proposal

10
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang sering timbul di musim hujan di jalan perkotaan adalah genangan air. Terjadinya genangan air merupakan akibat gagalnya dari sistem drainase. Sistem drainase yang sekarang umum digunakan di Indonesia masih konvensional dimana material sub-base menggunakan kerikil yang memiliki rasio celah 30% dan pengaliran air yang tidak begitu baik. Dengan teknologi saat ini, sub-base dapat diganti dengan menggunakan Permavoid System yang memiliki void ratio 95%. Dengan tingginya void ratio yang dimiliki Permavoid System, sistem drainase memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai sarana stormwater harvesting. Stormwater harvesting atau panen air hujan dapat dilakukan dengan permavoid karena memiliki void ratio yang tinggi. Dengan aplikasi tertentu, permavoid dapat dikonfigurasi sehingga mampu menampung air dan mengalirkan air ketika dibutuhkan. Dengan kemampuan dari Permavoid System tersebut, maka air yang dipanen dapat dimanfaatkan untuk keperluan irigasi di daerah tertentu. Untuk mencegah kerusakan tanaman yang 1

Upload: cloude-hollowen

Post on 06-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Bahasa Indonesia

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangPermasalahan yang sering timbul di musim hujan di jalan perkotaan adalah genangan air. Terjadinya genangan air merupakan akibat gagalnya dari sistem drainase. Sistem drainase yang sekarang umum digunakan di Indonesia masih konvensional dimana material sub-base menggunakan kerikil yang memiliki rasio celah 30% dan pengaliran air yang tidak begitu baik. Dengan teknologi saat ini, sub-base dapat diganti dengan menggunakan Permavoid System yang memiliki void ratio 95%. Dengan tingginya void ratio yang dimiliki Permavoid System, sistem drainase memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai sarana stormwater harvesting.Stormwater harvesting atau panen air hujan dapat dilakukan dengan permavoid karena memiliki void ratio yang tinggi. Dengan aplikasi tertentu, permavoid dapat dikonfigurasi sehingga mampu menampung air dan mengalirkan air ketika dibutuhkan. Dengan kemampuan dari Permavoid System tersebut, maka air yang dipanen dapat dimanfaatkan untuk keperluan irigasi di daerah tertentu. Untuk mencegah kerusakan tanaman yang akan diairi akibat kandungan polutan, kualitas air yang dipanen perlu dikontrol.Kualitas air di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, dimana terbagi dalam beberapa kelas. Dengan demikian, perlu dilakukan pengujian laboratorium pada air yang diperoleh untuk meninjau kemanan penggunaan sehingga air dapat dimanfaatkan bagi petani disekitar. Untuk itu penulis mengajukan proposal penelitian yang berjudul Panen Air Hujan Melalui Implementasi Permavoid System Sebagai Drainase Jalan Raya Untuk Keperluan Irigasi.

B. PermasalahanDalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan. Permasalahan yang penulis rumuskan adalah sebagai berikut.1. Kualitas air yang diperoleh apakah baik dan layak digunakan?2. Bagaimana efisiensi dari implementasi Permavoid System sebagai drainase jalan raya?3. Faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah dan kualitas air yang diperoleh untuk keperluan irigasi?4. Apakah ada dampak negative bagi lingkungan sekitar dari implentasi Permavoid System?

C. Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.1. Untuk mengetahui kualitas air dan kelayakannya untuk digunakan sebagai air irigasi2. Untuk mengetahui efisiensi implementasi Permavoid System sebagai drainase jalan raya.3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas dan kualitas air yang diperoleh.4. Untuk mengetahui adakah dampak negative bagi lingkunga sekitar dengan implementasi Permavoid System. D. Manfaat PenelitianMelalui penelitian ini akan diperoleh manfaat sebagai berikut.1. Memotivasi pemerintah atau instansi lain untuk mempertimbangkan penggunaan Permavoid System sebagai drainase jalan raya.2. Hasil penelitian dapat diwujudkan sehingga air yang diperoleh melalui Permavoid System dapat dimanfaatkan petani yang kekurangan air.3. Menambah wawasan dan pengalaman peneliti.II. TINJAUAN PUSTAKAII.1. Landasan TeoriA. Permavoid SystemDrainase menggunakan Permavoid System termasuk dalam golongan sistem perkerasan porus. Sistem perkerasan porus ditujukan untuk konstruksi jalan yang diharapkan mampu meresap air melalui pori/celah yang ada (Nnadi dan rekan, 2008). Sistem perkerasan porus konvensional masih menggunakan kerikil sebagai sub-basenya, sedangkan dengan teknologi yang berkembang saat ini adalah penggunaan Permavoid System sebagai pengganti sub-base kerikil (Scholz dan rekan, 2007).Penggunaan Permavoid System sebagai komponen perkerasan jauh lebih baik dalam hal penyerapan air dibandingkan dengan penggunaan kerikil sebagai sub-base. Permavoid System memiliki rasio celah (void ration) 95% sedangkan kerikil hanya 30% (Tota-Maharaj, dan rekan, 2012). Ruang kosong pada Permavoid System dengan aplikasi tertentu dapat digunakan untuk ruang kolektif air (Nnadi dan rekan, 2008). Dengan tingginya void ratio yang dimiliki oleh Permavoid System maka diharapkan akan mampu digunakan untuk panen air hujan dan pengaliran air yang optimal.

Gambar 1. Struktur sistem drainase jalan dengan Permavoid System (Permavoid panel)(Sub-base kerikil)

(Perbandingan void ratio)Gambar 2. Perbandingan rongga dari Sub-Base Permavoid dan Kerikil

Gambar 3. Salah satu bentuk implementasi permavoid systemB. Air IrigasiAir irigasi pada umumnya berasal dari sungai atau air huan yang ditampung. Air yang berasal dari sungai agar dapat digunakan untuk irigasi perlu dibuat saluran irigasi. Air sungai yang lebih digunakan sebagai sumber air irigasi tidak luput dari polutan. Kandungan polutan yang bisa bervariasi dan memiliki kadar tinggi dapat merusak tanaman (Nnadi dan rekan, 2015).Air sungai agar dapat digunakan sebagai sumber air irigasi harus memenuhi persyaratan terkait kualitas air, hal ini juga berlaku untuk air hujan yang hendak dipanen pada penelitian ini. Kualitas air adalah mutu air yang memenuhi standar yang berlaku di daerah setempat sesuai dengan kriteria penggunaan. Syarat yang ditetapkan sebagai standar mutu air berbeda-beda tergantung tujuan penggunaan, sebagai contoh air yang digunakan untuk irigasi memiliki standar yang berbeda dengan air untuk dikonsumsi. Kualitas air dapat diketauhi nilanya dengan mengukur peubah fisika, kimia dan biologi (Rahayu dan rekan, 2009). Di Indonesia klasifikasi dan kualitas air diatur dalam peraturan pemerintah.Dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, klasifikasi dan kriteria kualitas air dibagi dalam empat kelas, yaitu:Kelas I: dapat digunakan sebagai air minum atau untuk keperluan konsumennya.Kelas II: dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan mengairi tanaman.Kelas III: dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar dan peternakan dan mengairi tanaman.Kelas IV: dapat diguanakan untuk mengairi tanaman.Berdasarkan penjelasan diatas dapt diketauhi bahwa kualitas air tang baik duganakan untuk air irigasi yaitu air dengan kualitas kelas I-IV. Sehingga perlu dilakukan pengujian pada air yang dipanen melalui sistem permavoid untuk melihat keamanan penggunaannya.

II.2. HipotesisBerdasarkan teori-teori diatas, diketahui bahwa dengan menggunakan permavoid system sebagai pengganti sub-base kerikil mampu mengalirkan air dengan baik dan dapat menampung air. Efisiensi dengan menggunakan permavoid system lebih baik dibandingkan dengan sub-base kerikil. Perlu dilakukan pengujian laboratorium mengenai kadar polutan yang terkandung pada air yang diperoleh.

III. METODOLOGI PENELITIANA. Waktu dan Tempat PenelitianWaktu penelitian yang penulis lakukan mulai dari Maret 2015 sampai dengan Juli 2015 di Laboratorium Rekayasa Lingkungan dan Transportasi, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

B. Alat dan Bahan PenelitianAdapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Komputer Software Mirosoft Excel 2013 Software Mathlab 2013 Software System Water Modelling (SMS) Komponen perkerasan jalan (untuk simulasi nyata) Set panel permavoid system Alat-alat penunjang penelitian lainnya.C. Metode Pengumpulan DataDalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data dan informasi, maka metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:1. Metode Studi PustakaMetode yang dilakukan adalah dengan cara mencari bahan yang mendukung dalam pendefinisian masalah melalui buku-buku, jurnal, internet, yang erat kaitannya dengan objek permasalahan.2. Metode ObservasiMetode observasi ini yang dibahas tentang sistem drainase konvensional yang menggunakan kerikil sebagai sub-base dan dibandingkan dengan sub-base permavoid system.

D. Metode Analisis Data-data yang diperoleh diolah dalam bentuk database dengan software MS. Excel 2013. Analisis dilakukan dengan mengolah data yang diperoleh dan memodelkan dengan bantuan software SMS dan Mathlab 2013 untuk meninjau efisiensi dari model yang dihasilkan.

7