proposal

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam pada dasarnya adalah usaha untuk menjadikan Islam dengan sumber utamanya Al- Qur’an dan Al-Hadits yang menerangkan orang beriman dan berilmu pengetahuan seperti firman Allah Q.s Al-Mujadilah ayat 11; “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Hadits Nabi: Artinya : “mencari ilmu adalah diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan wanita dari mulai lahir sampai keliang lahat”

Upload: nandangiskandar

Post on 23-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam pada dasarnya adalah usaha untuk menjadikan

Islam dengan sumber utamanya Al-Qur’an dan Al-Hadits yang

menerangkan orang beriman dan berilmu pengetahuan seperti firman

Allah Q.s Al-Mujadilah ayat 11;

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah

akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah

kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang

kamu kerjakan.”

Hadits Nabi:

Artinya : “mencari ilmu adalah diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki

dan wanita dari mulai lahir sampai keliang lahat”

Pendidikan adalah proses jasmani dan rohani untuk membentuk

kepribadian menurut ukuran yang telah ditentukan. kepribadian muslim,

yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih,

memutuskan, mengamalkan, dan mempertanggung jawabkan perbuatan

berdasarkan ajaran Islam (Hamadi, Hamid, 2013:6).

Page 2: Proposal

Pendapat ahli pendidikan menurut ( Djayakarta ). Pendidikan adalah

memanusiakan manusia muda, maksudnya pengangkatan manusia muda

ketahap insani, inilah yang menjelma dalam semua perbuatan mendidik.

pendidikan menurut ( Ki Hajar Dewantara ). Pendidikan adalah segala

daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar

dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak

yang selaras dengan alam dan masyarakat.

Sedangkan, pendidikan menurut ( John Dewey ). Pendidikan adalah

suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi

didalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda,

mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan

kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan

dari orang yang belum dewasa dan kelompok di mana dia tinggal ( http://

dahanband2.blogspot.com/p/blog;page3.html ).

Jadi pendidikan itu merupakan suatu peroses untuk mendewasakan

manusia agar anak muda khususnya yang beragama Islam selalu ada di jalan

yang benar serta dekat dengan bimbingan yang maha kuasa dalam menjalani

kehidupan bersama masyarakat baik bagi remaja-remaja seusianya maupun

untuk masyarakat yang lanjut usia dalam membentuk pribadi muslim.

Di dalam Undang-Undang No 20 pasal 1 ayat 10 tahun 2003 tentang

sisi diknas dinyatakan bahwa pendidikan Nasional terdiri atas tiga jalur

yaitu:pendidikan formal, Pendidikan Non-Formal dan Pendidikan

informal,atau disebutkan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan peroses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat bangsa dan negara

( Taqiyuddin, 2010: 59 ) .

Adapun Remaja Masjid adalah pemuda-pemudi yang beraktifitas di

dalam masjid dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas sebagai orang

muslim demi membentuk pribada muslim yang Islami juga memperbaiki

Page 3: Proposal

akhlak para remaja agar lebih baik juga selain ituh juga agar para remaja

memiliki kelembutan hati nuraninya.

Islam dalam arti generiknya yaitu keselamatan, kedamaian, kepatuhan,

kepasrahan serta selalu bertakwa kepada tuhan juga menggambarkan cara

untuk membentuk masyarakat insan, yang utama dan ideal. Dan untuk itu,

Islam menyiapkan semangat yang kondusif untuk pertumbuhan yang sehat

dan Pendidikan yang baik, sebagaimana Islam juga menyiapkan kesempatan-

kesempatan yang memungkinkannya untuk sangggup untuk

memperlihatkannya kemampuan-kemampuannya yang tersimpan ( Nata,

Abuddin, 2010:44).

Pendidikan Islam merupakan proses yang harus dilakukan

berkesinambungan, semenjak dalam kandungan ibu, usia dini, remaja, hingga

usia lanjut (Beni Ahmad Saebani, 2013:6).

Masa Remaja, Menurut (Mohammad Ali, 2010:9) berlangsung antara

umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai

dengan 22 tahun bagi pria.

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari

bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai

kematangan. Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka

sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima

secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa.Remaja ada di antara

anak dan dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase

“mencari jati diri”atau fase”topan dan badai. Remaja masih belum mampu

menguasai dan memfungsikan secara maksimalfungsi fisik maupun

psikisnya. Namun, yang perlu ditekankan di sini adalah fase remaja

merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial,

baik di lihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik. masjid adalah tempat

sujud kepada Allah SWT, tempat shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya.

Lima kali sehari semalam umat Islam dianjurkan mengunjungi Masjid guna

melaksanakan shalat berjamaah (Mohammad Asrori, 2013:10).

Page 4: Proposal

Masjid sebagai tempat yang pertama dibangun oleh Rasulullah bersama

sahabat-sahabatnya itu yang menghimpun banyak kaum muslimin. Disitulah

mereka mengatur segala urusan, bermusyawarah guna mewujudkan tujuan,

menghindarkan berbagai kerusakan dari mereka, saling membahu dalam

mengatasi berbagai masalah dan menghindarkan setiap kerusakan terhadap

aqidah, diri, dan harta mereka ( Arman Arief,2004:34).

Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan

nama Allah SWT melalui azan, Qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, dan

ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang

berkaitan dengan pengangguran asma Allah. Selain itu fungsi Masjid adalah:

1. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT;

2. Masjid adalah tempat kaum Muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan keperibadian;

3. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.

4. Masjid adalah tempat kaum Muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan;

5. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotong-royongan didalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

6. Masjid dengan majelis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin;

7. Masjid adalah tempat pembinaan dan pembunaan kader-kader pimpinan umat;

8. Masjid tempat mengumpulkan dana, menyimpan, dan membagikannya; dan

9. Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan sufervisi sosial (Sidi Gazalba, 2004:117).

Pelaksanaan remaja masjid di Desa Jatiseeng Kecamatan Ciledug

Kabupaten Cirebon dalam upaya pembentukan pribadi muslim berdasarkan

penelitiannya susunannya kurang lebih seperti ini misal setiap malam jum’at

diadakan yasinan jam 18.00 s/d 19.00, jikalau sarana dan prasarana nya sudah

mendukung akan di adakan kajian kitab kuning bertepatan pada hari jum’at

waktunya antara jam 08.00 s/d 10.00, TPQ (taman penitipan Quran) yang di

Page 5: Proposal

laksanakan pukul 14.00 s/d jam 16.00, Majelis ta’lim jam 09.00 s/d 10.00,

jika bulan puasa di adakan ceramah romadhon jam 05.00 s/d 06.00,Pesantren

kilat jam 16.00 s/d 17.00, ada setiap hari sabtu malam minggu mengadakan

ngaji berjanji di rumah-rumah khususnya para remaja yang tinggal di desa

jatiseeng Adapun waktunya pukul 19.00 s/d 20.00 kurang lebihsusunan

pelaksanaan remaja masjid nurul huda jatiseeng kecamatan ciledug

kabupaten cirebon dalam pembentukan karakter pribadi muslim seperti itu

(Hasil wawancara kepada Bapak Rusmana).

Upaya yang di ajarkan remaja masjid berdasarkan penelitiannya sangat

baik dan membawa nilai positif bagi para pemuda-pemudi yang khususnya

tinggal didesa jatiseeng kecamatan ciledug kabupaten cirebon se misal yang

tadinya remaja tersebut tidak bisa menghargai waktu sekarang sudah mulai

pintar menggunakan waktu, yang dulunya remaja tenggan untuk melakukan

ibadah shalat berjamaah sekarang semangat untuk beribadah di musholah,

yang biasanya berpakaian terbuka sekarang pelan pelan bisa berpakaian bisa

lebih sopan dari biasanya layaknya remaja yang memiliki kepribadian yang

muslimah, yang dahulunya sering berantem dan lain-lain dengan diadakannya

kegiatan dimasjid seseorang tersebut malah lebih rajin untuk menghafal ayat-

ayat al-quran yang ditugaskan gurunya.

Adapun kendala-kendala yang dilakukan para remaja khususnya dalam

kehidupan sehari-hari diantaranya lebih bisa mengatur waktu dalam artian

belajar disiplin, lebih hormat kepada orang tua, lebih menghargai bahwa

pendidikan atau menuntut ilmu ituh penting, memperbaiki akhlak,

memperbaiki pergaulan ke arah yang lebih baik, lebih terarah hidupnya,

terhindar dari hal-hal negatif pastinya.

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian dalam skripsi ini adalah berkaitan dengan

pendidikan Agama Islam Luar Sekolah (PAI – LS).

Page 6: Proposal

b. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah menggunakan pendekatan

kualitatif deskriptif

c. Jenis Masalah

Jenis masalah dalam pendekatan ini adalah upaya apa saja yang

dilakukan oleh pengurus Remaja Masjid Nurul Huda dalam

Pembentukan Pribadi Muslim Remaja Usia 17-22 Tahun Di Desa

Jatiseeng Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon.

2. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan di teliti,

maka perlu dijelaskan batasan masalah yang digunakan dalam

penelitian ini. Batasan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Upaya yang dimaksud adalah usaha yang dilakukan remaja Masjid

Nurul Huda dalam pembentukan pribadi muslim remaja usia 17-22

tahun.

b. Pembentukan pembinaan yang dimaksud adalah pembentukan

pembinaan pribadi muslim remaja usia 17-22 tahun yang

dilakukan oleh pengurus masjid Nurul Huda.

c. Meneliti tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh pengurus

masjid dalam upaya membina para remaja Masjid dalam

pembentukan pribadi muslim remaja usia 17-22 tahun.

3. Pertanyaan Penelitian

a. Upaya apa sajah yang dilakukan oleh pengurus remaja Masjid

Nurul Huda dalam pembentukan peribadi muslim usia 17-22 tahun

di desa Jatiseeng Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon ?

b. Bagaimana pembentukan pribadi muslim usia 17-22 tahun di desa

Jatiseeng Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon ?

Page 7: Proposal

c. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh pengurus Remaja

Masjid Nurul Huda dalam pembentukan pribadi muslim usia 17-22

tahun di desa Jatiseeng Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran tentang upaya pengurus remaja masjid

dalam pembentukan pribadi muslim di desa jatiseeng kecamatan

ciledug kabupaten cirebon.

2. Untuk memperolah gambaran sejauh mana kemampuan pengurus

Remaja Masjid Nurul Huda Jatiseeng Kecamatan Ciledug Kabupaten

Cirebon dalam mendidik para remajanya di bidang Pendidikan Agama

Islam.

3. Untuk membentuk remaja yang berwatak pengasih, penyayang, sabar

beriman, bertakwa, bertanggung jawab, amanah, jujur adil dan

mandiri.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Bagi Remaja

a. Sebagai bahan masukan bahwa upaya pengurus masjid dalam

membentuk pribadi muslim dengan tujuan memberikan

pemahaman tentang pribadi muslim

b. Membuat Remaja lebih islami, realistis, dan agamis, . Selalu

memperhatikan kelemahan dan berupaya mencari solusi

( Muhammad, Ali 2011:207)

2. Bagi Pengurus

a. Membantu pengurus agar lebih mudah dalam memberikan kegiatan

yang berlangsung di dalam masjid

Page 8: Proposal

b. Melatih pengurus untuk membiasakan berkepribadian muslim yang

baik.

3. Bagi Masjid

a. Memberikan masukan pengetahuan upaya-upaya pengurus dalam

membentuk pribadi musli bagi remaja usia 17-22 tahun.

b. Harapan pemilik Ketua Masjid dan pengurus serta remajanya

memiliki kepribadian muslim di masa yang akan datang.

E. Kerangka Pemikiran

Remaja merupakan generasi penerus bangsa dan agama untuk

menopang lajunya perjalanan pembangunan Bangsa Indonesia yang

seutuhnya. Baik dari segi moril, spiritual, maupun dari segi materil, maka

sudah selayaknya remaja diharuskan giat dan mencari serta mendapatkan

Penidikan terutama dari pendidikan agama dari usia dini, peran orang tuapun

sangat mendominasi dalam proses pendidikan anak agar nilai kehidupan

keagamaan melekat pada diri anak hal ini dijelaskan dalam firman Allah

SWT. Qs. At-Tahrim Ayat Enam.

Pendidikan merupakan kata lain dari Guru. Dari segi bahasa,

pendidikan diambil dari kata “didik” yang memelihara dan memberi

latihan mengenai akhlak kemudian diberi imbuhan an menjadi

didikan,yang berarti hasil mendidik pada umumnya anak-anak lalu, pada

awal kata diberi imbuhan “pen” menjadi pendidik, dapat diartikan orang

yang mendidik.kata tersebut disempurnakan menjadi pendidik yang berarti

peroses pengubah sikap dan tata laku seseorang untuk menciptakan sebuah

karakter (Bahasa Indonesia, Kamus Besar,1990:204).

Dalam buku pemikiran Islam mendefinisikan pendidikan adalah

seorang menyampaikan ilmu, memberi nasihat dan teladan bagi anak

didiknya. Untuk itu pendidikan harus mampu mempertahankan

penampilannya sebagai orang terbaik dimata anak didiknya, sekaligus

Page 9: Proposal

penanggungjawab pertama dalam pendidikan anak berdasarkan ajaran-

ajaran agama Islam ( Kholik Abdul DKK, 1999:51 ).

Aspek yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Bila

disederhanakan, ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat

pada pribadi muslim yaitu:

1. Salimul Aqidah ( Aqidah yang bersih )

2. Shahihul Ibadah ( Ibadah yang benar )

3. Matinul Khuluq ( Akhlak yang kokoh )

4. Qawiyyul Jismi ( Kekuatan Jasmani )

5. Mutsaqqaful Fikri ( Intelek dalam berfikir )

6. Mujahadatul Linafsihi ( Berjuang melawan Hawa Nafsu )

7. Harishun Ala Waqtihi ( Pandai Menjaga Waktu )

8. Munazhzhamun Fi Syuunihi ( Teratur dalam suatu Urusan )

9. Qadirun Alal Kasbi ( memiliki kemampuan Usaha Sendiri/Mandiri )

10.Nafi’un Lighairihi ( Bermanfaat Bagi orang lain ) (

https://www.Facebook.com/media/set ).

Dengan dibentuknya wadah kegiatan remaja pada lingkungan

masyarakat akan besar manfaatnya terutama untuk mengarahkan aktivitas

keberagamaan bagi remaja melalui kegiatan Pendidikan Agama.

Metode merupakan suatu strategi belajar mengajar yang menekankan

pada sikap dan perilaku bersama. Jadi keberhasilan belajar dalam

penedekatan metode ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan Individu

secara utuh, melainkan perolehan itu akan baik jika dilakukan bersama-sama

dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.

Kemampuan siswa dalam mengasai materi pelajaran berbeda-beda, ada

yang cepat, sedang dan kurang. Oleh karena itu salah satu usaha untuk

meningkatkan hasil belajar remaja adalah dengan menggunakan metode.

Masalah yang utama dalam pembelajaran di masjid adalah masih

rendahnya daya tangkap remaja dalam hal ini nampak hasil belajar para

remaja yang masih sangat memprihatinkan dalam hasil belajarnya. Karena

kondisi pemebelajaran yang kurang menyentuh peserta didik itu sendiri.

Page 10: Proposal

Dalam perkembanagan mental peserta didik yang dilakukan dalam

proses pembelajaran di dalam Masjid yaitu kemampuan dalam hal

pembelajaran yang abstrak dan pembelajaran harus memperhatikan minat

peserta didik. Jadi menggunakan metode yang tepat untuk menentukan

efektifitas dan efesiensi pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa

yaitu dengan metode guna untuk meningkatkan peserta didik dalam proses

pembelajaran.

Belajar dan mengajar pada hakikatnya belajar dan mengajar adalah

suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan sebagai hasil dari proses

belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan

pengetahuan, sikap dan tingkah laku, terampil, kecakapan, kebiasaan, serta

perubahan. Aspek lain yang menjadi pada diri Individu.

Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat

memahami bagaimana belajar, berfikir, dan memotifasi diri sendiri. Padahal

aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalamproses

pembelajaran. Apabila kita ingin meningkatkan hasil belajar, tentunya tidak

akan lepas dari upaya meningkatkan kualitas pemebelajaran.

Jadi menggunakan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas

dan efesien pembelajaran perlu dilekukan dengan metode-metode yang

berpusat pada siswa

Dengan menggunakan metode maka peserta didik akan selalu terlibat

langsung dalam pembelajaran, sehingga dalam keterlibatan ini peserta akan

selalu teringat teus dalam pikiran dan ingatannya.

Pelaksanaan remaja masjid di desa jatiseeng kecamatan ciledug

kabupaten cirebon dalam pembentukan karakter pribadi muslim berdasarkan

penelitiannya susunannya kurang lebih seperti ini misal setiap malam jum’at

diadakan yasinan jam 18.00 s/d 19.00,jikalau sarana dan prasarana nya sudah

mendukung akan di adakan kajian kitab kuning bertepatan pada hari jum’at

waktunya antara jam 08.00 s/d 10.00,TPQ (taman penitipan Quran) yang di

laksanakan pukul 14.00 s/d jam 16.00,Majelis ta’lim jam 09.00 s/d 10.00,jika

bulan puasa di adakan ceramah romadhon jam 05.00 s/d 06.00,Pesantren kilat

Page 11: Proposal

jam 16.00 s/d 17.00 ,ada setiap hari sabtu malam minggu mengadakan ngaji

berjanji di rumah-rumah khususnya para remaja remja yang tinggal di desa

jatiseeng adapun waktunya pukul 19.00 s/d 20.00 kurang lebihsusunan

pelaksanaan remaja masjid nurul huda jatiseeng kecamatan ciledug kabupaten

cirebon dalam pembentukan karakter pribadi muslim seperti itu.

Upaya yang di ajarkan remaja masjid berdasarkan penelitiannya sangat

baik dan membawa nilai positif bagi para pemuda-pemudi yang khususnya

tinggal didesa jatiseeng kecamatan ciledug kabupaten cirebon se misal yany

tadinya remaja tersebut tidak bisa menghargai waktu sekarang sudah mulai

pintar menggunakan waktu, yang dulunya remaja tenggan untuk melakukan

ibadah shalat berjamaah sekarang semangat untuk beribadah di musholah,

yang biasanya berpakaian terbuka sekarang pelan pelan bisa berpakaian bisa

lebih sopan dari biasanya layaknya remaja yang memiliki kepribadian yang

muslimah,yang dahulunya sering berantem dll dengan diadakannya kegiatan

dimasjid seseorang tersebut malah lebih rajin untuk menghafal ayat-ayat al-

quran yang ditugaskan gurunya,.

Adapun Pengaruh yang di lakukan para remaja khususnya dalam

kehidupan sehari-hari diantaranya lebih bisa mengatur waktu dalam artian

belajar disiplin,lebih hormat kepada orangtua , lebih menghargai bahwa

pendidikan atau menuntut ilmu ituh penting,memperbaiki akhlak,

memperbaiki pergaulan ke arah yang lebih baik,lebih terarah

hidupnya,terhindar dari hal-hal negatif pastinya.

Untuk menjelaskan kerangka pemikiran, dapat dijelaskan melalui bagan

dibawah inih:

Pengaruh Kegiatan Remaja Masjid

Pelaksanaan Kegiatan Remaja Masjid

Pembentukan Karakter Pribadi

Muslim

Page 12: Proposal

F. Langkah-langkah Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menempuh langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Menentukan Sumber Data

1. Sumber data teoritik, yaitu data yang diperoleh dari sejumlah buku

dan berbagai literatur lainnya yang ada hubungannya dengan kajian

dalam penelitian skripsi ini untuk dijadikan sumber rujukan

diperoleh dari upaya Pengaruh Kegiatan Remaja Masjid.

Sumber data empirik, yaitu data yang diperoleh melalui observasi

langsung kelokasi penelitian untuk memperoleh data tentang

keadaan masjid dan upaya pembentukan pengurus remaja usia 17-

22 tahun dalam membentuk pribadi muslim Nurul Huda Jatiseeng

Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon

2. Subyek penelitian dan Responden

1.subyek penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat

deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan menggunakan

pendekatan induktif . proses dan makna (prespektif subyek) lebih

ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan terori di manfaatkan

sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.

Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran

umum tentang latar penelitian dan sebagai hasil penelitian

Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non

hipotesis. Penelitia deskriptip dibedakan dalam dua jenis penelitian

menurut sifat-sifat analisis datanya, yaitu riset deskriptif yang bersifat

skploratif dan riset deskriptif yang bersifat developmen. Dalam hal ini

penulis menggunakan deskriptip yang bersifat ekploratif, yaitu dengan

menggambarkan keadaan atau status fenomena (Suharsimi Arikunto,

1987:195).

Page 13: Proposal

2. Responden

Dalam hal ini, responden penelitian yang diambil adalah

remaja dan anggota masyarakat muslim yang ada di desa jatiseeng

kecamatan ciledug kabupaten cirebn.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan, diantaranya:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan

terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana Syaodhi,

2008:220).Observasi nonparticipatory yaitu pengamatan tidak ikut

serta dalam kegiatan, hanya berperan mengamati kegiatan.

dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung

observasi yang dilakukan adalah mengamati kegiatan yang ada

dimasjid sesuai waktu yang telah ditentukan oleh ketua pelaksana .

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk pengumpulan datadengan

cara bertanya secara lisan kepada sumber data melalui tatap muka

secara individual. Dalam melakukan wawancara, dibuat pedoman

yang dijadikan acuan dan instrumen wawancara yang dilakukan

secara terbuka. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah kepada remaja dan masyarakat muslim di desa jatiseeng

dan Wawancara di lakukan dengan bertanya langsung kepada

terwawancara (interviewer) yaitu pimpinan Masjid untuk

memperoleh informasi tentang kondisi objektif Masjid, kepada

wakil DKM Masjid untuk memperoleh informasi tentang prosen

pembelajaran di Masjid tersebut.

c. Dokumentasi

Metode atau teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data

dan informasi, melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti.

Page 14: Proposal

Metode dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data dari

sumber nonmanusia(afifudin dan saebani, 2009:141).

Dokumentasi dilakukan sebagai pelengkapnuntuk mendapat data

tentang gambaran umum, sejarah singkat, letak geografis,

struktur,Organisasi,sarana-prasarana,dan dokumentasi yang ada di

Studi dokumentasi yaitu menginventarisir data-data dan dokumen-

dokumen atau catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah

penelitian.

c. Teknik Analisis Data

Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul

“ prosedur penelitian suatu pendekatan praktek “ analisis data

adalah mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam satu

pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sehingga dapat ditemukan

tema, dan dapat dirumuskan hipotesis (ide) kerja seperti yang

disarankan data.

Untuk memperjelas penulisan ini maka peneliti menetapkan

metode analisis deskriptif yaitu menyajikan dan menganalisis fakta

secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan

disimpulkan.

Metode deskriptif yang digunakan ini mengacu pada

analisis data secara induktif, karena : 1). Proses induktif lebih dapat

menemukan kenyataan-kenyataan jamak yang terdapat dalam data,

2). Lebih dapat membuat hubungan peneliti dengan responden

menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel, 3). Lebih dapat

menguraikan latar belakang secara penuh dan dapat membuat

keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan pada suatu

latar lainnya, 4). Analisis induktif lebih dapat menemukan

pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan, 5).

Analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara

Page 15: Proposal

eksplisit sebagai bagian struktur analitik (lexy.j.Mpleong,

2004:10).

Analisis tersebut digunakan untuk menganalisis upaya

pengurus remaja masjid remaja usia 17-22 tahun di desa jatiseeng

kecamatan ciledug kabupaten cirebon.

Page 16: Proposal

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaludin. 1999. “Integrasi Psikologi dengan Islam.” Bandung :

Pustaka Pelajar.

Ahmad, Beni. 2013. ”Pendidikan Karakter Islam”. Bandung: Pustaka

Setia.

Ali, mohammad.2010. “Psikologi Eemaja”. Bandung : Bumi Aksara.

Arief , Armai. 2004. “Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga

Pendidikan Islam Klasik.” Bandung : Angkasa

Arikunto, Suharsimi. 1987. “Prosedur Penelitian.” Suatu Pendekatan

Praktis. Jakarta : PT. Bima Karya.

Gazalba, Sidi. 2004. “Masjid.” Jakarta : Pustaka Al-Husna.

Hamid, Hamadi.2003. “Pendidikan Karakter Perspektif Islam”. Bandung :

Pustaka Setia.

http://dahaband2.blogspot.com/p/blog;page.html

http://www.facebook.com/media/set

Moleong, Lexy, J. 2004. “Metode Penelitian Kualitatif”. Edisi Refisi.

Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Muhammad Asrori. 2010. “Psikologi Remaja”. Bandung : Bumi Aksara

Nata, Abudin. 2010. “Ilmu Pendidikan Islam”. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Rochmah, Yuliani, Elfi. 2004. “Psikologi Perkembangan”. Jakarta : PT.

Grafindo Persada.

Saebani, Ahmad, Beni. 2013.”Pendidikan Karakter Islam”. Bandung :

Pustaka Setia.

Santoso, Ananda. 1995. “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”. Surabaya :

Kartika.

Syaodih, Nana. 20008. “Kepribadian dan Etika Profesi”. Yogyakarta :

Graha Ilmu.

Taqiyudin. 2010.”Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah”. Cirebon :

Panger Publishing.

Page 17: Proposal

Ra’uf Abdul & Aziz Abdul. 2005 “ Mushaf Al-Qur’an Terjemah”.

Jakarta : Kelompok Gema Insani