proper kiriteria lingkungan
DESCRIPTION
by Teknik Lingkungan Universitas DiponegoroTRANSCRIPT
WIDYASTUTI KUSUMA WARDHANI 21080110130067
BAB I PENDAHULUAN1. Pengertian PROPER
PROPER (Program of Pollution Control Evaluation and Rating) adalah Program PenilaianPeringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Program ini bertujuanmendorong perusahaan taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulanlingkungan (environmental excellency) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunanberkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, dengan jalan penerapan sistem manajemenlingkungan, 3R, efisiensi energi, konservasi sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika sertabertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat.
Program PROPER dimulai tahun 1996, dihentikan karena krisis ekonomi pada tahun 1997- 2001. Tahun 2002 dihidupkan kembali dengan kriteria meliputi pengendalian pencemaran air,udara, pengelolaan limbah B3 dan penerapan AMDAL. Tahun 2010-2014 penekanan diberikanpada dua hal yaitu ekstensifikasi PROPER dan mendorong upaya-upaya sukarela perusahaan untukmenginternalisasi konsep-konsep lingkungan dalam kegiatan proses produksinya. EkstensifikasiPROPER dilakukan dengan menciptakan jaringan pengawasan dengan pemerintah Propinsi danKabupaten/Kota.
BAB II PENILAIAN PROPER1. Kriteria PROPER
Kriteria Penilaian PROPER pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 5 tahun2011 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan LingkunganHidup. Secara umum dibedakan menjadi:a. Emas, diberikan kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan yang telah secara konsisten
menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi ataujasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat;
b. Hijau, diberikan kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan yang telah melakukanpengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance)melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisienmelalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggungjawab sosial (CSR/Comdev);
c. Biru, diberikan kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan yang telah melakukan upayapengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturanperundang-undangan;
d. Merah, diberikan kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan yang upaya pengelolaanlingkungan hidup dilakukannya tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalamperaturan perundang-undangan; dan
e. Hitam, diberikan kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan yang sengaja melakukanperbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakanlingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakansanksi administrasi.
Tabel 1. Kriteria Penilaian Hijau dan Emas
2. Peserta PROPERPada periode 2010-2011 telah dilakukan evaluasi dan pengawasan melalui mekanisme
PROPER terhadap 1002 perusahaan.
WIDYASTUTI KUSUMA WARDHANI 21080110130067
Gambar 1. Perkembangan peserta PROPER sejak 2002 sampai dengan 2011.
Gambar 2. Distribusi Perusahaan Peserta PROPER berdasarkan Provinsi.
Gambar 3. Persentasi 10 besar jenis industri peserta PROPERBAB III TINGKAT KETAATAN
1. Tingkat Ketaatan Peserta PROPERTingkat ketaatan perusahaan terhadap peraturan pengelolaan lingkungan hidup
mencapai 66 % pada periode PROPER 2010-2011. Tingkat ketaatan adalah perbandinganantara perusahaan yang memperoleh peringkat Biru, Hijau dan Emas dengan total perusahaanyang dipantau.
Gambar 4. Tingkat Ketaatan Perusahaan Peserta PROPER Terhadap PeraturanLingkungan Hidup tahun 2002-2011.
WIDYASTUTI KUSUMA WARDHANI 21080110130067
Gambar 5. Klasifikasi tingkat ketaatan perusahaan berdasarkan jumlah industri
Gambar 6. Klasifikasi Tingkat Ketaatan Perusahaan berdasarkan Provinsi
WIDYASTUTI KUSUMA WARDHANI 21080110130067
Gambar 7. Distribusi Perusahaan yang memperoleh peringkat Hijau dan Emasserta proposi antara peringkat Hijau dan Emas dengan jumlahperusahaan yang diawasi PROPER per jenis industri
Tabel 2. Evaluasi Perubahan Kinerja Perusahaan
BAB IV MASALAH DAN SOLUSI DALAM BUMN1. Permasalah dalam BUMN
Secara umum, kinerja BUMN telah menunjukkan adanya peningkatan. Namun,peningkatan kinerja itu harus diakui masih belum optimal. Di samping itu, jika dilihat dariindikator kinerja BUMN, peningkatan yang ada dirasakan belum mantap dan belumberkesinambungan. Dengan kinerja demikian, mempersulit BUMN untuk dapat berperan utuhdalam memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional dan masih adapotensi BUMN untuk membebani fiskal yang dapat mempengaruhi upaya mempertahankankesinambungan fiskal. Dampak beban fiskal ini akan mempengaruhi terhadap pelaksanaanteknologi yang menjadi syarat dalam tercapainya PROPER, hal ini dikarenakan nilai investasiuntuk pengadaan teknologi tersebut dinilai cukup besar.
Belum optimalnya kinerja pengelolaan BUMN itu, antara lain, disebabkan oleh masihlemahnya koordinasi kebijakan antara langkah perbaikan internal perusahaan dan kebijakanindustrial serta pasar tempat beroperasinya BUMN tersebut, belum terpisahkannya fungsikomersial dan pelayanan masyarakat pada sebagian besar BUMN, dan belumterimplementasikannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good CorporateGovernance) secara utuh di seluruh BUMN. Di samping itu, belum utuhnya kesatuanpandangan dalam kebijakan restrukturisasi dan privatisasi di antara para pemilik kepentingan(stakeholders), berpotensi memberikan dampak negatif dalam pelaksanaan dan pencapaiankebijakan yang ada.
2. Solusi Penyelesaian Permasalahan1. meningkatkan upaya revitalisasi bisnis yaitu meningkatkan nilai pemegang saham
(shareholder value) BUMN yang ada;
WIDYASTUTI KUSUMA WARDHANI 21080110130067
2. meningkatkan efektifitas manajemen BUMN, baik di tingkat komisaris
, direksi, maupun
karyawan;
3. meningkatkan kualitas operasi, pelayanan dan pendapatan BUMN;
4. menyempurnakan sistem pengadaan barang dan jasa di lingkungan BUMN sehingga tercipta
tingkat efisiensi yang semakin tinggi;
5. melanjutkan pelaksanaan restrukturisasi, termasuk pemetaan secara bertaha
p masing-masing
BUMN di berbagai sektor;
6. meningkatkan sosialisasi tentang privatisasi BUMN di semua
pemilik kepentingan
(stakeholders) agar pelaksanaan privatisasi menghasilkan pendapatan yang opt
imal; dan
7. melanjutkan privatisasi BUMN.
BAB V DAFTAR BUMN HITAM
Tabel 3. Daftar BUMN Masuk Kategori PROPER HITAM
WIDYASTUTI KUSUMA WARDHANI 21080110130067
WIDYASTUTI KUSUMA WARDHANI 21080110130067
Acuan Dari Peraturan-Peraturan Yang Menjadi Dasar Penilaian PROPER
Untuk pengelolaan air :
- Kepmen No. 51 Tahun 1995
- Kepmen No. 52 Tahun 1995
- Kepmen No. 113 Tahun 2003
- Kepmen No. 03 Tahun 1998
- Kepmen No. 202 Tahun 2004
- PP No. 82 Tahun 2004
Untuk Pengelolaan udara :
- Kepmen No. 13 Tahun 1995
- Kepdal No. 205 Tahun 1996
- Kepmen No. 129 Tahun 2003
- Kepmen No. 133 Tahun 2004
- PP No. 41 Tahun 1999
Untuk pengelolaan limbah B3
- Kepdal No. 68 Tahun 1994
- Kepdal No. 01 Tahun 1995
- Kepdal No. 02 Tahun 1995
- Kepdal No. 03 Tahun 1995
- Kepdal No. 04 Tahun 1995
- Kepdal No. 05 Tahun 1995
- Kepmen No. 03 Tahun 2007
- Kepmen No. 02 Tahun 2008
WIDYASTUTI KUSUMA WARDHANI 21080110130067
- PP No. 18 Tahun 1999
- Jo PP No.85 Tahun 1999
Jika ada kegiatan dumping ke Laut
- PP No. 19 Tahun 1999
Kunci Keberhasilan Proper