proposal
DESCRIPTION
proposalTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Islam pada dasarnya adalah usaha untuk menjadikan
Islam dengan sumber utamanya Al-Qur’an dan Al-Hadits yang
menerangkan orang beriman dan berilmu pengetahuan seperti firman
Allah Q.s Al-Mujadilah ayat 11;
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”
Hadits Nabi:
Artinya : “mencari ilmu adalah diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki
dan wanita dari mulai lahir sampai keliang lahat”
Pendidikan adalah proses jasmani dan rohani untuk membentuk
kepribadian menurut ukuran yang telah ditentukan. kepribadian muslim,
yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih,
memutuskan, mengamalkan, dan mempertanggung jawabkan perbuatan
berdasarkan ajaran Islam (Hamadi, Hamid, 2013:6).
Pendapat ahli pendidikan menurut ( Djayakarta ). Pendidikan adalah
memanusiakan manusia muda, maksudnya pengangkatan manusia muda
ketahap insani, inilah yang menjelma dalam semua perbuatan mendidik.
pendidikan menurut ( Ki Hajar Dewantara ). Pendidikan adalah segala
daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar
dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak
yang selaras dengan alam dan masyarakat.
Sedangkan, pendidikan menurut ( John Dewey ). Pendidikan adalah
suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi
didalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda,
mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan
kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan
dari orang yang belum dewasa dan kelompok di mana dia tinggal ( http://
dahanband2.blogspot.com/p/blog;page3.html ).
Jadi pendidikan itu merupakan suatu peroses untuk mendewasakan
manusia agar anak muda khususnya yang beragama Islam selalu ada di jalan
yang benar serta dekat dengan bimbingan yang maha kuasa dalam menjalani
kehidupan bersama masyarakat baik bagi remaja-remaja seusianya maupun
untuk masyarakat yang lanjut usia dalam membentuk pribadi muslim.
Di dalam Undang-Undang No 20 pasal 1 ayat 10 tahun 2003 tentang
sisi diknas dinyatakan bahwa pendidikan Nasional terdiri atas tiga jalur
yaitu:pendidikan formal, Pendidikan Non-Formal dan Pendidikan
informal,atau disebutkan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan peroses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat bangsa dan negara
( Taqiyuddin, 2010: 59 ) .
Adapun Remaja Masjid adalah pemuda-pemudi yang beraktifitas di
dalam masjid dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas sebagai orang
muslim demi membentuk pribada muslim yang Islami juga memperbaiki
akhlak para remaja agar lebih baik juga selain ituh juga agar para remaja
memiliki kelembutan hati nuraninya.
Islam dalam arti generiknya yaitu keselamatan, kedamaian, kepatuhan,
kepasrahan serta selalu bertakwa kepada tuhan juga menggambarkan cara
untuk membentuk masyarakat insan, yang utama dan ideal. Dan untuk itu,
Islam menyiapkan semangat yang kondusif untuk pertumbuhan yang sehat
dan Pendidikan yang baik, sebagaimana Islam juga menyiapkan kesempatan-
kesempatan yang memungkinkannya untuk sangggup untuk
memperlihatkannya kemampuan-kemampuannya yang tersimpan ( Nata,
Abuddin, 2010:44).
Pendidikan Islam merupakan proses yang harus dilakukan
berkesinambungan, semenjak dalam kandungan ibu, usia dini, remaja, hingga
usia lanjut (Beni Ahmad Saebani, 2013:6).
Masa Remaja, Menurut (Mohammad Ali, 2010:9) berlangsung antara
umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai
dengan 22 tahun bagi pria.
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari
bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan. Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka
sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima
secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa.Remaja ada di antara
anak dan dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase
“mencari jati diri”atau fase”topan dan badai. Remaja masih belum mampu
menguasai dan memfungsikan secara maksimalfungsi fisik maupun
psikisnya. Namun, yang perlu ditekankan di sini adalah fase remaja
merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial,
baik di lihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik. masjid adalah tempat
sujud kepada Allah SWT, tempat shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya.
Lima kali sehari semalam umat Islam dianjurkan mengunjungi Masjid guna
melaksanakan shalat berjamaah (Mohammad Asrori, 2013:10).
Masjid sebagai tempat yang pertama dibangun oleh Rasulullah bersama
sahabat-sahabatnya itu yang menghimpun banyak kaum muslimin. Disitulah
mereka mengatur segala urusan, bermusyawarah guna mewujudkan tujuan,
menghindarkan berbagai kerusakan dari mereka, saling membahu dalam
mengatasi berbagai masalah dan menghindarkan setiap kerusakan terhadap
aqidah, diri, dan harta mereka ( Arman Arief,2004:34).
Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan
nama Allah SWT melalui azan, Qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, dan
ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang
berkaitan dengan pengangguran asma Allah. Selain itu fungsi Masjid adalah:
1. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT;
2. Masjid adalah tempat kaum Muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan keperibadian;
3. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.
4. Masjid adalah tempat kaum Muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan;
5. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotong-royongan didalam mewujudkan kesejahteraan bersama.
6. Masjid dengan majelis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin;
7. Masjid adalah tempat pembinaan dan pembunaan kader-kader pimpinan umat;
8. Masjid tempat mengumpulkan dana, menyimpan, dan membagikannya; dan
9. Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan sufervisi sosial (Sidi Gazalba, 2004:117).
Pelaksanaan remaja masjid di Desa Jatiseeng Kecamatan Ciledug
Kabupaten Cirebon dalam upaya pembentukan pribadi muslim berdasarkan
penelitiannya susunannya kurang lebih seperti ini misal setiap malam jum’at
diadakan yasinan jam 18.00 s/d 19.00, jikalau sarana dan prasarana nya sudah
mendukung akan di adakan kajian kitab kuning bertepatan pada hari jum’at
waktunya antara jam 08.00 s/d 10.00, TPQ (taman penitipan Quran) yang di
laksanakan pukul 14.00 s/d jam 16.00, Majelis ta’lim jam 09.00 s/d 10.00,
jika bulan puasa di adakan ceramah romadhon jam 05.00 s/d 06.00,Pesantren
kilat jam 16.00 s/d 17.00, ada setiap hari sabtu malam minggu mengadakan
ngaji berjanji di rumah-rumah khususnya para remaja yang tinggal di desa
jatiseeng Adapun waktunya pukul 19.00 s/d 20.00 kurang lebihsusunan
pelaksanaan remaja masjid nurul huda jatiseeng kecamatan ciledug
kabupaten cirebon dalam pembentukan karakter pribadi muslim seperti itu
(Hasil wawancara kepada Bapak Rusmana).
Upaya yang di ajarkan remaja masjid berdasarkan penelitiannya sangat
baik dan membawa nilai positif bagi para pemuda-pemudi yang khususnya
tinggal didesa jatiseeng kecamatan ciledug kabupaten cirebon se misal yang
tadinya remaja tersebut tidak bisa menghargai waktu sekarang sudah mulai
pintar menggunakan waktu, yang dulunya remaja tenggan untuk melakukan
ibadah shalat berjamaah sekarang semangat untuk beribadah di musholah,
yang biasanya berpakaian terbuka sekarang pelan pelan bisa berpakaian bisa
lebih sopan dari biasanya layaknya remaja yang memiliki kepribadian yang
muslimah, yang dahulunya sering berantem dan lain-lain dengan diadakannya
kegiatan dimasjid seseorang tersebut malah lebih rajin untuk menghafal ayat-
ayat al-quran yang ditugaskan gurunya.
Adapun kendala-kendala yang dilakukan para remaja khususnya dalam
kehidupan sehari-hari diantaranya lebih bisa mengatur waktu dalam artian
belajar disiplin, lebih hormat kepada orang tua, lebih menghargai bahwa
pendidikan atau menuntut ilmu ituh penting, memperbaiki akhlak,
memperbaiki pergaulan ke arah yang lebih baik, lebih terarah hidupnya,
terhindar dari hal-hal negatif pastinya.
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian dalam skripsi ini adalah berkaitan dengan
pendidikan Agama Islam Luar Sekolah (PAI – LS).
b. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif
c. Jenis Masalah
Jenis masalah dalam pendekatan ini adalah upaya apa saja yang
dilakukan oleh pengurus Remaja Masjid Nurul Huda dalam
Pembentukan Pribadi Muslim Remaja Usia 17-22 Tahun Di Desa
Jatiseeng Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon.
2. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan di teliti,
maka perlu dijelaskan batasan masalah yang digunakan dalam
penelitian ini. Batasan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Upaya yang dimaksud adalah usaha yang dilakukan remaja Masjid
Nurul Huda dalam pembentukan pribadi muslim remaja usia 17-22
tahun.
b. Pembentukan pembinaan yang dimaksud adalah pembentukan
pembinaan pribadi muslim remaja usia 17-22 tahun yang
dilakukan oleh pengurus masjid Nurul Huda.
c. Meneliti tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh pengurus
masjid dalam upaya membina para remaja Masjid dalam
pembentukan pribadi muslim remaja usia 17-22 tahun.
3. Pertanyaan Penelitian
a. Upaya apa sajah yang dilakukan oleh pengurus remaja Masjid
Nurul Huda dalam pembentukan peribadi muslim usia 17-22 tahun
di desa Jatiseeng Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon ?
b. Bagaimana pembentukan pribadi muslim usia 17-22 tahun di desa
Jatiseeng Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon ?
c. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh pengurus Remaja
Masjid Nurul Huda dalam pembentukan pribadi muslim usia 17-22
tahun di desa Jatiseeng Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran tentang upaya pengurus remaja masjid
dalam pembentukan pribadi muslim di desa jatiseeng kecamatan
ciledug kabupaten cirebon.
2. Untuk memperolah gambaran sejauh mana kemampuan pengurus
Remaja Masjid Nurul Huda Jatiseeng Kecamatan Ciledug Kabupaten
Cirebon dalam mendidik para remajanya di bidang Pendidikan Agama
Islam.
3. Untuk membentuk remaja yang berwatak pengasih, penyayang, sabar
beriman, bertakwa, bertanggung jawab, amanah, jujur adil dan
mandiri.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Bagi Remaja
a. Sebagai bahan masukan bahwa upaya pengurus masjid dalam
membentuk pribadi muslim dengan tujuan memberikan
pemahaman tentang pribadi muslim
b. Membuat Remaja lebih islami, realistis, dan agamis, . Selalu
memperhatikan kelemahan dan berupaya mencari solusi
( Muhammad, Ali 2011:207)
2. Bagi Pengurus
a. Membantu pengurus agar lebih mudah dalam memberikan kegiatan
yang berlangsung di dalam masjid
b. Melatih pengurus untuk membiasakan berkepribadian muslim yang
baik.
3. Bagi Masjid
a. Memberikan masukan pengetahuan upaya-upaya pengurus dalam
membentuk pribadi musli bagi remaja usia 17-22 tahun.
b. Harapan pemilik Ketua Masjid dan pengurus serta remajanya
memiliki kepribadian muslim di masa yang akan datang.
E. Kerangka Pemikiran
Remaja merupakan generasi penerus bangsa dan agama untuk
menopang lajunya perjalanan pembangunan Bangsa Indonesia yang
seutuhnya. Baik dari segi moril, spiritual, maupun dari segi materil, maka
sudah selayaknya remaja diharuskan giat dan mencari serta mendapatkan
Penidikan terutama dari pendidikan agama dari usia dini, peran orang tuapun
sangat mendominasi dalam proses pendidikan anak agar nilai kehidupan
keagamaan melekat pada diri anak hal ini dijelaskan dalam firman Allah
SWT. Qs. At-Tahrim Ayat Enam.
Pendidikan merupakan kata lain dari Guru. Dari segi bahasa,
pendidikan diambil dari kata “didik” yang memelihara dan memberi
latihan mengenai akhlak kemudian diberi imbuhan an menjadi
didikan,yang berarti hasil mendidik pada umumnya anak-anak lalu, pada
awal kata diberi imbuhan “pen” menjadi pendidik, dapat diartikan orang
yang mendidik.kata tersebut disempurnakan menjadi pendidik yang berarti
peroses pengubah sikap dan tata laku seseorang untuk menciptakan sebuah
karakter (Bahasa Indonesia, Kamus Besar,1990:204).
Dalam buku pemikiran Islam mendefinisikan pendidikan adalah
seorang menyampaikan ilmu, memberi nasihat dan teladan bagi anak
didiknya. Untuk itu pendidikan harus mampu mempertahankan
penampilannya sebagai orang terbaik dimata anak didiknya, sekaligus
penanggungjawab pertama dalam pendidikan anak berdasarkan ajaran-
ajaran agama Islam ( Kholik Abdul DKK, 1999:51 ).
Aspek yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Bila
disederhanakan, ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat
pada pribadi muslim yaitu:
1. Salimul Aqidah ( Aqidah yang bersih )
2. Shahihul Ibadah ( Ibadah yang benar )
3. Matinul Khuluq ( Akhlak yang kokoh )
4. Qawiyyul Jismi ( Kekuatan Jasmani )
5. Mutsaqqaful Fikri ( Intelek dalam berfikir )
6. Mujahadatul Linafsihi ( Berjuang melawan Hawa Nafsu )
7. Harishun Ala Waqtihi ( Pandai Menjaga Waktu )
8. Munazhzhamun Fi Syuunihi ( Teratur dalam suatu Urusan )
9. Qadirun Alal Kasbi ( memiliki kemampuan Usaha Sendiri/Mandiri )
10.Nafi’un Lighairihi ( Bermanfaat Bagi orang lain ) (
https://www.Facebook.com/media/set ).
Dengan dibentuknya wadah kegiatan remaja pada lingkungan
masyarakat akan besar manfaatnya terutama untuk mengarahkan aktivitas
keberagamaan bagi remaja melalui kegiatan Pendidikan Agama.
Metode merupakan suatu strategi belajar mengajar yang menekankan
pada sikap dan perilaku bersama. Jadi keberhasilan belajar dalam
penedekatan metode ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan Individu
secara utuh, melainkan perolehan itu akan baik jika dilakukan bersama-sama
dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.
Kemampuan siswa dalam mengasai materi pelajaran berbeda-beda, ada
yang cepat, sedang dan kurang. Oleh karena itu salah satu usaha untuk
meningkatkan hasil belajar remaja adalah dengan menggunakan metode.
Masalah yang utama dalam pembelajaran di masjid adalah masih
rendahnya daya tangkap remaja dalam hal ini nampak hasil belajar para
remaja yang masih sangat memprihatinkan dalam hasil belajarnya. Karena
kondisi pemebelajaran yang kurang menyentuh peserta didik itu sendiri.
Dalam perkembanagan mental peserta didik yang dilakukan dalam
proses pembelajaran di dalam Masjid yaitu kemampuan dalam hal
pembelajaran yang abstrak dan pembelajaran harus memperhatikan minat
peserta didik. Jadi menggunakan metode yang tepat untuk menentukan
efektifitas dan efesiensi pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa
yaitu dengan metode guna untuk meningkatkan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Belajar dan mengajar pada hakikatnya belajar dan mengajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan sebagai hasil dari proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan
pengetahuan, sikap dan tingkah laku, terampil, kecakapan, kebiasaan, serta
perubahan. Aspek lain yang menjadi pada diri Individu.
Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat
memahami bagaimana belajar, berfikir, dan memotifasi diri sendiri. Padahal
aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalamproses
pembelajaran. Apabila kita ingin meningkatkan hasil belajar, tentunya tidak
akan lepas dari upaya meningkatkan kualitas pemebelajaran.
Jadi menggunakan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas
dan efesien pembelajaran perlu dilekukan dengan metode-metode yang
berpusat pada siswa
Dengan menggunakan metode maka peserta didik akan selalu terlibat
langsung dalam pembelajaran, sehingga dalam keterlibatan ini peserta akan
selalu teringat teus dalam pikiran dan ingatannya.
Pelaksanaan remaja masjid di desa jatiseeng kecamatan ciledug
kabupaten cirebon dalam pembentukan karakter pribadi muslim berdasarkan
penelitiannya susunannya kurang lebih seperti ini misal setiap malam jum’at
diadakan yasinan jam 18.00 s/d 19.00,jikalau sarana dan prasarana nya sudah
mendukung akan di adakan kajian kitab kuning bertepatan pada hari jum’at
waktunya antara jam 08.00 s/d 10.00,TPQ (taman penitipan Quran) yang di
laksanakan pukul 14.00 s/d jam 16.00,Majelis ta’lim jam 09.00 s/d 10.00,jika
bulan puasa di adakan ceramah romadhon jam 05.00 s/d 06.00,Pesantren kilat
jam 16.00 s/d 17.00 ,ada setiap hari sabtu malam minggu mengadakan ngaji
berjanji di rumah-rumah khususnya para remaja remja yang tinggal di desa
jatiseeng adapun waktunya pukul 19.00 s/d 20.00 kurang lebihsusunan
pelaksanaan remaja masjid nurul huda jatiseeng kecamatan ciledug kabupaten
cirebon dalam pembentukan karakter pribadi muslim seperti itu.
Upaya yang di ajarkan remaja masjid berdasarkan penelitiannya sangat
baik dan membawa nilai positif bagi para pemuda-pemudi yang khususnya
tinggal didesa jatiseeng kecamatan ciledug kabupaten cirebon se misal yany
tadinya remaja tersebut tidak bisa menghargai waktu sekarang sudah mulai
pintar menggunakan waktu, yang dulunya remaja tenggan untuk melakukan
ibadah shalat berjamaah sekarang semangat untuk beribadah di musholah,
yang biasanya berpakaian terbuka sekarang pelan pelan bisa berpakaian bisa
lebih sopan dari biasanya layaknya remaja yang memiliki kepribadian yang
muslimah,yang dahulunya sering berantem dll dengan diadakannya kegiatan
dimasjid seseorang tersebut malah lebih rajin untuk menghafal ayat-ayat al-
quran yang ditugaskan gurunya,.
Adapun Pengaruh yang di lakukan para remaja khususnya dalam
kehidupan sehari-hari diantaranya lebih bisa mengatur waktu dalam artian
belajar disiplin,lebih hormat kepada orangtua , lebih menghargai bahwa
pendidikan atau menuntut ilmu ituh penting,memperbaiki akhlak,
memperbaiki pergaulan ke arah yang lebih baik,lebih terarah
hidupnya,terhindar dari hal-hal negatif pastinya.
Untuk menjelaskan kerangka pemikiran, dapat dijelaskan melalui bagan
dibawah inih:
Pengaruh Kegiatan Remaja Masjid
Pelaksanaan Kegiatan Remaja Masjid
Pembentukan Karakter Pribadi
Muslim
F. Langkah-langkah Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menentukan Sumber Data
1. Sumber data teoritik, yaitu data yang diperoleh dari sejumlah buku
dan berbagai literatur lainnya yang ada hubungannya dengan kajian
dalam penelitian skripsi ini untuk dijadikan sumber rujukan
diperoleh dari upaya Pengaruh Kegiatan Remaja Masjid.
Sumber data empirik, yaitu data yang diperoleh melalui observasi
langsung kelokasi penelitian untuk memperoleh data tentang
keadaan masjid dan upaya pembentukan pengurus remaja usia 17-
22 tahun dalam membentuk pribadi muslim Nurul Huda Jatiseeng
Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon
2. Subyek penelitian dan Responden
1.subyek penelitian
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan menggunakan
pendekatan induktif . proses dan makna (prespektif subyek) lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan terori di manfaatkan
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.
Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran
umum tentang latar penelitian dan sebagai hasil penelitian
Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non
hipotesis. Penelitia deskriptip dibedakan dalam dua jenis penelitian
menurut sifat-sifat analisis datanya, yaitu riset deskriptif yang bersifat
skploratif dan riset deskriptif yang bersifat developmen. Dalam hal ini
penulis menggunakan deskriptip yang bersifat ekploratif, yaitu dengan
menggambarkan keadaan atau status fenomena (Suharsimi Arikunto,
1987:195).
2. Responden
Dalam hal ini, responden penelitian yang diambil adalah
remaja dan anggota masyarakat muslim yang ada di desa jatiseeng
kecamatan ciledug kabupaten cirebn.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan, diantaranya:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana Syaodhi,
2008:220).Observasi nonparticipatory yaitu pengamatan tidak ikut
serta dalam kegiatan, hanya berperan mengamati kegiatan.
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung
observasi yang dilakukan adalah mengamati kegiatan yang ada
dimasjid sesuai waktu yang telah ditentukan oleh ketua pelaksana .
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk pengumpulan datadengan
cara bertanya secara lisan kepada sumber data melalui tatap muka
secara individual. Dalam melakukan wawancara, dibuat pedoman
yang dijadikan acuan dan instrumen wawancara yang dilakukan
secara terbuka. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah kepada remaja dan masyarakat muslim di desa jatiseeng
dan Wawancara di lakukan dengan bertanya langsung kepada
terwawancara (interviewer) yaitu pimpinan Masjid untuk
memperoleh informasi tentang kondisi objektif Masjid, kepada
wakil DKM Masjid untuk memperoleh informasi tentang prosen
pembelajaran di Masjid tersebut.
c. Dokumentasi
Metode atau teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
dan informasi, melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti.
Metode dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data dari
sumber nonmanusia(afifudin dan saebani, 2009:141).
Dokumentasi dilakukan sebagai pelengkapnuntuk mendapat data
tentang gambaran umum, sejarah singkat, letak geografis,
struktur,Organisasi,sarana-prasarana,dan dokumentasi yang ada di
Studi dokumentasi yaitu menginventarisir data-data dan dokumen-
dokumen atau catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah
penelitian.
c. Teknik Analisis Data
Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul
“ prosedur penelitian suatu pendekatan praktek “ analisis data
adalah mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam satu
pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sehingga dapat ditemukan
tema, dan dapat dirumuskan hipotesis (ide) kerja seperti yang
disarankan data.
Untuk memperjelas penulisan ini maka peneliti menetapkan
metode analisis deskriptif yaitu menyajikan dan menganalisis fakta
secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan
disimpulkan.
Metode deskriptif yang digunakan ini mengacu pada
analisis data secara induktif, karena : 1). Proses induktif lebih dapat
menemukan kenyataan-kenyataan jamak yang terdapat dalam data,
2). Lebih dapat membuat hubungan peneliti dengan responden
menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel, 3). Lebih dapat
menguraikan latar belakang secara penuh dan dapat membuat
keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan pada suatu
latar lainnya, 4). Analisis induktif lebih dapat menemukan
pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan, 5).
Analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara
eksplisit sebagai bagian struktur analitik (lexy.j.Mpleong,
2004:10).
Analisis tersebut digunakan untuk menganalisis upaya
pengurus remaja masjid remaja usia 17-22 tahun di desa jatiseeng
kecamatan ciledug kabupaten cirebon.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, Djamaludin. 1999. “Integrasi Psikologi dengan Islam.” Bandung :
Pustaka Pelajar.
Ahmad, Beni. 2013. ”Pendidikan Karakter Islam”. Bandung: Pustaka
Setia.
Ali, mohammad.2010. “Psikologi Eemaja”. Bandung : Bumi Aksara.
Arief , Armai. 2004. “Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga
Pendidikan Islam Klasik.” Bandung : Angkasa
Arikunto, Suharsimi. 1987. “Prosedur Penelitian.” Suatu Pendekatan
Praktis. Jakarta : PT. Bima Karya.
Gazalba, Sidi. 2004. “Masjid.” Jakarta : Pustaka Al-Husna.
Hamid, Hamadi.2003. “Pendidikan Karakter Perspektif Islam”. Bandung :
Pustaka Setia.
http://dahaband2.blogspot.com/p/blog;page.html
http://www.facebook.com/media/set
Moleong, Lexy, J. 2004. “Metode Penelitian Kualitatif”. Edisi Refisi.
Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Muhammad Asrori. 2010. “Psikologi Remaja”. Bandung : Bumi Aksara
Nata, Abudin. 2010. “Ilmu Pendidikan Islam”. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Rochmah, Yuliani, Elfi. 2004. “Psikologi Perkembangan”. Jakarta : PT.
Grafindo Persada.
Saebani, Ahmad, Beni. 2013.”Pendidikan Karakter Islam”. Bandung :
Pustaka Setia.
Santoso, Ananda. 1995. “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”. Surabaya :
Kartika.
Syaodih, Nana. 20008. “Kepribadian dan Etika Profesi”. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Taqiyudin. 2010.”Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah”. Cirebon :
Panger Publishing.
Ra’uf Abdul & Aziz Abdul. 2005 “ Mushaf Al-Qur’an Terjemah”.
Jakarta : Kelompok Gema Insani