proposal

33
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Roeli, 2000). Pada masa sekarang ini, penting sekali untuk menentukan keadaan obyektif pada mana untuk seorang ibu terdorong untuk menyusui atau tidak menyusui. Penyampaian informasi mengenai keuntungan-keuntungan ASI tampaknya sudah cukup untuk mengubah kecendrungan bagi kalangan ibu cukup pendidikan dalam masyarakat industri. Tidak hanya karena peluang memperoleh keterampilan dan pengetahuan lebih baik, tetapi kondisi mereka menempatkan mereka pada posisi lebih baik untuk menyusui. Terutama pada golongan inilah kebiasaan menyusui telah jelas meningkat selama tahun-tahun terakhir ini. Diantara keadaan-keadaan obyektif yang dibutuhkan untuk

Upload: nur-sanvikar

Post on 22-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia

berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu

yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian

dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah

selalu mudah (Roeli, 2000).

Pada masa sekarang ini, penting sekali untuk menentukan keadaan

obyektif pada mana untuk seorang ibu terdorong untuk menyusui atau tidak

menyusui. Penyampaian informasi mengenai keuntungan-keuntungan ASI

tampaknya sudah cukup untuk mengubah kecendrungan bagi kalangan ibu

cukup pendidikan dalam masyarakat industri. Tidak hanya karena peluang

memperoleh keterampilan dan pengetahuan lebih baik, tetapi kondisi mereka

menempatkan mereka pada posisi lebih baik untuk menyusui. Terutama pada

golongan inilah kebiasaan menyusui telah jelas meningkat selama tahun-tahun

terakhir ini. Diantara keadaan-keadaan obyektif yang dibutuhkan untuk

memudahkan berkembangnya kebiasaan menyusui di semua lapisan

masyarakat, terletak pada prasarana untuk mengurangi halangan-halangan dan

hambatan terhadap motivasi menyusui. Keadaan yang mengurangi jumlah ibu

yang memilih menyusui dan keadaan yang mempersukar ibu untuk menyusui

(menyusui dan kesehatan, DEPKES/UNICEF/PERDHAKI).

Page 2: Proposal

Ibu menyusui agar dapat memberikan ASI sesuai dengan

kebutuhan bayinya maka dianjurkan untuk mengonsumsi makanan

dalam jumlah yang sesuai. Apabila makanan yang dikonsumsi kura

mencukupi kebutuhannya maka produksi ASI akan terhambat. Akibatnya

volume ASI yang diproduksi tidak mencukupi kebutuhan bayinya sehing bayi

cepat lapar dan menjadi mudah rewel (Krisnatuti, 2005)

Ibu menyusui dengan gizi yang baik, mampu menyusui bayi

minimal 6 bulan. Sebaliknya pada ibu yang gizinya kurang baik

tidak

mampu menyusui bayinya dalam jangka waktu selama itu, bahkan ada

yang

air susunya tidak keluar (Proverawati, 2009).

Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup

faktor-faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi,

praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen

bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode

pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas (Maribeth

Hasselquist, 2006).

Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai

masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat

sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan

yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain.

Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam

merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya

Page 3: Proposal

terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau

disegani seperti suami, keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung

ASI dan dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan menyusui

diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar

(Soetjingsih, 1997).

B. Perumusan Masalah

Dari uraian masalah di atas maka penulis membuat rumusan masalah

“Bagaimana gambaran permasalahan yang dialami ibu menyusui berkaitan

dengan kegiatan menyusui di klinik laktasi pontianak”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran permasalahan yang dialami ibu menyusui

berkaitan dengan kegiatan menyusui di klinik laktasi pontianak.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu terhadap

permasalahan dalam menyusui pada klinik laktasi pontianak.

b. Untuk mengetahui gambaran tingkat psikologi ibu terhadap

permasalahan dalam menyusui pada klinik laktasi pontianak.

c. Untuk mengetahui gambaran keadaan payudara ibu terhadap

permasalahan dalam menyusui pada klinik laktasi pontianak.

Page 4: Proposal

d. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan ibu terhadap permasalahan

dalam menyusui pada klinik laktasi pontianak.

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai gambaran

permasalahan yang dialami ibu menyusui berkaitan dengan kegiatan

menyusui di klinik laktasi pontianak.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat

bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Bagi peneliti, memberikan pengalaman yang cukup berharga dalam

melaksanakan penelitian di lapangan sesuai dengan ilmu yang didapat

dari Poltekkes Pontianak jurusan Gizi.

Page 5: Proposal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menyusui

Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi,

dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan ASI.

Menyusui merupakan proses alamiah yang keberhasilannya tidak diperlukan

alat-alat khusus dan biaya yang mahal namun membutuhkan kesabaran, waktu,

dan pengetahuan tentang menyusui serta dukungan dari lingkungan keluarga

terutama suami ( Roesli, 2000), Lawrence (1994) dalam Roesli (2001),

menyatakan bahwa menyusui adalah pemberian sangat berharga yang dapat

diberikan seorang ibu pada bayinya. Dalam keadaan miskin, sakit atau kurang

gizi, menyusui merupakan pemberian yang dapat menyelamatkan kehidupan

bayi. Hal tersebut sejalan dengan Suryaatmaja dalam Soetjiningsih (1997), yang

mengatakan menyusui adalah realisasi dari tugas yang wajar dan mulia seorang

ibu.

Menyusui merupakan proses seorang bayi dalam menerima air susu

yang dihasilkan oleh payudara ibunya (Ebrahim, 1986 ). Menyusui merupakan

proses pemberian makanan untuk bayi yang ideal dan berfungsi untuk tumbuh

kembang bayi serta memiliki pengaruh biologis dan kejiwaan yang baik untuk

kesehatan ibu dan bayi (Chalik, dkk, 1990).

Menurut Kepmenkes RI No.237/Menkes/SK/IV/1997, ASI merupakan

Page 6: Proposal

makanan yang paling baik bagi tumbuh kembang bayi, oleh sebab itu

penggunaan ASI harus selalu dilindungi dan ditingkatkan secara terus menerus.

ASI merupakan makanan paling sempurna bagi bayi, dimana ASI banyak

mengandung zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang

bayi (Media Informasi Kesehatan, 2007).

Manfaat menyusui bagi ibu yaitu :

1. ASI bersifat portabel dan praktis, dimana ASI dapat diberikan di mana

saja dan kapan saja dalam keadaan siap diminum, serta dalam suhu

yang tepat serta tidak merepotkan dan menghemat waktu

2. Mempercepat pengembalian ukuran rahim karena menyusui perlu energi

maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil

3. Lebih ekonomis yaitu dengan memberi ASI akan menghemat

pengeluaran

untuk membeli susu formula (Roesli, 2000).

4. Hormon saat menyusui menimbulkan rasa tenang dan nyaman (Depkes

RI, 2005) sehingga dapat mengurangi rasa stres dan depresi, ini

dibuktikan pada buku Groer MW, tahun 2005 yang menunjukkan bahwa

ibu menyusui lebih banyak memiliki mood positif ( Roesli, 2008 ).

5. Memperkuat hubungan kasih (Depkes RI, 2005).

6. Mengurangi resiko terjadinya kanker payudara dan rahim, dibeberapa

penelitian diketahui bahwa menyusui bayi hingga umur dua tahun akan

menurunkan angka kejadian kanker payudara sampai 25%, dan

resiko kanker indung telur akan berkurang sampai 20-25% (Roesli, 2000).

Page 7: Proposal

Hal ini diperkuat dengan penelitian yang ditulis pada buku Martin

R, et al, tahun 2005, menunjukkan bahwa menyusui berpengaruh pada

penurunan resiko timbulnya kanker payudara serta penelitian yang ditulis

dalam buku OkamuraC, et al, tahun 2006, menunjukkan bahwa resiko

timbulnya kanker rahim lebih besar pada perempuan yang tidak menyusui

7. Dapat mengurangi resiko diabetes, ini diperkuat pada penelitian di

Harvard yang ditulis pada buku Stuebe AM, et al, tahun 2005 diketahui

bahwa menyusui dapat mengurangi resiko ibu dari diabetes sebesar 15%

8. Dapat memperkuat tulang dan mengurangi resiko patah tulang

pada usia

lanjut (Depkes RI, 2005). Berdasarkan penelitian yang ditulis dalam buku

Karlsson MK, et al, tahun 2005 diketahui bahwa perempuan yang

memiliki periode menyusui yang panjang memiliki kepadatan mineral

tulang lebih tinggi sehingga dapat mengurangi resiko rheumatoid artritis

(Roesli, 2008).

9. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan, ibu menyusui mengalami

peningkatan kadar oksitosin berfungsi untuk kontriksi pembuluh darah.

10. Dapat menunda kehamilan, dimana 98% perempuan tidak akan hamil

pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil

sampai bayi berusia 12 bulan (Roesli, 2000).

Page 8: Proposal

B. Permasalahan Ibu Menyusui

1. Keadaan payudara

a. Puting susu nyeri

Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui.

Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut

bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri akan hilang.

Cara menangani :

a)      Pastikan posisi ibu menyusui sudah benar.

b)     Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak sakit  guna

membantu mengurangi sakit pada puting susu yang sakit.

c)      Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI oleskan di puting susu

dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting

susu kering

(Kristiyansari, 2009).

b. Mastitis atau abses payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi

merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas,suhu tubuh

meningkat. Di dalam terasa ada masa padat (lump) dan diluarnya kulit

menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah

persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut.

Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI dihisap/dikeluarkan atau

pengisapan yang

Page 9: Proposal

tidak efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara

dengan jari  atau karena tekanan baju/BH.

Tindakan yang dapat dilakukan :

a)      Kompres hangat/panas dan pemijatan

b)      Rangsangan oksitosin, dimulai pada payudara yang tidak sakit yaitu

stimulasi puting susu, pijat leher, punggung, dll

c)      Pemberian antibiotik : Flucloxacilin atau erythromycin selama 7-10

hari

d)     Bila perlu bisda diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang

rasa nyeri

e)      Kalau terjadi abses sebaiknya tidak disusukan karena mungkin

perlu tindakan bedah.

c. Thrush ( jamur mulut )

Thrush ( jamur mulut ) sudah sering terjadi dan gampang

berpindah dari bayi ke ibu. Dapat disebabkan oleh banyak hal, jadi perlu

dipertimbangkan saat mencari solusi. Namun demikian, masalah-masalah

yang lebih sering muncul disebabkan oleh posisi menyusui yang salah.

Bila ibu rentan terhadap thrust dan telah menjalani pengobatan antibiotic

atau bila putting susu luka, periksakan kemungkinan adanya thrust setiap

harinya. ( menyusui,jane Chumbley ).

Page 10: Proposal

d. Saluran Air Susu Tersumbat

Bila payudara terasa panas, bertanda merah atau ada benjolan

yang sakit dan tubuh terasa demam mengigil, dan ada gejala flu, ibu

sangat mungkin mengalami penymbatan saluran air susu. Artinya,

saluran air susu tidak mengalami pengosongan dengan baik dan air susu

menumpuk.Hal ini terjadi bila bayi tidak dapat menghisap dengan baik

saat awal menyusui. Juga dapat disebabkan oleh tekanan oleh sebagian

payudara seperti bra terlalu ketat, adanya pelindung payudara atau posisi

menyusu yang salah. Penyumbatan saluran dapat menyebabkan mastitis

yang tidak menular, jadi jangan tunda penanggulangannya dan segera

usahakan air susu mengalir. ( menyusui,jane Chumbley ).

2. Pekerjaan Ibu

Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti

menyusui. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada

ibu menyusui yang bekerja :

a)         Susuilah bayi sebelum ibu bekerja

b)        ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat

bekerja

c)         Pengosongan payudara di tempat kerja setiap 3-4 jam

d)        ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan pada

bayi saat ibu bekerja dengan cangkir

e)         Pada saat ibu di rumah sesering mungkin bayi disusui  dang anti

jadwal menyusuinya sehingga banyak menyusui di malam hari

Page 11: Proposal

f)         Ketrampilan mengelurakan ASI dan merubah jadwal menyusui

sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan sebelum

kembali bekerja

g)         Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama

bekerja dan selama menyusui bayinya (Suradi,2004).

3. Psikologi Ibu

      a. Ibu sakit

1)      Ibu yang menderita hepatitis (HBsAg + atau HIV/AIDS)

Untuk kedua penyakit ini ditemukan berbagai pendapat.

Yang pertama bahwa ibu yang menderita hepatitis atau AIDS

tidak diperkenankan menyusui bayinya, karena dapat menularkan

virus kepada bayinya melalui ASI. Namun demikian pada kondisi

negara-negara berkembang, dimana kondisi ekonomi masyarakat

dan lingkungan yang buruk, keadaan pemberian makanan

pengganti ASI justru lebih membahayakan kesehatan dan

kehidupan bayi.

Karenanya WHO tetap menganjurkan bagi kondisi 

masyarakat yang mungkin tidak akan sanggup memberikan PASI

yang adekuat dalam jumlah dan kualitasnya, maka menyusui

adalah jauh lebih dianjurkan daripada dibuang (Suradi,2004).

Page 12: Proposal

2)      Ibu dengan TBC Paru

Kuman TBC tidak melalui ASI sehingga bayi boleh

nenyusu. Ibu perlu diobati secara adekuat dan diajarkan

pencegahan penularan pada bayi dengan menggunakan masker.

Bayi tidak langsung diberi BCG oleh karena efek proteksinya tidak

langsung terbentuk. Walaupun sebagian obat anti TBC melalui

ASI, bayi tetap diberi

INH dengan dosis penuh sebagai profilaksis. Setelah 3

bulan pengobatan secara adekuat biasanya ibu sudah tidak

menularkan lagi dan setelah itu pada bayi dilakukan uji mantoux.

Bila hasilnya negative terapi INH dihentikan dan bayi diberi

vaksinasi BCG (Suradi,2004).

3)      Ibu dengan diabetes

Bayi dan ibu dengan diabetes sebaiknya diberikan ASI,

namun perlu dimonitor kadar gula darahnya (Kristiyansari,2009).

b. Kecemasan Ibu karena  Bayi sering menangis

Menangis untuk bayi adalah cara berkomunikasi dengan

orang-orang disekitarnya. Karena itu bila bayi sering menangis

perlu dicari sebabnya, dan sebabnya tidak selalu karena kurang

ASI.

1)     Perhatikan mengapa bayi menangis, apakah karena laktasi belum

berjalan baik, atau sebab lain seperti ngompol, sakit, merasa jemu,

ingin digendong dan disayang.

2)     Keadaan itu merupakan hal yang biasa dan ibu tidak perlu cemas,

karena kecemasan ibu dapat mengganggu proses laktasi itu sendiri,

dan akibatnya produksi ASI bisa berkurang.

Page 13: Proposal

3)     Cobalah atasi dengan memeriksa pakaian bayi, mungkin perlu

diganti karena basah, coba mengganti posisi bayi menjadi tengkurap

atau digendong dan dibelai.

4)     Mungkin bayi belum puas menyusu karena posisi bayi tidak benar

saat menyusu akibatnya ASI tak sempurna keluarnya.

5)     Bayi menangis mempunyai maksud menarik perhatian terutama ibu

karena suatu hal, oleh karenanya janganlah membiarkan bayi

menangis terlalu lama, ia akan menjadi lelah, kemampuan menyusu

kurang, kecuali itu ibu juga menjadi kesal, sehingga

mengganggu proses laktasi. Sering bayi hanya mempunyai  masalah

psikologis ingin merasa aman dan menginginkan perhatian ibu.

Secara sistematis sebab bayi menangis dapat dikelompokkan

sebagai berikut :

a.       Bayi merasa tidak “aman”. Ia justru membutuhkan banyak dekapan

dan “ditemani selalu”

b.      Bayi merasa sakit seperti : panas. kolik, hidung tersumbat dll.

c.       Bayi basah seperti : mengompol, BAB tak lekas diganti dll.

d.      Bayi kurang gizi. Kurang sering menyusu, kurang lama menyusu,

menyusu tidak efisien (Kristiyansari,2009).

Page 14: Proposal

 c.  Bayi bingung puting

Bingung puting (nipple confusion) adalah suatu keadaan

yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol

berganti-ganti dengan menyusu pada ibu. Peristiwa ini terjadi

karena mekanisme menyusu pada puting ibu berbeda dengan

mekanisme menyusu pada botol. Menyusu pada ibu memerlukan

kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah. Sebaliknya pada

menyusu botol bayi secara pasif dapat memperoleh susu buatan.

Yang menentukan pada menyusu botol adalah faktor dari “si

pemberi” antara lain kemiringan botol atau tekanan gravitasi susu,

besar lubang dan ketebalan karet dot.

Tanda-tanda bayi bingung puting :

a)   Bayi menghisap putting seperti menghisap dot

b)   Menghisap secara terputus-putus dan sebentar-sebentar

c)   Bayi menolak menyusu

Karena itu untuk menghindari bayi bingung puting :

a)      Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula

tanpa indikasi (medis) yang kuat

b)      Kalau terpaksa harus memberikan susu formula

berikan sendok atau pipet dan bahkan cangkir, jangan sekali-kali

menggunakan botol dan dot atau bahkan member kempeng

(Suradi,2004).

Page 15: Proposal

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Dari berbagai gambaran permasalahan yang dialami ibu menyusui

berkaitan dengan kegiatan menyusui di klinik laktasi pontianak, maka untuk

mengetahui dibuat kerangka konsep seperti bagan di bawah ini :

Variable independent variable dependent

Pengetahuan ibu

Pekerjaan ibu

Keadaan payudara

Psikologi ibuPermasalahan

dalam menyusui

Page 16: Proposal

B. Hipotesis

1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan gambaran permasalahan

yang dialami ibu menyusui berkaitan dengan kegiatan menyusui di klinik

laktasi pontianak.

2. Ada hubungan antara psikologi ibu dengan gambaran permasalahan yang

dialami ibu menyusui berkaitan dengan kegiatan menyusui di klinik laktasi

pontianak.

3. Ada hubungan antara keadaan payudara ibu dengan gambaran

permasalahan yang dialami ibu menyusui berkaitan dengan kegiatan

menyusui di klinik laktasi pontianak.

4. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan gambaran permasalahan yang

dialami ibu menyusui berkaitan dengan kegiatan menyusui di klinik laktasi

pontianak.

C. Definisi Operasional

1. Permasalahan dalam menyusui

Adalah masalah yang dialami ibu menyusui yang dapat membuat

terhambatnya pertumbuhan bayi dan kesehatan ibu sendiri.

2. Psikologi Ibu

Adalah keadaan dimana ibu merasa gundah saat menyusui.

Psikologis ibu dlm menyusui sangat besar pengaruhnya terhadap proses

menyusui  dan produksi ASI. Ibu yg stress,ibu yg khawatir ASInya kurang

bisa menyebabkan produksi ASI ikut terhambat , hal ini karena

Page 17: Proposal

sebenarnya yang berperan besar dlm memproduksi ASI yaitu

otak, otaklah yg mengendalikan dan mengatur pengeluaran ASI.

3. Keadaan Payudara Ibu

Adalah keadaan dimana payudara ibu mengalami gangguan

sehingga merasa berat untuk mengeluarkan ASI. Pada awal pertama

menyusui jika posisi bayi atau ibu tidak sesuai maka payudara ibu akan

sedikit sakit dan merasa malas untuk manyusui. Adapun jika terjadi

peradangan di payudara ibu juga akan susah untuk menyusui.

4. Pekerjaan Ibu

Adalah keadaan dimana ibu merasa lelah mengeluarkan asi ketika

setelah bekerja.Biasanya ibu enggan menyusui sehabis pulang bekerja

sehingga bayi diberi susu formula saja.

Page 18: Proposal

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu penelitian

yang menggambarkan secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek

yang diteliti.

B. Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari kuesioner atau

daftar pertanyaan yang meliputi identitas dan permasalahan pada ibu menyusui

pada kegiatan laktasi. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari

klinik laktasi pontianak yang berada di jalan apel yang meliputi data social

budaya, agama, dan pelayanan kesehatan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian dilakukan di Jalan Apel di Klinik Laktasi Propinsi

Kalimantan Barat.

2. Waktu

Pengumpulan data dilakukan selama 3 minggu.

Page 19: Proposal

D. Instrumen Penelitian

Kuesioner atau daftar pertanyaan sebagai alat pengumpul data primer.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian adalah semua ibu yang menyusui dan datang

ke klinik laktasi Jalan Apel propinsi Kalimantan Barat.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah total populasi dengan kriteria ibu

menyusui yang mendatangi klinik laktasi.

F. Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan , segera dilakukan langkah-langkah :

1. Editing : untuk memeriksa kelengkapan kuesioner

2. koding : memberikan kode setiap jawaban di

kuesioner

3. Entry : pemasukan data awal ke dalam computer untuk

diolah lebih lanjut.

G. Analisis data

Analisa data dilakukan menggunakan analisa univariat yaitu analisa yang

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variable

independent dan analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan dengan tujuan

menjelaskan hubungan antara variable independent dengan variable

independent menggunakan program SPSS for windows.

Page 20: Proposal

LAMPIRAN

KUESIONER

A. Identitas

1. Nomor Responden :

2. Tanggal wawancara :

3. Nama Responden :

4. Alamat :

5. Umur Ibu :

6. Pekerjaan :

7. Pendidikkan terakhir ibu :

8. Nama Bayi :

9. Umur bayi :

10. Lama bekerja diluar rumah per hari jam

Page 21: Proposal

B. Pertanyaan

1. Berapa lama bayi ibu mendapatkan

ASI ?

a. < 4 bulan

b. 4 bulan – 6 bulan

c. > 6 bulan

2. Apakah ada tempat penitipan anak yang

tersedia di tempat kerja atau di sekitar

lingkungan kerja ?

a. ya

b. tidak

3. Apakah ibu mempunyai ruangan kerja sendiri ?

a. ya

b. tidak

4. Apakah ada fasilitas ruangan khusus untuk

menyusui di tempat kerja ibu ?

a. ya

b. tidak

5. Apakah tempat kerja ibu mengizinkan

membawa anak ?

a. ya

b. tidak

6. Apakah ibu membawa anak ke tempat kerja ?

a. Sering ( 3 kali atau lebih dalam

seminggu )

b. kadang-kadang ( kurang dari 3 kali

dalam seminggu )

c. tidak pernah

7. Ketika ibu membawa ke tempat kerja, apakah

ibu menyusui anak ibu ?

a. ya

b. tidak

Page 22: Proposal

8. Jika ibu menyusui anak ibu di tempat kerja,

bagaimana cara menyusui anak di tempat

kerja?

a. menetek

b. melalui asi perlahan

9. Jika anak ibu tidak dibawa ketempat kerja,

bagaimana ibu memberikan asi ?

a. melalui asi perlahan

b. ibu pulang kerumah dan memberikan

asi secara langsung

c. Tidak diberikan ASI selama jam kerja

10. Manfaat menyusui adalah sebagai berikut,

kecuali…..

a. Bayi akan merasa nyaman

b. Mempererat hubungan antara ibu dan

bayi

c. Memperlambat kembalinya alat

kandungan

ibu seperti keadaan semula

11. Posisi yang tepat untuk menyusui bayi kembar

adalah……

a. Posisi telungkup

b. Posisi tidur terlentang

c. Posisi duduk

12. Posisi menyusui yang terbaik setelah

melahirkan adalah …….

a. Posisi duduk

b. Posisi tidur terlentang

c. Posisi miring

13. Posisi yang benar jika memilih posisi

menyusui dengan duduk adalah..

a. Punggung bersandar

b. Kaki ditekuk

Page 23: Proposal

c. Kaki menggantung

14. Waktu pemberian ASI setelah melahirkan

adalah……

a. Segera setelah lahir

b. 1 jam setelah melahirkan

c. 2 jam setelah melahirkan

15. Frekuensi menyusui bayi yang benar

adalah….

a. Setiap 4 jam sekali

b. Setiap 6 jam sekali

c. Tidak perlu dijadwal

16. Langkah – langkah yang harus dilakukan ibu

sebelum menyusui

kecuali…….

a. Mempersiapkan perlengkapan

menyusui

b. Mencari posisi yang nyaman untuk

c. Langsung menyusui bayi tanpa

menyusui membersihkan kalang payudara

17. Posisi bayi pada saat menyusu adalah,

kecuali…….

a. Perut bayi tidak menempel dengan

perut bayi

b. Perut bayi menempel dengan perut

ibu

c. Punggung bayi harus luru

18. Ciri- ciri ibu menyusui bayinya dengan benar

adalah…

a. Bayi tampak tenang

b. Putting tidak nyeri

c. Semua jawaban diatas benar

Page 24: Proposal

19. Manfaat pemberian ASI antara

lain………

a. Mempererat hubungan antara ibu dan

anak

b. Ekonomis dan higienis

c. Semua jawaban diatas benar

20. keadaan payudara yang baik seperti

……..

a. terasa nyaman dan tak nyeri

b.payudara tampak merah

c. putting datar atau terbenam

21. Permasalahan payudara apakah yang pernah

ibu rasakan ……

a. putting susu nyeri

b. peradangan payudara ( mastitis)

c. saluran air susu tersumbat

22. Apakah ibu pernah mengalami sakit ? jika iya

penyakit apa ………

a. ya

b. tidak