkan kesimpulan bahwa bumi itu bulat, bahwa bulan mengelilingi matahari dan bumi juga mengelilingi matahari. Menurut Maranon (153), ilmu mencakup lapangan yang sangat luas, menjangkau semua aspek tentang progress manusia secara menyeluruh. Termasuk di dalamnya pengetahuan yang telah dirumuskan secara sistematis melalui pengamatan dan percobaan yang terus-menerus, yang telah menghasilkan penemuan kebenaran yang bersifat umum. Konsep antara ilmu dan berpikir adalah sama. Dalam memecahkan masalah keduanya dimulai dari adanya rasa gengsi dan kebutuhan akan suatu hal yang bersifat umum. Kemudian timbul suatu pertanyaan yang khas, dan selanjutnya dipilih suatu pemecahan tentatif untuk penyelidikan. Proses berpikir adalah suatu rafleksi yang teratur dan hati-hati. Menurut Kelly (1930), proses berpikir menuruti langkah-langkah berikut: Timbul rasa sulit

Rasa sulit tersebut didefinisikan.

Mencari suatu pemecahan sementara.

Menambah keterangan terhadap pemecahan tadi yang menuju kepada

kepercayaan bahwa pemecahan tersebut adalah benar.

Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi eksperimental

(percobaan).

Mengadakan penilitan terhadap penemuan-penemuan eksperimental menuju pemecahan secara menatal untuk diterima atau ditolak sehingga kembali

menimbulkan rasa sulit.

Memberikan suatu pandangan ke depan atau gambaran mental tentang situasi

yang akan datang untuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.

II.3 Definisi Penelitian

Whitney mengutip beberapa definisi tentang penelitian yang diturunkan di bawah ini. Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. (Parsons, 1946). Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum. (John, 1949). Penelitian adalah transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyataan kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsur dari situasi orisinal menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu (Dewey, 1936).

Dari definisi-definisi tentang penelitian, maka nyata bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisasi. Penelitian juga dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberi artian yang terus-menerus terhadap sesuatu. Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah (scientific method) disebut penelitian ilmiah. Dalam penelitian ilmiah ini, selalu ditemukan dua unsur penting, yaitu unsur observasi (pengamatan) dan unsur nalar (reasoning) (Ostle, 1975).

II.4 Ilmu, Penelitian, dan Kebenaran

Ilmu dan penelitian mempunyai hubungan yang sangat erat. Menurut Whitney (1960), ilmu dan pengetahuan adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan penlitian adalah proses yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth). Umumnya, suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal, yaitu:

1. adanya koheren;

2. adanya koresponden; dan

3. pragmatis.

Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Kebenaran matematika misalnya, didasarkan atas sifat koheren, karena dalil matematika disusun berdasarkan beberapa aksioma yang telah diketahui kebenarannya lebih dahulu.

Dasar lain untuk mempercayai kebenaran adalah koresponden yang diprakarsai oleh Bertrand Russel (1872 1970). Suatu pernyataan dianggap benar, jika materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut berhubungan atau mempunyai korespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Pernyataan bahwa ibukota Propinsi Derah Istimewa Yogyakarta adalah Yogyakarta adalah benar karena pernyataan tersebut mempunyai korespondensi dengan lokasi atau faktualitas bahwa Yogyakarta memang ibukota Propinsi DIY.

Sifat kebenaran yang diperoleh dalam proses berpikir secara ilmiah umumnya mempunyai sifat koheren dan sifat koresponden.berpikir secara deduktif adalah menggunakan sifat koheren dalam menentukan kebenaran, sedangkan berpikir secara induktif, peneliti menggunakan sifat koresponden dalam menentukan kebenaran.Kebenaran lain dipercaya karena adanya sifat pragmatis. Dengan perkataan lain, pernyataan dipercayai benar karena pernyataan tersebut mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis. Suatu pernyataan atau suatu kesimpulan dianggap benar jika pernyataan tersebut mempunyai sifat pragmatis dalam kehidupan sehari-hari. Secara pragmatis orang percaya kepada agama, karena agama bersifat fungsional dalam memberikan pegangan dan aturan hidup pada manusia. Tidak selamanya penemuan kebenaran diperoleh secara ilmiah. Kadangkala kebenaran dapat ditemukan melalui proses nonilmiah, seperti:

a. penemuan kebenaran secara kebetulan,

b. penemuan kebenaran secara common sense (akal sehat),

c. penemuan kebenaran melalui wahyu,

d. penemuan kebenaran secara intuitif,

e. penemuan kebenaran secara trial dan error,

f. penemuan kebenaran melalui spekulasi,

g. penemuan kebenaran karena kewibawaan.

II.5 Kegunaan dan Peranan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja dikontrol melalui percobaan (eksperimen) ataupun berdasarkan observasi tanpa kontrol. Penelitian memegang peranan yang amat penting dalam memberikan fondasi terhadap tindak serta keputusan dalam segala aspek pembangunan. Adalah sangat sulit, bahkan tidak mungkin sama sekali, untuk memperoleh data yang terpercaya yang dapat digunakan dalam perencanaan pembangunan, jika penelitian tidak pernah diadakan, serta kenyataan-kenyataan tidak pernah diuji lebih dahulu melalui penelitian. Tidak ada satu negara yang sudah maju dan berhasil dalam pembangunan, tanpa melibatkan banyak daya dan dana dalam bidang penelitian. Di negara-negara yang telah berkembang, apresiasi terhadap karya penelitian sudah begitu melembaga dan penggunaan dana untuk keperluan penelitian tidak pernah dipertanyakan lagi manfaatnya. Pengeluaran negara untuk penelitian dapat mencapai 1-2 persen dari total pengeluaran negara. Di tahun 1953, Amerika Serikat misalnya telah menggunakan 3,5 billiun (miliar) dolar untuk pene litian. Kira-kira 60 persen dibiayai oleh pemerintah dan 35 persen oleh industri swasta, dan selebihnya oleh instansi dan lembaga lainnya. Dari keseluruhan pembiayaan tersebut, 94 persen digunakan untuk penelitian terapan (applied research) dan 6 persen untuk penelitian dasar (basic research).

Di negara-negara yang sedang berkembang, penelitian pertanian memegang peranan penting sekali, yaitu meliputi aspek-aspek pemasaran, penerapan teknologi, alat-alat pertania, pengangkutan serta perangsang industri. Banyak studi menyimpulkan bahwa kontribusi dari penelitian mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut. Ada dua cara untuk menilai keuntungan dari penelitian. Pertama, menggunakan teknik internal rate of return to investment dan kedua dengan menghitung nilai marginal dari output per dolar modal yang ditanamkan dalam penelitian. (Pangestu, Danu. Dasar Teori Metodologi Penelitian.19)II.6 Jenis Jenis Penelitian

Secara umum, penelitian dapat dibagi atas dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic research ) dan penelitian terapan (applied research).

a. Penelitan Dasar (Basic Research)

Penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karean ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan. Hasil dari pe nelitian dasar adalah pengetahuan umuim dan pengertian-pengertiantentang alam serta hukum-hukumnya. Pengetahuan umum ini merupakan alat untuk memecahkan masalah-masalah praktika, walaupun ia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk tiap masalah tersebut. Tugas penelitian terapanlah yang akan menjawab masalah-masalah praktis tersebut. Penelitian murni tidak dibayang-bayangi oleh pertimbangan penggunaan dari penemuan tersebut untuk masyarakat. Perhatian utama adalah kesinambungan dan integritas dari ilmu dan

filosofi. Penelitian murni bisa diarahkan ke mana saja, tanpa memikirkan ada tidaknya hubungan dengan kejadian-kejadian yang diperlukan masyarakat. Contoh penelitian dasar misalnya penelitian tentang gene, tentang nucleus, dan sebagainya.b. Penelitian Terapan (Applied Research)

Penelitian terapan (applied research, practical research) adalah penyelidikan yang hatihati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai satu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Peneliti yang mengerjakan penelitian dasar atau murni tidak mengharapkan hasil penelitiannya digunakan secara praktika.

Peneliti-peneliti terapanlah yang akan memerinci penemuan penelitian dasar keperluan praktis dalam bidang-bidang tertentu. Tiap ilmuwan yang mengerjakan penelitian terapan mempunyai keinginan agar dengan segera hasil penelitiannya dapat digunakan masyarakat, baik untuk keperlua ekonomi, politik, maupun sosial. Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan keinginan masyarakat serta untuk memperbaiki praktik-praktik yang ada. Penelitian terapan harus dengan segera mengumumkan hasil penelitiannya dalam waktu yang tepat supaya penemuan tersebut tidak menjadi kadaluwarsa.

Dalam melaksanakan penelitian terapan dapat dilakukan dalam lima langkah, sebagai berikut:

Sesuatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur, dan diperiksa

kelemahannya.

Satu dari kelemahan-kelemahan yang diperoleh, dipilih untuk penelitian.

Biasanya dilakukan pemecahan dalam laboratorium.

Kemudian dilakukan modifikasi sehingga penyelesaian dapat dilakuakn untuk

diterapkan.

Pemecahannya dipertahankan dan menempatkannya dalam suatu kesatuan

sehingga ia menjadi bagian yang permanen dari satu sistem.

Contoh dari penelitian terapan, misalnya, penelitian tentang pengaruh traktorisasi

terhadap penyerapan tenaga kerja, pengaruh pemupukan daun terhadap tanaman jagung, dan sebagainya.

II.7 Metode Penelitian

Proses perkembangan ilmu pengetahuan manusia memerlukan waktu yang sangat panjang serta mengalami berbagai tingkatan, untuk sementara waktu suatu pengetahuan dapat disimpulkan menjadi dalil - dalil deduksi yang logis atau dikenal sebagai Silogisme, namun demikian pemikiran atau pendapat ini dapat berubah secara drastis seperti yang dikemukakan oleh Copernicus bahwa bumi mengelilingi matahari menentang pendapat sebelumnya yang menyata kan bahwa bumi sebagai pusat edar planet, kebenaran ini dibuktikan setelah beberapa abad kemudian oleh para ahli astronomi seperti Galileo, Kepler, Newton dan lainnya. Ilmu pengetahuan manusia mengalami beberapa periode perkembangan dari waktu ke waktu sepanjang kehidupan manusia dipermukaan bumi ini :

1. Periode Trial And Error

Manusia melihat atau mendengar sesuatu lalu memikir dan timbul keinginan untuk mencoba tetapi gagal,kemudian mencoba lagi berkali-kali dan akhirnya berhasil.

2. Periode Authority And TraditionSemua pemikiran dan pendapat dijadikan norma - norma dan tradisi yang harus dilaksanakan oleh setiap orang, bila dilanggar akan mendapat sanksi hukuman moral maupun fisik.

3. Periode Speculation And ArgumentationSetiap pemikiran dan pendapat mulai dibahas kebenarannya dengan spekulasi dan adu argumentasi seperti "teori missing link" oleh Darwin yang sampai saat sekarang masih diperdebatkan kebenarannya,

4. Periode Hypothesis And Experimentation

Semua pemikiran dan pendapat harus dianalisa, diteliti serta diuji kebenarannya secara ilmiah.II.8 Klasifikasi Jenis Peneltian1Berdasarkan pada ruang lingkup / tempat pelaksanaan: Penelitian-klinis

Penelitian-lapangan

Penelitian laboratorium.

2Berdasarkan pada waktu: Penelitian transversal (Cross sectional) Penelitian longitudinal: prospektif atau retro-spektif

3Berdasarkan pada substansi: Penelitian-dasar;

Penelitian terapan

4Berdasarkan ada atau tidaknya analisis hubungan antar variabel: Penelitian-deskriptif

Penelitian analitik

5Desain khusus:

Uji diagnostic

Analisis kesintasan (survival analysis)

Meta analisis

Penelitian Kualitatif vs. Kuantitatif

Penelitian deksriptive vs. Analitik

Penelitian Eksperimental vs. ObservasionalII.9 Populasi dan SampelDEFINISI Populasi adalah kumpulan individu dimana hasil suatu penelitian akan dilakukan generalisasi. Anggota populasi dimana pengukuran dilakukan disebut sebagai unit elementer atau elemen dari populasi. Contoh :

Survei imunisasi campak. Semua anak balitaDEFINISI

Populasi target

Kumpulan dari satuan/unit yang ingin kita buat inferensi/generalisasi -nya Populasi studi (Terjangkau)

Kumpulan dari satuan/unit di mana kita mengambil sampel Percontoh (sampel)

Kumpulan dari satuan/unit yang kita ambil dari populasi studi di mana pengukuran dilakukanBESAR SAMPEL, tergantung:

Jenis penelitian

Eksplorasi awal: 1 percontoh mungkin cukup

Generalisasi - harus representative

Skala-ukur variabel dependen

Kategorikal/proporsional

Kontinyu (interval)

Derajat ketepatan perkiraan yang diinginkan

Semakin tinggi ~ semakin besar sampleII.10 VARIABEL

PENGERTIAN KONSEP DAN VARIABEL

Konsep,

a. merupakan abstraksi yg terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. (Sukijo,N)

b. Merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu shg dpt dipakai utk menggambarkan berbagai fenomena yg sama

Misalnya konsep perilaku memilih dipakai utk menerangkan fenomena memilih pekerjaaan, memilh jlh anak, memilih metode KB dll.

c. Konsep hanya dpt diamati/ diukur melalui konstruk (variabel)

d. Pengertian konsep dan variabel

Variabel :

sesuatu yang bervariasi. Fenomena yang dapat diamati dan nilainya bervariasi (Statistik).

Contoh 1:

1. sehat adalah konsep

2. Pengukuran konsepsehat menggunakan variabel: Tekanan darah, denyut nadi, Hb, dsb.

Contoh 2:

1. Sosial ekonomi adalah suatu konsep,

2. untuk mengukur sosial keluarga maka melalui variabel: pendidikan, pekerjaan dan pendapatan keluarga itu.II.11 Ruang Lingkup Penelitian KesehatanSecara umum, riset dapat dibagi menjadi dua yaitu pertama penelitian deskriptif tanpa pembuktian suatu hipotesa atau asosiasi dan kedua penelitian analitik yang disertai dengan pembuktian hipotesa atau asosiasi.

1. PROSPEKTIF, CROSS SECTIONAL DAN RETROSPEKTIF

Penggunaan istilah prospective, cross sectional dan retrospective berdasarkan dimensi waktu kapan peristiwa atau kejadian yang akan kita teliti dan harus sesuai dengan data yang dimiliki, bila ingin meneliti suatu peristiwa kedepan dengan mempergunakan data primer disebut studi prospektif, meneliti peristiwa saat sekarang dengan mempergunakan data primer disebut study cross sectional dan meneliti peristiwa kebelakang dengan mempergunakan data sekunder disebut studi retrospektif.

2. HIPOTESA DAN ASOSIASI

Pada jenis penelitian analitik selalu diiringi dengan adanya pembuktian secara statistik signifikan maupun pembuktian asosiasi antara variabel independen dengan variabel dependen. Pada penelitian dengan pembuktian statistik signifikan digunakan hipotesa null dan hipotesa alternatif sedangkan pada penelitian epidemiologic sering dipakai pembuktian asosiasi seperti relative risk pada cohort study dan odd ratio pada case control study.

3. RELATIVE RISK DAN ODD RATIO

Penggunaan relative risk dan estinasi relative risk (odd ratio) untuk menyatakan bahwa ada hububngan atau asosiaai antara wariabel dependen dengan variable independen atau hubungan antara penyakit dengan faktor risiko seperti halnya hubungan antara kanker paruparu dengan kebiasaan merokok.II.12 Variabel Dependen dan Variabel IndependenPengertian variabel dalam suatu riset adalah komponen atau faktor yang berkaitan satu sama lain dan telah diinventarisasi lebih dulu dalam variable penelitian, variabel ini dapat bersifat bebas atau terikat. Sebagai contoh pada penelitian dengan judul _"Hubungan Antara Kebersihan Lingkungan Dengan Prevalensi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yang disebut sebagai variabel dependen adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sedangkan variable independen adalah kebersihan lingkungan meliputi pembuangan sampah,penyimpanan air bersih, sistem drainase dan lain - lainnya. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tidak akan berjangkit apabila semua variabel independen berupa kebersihan lingkungan tidak memberikan lingkungan hidup yang kondusif terhadap vektor penyakit nyamuk Aedes aegypti. (Dasar Teori Metodologi Penelitian. Pangestu. 2008)II.13 Penyimpangan atau BiasPada setiap pene;litian seringkali dijumpai terjadi penyimpangan atau Bias baik pada saat pemilihan sampel atau terjadi ketika penelitian sedang berlangsung seperti selection, specification, aggregation, confounding bias, lost of control (dropout) dan lainnya sehingga hasil penelitian menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan dan tidak optimal. Untuk mengatasi penyimpangan ini antara lain pemilihan sampel harus tepat dan benar atau melakukan standarisasi dan stratifikasi pada data penelitian. (Dasar Metodologi Teori Penelitian. Pangestu. 2008)II.13 Data Primer dan Data SekunderData adalah kumpulan berbagai informasi yang sangat diperlukan dalam suatu riset, bisa didapatkan secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan kebutuhan. Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung dengan mempergunakan metode wawancara atau questioner dilapangan sedangkan data sekunder didapatkan secara tidak langsung yang berasal dari suatu instansi ataupun institusi, majalah ilmiah dan hasil penelitian orang lain. Penggunaan data tergantung dari jenis penelitian yang dilakukan, misalnya data primer dipakai untuk penelitian prospektif dan cross sectional, sedangkan data sekunder dipakai untuk penelitian retrospektif. (Dasar Metodologi Teori Penelitian. Pangestu. 2008)II.14 Desain StudyPada penelitian kesehatan hampir semua studi mempergunakan bentuk desain seperti dibawah ini;1. STUDY PROSPECTIVE

Referen Populasi

> Sakit(+)

Kelompok Studi > Paparan (+)

> Sakit (-)

> Sakit (+)

Kelompok Kontrol> Paparan (-)

> Sakit (-)

Prospective

Sekarang > Waktu mendatang

2. STUDY RETROSPECTIVE & CROSS SECTIONAL

Referen Populasi

Cross Sectional

> faktor Risiko (+)

Kelompok Studi > Panyakit(+)

> faktor Risiko (-)

> faktor Risiko (+)

Kelompok Kontrol> Penyakit(-)

> faktor Risiko (-)

Retrospective

Sekarang > Waktu LampauII.15 Tahapan Proses Penelitian (Riset)Keberhasilan dalam melaksanakan suatu proyek penelitian sangat ditentukan sekali oleh perencanaan langkah - langkah yang akan dijalankan secara bertahap,satu sama lain berhubungan, bersifat kolektif atau dikenal sebagai suatu proses riset. Secara umum terdapat tiga fase dan sepuluh langkah yang perlu dilakukan dalam proses riset yaitu :

Fase Pertama : Membuat perencanaan riset

Langkah 1 : Identifikasi dsn perumusan masalah menentukan secara spesifik problem riset/objektifitas dari riset

Langkah 2 : Mencari sumber dan mengumpulkan data/bahan untuk referemsi

Langkah 3 : Memilih metoda pendekatan riset berdasarkan dimensi waktu, jenis data dan apakah ada pembuktian statistik atau asosiasi.

Langkah 4 : Memilih metoda dan instrumen pengumpulan Data secara langsung atau tidak langsung (data primer atau sekundwe)

Langkah 5 : Membuat rencana data analisis (deskriptif atau analitik)

Langkah 6: Identifikasi populasi dan pemilihan sampel (group studi,ukuran besar sampel dan teknik sampling)

Fase Kedua : Implementasi pelaksanaan riset

Langkah 7 : Melaksanakan pekerjaan lapangan/fieldwork

Langkah 8 : Proses pengumpulan data

Langkah 9 : Data analisa/persiapan laporan riset

Fase Ketiga : Evaluasi dan diskusi hasil riset

Langkah 10 : Seminar dan presentasi serta publikasi hasil riset

II.16 Studi Case Control

Pada studi kasus case control, observasi atau pengukuran variabel bebas dan variabel tergantung tidak dilakukan pada saat yang sama. Peneliti melakukan pengukuran variabel tergantung, yakni efek, sedangkan variabel bebasnya dicari secara retrospektif; karena itu studi case control disebut sebagai studi longitudinal, artinya subyek tidak hanya diobservasi pada satu saat tetapi diikuti selama periode yang ditentukan. (Dasar Metodologi Teori Penelitian. Pangestu. 2008)

Seperti telah disebutkan, pada studi case control dilakukan identifikasi subyek (kasus) yang telah terkena penyakit (efek), kemudian ditelusur secara retrospektif ada atau tidaknya faktor risiko yang diduga berperan. Untuk kontrol harus dipilih subyek dari populasi dengan karakteristik yang sama dengan kasus; bedanya kelompok kontrol ini tidak menderita penyakit atau kelainan yang diteliti. Pemilihan subyek kontrol ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan cara serasi (matching) atau tanpa matching.

Seperti pada studi cross sectional, hasil pengukuran pada studi case control dalam tabel 2 x 2. Hubungan sebab akibat antara faktor risiko dan efek diperoleh secara tidak langsung, yakni dengan menghitung risiko relatif, yang dalam studi case control dinyatakan sebagai rasio odds (odds ratio). Odds adalah perbandingan antara peluang (probabilitas) untuk terjadinya efek dinyatakan dengan P, maka odds adalah P/(1-P). Sebagai contoh, bila peluang atau kemungkinan Muhammad Ali untuk menang melawan Joe Frazier adalah 75%, maka odds Ali untuk menang adalah = 75% : 25% = 3.

Rasio odds menunujukkan berapa besar peran faktor risiko yang diteliti terhadap terjadinya penyakit (efek), jadi serupa dengan rasio prevalens pada studi cross sectional atau risiko relatif pada studi kohort. Nilai rasio odds = 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti ternyata bukan merupakan risiko untuk terjadinya efek. Rasio yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa benar faktor yang diteliti merupakan faktor risiko, sedangkan rasio yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa faktor tersebut merupakan faktor protektif untuk terjadinya efek. Nilai rasio odds ini harus disertai interval kepercayaannya.II.17 Studi KohortPada penelitian kohort yang diidentifikasi lebih dahulu adalah kausa atau faktor risikonya, kemudian sekelompok subyek (yang disebut kohort) diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk menentukan terjadi atau tidaknya efek. Pada penelitian kohort murni, yang diamati adalah subyek yang belum mengalami pejanan faktor risiko yang dipelajari serta belum mengalami efek.

Sebagian subyek secara alamiah akan mengalami pajanan terhadap faktor risiko tertentu, sebagian lainnya tidak. Subyek yang terpajan faktor risiko akan menjadi kelompok yang diteliti sedangkan yang lainnya menjadi kelompok kontrol. Kedua kelompok kemudian akan diikuti selama masa tertentu untuk kemudian ditentukan apakah telah terjadi efek atau penyakit yang diteliti.

Hasil studi kohort disusun dalam tabel 2 x 2 dan dapat ditentukan insidens terjadinya efek pada kelompok terpajan dan kelompok kontrol. Selanjutnya dapat dihitung risiko relatif, atau risiko insidens, yakni perbandingan antara insidens efek pada kelompok dengan faktor risiko dengan insidens efek pada kelompok tanpa faktor risiko.Risiko relatif menunjukkan besarnya peran faktor risiko terhadap terjadinya penyakit; bila risiko relatif = 1 maka faktor yang diteliti bukanlah merupakan faktor risiko, nilai yang lebih daripada 1 menunjukkan bahwa faktor tersebut merupakan risiko, sedangkan nilai yang kurang dari 1 menunujukkan bahwa faktor yang diteliti tersebut bersifat protektif.

Selain studi kohort protektif, ada pula studi kohort retrospektif. Pada desain ini peneliti mengidentifikasi faktor risiko dan efek pada kohort yang terjadi di masa lalu. Analisis yang digunakan sama dengan pada studi kohort prospektif. Kesahihan hasil studi ini bergantung pada kualitas data pada rekam medis atau sumber data lain. Baik faktor risiko maupun efek yang diteliti harus didefinisikan dengan jelas. Salah satu kelemahannya adalah terdapat kemungkinan bahwa pelbagai pengukuran yang dilakukan pada masa lampau tidak memenuhi standar, karena data yang ada adalah data pelayanan, dan data penelitian.II.18 Penelitian Cross - SectionalPeneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu. Dengan demikian maka pada studi cross-sectional peneliti tidak melakukan tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan. Desain cross sectional sering digunakan baik dalam studi klinis dan lapangan; desain ini dapat digunakan pada penelitian deskriptif maupun analitik.

Contoh penelitian cross sectional deskriptif :

Presentase bayi yang mendapat ASI eksklusif di komunitas

Prevalens obesitas pada mahasiswa di Jakarta

Indeks tuberkulin pada anak

Contoh penelitian cross sectional analitik :

Beda proporsi pemberian ASI eksklusif pada pelbagai tingkat pendidikan ibu

Beda kadar kolesterol dokter anak dan dokter bedah

Beda prevalens penyakit tertentu antara siswa lelaki dan perempuan

Peran pelbagai faktor risiko dalam terjadinya penyakit tertentu

Dalam studi analitik cross sectional yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan penyakit (efek), pengukuran terhadap variabel bebas (faktor risiko) dan variabel tergantung (efek) hanya dilakukan sekali dalam waktu yang bersamaan. Dari pengukuran tersebut maka dapat diketahui jumlah subyek yang mengalami efek, baik pada kelompok subyek yang faktor risiko, maupun pada kelompok tanpa faktor risiko.

Hasil pengukuran biasanya disusun pada tabel 2 x 2; dari tabel dapat dilihat prevalens penyakit (efek) pada kelompok dengan atau tanpa faktor risiko, kemudian dapat dihitung rasio prevalens, yakni perbandingan antara prevalens efek pada kelompok subyek yang memiliki faktor risiko dengan prevalens efek pada kelompok subyek tanpa faktor risiko.

Rasio prevalens memberikan gambaran peran faktor risiko terhadap terjadinya efek atau penyakit. Bila rasio prevalens sama dengan 1, artinya prevalens penyakit pada subyek dengan faktor A sama dengan prevalens pada subyek tanpa faktor A, maka faktor tersebut bukanlah faktor risiko. Bilai nilai rasio prevalens lebih dari 1 berarti faktor A tersebut merupakan faktor risiko, dan nilai yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa faktor tersebut merupakan faktor protektif (mencegah terjadinya efek).II.19 Profil BALITBANGNOVDA

Badan Pengembangan dan Penelitian Inovasi Daerah berada di kota Palembang tepatnya di Jalan Demang Lebar Daun No.4864, Palembang. Badan penelitian ini dibentuk dengan visi dan misi:

VISIPusat Inovasi Iptek dan Pengembangan Kebijakan menuju Sumatera Selatan Sejahtera dan Terdepan Bersama Masyarakat Cerdas yang Berbudaya MISI

1. Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana serta kelembagaan Balitbangda yang berkualitas, professional dan kompetitif

2. Mendayagunakan hasil Litbang sebagai dasar kebijakan perencanaan pembangunan Provinsi Sumatera Selatan secara berkelanjutan

3. Menumbuhkan Sistem Inovasi Daerah untuk meningkatkan nilai tambah dan produktivitas sektor ekonomi berkelanjutan

4. Meningkatkan difusi Iptek melalui publikasi dan intermediasi Iptek serta kemitraan dunia usaha yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat

5. Membangun sinergi pelaku, lembaga dan kegiatan Litbang dalam jejaring Litbang menuju hasil Litbang yang efekif, efisien, terhindar duplikasi

6. Menumbuhkan pengakuan HAKI dan menghindari plagiatisme

Dan mempunyai struktur organisasi sebagai berikut:

Untuk menunjang kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan dalam menjalankan tugas yang telah dibebankan, Balitbangda memiliki susunan organisasi :

Kepala Badan (Eselon II/a)

Sekretaris Badan (Eselon III/a)

- Sub Bagian Perencanaan (Eselon IV/a)- Sub Bagian Umum (Eselon IV/a)- Sub Bagian Keuangan (Esellon IV/a)

Bidang Pengkajian Pemerintahan dan Pembangunan (Eselon III/a)

- Sub Bidang Pemerintahan (Eselon IV/a)- Sub Bidang Pembangunan (Eselon IV/a)

Bidang Pengkajian Pemberdayaan Perlingdungan Masyarakat (Eselon III/a)

- Sub Bidang Pemberdayaan Masyarat (Eselon IV/a)- Sub Bidang Perlindungan Masyarakat (Eselon IV/a)

Bidang Pengkajian Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Eselon III/a)

- Sub Bidang Kehidupan Berbangsa (Eselon IV/a)- Sub Bidang Kehidupan Bernegara (Eselon IV/a)

Bidang Pengkajian Potensi Ekonomi dan Keuangan Daerah (Eselon III/a)

- Sub Bidang Potensi Ekonomi Daerah (Eselon IV/a)- Sub Bidang Keuangan Daerah (Eselon IV/a)

Jabatan Fungsional PenelitiJumlah pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan tahun 2006 adalah 84 orang.

1. Berdasarkan golongan

-Golongan IV:7 orang

-Golongan III:69 orang

-Golongan II:6 orang

2. Berdasarkan tingkat pendidikan

-S3:1 orang

-S2:3 orang

-S1:26 orang

-Sarjana muda:6 orang

-SLTA:47 orang

-SLTP:1 orang

-SD:- orang

3. Yang telah mengikuti dikalat perjenjangan

-ADUM/PIM IV:19 orang

-SPAMA/PIM III:13 orang

-SPAMEN:0 orang

4. Fungsional peneliti : 1 orang

- Peneliti Muda Bidang Kebijakan dan Manajemen Kesehatan.BAB IIIMETODE PELAKSANAAN

III.1 Waktu dan Tempat PelaksanaanWaktu dan tempat pelaksanaan observasi early exposure adalah:Waktu

: Desember 2011

Tempat: Badan Pengembangan dan Penelitian Daerah Sumatera Selatan

Jalan Demang Lebar Daun No.4864, Palembang.

III.2 Subjek Tugas Early Exposure

Badan Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah Sumatera Selatan.

III.3 Alat pengumpulan Data

Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan kegiatan observasi ini adalah: 1. Laptop,2. Kamera, dan3. Alat tulisIII.4 Langkah-Langkah Kerja

Langkah kerja dalam tugas Early Exsposure ini adalah :

1. Membuat proposal

2. Melakukan konsultasi kepada pembimbing Early Exposure

3. Meminta izin kepada pihak Badan Pengembangan dan Penelitian Daerah Sumatera Selatan secara administratif4. Melaksanakan observasi di Badan Pengembangan dan Penelitian Daerah Sumatera Selatan5. Mengumpulkan hasil kerja lapangan untuk mendapatkan suatu kesimpulan.

6. Membuat laporan hasil Early Exposure dari data yang sudah didapatkan.

III.5 Jadwal kegiatan

Tabel jadwal kegiatan early exposure adalah sebagai berikut DAFTAR PUSTAKA

Amran, Anshar. 2006. Definisi dan Jenis-Jenis Penelitian. Bandung: Institut Teknologi Bandung.Pangestu, Danu. 2008. Dasar Teori Metodologi Penelitian. Jogjakarta: Komunitas eLearning IlmuKomputer.comhttp://www.balitbangdasumsel.net/?mod=3&id=81 (diunduh: tanggal 8 Desember 2011)FK UMP 2011/2012 | Proposal Penelitian Early Exposure Blok III18