proposal

15
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA PRASEJAHTERA PADA BPKKBD KOTA TERNATE MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hasil penelitian UN Deutsche Bank (2009), Indonesia menyumbang sekitar 6 persen penduduk di Asia(Tahun 2000 dan Proyeksi 2010). Hal ini menunjukan bahwa kuantitas penduduk Indonesia merupakan permasalahan strategis. Pada Bab 30 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009, salah satu permasalahan pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas yang dikemukakan adalah masih tingginya angka kelahiran penduduk. Dengan angka kelahiran total sebesar 2,3 (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia/SDKI 2007 setelah dikoreksi), terjadi sekitar 4 juta kelahiran setiap tahunnya, dan jumlah kelahiran ini sama dengan jumlah total penduduk Singapura pada tahun 2000(Word Bank). Kondisi ini menyebabkan tingginya laju pertumbuhan dan jumlah penduduk karena tinggkat kelahiran 1

Upload: fitria-muhammad

Post on 04-Aug-2015

69 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENENTUAN KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA PRASEJAHTERA

PADA BPKKBD KOTA TERNATE MENGGUNAKAN

ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk keempat

terbesar di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hasil penelitian UN Deutsche

Bank (2009), Indonesia menyumbang sekitar 6 persen penduduk di Asia(Tahun 2000 dan

Proyeksi 2010). Hal ini menunjukan bahwa kuantitas penduduk Indonesia merupakan

permasalahan strategis. Pada Bab 30 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2004-2009, salah satu permasalahan pembangunan kependudukan dan keluarga

kecil berkualitas yang dikemukakan adalah masih tingginya angka kelahiran penduduk.

Dengan angka kelahiran total sebesar 2,3 (Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia/SDKI 2007 setelah dikoreksi), terjadi sekitar 4 juta kelahiran setiap tahunnya,

dan jumlah kelahiran ini sama dengan jumlah total penduduk Singapura pada tahun

2000(Word Bank). Kondisi ini menyebabkan tingginya laju pertumbuhan dan jumlah

penduduk karena tinggkat kelahiran merupakan merupakan faktor utama yang

mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di Indonesia. Jika ditilik lebih dalam, angka

kelahiran tersebut tidak serta merta sama antara wilayah desa kota, antarprovinsi,

antartingkat pendidikan, dan antartingkat kesejahteraan. Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia/SDKI 2007 menunjukan bahwa mereka yang memiliki latar belakang

pendidikan rendah dan kurang sejahtera, memiliki tingkat kelahiran yang lebih besar.

Total Fertility Rate/TFR pada kelompok kuintil pertama lebih tinggi (3,0) dibandingkan

dengan kuintil keempat(2,4). Jika diupayakan dengan pengendalian penduduk secara

serius , hal ini berimplikasi kepada beratnya beban pemerintah dalam menurunkan

1

Page 2: Proposal

tinggkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama untuk

menyediakan pelayanan dasar berupa pendidikan dan kesehatan.

Upaya pemerintah mengendalikan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) telah

tertuang di dalam RPJMN 2004 – 2009, yaitu dengan memberikan prioritas kepada

kelompok masyarakat miskin tersebut dengan cara menunjukan angka kelahiran melalui

program Keluarga Berencana Nasional. Salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan

adalah penyediaan pelayanan keluarga berencana/KB gratis bagi masyarakat yang berasal

dari keluarga prasejahtera/KPS dan keluarga sejahtera I/KS-I. Selain itu, secara mikro

kegiatan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga karena dengan

kecilnya jumlah anggota suatu keluarga maka keluarga tersebut diharapkan dapat

meningkatkan gizi makanan, tinggkat kesehatan, dan pendidikan anggota keluarganya.

Kegiatan pelayanan KB di lapangan melibatkan dua kementrian/lembaga, yaitu

BKKBN dan kementrian Kesehatan. BKKBN bertanggung jawab menciptakan

permintaan akan layanan KB(demand creation), yaitu dengan mengajak Pasangan Usia

Subur (PUS) untuk ber-KB dan menjaga PUS tersebut untuk terus aktif berKB melalui

tenaga lini lapangan (Petugas Lapangan Keluarga Berencana/PLKB, Pengawas KB/PKB,

Petugas Pembina KB Desa/PPKBD, dan SubPPKBD). Sementara itu, Kementrian

Kesehatan bertanggung jawab terhadap sisi penawaran/supply, yaitu dengan memberikan

pelayanan KB di klinik/puskesmas/rumah sakit melalui bidan dan dokter terlatih.

Kegiatan demand creation yang mencakup promosi dan KIE (Komunikasi, Informasi, dan

Edukasi) serta penyediaan alat dan obat kontrasepsi, menghabiskan sekitar 40 persen

anggaran BKKBN setiap tahunnya.

Selanjutnya, angka pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR)

cara modern juga tidak menunjukan peningkatan yang berarti, yaitu dari 56,7 persen

(2002 – 2003) menjadi 57,4 persen (2007). Sulitnya meningkatkan CPR tersebut

2

Page 3: Proposal

berbanding lurus dengan sulitnya menurunkan angka kebutuhan ber-KB yang tidak

terpenuhi(unmet need). Unmet need bahkan cenderung meningkat dari sebesar 8,6 persen

menjadi 9,1 persen. Pencapain peserta KB aktif yag telah dilakukan oleh BKKBN

kemungkinan besar hanya dapat mempertahankan CPR, namun tidak dapat menaikan

presentasenya secara signifikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi

permasalahan pada pelayanan KB tersebut yang menyebabkan sulitnya meningkatkan

angka kesertaan ber-KB, khususnya bagi kelompok yang miskin KPS dan KS-I.

Berdasarkan uraian diatas dibutuhkan aplikasi yang dapat digunakan petugas

lapangan untuk mengarahkan dalam pengambilan keputusan. Metode yang dibutuhkan

dalam pengambilan keputusan ini adalah metode yang dapat melihat keunggulan –

keunggulan dari masing – masing alternatif pada kriteria tertentu sehingga kriteria yang

memiliki skor terbesar merupakan pilihan terbaik. Solusi yang diajukan penulis yaitu

membuat sistem pendukung keputusan penentuan keluarga sejahtera dan prasejahtera

menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah salah satu metode yang

digunakan dalam perancangan sistem penujang keputusan. Konsep metode AHP adalah

merubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif. Sehingga keputusan- keputusan

yang diambil bisa lebih obyektif. Metode AHP semula dikembangkan di Amerika pada

tahun 1970 dalam hal perencanaan kekuatan militer untuk menghadapi berbagai

kemungkinan (contingency planning). Kemudian dikembangkan di Afrika khususnya di

Sudan dalam hal perencanaan transportasi. Pada saat inipun metode AHP juga telah

digunakan oleh beberapa peneliti untuk melakukan penelitian. Alasan pemilihan metode

AHP karena AHP mampu digunakan untuk semua proses pemilihan sedangkan penentuan

kriteria bisa di rubah sesuai dengan kepentingan.

3

Page 4: Proposal

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

penulis dapat mengambil rumusan masalah yaitu bagaimana membuat aplikasi

pendukung keputusan yang mampu membantu mendapatkan keputusan yang tepat

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sehingga petugas dengan mudah dapat

menentukan keputusan yang akan diambil?

1.3. Batasan Masalah

Melihat dari masalah yang telah dirumuskan, maka batasan sistem yaitu sebagai

berikut:

1. Keluaran dari sistem pendukung keputusan penentuan keluarga sejahtera dan

prasejahtera ini hanya berupa berupa rekomendasi apakah keluarga tergolong

Keluarga Sejahtera, Keluarga Sejahtera Tahap I, Keluarga Sejahtera Tahap II,

Keluarga Sejahtera Tahap III, atau Keluarga Sejahtera Tahap III Plus.

2. Sistem ini digunakan oleh petugas lapangan.

3. Studi kasus dikhususkan pada kelurahan Marikurubu.

4. Sistem pendukung keputusan penentuan keluarga sejahtera ini dibuat berbasis

dekstop.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mampu merancang dan mengimplementasikan

aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan keluarga sejahtera dan keluarga

prasejahtera menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).

4

Page 5: Proposal

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam implementasi tugas akhir ini adalah:

1. Bagi Mahasiswa

a. Diharapkan berguna bagi ilmu pengetahuan tentang sistem pendukung keputusan

dan tata cara melakukan penelitian.

b. Memberikan manfaat bagi mahasiswa informatika dapa khususnya dan

masyarakat pada umumnya

c. Menambah bekal pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk persiapan dalam

rangka menghadapi dunia kerja pada masa yang akan datang.

2. Bagi Pihak Terkait

Membantu Petugas lapangan untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam

penentuan keluarga sejahtera atau keluarga prasejahtera.

1.6. Metodologi Penelitian

Adapun metode penelitian yang dilakukan dengan cara:

1. Tahapan Pengumpulan Data

a. Studi Kepustakaan

Pada tahapan ini akan dilakukan studi literatur yang bertujuan

mengumpulkan, mempelajari serta menyeleksi bahan – bahan atau sumber dan

buku-buku baik text book, ebook atau jurnal – jurnal yang diperlukan sesuai

dengan permasalahan.

5

Page 6: Proposal

b. Wawancara

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab langsung

terhadap pihak – pihak yang bersangkutan dengan permasalahan yang ada.

c. Metode Observasi

1. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga data asli atau

data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan

data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang

dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain

observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan

penyebaran kuesioner.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tanda kedua). Data sekunder

dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku,

laporan, jurnal, dan lain – lain.

1.7. Rencana Penelitian

Dalam proses pengerjaan atau penelitian, waktu yang dibutuhkan oleh

penulis kurang lebih 2 bulan guna mengumpulkan data-data yang dipergunakan

untuk merancang sebuah sistem atau aplikasi yang terstruktur secara efektif dan

efisien guna memperoleh sebuah sebuah sistem yang baik dan dapat dikonsumsi

oleh instansi / organisasi secara cepat dan tepat.

6

Page 7: Proposal

Tabel Rencana Kegiatan

N

O

KEGIATAN

BULAN

MARET APRIL

I II III IV I II III IV

`1 Pengumpulan Data

2

Penulisan Laporan Akhir

3 Konsultasi

4 Konsultasi

5 Konsultasi

6 Konsultasi

7 Konsultasi

8 Rancangan Bangun Program

9 Uji Coba Program

10 Implementasi Program

11 Penulisan Laporan Akhir,

Persetujuan

12 Ujian Skripsi

7

Page 8: Proposal

1.8. SISTEMATIKA PENULISAN

Menjelaskan penulisan secara singkat tentang apa saja yang akan dibahas dalam tiap

bab dalam laporan.

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab Pendahuluan berisi sub-sub bab yang meliputi latar belakang, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Landasan teori merupakan tinjauan pustaka, menguraikan teori-teori yang mendukung

judul dan mendasari pembahasan secara detail. Landasan teori dapat berupa defenisi atau

model yang langsung berkaitan dengan masalah yang diteliti atau semua pembahasan yang

menyangkut teori dari topik skripsi tersebut. Termasuk tools/software yang digunakan

untuk pembuatan aplikasi atau untuk keperluan penelitian.

BAB III GAMABARAN UMUM

Gambaran umum digunakan jika melakukan penelitian diinstansi tetapi jika tidak

melakukan penelitian diinstansi maka gambaran umum tidak digunakan. Gambaran umum

berisi sejarah, lokasi dan waktu penelitian, falsafah, visi, misi, motto, tujuan tempat

penelitian, struktur organisasi, jabatan tugas, wewenang, peraturan dan ketentuan yang

diterapkan ditempat penelitian. Gambaran umum bisa suatu produk serta data yang

dipergunakan memcahkan masalah yang dihadapi berkaitan kegiatan penelitian.

8

Page 9: Proposal

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang analisis terhadap permasalahan yang diteliti, analisis sistem

yang sedang berjalan, kendala atau hambatan yang ditemukan, analisis kebutuhan terhadap

sistem yang diusulkan dan rancangan algoritma atau program yang akan dibuat untuk

sistem yang baru diusulkan. Pada bab 4 ini juga berisi uraian rinci tentang hasil yang

didapatkan dari penelitian yang dilakukan yang sudah terstruktur pada sub-sub babnya.

Deskripsi hasil penelitian dapat diwujudkan dalam bentuk daftar, grafik atau bentuk-

bentuk lain yang representatif.

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan paparan implementasi dan analisis hasil uji coba program. Bab V

ini akan memaparkan hasil-hasil dari tahapan penelitian, dari tahap analisis, desain,

implementasi desain, hasil testing dan implementasinya, berupa penjelasan teoritik, baik

secara kualitatif, kuantitatif, atau secara statistik. Selain itu, sebaiknya hasil penelitian juga

dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang sejenis atau keadaan sebelumnya.

BAB VI PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan dapat mengemukakan kembali masalah

penelitian, menyimpulkan bukti-bukti yang diperoleh dan akhirnya menarik kesimpulan

apakah hasil yang dikerjakan, layak untuk digunakan atau diimplementasikan. Penulis

tidak diperkenankan menyimpulkan masalah jika tidak terdapat dalam hasil penelitian.

Hal-hal yang di perkuat:

a. Berhubungan dengan apa yang dikerjakan

9

Page 10: Proposal

b. Didasarkan pada analisis yang objektif

c. Bukti-bukti yang telah ditemukan

Saran merupakan manifestasi dari penulis untuk dilakasanakan. Saran dicantumkan

karena peneliti melihat adanya jalan keluar untuk mengatasi masalah, saran yang diberikan

tidak terlepas dari ruang lingkup penelitian.

10