proposal

25

Click here to load reader

Upload: ratna-dewi

Post on 24-Jul-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan UU nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, perbankan

Indonesia mengenal dua jenis bank, yaitu bank umum dan bank perkreditan

rakyat dengan tidak membedakan antara bank-bank yang beroperasi secara

konvensional dengan bank-bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah

Islam. Oleh karena itu, semua ketentuan umum bank konvensional pada

dasarnya juga diberlakukan terhadap bank yang beroperasi berdasarkan syariat

Islam. Undang-undang tersebut memberi kebebasan kepada bank dalam

menentukan jenis imbalan yang akan diberikan kepada nasabah, baik berupa

bunga ataupun keuntungan bagi hasil. Undang-undang tersebut menjadi

landasan legal formal bagi pendirian bank syariah pertama di Indonesia yaitu

Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang didasarkan pada prinsip-prinsip syariah

Islam.

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat. Terbukti

sejak terjadi krisis ekonomi dunia di tahun 1997-1998, aktivitas usaha

perbankan syariah mengalami pertumbuhan yang positif.

Menurut Antonio (2001), perkembangan perbankan syariah pada era

reformasi ditandai dengan disetujuinya UU nomor 10 tahun 1998 tentang

perubahan atas UU nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. Dalam undang-

undang ini diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang

dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang

1

Page 2: Proposal

tersebut memberikan kesempatan bagi bank-bank konvensional untuk

membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi

bank syariah.

Sejak diterbitkannya UU nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan

syariah sebagai landasan legal formal yang secara khusus mengatur berbagai

hal mengenai perbankan syariah di tanah air, maka kecepatan pertumbuhan

industri ini diperkirakan akan melaju lebih kencang lagi. Hal ini terlihat dari

indikator penghimpunan dana dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 33,5%

per tahun untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 (Bank Indonesia, 2012).

Peristiwa krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia pada tahun

1998 merupakan momentum yang tepat untuk menyatakan bahwa perbankan

syariah memiliki kemampuan bertahan yang lebih baik daripada perbankan

yang menggunakan sistem konvensional. Ketika kinerja perbankan Indonesia

secara keseluruhan mengalami penurunan bahkan mengakibatkan beberapa

bank harus dilikuidasi, kinerja perbankan syariah justru tetap menunjukkan

kinerja yang positif. Ketika Bank Indonesia menetapkan CAR (Current

Adequacy Ratio) bank minimum sebesar 4 persen, Bank Muamalat Indonesia

yang ketika itu merepresentasikan sistem perbankan syariah justru memiliki

CAR sebesar 12 persen (Bank Muamalat, 2002). Hal ini sangat berbeda dengan

yang dialami oleh bank konvensional seperti Bank Danamon yang memilki

2

Page 3: Proposal

CAR minus 77,56 persen padahal Bank Danamon adalah bank terbesar kelima

di Indonesia pada tahun 1998 lalu (Bank Danamon, 2001).

Bank syariah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya

kebersamaan dalam menanggung risiko usaha dan berbagi hasil usaha antar

pemilik dana (shohibul maal) yang menyimpan uangnya di lembaga, lembaga

selaku pengelola dana (mudharib) dan masyarakat yang membutuhkan dana

yang biasa berstatus peminjam dana atau pengelola usaha (Muhammad, 2005).

Pada posisi pengerahan dana masyarakat, shahibul maal berhak atas bagi hasil

dari usaha lembaga keuangan sesuai dengan porsi yang telah disepakati

bersama. Bagi hasil yang diterima shahibul maal akan naik dan turun secara

wajar sesuai dengan keberhasilan usaha lembaga keuangan dalam mengelola

dana yang dipercayakan kepadanya. Tidak ada biaya yang perlu digeserkan

karena bagi hasil bukan konsep biaya.

Bank syariah selaku mudharib harus dapat mengelola dana yang

dipercayakan kepadanya dengan hati-hati dan memperoleh penghasilan yang

maksimal. Dalam mengelola dana ini, bank syariah sebenarnya ada 4 (empat)

jenis pendapatan, yaitu: pendapatan bagi hasil, margin keuntungan, imbalan

jasa pelayanan, sewa tempat penyimpanan harta (khusus pada bank yang telah

memenuhi syarat) dan biaya administrasi. Pada pendapatan bagi hasil, besar

kecilnya pendapatan tergantung kepada pilihan yang tepat dari jenis usaha yang

dibiayai. Memberikan porsi bagi hasil yang lebih besar kepada mudharib akan

3

Page 4: Proposal

memotivasi mudharib untuk lebih giat lagi berusaha, demikian pula sebaliknya.

Oleh karena itu, porsi 50 : 50 dipandang cukup adil. Lain halnya pada

pendapatan mark-up, pilihan terletak pada apakah ingin sekaligus untung besar

per transaksi tetapi menjadi mahal dan tidak laku atau keuntungan per transaksi

kecil tetapi dengan volume yang besar karena murah dan laku keras.

Pendapatan bank syariah dapat dioptimalkan dengan mengambil kebijakan

keuntungan kecil per transaksi untuk memperbanyak jumlah transaksi yang

dibiayai.

Menurut Agustianto (2008) tak bisa dibantah, bahwa bunga (interest)

telah menimbulkan dampak buruk bagi perekonomian banyak negara dan fakta

itu terjadi dimana-mana. Bunga memainkan peranan penting dalam

mengakibatkan timbulnya krisis. Sistem ekonomi ribawi telah menimbulkan

ketidakadilan dalam masyarakat terutama bagi para pemilik modal yang pasti

menerima keuntungan tanpa menanggung resiko.

Keburukan bunga juga disebabkan karena bunga menambah biaya

produksi bagi para businessman yang menggunakan modal pinjaman. Semua

dampak negative sistem ekonomi ribawi ini secara gradual, tapi pasti akan

mengkroposkan sendi-sendi ekonomi umat. Krisis ekonomi tentunya tidak

terlepas dari pengadopsian sistem ekonomi ribawi.

Adanya kenaikan tingkat suku bunga pada bank-bank umum akan

mempengaruhi peran intermediasi dunia perbankan dalam perekonomian

Indonesia. Bank-bank umum (konvensional) dalam operasinya sangat

4

Page 5: Proposal

tergantung pada tingkat suku bunga yang berlaku, karena keuntungan bank

konvensional baerasal daris selisih antara unga pinjaman dengan bunga

simpanan. Sedangkan dalam bank syariah tidak mengenal sistem bunga, yang

ada adalah prinsip bagi hasil (profit sharing) antara bank dengan nasabah dalam

pengelolaan dananya.

Walaupun demikian, dengan adanya kenaikan tingkat suku bunga pada

bank-bank umum baik langsung maupun tidak langsung akan membawa

dampak terhadap kinerja bank syariah. Dengan naiknya tingkat suku bunga

maka akan diikuti oleh naiknya suku bunga simpanan dan suku bunga

pinjamnan pada bank konvensional. Sehingga orang akan cenderung untuk

menyimpan dananya di bank konvensional daripada di bank syariah karena

bunga simpanan di bank konvensional naik yang pada akhirnya tingkat

pengembalian yang akan diperoleh oleh nasabah penyimpan dana akan

mengalami peningkatan.

Produk-produk dan pelayanan yang diberikan bank syariah semakin

menanamkan kepercayaan di hati masyarakat sehingga bank syariah semakin

berkembang dan dapat turut memajukan perekonomian Indonesia, selain itu

banyak manfaat yang diperoleh setelah kehadiran bank-bank syariah di dunia

perbankan pada umumnya, baik manfaat untuk nasabah, masyarakat maupun

perbankan syariah itu sendiri.

Seiring perkembangan perbankan syariah di Indonesia, kajian-kajian

dan penelitian-penelitian mengenai perbankkan syariah umumnya dan perilaku

5

Page 6: Proposal

kinerja keuangan secara khusus terus dilakukan sebagai sarana sosialisasi dan

sarana kajian tentang perbankkan syariah. Di antaranya adalah penelitian yang

dilakukan oleh Hasanah (2007) dengan judul “Analisis Hubungan Kinerja

Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Bank Syariah”.

Penelitian ini menggunakan PT Bank Syariah Mandiri, Tbk sebagai objek

penelitiannya. Dengan menggunakan alat analisis korelasi, diperoleh simpulan

bahwa dari keenam variabel bebas (yaitu Return On Assets, Return On Equity,

Financing to Deposit Ratio, Net Interest Margin, Biaya Operasional

Pendapatan Operasional, Giro Wajib Minimum), hanya dua variabel yang

berpengaruh dengan korelasi positif yaitu variabel BOPO dan NIM.

Selanjutnya Ellisa (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Hubungan Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Bank Syariah”.

Penelitian ini juga menggunakan PT Bank Syariah Mandiri, Tbk. sebagai objek

penelitiannya. Dengan menggunakan alat analisis korelasi, diperoleh

kesimpulan bahwa variabel bebas ROA, BOPO, dan CAR berkorelasi kuat

dengan arah korelasi positif terhadap tingkat bagi hasil.

Kemudian Widiyanti (2011) juga melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Simpanan

Mudharabah Pada BMI Tahun 2000-2009. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah FDR (Financing Deposit to Ratio), BOPO (Biaya

Operasional Terhadap Pendapatan Operasional), CAR (Capital Adequancy

Ratio), dan ROA (Return On Asset). Metode analisis yang digunakan adalah

6

Page 7: Proposal

dengan menggunakan asumsi klasik, selanjutnya diolah dengan menggunakan

regresi. Hasil dari penelitian ini memberikan penjelasan bahwa tingkat bagi

hasil mudharabah Bank Muamalat tergolong baik walaupun dilihat dari sisi

FDR masih ada kekurangan. Tapi dilihat dari variabel lainnya, Bank Muamalat

Indonesia masih layak menjadi bank syariah yang tergolong tingkat bagi hasil

simpanan mudhrabah baik.

Atas dasar pertimbangan tersebut, maka akan sangat bermanfaat untuk

mengetahui kinerja keuangan yang diukur melalui rasio-rasio keuangan seperti:

rasio profitabilitas (ROA dan ROE), rasio likuiditas (LDR dan GWM), rasio

efisiensi (BOPO dan NIM) dan rasio kecukupan modal (CAR). Rasio-rasio

tersebut digunakan untuk melihat pengaruh dengan tingkat bagi hasil simpanan

mudharabah bank syariah. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini diberi

judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil

Dan Tingkat Suku Bunga Pada Simpanan Mudharabah Bank Muamalat

Indonesia Periode 2005-2010.”

7

Page 8: Proposal

B. PERMASALAHAN

“Bagaimana pengaruh variabel kinerja keuangan profitabilitas,

likuiditas, efisiensi, dan kecukupan modal terhadap tingkat bagi hasil dan

tingkat suku bunga pada simpanan mudharabah Bank Muamalat Indonesia

Periode 2005-2010?”

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan bank syariah terhadap

tingkat bagi hasil dan tingkat suku bunga pada simpanan mudharabah;

2. Untuk mengetahui variabel kinerja keuangan yang berpengaruh dengan

tingkat bagi hasil bank syariah;

3. Untuk mengetahui perhitungan tingkat bagi hasil dan rasio keuangan pada

bank syariah;

4. Untuk membandingkan tingkat bagi hasil dengan tingkat suku bunga, mana

yang lebih menguntungkan bagi bank syariah.

8

Page 9: Proposal

D. HIPOTESA

Berdasarkan teori-teori yang telah dinyatakan serta didukung oleh

perkembangan penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H01 : Rasio profitabilitas (ROA dan ROE) tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah.

Ha1 : Rasio profitabilitas (ROA dan ROE) berpengaruh signifikan terhadap

tingkat bagi hasil simpanan mudharabah.

H02 : Rasio likuiditas (LDR dan GWM) tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah.

Ha2 : Rasio likuiditas (LDR dan GWM) berpengaruh signifikan terhadap

tingkat bagi hasil simpanan mudharabah.

H03 : Rasio efisiensi (BOPO dan NIM) tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah.

Ha3 : Rasio efisiensi (BOPO dan NIM) berpengaruh signifikan terhadap

tingkat bagi hasil simpanan mudharabah.

H04 : Rasio kecukupan modal (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap

tingkat bagi hasil simpanan mudharabah.

Ha4 : Rasio kecukupan modal (CAR) berpengaruh signifikan terhadap

tingkat bagi hasil simpanan mudharabah.

9

Page 10: Proposal

E. RUANG LINGKUP

Penelitian ini mempunyai ruang lingkup sebagai berikut:

1. Bagi hasil dibatasi pada bagi hasil simpanan mudharabah;

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan

triwulan PT Bank Muamalat Indonesia dari tahun 2005 sampai dengan

tahun 2010;

3. Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank adalah rasio

profitabilitas (ROA dan ROE), rasio likuiditas (LDR dan GWM), rasio

efisiensi (BOPO dan NIM) dan rasio kecukupan modal (CAR).

F. ASUMSI

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Laporan keuangan telah disajikan secara berkala dan dipublikasikan;

2. Sistem akuntansi telah ditetapkan oleh perusahaan dan sesuai dengan SOP

(Standard Operating Procedure) yang berlaku;

3. Kebijakan akuntansi yang diambil oleh perusahaan adalah tetap dari tahun

ke tahun;

4. Bagi hasil telah hitung dan dibagikan secara kompetitif;

5. Tingkat suku bunga adalah sesuai dengan besarnya BI rate yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia.

10

Page 11: Proposal

G. MANFAAT

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis,

praktisi, dan akademisi.

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengetahuan dan

pemahaman mengenai laporan keuangan dalam menilai kinerja keuangan

suatu bank syariah dan juga sistem ekonomi Islam secara umum.

2. Bagi Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi

pelaku perbankan syariah untuk meningkatkan kinerja keuangan sehingga

dapat memberikan tingkat bagi hasil yang kompetitif dan tetap sesuai

syariah.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas

wawasan mengenai analisa laporan keuangan untuk menilai pengaruh

kinerja keuangan terhadap tingkat bagi hasil bank syariah dan juga sebagai

bahan referensi tambahan bagi akademisi lain yang akan meneliti dengan

penelitian yang berbeda, namun dengan tema yang serupa.

11

Page 12: Proposal

H. DEFINISI OPERASIONAL

1. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah.

2. Bagi hasil merupakan sistem yang dilakukan perjanjian atau ikatan

bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut

diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat

antara kedua belah pihak atau lebih.

3. Tingkat suku bunga adalah harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang

memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada

bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).

4. Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian, dimana pihak

pertama (shahib al-mal) menyediakan dana, dan pihak kedua (mudharib)

bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Hasil usaha dibagikan sesuai

dengan nisbah (porsi bagi hasil) yang telah disepakati bersama secara awal.

5. Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat

mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.

6. Return on Asset (ROA) adalah rasio yang menggambarkan kemampuan

bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan asset

yang menghasilkan keuntungan.

7. Return on Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur kemampuan modal

modal sendiri dalam memperoleh keuntungan bersih.

12

Page 13: Proposal

8. Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah menunjukkan kesehatan bank dalam

memberikan pembiayaan.

9. Giro Wajib Minimum (GWM) adalah rasio antara saldo giro dari seluruh

kantor bank yang tercatat pada Bank Indonesia setiap hari dengan rata-rata

harian jumlah dana pihak ketiga (DPK) bank.

10. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah menunjukkan

tingkat efisiensi kinerja operasional bank.

11. Net Profit Margin (NIM) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi bank dalam usahanya dengan membandingkan antara

pendapatan bagi hasil bersih dengan rata-rata aktiva produktif.

12. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa jauh aktiva bank yang menggunakan resiko ikut

dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber

di luar bank.

I. KERANGKA PEMIKIRAN

Penelitian ini menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari

rasio profitabilitas dengan elemen ROA dan ROE, rasio likuiditas dengan

elemen LDR dan GWM, rasio efisiensi dengan elemen BOPO dan NIM, serta

rasio kecukupan modal dengan elemen CAR terhadap tingkat bagi hasil dan

tingkat suku bunga Keseluruhan variabel diukur dalam satuan rasio

13

Page 14: Proposal

Tingkat Bagi Hasil

Tingkat Suku Bunga

Rasio Likuiditas

LDR

GWM

Rasio Efisiensi

BOPO

NIM

Rasio Kecukupan Modal

CAR

Rasio Profitabilitas

ROA

ROE

Kinerja KeuanganPT. Bank Muamalat

Indonesia Tbk

(persentase). Tingkat suku bunga berdasarkan BI rate dari salah satu bank

konvensional sebagai pembanding, yaitu Bank Mandiri tbk, dan kemudian

membandingan pengaruh kinerja keuangan terhadap tingkat bagi hasil dan

pengaruh kinerja keuangan terhadap tingkat suku bunga pada simpanan

mudharabah PT Bank Muamalat Indonesia mana yang lebih menguntungkan.

Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

14

Page 15: Proposal

J. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Metode Pengumpulan Data Sekunder

Dalam penelitian ini data sekunder didapatkan melalui laporan

keuangan Bank Muamalat Indonesia yang telah dipublikasikan melalui

website: www.muamalatbank.com dibatasi hanya untuk laporan kwartalan

dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Laporan keuangan PT. Bank

Mandiri Tbk.

2. Metode Penelitian Lapangan

Metode ini dilakukan untuk memperoleh keterangan dan gambaran

yang lebih jelas mengenai kinerja dan laporan keuangan bank yang

diperoleh dari penjelasan oleh pihak yang berwenang serta menganalisa

data-data lain yang berhubungan dan mendukung penelitian ini.

3. Metode Penelitian Kepustakaan

Metode ini menggunakan buku-buku serta literature yang

berhubungan dengan penelitian ini guna memperoleh pemahaman

mengenai konsep dan teori yang terkandung didalamnya. Diantaranya

Bank Syariah dari teori ke praktik, Akuntansi Perbankan Syariah, Dasar-

dasar Manajemen Bank Syariah, dan sebagainya.

15

Page 16: Proposal

K. METODE ANALISIS DATA

Dalam penelitian ini dilakukan analisis data untuk melihat apakah

kinerja keuangan berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil simpanan

mudharabah. Model analisis data yang digunakan adalah metode analisis

regresi sederhana dan analisis regresi berganda dengan alat bantu SPSS 17.0.

Analisis regresi sederhana yaitu pengujian untuk satu variabel

dependen (Y) dan satu variabel independen (X) dengan melakukan estimasi

persamaan dari suatu garis lurus.

Analisis regresi berganda yaitu pengujian yang digunakan untuk

meramalkan suatu variabel dependen Y terhadap dua atau lebih variabel

independen: X1, X2, X3, X4 dalam satu persamaan linear.

1. Variabel bebas (independen), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel

yang lain.

a. X1 : rasio profitabilitas (ROA dan ROE)

b. X2 : rasio likuiditas (LDR dan GWM)

c. X3 : rasio efisiensi (BOPO dan NIM)

d. X4 : rasio kecukupan modal (CAR)

2. Variabel tidak bebas (dependen), yaitu variabel yang kondisinya

dipengaruhi oleh variabel yang lain.

Y : tingkat bagi hasil

16